15
66 BAB 4 ANALISIS Dalam bab ini akan membahas analisis komoditas ikan mulai dari hulu ke hilir berdasarkan klasifikasi inventarisasi yang sudah di tentukan pada bab selanjutnya dengan menggunakan skema pendekatan sebagai berikut: Gambar 4. 1 Skema komponen-komponen yang terkait dengan aktivitas penangkapan ikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan Cilauteureun (Rudiawan, 2011) Peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan melibatkan berbagai komponen yang harus diintegrasikan keberlangsungannya, komponen tersebut terdiri atas komponen hulu dan hilir yang diwadahi oleh pelabuhan pendaratan (dalam studi ini adalah PPP Cilauteureun) sebagai koordinator dan penyokong semua kegiatan hulu dan hilir. Aktivitas Penangkapan Ikan Distribusi Hasil Produksi Penjualan Hasil Produksi Perlakuan Hasil Produksi SDM: Nelayan (Pengetahuan, Tingkat Pendidikan) Kewilayahan: Zona Penangkapan Ikan Sarana: Kapal, Alat Tangkap Teknologi Informasi Hilir Hulu Peraturan Perundang-undangan ASPEK LEGAL

BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

66

BAB 4

ANALISIS

Dalam bab ini akan membahas analisis komoditas ikan mulai dari hulu ke

hilir berdasarkan klasifikasi inventarisasi yang sudah di tentukan pada bab

selanjutnya dengan menggunakan skema pendekatan sebagai berikut:

Gambar 4. 1 Skema komponen-komponen yang terkait dengan aktivitas

penangkapan ikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan

Cilauteureun (Rudiawan, 2011)

Peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan melibatkan berbagai

komponen yang harus diintegrasikan keberlangsungannya, komponen tersebut terdiri

atas komponen hulu dan hilir yang diwadahi oleh pelabuhan pendaratan (dalam studi

ini adalah PPP Cilauteureun) sebagai koordinator dan penyokong semua kegiatan

hulu dan hilir.

Aktivitas

Penangkapan

Ikan

Distribusi Hasil

Produksi

Penjualan Hasil

Produksi

Perlakuan Hasil

Produksi

SDM: Nelayan

(Pengetahuan, Tingkat

Pendidikan)

Kewilayahan: Zona

Penangkapan Ikan

Sarana: Kapal,

Alat Tangkap

Teknologi

Informasi

Hilir Hulu

Peraturan Perundang-undangan

ASPEK LEGAL

Page 2: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

67

4.1 Analisis Komponen Hulu dengan Aspek Legal dalam Peningkatan

Kesejahteraan Nelayan

Komponen hulu yang di kaji terdiri atas komponen kewilayahan, sarana, dan

sumber daya manusia. Komponen sarana berkaitan dengan armada dan alat tangkap

yang ada dan digunakan oleh nelayan di Cilauteureun. Komponen kewilayahan

berkaitan dengan batas-batas zona penangkapan ikan yang legal untuk melakukan

aktivitas penangkapan oleh nelayan yang ditinjau berdasarkan alat penangkapan ikan

yang digunakan. Sedangkan sumber daya manusia berkaitan dengan kualitas nelayan

yang ditinjau dari segi pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

kegiatan penangkapan ikan.

4.1.1 Analisis Komponen Kewilayahan

Berdasarkan Peraturan Menteri No. 1 tahun 2009 tentang Wilayah

Pengelolaan Perikanan RI ruang lingkup penangkapan ikan oleh nelayan di

Kecamatan Cilauteureun berada pada WPP RI 573 yang meliputi perairan Samudera

Hindia sebelah Selatan Jawa hingga sebelah Selatan Nusatenggara, Laut Sawu dan

Laut Timor bagian Barat.

