12
XX XX XX XX XX Unit Kerja Sub Unit Kerja Proses Bisnis X Jenis Kegiatan Butir Mutu Kegiatan BAB IV PENDANAAN 4.1 MANAJEMEN FINANSIAL 4.1.1 Kebijakan Kebijakan manajemen fnansial, Pr!ram S"#$i Di%lma &i!a AE&B Semaran! "ela' menera%kan sis"em an!!aran berbasis kinerja. Prses %en!an!!aran $im#lai $en!an men(#s#n $an mene"a%kan %riri"as %r!ram "a'#nan $alam ra%a" kerja "a'#nan (an! biasan(a $ilaksanakan %a$a b#lan J#li)A!#s"#s. Pr!ram %riri"as "a'#nan (an! "ela' $i%#"#skan $alam ra%a" kerja "a'#nan $i "in!ka" Direk"#r $an Sena" Aka$emik akan menja$i a*#an ba!i #ni")#ni" kerja $alam men(#s#n $an menen"#kan kembali %riri"as ke!ia"an %a$a "a'#n an!!aran berik#"n(a. Ber$asarkan 'asil ra%a" kerja, #ni")#ni" kerja $i lin!k#n!an Di%lma &i!a AE&B Semaran! "erseb#" akan men(#s#sn ren*ana kerja $an %en!an!!arann(a ses#ai $en!an +a" rm an!!aran (an! "ela' $i"e"a%kan $i"in!ka" #ni-ersi"as. Selanj#"n(a ren*ana kerja $an %en!an!!aran (an! "ela' $is#s#n le' se"ia% #ni" kerja "erseb#" akan $i re-ie le' Kmisi Di%lma &i!a AE&B Semaran! #n"#k selanj#"n(a $isa'kan le' Direk"#r 4.1.1.1 Pen!an!!aran Sis"em An!!aran berbasis kinerja "er$iri$ari/ %eren*anaan An!!aran, Pena"alaksanaan $an Per"an!!#n!ja aban an!!aran "er#s $isem%#rnakan. S"r#k"#r an!!aran $i$asarkan %a$a em%a" bi$an! 0%rses bisnis (ai"#/ 01 Aka$emik, S#mber Da(a, 03 Kema'asis aan) r!anisasi, $an 04 Penjaminan M#"#. K$e ma"a an!!aran a$ala' $i!i")$i!i" an!ka "er"en"# (an! $i!#nakan #n"#k men!elm%kan $an men!klasifkasi nmenkla"#r ke!ia"an)ke!ia"an (an! $ilaksanakan le' masin!) masin! #ni" kerja. K$efkasi rekenin! %a$a ma"a an!!aran mer#j#k %a$a 15 b#"ir m#"# %a$a se"ia% bi$an!. Ba!an k$e ma"a an!!aran $i"am%ilkan seba!ai berik#" / 35

Bab-4-Pendanaan-AETB-Semarang-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pendanaan

Citation preview

BAB IVPENDANAAN4.1 MANAJEMEN FINANSIAL4.1.1 KebijakanKebijakan manajemen finansial, Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja. Proses penganggaran dimulai dengan menyusun dan menetapkan prioritas program tahunan dalam rapat kerja tahunan yang biasanya dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus. Program prioritas tahunan yang telah diputuskan dalam rapat kerja tahunan di tingkat Direktur dan Senat Akademik akan menjadi acuan bagi unit-unit kerja dalam menyusun dan menentukan kembali prioritas kegiatan pada tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan hasil rapat kerja, unit-unit kerja di lingkungan Diploma Tiga AETB Semarang tersebut akan menyususn rencana kerja dan penganggarannya sesuai dengan flatform anggaran yang telah ditetapkan ditingkat universitas. Selanjutnya rencana kerja dan penganggaran yang telah disusun oleh setiap unit kerja tersebut akan di review oleh Komisi Diploma Tiga AETB Semarang untuk selanjutnya disahkan oleh Direktur4.1.1.1PenganggaranSistem Anggaran berbasis kinerja terdiri dari: perencanaan Anggaran, Penatalaksanaan dan Pertanggungjawaban anggaran terus disempurnakan. Struktur anggaran didasarkan pada empat bidang (proses bisnis) yaitu: (1) Akademik, (2) Sumber Daya, (3) Kemahasiswaan-Organisasi, dan (4) Penjaminan Mutu. Kode mata anggaran adalah digit-digit angka tertentu yang digunakan untuk mengelompokan dan mengklasifikasi nomenklatur kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja. Kodefikasi rekening pada mata anggaran merujuk pada 17 butir mutu pada setiap bidang. Bagan kode mata anggaran ditampilkan sebagai berikut :

