41
MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031 IV-1 BAB IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat dilihat pada gambar 4.1. 4.1 RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung Kabupaten Indramayu meliputi : a. Kawasan hutan lindung. b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air. c. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas: 1. Kawasan sempadan pantai. 2. Kawasan sempadan sungai. 3. Kawasan sekitar waduk dan situ. 4. Kawasan sempadan jaringan irigasi. 5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas: 1. Kawasan suaka margasatwa. 2. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. e. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas: 1. Kawasan rawan gelombang pasang. 2. Kawasan rawan banjir.

BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-1

BAB IV

RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi rencana pola ruang kawasan lindung

dan rencana pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat dilihat pada gambar 4.1.

4.1 RENCANA POLA RUANG KAWASAN LINDUNG

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan

nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Indramayu bertujuan untuk

mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan

dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan

berkelanjutan.

Kawasan lindung Kabupaten Indramayu meliputi :

a. Kawasan hutan lindung.

b. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa kawasan

resapan air.

c. Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:

1. Kawasan sempadan pantai.

2. Kawasan sempadan sungai.

3. Kawasan sekitar waduk dan situ.

4. Kawasan sempadan jaringan irigasi.

5. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan.

d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:

1. Kawasan suaka margasatwa.

2. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

e. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:

1. Kawasan rawan gelombang pasang.

2. Kawasan rawan banjir.

Page 2: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-2

Page 3: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-3

f. Kawasan lindung geologi, terdiri atas:

1. Kawasan rawan bencana alam geologi.

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

g. Kawasan lindung lainnya, terdiri atas:

1. Kawasan perlindungan plasma nutfah.

2. Kawasan terumbu karang.

Adapun kriteria setiap komponen kawasan lindung dapat dilihat pada tabel 4.1.

Berdasarkan jenis dan kriteria kawasan lindung tersebut, maka rencana pola ruang

kawasan lindung Kabupaten Indramayu adalah :

a. Menetapkan kawasan lindung Daerah sebesar 14 (empat belas) persen dari luas seluruh

wilayah Daerah yang meliputi kawasan lindung berupa kawasan hutan dan kawasan

lindung di luar kawasan hutan, yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2031.

b. Mempertahankan kawasan hutan minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas Daerah Aliran

Sungai (DAS).

c. Mempertahankan kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk

menjamin ketersediaan sumberdaya air.

d. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung yang berada di luar kawasan hutan

sehingga tetap berfungsi lindung.

Tabel 4.1

Kriteria dan Lokasi Kawasan Lindung

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

1. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan berfungsi lindung

Hutan lindung

Kawasan pantai berhutan bakau sesuai SK Menhut No. 419/Kpts II/1999

Hutan Kecamatan Losarang, Cantigi dan Pasekan

8.023 Ha

2. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya

Kawasan resapan air

Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih dari 1000 mm/tahun.

Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm.

Mempunyai kemampuan meluluskan air

Non Hutan Kecamatan Gantar, Kroya, Terisi, Cikedung, Lelea, Widasari, Bangodua dan Tukdana

8.805 Ha

Page 4: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-4

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

dengan kecepatan lebih dari 1 m/hari.

Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan tahan setempat.

Kelerengan kurang dari 15%.

Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.

3. Kawasan perlindungan setempat

3.1 Sempadan pantai

Daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, sekurang-kurangnya

100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Non Hutan Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Cantigi,

Pasekan, Losarang, Kandanghaur, Patrol dan Sukra.

7.458Ha

3.2 Sempadan sungai

Sekurang-kurangnya 5 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan.

Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan-kiri sungai kecil yang tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan.

Sekurang-kurangnya 10 meter dari tepi sungai untuk yang mempunyai

Non Hutan Sungai Cimanuk, Cipanas, Cipunegara, Cilalanang, Pangkalan, Kumpulkuista, Pamengkang dan Cimanis.

1.917 Ha

Page 5: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-5

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

kedalaman tidak lebih besar dari 3 meter.

Sekurang-kurangnya 15 meter dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 meter - 20 meter.

Sekurang-kurangnya 20 meter dari tepi

sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 meter.

Sekurang-kurangnya 100

meter dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

3.3 Kawasan sekitar waduk dan situ

Daratan sepanjang tepian waduk dan situ yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk dan situ

sekurang-kurangnya 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Non Hutan Situ Bolang di kecamatan Cikedung

Situ Buburgadung berada di

Kecamatan Cikedung

Rawa Bedahan di Kecamatan Cikedung

Rawa Cirakit di Kecamatan Cikedung

Rawa Sinang di Kecamatan Cikedung

Rawa Bacin di Kecamatan Tukdana

Waduk Bojongsari di Kecamatan Indramayu

738 Ha

Page 6: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-6

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

Waduk Cipancuh di Kecamatan Haurgeulis

3.4 Kawasan sempadan jaringan irigasi

Garis sempadan air untuk bangunan, diukur dari tepi atas samping

saluran atau dari luar kaki tangkis saluran atau bangunannya dengan jarak : 5 meter untuk saluran irigasi dan

pembuangan dengan kemampuan 4 m3/detik atau lebih, 3 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan kemampuan 1 sampai 4 m3/detik, 2 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

kemampuan kurang dari 1 m3/detik.

Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk

pengontrolan saluran dengan lebar jalan minimum 4 meter.

Perlindungan pada irigasi sekunder baik di dalam maupun diluar permukiman ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan saluran.

Pada kawasan konservasi ini dimungkinkan adanya jalan inspeksi untuk pengontrolan

Non Hutan Lokasi tersebar di Kabupaten/Kota

21.406 Ha

Page 7: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-7

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

saluran dengan lebar jalan minimum 3 meter.

3.5 RTH Perkotaan

Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 meter persegi.

Berbentuk satu

hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur.

Didominasi

komunitas tumbuhan.

Lokasi tersebar di setiap kecamatan

1.722 Ha

4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

4.1 Kawasan suaka margasatwa

Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi.

Memiliki keanekaraga-man dan/atau keunikan satwa.

Memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

Hutan Suaka Margasatwa di Desa Bulak Kecamatan Jatibarang

4 Ha

4.2 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gaya yang khas dan sekurang-kurangnya 50

Non Hutan Kawasan Pulau Biawak di Kecamatan Pasekan

Kawasan situs yang tersebar di Kecamatan Sindang, Indramayu, Karanganpel, Krangkeng, Jatibarang, Sliyeg, dan Sukagumiwang.

15.540 Ha 12 Ha

Page 8: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-8

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya.

5. Kawasan rawan bencana alam

5.1. Kawasan gelombang pasang

Kawasan sekitar pantai yang rawan terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10 sampai dengan 100

kilometer per jam yang timbul akibat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari.

Kawasan yang diidentifikasi sering

dan berpotensi tinggi mengalami bencana gelombang pasang.

Non Hutan Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Pasekan, Indramayu,

Balongan, Juntinyuat, Karangampel, dan Krangkeng.

5.2 Kawasan rawan banjir

Kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir.

Non Hutan Kecamatan Sukra,

Patrol,

Kandanghaur,

Losarang, Cantigi,

Arahan, Lohbener,

Sindang,

Indramayu,

Balongan,

Juntinyuat,

Karangampel,

Krangkeng,

Pasekan, Cikedung,

Terisi, Bongas,

Gabuswetan, Lelea,

Widasari,

Bangodua,

Tukdana, Gantar,

Page 9: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-9

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

Haurgeulis dan

Jatibarang.

6. Kawasan lindung geologi

6.1 Kawasan rawan bencana alam geologi

a. Kawasan rawan abrasi

Pantai yang berpotensi memiliki kerentanan terjadinya abrasi dan/atau pernah mengalami

abrasi.