Gambar 4. 2 Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 573

(Sumber: Peraturan Menteri No. 1 tahun 2009)

Page 3: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

68

Pada dasarnya Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia 573

berada di belahan selatan Negara Indonesia. Artinya potensi ikan yang dimiliki

sangatlah tinggi berdasarkan data-data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Berdasarkan Keputusan Menteri No. 45 tahun 2011 tentang Estimasi Potensi

Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan, disebutkan bahwa potensi sumber daya

ikan di WPP 573 sebesar 451.700 ton per tahunnya. Sedangkan berdasarkan data dari

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut nilai produksi

tangkapan ikan pada tahun 2009 di PPP Cilauteureun hanya sebesar 234,2 ton dan

nilai produksi tangkapan ikan pada tahun 2009 untuk Kabupaten Garut adalah

sebesar 4197,63 ton sehingga perbandingannya sangat jauh seperti ditunjukan pada

Gambar 4.2.

Artinya jika dibandingkan dengan estimasi potensi sumber daya ikan di WPP

573, Kabupaten Garut hanya berkontribusi kurang lebih 0,93% dan PPP Cilauteureun

berkontribusi sebesar 5,6% dari total produksi penangkapan ikan di Kabupaten Garut

dan 0.5% dari total estimasi potensi sumber daya ikan di WPP 573. Mengingat letak

PPP Cilauteureun yang strategis dan berada pada bagian selatan Jawa Barat,

sebaiknya produktivitas penangkapan ikan yang dihasilkan mendekati estimasi

potensi sumber daya ikan di WPP 537 atau sebesar 22.585 ton. Namun data yang

berasal dari Keputusan Menteri No. 45 tahun 2011 tentang Estimasi Potensi Sumber

Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan tidak hanya terbatas pada penangkapan ikan,

namun juga termasuk kegiatan budidaya perikanan.

4.1.2 Analisis Komponen Sarana

Pada pasal 5 Peraturan Menteri No. 2 tahun 2011 mengenai Jalur

Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu

Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan RI ayat (1) jalur penangkapan ikan di

WPP-NRI ditetapkan berdasarkan karakteristik kedalaman perairan yang dibedakan

menjadi 2 (dua) karakteristik yaitu perairan dangkal (≤ 200 meter) dan perairan

dalam (> 200 meter). Wilayah penangkapan ikan untuk nelayan di PPP Cilauteureun

berada pada WPP-NRI 573 berada pada perairan dalam dengan kedalaman lebih dari

200 meter. Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan pada jalur

penangkapan ikan dan wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia

yang disesuaikan dengan sifat API, yang dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu

Page 4: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

69

statis, pasif, dan aktif. Tingkat selektifitas dan kapasitas API, yang dibedakan

berdasarkan ukuran, yaitu; mesh size, nomor mata pancing, tali ris atas, bukaan

mulut, luasan, penaju, dan jumlah mata pancing. Jenis dan ukuran ABPI, yang terdiri

dari jumlah rumpon dan daya/kekuatan lampu. Ukuran kapal perikanan, yang terdiri

dari kapal tanpa motor, kapal motor berukuran lebih kecil dari 5 GT, kapal motor

berukuran 5 – 10 GT, kapal motor berukuran 10 – 30 GT, dan kapal motor berukuran

diatas 30 GT. Dan terakhir adalah wilayah penangkapan ikan yang terdiri dari Jalur

Penangkapan Ikan I, II, dan III. Berdasarkan ketentuan tersebut seluruh nelayan di

Indonesia termasuk nelayan di PPP Cilauteureun harus memperhatikan penempatan

penggunaan alat tangkap ikan dan alat bantu penangkapan ikan berdasarkan jalur

yang sudah ditentukan.

Sebaiknya nelayan di Kecamatan Cilauteureun memiliki kewajiban mengikuti

Peraturan Menteri yang sudah ditetapkan untuk menempatkan Alat Penangkapan

Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan sesuai dengan kriteria diatas seperti pada

Lampiran I.

Nelayan kecil biasanya menggunakan kapal motor sebesar ≤ 15 GT.

