29
40 BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah Singkat Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk menetapkan keluarga berencana sebagai program nasional, pemerintah sangat berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. Berdasarkan Instruksi Presiden nomor 26 Tahun 1968 tentang usaha pembentukan badan yang dapat menghimpun kegiatan keluarga berencana, Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan surat keputusan nomor 35/Kpts/Kesra/X/1968 tentang pembentukan Tim yang mengadakan persiapan bagi pembentukan suatu lembaga keluarga berencana. Setelah memulai pertemuan oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat dengan beberapa Menteri serta tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha keluarga berencana, maka di bentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional ( LKBN ) pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan Surat Keputusan nomor 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang berstatus sebagai lembaga semi pemerintah. Fungsi dari lembaga ini mencakup dua hal : 1. Mengembangkan keluarga berencana. 2. Mengelola segala jenis bantuan.

BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

40

BAB 3

SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM

3.1 Sejarah Singkat

Pada Tahun 1976 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi

Pemimpin-pemimpin Dunia tentang kependudukan. Walaupun demikian untuk

menetapkan keluarga berencana sebagai program nasional, pemerintah sangat

berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa.

Berdasarkan Instruksi Presiden nomor 26 Tahun 1968 tentang usaha

pembentukan badan yang dapat menghimpun kegiatan keluarga berencana,

Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan surat

keputusan nomor 35/Kpts/Kesra/X/1968 tentang pembentukan Tim yang

mengadakan persiapan bagi pembentukan suatu lembaga keluarga berencana.

Setelah memulai pertemuan oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat dengan

beberapa Menteri serta tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha keluarga

berencana, maka di bentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional ( LKBN )

pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan Surat Keputusan nomor

36/Kpts/Kesra/X/1968 yang berstatus sebagai lembaga semi pemerintah.

Fungsi dari lembaga ini mencakup dua hal :

1. Mengembangkan keluarga berencana.

2. Mengelola segala jenis bantuan.

Page 2: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

41

Sedangkan susunan organisasinya terdiri atas :

1. Badan Pertimbangan Keluarga Berancana Nasional (BPKBN).

2. Pimpinan Pelaksanaan Keluarga Berencana dari tingkat Pusat sampai tingkat

II. Dilihat dari stuktur organisasinya, LKBN masih menonjol sifat

kemasyarakatnya, karena saat itu fungsi utamanya adalah untuk

mengembangkan keluarga berencana agar dapat dikenal dan diterima oleh

masyarakat.

Selama periode LKBN ini, proses pengenalan keluarga berencana kepada

masyarakat berlangsung sangat memuaskan sehingga pemerintah berkesimpulan

untuk menerima program keluarga berencana adalah sebagian dari pembangunan

Lima Tahun Pertama. Satu tahun kemudian pemerintah memutuskan untuk

mengambil alih program keluarga berencana menjadi program pemerintah

seutuhnya.

Dengan alasan tersebut, program Keluarga Berencana dijadikan program

nasional. Sedangkan untuk mengelolanya dibentuklah Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional dengan Keputusan Presiden nomor 8 tahun 1970.

Dasar pertimbangan pementukan BKKBN ini adalah :

1. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan lebih

memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang

tersedia.

2. Program perlu digiatkan dengan pengikutsertaan masyarakat maupun

pemerintah secara maksimal.

Page 3: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

42

3. Program ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana demi

terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Dalam Keppres nomor 8 tahun 1970 itu disebutkan bahwa penanggung

jawab umum penyelenggaran program keluarga berencana nasional ada di tangan

Presiden dan dilakukan oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat dibantu oleh

Dewan Pembimbing Keluarga Berencana Nasional.

Pada Pelita I (tahun 1969 – 1974) daerah program keluarga berencana

meliputi 6 propinsi yaitu Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Jawa Timur) dan Bali. Keenam propinsi tersebut merupakan perintis

pertama dari program BKKBN. Kemudian secara berangsur - angsur dibentuklah

BKKBN Propinsi, serta BKKBN Kabupaten/Kotamadya.

Penyelenggaraan program di daerah berjalan sangat lancar dan dapat

menggerakkan seluruh potensi daerah. Hal ini adalah berkat kebijaksanaan

BKKBN Pusat, yang menitipkan program nasional ini kepada para Gubernur,

dimana Gubernur dinyatakan sebagai penanggung jawab program. Demikian

pula para Bupati untuk Kabupaten di daerahnya masing-masing. Dengan

demikian secara organisatoris nampak adanya pendelegasian dari pusat ke

daerah-daerah.