XXXXXXXXXXUnit KerjaSub Unit KerjaProses BisnisXJenis KegiatanButir MutuKegiatanGambar 4 1. Bagan Kode Mata Anggaran

Salah satu sifat anggaran berbasis kinerja adalah penganggaran mengikuti prinsip: uang mengikuti fungsi. Artinya bahwa aspek finansial diuraikan setelah unit kerja merumuskan fungsinya dalam bentuk program dan kegiatan. Masing-masing kegiatan selanjutnya diuraikan kebutuhan dananya secara rinci bukan total. Pada saat penguraian dana, kebutuhan dana diuraikan menjadi unsur: item, satuan, nilai satuan, harga satuan, dan total. Dalam rangka menguraikan kebutuhan dana, hal yang penting adalah Standar Satuan Harga; yaitu suatu data yang berisikan daftar item-item barang/jasa dan harga wajarnya. Standar Satuan Harga ini menjadi acuan unit kerja dalam menguraikan kebutuhan dana. Standar Satuan Harga ditetapkan dengan SK Direktur.Indikator kinerja, merupakan salah satu ciri dan syarat penerapan anggaran berbasis kinerja, mengandung komitmen kinerja yang tercermin pada indikator dan target pencapaian kinerja. Indikator kinerja meliputi: (1) Indikator Kegiatan dan (2) Indikator Proses Bisnis. Indikator Kegiatan berupa indikator output dan waktu, sedangkan Indikator Proses Bisnis berupa Indikator Sasaran (baseline dan final). Penyusunan indikator kinerja dilaksanakan oleh Badan Penjaminan Mutu yang ditetapkan dengan SK Direktur. Indikator kinerja sangat penting bagi organisasi untuk keperluan: (1) membangun komitmen unit kerja, (2) motivasi unit kerja, (3) alat pengendalian manajemen, dan (4) instrumen pengukuran kinerja organisasi.Aspek lain yang penting pada penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penetapan pagu anggaran baik pada core unit (akademik) maupun pada supporting unit (pengeloaan internal, kemahiswaan, penjaminan mutu). Pagu anggaran merupakan salah satu bentuk desentralisasi anggaran dari universitas kepada unit kerja dan sebagai alat pencapaian strategi dan pengendalian internal untuk menghindari pembengkakan anggaran pada setiap unit kerja. Pada saat ini untuk core unit, pagu anggaran ditetapkan dengan rumus pagu yang ditetapkan dengan SK Direktur sebelumnya. Dalam hal penatalaksanaan keuangan dilakukan pengaturan meliputi: pengajuan anggaran, mekanisme dan scheduling pencairan anggaran, pergeseran dan pengalihan mata anggaran, pakta integritas serta pengelolaan dana-dana taktis dan transitoris.Pencairan anggaran menggunakan SPP (Surat Perintah Pembayaran) dan SPM (Surat Permohonan Mencairkan). Aspek yang perlu ditambahkan untuk menciptakan pengendalian internal dengan mencantumkan pakta integritas pada SPP/SPM dan mekanisme pencairan anggaran, adalah bahwa SPP/SPM diusulkan oleh pengguna anggaran kepada Wakil Direktur 2 melalui Kepala Bagian Keuangan untuk dilakukan verifikasi usulan dan pengecekan dana.Meskipun anggaran sudah menjadi suatu ketetapan, namun anggaran tetaplah suatu bentuk perencanaan yang belum tentu pada pelaksanaannya pasti sama persis dengan rencana tersebut. Untuk itu, dalam pelaksanaan anggaran