Berdasarkan Peraturan Menteri No. 2 tahun 2011, jalur penangkapan ikan ditentukan

berdasarkan alat pancing atau jaring yang digunakan oleh nelayan. Dibandingkan

dengan kondisi yang sebenarnya, nelayan tidak begitu memahami peraturan

penggunaan alat pancing atau jaring, dan wilayah penangkapan dilakukan

berdasarkan pengamatan bintang atau pembicaraan sesama nelayan dan hal tersebut

dilakukan secara turun temurun.

Dalam rangka pengembangan perikanan, pemerintah membangun dan

membina pelabuhan perikanan. Pembangunan dan penyediaan fasilitas prasarana

perikanan dan dalam hal ini Pelabuhan Perikanan yang dibangun oleh Direktorat

Jenderal Perikanan dalam menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan di

laut adalah sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45

Tahun 2009 tentang Perikanan pada Pasal 41 yang isinya sebagai berikut :

(1) Pemerintah menyelenggarakan dan membina pelabuhan perikanan.

(2) Menteri menetapkan :

a. rencana induk pelabuhan secara nasional

Page 5: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

70

b. klasifikasi pelabuhan perikanan dan suatu tempat yang merupakan bagian

perairan dan daratan tertentu yang menjadi wilayah kerja dan pengoperasian

pelabuhan perikanan

c. persyaratan dan/atau standar teknis dan akreditasi kompetensi dalam

perencanaan, pembangunan, operasional, pembinaan dan pengawasan

pelabuhan perikanan

d. pelabuhan perikanan yang tidak dibangun oleh pemerintah

Tabel 4. 1 Perbandingan Kriteria Teknis Pelabuhan di PPP Cilauteureun dengan

KEPMEN No. 10 tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan

Tipe/Kelas Pelabuhan

Perikanan Wilayah

Kelas

Kapal

(GT)

Daya

Tampung

Kapal

Panjang

Dermaga

(m)

PPP sesuai dengan KEPMEN

No. 10 th 2004

Wilayah perairan

pedalaman, kepulauan, laut

teritorial, ZEEI

10 - 30

30 - 75

kapal (750

GT)

100 – 150

PPP Cilauteureun

Wilayah perairan

pedalaman, kepulauan, laut

territorial, ZEEI

3 - 15 336 kapal 100 – 150

Berdasarkan Tabel 4.1, terdapat kesesuaian pada kriteria teknis kelas kapal

yang digunakan. Batas besar kapal yang diperbolehkan untuk digunakan pada kelas

Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat

kapal motor dengan besar 15 GT. Selain itu, dengan panjang dermaga yang

standarnya adalah hanya 100 m untuk kelas PPP, jumlah kapal yang mendarat di PPP

Cilauteureun sangatlah besar yaitu 336 kapal dengan klasifikasi Kapal Mesin (KM)

dengan besar kapal 15 GT sebanyak 18 unit, Motor Tempel (MT) dengan besar kapal

10 GT sebanyak 282 unit, dan Kapal Tanpa Motor (TM) dengan besar kapal 5 GT

sebanyak 36 unit. Total dari kapasitas kapal di PPP Cilauteureun adalah sebesar 3270

GT. Jumlah tersebut terlalu besar dan jumlah tersebut setara dengan kelas Pelabuhan

Perikanan Nusantara.

Sedangkan menurut Penjelasan atas UU RI No. 45 Tahun 2009 tentang

Perikanan pada pasal 41 tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Page 6: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

71

Ayat (1): Dalam rangka pengembangan perikanan, Pemerintah membangun dan

membina pelabuhan perikanan yang berfungsi antara lain sebagai tempat tambat

labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran dan distribusi

ikan, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat pengumpulan data

tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta pengembangan masyarakat nelayan,

dan tempat untuk memperlancar kegiatan operasional kapal perikanan.

