Upload
forando-dedeng-citopu
View
152
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kapasitor dan induktor
Citation preview
BAB 6
KAPASITOR DAN INDUKTOR
Tujuan
Setelah membaca bab ini, pembaca akan mampu:
mendeskripsikan struktur dasar kapasitor dan induktor,
menjelaskan perilaku pengisian dan pengosongan sebuah kapasitor,
mengerti penyimpanan dan pelepasan energi pada induktor,
mendefinisikan kapasitansi dan induktansi,
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi dan induktansi
mengerti hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian kapasitif dan
induktif,
menghitung energi yang tersimpan dalam kapasitor dan induktor,
menentukan kapasitansi dan induktansi pengganti pada rangkaian seri, paralel,
dan campuran seri-paralel.
Ada tiga jenis elemen-elemen dasar yang penting, yaitu: resistor, kapasitor, dan
induktor. Resistor (R) telah muncul dalam analisis rangkaian pada bab-bab sebelumnya.
Sedangkan dua lemen lainya, yaitu kapasitor (C) dan induktor (L) akan dikenalkan pada bab
ini. Kedua elemen tersebut dapat menyimpan energi yang telah diserap dari sumber
tegangan, kemudian melepaskannya ke rangkaian. Sebuah kapasitor dapat menyimpan
energi dalam medan listrik, sementara sebuah induktor dapat menyimpan energi dalam
medan magnet. Keduanya berbeda dengan reisitor yang mengkonsumsi atau mendisipasi
energi listrik.
Sebuah rangkaian yang hanya terdiri dari resistor mempunyai aplikasi yang terbatas.
Rangkaian listrik yang sering dipakai biasanya merupakan rangkaian kombinasi di atas dan
mungkin juga dengan alat lain.
6.1 Kapasitor
6.1.1 Konstruksi kapasitor
Sebuah kapasitor memiliki aplikasi dalam bidang kelistrikan dan rangkaian listrik, dan
penggunaannya meluas dari skala rumah tangga hingga industri dan dunia bisnis.
Tiga komponen-komponen dasar rangkaian
Resistor (R)
Kapasitor (C)
Induktor (L)
Contohnya, kapasitor digunakan pada lampu flash pada kamera, sistem daya (sumber
tegangan), sistem daya (power supply smoothing, surge protections), teknik elektro,
komunikasi, komputer, dan lain-lain. Ada banyak tipe-tipe kapasitor yang berbeda.
Meskipun bentuk dan ukurannya beragam, semua jenis kapasitor memiliki konstruksi dasar
yang sama.
Sebuah kapasitor mempunyai dua logam konduktif sejajar yang dipisahkan oleh
dielektrik. Dielektrik tersebut dapat berupa isolator, seperti kertas, ruang hampa, udara,
kaca, lapisan plastik, minyak, mika, keramik, dan sebagainya. Konstruksi dasar sebuah
kapasitor ditunjukkan pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 Konstruksi dasar sebuah kapasitor
Sebuah kapasitor dapat dilambangkan oleh sebuah simbol. Sama halnya dengan
resistor, ada dua tipe dasar kapasitor : variabel dan tetap. Simbol-simbol kapasitor dapat
dilihat pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Simbol-simbol kapasitor (a) tetap: terpolarisasi dan tidak terpolarisasi, dan
(b)variabel
Sebuah kapasitor variabel yang nilainya dapat diubah-ubah, baik secara otomatis
maupun manual. Kapasitor tetap adalah jenis kapasitor yang nilainya tidak dapat diubah-
ubah. Untuk sebuah kapasitor tetap terpolarisasi, sambungkan kutub positifnya (+) dengan
titik bertegangan lebih tinggi pada rangkaian, sedangkan kutub negatifnya (-) pada titik
dengan tegangan lebih rendah. Untuk kapasitor tetap tak terpolarisasi, penyambungan
kutub pada sumber tegangan bisa sembarang.
Kapasitor elektrolitik biasanya terpolarisasi, sedangkan kapasitor non-elektrolitik tak
terpolarisasi. Kapasitor elektrolitik dapat memiliki tegangan kerja yang lebih tinggi dan
menyimpan lebih banyak muatan dibanding kapasitor non-elektrolitik.
6.1.2 Pengisian kapasitor
Rangkaian kapasitif murni dengan kapasitor tak terisi (VC = 0), saklar tiga posisi, dan
sebuah sumber tegangan (E) DC (direct current) ditunjukkan oleh Gambar 6.3(a). Dengan
ujung saklar pada posisi 0, rangkaian dalam keadaan terbuka, dan beda potensial antara
kedua plat logam kapasitor nol (VC = 0). Dua plat kapasitor mempunyai ukuran yang sama
dan dibuat dari bahan konduktif yang sama, sehingga keduanya mempunyai jumlah muatan
yang sama pada kondisi awal.