Non Hutan Kecamatan Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Cantigi, Pasekan,

Indramayu, Balongan, Juntinmyuat, Karangampel, dan Krangkeng.

1.653 Ha

b. Kawasan rawan gerakan tanah

Kawasan dengan kerentanan tinggi untuk terpengaruh gerakan tanah, terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng di kawasan ini.

Non Hutan Kecamatan Gantar 14 Ha

6.2 Kawasan yang Memberikan perlindungan terhadap air tanah

Meliputi kriteria kawasan imbuhan air tanah : Memiliki jenis fisik

batuan tanah dengan kemampuan meluluskan air dengan jumlah yang berarti.

Memiliki lapisan penutup tanah berupa pasir sampai lanau.

Memiliki hubungan hidrogeologis yang menerus dengan daerah lepasan; dan/atau

Memiliki muka air tanah tidak tertekan yang letaknya lebih

Hutan dan Non hutan

Kecamatan

Indramayu,

Sindang, Pasekan,

Cantigi, Arahan,

Lohbener, Widasar,

Jatibarang,

Bangodua,

Tukdana, Cikedung,

Terisi, Kroya dan

Gantar.

29.890 Ha

Page 10: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-10

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

tinggi daripada muka air tanah yang tertekan.

7. Kawasan lindung lainnya

7.1 Kawasan perlindungan plasma nutfah

Areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah

tertentu yang belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan.

Merupakan areal tempat

pemindahan satwa yang merupakan tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut mempunyai luas cukup dan

lapangannya tidak membahayakan.

Kawasan perlindungan plasma nutfah adalah kawasan di luar kawasan suaka

alam dan pelestarian alam yang diperuntukkan bagi pengembangan dan pelestarian pemanfaatan plasma nutfah tertentu.

Non Hutan Muara Cimanuk di Kecamatan Pasekan.

Pulau Biawak di Kecamatan Pasekan.

7.2 Kawasan terumbu karang

Berupa kawasan yang berbentuk dari koloni masif dari hewan kecil yang secara bertahap membentuk terumbu karang.

Terdapat di sepanjang pantai dengan kedalaman paling dalam 40 meter.

Dipisahkan oleh laguna dengan

Perairan Laut

Pantai Majakerta di Kecamatan Balongan.

Kawasan Pulau Biawak di Kecamatan Pasekan.

Page 11: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-11

Fungsi Jenis/Tipe Kriteria Klasifikasi

Fisik Lokasi Luas

kedalaman antara 40 sampai dengan 75 meter.

Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Perda No.22/2010 tentang RTRWP Jawa Barat.

Adapun sasaran pengembangan kawasan lindung adalah :

a. Terjaganya fungsi lindung pada kawasan lindung non hutan.

b. Terjaganya kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis.

c. Terjaminnya ketersediaan sumber daya air.

d. Berkurangnya lahan kritis dan tanah terlantar.

e. Terbentuknya kawasan penyangga di sekitar kawasan hutan lindung dan konservasi.

f. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya pada kawasan lindung.

g. Berkurangnya dampak bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan alam.

4.2 RENCANA POLA RUANG KAWASAN BUDIDAYA

Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Indramayu berupa kawasan

peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan

pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan

peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan

kawasan peruntukan budidaya lainnya.

4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan

berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan konsumsi masyarakat, industri

dan ekspor. Kawasan peruntukan hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu berupa

hutan produksi tetap seluas 32.004 Ha yang berlokasi di Kecamatan Haurgeulis, Gantar,

Terisi, Kroya, Cikedung, dan Tukdana.

Dengan memperhatikan kriteria kawasan budidaya hutan produksi yang terdapat

dalam RTRWN dan RTRWP Jawa Barat maka arah pengembangan kawasan budidaya hutan

produksi adalah :

Page 12: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-12

1. Meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi

sekitarnya.

2. Meningkatkan fungsi lindung.

3. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan.

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat.

5. Meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat.

6. Mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah

setempat.

Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi antara lain:

1. Penghasil kayu dan bukan kayu.

2. Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya.

3. Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

4. Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan hutan produksi antara

lain :

1. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pembangunan di

luar kehutanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi.

b. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan

dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri terkait dengan

memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian

hutan/lingkungan.

c. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan pertambangan

terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan secara selektif.

2. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi mencakup tentang kegiatan

pemanfaatan kawasan, kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, kegiatan pemanfaatan

hasil kayu dan atau bukan kayu, dan kegiatan pemungutan hasil kayu dan atau bukan

kayu.

3. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus terlebih dahulu

memiliki kajian studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang

diselenggarakan oleh pemrakarsa yang dilengkapi dengan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).

Page 13: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-13

4. Cara pengelolaan produksi hutan yang diterapkan harus didasarkan kepada rencana

kerja yang disetujui Dinas Kehutanan dan atau Kementerian Kehutanan, dan

pelaksanaannya harus dilaporkan secara berkala. Rencana kerja tersebut harus memuat

juga rencana kegiatan reboisasi di lokasi hutan yang sudah ditebang.

5. Kegiatan di kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan untuk tetap

mempertahankan bentuk tebing sungai dan mencegah sedimentasi ke aliran sungai

akibat erosi dan longsor.

6. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan untuk

menyerap sebesar mungkin tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal.

7. Kawasan peruntukan hutan produksi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

pembangunan di luar sektor kehutanan seperti pertambangan, pembangunan jaringan

listrik, telepon dan instalasi air, kepentingan religi, serta kepentingan pertahanan dan

keamanan.

8. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi wajib memenuhi kriteria dan

indikator pengelolaan hutan secara lestari yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan

ekologi.

9. Pemanfaatan ruang beserta sumber daya hasil hutan di kawasan peruntukan hutan

produksi harus diperuntukan untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan negara dan

kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan

pembangunan yang berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan sebagai

daerah resapan air hujan serta memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 83/KPTS/UM/8/1981,

penetapan batas hutan produksi sebagai berikut:

1. Parameter yang diperhatikan dan diperhitungkan dalam penetapan hutan produksi

adalah lereng (kemiringan) lapangan, jenis tanah, dan intensitas hujan.

2. Untuk keperluan penilaian fisik wilayah, setiap parameter tersebut dibedakan dalam 5

tingkatan (kelas) yang diuraikan dengan tingkat kepekaannya terhadap erosi. Makin

tinggi nilai kelas parameter makin tinggi pula tingkat kepekaannya terhadap erosi.