Berdasarkan peraturan tersebut diatas, maka tugas pelabuhan perikanan

adalah untuk melaksanakan pengelolaan sarana pelabuhan, melaksanakan pelayanan

dalam hal keperluan bahan bakar dan perbekalan kapal perikanan serta mengadakan

bimbingan dan pengembangan daerah pelabuhan. Sedangkan menurut Direktorat

Jenderal Perikanan (1995), bahwa fungsi dari pada pelabuhan perikanan adalah

sebagai berikut :

a. Pusat pengembangan masyarakat nelayan;

Sebagai sentra kegiatan masyarakat nelayan, Pelabuhan Perikanan diarahkan

dapat mengakomodir kegiatan nelayan baik nelayan berdomisili maupun nelayan

pendatang.

b. Tempat berlabuh kapal perikanan;

Pelabuhan Perikanan yang dibangun sebagai tempat berlabuh (landing) dan

tambat / merapat (mouring) kapal-kapal perikanan, berlabuh/merapatnya kapal

perikanan tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan misalnya untuk

mendaratkan ikan (unloading), memuat perbekalan (loading), istirahat (berthing),

perbaikan apung (floating repair) dan naik dock (docking). Sehingga sarana atau

fasilitas pokok pelabuhan perikanan seperti dermaga bongkar, dermaga muat,

dock/slipway menjadi kebutuhan utama untuk mendukung aktivitas berlabuhnya

kapal perikanan tersebut.

c. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan;

Sebagai tempat pendaratan ikan hasil tangkap (unloading activities) Pelabuhan

Perikanan selain memiliki fasilitas dermaga bongkar dan lantai dermaga (apron)

yang cukup memadai, untuk menjamin penanganan ikan (fish handling) yang

baik dan bersih didukung pula oleh sarana/fasilitas sanitasi dan wadah

pengangkat ikan.

Page 7: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

72

d. Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan;

Pelabuhan Perikanan dipersiapkan untuk mengakomodir kegiatan kapal

perikanan, baik kapal perikanan tradisional maupun kapal motor besar untuk

kepentingan pengurusan administrasi persiapan ke laut dan bongkar ikan,

pemasaran / pelelangan dan pengolahan ikan hasil tangkap.

e. Pusat penanganan dan pengolahan mutu hasil perikanan;

Prinsip penanganan dan pengolahan produk hasil perikanan adalah bersih, cepat

dan dingin (clean, quick and cold). Untuk memenuhi prinsip tersebut setiap

Pelabuhan Perikanan harus melengkapi fasilitas–fasilitasnya seperti fasilitas

penyimpanan (cold storage) dan sarana / fasilitas sanitasi dan hygiene, yang

berada di kawasan Industri dalam lingkungan kerja Pelabuhan Perikanan.

f. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan;

Dalam menjalankan fungsi, Pangkalan Pendaratan Ikan dilengkapi dengan tempat

pelelangan ikan (TPI) dan pasar ikan untuk menampung dan mendistribusikan

hasil penangkapan baik yang dibawa melalui laut maupun jalan darat.

g. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan;

Pengendalian mutu hasil perikanan dimulai pada saat penangkapan sampai

kedatangan konsumen. Pelabuhan Perikanan sebagai pusat kegiatan perikanan

tangkap selayaknya dilengkapai unit pengawasan mutu hasil perikanan seperti

laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan (LPPMHP) dan

perangkat pendukungnya, agar nelayan dalam melaksanakan kegiatannya lebih

terarah dan terkontrol mutu produk yang dihasilkan.

h. Pusat penyuluhan dan pengumpulan data;

Untuk meningkatkan produktivitas, nelayan memerlukan bimbingan melalui

penyuluhan baik secara teknis penangkapan maupun management usaha yang

efektif dan efisien, sebaliknya untuk membuat langkah kebijaksanaan dalam

pembinaan masyarakat nelayan dan pemanfaatan sumberdaya ikan selain data

primer melalui penelitian data sekunder diperlukan untuk itu, maka untuk

kebutuhan tersebut dalam kawasan Pelabuhan Perikanan merupakan tempat

terdapat unit kerja yang bertugas melakukan penyuluhan dan pengumpulan data.