sangat dimungkinkan untuk terjadinya perubahan anggaran maupun pergeseran anggaran. Pergeseran anggaran adalah terjadinya perbedaan anggaran pada uraian pendapatan atau belanja pada satu kegiatan sedangkan perubahan anggaran adalah terjadinya perubahan kegiatan pada suatu anggaran tahun tertentu. Dalam rangka pengendalian, pergeseran anggaran, wajib sepengetahuan Kepala Bagian Keuangan sedangkan perubahan anggaran wajib ijin Wakil Direktur 2.Prinsip anggaran kinerja memungkinkan untuk dilakukan penganggaran taktis atau tak terduga. Hal yang tidak diperkenankan pada sistem anggaran berbasis kinerja adalah anggaran non budgeter dimana hal tersebut adalah penerimaan atau pengeluaran dana yang tidak tercatat pada anggaran. Penggunaan dana pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga level yaitu: (1) Dana yang diperuntukan untuk Mata Anggaran Rutin (MA) non Taktis; (2) Dana yang diperuntukan untuk MA Rutin Taktis, dan Dana yang diperuntukan untuk kegiatan yang Tak Terduga yang disebut dana percepatan. Anggaran rutin non taktis diutamakan terlebih dahulu, tingkatan dana yang diperuntukan MA Taktis ditempatkan pada prioritas aman kedua, dan dana akselerasi ditempatkan pada posisi aman (level tiga) jika belum melampaui pemasukan pada tahun itu. Dalam rangka transparansi dan akuntabilitas mengenai penggunaan dana tersebut disepakati untuk dilaksanakan tingkat pimpinan universitas (Direktur, Wakil Direktur 2, Bagian Keuangan) dan bisa diperluas dengan melibatkan semua wakil direktur. Anggaran transitoris diperlukan untuk mendukung kualitas pelayanan pada unit kerja. Hal yang perlu diperhatikan adalah: penetapan tarif harus ada evaluasi LPM (Lembaga Penjaminan Mutu) sebelum ditetapkan, anggaran ditetapkan 20% untuk operasional Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dan 80% untuk unit kerja. Hal yang perlu ditetapkan adalah kriteria suatu anggaran bisa masuk dalam kriteria transitoris dan non transitoris. Perlu ada rekonsiliasi pada besaran angka rupiah pencairan anggaran transitoris paling lambat 3 bulan pada tiap semester berjalan.4.1.1.2PengelolaanPertanggungjawaban keuangan sebagai bagian dari akuntabilitas pengelolaan keuangan dilakukan melalui kewajiban setiap unit kerja untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan. Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) internal secara periodik melakukan review kegiatan yang telah dilakukan oleh setiap unit kerja terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan anggaran kegiatan.Seluruh aktifitas dalam sistem anggaran kinerja telah dilakukan dan diterapkan di Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang Meskipun demikian masih diperlukan usaha-usaha dalam rangka penyempurnaan, khususnya pada sistem penatalaksanaan dan pertanggungjawaban kinerja dan keuangan, sehingga kegiatan dan rencana keuangan yang telah ditetapkan melalui serangkaian proses perencanaan anggaran yang cukup ideal dapat dilaksanakan secara konsisten dengan penyimpangan minimal.