3. Skoring fisik wilayah ditentukan oleh total nilai kelas ketiga parameter setelah masing-

masing nilai kelas parameter dikalikan dengan bobot 20 untuk parameter lereng, bobot

15 untuk parameter jenis tanah, dan bobot 10 untuk parameter intensitas hujan (lihat

tabel 4.2, Tabel 4.3 dan tabel 4.4);

Page 14: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-14

Tabel 4.2

Skoring Kelas Lereng

Kelas Lereng Kisaran Lereng (%) Keterangan Hasil Nilai

Kelas x Bobot

1 0 - 8 Datar 20

2 8 - 15 Landai 40

3 15 - 25 Agak curam 60

4 25 - 45 Curam 80

5 ≥ 45 Sangat curam 100 Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak “Kriteria Lokasi & Standar Teknik”,

Dept. Kimpraswil

Tabel 4.3 Skoring Kelas Jenis Tanah

Kelas Tanah Kelompok Jenis Tanah Kepekaan

Terhadap Erosi Hasil Nilai

Kelas x Bobot

1 Aluvial, Tanah, Glei, Planossol, Hidromorf Kelabu, Literite Air Tanah

Tidak peka 15

2 Latosol agak peka 30

3 Brown Forest Soil, Non Calcic

kurang peka 45

4 Andosol, Laterictic Gromusol, Podsolik

peka 60

5 Regosol, Litosol Organosol,

Renzine

sangat peka 75

Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak “Kriteria Lokasi & Standar Teknik”, Dept. Kimpraswil

Tabel 4.4 Skoring Kelas Intensitas Hujan

Kelas Intensitas

Hujan

Kisaran Curah Hujan

(mm/hari hujan) Keterangan

Hasil Nilai

Kelas x Bobot

1 8 - 13,6 sangat rendah 10

2 13,6 - 20,7 rendah 20

3 20,7 - 27,7 sedang 30

4 27,7 - 34,8 tinggi 40

5 ≥ 34,8 sangat tinggi 50 Sumber : Penanganan Khusus Kawasan Puncak “Kriteria Lokasi & Standar Teknik”,

Dept. Kimpraswil

4. Berdasarkan hasil penjumlahan skoring ketiga parameter tersebut yaitu lereng, jenis

lahan, dan intensitas hujan suatu wilayah hutan dinyatakan memenuhi syarat untuk

ditetapkan sebagai hutan produksi tetap jika memiliki skoring fisik wilayah dengan nilai <

Page 15: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-15

125, tidak merupakan kawasan lindung, serta berada di luar hutan suaka alam, hutan

wisata dan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, dan hutan konversi lainnya.

Kriteria teknis peruntukan kawasan peruntukan hutan produksi sebagai berikut :

1. Radius atau jarak yang diperbolehkan untuk melakukan penebangan pohon di kawasan

hutan produksi:

a. > 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau.

b. > 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa.

c. > 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai.

d. > 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai.

e. > 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang.

f. > 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi

pantai.

2. Luas kawasan hutan dalam setiap daerah aliran sungai (DAS) dan atau pulau minimal

30% dari luas daratan. Berdasarkan pertimbangan tersebut setiap provinsi dan

kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya kurang dari 30% perlu menambah luas

hutannya. Sedangkan bagi provinsi dan kabupaten/kota yang luas kawasan hutannya

lebih dari 30% tidak boleh secara bebas mengurangi luas kawasan hutannya.

4.2.2 Kawasan Hutan Rakyat

Kawasan peruntukan hutan rakyat di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih

38.516 Ha berada di setiap kecamatan. Pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat

dapat memanfaatkan kawasan lain berdasarkan daya dukung lingkungan dan nilai ekonomis.

Kawasan lain tersebut meliputi:

a. Kawasan sempadan pantai.

b. Kawasan sempadan sungai.

c. Kawasan sekitar waduk dan situ.

Melalui pembangunan hutan rakyat berkelanjutan dari tahun ke tahun serta

pengelolaannya diarahkan sebagai usaha kelompok tani secara mandiri, diharapkan akan

mempercepat upaya rehabilitasi lahan, perbaikan lingkungan, pemenuhan kebutuhan kayu

sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan disekitar hutan.

Sasaran lokasi hutan rakyat adalah lahan milik rakyat, tanah adat atau lahan di luar

kawasan hutan yang memiliki potensi untuk untuk pengembangan hutan rakyatm dapat

Page 16: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-16

berupa lahan tegalan dan lahan pekarangan yang luasnya memenuhi syarat sebagai hutan

rakayat dalam wilayah DAS Prioritas.

4.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan budidaya pertanian merupakan kawasan yang ditujukan untuk mewujudkan

ketahanan pangan nasional. Arahan pengembangan pertanian difokuskan pada :

1. Mempertahankan kawasan pertanian pangan irigasi teknis.

2. Mendukung ketahanan pangan provinsi dan nasional.

3. Meningkatkan produktivitas melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam yang

sesuai dengan kondisi tanah dan perubahan iklim.

4. Ditunjang dengan pengembangan infrastruktur sumberdaya air yang mampu menjamin

ketersediaan air.

5. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pemanfaatan yang lestari.

Pengembangan kawasan pertanian pangan merujuk pada ketentuan sebagai berikut:

1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian.

2. Terutama berada dalam di lahan beririgasi teknis.

3. Memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan hortikultura dan

memperhatikan aspek penetapan kawasan hortikultura sesuai ketentuan peraturan

perundangan.

Penetapan kawasan peruntukan pertanian ini diperlukan untuk memudahkan dalam

penumbuhan dan pengembangan kawasan pertanian berbasis agribisnis mulai dari

penyediaan sarana produksi, budidaya, pengolahan pasca panen dan pemasaran serta

kegiatan pendukungnya secara terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan.

Manfaat penetapan kriteria peruntukan kawasan pertanian untuk:

1. Meningkatkan daya dukung lahan baik kawasan pertanian yang telah ada maupun

melalui pembukaan lahan baru untuk pertanian tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan, dan pendayagunaan investasi.

2. Meningkatkan sinergitas dan keterpaduan pembangunan lintas sektor dan sub sektor

yang berkelanjutan.

3. Meningkatkan pelestarian dan konservasi sumber daya alam untuk pertanian dan

mengendalikan alih fungsi lahan dan pertanian ke non pertanian agar ketersediaan lahan

tetap berkelanjutan.

4. Memberikan kemudahan dalam mengukur kinerja program dan kegiatan penumbuhan

dan pengembangan kawasan pertanian.

Page 17: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-17

5. Mendorong tersedianya bahan baku industri hulu dan hilir dan/atau mendorong

pengembangan sumber energi terbarukan, dan meningkatkan ketahanan pangan,

kemandirian pangan dan kedaulatan pangan.

6. Menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan

masyarakat, meningkatkan pendapatan nasional dan daerah, melestarikan nilai sosial

budaya dan daya tarik kawasan perdesaan sebagai kawasan agropolitan.

Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan berdasarkan kesesuaian lahan dalam

pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Tipologi lahan kawasan pertanian berdasarkan kesesuaian lahan dan persyaratan agroklimat

tersaji dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5

Tipologi Lahan Kawasan Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan Persyaratan Agroklimat

No Kawasan Kesesuaian Lahan Persyaratan Agroklimat

1 Tanaman Pangan

Dataran rendah dan dataran tinggi,

dengan bentuk lahan datar sampal berombak (lereng <8%), kesesualan lahan tergolong S1, S2 atau S3, memiliki dan

atau tidak memiliki prasarana irigasi untuk pengembangan.

Disesuaikan dengan

komoditas yang dikembarigkan sesuai dengan

agropedoklimat setempat

2. Hortikultura

Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan bentuk lahan datan sampai berbukit, kesesuaian lahan tergolong SI,

S2 atau S3, clan tersedia sumber air yang cukup.

Disesuaikan dengan komoditas yang dikembangkan

sesuai dengan agropedoklimat setempat

3. Perkebunan

Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan bentuk Iahan datar sampai

berbukit, kesesualan lahan tergolong SI, S2 atau S3.

Disesuaikan dengan komoditas yang

dikembangkan sesuai dengan agropedoklimat

setempat

4. Peternakan

Dataran rendah dan dataran tinggi sampai

berbukit di luar pemukiman dengan sistem sanitasi yang cukup. Tidak berada di permukiman dan memperhatikan aspek

lingkungan.

Disesuaikan dengan

komoditas yang dikembangkan sesuai dengan

agropedoklimat setempat

Sumber :Permentan No. 41 Tahun 2009

Page 18: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-18

Keterangan :

S1 = lahan sangat sesuai. S2 = lahan cukup sesuai.