Page 8: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

73

i. Pusat pengawasan penangkapan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya

ikan;

Pelabuhan Perikanan sebagai basis pengawasan penangkapan dan pengendalian

pemanfaatan sumberdaya ikan. Kegiatan pengawasan tersebut dilakukan dengan

pemeriksaan spesifikasi teknis alat tangkap dan kapal perikanan, ABK, dokumen

kapal ikan dan hasil tangkapan. Sedangkan kegiatan pengawasan dilaut,

Pelabuhan Perikanan dapat dilengkapi dengan pos/pangkalan bagi para petugas

pengawas yang akan melakukan pengawasan dilaut.

Apabila dibandingkan dengan kondisi masyarakat nelayan di PPP

Cilauteureun dengan PPP Tamperan Kec. Pacitan Jawa Timur dimana keduanya

memiliki wilayah penangkapan perikanan di WPP 573 dengan perbandingan sebagai

berikut:

Tabel 4. 2 Perbandingan Kondisi Nelayan di PPP Cilauteureun dengan Nelayan di

PPP Tamperan

Lokasi Nelayan Jumlah Nelayan Jumlah Armada

PPP Cilauteureun 1269 orang 336 buah

PPP Tamperan 1094 orang 145 buah

Dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas, nelayan di PPP Cilauteureun

memiliki jumlah nelayan dan armada yang lebih besar dibandingkan dengan nelayan

di PPP Tamperan namun hasil penangkapan ikan di PPP Tamperan yang diproduksi

jauh lebih tinggi dibandingkan nelayan di PPP Cilauteureun seperti terlihat pada

Gambar 4.2. Fasilitas yang dimiliki oleh PPP Tamperan sangatlah lengkap seperti

terlihat pada Tabel 4.3 dibandingkan dengan fasilitas yang dimiliki oleh PPP

Cilauteureun. Selain itu akan ada rencana peningkatan fasilitas di PPP Tamperan,

sehingga hal tersebut mendukung produktivitas nelayan disana.

Page 9: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

74

Gambar 4. 3 Perbandingan Produksi tangkapan ikan di PPP Cilauteureun dengan

PPP Tamperan

Tabel 4. 3 Daftar Fasilitas yang Dimiliki Oleh PPP Tamperan, Kab. Pacitan - Jawa

Timur

0

500

1000

1500

2000

Produksi Tangkapan Ikan diPPP Cilauteureun

Produksi Tangkapan Ikan diPPP Tamperan

(ton)

Page 10: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

75

4.1.3 Analisis Komponen Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia berkaitan dengan pengetahuan nelayan mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan penangkapan ikan. Sebagian nelayan di Cilauteureun

berpendidikan formal hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kondisi tersebut

membatasi dan menjadi hambatan bagi ruang gerak nelayan. Misalnya kekurang

tahuan nelayan mengenai lokasi berkumpulnya ikan membuat nelayan harus

menempuh jarak yang jauh sebelum akhirnya menemukan lokasi yang tepat.

(Rudiawan, 2011)

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan

mengatur mengenai pemberdayaan nelayan kecil dan pembudi daya-ikan kecil. Pada

pasal 60 ayat (1) pemerintah memberdayakan nelayan kecil dan pembudi daya-ikan

kecil melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi nelayan

kecil serta pembudi daya ikan kecil untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan di bidang penangkapan, pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran

ikan. Sehingga untuk nelayan di Kecamatan Cilauteureun sudah menjadi tanggung

jawab pemerintahan kabupaten dalam menyelenggarakan pendidikan, pelatihan serta

penyuluhan bagi nelayan kecil. Namun penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan

penyuluhan bagi nelayan kecil masih sangat kurang.

