Upload
truongminh
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
40
BAB 3
SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM
3.1 Sejarah Singkat
Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi
Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk
menetapkan keluarga berencana sebagai program nasional, pemerintah sangat
berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa.
Berdasarkan Instruksi Presiden nomor 26 Tahun 1968 tentang usaha
pembentukan badan yang dapat menghimpun kegiatan keluarga berencana,
Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan surat
keputusan nomor 35/Kpts/Kesra/X/1968 tentang pembentukan Tim yang
mengadakan persiapan bagi pembentukan suatu lembaga keluarga berencana.
Setelah memulai pertemuan oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat dengan
beberapa Menteri serta tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha keluarga
berencana, maka di bentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional ( LKBN )
pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan Surat Keputusan nomor
36/Kpts/Kesra/X/1968 yang berstatus sebagai lembaga semi pemerintah.
Fungsi dari lembaga ini mencakup dua hal :
1. Mengembangkan keluarga berencana.
2. Mengelola segala jenis bantuan.
41
Sedangkan susunan organisasinya terdiri atas :
1. Badan Pertimbangan Keluarga Berancana Nasional (BPKBN).
2. Pimpinan Pelaksanaan Keluarga Berencana dari tingkat Pusat sampai tingkat
II. Dilihat dari stuktur organisasinya, LKBN masih menonjol sifat
kemasyarakatnya, karena saat itu fungsi utamanya adalah untuk
mengembangkan keluarga berencana agar dapat dikenal dan diterima oleh
masyarakat.
Selama periode LKBN ini, proses pengenalan keluarga berencana kepada
masyarakat berlangsung sangat memuaskan sehingga pemerintah berkesimpulan
untuk menerima program keluarga berencana adalah sebagian dari pembangunan
Lima Tahun Pertama. Satu tahun kemudian pemerintah memutuskan untuk
mengambil alih program keluarga berencana menjadi program pemerintah
seutuhnya.
Dengan alasan tersebut, program Keluarga Berencana dijadikan program
nasional. Sedangkan untuk mengelolanya dibentuklah Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional dengan Keputusan Presiden nomor 8 tahun 1970.
Dasar pertimbangan pementukan BKKBN ini adalah :
1. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan lebih
memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang
tersedia.
2. Program perlu digiatkan dengan pengikutsertaan masyarakat maupun
pemerintah secara maksimal.
42
3. Program ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana demi
terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam Keppres nomor 8 tahun 1970 itu disebutkan bahwa penanggung
jawab umum penyelenggaran program keluarga berencana nasional ada di tangan
Presiden dan dilakukan oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat dibantu oleh
Dewan Pembimbing Keluarga Berencana Nasional.
Pada Pelita I (tahun 1969 – 1974) daerah program keluarga berencana
meliputi 6 propinsi yaitu Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur) dan Bali. Keenam propinsi tersebut merupakan perintis
pertama dari program BKKBN. Kemudian secara berangsur - angsur dibentuklah
BKKBN Propinsi, serta BKKBN Kabupaten/Kotamadya.
Penyelenggaraan program di daerah berjalan sangat lancar dan dapat
menggerakkan seluruh potensi daerah. Hal ini adalah berkat kebijaksanaan
BKKBN Pusat, yang menitipkan program nasional ini kepada para Gubernur,
dimana Gubernur dinyatakan sebagai penanggung jawab program. Demikian
pula para Bupati untuk Kabupaten di daerahnya masing-masing. Dengan
demikian secara organisatoris nampak adanya pendelegasian dari pusat ke
daerah-daerah.
Oleh karena itu, dalam menyelenggarakan program daerah, BKKBN
Propinsi maupun BKKBN Kabupaten mendapat dukungan dari semua aparat
pemerintah daerah. Faktor inilah yang merupakan kunci dari keberhasilan
program.
43
3.1.1 Visi dan Misi
3.1.1.1 Visi
Visi dari Program Keluarga Berencana Nasional adalah
“Keluarga Berkualitas 2015”. Visi ini dimaksud untuk mewujudkan
keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.1.1.2 Misi
1. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk membangun
keluarga kecil berkualitas.
2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan,
kemandirian, ketahanan, keluarga dan kualitas pelayanan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
4. Meningkatkan upaya-upaya promosi, perlindungan dan upaya
mewujudkan hak-hak reproduksi.
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan
kesetaraan dan keadilan jender dalam pelaksanaan program KB
nasional.
6. Mempersiapkan pengembangan SDM potensial sejak pembuahan
sampai dengan lanjut usia.