4.1.1.3Indikator KinerjaIndikator kinerja, merupakan salah satu ciri dan syarat penerapan anggaran berbasis kinerja, adalah adanya komitmen kinerja yang tercermin pada indikator dan target capaian kinerja. Indikator kinerja meliputi: Indikator Kegiatan dan Indikator Proses Bisnis. Indikator Kegiatan berupa indikator output dan waktu, sedangkan indikator Proses Bisnis berupa Outcome Indicator yang diuraikan pada baseline dan final. Pada saat koordinasi tim mikro dan makro muncul aspirasi bahwa rumusan indikator kinerja tersebut dibuat secara seragam untuk semua unit kerja.4.1.1.4 PencatatanPertanggungjawaban merupakan aspek penting untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas keuangan dan kinerja non keuangan. Saat ini SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) tidak hanya dilakukan sebatas menggunakan kwitansi, tetapi sudah mulai dilengkapi dengan SPJ kinerja (dilampiri berita acara, copi fakta integritas, sesuai dengan Rencana Kerja Rinci)4.1.2 Hasil Audit4.1.2.1 Verifikasi SPJTerkait dengan audit keuangan dan audit kinerja, dimungkinkan verifikasi terhadap SPJ sebagai tindak lanjut kegiatan monev keuangan dan kinerja. Saat ini verifikasi tidak hanya dilakukan sebatas verifikasi keuangan dengan melihat pada bukti transaksi, tetapi sudah dilakukan SPJ pada laporan kinerja. Setiap bulan unit kerja disepakati untuk melakukan SPJ keuangan dan kinerja. Untuk SPJ keuangan akan diverifikasi terlebih dahulu oleh Bagian Keuangan sebelum disahkan, sedangkan untuk SPJ kinerja akan diverifikasi terlebih dahulu oleh LPM.1.1.2.2 Audit KeuanganAudit keuangan STIE YAPPAN Surabaya dilakukan secara rutin setiap tahunya oleh auditor internal yang dibentuk melalui surat keputusan Rektor. Dalam rangka persiapan implementasi UU BHP, maka kedepan kegiatan audit keuangan harus dilakukan oleh pihak eksternal untuk penyempurnaan pelaksanaan sistem keuangan sehingga sesuai dengan standar akuntansi untuk organisasi nirlaba. 1.1.2.3 Audit KinerjaAudit Kinerja Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dilakukan secara internal untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas proses bisnis Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang. Dalam rangka penjaminan mutu dan persiapan menyongsong UU BHP, harus dilakukan penyempurnaan dan pelaksanaan sistem keuangan yang established dan auditabel. Pelaksanaan audit kinerja yang dilaksanakan oleh LPM sesuai dengan standar audit internal. Secara umum dapat dikatakan, kondisi keuangan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang sangat sehat. 4.1.3 Sumber Dana Sistem pendanaan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dihitung untuk jangka waktu 5 tahun sesuai dengan kapasistas yang dirancang. Perhitungan berdasarkan pada: 1. Investasi, meliputi: gedung, sarana kantor, dan sarana belajar.2. Pengeluaran: Biaya Investasi dan biaya Proses Belajar Mengajar3. Masukan: berasal dari SPP, Sumbangan Yayasan 4. Masukan tambahan diluar SPP diperhitungkan setelah 5 tahun penyelenggaraan, karena program pemasukan diluar SPP dijalankan setelah kondisi internal Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang benar-benar sehat. 4.1.3.1InvestasiSecara umum sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan telah tersedia. Bila diperlukan penambahan hanya bersifat rehabilitasi. Sebab sarana dan fasilitas pendidikan tersebut saat ini dikelola oleh Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dalam rangka menyelenggarakan program sarjana (S1). Selain itu, khusus untuk Magister disiapkan sarana/prasarana penunjang serta fasilitas belajar mengajar yang khusus sehingga tidak terganggu kelancaran. Jadi dana investasi tidak diperlukan dalam jumlah yang besar dan dana investasi tersebut akan diperoleh dari saldo lebih operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan untuk setiap tahunnya. a.Nilai Bangunan Untuk Sarana Program Studi Diploma Tiga AETB SemarangInvestasi sarana bangunan yang telah disediakan oleh Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang secara lebih rinci disajikan pada Tabel 4.3. berikut ini:Tabel 4 2. Anggaran Investasi Bangunan (Dalam Juta Rupiah)