4.2 Analisis Komponen Hilir dengan Aspek Legal dalam Peningkatan

Kesejahteraan Nelayan

Komponen hilir yang akan di kaji hanya terdiri atas komponen distribusi hasil

produksi, tata kelola, dan penjualan hasil produksi. Penjualan hasil tangkap dalam

konteks kemana ikan hasil tangkap dijual setelah ikan didaratkan di pelabuhan

perikanan (PPP Cilauteureun). Tata kelola berkaitan dengan peruntukan ikan hasil

tangkap yang dijual kepada konsumen, apakah untuk dijual langsung (ikan segar),

diasinkan, atau untuk diolah lebih lanjut (ikan kaleng, kerupuk, dan lain sebagainya).

Sedangkan distribusi terkait dengan kegiatan pemasaran hasil tangkap dari PPP

Cilauteureun hingga ke tempat konsumen.

4.2.1 Analisis Penjualan Hasil Produksi

Berdasarkan Undang-Undang No. 45 tahun 2009, setiap nelayan diwajibkan

untuk melakukan bongkar muatan ikan hasil tangkapan setelah melakukan aktivitas

penangkapan ikan di pelabuhan yang sudah ditentukan dan mengolahnya. Namun

Page 11: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

76

dalam sistem penjualan oleh nelayan di PPP Cilauteureun, ikan yang telah didaratkan

kemudian langsung dijual ke pihak bakul yang artinya harga jual yang ditawarkan

menjadi rendah dan hal tersebut sangat merugikan bagi nelayan. Ikan hasil tangkapan

yang dijual oleh nelayan memiliki harga yang sangat kecil dibandingkan ketika ikan

tersebut dijual oleh bakul atau di pasar. Artinya rasio harga jual ikan ketika ikan hasil

tangkapan tersebut dijual oleh nelayan memiliki perbedaan yang terlalu jauh yang

mengakibatkan nelayan di PPP Cilauteureun memiliki penghasilan yang sangat

rendah. Hal tersebut tidak sesuai dengan pasal 2 UU No. 45 tahun 2009 tentang

Perikanan ditetapkan bahwa pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas

manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan,

keterbukaan, efisiensi, kelestarian, dan pembangunan yang berkelanjutan.

Berdasarkan Pasal 6 Keputusan 1Menteri No. 0 tahun 2004 menjelaskan

bahwa Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas salah satunya memfasilitasi

pemasaran hasil perikanan di wilayahnya dalam bentuk fasilitas pemasaran hasil

perikanan seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar ikan seperti dapat dilihat

pada Gambar 4.4. Pengelolaan Pelabuhan Perikanan yang buruk mengakibatkan

fungsi pelabuhan sebagai wadah untuk memasarkan hasil perikanan tidak terlaksana

dengan optimal. Dengan mengoptimalisasikan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang

menggunakan mekanisme pelelangan terbuka, harga jual ikan berada pada tingkat

yang wajar atau bahkan bisa melebihi harga normal bila ikan yang dihasilkan

diminati oleh banyak pihak (konsumen langsung, pihak restoran, dan sebagainya).

Dan juga Tempat Pelelangan Ikan harus memenuhi persyaratan yang sudah

ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri No. 1 tahun 2007 tentang Persyaratan

Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan,

dan Distribusi.