Oleh karena itu, dalam menyelenggarakan program daerah, BKKBN

Propinsi maupun BKKBN Kabupaten mendapat dukungan dari semua aparat

pemerintah daerah. Faktor inilah yang merupakan kunci dari keberhasilan

program.

Page 4: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

43

3.1.1 Visi dan Misi

3.1.1.1 Visi

Visi dari Program Keluarga Berencana Nasional adalah

“Keluarga Berkualitas 2015”. Visi ini dimaksud untuk mewujudkan

keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3.1.1.2 Misi

1. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk membangun

keluarga kecil berkualitas.

2. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan,

kemandirian, ketahanan, keluarga dan kualitas pelayanan.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

4. Meningkatkan upaya-upaya promosi, perlindungan dan upaya

mewujudkan hak-hak reproduksi.

5. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan

kesetaraan dan keadilan jender dalam pelaksanaan program KB

nasional.

6. Mempersiapkan pengembangan SDM potensial sejak pembuahan

sampai dengan lanjut usia.

7. Menyediakan data dan informasi keluarga berencana berskala mikro

untuk pengelolaan pembangunan, khususnya menyangkut upaya

pemberdayaan keluarga miskin.

Page 5: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

44

3.1.2 Tujuan BKKBN

3.1.2.1 Kuantitatif

1. Program pemberdayaan keluarga

Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan ketahanan

keluarga dengan peningkatan kesadaran dan kemampuan keluarga

serta peningkatan serta perempuan dalam upaya pemenuhan

kebutuhan dasar seperti kebutuhan rohani, pangan, sandang, papan,

pendidikan, kesejahteraan termasuk KB bagi anggota laki-laki

maupun perempuan.

2. Program kesehatan reproduksi remaja

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

perilaku positif remaja dalam kesehatan reproduksi.

3. Program Keluarga Berencana

Program ini dimaksudkan untuk membantu pasangan atau

perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya secara bertanggung

jawab dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.

4. Program penguatan kelembagaan dan jaringan KB

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian

sekaligus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan KB dan

kesehatan reproduksi serta pemberdayaan keluarga, terutama yang

Page 6: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

45

diselenggarakan oleh masyarakat dan juga dimaksudkan untuk

meningkatkan mutu kinerja para petugas lapangan.

3.1.2.2 Kualitatif

1. Semakin mantapnya koordinasi, keterpaduan dan kemitraan antara

pemerintah, masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas dan pemerataan pelayanan KB/KR.

3. Meningkatnya kesadaran tentang kesehatan reproduksi bagi remaja

dan keluarga.

4. Meningkatnya kelangsungan dan kemandirian ber-KB

5. Meningkatkan ketahanan keluarga.

6. Meningkatkan kualitas pengolahan program.

Page 7: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

46

3.1.3 Struktur Organisasi BKKBN

 

 

INSPEKTORAT UTAMA 

SEKRETARIAT UTAMA 

INSPEKTORAT PROGRAM

INSPEKTORAT KEUANGAN DAN PERBEKALAN 

INSPEKTORAT KETENAGAAN DAN ADMINISTRASI UMUM 

BIRO TATA USAHA

BIRO KEPEGAWAIAN

BIRO KEUANGAN DAN PERENCANAAN ANGGARAN

BIRO PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN

BIRO HUKUM, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

DEPUTI BID. KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI 

DEPUTI BID. KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA 

DEPUTI BID.  