S3 = sesuai marjinal.

Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Indramayu meliputi :

1. Kawasan tanaman pangan seluas 92.370 Ha berada di setiap kecamatan. Selanjutnya

Kawasan tanaman pangan tersebut akan ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan

berkelanjutan.

2. Kawasan hortikultura seluas 3.407 Ha berada di setiap kecamatan.

3. Kawasan perkebunan seluas 1.155 Ha berada di setiap kecamatan.

4. kawasan peternakan meliputi :

a. Itik tersebar di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan komoditas itik meliputi

: Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Krangkeng, Kecamatan Jatibarang, Kecamatan

Sindang, Kecamatan Anjatan, Kecamatan Gantar, Kecamatan Terisi, Kecamatan

Cikedung, Kecamatan Widasari, Kecamatan Kertasemaya, Kecamatan Karangampel,

dan Kecamatan Pasekan.

b. Kambing dan domba tersebar di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan

komoditas kambing-domba meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar,

Kecamatan Kroya, Kecamatan Cikedung, Kecamatan Tukdana, Kecamatan Cantigi,

Kecamatan Anjatan, dan Kecamatan Kandanghaur.

c. Sapi potong tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas

sapi potong meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar, Kecamatan

Cikedung, Kecamatan Terisi, Kecamatan Lelea, Kecamatan Tukdana, Kecamatan

Kertasemaya, Kecamatan Juntinyuat, dan Kecamatan Anjatan.

d. Kerbau tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas kerbau

meliputi : Kecamatan Gantar, Kecamatan Cikedung, dan Kecamatan Terisi.

e. Kuda tersebar di wilayah Daerah dengan daerah pengembangan komoditas kuda

meliputi : Kecamatan Cikedung, Kecamatan Lelea, Kecamatan Widasari, dan

Kecamatan Kandanghaur.

f. Ayam ras pedaging di wilayah Daerah dengan sentra pengembangan komoditas

ayam ras pedaging meliputi : Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar, Kecamatan

Kroya, Kecamatan Gabuswetan, Kecamatan Terisi, Kecamatan Lelea, Kecamatan

Kertasemaya, Kecamatan Sukagumiwang, Kecamatan Krangkeng, Kecamatan

Karangampel, Kecamatan Kedokanbunder, Kecamatan Lohbener, Kecamatan

Kandanghaur, Kecamatan Bongas, dan Kecamatan Anjatan.

Page 19: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-19

g. Ayam buras pedaging tersebar di setiap kecamatan.

h. Ayam buras petelur tersebar di setiap kecamatan.

4.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan

Pengembangan kawasan peruntukan perikanan meliputi:

a. Pengembangan kawasan budidaya air tawar.

b. Pengembangan kawasan budidaya air payau.

c. Pengembangan kawasan budidaya air laut.

d. Pengembangan kawasan industri pengolahan perikanan.

Pengembangan kawasan peruntukan perikanan, dilaksanakan untuk:

a. Meningkatkan produksi ikan.

b. Meningkatkan konsumsi ikan.

c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.

d. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan udang.

e. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya perikanan.

Kawasan peruntukan perikanan di Kabupaten Indramayu berupa kawasan perikanan

tangkap, kawasan perikanan budidaya, kawasan pengolahan, dan kawasan minapolitan.

Untuk kawasan perikanan tangkap terdiri dari perikanan tangkap di laut sejauh 4 mil dan

kawasan perikanan tangkap di perairan umum. Sementara itu kawasan perikanan budidaya

terdiri atas kawasan perikanan budidaya air payau, air tawar, dan budidaya laut.

Kawasan perikanan budidaya air payau di Kabupaten Indramayu adalah seluas

14.083 Ha yang berlokasi di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan,

Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Kandanghaur, Patrol, Sukra, dan Losarang.

Sedangkan perikanan budidaya air tawar berlokasi tersebar di setiap kecamatan dengan luas

405 Ha. Sementara itu kawasan perikanan budidaya laut meliputi kawasan pesisir di

kabupaten Indramayu yang mencakup 38 desa dan 11 kecamatan dengan laut sejauh 4 mil.

Adapun kawasan perikanan budidaya laut ini juga meliputi kawasan peruntukan pelabuhan

pendaratan ikan yaitu :

1. Pelabuhan samudera Karangsong yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di

Kecamatan Indramayu.

2. Pelabuhan perikanan pantai Dadap dan tempat pelelangan ikan Dadap berada di

Kecamatan Juntinyuat.

3. Pelabuhan pendaratan ikan Eretan Wetan dan Eretan Kulon yang dilengkapi tempat

pelelangan ikan berada di Kecamatan Kandanghaur.

Page 20: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-20

4. Pelabuhan pendaratan ikan Glayem yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada di

Kecamatan Juntinyuat.

5. Pelabuhan pendaratan ikan Tegalagung yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada

di Kecamatan Sukra.

6. Pelabuhan pendaratan ikan Ujunggebang yang dilengkapi tempat pelelangan ikan

berada di Kecamatan Sukra.

7. Pelabuhan pendaratan ikan Bugel berada di Kecamatan Patrol.

8. Pelabuhan pendaratan ikan Cemara berada di Kecamatan Losarang.

9. Pelabuhan pendaratan ikan Cangkring berada di Kecamatan Cantigi.

10. Pelabuhan pendaratan ikan Majakerta berada di Kecamatan Balongan.

11. Pelabuhan pendaratan ikan Lombang yang dilengkapai tempat pelelangan ikan berada di

Kecamatan Juntinyuat.

12. Pelabuhan pendaratan ikan Limbangan yang dilengkapi tempat pelelangan ikan berada

di Kecamatan Juntinyuat.

13. Pelabuhan pendaratan ikan Juntinyuat berada di Kecamatan Juntinyuat.

Kawasan pengolahan di Kabupaten Indramayu berupa industri pengolahan hasil

perikanan yang berlokasi di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, Desa Limbangan Kecamatan

Juntinyuat, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa Kenanga Kecamatan Sindang,

Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur,

Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, dan Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra.

Kawasan minapolitan di Kabupaten Indramayu terdiri dari 4 kawasan minapolitan,

yaitu minapolitan garam berada di Desa Santing Kecamatan Losarang, minapolitan perikanan

tangkap berada di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, minapolitan perikanan budidaya

di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan dan Desa Krimun Kecamatan Losarang serta

minapolitan pengolahan hasil perikanan berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang.

4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan

Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan dilakukan dengan tetap menjaga

kualitas lingkungan. Pengembangan kawasan peruntukan pertambangan diarahkan untuk:

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian wilayah.

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.

3. Mendorong upaya pengendalian pemanfaatan kawasan pertambangan secara lestari,

baik untuk pertambangan skala besar maupun skala kecil.

Page 21: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-21

4. Meningkatkan penerapan penambangan yang memenuhi persyaratan keselamatan dan

kesehatan kerja.

5. Meningkatkan penanggulangan kerusakan lahan di wilayah kerja pertambangan.

6. Mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitar kawasan.

Kawasan peruntukan pertambangan adalah kawasan yang :

1. Memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas

berdasarkan data geologi.

2. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan

secara berkelanjutan.

3. Tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya.

4. Tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Indramayu meliputi kawasan

pertambangan mineral dan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi. Kawasan

pertambangan mineral terdiri atas mineral bukan logam dan batuan, dimana mineral

bukan logam adalah berupa tanah liat yang berlokasi tersebar di setiap kecamatan.