Gambar 4. 4 Distribusi Penjualan Perikanan di PPP Cilauteureun

ZPI Nelayan Bakul Pasar Konsumen

Industri TPI

Lain-lain

Page 12: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

77

4.2.2 Analisis Tata Kelola

Selama ini di PPP Cilauteureun, hasil tangkapan ikan yang dijual didominasi

oleh bentuk ikan segar. Pengolahan yang dilakukan terbatas pada pengasinan. Hal

tersebut membuat daya jual hasil tangkap tidak memiliki nilai lebih bila

dibandingkan dengan ikan hasil olahan di dalam kaleng, diasapkan, atau dijadikan

makanan olahan seperti kerupuk. Berdasarkan Keputusan Menteri No. 1 tahun 2007

tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses

Produksi, Pengolahan, dan Distribusi, dalam mengelola perikanan harus memenuhi

persyaratan umum hygiene sesuai dengan peraturan dengan mengadopsi standar dan

peraturan spesifik produk yang sesuai. Namun bila peraturan yang ada tidak spesifik

dan tidak mencakup suatu produk perikanan, maka pelaku usaha dapat menggunakan

metode yang dikembangkan sendiri dengan validasi ilmiahnya sesuai dengan standar

atau pedoman internasional. Sehingga pada dasarnya pengolahan perikanan yang

dilakukan oleh masyarakat pesisir di PPP Cilauteureun hanya perlu memperhatikan

standar hygiene yang sudah ditentukan. Namun pada kenyataannya tata kelola hasil

tangkap perikanan yang dilakukan hanyalah sebatas penjualan langsung ikan segar

dan pengolahan terbatas pada pengasinan. Pemerintah menyarankan agar pengolahan

perikanan dilakukan di Unit Pengolahan Perikanan yang tersedia di setiap pelabuhan

dan memiliki persyaratan yang sudah ditentukan berasarkan Keputusan Menteri No.

1 tahun 2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi. Dalam hal ini peran pemerintah

daerah, yaitu Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kab. Garut, memiliki

tanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dan fasilitas untuk pengelolaan

perikanan agar nilai jual perikanan dapat meningkat dan memberikan manfaat lebih

bagi nelayan itu sendiri.

4.2.3 Analisis Distribusi Hasil Produksi

Hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan di PPP Cilauteureun akan di

distribusikan ke kota seperti Jakarta, Bandung, Garut, dan beberapa kota lainnya di

Jawa Barat. Jarak yang ditempuh untuk menuju Kota Garut adalah sekitar 86 km dari

PPP Cilauteureun, dan infrastruktur jalan cukup memadai. Kendaraan yang

digunakan dalam mendistribusikan hasil tangkap biasanya merupakan kendaraan

barang beroda empat.

Page 13: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

78

Berdasarkan Keputusan Menteri No. 1 tahun 2007 tentang Persyaratan

Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan,

dan Distribusi, sarana distribusi hasil perikanan baik yang digunakan untuk hasil

tangkapan maupun budidaya harus dijaga dalam keadaan bersih dan baik untuk

menghindari kontaminasi dan kerusakan fisik, dan didesain agar mudah dibersihkan

dan/atau disanitasi. Sarana berupa kendaraan pengangkut tidak digunakan untuk

tujuan lain selain hasil perikanan yang dapat mengkontaminasi hasil perikanan. Bila

pada saat yang sama sarana kendaraan yang digunakan juga untuk mengangkut

produk lain, harus dipisahkan dan dijamin kebersihannya agar tidak

mengkontaminasi hasil perikanan. Sehingga pendistribusian hasil produksi yang

diatur dalam undang-undang hanya terbatas pada kebersihan dan keamanan.

4.3 Analisis Peran Lembaga Berdasarkan Hasil Inventarisasi

Peran lembaga pemerintah dalam mendukung pengelolaan perikanan sangatlah

diperlukan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia memiliki tugas

pokok membuat kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka

mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan. Beberapa

kebijakan tersebut meliputi pengembangan kapasitas skala usaha nelayan,

pembudidaya ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya; memperkuat

dan mengembangkan usaha perikanan tangkap nasional secara efisien, lestari, dan

berbasis kerakyatan; dan mengembangkan industri penanganan dan pengolahan serta

pemasaran hasil tangkapan.