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN 

DEPUTI BID. INFORMASI KELUARGA DAN PEMADUAN KEBIJAKAN PROGRAM 

DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK 

DIREKTORAT PENINGKATAN DAN PARTISIPASI PRIA 

DIREKTORAT ADVOKASI, KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI 

PUSAT PELATIHAN PEGAWAI DAN TENAGA KERJA 

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI 

DIREKTORAT REMAJA DAN PERLINDUNGAN HAK‐HAK REPRODUKSI 

DIREKTORAT INSTITUSI DAN PERAN SERTA 

PUSAT PELATIHAN & KERJASAMA INTERNASIONAL KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA & KESEHATAN REPRODUKSI 

DIREKTORAT ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM 

DIREKTORAT JAMINAN DAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA 

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA 

PUSAT PELATIHAN GENDER DAN PENINGKATAN KUALITAS PEREMPUAN 

DIREKTORAT PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI 

DIREKTORAT PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI

DIREKTORAT PENGEMBANGAN KETAHANAN NEGARA 

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI 

DIREKTORAT PEMADUAN KEBIJAKAN PROGRAM 

DIREKTORAT KELANGSUNGAN HIDUP IBU,BAYI DAN ANAK 

DIREKTORAT PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN KELUARGA 

PUSAT PENELITIAN DAN PENGMBANGAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PENINGKATAN KUALITAS PEREMPUAN 

 

KEPMENNEG PP/KA.BKKBN NO. 10/HK.010/B5/2001 

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BKKBN

Page 8: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

47

3.1.4 Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi

BKKBN

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi

BKKBN

Page 9: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

48

3.1.5 Tugas Pokok, Fungsi , dan Kewenangan

3.1.5.1 Tugas dan Fungsi BKKBN

Tugas pokoknya yaitu tugas pemerintahan di bidang keluarga

berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan fungsinya yaitu :

1. Mengkaji dan menyusun kebijakan di bidang keluarga berencana

dan keluarga sejahtera.

2. Mengkoordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas

BKKBN.

3. Membina kegiatan instalasi pemerintah, swasta, lembaga, social

di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

4. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum

di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata

laksana, kepegawaian, kearsipan, perlengkapan, dan rumah

tangga.

3.1.5.2 Kewenangan BKKBN

Kewenangan yang dimiliki yaitu :

1. Menyusun rencana nasional makro dibidangnya.

2. Merumuskan kebijakan dibidangnya untuk mendukung

pembangunan secara makro.

3. Merumuskan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan

penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak.

Page 10: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

49

4. Menetapkan sistem informasi dibidangnya.

5. Kewenangan lainnya yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yaitu :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan tertentu dibidang

keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

b. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.

3.1.5.3 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Kepala BKKBN

Kepala BKKBN memiliki tugas, fungsi dan kewenangan

sebagai berikut :

1. Memimpin BKKBN sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang – undangan yang berlaku.

2. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai

dengan tugas BKKBN.

3. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BKKBN yang

menjadi tanggung jawabnya.

4. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi dan

organisasi lainnya.

3.1.5.4 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Sekretariat Utama BKKBN

Sekretariat Utama BKKBN memiliki tugas untuk

mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap

program dan administrasi serta sumber daya di lingkungan BKKBN.

Page 11: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

50

Sedangkan fungsi dan kewenangannya adalah :

1. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan intregasi kegiatan di lingkungan

BKKBN.

2. Pengkoordinasian, perencanaan dan perumusan kebijakan teknis

BKKBN.

3. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan

tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian,

perlengkapan, dan rumah tangga BKKBN.

4. Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang – undangan yang

berkaitan dengan tugas BKKBN.

5. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BKKBN.

3.1.5.5 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Inspektorat Utama BKKBN

Inspektorat Utama BKKBN mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan fungsional di lingkungan BKKBN. Inspektorat Utama

dipimpin oleh seorang Inspektur Utama.

Fungsi dan kewenangan Inspektorat Utama adalah sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan

di bidang pengawasan fungsional.

2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengawasan

fungsional.

3. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan

Page 12: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

51

3.1.5.6 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. KB dan

Kesehatan Reproduksi

Deputi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi.

Sedangkan fungsi dan kewenangannya adalah sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan

pembinaan di bidang keluarga berencana nasional dan kesehatan

reproduksi.

2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang keluarga berencana

nasional dan kesehatan reproduksi.

3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh

Kepala BKKBN.

3.1.5.7 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Keluarga

Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang keluarga

sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan di

bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang keluarga sejahtera

dan pemberdayaan keluarga.

Page 13: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

52

3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan yang di tetapkan oleh Kepala

BKKBN.

3.1.5.8 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Pelatihan dan

Pengembangan

Deputi bidang Pelatihan dan Pengembangan mempunyai tugas

melaksanakan perumusan kebijakan di bidang pelatihan dan

pengembangan.

Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan

pembinaan di bidang pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan di lingkungan BKKBN.

2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pendidikan dan

pelatihan, penelitian dan pengembangan di lingkungan BKKBN.