7. Menyediakan data dan informasi keluarga berencana berskala mikro
untuk pengelolaan pembangunan, khususnya menyangkut upaya
pemberdayaan keluarga miskin.
44
3.1.2 Tujuan BKKBN
3.1.2.1 Kuantitatif
1. Program pemberdayaan keluarga
Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan ketahanan
keluarga dengan peningkatan kesadaran dan kemampuan keluarga
serta peningkatan serta perempuan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar seperti kebutuhan rohani, pangan, sandang, papan,
pendidikan, kesejahteraan termasuk KB bagi anggota laki-laki
maupun perempuan.
2. Program kesehatan reproduksi remaja
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku positif remaja dalam kesehatan reproduksi.
3. Program Keluarga Berencana
Program ini dimaksudkan untuk membantu pasangan atau
perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya secara bertanggung
jawab dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.
4. Program penguatan kelembagaan dan jaringan KB
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian
sekaligus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi serta pemberdayaan keluarga, terutama yang
45
diselenggarakan oleh masyarakat dan juga dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu kinerja para petugas lapangan.
3.1.2.2 Kualitatif
1. Semakin mantapnya koordinasi, keterpaduan dan kemitraan antara
pemerintah, masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan KB/KR.
3. Meningkatnya kesadaran tentang kesehatan reproduksi bagi remaja
dan keluarga.
4. Meningkatnya kelangsungan dan kemandirian ber-KB
5. Meningkatkan ketahanan keluarga.
6. Meningkatkan kualitas pengolahan program.
46
3.1.3 Struktur Organisasi BKKBN
INSPEKTORAT UTAMA
SEKRETARIAT UTAMA
INSPEKTORAT PROGRAM
INSPEKTORAT KEUANGAN DAN PERBEKALAN
INSPEKTORAT KETENAGAAN DAN ADMINISTRASI UMUM
BIRO TATA USAHA
BIRO KEPEGAWAIAN
BIRO KEUANGAN DAN PERENCANAAN ANGGARAN
BIRO PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN
BIRO HUKUM, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
DEPUTI BID. KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
DEPUTI BID. KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA
DEPUTI BID.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DEPUTI BID. INFORMASI KELUARGA DAN PEMADUAN KEBIJAKAN PROGRAM
DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK
DIREKTORAT PENINGKATAN DAN PARTISIPASI PRIA
DIREKTORAT ADVOKASI, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
PUSAT PELATIHAN PEGAWAI DAN TENAGA KERJA
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI
DIREKTORAT REMAJA DAN PERLINDUNGAN HAK‐HAK REPRODUKSI
DIREKTORAT INSTITUSI DAN PERAN SERTA
PUSAT PELATIHAN & KERJASAMA INTERNASIONAL KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA & KESEHATAN REPRODUKSI
DIREKTORAT ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM
DIREKTORAT JAMINAN DAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA
PUSAT PELATIHAN GENDER DAN PENINGKATAN KUALITAS PEREMPUAN
DIREKTORAT PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
DIREKTORAT PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KETAHANAN NEGARA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
DIREKTORAT PEMADUAN KEBIJAKAN PROGRAM
DIREKTORAT KELANGSUNGAN HIDUP IBU,BAYI DAN ANAK
DIREKTORAT PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN KELUARGA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGMBANGAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PENINGKATAN KUALITAS PEREMPUAN
KEPMENNEG PP/KA.BKKBN NO. 10/HK.010/B5/2001
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BKKBN
47
3.1.4 Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi
BKKBN
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi
BKKBN
48
3.1.5 Tugas Pokok, Fungsi , dan Kewenangan
3.1.5.1 Tugas dan Fungsi BKKBN
Tugas pokoknya yaitu tugas pemerintahan di bidang keluarga
berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan fungsinya yaitu :
1. Mengkaji dan menyusun kebijakan di bidang keluarga berencana
dan keluarga sejahtera.
2. Mengkoordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BKKBN.
3. Membina kegiatan instalasi pemerintah, swasta, lembaga, social
di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata
laksana, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan, dan rumah
tangga.
3.1.5.2 Kewenangan BKKBN
Kewenangan yang dimiliki yaitu :
1. Menyusun rencana nasional makro dibidangnya.
2. Merumuskan kebijakan dibidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro.
3. Merumuskan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan
penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak.
49
4. Menetapkan sistem informasi dibidangnya.
5. Kewenangan lainnya yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu :
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan tertentu dibidang
keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
b. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.
3.1.5.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Kepala BKKBN
Kepala BKKBN memiliki tugas, fungsi dan kewenangan
sebagai berikut :
1. Memimpin BKKBN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
2. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai
dengan tugas BKKBN.
3. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BKKBN yang
menjadi tanggung jawabnya.
4. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi dan
organisasi lainnya.
3.1.5.4 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Sekretariat Utama BKKBN
Sekretariat Utama BKKBN memiliki tugas untuk
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap
program dan administrasi serta sumber daya di lingkungan BKKBN.
50
Sedangkan fungsi dan kewenangannya adalah :
1. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan intregasi kegiatan di lingkungan
BKKBN.
2. Pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis
BKKBN.
3. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan
tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,
perlengkapan, dan rumah tangga BKKBN.
4. Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang – undangan yang
berkaitan dengan tugas BKKBN.
5. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BKKBN.
3.1.5.5 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Inspektorat Utama BKKBN
Inspektorat Utama BKKBN mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan fungsional di lingkungan BKKBN. Inspektorat Utama
dipimpin oleh seorang Inspektur Utama.
Fungsi dan kewenangan Inspektorat Utama adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan
di bidang pengawasan fungsional.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengawasan
fungsional.
3. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan
51
3.1.5.6 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. KB dan
Kesehatan Reproduksi
Deputi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi.
Sedangkan fungsi dan kewenangannya adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang keluarga berencana nasional dan kesehatan
reproduksi.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang keluarga berencana
nasional dan kesehatan reproduksi.
3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh
Kepala BKKBN.
3.1.5.7 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang keluarga
sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan di
bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga.
52
3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan yang di tetapkan oleh Kepala
BKKBN.
3.1.5.8 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Pelatihan dan
Pengembangan
Deputi bidang Pelatihan dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan perumusan kebijakan di bidang pelatihan dan
pengembangan.
Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan di lingkungan BKKBN.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan di lingkungan BKKBN.
3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Kepala BKKBN.
3.1.5.9 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Informasi
Keluarga dan Pemaduan Kebijakan Program
Deputi bidang Informasi Keluarga dan Pemaduan Kebijakan
program mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang
informasi keluarga dan pemaduan kebijakan program keluarga berencana
nasional dan pembangunan keluarga sejahtera.
Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :
53
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang informasi keluarga dan pemaduan kebijakan
program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga
sejahtera.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang informasi keluarga
dan pemaduan kebijakan program keluarga berencana nasional dan
pembangunan keluarga sejahtera.
3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh
Kepala BKKBN.
3.1.5.10 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Direktorat Pengolahan dan
Teknologi Informasi
Tugas Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi adalah
melaksanakan pengolahan data dan pengembangan teknologi informasi
program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga
sejahtera.
Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengolahan data terpadu program keluarga berencana
nasional dan pengembangan keluarga sejahtera.
2. Melaksanakan pengembangan sistem, program aplikasi dan
infrastruktur teknologi informasi pengolahan dan komunikasi data.
3. Melaksanakan pengolahan dan pengendalian infrastruktur teknologi
informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera.
54
3.2 Analisis Sistem yang Berjalan
3.2.1 Topologi Jaringan
Topologi jaringan di BKKBN mengunakan Hierarchical network
design dimana setiap lapisan menyediakan fungsi – fungsi tertentu yang
mendefinisikan perannya dalam jaringan secara keseluruhan. Dengan
memisahkan berbagai fungsi yang ada di dalam sebuah jaringan, desain
jaringan menjadi modular, memfasilitasi skalabilitas dan kinerja. bentuk
Hierarchical network design terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut:
• Access layer
Pada lapisan ini interface nya harus end device, seperti PC, printer,
dan IP telepon, untuk menyediakan akses ke seluruh jaringan. Access
layer dapat termasuk router, switch, bridge, hub, dan wireless access
point (AP). Tujuan utama dari access layer adalah untuk
menghubungkan device ke jaringan dan pengendalian device mana
saja diperbolehkan untuk berkomunikasi di dalam jaringan.
• Distribution layer
Distribution layer bertugas untuk mengagregat data yang diterima
dari access layer switch sebelum dikirim ke core layer untuk di
routing ke tujuan akhir. Distribution layer mengontrol arus lalu
lintas jaringan dengan menggunakan kebijakan dan domain
broadcast dengan melakukan fungsi-fungsi routing antara virtual
55
LAN (VLAN) yang didefinisikan pada access layer. VLAN
memungkinkan untuk membagi lalu lintas pada sebuah switch
menjadi beberapa subnetwork.
• Core layer
Core layer adalah backbone dari internetwork. Core layer penting
untuk menjaga keterkaitan antara distribution layer, core layer juga
dapat terhubung ke Internet. Core layer membagi lalu lintas dari
semua distribution layer sehingga dapat meneruskan data dalam
jumlah besar dengan cepat.