Hal tersebut di rangkum dan dijadikan perencanaan strategis jangka panjang

demi mencapai visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu “Indonesia Penghasil

Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”. Rencana strategis tersebut memiliki

arah kebijakan salah satunya adalah program pembangunan dan pengelolaan

perikanan tangkap yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perikanan

tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya tangkap

untuk kesejahteraan nelayan yang memiliki indicator salah satunya yaitu jumlah

pendapatan nelayan pemilik dan buruh.

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah

pendapatan nelayan pemilik pada tahun 2010 adalah Rp. 1.769.220. Sedangkan

jumlah pendapatan nelayan buruh pada tahun 2010 adalah Rp. 601.730. Namun

Page 14: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

79

berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat tahun 2011,

jumlah pendapatan nelayan pemilik dan buruh masing-masing adalah sebesar Rp.

1.292.728, - dan Rp. 287.273,-.

Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat memiliki tugas untuk merumuskan

kebijaksanaan operasional dan eksploiting kelautan serta melaksanakan kewenangan

desentralisasi provinsi dan kewenangan yang dilimpahkan Gubernur. Pemerintah

provinsi Jawa Barat memiliki tahapan pembangunan jangka menengah untuk periode

2005 – 2008 mengenai perikanan dan kelautan yang salah satunya adalah

pembangunan bisnis kelautan diarahakan pada pembenahan TPI/PPI, pembenahan

sistem perikanan budidaya, pemberdayaan masyarakat pengolah/pengrajin ikan

tradisional, peningkatan fungsi pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, pembuatan

database kelautan, dan pembuatan tata ruang wilayah pesisir dan laut. Dan tahapan

pembangunan jangka menengah periode 2008 – 2013 mengenai perikanan dan

kelautan adalah pengembangan bisnis kelautan Jawa Barat pada tahap ini diarahkan

pada pengembangan perikanan komersial di Pantai Selatan dan Pantai Utara,

pengembangan usaha saran produksi, pengembangan usaha teknologi komunikasi

kelautan, pengembangan jejaring usaha, pengembangan usaha pengolahan hasil serta

penguatan pasar untuk industri hilir.

Namun hingga tahun 2012, tidak semua tahapan pembangunan yang terdiri

dari pembenahan TPI/PPI, pembenahan sistem perikanan budidaya, pemberdayaan

masyarakat pengolah/pengrajin ikan tradisional, peningkatan fungsi

pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, pembuatan database kelautan, dan pembuatan

tata ruang wilayah pesisir dan laut tidak terimplementasikan dengan baik di PPP

Cilauteureun. Sehingga pembangunan yang dilakukan di PPP Cilauteureun masih

jauh tertinggal.

Sedangkan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut

memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten yang

salah satunya di bidang perikanan dalam merumuskan kebijaksanaan operasional dan

eksploiting kelautan serta melaksanakan kewenangan desentralisasi kabupaten dan

kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati.

Pemerintah Daerah pun memiliki tahapan pembangunan dalam meningkatkan

pengelolaan perikanan di Kabupaten Garut. Tahapan tersebut terdiri dari rencana

Page 15: BAB 4 ANALISIS - digilib.itb.ac.id · Pelabuhan Perikanan Pantai adalah 30 GT, sedangkan di PPP Cilauteureun terdapat kapal motor dengan besar 15 GT. Selain ... Cilauteureun dengan

80

jangka menengah tahun 2005 – 2009 dimana kebijakan arah pembangunan kelautan

dan perikanan difokuskan kepada pemanfaatan dan pengolahan serta pemasaran hasil

kelautan dan perikanan, peningkatan pengembangan pengelolaan sumberdaya

kelautan, dan pengembangan usaha dan pemanfaatan sumberdaya kelautan.

Sedangkan untuk tahun 2009 – 2014 kebijakan arah pembangunan kelautan dan

perikanan Kabupaten Garut difokuskan kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat

pesisir, pengembangan perikanan tangkap, pengembangan sistem penyuluhan,

optimalisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan, pemberdayaan

masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumber daya kelautan.