3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Kepala BKKBN.

3.1.5.9 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi bid. Informasi

Keluarga dan Pemaduan Kebijakan Program

Deputi bidang Informasi Keluarga dan Pemaduan Kebijakan

program mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan di bidang

informasi keluarga dan pemaduan kebijakan program keluarga berencana

nasional dan pembangunan keluarga sejahtera.

Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :

Page 14: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

53

1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan

pembinaan di bidang informasi keluarga dan pemaduan kebijakan

program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga

sejahtera.

2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang informasi keluarga

dan pemaduan kebijakan program keluarga berencana nasional dan

pembangunan keluarga sejahtera.

3. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh

Kepala BKKBN.

3.1.5.10 Tugas, Fungsi dan Kewenangan Direktorat Pengolahan dan

Teknologi Informasi

Tugas Direktorat Pengolahan dan Teknologi Informasi adalah

melaksanakan pengolahan data dan pengembangan teknologi informasi

program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga

sejahtera.

Sedangkan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengolahan data terpadu program keluarga berencana

nasional dan pengembangan keluarga sejahtera.

2. Melaksanakan pengembangan sistem, program aplikasi dan

infrastruktur teknologi informasi pengolahan dan komunikasi data.

3. Melaksanakan pengolahan dan pengendalian infrastruktur teknologi

informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera.

Page 15: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

54

3.2 Analisis Sistem yang Berjalan

3.2.1 Topologi Jaringan

Topologi jaringan di BKKBN mengunakan Hierarchical network

design dimana setiap lapisan menyediakan fungsi – fungsi tertentu yang

mendefinisikan perannya dalam jaringan secara keseluruhan. Dengan

memisahkan berbagai fungsi yang ada di dalam sebuah jaringan, desain

jaringan menjadi modular, memfasilitasi skalabilitas dan kinerja. bentuk

Hierarchical network design terdiri dari tiga lapisan sebagai berikut:

• Access layer

Pada lapisan ini interface nya harus end device, seperti PC, printer,

dan IP telepon, untuk menyediakan akses ke seluruh jaringan. Access

layer dapat termasuk router, switch, bridge, hub, dan wireless access

point (AP). Tujuan utama dari access layer adalah untuk

menghubungkan device ke jaringan dan pengendalian device mana

saja diperbolehkan untuk berkomunikasi di dalam jaringan.

• Distribution layer

Distribution layer bertugas untuk mengagregat data yang diterima

dari access layer switch sebelum dikirim ke core layer untuk di

routing ke tujuan akhir. Distribution layer mengontrol arus lalu

lintas jaringan dengan menggunakan kebijakan dan domain

broadcast dengan melakukan fungsi-fungsi routing antara virtual

Page 16: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

55

LAN (VLAN) yang didefinisikan pada access layer. VLAN

memungkinkan untuk membagi lalu lintas pada sebuah switch

menjadi beberapa subnetwork.

• Core layer

Core layer adalah backbone dari internetwork. Core layer penting

untuk menjaga keterkaitan antara distribution layer, core layer juga

dapat terhubung ke Internet. Core layer membagi lalu lintas dari

semua distribution layer sehingga dapat meneruskan data dalam

jumlah besar dengan cepat.

Berikut ini adalah gambaran umum topologi jaringan BKKBN yang

sedang berjalan saat ini :

Page 17: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

56

Page 18: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

57

Gambar 3.4 Topologi Jaringan Gedung Halim 2 BKKBN Pusat

Pada jaringan gedung halim 2 di bagi dalam 4 lantai yang terdiri

dari lantai dasar, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3. Setiap lantai terdiri dari

beberapa switch yang pembagiannya adalah sebagai berikut :

• Pada lantai dasar terdapat 7 akses layer switch dengan menggunakan

switch CISCO catalyst 3560 dan satu buah wireless yang terhubung ke

distribution CISCO catalyst 5500. Semua komputer yang berada di

Page 19: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

58

lantai dasar terhubung melalui router tersebut dan tamu yang datang

dapat mengakses internet melalui wireless yang sudah ada. Pada lantai

dasar juga terdapat 8 server yang tehubung ke DMZ switch yang

terhubung ke firewall BKKBN dan terdapat 1 core layer switch yang

menghubung ke gedung halim 1. Dan terdapat 2 buah router yang satu

terhubung ke jaringan WAN BKKBN sedangkan router yang satu lagi

menghubungkan ke jaringan ISP TELKOM.

