4
IV.2. Pembahasan IV.2.1. Hubungan Antara Waktu dengan Jumlah Koloni hari ke 0 hari ke 1 hari ke 2 0 1 2 3 4 5 6 7 Variabel a Variabel b Variabel c Variabel d waktu (t) jumlah koloni (x1010) Gambar 4.2.1 Grafik hubungan antara waktu dengan jumlah koloni (starter ) Pada Gambar 4.1.1, dapat dilihat jumlah koloni antara starter A, starter B, starter C dan starter D semakin hari semakin meningkat. Starter A ditambahkan ragi sebanyak 5 gr/l, starter B ditambahkan ragi sebanyak 5 gr/l, starter C ditambahkan ragi sebanyak 10 gr/l dan starter D ditambahkan ragi sebanyak 10 gr/l. Seiring bertambahnya waktu, jumlah koloni bertambah karena mikroorganisme sampai pada fase eksponensial sehingga memiliki aktivitas yang besar dan mulai aktif membelah diri sebagai bentuk reproduksinya. Starter D memiliki jumlah koloni yang paling banyak dibandingkan starter yang lain hal ini disebabkan karena semakin banyak ragi yang ditambahkan semakin banyak pula mikroorganisme yang membelah sehingga jumlah koloni yang berkembang semakin banyak (Dutta,2008).

Bab 4 Alkohol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alkohol

Citation preview

Page 1: Bab 4 Alkohol

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Hubungan Antara Waktu dengan Jumlah Koloni

hari ke 0 hari ke 1 hari ke 20

1

2

3

4

5

6

7

Variabel a Variabel b Variabel c Variabel d

waktu (t)

jum

lah

kolo

ni (x

1010

)

Gambar 4.2.1 Grafik hubungan antara waktu dengan jumlah koloni (starter )

Pada Gambar 4.1.1, dapat dilihat jumlah koloni antara starter A, starter B, starter C

dan starter D semakin hari semakin meningkat. Starter A ditambahkan ragi sebanyak 5 gr/l,

starter B ditambahkan ragi sebanyak 5 gr/l, starter C ditambahkan ragi sebanyak 10 gr/l dan

starter D ditambahkan ragi sebanyak 10 gr/l. Seiring bertambahnya waktu, jumlah koloni

bertambah karena mikroorganisme sampai pada fase eksponensial sehingga memiliki

aktivitas yang besar dan mulai aktif membelah diri sebagai bentuk reproduksinya. Starter D

memiliki jumlah koloni yang paling banyak dibandingkan starter yang lain hal ini disebabkan

karena semakin banyak ragi yang ditambahkan semakin banyak pula mikroorganisme yang

membelah sehingga jumlah koloni yang berkembang semakin banyak (Dutta,2008).

Page 2: Bab 4 Alkohol

IV.2.3. Pengaruh Nutrien terhadap Kadar Glukosa

Hari ke 0 Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 30

0.51

1.52

2.53

3.54

Variabel a Variabel b

waktu (t)

%h

Gambar 4.2.3.1 Grafik hubungan antara pengaruh nutrien terhadap kadar glukosa (4%V)

Hari ke 0 Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 30

0.51

1.52

2.53

3.54

Variabel a Variabel b

waktu (t)

%h

Gambar 4.2.3.2 Grafik hubungan antara pengaruh nutrien terhadap kadar glukosa (6%V)

Hari ke 0 Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 30

0.51

1.52

2.53

3.54

Varibael c Variabel d

waktu (t)

%h

Gambar 4.2.3.3 Grafik hubungan antara pengaruh nutrien terhadap kadar glukosa (8%V)

Page 3: Bab 4 Alkohol

Hari ke 0 Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 30

0.51

1.52

2.53

3.54

Variabel c Variabel d

waktu (t)

%h

Gambar 4.2.3.4 Grafik hubungan antara pengaruh nutrien terhadap kadar glukosa (10%V)

Dari grafik di atas menunjukan kadar glukosa pada setiap variabel. Dari semua

grafik, kadar glukosa selama proses fermentasi mengalami penurunan seiring dengan

bertambahnya waktu fermentasi. Semakin lama proses fermentasi, dan semakin

banyak dosis ragi Saccaromyces cereviceae yang diberikan maka kadar alkohol

semakin meningkat. Semakin lama waktu fermentasi maka jumlah mikroba semakin

menurun, dan akan menuju ke fase kematian karena alkohol yang dihasilkan semakin

banyak dan nutrient yang ada sebagai makanan mikroba semakin menurun,

(Kunaepah).

Pada percobaan kami hal ini sudah sesuai dengan teori, dimana semakin besar

jumlah ragi dan semakin lama waktu fermentasi, maka semakin besar pula jumlah

Saccaromyces cerevisiae yang terdapat dalam sampel sehingga semakin banyak pula

gula yang diubah menjadi alcohol hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan kadar

gula.