Sedangkan batuan berupa sirtu yang berlokasi di Desa Bantarwaru Kecamatan Gantar

dan pasir urug yang berada di Kecamatan Gantar, Lohbener, Arahan dan

Sukagumiwang.

Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Indramayu berlokasi

di Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Sliyeg, Kedokanbunder, Kertasemaya,

Jatibarang, Losarang, Lohbener, Kandanghaur, Sukra, Anjatan, Bongas, Kroya,

Gabuswetan, Patrol, Haurgeulis dan Balongan.

4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri

Sebagian atau seluruh bagian kawasan peruntukan industri dapat dikelola oleh satu

pengelola tertentu. Dalam hal ini, kawasan yang dikelola oleh satu pengelola tertentu

tersebut disebut kawasan industri.

Kawasan peruntukan industri memiliki fungsi antara lain:

1. Memfasilitasi kegiatan industri agar tercipta aglomerasi kegiatan produksi di satu lokasi

dengan biaya investasi prasarana yang efisien.

2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja.

3. Meningkatkan nilai tambah komoditas yang pada gilirannya meningkatkan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di wilayah yang bersangkutan.

4. Mempermudah koordinasi pengendalian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.

Page 22: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-22

Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan industri :

1. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri harus sebesar-besarnya diperuntukan bagi

upaya mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan nilai tambah dan peningkatan

pendapatan yang tercipta akibat efisiensi biaya investasi dan proses aglomerasi, dengan

tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat

meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat setempat. Untuk itu jenis industri yang

dikembangkan harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat dengan karakteristik

lokasi setempat, seperti kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke

pasar.

3. Kawasan peruntukan industri harus memiliki kajian Amdal, sehingga dapat ditetapkan

kriteria jenis industri yang diijinkan beroperasi di kawasan tersebut.

4. Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam kawasan peruntukan

industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan industri yang mengelola kawasan

industri.

5. Khusus untuk kawasan industri, pihak pengelola wajib menyiapkan kajian studi Amdal

sehingga pihak industri cukup menyiapkan RPL dan RKL.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan industri yang

berorientasi bahan mentah:

1. Kemiringan lereng : kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar

0% - 25%, pada kemiringan >25% - 45% dapat dikembangkan

kegiatan industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian

tidak lebih dari 1000 meter dpl.

2. Hidrologi : bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik

sampai sedang.

3. Klimatologi : lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang

menuju permukiman penduduk.

4. Geologi : dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada di daerah

rawan bencana longsor.

5. Lahan : area cukup luas minimal 20 ha, karakteristik tanah bertekstur

sedang sampai kasar, berada pada tanah marginal untuk

pertanian.

Kriteria teknis kawasan peruntukan industri meliputi :

1. Harus memperhatikan kelestarian lingkungan.

Page 23: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-23

2. Harus dilengkapi dengan unit pengolahan limbah.

3. Harus memperhatikan suplai air bersih.

4. Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan dan memenuhi

kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.

5. Pengelolaan limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan sebaiknya

dikelola secara terpadu.

6. Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawasan peruntukan industri.

7. Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

8. Memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan industri.

9. Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 Km dari permukiman dan berjarak

15-20 Km dari pusat kota.

10. Kawasan industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C atau D.

11. Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan kaveling industri, jalan

dan saluran, ruang terbuka hijau, dan fasilitas penunjang. Pola penggunaan lahan pada

kawasan industri secara teknis dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Pola Penggunaan Lahan Pada Kawasan Industri

No. Jenis Penggunaan Struktur

Penggunaan (%) Keterangan

1. Kaveling Industri Maksimal 70 % Setiap kaveling harus mengikuti

ketentuan KDB sesuai dengan Perda setempat.

2. Jalan dan Saluran 8 – 12 % Terdapat jalan primer dan jalan

sekuder Tekanan gandar primer minimal 8 ton dan sekunder minimal 5 ton Perkerasan jalan

minimal 7 meter.

3. Ruang Terbuka Hijau Minimal 10 % Dapat berupa jalur hijau (green belt), taman dan

perimeter

4. Fasilitas Penunjang 6 – 12 % Dapat berupa kantin, guest house, tempat ibadah,

fasilitas olahraga, tempat pengolahan air bersih, gardu induk, rumah

telekomunikasi. Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001

Page 24: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-24

12. Setiap kawasan industri, sesuai dengan luas lahan yang dikelola, harus mengalokasikan

lahannya untuk kaveling industri, kaveling perumahan, jalan dan sarana penunjang, dan

ruang terbuka hijau. Alokasi lahan pada Kawasan Industri dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Alokasi Lahan Pada Kawasan Industri

No

Luas Lahan Dapat Dijual (Maksimal 70%) Jalan & Sarana

Penunjang Lainnya

Maksimal 70%

Ruang Terbuka

Hijau (%)

No Luas Kawasan Industri

(Ha)

Kaveling Industri

(%)

Kaveling Komersial (%)

Kaveling Perumahan

(%)

1. 10 - 20 65 – 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10

2. › 20 – 50 65 – 70 Maksimal 10 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10

3. › 50 – 100 60 – 70 Maksimal 12,5 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10

4. › 100 – 200 50 – 70 Maksimal 15 Maksimal 10 Sesuai kebutuhan Minimal 10

5. › 200 – 500 45 – 70 Maksimal 17,5 10 – 25 Sesuai kebutuhan Minimal 10

6. › 500 40 – 70 Maksimal 20 10 – 30 Sesuai kebutuhan Minimal 10

Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001

13. Kawasan Industri harus menyediakan fasilitas fisik dan pelayanan umum. Standar teknis

pelayanan umum dan fasilitas fisik di kawasan industri dapat dilihat tabel 4.8.

Tabel 4.8

Standar Teknis Pelayanan Umum di Kawasan Industri

No Teknis Pelayanan Standar Kebutuhan Keterangan

1. Tenaga Kerja 90 – 110 tenaga kerja/Ha

2. Luas lahan per unit usaha 0,3 – 5 Ha Terdapat beberapa variasi

urutan kaveling. Rata-rata kebutuhan lahan 1,34 Ha/unit usaha industri

3. Listrik 0,15 – 0,2 MVA/Ha Sumber dari PLN atau swasta

4. Telekomunikasi 4 – 5 SST/Ha Termasuk faximile/telex

Telepon umum 1 SST/16 Ha

5. Air bersih 0,55 – 0,75 liter/Ha Sumber PDAM/air tanah

usaha sendiri sesuai ketentuan yang berlaku

6. Saluran drainase Sesuai debit Ditempatkan di kiri kanan

jalan utama dan lingkungan

7. Saluran sewerage Sesuai debit Saluran tertutup yang

terpisah dari saluran drainase

8. Prasarana dan sarana sampah

1 bak sampah/kaveling 1 armada sampah/20 Ha 1 unit TPS/20 Ha

Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah 4 m3/Ha/hari

Page 25: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-25

No Teknis Pelayanan Standar Kebutuhan Keterangan

9. Kapasitas kelola IPAL Standar influent : BOD : 400 – 600 mg/l

COD : 600 – 800 mg/l TSS : 400 – 600 mg/l PH : 4 - 10

Kualitas parameter limbah cair yang berada di atas

standar influent yang ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh pabrik yang bersangkutan

10. Jaringan jalan a. Jalan utama 2 lajur 1 arah dengan perkerasan 2 x 7 m, atau

1 jalur dengan perkerasan minimal 8 m

b. Jalan lingkungan 2 arah dengan perkerasan

minimal 7 m

11. Kebutuhan hunia 1,5 tenaga kerja/unit hunian

12. Kebutuhan fasilitas komersila

Sesuai dengan kebutuhan dengan maksimum 20 % luas lahan

Diperlukan Trade Center untuk promosi wilayah dan produk

13. Bangkitan transportasi Ekspor : 3,5 TEU’s/Ha/bulan Impor : 3,0 TEU’s/Ha/Bulan

Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan

Sumber : Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) di Daerah, Balitbang Indag - Puslitbang, 2001

Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Indramayu terdiri atas

1. Industri besar seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Balongan.

2. Industri menengah seluas 1.000 Ha berada di Kecamatan Losarang, Kecamatan

Kandanghaur, Kecamatan Patrol, dan Kecamatan Sukra.