No.Jenis RuanganLuas (m2)Harga / m2(Juta Rupiah)Harga Total(Juta Rupiah)

1.Ruang Kuliah 2658 3 7.974

2.Ruang Administrasi 2843825

3.Ruang Pimpinan36831.104

4.Ruang Kaprodi163 48

5.Ruang Dosen573 171

6.Ruang Perpustakaan 2123636

7.Musholah403120

8.Ruang Kemahasiswaan 243 72

9.Ruang Seminar 653195

10.Ruang Laboratorium komputer824328

11Ruang Laboratorium Bahasa654260

Luas Total Bangunan365911.733

b. Investasi SaranaTabel 4 3. Investasi Fasilitas

No.Jenis alatJumlahKebutuhanNilai Investasi(Juta Rupiah)

Peralatan Kantor

1.Komputer (administrasi)3321

2.Printer332,1

3.AC113,2

4.Failing Cabinet8838,4

Sub Total64,7

Peralatan Labobaratorium

5.Laptop5575,00

6.Komputer terkoneksi dengan LAN1919133,00

Sub Total208,00

4..1.3.2 Pemasukan Tabel 4.4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Penerimaan Rutin, Pengembangan dan EksternalPer tahun dari Tahun TS s/d Ts+3 Program Studi EntrepreneurshipNoKeterangan%Tahun Ke-0Tahun Ke-1Tahun Ke-2Tahun Ke-3

A. Penerimaan Rutin

1. SPP (SKS)/Tahun100480.000.000960.000.0001.440.000.0001.440.000.000

2. Biaya Regestrasi10045.000.000 90.000.000 135.000.000 180.000.000

3. Anggaran dari Yayasan-----

Jumlah525.000.0001.050.000.0001.575.000.0001.620.000.000

B. Penerimaan Pengembangan

1. Biaya pendaftaran10030.000.00030.000.00030.000.00030.000.000

2. Dana Pengembangan100100.000.000125.000.000150.000.000175.000.000

Jumlah130.000.000155.000.000180.000.000205.000.000

C. Penerimaan Eksternal

1. Pemda 00000

2. Donatur00000

Total Penerimaan835.000.0001.565.000.0001.965.000.0002.365.000.000

b.Proyeksi Jumlah PengeluaranTabel 4 5. Tabel Rekapitulasi Rencana Anggaran Pengeluaran Rutin NoKeteranganTahun Ke-0Tahun Ke-1Tahun Ke-2Tahun Ke-3

1. Honorarium 52.000.00052.000.00066.000.00066.000.000

2. Kepanitiaan Ujian

A. Pembuatan Soal1.100.0001.650.0002.200.0002.750.000

B. Koreksi Hasil600.0001.200.0001.800.0002.400.000

C. Pengawas Ujian2.200.0003.300.0006.600.0007.300.000

3. Kepantiaan Ujian7.400.0007.800.0007.800.0008.400.000

4. Biaya Kesekretariatan Ujian2.500.0005.000.0007.500.00010.000.000

5. Biaya Perawatan Alat Kantor5.000.0006.000.0007.000.0008.000.000

6. Listrik , Telepon Dan Air7.000.0008.000.0009.000.00010.000.000

7. Biaya Seminar/ Semester10.000.00015.000.00020.000.00030.000.000

8. Kegiatan Akademik/Smt15.000.00020.000.00030.000.00035.000.000

9. Kegiatan Adm / Semester10.000.00010.000.00010.000.00010.000.000

10. Pengembangan Perpustakaan50.000.00050.000.00075.000.00075.000.000

11. Honor Pembimbing Proyek Akhir---15.000.000

12. Honor Ujian Proyek---15.000.000

13. Lap Top360.000.000360.000.000360.000.000360.000.000

14. Bea Siswa (u/ Mahasiswa)160.000.000160.000.000160.000.000160.000.000

15. Rapat Kerja50.000.00050.000.00050.000.00050.000.000

Jumlah738.800.000679.150.000812.900.000859.850.000

Tabel 4.6Rekapitulasi Rencana Anggaran Pengeluaran PengembanganNoKeteranganTahun Ke-0Tahun Ke-1Tahun Ke-2Tahun Ke-3