Gambar 6.3 Pengisian kapasitor
Saat saklar tiga posisi disambung (dihidupkan) dengan posisi 1 seperti yang
ditunjukkan Gambar 6.3(b), tegangan DC terhubung dengan kedua kutub kapasitor.
Dengan demikian, kutub positif sumber tegangan akan menarik elektron dari plat positif
kapasitor, dan kutub negatif sumber tegangan akan menarik muatan positif dari plat
negatif kapasitor. fenomena ini menyebabkan arus mengalir dalam rangkaian.
Plat A kehilangan elektron dan menjadi bermuatan positif, plat B kehilangan muatan
positif dan menjadi bermuatan negatif. Dengan demikian, medan listrik hadir diantara
Kapasitor C
Sebuah elemen penyimpan energi yang mempunyai dua plat logam konduktif yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik.
kedua plat, dan beda potensial (VC) muncul dalam kapasitor dengan plat A positif (+) dan
plat B (-), seperti yang terlihat pada Gambar 6.3(b).
Ketika tegangan kapasitor VC sama dengan nilai sumber tegangan VS, yaitu VC = E,
sudah tidak ada lagi perbedaan potensial antara sumber tegangan dengan kapasitor. oleh
karena itu, arus berhenti mengalir (I = 0), dengan demikian proses pengisian kapasitor
selesai. Ini adalah proses pengisian kapasitor.
6.1.3 Elemen penyimpan energi
Ketika saklar dimatikan (dikembalikan di posisi 0) seperti yang ditunjukkan Gambar
6.3(a), hubungan kapasitor dan sumber tegangan akan terputus. Jika VC diukur saat ini
menggunakan multimeter, VC akan sama dengan E, meskipun tanpa sumber tegangan yang
terhubung. Inilah alasan kenapa kapasitor disebut elemen penyimpan energi, sebab ia dapat
menyimpan muatan dari sumber tegangan dan menyimpan energi listrik saat pengisian.
Ketika sebuah kapasitor telah menransfer beberapa muatan selama pengisian, sebuah
medan listrik bangkit diantara kedua plat, dan dapat menjaga beda potensial antara
keduanya.
Bahan dielektrik antara kedua plat logam mengisolasi muatan-muatan diantara kedua
plat. Muatan-muatan tersebut tidak akan mampu untuk melewati bahan dielektrik dari plat
yang satu ke plat yang lain. Sehingga kapasitor sebagai elemen penyimpan energi akan
menjaga nilai VC untuk jangka waktu yang lama (lamanya waktu tergantung kualitas dan
jenis kapasitor). karena bahan dielektrik tidak akan sempurna dan akan ada kebocoran arus,
hal ini dapat menyebabkan hilangnya muatan-muatan yang telah tersimpan.
6.1.4 Pengosongan kapasitor
Ketika saklar dihubungkan denga posisi 2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.4,
kapasitor dan kawat dalam rangkaian membentuk rangkaian tertutup. Pada waktu ini,
kapasitor ekuivalen dengan sumber tegangan, sehingga tegangan VC akan menyebabkan
arus mengalir dalam rangkaian. Karena tidak ada resistor dalam rangkaian ini, ini adalah
rangkaian pendek, dan sebuah arus yang tinggi menyebabkan kapasitor melepaskan
muatan-muatan dan energi yang tersimpan dalam waktu singkat. Fenomena ini dikenal
dengan pengosongan kapasitor. Setelah kapasitor melepas semua energi yang tersimpan di
dalamnya, VC kembali bernilai nol, sehingga arus yang mengalir terhenti, dan proses
pengosongan berakhir.
Gambar 6.4 Pengosongan kapasitor
Kapasitor tidak dapat melepaskan energi yang melebihi energi yang telah diserapnya.
Oleh karena itu, kapasitor disebut sebagai komponen pasif karena tidak dapat
menghasilkan energi sendiri. Sebuah komponen pasif adalah komponen yang menyerap
energi, bukan menghasilkan energi. Ada sebuah karakteristik penting yang tersirat dalam
proses pengisian dan pengosongan kapasitor. Tegangan dalam kapasitor tidak dapat
berubah seketika; perubahan selalu membutuhkan waktu, yaitu secara bertahap bertambah
atau berkurang.
6.1.5 Kapasitansi
Seperti yang telah disebutkan di awal, ketika sumber tegangan dihubungkan dengan
ujung-ujung kapasitor, kapasitor mulai menyimpan energi atau muatan-muatan. Muatan
(Q) yang disimpan proporsional terhadap tegangan (V) antara dua plat kapasitor. hubungan
tersebut dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
CVQ atau V
QC .