3. Industri kecil dan makro tersebar di wilayah Daerah meliputi :

a. Industri krupuk ikan dan udang berada di Desa Kenanga Kecamatan Sindang.

b. Industri batik yang berlokasi di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu, Desa

Pabean Udik Kecamatan Indramayu, Desa Penganjang Kecamatan Sindang, Desa

Terusan Kecamatan Sindang dan Desa Babadan Kecamatan Sindang.

c. Industri gitar mini berada di Desa Lelea Kecamatan Lelea.

d. Industri kain bordir berada di Desa Sukawera Kecamatan Kertasemaya.

e. Industri dodol berada di Kecamatan Karangampel.

f. Industri keripik melinjo berada di Kecamatan Karangampel.

g. Industri gerabah/keramik berada di Kecamatan Kandanghaur.

h. Industri kerajinan topeng berada di Kecamatan Sliyeg.

i. Industri tenun gedogan dan waring berada di Kecamatan Juntinyuat.

j. Industri ayaman bambu dan pandan yang berada di Kecamatan Sliyeg, Arahan dan

Lelea.

k. Industri kecap berada di Kecamatan Lohbener, Jatibarang dan Juntinyuat.

Page 26: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-26

l. Industri keripik mangga berada di Kecamatan Lohbener.

m. Industri rajungan berada di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur dan Desa

Dadap Kecamatan Juntinyuat.

n. Industri bandeng tanpa duri berada di Kecamatan Indramayu.

o. Industri makanan lumpia kering berada di Kecamatan Lohbener.

4.2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Jenis obyek wisata yang diusahakan dan

dikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam atau pun wisata

sejarah dan konservasi budaya.

Fungsi utama kawasan peruntukan pariwisata memiliki fungsi antara lain:

1. Memperkenalkan, mendayagunakan dan melestarikan nilai-nilai sejarah/budaya lokal dan

keindahan alam.

2. Mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.

Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan pariwisata sebagai

berikut :

1. Kegiatan kepariwisataan diarahkan untuk memanfaatkan potensi keindahan alam,

budaya dan sejarah di kawasan peruntukan pariwisata guna mendorong perkembangan

pariwisata dengan memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya, adat istiadat, mutu dan

keindahan lingkungan alam serta kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan harus memiliki hubungan fungsional

dengan kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta membangkitkan kegiatan

sektor jasa masyarakat.

3. Pemanfaatan lingkungan dan bangunan cagar budaya untuk kepentingan pariwisata,

sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayan dan agama harus memperhatikan

kelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya tersebut. Pemanfaatan tersebut

harus memiliki izin dari Pemerintah Daerah dan atau Kementerian yang menangani

bidang kebudayaan.

4. Pengusahaan situs benda cagar budaya sebagai obyek wisata diharapkan dapat

membantu memenuhi kebutuhan dana bagi pemeliharaan dan upaya pelestarian benda

cagar budaya yang bersangkutan.

5. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan pariwisata harus diperuntukan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut

Page 27: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-27

sebagai cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-

kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup.

6. Pada kawasan peruntukan pariwisata, fasilitas fisik yang harus tersedia meliputi jaringan

listrik, telepon, jaringan jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase, dan saluran

air kotor.

7. Harus memberikan dampak perkembangan terhadap pusat produksi seperti kawasan

pertanian, perikanan, dan perkebunan.

8. Harus bebas polusi.

9. Pengelolaan dan perawatan benda cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab

pemerintah/pemerintah daerah.

10. Setiap orang dilarang mengubah bentuk dan atau warna, mengambil atau memindahkan

benda cagar budaya dari lokasi keberadaannya.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan kawasan pariwisata

sebagai berikut :

1. Memiliki struktur tanah yang stabil.

2. Memiliki kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak

negatif terhadap kelestarian lingkungan.

3. Merupakan lahan yang tidak terlalu subur dan bukan lahan pertanian yang produktif.

4. Memiliki aksesibilitas yang tinggi.

5. Tidak mengganggu kelancaran lalu lintas pada jalur jalan raya regional.

6. Tersedia prasarana fisik yaitu listrik dan air bersih.

7. Terdiri dari lingkungan/ bangunan/ gedung bersejarah dan cagar budaya.

8. Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan dan budaya, serta keunikan tertentu.

9. Dilengkapi fasilitas pengolah limbah (padat dan cair).

Karakteristik kawasan peruntukan pariwisata dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9

Karakteristik Kawasan Peruntukan Pariwisata

No Jenis Wisata Kriteria Teknis

Fisik Prasarana Sarana

1. Wisata Alam

Wisata bahari Mempunyai struktur tanah yang stabil

Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negative terhadap kelestarian

Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon

Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai

Tersedia angkutan umum

Jenis sarana yang tersedia yaitu hotel/penginapan, rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi dan hiburan, WC umum,

Page 28: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-28

No Jenis Wisata Kriteria Teknis

Fisik Prasarana Sarana

lingkungan Mempunyai daya tarik

flora dan fauna aquatic, pasir putih, dan terumbu karang

Harus bebas bau tidak enak, debu, asap serta air tercemar

dengan kendaraan bermotor

Memperhatikan resiko bahaya dan bencana

Perancangan sempadan patai yang memperhatikan tinggi gelombang laut

dan musholla Gaya bangunan

disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan dianjurkan untuk menampilkan cirri-ciri budaya daerah

2. Wisata Buatan

Dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukannya

Status kepemilikan harus jelas dan tidak menimbulkan masalah dalam penguasaannya

Mempunyai struktur tanah yang stabil

Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negative terhadap kelestarian lingkungan

Mempunyai daya tarik historis, kebudayaan, dan pendidikan

Bebas bau tidak enak, debu, dan air tercemar

Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon

Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat

Tersedia angkutan umum

Gaya bangunan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan menampilkan cirri-ciri budaya daerah

Jenis sarana yang tersedia yaitu rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi dan hiburan, WC umum, dan musholla

Ada tempat untuk melakukan kegiatan penerangan wisata, pentas seni, pameran dan penjualan barang-barang hasil kerajinan

Terdapat perkampungan adat

Taman Rekreasi Luas lahan minimal 3 Ha

Mempunyai struktur tanah yang stabil

Mempunyai kemiringan tanah yang memungkinkan dibangun tanpa memberikan dampak negative terhadap kelestarian lingkungan

Harus bebas bau yang tidak enak, debu, air yang tercemar

Jenis prasarana yang tersedia antara lain jalan, air bersih, listrik, dan telepon

Mempunyai nilai pencapaian dan kemudahan hubungan yang tinggi dan mudah dicapai dengan kendaraan bermotor roda empat

Tersedia angkutan umum

Tersedia rumah makan, kantor pengelola, tempat rekreasi dan hiburan, WC umum, Musholla dan tempat parker

Tersedia sekurangnya 3 jenis sarana rekreasi yang mengandung unsure hiburan, pendidikan, kebudayaan, dan arena bermain anak-anak

Ada tempat untuk melakukan kegiatan penerangan wisata,pentas seni, pameran, dan penjualan barang-barang hasil kerajinan

Sumber : Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Kawasan Budi daya, Departemen PU, 2003

Page 29: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-29

Kriteria teknis kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Taman Wisata Alam untuk kegiatan pariwisata alam dilaksanakan sesuai

dengan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

2. Pemanfaatan Taman Wisata Alam untuk sarana pariwisata alam diselenggarakan dengan

persyaratan sebagai berikut:

a. Luas kawasan yang dimanfaatkan untuk pembangunan sarana dan prasarana

pariwisata alam maksimum 10% dari luas zona pemanfaatan taman wisata alam

yang bersangkutan.

b. Bentuk bangunan bergaya arsitektur setempat.

c. Tidak mengubah bentang alam yang ada.

d. Tidak mengganggu pandangan visual.