• Pada lantai 1 terdapat 2 buah switch CISCO catalyst 2950, 2 buah

switch CISCO catalyst 3560 dan 1 buah wireless BKKBN yang

terhubung ke distribution layer CISCO 5500.

• Pada lantai 1 terdapat 2 buah switch CISCO catalyst 2950, 2 buah

switch CISCO catalyst 3560 dan 1 buah wireless BKKBN yang

terhubung ke distribution layer CISCO 5500.

• Pada lantai 2 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 2950, 5 buah

switch CISCO catalyst 3560 dan 3 buah wireless BKKBN yang

terhubung ke distribution layer CISCO 5500.

• Pada lantai 3 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 2950 dan 1buah

switch CISCO catalyst 3560.

Page 20: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

59

Gambar 3.5 Topologi Jaringan Gedung Halim 1 di BKKBN Pusat

Lantai 3

Lantai 2

Lantai 1

Lantai Dasar

Gedung Halim 1

Gedung halim 1

Gedung halim 1

Page 21: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

60

Pada gedung Halim 1 terdiri dari 4 lantai sama seperti pada

gedung Halim 2. Pada lantai dasar terdapat 1 buah switch CISCO catalyst

3560 dan 1 buah wireless. Pada lantai 1 terdapat 1 buah switch CISCO

catalyst 3560 dan 1 buah wireless yang terhubung ke distribution layer

CISCO 5500. Pada lantai 2 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 3560

yang terhubung ke distribution layer CISCO 5500. Sedangkan pada lantai

3 terdapat 1 buah switch CISCO catalyst 3560, juga terdapat 2 buah

distribution layer CISCO 5500 dan CISCO 4507. 2 buah distribution

layer tersebut yang menghubungkan jaringan gedung Halim 1 ke gedung

Halim 2.

3.2.2 Analisa Permasalahan

BKKBN sebagai badan pemerintah yang bergerak di bidang

keluarga berencana memiliki perwakilan di setiap provinsi di seluruh

Indonesia yang saling terhubung. Kebutuhan koneksi jaringan BKKBN

pusat dengan BKKBN perwakilan daerah tersebut diperlukan dalam

proses pertukaran data update penduduk yang telah mengikuti program

keluarga berencanadalam rangka mensukseskan program pemerintah

untuk menghambat pergerakan jumlah penduduk. Dengan kebutuhan

pertukaran data tersebut sehingga dibutuhkan suatu teknologi jaringan

yang handal untuk proses pemilihan saluran data trafik untuk

menyeimbangkan beban trafik berbagai jalur dan titik di dalam jaringan.

Tujuan akhirnya adalah untuk memungkinkan operasional jaringan yang

Page 22: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

61

handal dengan mengoptimalkan penggunaan resource dan performa trafik

di dalam jaringan BKKBN.

3.2.3 Analisa Bandwidth Internet

Berdasarkan data pengunaan harian dan mingguan yang didapat

dari jaringan BKKBN menggunakan network monitoring tool yaitu

IPCop. Traffic jalur internet yang diambil dan ditampilkan oleh IPCop

yaitu berupa daily graph dan week graph. IPCop merupakan salah satu

dari sekian banyak network monitoring sistem open source yang

digunakan untuk memonitor jaringan network ataupun sistem dan solusi

pembuatan grafik network yang lengkap. IPCop menyediakan

pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan

multiple data, dan fitur pengelolaan user di mana dengan menggunakan

IPCop kita dapat mengatur penggunaan bandwidth in dan out nya.

Dengan menggunakan IPCop penulis akan melakukan monitoring

internal tentang bandwidth yang di gunakan di jaringan BKKBN yang

berupa jaringan LAN, WAN, dan DMZ nya.

Pada grafik , warna hijau menunjukan incoming traffic dan warna biru

menunjukan outgoing traffic. Untuk grafik bagian horizontal menunjukan

waktu yang diambil dengan interval 2 jam, dan untuk bagian vertikal

menunjukan besarnya penggunaan bandwidth dengan interval bit per

detik.