1. Kursi Kuliah18.000.00018.000.00018.000.00018.000.000

2. Meja/Kursi(Meubel Dosen)12.000.00012.000.000-20.000.000

3. White Board9.000.000-9.000.000-

4. Filling Cabinet5.000.000-5.000.000-

5. Computer Lab120.000.000--120.000.000

6. Lap Top30.000.000--30.000.000

7. Meubel Perpustakaan10.000.00015.000.000.30.000.000-

8. Almari Perpustakaan20.000.00020.000.00020.000.00020.000.000

9. Buku Perpustakaan25.000.00025.000.00025.000.00025.000.000

10. Almari Arsip5.000.000-12.000.000-

11. Wireless9.000.000---

12. L C D45.000.000---

13. Loker Mahasiswa12.000.00012.000.00012.000.000-

14. Mobil Dinas--150.000.000150.000.000

15. Studi Lanjut Dosen-150.000.000150.000.000150.000.000

J u m l a h320.000.000262.000.000431.000.000533.000.000

4.1.3.2 Analisia KeuanganUntuk melihat kelayakan keuangan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dapat dievaluasi dari aliran kas Tabel 4.7. sebagai berikut :

Tabel 4.7Tabel 4 7. Aliran Kas Program Studi Entrepreneurship

NoPenerimaan & Pengeluaran%Tahun Ke-0Tahun Ke-1Tahun Ke-2Tahun Ke-3

1. Penerimaan

Rutin100525.000.0001.050.000.0001.575.000.0001.620.000.000

Pengembangan70130.000.000 155.000.000 180.000.000 205.000.000

Total Penerimaan655.000.0001.205.000.0001.755.000.0001.825.000.000

Pengeluaran

Rutin738.800.000679.150.000812.900.000859.850.000

Pengembangan320.000.000262.000.000431.000.000533.000.000

Total Pengeluaran1.058.800.000941.150.0001.243.900.0001.392.850.000

Pemasukan263.850.000511.100.000432.150.000

Saldo Tahun Lalu-403.800.000-139.950.000371.150.000

Total-403.800.000-139.950.000371.150.000803.300.000

Data di atas memperlihatkan, pada tahun kedua sudah menunjukkan surplus sebesar Rp. 371.150.000 dengan catatan jika target-target terpenuhi. Tahun ketiga dan berikutnya menunjukkan terus mengalami peningkatan. Sisa anggaran ini akan digunakan untuk operasional rutin, pembenahan fasilitas dan untuk pengembangan program Studi Diploma Tiga AETB Semarang5.2 ASPEK KEBERLANJUTANUntuk menjaga Keberlanjutan dari Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang akan menerapkan Strategi pengelolaan diantaranya: (1) penyehatan organisasi menerapkan prinsip akuntabilitas, (2) menjaga mutu lulusan agar memenuhi kebutuhan pengguna dengan menerapkan model penjaminan mutu ISO 9000 pada tingkat program studi mulai dari pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan administrasi akademik, dan (3) menjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri (4) melakukan kegiatan promosi setiap tahunnya secara efektif dan efisien.5.2.1 Kebutuhan LulusanKebutuhan dan penyerapan lulusan di masyarakat harus selalu diikuti oleh Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dengan mengetahui kebutuhan dan penyerapan lulusan akan diketahui pula pasar tenaga kerja yang diperlukan di masyarakat/ instansi pemerintah. Selain itu Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dapat dibuat kebijakan pendidikan dan pengajaran yang mampu terserap di masyarakat/instansi pemerintah dan tidak menambah jumlah pengangguran. Perubahan yang terjadi pada era globalisasi ini telah menjadi poin kritis yang harus diperhitungkan oleh para pemimpin bisnis dalam mengatur organisasi atau perusahaan mereka. Riset yang berbasis manajemen sama pentingnya dengan keahlian analisis dan pemecahan masalah yang semakin meningkat di era globalisasi ini di mana kompetisi menjadi semakin intens, baik dalam lingkup lokal maupun global.Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang untuk memenuhi kebutuhan ini dengan menciptakan manajer yang mampu menganalisis dan membangun konsep ilmiah dalam manajemen. Program Studi Magister Ilmu Manajemen STIE YAPPAN Surabaya ditujukan bagi mahasiswa yang memiliki beragam latar belakang yang ingin meningkatkan kemampuan mereka dalam ilmu manajemen. Melalui program ini, diharapkan metoda atau konsep baru dalam manajemen dapat dikembangkan melalui riset yang dilakukan oleh mahasiswa, tenaga pengajar, industri, dan pemerintah. Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang untuk menghasilkan riset yang dipublikasi dalam bidang sains dan/ atau praktik manajemen, maka dari itu, 60% (15 SKS) dari total SKS berhubungan dengan kegiatan penelitian masing-masing mahasiswa. Alumni Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang diharapkan dapat menempati posisi manajer, pada lembaga-lembaga pemerintah (eksekutif, legislatif, yudikatif) da perusahaan-perusahaan swasta). Berdasarkan Data Statistik Provinsi Jawa Timur lemaga-lambag yang dapat menampung para lulusan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang minimal 8.631 orang dan maksimal 14.471 orang. 5.2.2 Jumlah LulusanBerita-berita media cetak dan elektronik mengenai keterpurukan ekonomi bangsa, secara nasional, bahkan kehancuran ekonomi secara internasional, begitu marak dan sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat dan berbangsa. Pemutusan hubungan kerja terjadi di mana-mana. Pengangguran dengan berbagai latar belakang pendidikan dan ketrampilan terdapat di mana-mana. Semangat entrepreneurship menjadi upaya nyata menyiasati angka pengangguran yang terus meningkat. Menyebarkan semangat kewirausahaan merupakan upaya nyata untuk menyiasati angka pengangguran yang terus membengkak akibat krisis ekonomi. Munculnya komunitas dengan basis entrepreneurship atau kewirausahaan di Jawa Tengah . . . merupakan upaya untuk membangun jiwa kewirausahaan di tengah kesulitan ekonomi, demikian tulisan STN, Litbang Kompas dalam Kompas Jawa Tengah Jumat, 19 Juni 2009. Selanjutnya, ia mengutip juga data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah dan mengatakan: Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng terdapat empat jenis perusahan di Jateng, yaitu swasta murni, joint venture, PMDN, dan PMA yang jumlahnya mencapai 16.561 perusahan. Sementara jumlah tenaga kerja hingga triwulan II tahun 2008 mencapai 1.505.057 orang.Entrepreneurship dapat menjadi sentra pengembangan sumber daya manusia terutama dalam menciptakan lapangan kerja. Komunitas entrepreneursip akan sangat memberi pengaruh, yang kemudian dapat menjadi penyelamat yang bisa menyerap tenaga kerja. Kebutuhan yang sangat mendesak inilah yang sangat kuat mendorong Yayasan Mitra Cipta Bagi Persada untuk menghadirkan Akademi Entrepreneurship Terang Bangsa dengan Program Studi Entrepreneurship. Menjadikan para lulusanya sebagai pencipta pekerjaan dan bukan sekedar pencari pekerjaan; menjadikan satu lulusan memiliki paling sedikit satu perusahan bagi bangsa tercinta dan seluruh dunia. Dengan slogan yang sangat memberi inspirasi untuk mewujudkan cita-cita: One Graduate, One Company for the Nations.5.2.3 Sumber Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu ManajemenKeberadaan Program Diploma Tiga AETB Semarang dapat menjadi pilihan bagi masyarakat terdiri dari, 12000[footnoteRef:2] orang lulusan SMU/SKM di Jawa Tengah. Terlaksananya Program Diploma Tiga AETB Semarang akan menunjang prioritas pembangunan Propinsi Jawa Tengah dan sekitarnya yaitu meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam melaksanakan pembangunan daerah dan manajemen bisnis bagi perusahaannya yang efektif dan efisien. [2: Statistik Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (2010)]