Pengisian/Pengosongan Kapasitor
Sebuah elemen listrik yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan yang diserapnya
dari sumber tegangan disebut komponen pasif.
Pengisian : proses penyimpanan energi.
Pengosongan : proses pengosongan energi.
Kapasitansi C
C, nilai dari sebuah kapasitor, secara langsung berbanding lurus terhadap muatan-muatan
(Q) yang tersimpan di dalamnya dan berbanding terbalik terhadap tegangannya (V).
Besaran Simbol besaran Satuan Simbol satuan
Kapasitansi C Farad F
Muatan Q Coulomb C
Tegangan V Volt V
Karakteristik tegangan dan muatan (V-Q) dari sebuah kapasitor ditunjukkan oleh
Gambar 6.5. Gambar tersebut mendemonstrasikan bahwa tegangan kapasitor proporsional
terhadap jumlah muatan yang dapat disimpan kapasitor tersebut. C adalah kapasitansi,
yaitu besaran yang menyatakan nilai dari kapasitor dan mendeskripsikan jumlah muatan
yang tersimpan dalam sebuah kapasitor.
Gambar 6.5 Karakteristik Q-V kapasitor
Sebuah kapasitor yang dapat menyimpan 1 C muatan ketika dihubungkan dengan
tegangan sebesar 1 V. Hubungannya sebagai berikut:
V
CF
1
11 .
Farad (F) merupakan satuan yang sangat besar nilainya dalam pengukuran kapasitor.
mikrofarad (μF) atau pikofarad (pF) lebih sering digunakan.
Contoh 6.1: Jika sebuah muatan sebesar 50 μC tersimpan dalam kapasitor, tentukan
tegangan diantara dua plat kapasitor jika kapasitansinya 1000 pF.
Solusi:
6.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi
Ada tiga faktor dasar yang mempengaruhi besarnya kapasitansi sebuah kapasitor, dan
faktor-faktor tersebut ditentukan oleh konstruksi dari sebuah kapasitor seperti yang
ditunjukkan di bawah ini:
Luas area plat (A): A berbanding lurus dengan jumlah muatan Q; semakin luas plat
kapasitor, semakin banyak muatan listrik yang dapat tersimpan.
Jarak antara dua plat (d): semakin dekat jarak antara dua plat, semakin kuat medan
listrik yang dihasilkan, dan akan meningkatkan kemampuan untuk menyimpan muatan.
Oleh karena itu, d berbanding terbalik dengan C.
Konstanta dielektrik (k): bahan dielektrik yang berbeda akan mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap kapasitansi. k berbanding lurus dengan C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi kapasitor diilustrasikan pada Gambar
6.6.
Gambar 6.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitor
Contoh 6.2: Tentukan kapasitansi jika luas area plat 0,004 m2, jarak antara dua plat 0,006
m, dan bahan dielektrik pada kapasitor ini adalah mika.
Solusi:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi
Besaran Simbol besaran Satuan Simbol satuan
Luas area plat A Meter persegi m2
Jarak plat d Meter m
Konstanta dielektrik k Tanpa satuan
Kapasitansi C Farad F
6.1.7 Arus Bocor
Bahan dielektrik diantara dua plat kapasitor adalah isolator, dan pada kenyataannya
tidak ada bahas isolator yang sempurna. Ketika tegangan muncul pada kapasitor,
kemungkinan ada sedikit arus yang melalui dielektrik. Fenomena ini disebut kebocoran
arus dalam kapasitor. Walaupun kebocoran sangat kecil, tapi kebocoran ini selalu ada.
Inilah sebabnya muatan-muatan atau energi yang tersimpan dalam kapasitor secara
berangsur-angsur menghilang. Namun kebocoran ini sangat kecil, sehingga bisa diabaikan.
(Kapasitor elektrolitik mempunyai kebocoran arus yang lebih tinggi)
6.1.8 Tegangan batas
Jika tegangan antara dua plat kapasitor terlalu tinggi dan melebihi tegangan kerja
kapasitor, dielektrik kapasitor akan rusak karena arus melaluinya. Hasilnya, dielektrik
dapat meledak atau merusak kapasitor secara permanen. Untuk itu perlu diperhatikan saat
menggunakan kapasitor, jangan sampai tegangan yang diberikan melebihi batas tegangan
kapasitor.
6.1.9 Hubungan antara arus dan tegangan dalam kapasitor
Hubungan antara arus dan tegangan untuk sebuah resistor adalah hukum Ohm untuk
resistor. Sedangkan hubungan antara arus dan tegangan pada kapasitor adalah hukum Ohm
untuk kapasitor. Ini dapat diperoleh secara matematika seperti berikut:
Besaran yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti kapasitor yang membutuhkan
waktu untuk pengisian/pengosongan) disebut besaran sesaat, yaitu besaran saat waktu
tertentu. Biasanya huruf kecil merupakan simbol besaran sesaat, sementara huruf kapital
merupakan simbol besaran konstan atau rata-rata. Persamaan CVQ dalam kasus besaran
sesaan menjadi Cvq .