Berikut ini adalah gambaran umum topologi jaringan BKKBN yang
sedang berjalan saat ini :
56
57
Gambar 3.4 Topologi Jaringan Gedung Halim 2 BKKBN Pusat
Pada jaringan gedung halim 2 di bagi dalam 4 lantai yang terdiri
dari lantai dasar, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3. Setiap lantai terdiri dari
beberapa switch yang pembagiannya adalah sebagai berikut :
• Pada lantai dasar terdapat 7 akses layer switch dengan menggunakan
switch CISCO catalyst 3560 dan satu buah wireless yang terhubung ke
distribution CISCO catalyst 5500. Semua komputer yang berada di
58
lantai dasar terhubung melalui router tersebut dan tamu yang datang
dapat mengakses internet melalui wireless yang sudah ada. Pada lantai
dasar juga terdapat 8 server yang tehubung ke DMZ switch yang
terhubung ke firewall BKKBN dan terdapat 1 core layer switch yang
menghubung ke gedung halim 1. Dan terdapat 2 buah router yang satu
terhubung ke jaringan WAN BKKBN sedangkan router yang satu lagi
menghubungkan ke jaringan ISP TELKOM.
• Pada lantai 1 terdapat 2 buah switch CISCO catalyst 2950, 2 buah
switch CISCO catalyst 3560 dan 1 buah wireless BKKBN yang
terhubung ke distribution layer CISCO 5500.
• Pada lantai 1 terdapat 2 buah switch CISCO catalyst 2950, 2 buah
switch CISCO catalyst 3560 dan 1 buah wireless BKKBN yang
terhubung ke distribution layer CISCO 5500.
• Pada lantai 2 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 2950, 5 buah
switch CISCO catalyst 3560 dan 3 buah wireless BKKBN yang
terhubung ke distribution layer CISCO 5500.
• Pada lantai 3 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 2950 dan 1buah
switch CISCO catalyst 3560.
59
Gambar 3.5 Topologi Jaringan Gedung Halim 1 di BKKBN Pusat
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
Lantai Dasar
Gedung Halim 1
Gedung halim 1
Gedung halim 1
60
Pada gedung Halim 1 terdiri dari 4 lantai sama seperti pada
gedung Halim 2. Pada lantai dasar terdapat 1 buah switch CISCO catalyst
3560 dan 1 buah wireless. Pada lantai 1 terdapat 1 buah switch CISCO
catalyst 3560 dan 1 buah wireless yang terhubung ke distribution layer
CISCO 5500. Pada lantai 2 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 3560
yang terhubung ke distribution layer CISCO 5500. Sedangkan pada lantai
3 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 3560, juga terdapat 2 buah
distribution layer CISCO 5500 dan CISCO 4507. 2 buah distribution
layer tersebut yang menghubungkan jaringan gedung Halim 1 ke gedung
Halim 2.
3.2.2 Analisa Permasalahan
BKKBN sebagai badan pemerintah yang bergerak di bidang
keluarga berencana memiliki perwakilan di setiap provinsi di seluruh
Indonesia yang saling terhubung. Kebutuhan koneksi jaringan BKKBN
pusat dengan BKKBN perwakilan daerah tersebut diperlukan dalam
proses pertukaran data update penduduk yang telah mengikuti program
keluarga berencanadalam rangka mensukseskan program pemerintah
untuk menghambat pergerakan jumlah penduduk. Dengan kebutuhan
pertukaran data tersebut sehingga dibutuhkan suatu teknologi jaringan
yang handal untuk proses pemilihan saluran data trafik untuk
menyeimbangkan beban trafik berbagai jalur dan titik di dalam jaringan.
Tujuan akhirnya adalah untuk memungkinkan operasional jaringan yang
61
handal dengan mengoptimalkan penggunaan resource dan performa trafik
di dalam jaringan BKKBN.
3.2.3 Analisa Bandwidth Internet
Berdasarkan data pengunaan harian dan mingguan yang didapat
dari jaringan BKKBN menggunakan network monitoring tool yaitu
IPCop. Traffic jalur internet yang diambil dan ditampilkan oleh IPCop
yaitu berupa daily graph dan week graph. IPCop merupakan salah satu
dari sekian banyak network monitoring sistem open source yang
digunakan untuk memonitor jaringan network ataupun sistem dan solusi
pembuatan grafik network yang lengkap. IPCop menyediakan
pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan
multiple data, dan fitur pengelolaan user di mana dengan menggunakan
IPCop kita dapat mengatur penggunaan bandwidth in dan out nya.