3. Pihak-pihak yang memanfaatkan kawasan Taman Wisata Alam untuk kegiatan

pengusahaan pariwisata alam harus menyusun Rencana Karya Pengusahaan Pariwisata

Alam yang dilengkapi dengan AMDAL sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

4. Pemanfaatan kawasan Taman Wisata Alam untuk kegiatan pengusahaan pariwisata alam

diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 tahun sesuai dengan jenis kegiatannya.

5. Jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam yang dapat dilakukan dalam kawasan Taman

Wisata Alam meliputi kegiatan usaha:

a. Akomodasi seperti pondok wisata, bumi perkemahan, karavan, dan penginapan.

b. Makanan dan minuman.

c. Sarana wisata tirta.

d. Angkutan wisata.

e. Cenderamata.

f. Sarana wisata budaya.

6. Dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya setempat, pemerintah daerah dapat

menetapkan kawasan, lingkungan dan atau bangunan sebagai lingkungan dan bangunan

cagar budaya sebagai kawasan pariwisata budaya. Penetapannya dilakukan apabila

dalam suatu kawasan terdapat beberapa lingkungan cagar budaya yang mempunyai

keterkaitan keruangan, sejarah, dan arkeologi.

7. Penetapan kawasan, lingkungan dan atau bangunan bersejarah sebagai kawasan

pariwisata oleh Pemerintah Kota/Kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 30: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-30

8. Kriteria, tolak ukur, dan penggolongan lingkungan cagar budaya berdasarkan kriteria nilai

sejarah, umur, keaslian, dan kelangkaan. Sedangkan kriteria penggolongan bangunan

cagar budaya berdasarkan kriteria nilai sejarah, umur, keaslian, kelangkaan,

tengeran/landmark, dan arsitektur. Kriteria dan tolak ukur tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Nilai sejarah dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa perjuangan, ketokohan, politik,

sosial, budaya yang menjadi simbol nilai kesejarahan tingkat nasional dan atau

daerah masing-masing.

b. Umur dikaitkan dengan batas usia sekurang-kurangnya 50 tahun.

c. Keaslian dikaitkan dengan keutuhan baik sarana dan prasarana lingkungan maupun

struktur, material, tapak bangunan dan bangunan di dalamnya.

d. Kelangkaan dikaitkan dengan keberadaannya sebagai satu-satunya atau yang

terlengkap dari jenisnya yang masih ada pada lingkungan lokal, nasional, atau dunia.

e. Tengeran dikaitkan dengan keberadaan sebuah bangunan tunggal monumen atau

bentang alam yang dijadikan simbol dan wakil dari suatu lingkungan.

f. Arsitektur dikaitkan dengan estetik dan rancangan yang menggambarkan suatu

zaman dan gaya tertentu.

9. Berdasarkan kriteria dan tolak ukur, kawasan lingkungan cagar budaya dapat

dikelompokkan menjadi beberapa golongan yang berbeda satu dengan lainnya.

Penggolongan lingkungan cagar budaya diatur melalui Keputusan Bupati/Walikota

setempat.

10. Pelestarian lingkungan dan bangunan cagar budaya yang dijadikan kawasan pariwisata

harus mengikuti prinsip-prinsip pemugaran yang meliputi keaslian bentuk, penyajian dan

tata letak dengan memperhatikan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

11. Pengembangan lahan yang berada dalam kawasan lingkungan cagar budaya harus

mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.

Pengembangan kawasan pariwisata di Kabupaten Indramayu diarahkan kepada :

1. Pariwisata budaya.

Pariwisata budaya di Kabupaten Indramayu berupa Situs Sejarah Wiralodra Indramayu

seluas kurang lebih 2 Ha berada di Desa Sindang Kecamatan Sindang dan Cagar budaya

Batu Wadon, Batu Lanang, dan rumah adat kayu seluas kurang lebih 3 Ha berada di

Desa Cikawung Kecamatan Terisi.

2. Pariwisata alam.

Pariwisata alam di Kabupaten Indramayu meliputi:

Page 31: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-31

a. Situ Bolang berada di Kecamatan Cikedung.

b. Taman wisata alam laut Kawasan Pulau Biawak seluas kurang lebih 15.540 Ha yang

berada di Kecamatan Pasekan.

c. Pantai Tirtamaya seluas kurang lebih 9 Ha berada di Kecamatan Juntinyuat.

d. Pantai Glayem berada di Kecamatan Juntinyuat.

e. Pantai Ujunggebang berada di Kecamatan Sukra.

f. Pantai Balongan berada di Kecamatan Balongan.

g. Agrowisata mangga seluas kurang lebih 110 Ha yang berada di Kecamatan

Jatibarang dan Widasari.

h. Minawisata sentra garam seluas kurang lebih 1.576 Ha yang berada di Kecamatan

Krangkeng, Losarang dan Kandanghaur.

i. Wisata flora Rafflesia Arnoldi berada di Desa Pawidean Kecamatan Jatibarang.

3. Pariwisata buatan.

Pariwisata buatan di Kabupaten Indramayu yaitu Waterboom Bojongsari dan Waduk

Bojongsari seluas kurang lebih 15 Ha yang berada di Kelurahan Bojongsari Kecamatan

Indramayu dan Kampung Wisata Air seluas kurang lebih 10 Ha yang berada di Desa

Wanantara Kecamatan Sindang.

4. Pariwisata minat khusus.

Pariwisata minat khusus meliputi:

a. Pondok Pesantren Al-Zaytun seluas kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus) hektar

berada di Kecamatan Gantar.

b. Mangrove centre seluas kurang lebih 5 (lima) hektar berada di Desa Pabean Ilir

Kecamatan Pasekan.

c. Kerajinan batik di Kelurahan Paoman Kecamatan Indramayu.

d. Upacara adat istiadat yaitu:

Upacara Ngarot berada Kecamatan Lelea.

Pesta laut Nadran di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan

Kulon Kecamatan Kandanghaur, Desa Karangsong Kecamatan Indramayu, Desa

Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat dan

Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.

Pesta Sedekah Bumi tersebar di setiap kecamatan.

Pesta Ngunjungan tersebar di setiap kecamatan.

Jaringan berada di Kecamatan Kandanghaur.

Pesta Mapag Tamba tersebar di setiap kecamatan;.

Page 32: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-32

Pesta adat Mapag Sri tersebar di setiap kecamatan.

e. Wisata kuliner dan wisata tempat pemancingan yang berlokasi tersebar di setiap

kecamatan.

4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan.

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan kawasan peruntukan permukiman sebagai

berikut :

1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%).

2. Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan

jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari – 100 liter/org/hari.

3. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi).

4. Drainase baik sampai sedang.

5. Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran

pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan.

6. Tidak berada pada kawasan lindung.

7. Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga.