Dengan menurunkan persamaan Cvq , kita peroleh:
Arus bocor
Aliran arus yang sangat kecil melalui dielektrik.
Tegangan batas
Tegangan yang dapat menyebabkan dielektrik dari sebuah kapasitor menjadi konduktif.
Dielektrik tersebut dapat meledak atau secara permanen merusak kapasitor.
.
Ingat bahwa arus merupakan kecepatan gerak muatan, dan mempunyai notasi tqi d/d
dalam kalkulus.
Subtitusi tqi d/d ke dalam persamaan )d/d(d/d tvCtq menghasilkan
t
vCi
d
d atau
t
vCi
.
Inilah hukum Ohm untuk kapasitor. Hubungan antara arus dan tegangan dalam sebuah
kapasitor diekspresikan dalam Gambar 6.7(b).
Gambar 6.7 Hubungan antara i dan v dalam sebuah kapasitor
Hubungan antara arus dan tegangan pada kapasitor menunjukkan bahwa ketika sumber
tegangan yang disambungkan pada kapasitor berubah, muatan (q) yang tersimpan di antara
dua plat juga akan berubah. Ini akan menyebabkan aliran arus pada rangkaian kapasitor.
Arus dan laju perubahan tegangan berbanding lurus satu sama lain. Polaritas dari tegangan
kapasitor dan arusnya harus saling berhubungan. Yaitu, polaritas antara keduanya harus
konsisten, seperti yang ditunjukkan Gambar 6.7(a).
Hukum Ohm untuk kapasitor
Arus dari kapasitor iC berbanding lurus dengan perbandingan antara tegangan kapasitor
(atau ) dan kapasitansinya.
dimana dvC dan dt, atau ΔvC dan Δt adalah perubahan yang kecil pada tegangan dan
waktu.
Hubungan antara arus dan tengangan dalam rangkaian kapasitif menunjukkan bahwa
semakin cepat perubahan tegangan terhadap waktu, semakin besar arus kapasitif yang
mengalir dalam rangkaian. Begitu juga sebaliknya, semakin lambat perubahan tegangan
terhadap waktu, semakin kecil arus yang mengalir, dan jika tegangan tidak berubah
terhadap waktu, tidak akan ada arus yang mengalir. Ketidak hadiran arus dalam rangkaian
kapasitif mempunyai arti bahwa kapasitor berperan seperti rangkaian terbuka pada
tegangan DC. Oleh sebab itu, kapasitor berperan sebagai penghambat arus DC. Ini adalah
karakteristik kapasitor yang sangat penting.
6.1.10 Energi yang disimpan kapasitor
Seperti yang telah disebutkan di awal, sebuah kapasitor adalah elemen penyimpan
energi. Elemen ini dapat menyimpan energi yang diserap dari pengisian dan
mempertahankan beda potensial di antara kedua platnya. Energi yang disimpan kapasitor
dalam medan listrik dapat diturunkan sebagai berikut:
Daya listrik sesaat dari sebuah kapasitor diberikan oleh vip . Dengan menyubtitusi
persamaan tersebut dalam persamaan arus kapasitor )d/d( tvCi , akan diperoleh
Karena hubungan antara daya dan usaha adalah tWP / , dan daya sesaat dalam
hubungannya dengan usaha adalah twp d/d , dengan menyubtitusinya ke dalam
persamaan )d/d( tvCvp akan diperoleh
Dengan mengintegralkan persamaan di atas,
Diperoleh
Penghambat DC
Tidak ada arus yang mengalir dalam kapasitor ketika kapasitor dipasang pada sumber
tegangan DC (ekuivalen dengan rangkaian terbuka). Sebuah kapasitor dapat
menghambat arus DC.
Contoh 6.3: Sebuah tegangan 15 V dipasang pada kapasitor 2,2 μF. Tentukan energi yang
disimpan kapasitor ini!
Solusi:
6.2 Kapasitor dalam Rangkaian Seri dan Paralel
Sama seperti resistor, kapasitor juga dapat disusun secara seri atau paralel untuk
mendapatkan nilai resultan yang diharapkan, yang mungkin saja lebih tinggi atau lebih
rendah dari nilai satu kapasitor. Kapasitansi total Ceq akan turun pada rangkaian kapasitif
seri, dan akan meningkat pada rangkaian paralel. Kapasitansi total dalam sebuah rangkaian
mempunyai bentuk yang berlawanan dengan hambatan total pada resistor.