Page 23: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

62

Berikut ini adalah hasil monitoring yang penulis lakukan pada

jaringan BKKBN :

Gambar 3.6 Grafik Jaringan LAN Daily dan Weekly di BKKBN

Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata

penggunaan bandwidth in harian pada jaringan LAN BKKBN adalah

6.020 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out LAN hariannya adalah

16.202 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in LAN mingguan

adalah 4.147 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth out

LAN mingguannya adalah 12.526 kBps.

Page 24: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

63

Gambar 3.7 Grafik jaringan DMZ Daily dan Weekly di BKKBN

Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata

penggunaan bandwidth in harian pada jaringan DMZ BKKBN adalah

13.124 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out DMZ hariannya adalah

3.087 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in DMZ mingguan

adalah 8.430 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth out

DMZ mingguannya adalah 2.376 kBps.

Page 25: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

64

Gambar 3.8 Grafik Jaringan WAN Daily dan Weekly di BKKBN

Dari grafik gambar di atas didapatkan bahwa rata-rata

penggunaan bandwidth in harian pada jaringan WAN BKKBN adalah

12.219 kBps, sedangkan rata-rata bandwidth out WAN hariannya adalah

14.295 kBps. Untuk rata-rata penggunaan bandwidth in WAN mingguan

adalah 10.016 kBps, sedangkan rata-rata untuk penggunaan bandwidth

out WAN mingguannya adalah 9.485 kBps.

Perhitungan utilisasi dapat dilakukan dengan cara mengambil

rata-rata incoming dan outgoing traffic yang ada dalam pengambilan data

IPCop. Dari pengambilan data melalui IPCop didapatkan bahwa

penggunaan bandwidth di jaringan BKKBN masih kurang optimal.

Page 26: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

65

3.2.4 Usulan Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis jaringan di atas, terlihat bahwa BKKBN

memerlukan solusi untuk pemecahan masalah komunikasi data antara

kantor pusat dengan Provinsi. Dengan solusi berikut ini di harapkan dapat

mengatasi permasalahan yang ada di dalam jaringan BKKBN tersebut.

Sehubungan dengan permasalahan di atas diusulkan untuk menggunakan

teknologi MPLS dan QoS dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik tidak kalah

dengan keamanan pada jaringan Frame Relay, ATM. Bagi klien yang

sangat mengutamakan keamanan (misalnya perbankan), tingkat

keamanan MPLS malah masih dapat ditingkatkan lagi melalui

penggabungan MPLS dengan IPSec.

2. Fleksibel karena seluruh klien dapat menggunakan perangkat dan

konfigurasi software sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan

premium (seperti VoIP, internet, intranet, extranet, VPN Dial dan

lain-lain). Semua layanan bisa diaktifkan hanya dengan perubahan

parameter dikonfigurasi softwarenya.

3. Tidak membutuhkan perangkat tambahan (seperti halnya IPSec via

Internet) di sisi pelanggan – enkapsulation MPLS terjadi di dalam

jaringan penyelenggara.

Page 27: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

66

4. MPLS memiliki kinerja yang baik dengan biaya investasi yang tidak

terlalu mahal.

5. MPLS dapat menyatukan jaringan antara kantor pusat dengan

Provinsi menjadi satu WAN.

3.2.5 Rancangan Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan usulan pemecahan masalah diatas maka penulis

melakukan perancangan topologi jaringan berbasis MPLS pada jaringan

BKKBN. Perancangan topologi jaringan berbasis MPLS yang dilakukan

meliputi kantor pusat BKKBN, kantor provinsi BKKBN, serta kantor

kabupaten BKKBN.

Berikut ini adalah rancangan topologi secara keseluruhan

jaringan berbasis MPLS pada BKKBN :

Gambar 3.9 Rancangan Topologi Jaringan Berbasis MPLS Pada Jaringan

BKKBN

Page 28: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

67

Page 29: BAB 3 SEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM 3.1 Sejarah ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00145-IF BAB 3.pdfSEJARAH ORGANISASI DAN ANALISIS SISTEM ... 36/Kpts/Kesra/X/1968 yang

68

Dalam perancangan topologi jaringan kantor pusat BKKBN,

kami menambahkan sebuah router yang terhubung ke MPLS ISP. Router

tersebut berfungsi sebagai LER untuk terhubung ke LSR ISP.

Gambar 3.11 Rancangan Topologi Jaringan BKKBN Provinsi Berbasis MPLS

Gambar 3.12 Rancangan Topologi Jaringan BKKBN Kabupaten Berbasis MPLS