Jumlah perguran tinggi di Jawa Tengah 238 dan terdapat 54 perguruan tinggi yang memiliki program professional untuk jenjang pendidikan Diploma Tiga, dengan jumlah mahasiswa mencapai 1.359 mahasiswa dan sebagian besar program professional diploma tiga untuk bidang ilmu ekonomi dan kesehatan. Program Diploma Tiga untuk bidang entrepreneurship AETB Semarang ini merupakan program profesioanl diploma tiga yang pertama di Jawa Tengah sehingga kondisi ini memberikan prospek dan peluang besar bagi AETB Semarang untuk memperoleh mahasiswa. 5.2.4 KeberlanjutanKeberlanjutan Program Megister Manajemen STIE YAPAN Surabaya akan diupayakan melalui: penjaminan mutu secara konsisten, promosi yang tepat sasaran, dan kerjasama yang berkesinambungan. Beberapa hal yang menjadi faktor pendukung yang dapat mempengaruhi keberlanjutan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang:a. Komitmen dan dukungan dari Pengurus Yayasan Yayasan Mitra Citra Bagi Persada dan Direktur AETB Semarang selaku penyelenggara Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang yang secara sungguh-sungguh menyelenggarakan pembukaan Program Studi Magiater Ilmu Manajemen dan diharapkan dapat mengangkat citra AETB Semarang Surabaya sebagai perguruan tinggi handal di bidang ilmu entrepreneurship.b. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang pendirian Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang. Pada prinsipnya banyak fasilitas yang diperlukan oleh Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang telah tersediac. Tersedianya dukungan dana dari pihak Yayasan dan Universitas yang memungkinkan penyelenggaraan Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang berjalan dengan lancar. d. Tersedianya tenaga pengajar dan tenaga administrasi yang siap mendukung kelancaran pelaksanaan pendidikan. Untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan program studi maka, Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang Surabaya berkomitmen secara berkala untuk mengirimkan dosen yang masih bergelar S 1 untuk Melanjutkan ke jenjanh S2 dan dosen yang masih bergelar S2 untuk melanjutkan ke jejnag doktor (S3) dan memberikan kesempatan kepada para dosen untuk mengikuti pelatihah, kursus singkat di dalam dan luar negerie. Penjaminan mutu akademik akan ditangani sendiri, sedangkan penjaminan mutu non akademik sudah menjadi wewenang dan tanggung jawab Lembaga Penjamin Mutu Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang. Penjaminan mutu akademik mengacu pada EPSBED dan BAN DIKTI, dengan menerapkan konsep-konsep ISO untuk pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan penelitian. f. Masih rendahnya daya tampung dari PTS lainnya, sehingga tidak akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan untuk meningkatkan peminat maka dilakukan promosi yang dilakukan oleh Tim Penerimaan mahasiswa baru Program Studi Diploma Tiga AETB Semarangg. Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang akan membuat konsep kerjasama dengan pihak luar. Upaya untuk memperluas peluang kerja alumni Program Studi Diploma Tiga AETB Semarang dilakukan kerjasama dengan organisasi profesi seperti Federation of ASEAN Economic Association (FAEA)Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Alumni Magister Manajemen Indonesia (IAMMI), Deskripsi tentang hal ini adalah sebagai berikut : Federation of ASEAN Economic Association (FAEA) dan lain-lain.

44