6.2.1 Kapasitor dalam rangkaian seri
Sebuah rangkaian dari n kapasitor dalam susunan seri dapat dilihat pada Gambar 6.8.
Gambar 6.8 Susunan seri n buah kapasitor
Energi yang disimpan kapasitor
Besaran Simbol besaran Satuan Simbol satuan
Energi W Joule J
Tegangan V Volt V Kapasitansi C Farad F
Dengan menggunakan hukum tegangan Kirchhoff (KVL) pada rangkaian di atas,
diperoleh
Dan karena CQV / , maka jika disubtitusikan ke persamaan di atas menjadi:
dimana eqeq CQE / , Qeq adalah muatan total dan Ceq kapasitansi total dari rangkaian
kapasitif seri. Karena hanya ada satu arus yang mengalir dalam rangkaian, masing-masing
kapasitor akan menyimpan jumlah muatan yang sama, yaitu QQQQQ neq ...21 .
Oleh karena itu,
Dengan membagi persamaan di atas dengan Q, akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
Persamaan di atas adalah persamaan untuk menghitung kapasitansi total pada rangkaian
seri.
Contoh 6.4: Tentukan muatan Q yang tersimpan dalam dalam rangkaian pada Gambar 6.9.
Gambar 6.9 Rangkaian untuk Contoh 6.4
Kapasitansi total pada rangkaian seri
N kapasitor dalam rangkaian seri:
Dua kapasitor dalam rangkaian seri:
Solusi:
Karena CVQ , yaitu ECQ eqeq , maka cari penyelesaian Ceq dahulu.
Oleh karena itu,
Contoh 6.4 menunjukkan bahwa ketika kapasitor dihubungkan secara seri, Ceq lebih rendah
dari nilai kapasitansi masing-masing kapasitornya.
Karakteristik fisis dari rangkaian kapasitansi total rangkaian seri adalah Ceq
mempunyai total dielektrik (atau jarak total di antara plat-platnya) dari semua kapasitor
dalam rangkaian seri tersebut. Rumus untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi
( dkAC /1085,8 12 ) menunjukkan bahwa jika jarak antara dua plat kapasitor
bertambah, kapasitansi kapasitor akan mengecil. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.10.
Gambar 6.10 Karakteristik fisis Ceq pada rangkaian seri kapasitor
6.2.2 Kapasitor dalam rangkaian paralel
Sebuah rangkaian n kapasitor yang dirangkai paralel ditunjukkan pada Gambar 6.11.
Muatan yang tersimpan dalam satu kapasitor pada sebuah rangkaian adalah
VCQ 11 , VCQ 22 , VCQ nn , (dimana EV )
Gambar 6.11 n kapasitor dalam rangkaian paralel
Total muatan Qeq dalam rangkaian ini harus merupakan jumlah dari semua muatan yang
tersimpan dalam masing-masing kapasitor dalam rangkaian tersebut, yaitu
Oleh karena itu,
Dengan membagi kedua ruas persamaan itu dengan V akan diperoleh:
Persamaan di atas adalah persamaan untuk menghitung kapasitansi total kapasitor dalam
rangkaian paralel.
Persamaan untuk menghitung kapasitansi terbalik dengan persamaan untuk
menghitung hambatan. Kapasitor dalam rangkaian seri memiliki persamaan yang sama
dengan resistor pada rangkaian paralel, dan kapasitor dalam rangkaian paralel sama dengan
persamaan pada resisitro pada rangkaian seri.
Kapasitansi total pada rangkaian paralel
Contoh 6.5: Tentukan muatan total dalam semua kapasitor pada rangkaian pada Gambar
6.12.
Gambar 6.12 Rangkaian untuk Contoh 6.5
Solusi:
Karena CVQ , yaitu ECQ eqeq , dan
maka:
Dari Contoh 6.5 ini kita dapat melihat bahwa saat kapasitor-kapasitor dirangkaikan secara
paralel, Ceq lebih besar dari nilai masing-masing kapasitor penyusunya.
Karakteristik fisis dari persamaan kapasitansi paralel adalah bahwa Ceq mempunyai
luar area plat keseluruhan kapasitor penyusunnya. Rumus untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi kapasitansi ( dkAC /1085,8 12 ) menunjukkan bahwa jika luar plat-plat
kapasitor bertambah, kapasitansi kapasitor akan bertambah. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 6.13.
Gambar 6.13 Karakteristik fisis dari Ceq pada rangkaian paralel
6.2.3 Kapasitor dalam rangkaian seri-paralel
Sama halnya dengan resistor, kapasitor juga dapat dirangkai dalam berbagai
kombinasi. Ketika rangkaian kapasitor seri dan paralel dikombinasikan bersama, hasil dari
rangkaian seri-paralel kapasitor dapat dilihat dalam contoh berikut.