8. Menghindari sawah irigasi teknis.

Kriteria dan batasan teknis kawasan peruntukan pariwisata sebagai berikut :

1. Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan

yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta

daya dukung lingkungan.

2. Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak

bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang

memadai.

3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan

permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari

bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi

pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

4. Kawasan perumahan harus dilengkapi dengan:

Page 33: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-33

a. Sistem pembuangan air limbah yang memenuhi SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

b. Sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup

sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan. Saluran pembuangan air

hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi intensitas curah hujan 5 tahunan

dan daya resap tanah. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka maupun tertutup.

Dilengkapi juga dengan sumur resapan air hujan mengikuti SNI 03-2453-2002

tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan

dan dilengkapi dengan penanaman pohon.

c. Prasarana air bersih yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Kapasitas minimum sambungan rumah tangga 60 liter/orang/hari dan sambungan

kran umum 30 liter/orang/hari.

d. Sistem pembuangan sampah mengikuti ketentuan SNI 03-3242-1994 tentang Tata

Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman.

5. Penyediaan kebutuhan sarana pendidikan di kawasan peruntukan permukiman yang

berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai

dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih

rinci ditunjukkan pada tabel 4.10.

6. Penyediaan kebutuhan sarana kesehatan di kawasan peruntukan permukiman yang

berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai

dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih

rinci ditunjukkan pada tabel 4.11.

7. Penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga di kawasan

peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah

penduduk pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian, dan kriteria lokasi dan

penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 4.12.

8. Penyediaan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di kawasan peruntukan

permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk

pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan

penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 4.13.

9. Pemanfaatan kawasan perumahan merujuk pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan

Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah.

Page 34: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-34

Page 35: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-35

Page 36: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-36

Page 37: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-37

Page 38: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-38

10. Dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan yang tertata dengan baik, perlu

dilakukan peremajaan permukiman kumuh yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor

5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kampung Kota.

Fungsi utama kawasan peruntukan permukiman sebagai berikut :

1. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan

dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial.

2. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi

pembinaan keluarga.

Kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan permukiman sebagai

berikut :

1. Pemanfaatan ruang untuk kawasan peruntukan permukiman harus sesuai dengan daya

dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan aman

dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi

pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

2. Kawasan peruntukan permukiman harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh

sarana tranportasi umum.

3. Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman harus didukung oleh

ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa,

perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase) dan

fasilitas sosial (kesehatan, pendidikan, agama).

4. Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada.

5. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam.

6. Dalam hal kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba), penetapan

lokasi dan penyediaan tanah; penyelenggaraan pengelolaan; dan pembinaannya diatur di

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan

Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.

Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih

17.837 Ha yang terdiri dari :

1. Permukiman perkotaan seluas kurang lebih 5.249 Ha yang meliputi 81 desa/kelurahan

dan kelurahan tersebar di PKW, PKL, PKLp, dan PPK.

2. Permukiman perdesaan seluas kurang lebih 12.590 Ha yang meliputi 235 desa.

Page 39: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-39

Arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan :

1. Mengembangkan kawasan permukiman vertikal pada kawasan perkotaan dengan

intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi.

2. Mengendalikan kawasan permukiman horizontal pada kawasan perkotaan dengan

intensitas pemanfaatan ruang menengah.

3. Penataan permukiman kumuh perkotaan.

4. Pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL.

5. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas di PKL, PKLp dan PPK.

6. Pembangunan pusat kebudayaan di PKW.

7. Pembangunan kawasan olahraga terpadu di PKW dan sarana olahraga di PKL, PKLp, dan

PPK.

8. Pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Beras Regional berada di Kecamatan

Losarang.

9. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di PKW, PKL, PKLp, dan PPK.

10. Pengembangan kegiatan perdagangan modern berada di PKW, PKL, dan PKLp.

11. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di PKW, PKL, PKLp,

dan PPK.

12. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan di PKW, PKL,

PKLp, dan PPK.

13. Pengembangan pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.

Sementara arahan pengembangan kawasan permukiman perdesaan diarahkan pada :

a. Pengembangan ruang permukiman horizontal mencakup kegiatan pertanian, kehutanan,

perikanan, pengelolaan sumberdaya alam, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

sosial, dan kegiatan ekonomi.

b. Penataan permukiman kumuh perdesaan.

c. Pembangunan dan pengembangan Puskesmas Pembantu.

d. Pembangunan dan pengembangan Pasar Lingkungan.

e. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.

f. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dasar.

g. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana lapangan olahraga.

h. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana peribadatan.

i. Pembangunan dan pengembangan taman bermain.

j. Pengembangan pemakaman umum sebagai ruang terbuka hijau.

Page 40: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-40

4.2.9 Kawasan Budidaya Lainnya

Kawasan peruntukan budidaya lainnya di Kabupaten Indramayu adalah berupa

kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara. Rencana kawasan pertahanan

keamanan mencakup penetapan lokasi yang digunakan untuk kepentingan pertahanan dan

keamanan, yang bertujuan mengamankan dan menjaga fungsi kawasan pertahanan

keamanan. Sedangkan sasaran rencana pengamanan tersebut adalah agar terkendalinya

kegiatan pembangunan di kawasan pertahanan keamanan, serta terjaminnya kepentingan

pertahanan keamanan.

Kawasan peruntukan pertahanan keamanan merupakan kawasan yang ditetapkan

dengan fungsi utama untuk kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan yang terdiri

dari kawasan militer dan kepolisian. Kawasan pertahanan keamanan ditetapkan berdasarkan

lokasi yang telah ditentukan oleh TNI dan Polri sebagai daerah latihan militer atau daerah

pengamanan militer.

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Negara di kabupaten Indramayu

adalah:

1. Markas Batalion Tempur Tentara Nasional Indonesia Arhanudse Batere R berada di Desa

Sukamelang Kecamatan Kroya.

2. Markas satuan teritorial Komando Distrik Militer 0616/Indramayu berada di Kecamatan

Indramayu.

3. Markas satuan teritorial Komando Rayon Militer yang berlokasi tersebar di 17 (tujuh

belas) kecamatan, meliputi :

a. Kecamatan Indramayu.

b. Kecamatan Sindang.

c. Kecamatan Lohbener.

d. Kecamatan Jatibarang.

e. Kecamatan Bangodua.

f. Kecamatan Kertasemaya.

g. Kecamatan Sliyeg.

h. Kecamatan Karangampel.

i. Kecamatan Krangkeng.

j. Kecamatan Juntinyuat.

k. Kecamatan Losarang.

l. Kecamatan Lelea.

m. Kecamatan Anjatan.

Page 41: BAB 4_Rencana Pola Ruang Kabupaten

MATERI TEKNIS RTRW KABUPATEN INDRAMAYU 2011-2031

IV-41

n. Kecamatan Cikedung.

o. Kecamtan Haurgeulis.

p. Kecamatan Kandanghaur.

q. Kecamatan Gabuswetan.

4. Markas Sub Detasemen Polisi Militer III/3-3 yang berlokasi di Kecamatan Indramayu.

5. Markas Sub Detasemen Zeni Bangunan 073/III Indramayu berada di Kecamatan

Indramayu.

6. Markas Polisi Resor Indramayu berada di Kecamatan Indramayu.

7. Markas Polisi Sektor tersebar di setiap kecamatan.

8. Pos TNI Angkatan Laut Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.

9. Pos TNI Angkatan Laut Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.

10. Sub Pos Polair Dadap berada di Kecamatan Juntinyuat.

11. Sub Pos Polair Eretan berada di Kecamatan Kandanghaur.