Dengan menggunakan IPCop penulis akan melakukan monitoring
internal tentang bandwidth yang di gunakan di jaringan BKKBN yang
berupa jaringan LAN, WAN, dan DMZ nya.
Pada grafik , warna hijau menunjukan incoming traffic dan warna biru
menunjukan outgoing traffic. Untuk grafik bagian horizontal menunjukan
waktu yang diambil dengan interval 2 jam, dan untuk bagian vertikal
menunjukan besarnya penggunaan bandwidth dengan interval bit per
detik.
62
Berikut ini adalah hasil monitoring yang penulis lakukan pada
jaringan BKKBN :
Gambar 3.6 Grafik Jaringan LAN Daily dan Weekly di BKKBN
Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata
penggunaan bandwidth in harian pada jaringan LAN BKKBN adalah
6.020 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out LAN hariannya adalah
16.202 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in LAN mingguan
adalah 4.147 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth out
LAN mingguannya adalah 12.526 kBps.
63
Gambar 3.7 Grafik jaringan DMZ Daily dan Weekly di BKKBN
Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata
penggunaan bandwidth in harian pada jaringan DMZ BKKBN adalah
13.124 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out DMZ hariannya adalah
3.087 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in DMZ mingguan
adalah 8.430 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth out
DMZ mingguannya adalah 2.376 kBps.
64
Gambar 3.8 Grafik Jaringan WAN Daily dan Weekly di BKKBN
Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata
penggunaan bandwidth in harian pada jaringan WAN BKKBN adalah
12.219 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out WAN hariannya adalah
14.295 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in WAN mingguan
adalah 10.016 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth
out WAN mingguannya adalah 9.485 kBps.
Perhitungan utilisasi dapat dilakukan dengan cara mengambil
rata-rata incoming dan outgoing traffic yang ada dalam pengambilan data
IPCop. Dari pengambilan data melalui IPCop didapatkan bahwa
penggunaan bandwidth di jaringan BKKBN masih kurang optimal.
65
3.2.4 Usulan Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis jaringan di atas, terlihat bahwa BKKBN
memerlukan solusi untuk pemecahan masalah komunikasi data antara
kantor pusat dengan Provinsi. Dengan solusi berikut ini di harapkan dapat
mengatasi permasalahan yang ada di dalam jaringan BKKBN tersebut.
Sehubungan dengan permasalahan di atas diusulkan untuk menggunakan
teknologi MPLS dan QoS dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik tidak kalah
dengan keamanan pada jaringan Frame Relay, ATM. Bagi klien yang
sangat mengutamakan keamanan (misalnya perbankan), tingkat
keamanan MPLS malah masih dapat ditingkatkan lagi melalui
penggabungan MPLS dengan IPSec.
2. Fleksibel karena seluruh klien dapat menggunakan perangkat dan
konfigurasi software sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan
premium (seperti VoIP, internet, intranet, extranet, VPN Dial dan
lain-lain). Semua layanan bisa diaktifkan hanya dengan perubahan
parameter dikonfigurasi softwarenya.
3. Tidak membutuhkan perangkat tambahan (seperti halnya IPSec via
Internet) di sisi pelanggan – enkapsulation MPLS terjadi di dalam
jaringan penyelenggara.
66
4. MPLS memiliki kinerja yang baik dengan biaya investasi yang tidak
terlalu mahal.
5. MPLS dapat menyatukan jaringan antara kantor pusat dengan
Provinsi menjadi satu WAN.
3.2.5 Rancangan Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan usulan pemecahan masalah diatas maka penulis
melakukan perancangan topologi jaringan berbasis MPLS pada jaringan
BKKBN. Perancangan topologi jaringan berbasis MPLS yang dilakukan
meliputi kantor pusat BKKBN, kantor provinsi BKKBN, serta kantor
kabupaten BKKBN.
Berikut ini adalah rancangan topologi secara keseluruhan
jaringan berbasis MPLS pada BKKBN :
Gambar 3.9 Rancangan Topologi Jaringan Berbasis MPLS Pada Jaringan
BKKBN
67
68
Dalam perancangan topologi jaringan kantor pusat BKKBN,
kami menambahkan sebuah router yang terhubung ke MPLS ISP. Router
tersebut berfungsi sebagai LER untuk terhubung ke LSR ISP.
Gambar 3.11 Rancangan Topologi Jaringan BKKBN Provinsi Berbasis MPLS
Gambar 3.12 Rancangan Topologi Jaringan BKKBN Kabupaten Berbasis MPLS