Contoh 6.6: Tentukan kapasitansi total melalui dua terminal a dan b pada rangkaian
Gambar 6.14.
Gambar 6.14 Rangkaian untuk Contoh 6.6
Solusi:
6.3 Induktor
Kita telah mempelajari tentang dua dari tiga dasar penting elemen-elemen pasif
rangkaian, resistor dan kapasitor. elemen ketiga adalah induktor. Induktor mempunyai
banyak aplikasi dalam alat-alat listrik dan kelistrikan, termasuk generator listrik,
transformer, radio, TV, radar, motor, dan lain-lain. Seperti yang telah disebutkan di awal,
baik kapasitor maupun induktor adalah elemen penyimpan energi. Perbedaanya adalah
kapasitor menyimpan energi dalam medan listrik, sementara induktor menyimpan energi
dalam medan magnet. Karena induktor berdasar pada teori induksi elektromagnetik, mari
kita tinjau beberapa konsep tentang induksi elektro magnetik.
6.3.1 Induksi elektromagnet
6.3.1.1 Medan elektromagnetik
Semua muatan listrik stasioner dikelilingi oleh medan listrik, dan pergerakan dari
sebuah muatan listrik akan menghasilkan medan magnet. Ketika sebuah muatan merubah
kecepatan geraknya (atau diakselerasi), akan menimbulkan medan elektromagnetik. Oleh
karena itu, kapan pun ada arus yang mengalir melalui sebuah konduktor, area di sekeliling
konduktor akan menghasilkan medan elektromagnetik.
Medan elektromagnetik dapat divisualisasikan dengan memasukkan sebuah arus pada
sebuah kerta yang telah ditaburi serbuk besi. Bersamaan dengan perubahan aliran arus
melalui konduktor, serbuk besi akan membentuk pola lingkaran di sekeliling konduktor.
Garis-garis lingkaran yang dibentuk serbuk besi tersebut disebut garis gaya magnet. Arah
dari garis-garis tersebut dapat ditentukan dengan kaidah aturan tangan kanan dalam
Gambar 6.15. daerah dimana menunjukkan karakteristik magnet disebut medan magnet,
dan medan tersebut timbul akibat adanya arus yang mengalir dalam konduktor. Oleh
karena itu, ini juga disebut medan elektromagnetik.
Gambar 6.15 Listrik yang menimbulkan magnet
Kaidah aturan tangan kanan:
Jempol = arah arus
Empat jari lainnya = arah garis gaya magnet atau arah fluks magnetik.
6.3.1.2 Hukum Faraday
Pada tahun 1831, fisikawan sekaligus kimiawan Inggris bernama Michael Faraday
menemukan bagaimana sebuah medan elektromagnetik dapat diinduksi oleh perubahan
fluks magnet. Ketika ada pergerakan relatif antara konduktor dengan medan magnet (atau
perubahan arus yang melalui sebuah konduktor), hal tersebut akan menginduksi perubahan
fluks magnet (jumlah total garis gaya magnet di sekitar konduktor, dengan demikian,
medan elektromagnetik dibangkitkan. Medan elektromagnetik ini akan menimbulkan
tegangan dan arus induksi.
Sebagai contohnya, pada Gambar 6.16, jika sebongkah magnet digerakkan maju
mundur dalam kumparan (konduktor), atau jika kumparan tersebut digerakkan maju
mundur dekat dengan sebuah magnet dan melalui medan magnet, garis magnet dalam fluks
akan terpotong dan tegangan vL akan diinduksi. Atau, sebuah gaya elektromotif (eL) yang
Medan elektromagnetik Daerah di sekitar konduktor yang dialiri arusyang berubah-ubah dapat membangkitkan medan
elektromagnetik.
mempunyai polaritas berlawanan dengan vL akan terinduksi, dan akan menghasilkan arus
induksi pada kumparan tersebut. Ini adalah prinsip dimana magnet dapat menghasilkan
listrik.
Gambar 6.16 Magnet menghasilkan listrik
Faraday mengobservasi bahwa vL berbanding lurus terhadap laju perubahan fluks
magnetik ( td/d ) dan juga jumlah lilitan (N). Hubungan tersebut dinyatakan dalam
persamaan matematika sebagai )d/d( tNvL . Dengan kata lain, semakin cepat gerakan
magnet relatif terhadapkumparan, atau semakin banyak lilitan pada kumparan, tegangan
yang dihasilkan juga lebih tinggi.
6.3.1.3 Hukum Lenz
Pada tahun 1834, fisikawan Rusia Heinrich Lenz mengembangkan sebuah hasil yang
berhubungan dengan hukum Faraday. Lenz mendefinisikan polaritas dari efek induksi dan
menyatakan bahwa efek induksi selalu berlawanan dengan penyebabnya. Polaritas dari
gaya elektromotif (emf) selalu berlawanan dengan perubahan arus asalnya.
Ketika saklar dihidupkan seperti pada Gambar 6.17, arus (penyebab) dalam rangkaian
membesar, namun emf (efek) akan mencoba menghentikannya dari pembesaran arus
tersebut. Sedangkan ketika saklar dimatikan, arus akan berkurang, sementara emf menahan
hal tersebut terjadi. Hal ini terjadi karena arus induksi pada rangkaian mengalir pada arah
yang dapat menciptakan medan magnetik yang akan menghentikan perubahan fluks
magnetik.
Hukum Faraday Ketika ada pergerakan antara konduktor dan medan magnet, perubahan fluks magnetik
akan menginduksi medan elektromagnetik dan menghasilkan tegangan induksi (vL).
vL berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnet ( ) dan jumlah lilitan (N)
kumparan, .
Gambar 6.17 Hukum Lenz
Secara matematis, hukum Lenz dapat dinyatakan sebagai berikut:
Jika 0i , 0d
d
t
i, maka
t
iLeL
d
d , atau
t
iLvL
d
d , dimana ti d/d adalah laju
perubahan arus, L adalah induktansi diri, dan tanda negatif pada emf selalu berperilaku
untuk menyelisihi perubahan fluks magnetik yang membangkitkan emf dan arus.
6.3.2 Induktor
Sebuah induktor dibuat dengan cara melilitkan kawat dengan panjang tertentu pada
batangan pusat kumparan. Induktor diklasifikasikan menjadi dua, yaitu induktor berinti
udara dan induktor berinti besi. Simbol untuk konduktor dengan inti udara ditunjukkan
pada Gambar 6.18(a), sedangkan konduktor berinti besi ditunjukkan pada Gambar 6.18(b).
Sama seperti resistor dan kapasitor, induktor terbagi menjadi dua jenis, yaitu: tetap dan
variabel.
Gambar 6.18 Simbol-simbol Induktor
6.3.3 Induktansi diri
Pengukuran dari prubahan arus dalam sebuah induktor yang mampu membangkitkan
tegangan induksi disebut induktansi. Induktor bersimbolkan L, dan induktansi
Hukum Lenz Ketika ada perubahan arus pada rangkaian, tegangan induksi (vL) atau emf (eL) dan juga arus
induksi (i) akan dihasilkan.
Polaritas dari emf selalu berlawanan dengan perubahan arus. atau .
bersimbolkan L, serta satuan induktansi henry (H). induktasnsi adalah kapasitas untuk
menyimpan energi pada medan magnetik dari induktor.
6.3.4 Hubungan antara tegangan dan arus induktor
Hukum Lenz t
iLvL
d
d menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan untuk
sebuah induktor, dan ini adalah hukum Ohm untuk induktor. Hubungan antara keduanya
dapat dilihat pada Gambar 6.19.
Gambar 6.19 Karakteristik dari sebuah arus dan tegangan dalam induktor
Semakin besar induktansi, semakin besar tegangan induksi pada kumparan. Ketika
arus tidak berubah terhadap waktu, arus DC, tegangan induksi juga nol. Ini berarti induktor
dapat berperan sebagai rangkaian pendek untuk arus DC. Oleh karena itu induktor berperan
penting dalam melewatkan arus DC.
6.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi induktansi
Beberapa faktor yang mempengaruhi induktansi dari induktor:
Jumlah lilitan (N) kumparan: semakin banyak lilitan, semakin besar tegangan induksi
yang dihasilkan dan induktasinya.
Panjang kumparan (l): semakin panjang kumparan, semakin lemah medan magnet dan
induktansi yang dihasilkan.
Luar permukaan kumparan (A): semakin luas kumparan, semakin kuat medan magnet
dan induktansi yang dihasilkan.
Permeabilitas bahan (μ): semakin tinggi permeabilitas bahan inti induktor, semakin
kuat medan magnet, mengakibatkan tingginya induktasi.
Hubungan antara faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sedangkan ilustrasi hubungan faktor-faktor tersebut dapat dilihart pada Gambar 6.20.
Gambar 6.20 Faktor-faktor yang mempengaruhi induktansi
6.3.6 Energi yang disimpan oleh induktor
Sama halnya dengan kapasitor, induktor merupakan elemen penyimpan energi. Energi
yang disimpan oleh sebuah induktor dapat diturunkan sebagai berikut:
Daya listrik sesaat dari sebuah induktor diberikan oleh:
Karena hubungan antara daya dan usaha adalah tWP / , dan daya sesaat dalam
hubungannya dengan usaha adalah twp d/d , dengan menyubtitusinya dan )d/d( tiLvL
dalam persamaan daya sesaat akan diperoleh
Dengan megintegralkan kedua ruas,
Maka,
Contoh 6.7: Arus dalam induktor 0,01 H adalah Ae5)( 2tti , tentukan energi yang
disimpan oleh induktor dan tegangan induksinya.
Solusi:
6.3.7 Hambatan dari sebuah induktor
Kumparan atau induktor selalu mempunyai nilai hambatan. Semakin panjang
kumparan dan semakin banyak lilitannya, hambatannya akan semakin besar. Ini disebut
hambatan sebuah kumparan (RW). Rangkaian induktor dengan hambatannya dapat dilihat
pada Gambar 6.21.
Gambar 6.21 Hambatan dalam induktor
Contoh 6.8: Hambatan induktor pada rangkaian Gambar 6.22 adalah 5 Ω. Ketika arus
mendekati kestabilannya, energi yang tersimpan dalam induktor adalah 4 J. berapa
induktansi induktor tersebut?
Gambar 6.22 Rangkaian pada contoh 6.8
Solusi:
6.4 Induktor dalam Rangkaian Seri dan Paralel
6.4.1 Induktor dalam susunan seri
Rangkaian dari induktor-induktor yang dirangkaia seri ditunjukkan pada Gambar 6.23.
Gambar 6.23 Induktor dalam susunan seri
Total induktansinya diberikan oleh:
6.4.2 Induktor dalam susunan paralel
Rangkaian dari induktor-induktor yang dirangkaia paralel ditunjukkan pada Gambar
6.24.
Gambar 6.24 Induktor dalam susunan paralel
Total induktansinya diberikan oleh
Sedangkan untuk dua buah induktor identik
6.4.3 Induktor dalam seri-paralel
Contoh 6.9: Tentukaninduktansi total pada rangkaian pada Gambar 6.25.
Gambar 6.25 Rangkaian untuk Contoh 6.9
Solusi:
Contoh 6.10: Ada tiga induktor dalam rangkaian seri-paralel,: 40, 40, dan 50 H.
jikainduktansi totalnya 70H, bagaimana induktor ini dihubungkan?
Solusi:
Jadi, dua induktor 40 H disusun paralel, kemudian diserikan dengan induktor 50 H.
Rangkuman
Kapasitor
Kapasitor (C): sebuah elemen penyimpan energi yang mempunyai dua plat konduktif
yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.
Pengisian kapasitor: kapasitor menyimpan energi yang diserap.
Pengosongan kapasitor: kapasitor melepas energi ke rangkaian.
Kapasitansi (C): nilai dari kapasitor, C = Q/U.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi:
Kebocoran arus: arus yang nilainya sangat kecil yang melalui bahan dielektrik.
Tegangan batas: tegangan yang dapat menyebabkan dilektrik kapasitor menjadi
konduktif, dapat rusak permanen atau meledakkan kapasitor.
Penghenti DC: sebuah kapasitor dapat menghentikan arus DC (sama dengan
rangkaian terbuka).
Induktor
Medan elektromagnetik: daerah sekeliling konduktor dengan arus yang berubah-ubah
dapat membangkitkan medan elektromagnetik.
Hukum Faraday:
Hukum Lenz
Induktor (L): sebuah elemen penyimpan energi yang dibuat dengan melilitkan kawat
dengan panjang tertentu mengelilingi sebuah inti.
Induktansi (L): pengukuran arus yang berubah-ubah dalam sebuah induktor yang
menghasilkan kemampuan untuk membangkitkan tegangan induksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi induktansi:
Hambatan lilitan (Rw): hambatan internal kawat pada induktor.
Karakteristik resistor, kapasitor, induktor
Tes formatif. Berupa kuis . Kuis berupa pertanyaan pendek tentang bahan kuliah,
digunakan untuk melihat apakah mahasiswa sudah membaca bahan ajar. Contoh kuis
adalah sebagai berikut :
1. Jika kapasitor pengganti antara terminal a-b adalah 30 μF, hitunglah nilai kapasitor
C!
2. Tiga kapasitor C1= 5 μF, C2= 10 μF dan C3= 20 μF, disusun secara parallel.
Tentukan :
a. Total kapasitansi.
b. Muatan yang tersimpan pada masing-masing kapasitor.
c. Total energi yang tersimpan pada kombinasi parallel tersebut.
3. Arus dalam induktor 80 mH meningkat dari 0 sampai 60 mA. Hitunglah energi yang
tersimpan pada induktor!
4. Carilah induktansi pengganti pada rangkaian berikut!
Petunjuk penilaian. Nilai kuis ditentukan dengan skor berdasarkan jawaban yang
benar.
Tindak lanjut. Bagian-bagian yang kurang dipahami akan dibahas lebih lanjut, baik
dengan cara ceramah maupun dengan diskusi.