Upload
afni-siallagan
View
218
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 1/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
BAB VII
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN TPA
7.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TPA
Petunjuk sistem dan pola operasional ini dibuat agar dalam
pelaksanaan dilapangan bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan,
begitu pula bila terdapat hambatan atau penyimpangan di lapangan bisa
dievaluasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
A. Arus Muatan Sampah Dalam Truk !"atan#an truk
sampah
Truk sampah memasuki areal TPA melalui pos pemeriksaan di
pintu masuk tempat petugas pemeriksa atau pendata TPA berada.
Berhenti didepan pintu masuk, kemudian pengemudi
melaporkan kedatangannya kepada petugas TPA dan menyerahkan
formulir pengisian atau surat perintah jalan untuk diketahui oleh
petugas TPA.
Petugas TPA akan mencatat nama truk, asal muatan dan
mencatat kubikasi muatan berdasarkan volume sampah yang
diangkut berdasarkan formulir yang telah ada atau menimbang
berat sampah dengan membandingkan berat truk bermuatan penuh
dan truk kosong.
P!n#aturan k! "an "ar$ ar!al manu%!r
Truk sampah menuju areal manuver di lokasi pembuangan
melalui rute yang telah ditetapkan dan mengikuti rambu-rambu
yang dipasang.
Petugas TPA akan mengatur lalu lintas truk dan
mengarahkannya ke areal manuver.
Sesuai dengan pengarahan petugas TPA, truk sampah
mengatur posisi ke lokasi pembuangan yang ditentukan dan
selanjutnya bermanuver untuk melaksanakan penurunan
unloading! muatan sampahnya.
AFNI SIALLAGAN I-1
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 2/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
P!nurunan &unloading' muatan sampah
Truk dalam mengambil posisi utnuk menurunkan sampahnya,
harus dibimbing dan diarahkan oleh petugas TPA.
Atas perintah petugas TPA itu pula truk melalukan penurunan
sampahnya ke lokasi yang telah ditetapkan.
Penurunan sampah berdasarkan rencana operasi pembuangan
akhir.
Proses kedatangan truk sampah, penurunan muatan sampah dan
kembalinya truk dari ruang manuver diharapkan memakan "aktu tidak
lebih dari # menit untuk dump truk sedangkan $%-&' menit untuk truk
standar.
B. Al$ran Truk (s(n# atau P!m)!rs$han Truk Sampah Truk
sampah m!nu*u lan"asan p!n+u+$an
Setelah selesai menurunkan muatan sampahnya, truk kosong ini
selanjutnya meninggalkan areal manuver. Apabila truk kosong ini telah
selesai dengan tugasnya maka selanjutnya menuju landasan pencucian
untuk membersihkan rodanya dari kotoran sampah agar tidak
mengotori jalan yang akan dile"ati.
!)!ran#katan truk sampah
Truk sampah yang sudah selesai menurunkan muatan
sampahnya dan telah dicuci rodanya dapat segera keluar le"at jalur
yang ditentukan.
(ipintu keluar pengemudi melaporkan penyelesaian proses
pemuatan sampahnya kepada petugas pemeriksa di pos
pemeriksaan.
Truk sampah berangkat keluar dari areal TPA tersebut.
Petugas TPA mencatat "aktu keluar dari truk tersebut.
)aktu yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan ini adalah %
menit tanpa halangan!.
P!m)!rs$han truk sampah
AFNI SIALLAGAN I-2
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 3/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
Pembersihan truk sampah dilakukan oleh a"ak kendaraan pada akhir
operasi hari tersebut sebelum kembali ke pool kendaraan. Pencucian
mobil dilakukan setiap hari.
,. Arus Sampah "alam TPA
Op!ras$(nal alat )!rat &dozer '
*perator menyiapkan dozer untuk beroperasi
Dozer berada dilokasi penimbunan sampah untuk mendorong,
meratakan dan memadatkan sampah di tempat dimana sel
penimbunan sampah telah ditetapkan.
Setelah jam kerja selesai, dozer tetap ditinggal ditempat
operasi tetapi ditutup dengan terpal atau plastik pelindung hujan.
*perator mengisi formulir lamanya jam operasi dari dozer
pada hari tersebut, juga melaporkan tentang kerusakan atau
hambatan yang dialami pada hari tersebut.
+ormulir diberikan kepada koordinator lapangan.
P!n#an#kutan sampah "ar$ ar!al manu%!r
Sampah yang diturunkan di daerah manuver akan segera
didorong oleh bulldozer ke lokasi penimbunan yang sudah disiapkan
sebelumnya, sejalan dengan pentahapan dalam program dan
pedoman operasi.
*perasi bulldozer harus mampu mengimbangi frekuensi
penurunan sampah dari truk sampah yang datang agar tidak terjadi
penumpukan sampah.
P!n$m)unan "an p!ma"atan
Sampah yang sudah berada dilokasi penimbunan kemudian di
hampar atau didorong dan dipadatkan oleh bulldozer.
apisan timbunan sampah dipadatkan dengan cara digiling
oleh bulldozer sebanyak -$' kali sehingga didapatkan kepadatan
optimum #''-#%' kgm/.
*perasi kerja bulldozer harus diatur dengan baik agar tidak
mengganggu lalu lintas operasi pengangkutan.
AFNI SIALLAGAN I-"
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 4/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
P!lap$san atau p!nutupan lap$san sampah
Pada akhir penimbunan sampah harus dilakukan penutupan
timbunan tersebut dengan tanah urugan yang sudah disiapkan
sebelumnya.
Tanah penutup disiapkan dan diambil dari bukit di sebelah
lokasi TPA.
Penggalian dan penumpukan tanah penutup dilakukan
sebaiknya oleh excavator. Apabila belum ada alat tersebut bisa
digunakan alat berat bulldozer .
Setelah lapisan penutup dihamparkan kemudian langsung
dipadatkan kembali dengan bulldozer $-/ kali sehingga diperoleh
ketebalan lapisan penutup sekitar $%-&' cm untuk bidang datar dan
/'-0' cm pada bidang miring.
Penutupan sampah dengan tanah urugan sesuai dengan
program operasi.
Pengangkutan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan
truk khusus untuk mengangkut tanah.
D. P!n#aturan Lalu L$ntas
Arus kendaraan pengangkut yang diperkirakan sangat padat,
sehingga akan menimbulkan kemacetan lalu lintas di jalan menuju ke
lokasi. *leh karena itu pengaturan kendaraan arus dimulai sebelum
kendaraan pengangkut mele"ati pintu masuk lahan Sanitary Landfll .
Pengaturan lalu lintas untuk jalan akses menuju Sanitary Landfll
bertujuan untuk 1
$. 2enertibkan arah pergerakan lalu lintas kendaraan seperti 1
• 3endaraan pengangkut hanya akan berhenti atau berjalan apabila
diperintahkan oleh petugas yang bersangkutan.
• 3endaraan pengangkut berjalan di jalur sebelah kiri arah jalannya.
AFNI SIALLAGAN I-#
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 5/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
• 3endaraan pengangkut jenis trailer hanya diijinkan bergerak di atas
jalan penghubung, sedangkan jenis non-trailer dapat bergerak di
atas ruas perletakan jalan kerja.
• (ahulukan kendaraan yang akan keluar dari lokasi kerja penurunan
atau dari ruas perletakan jalan kerja dan ingin kembali ke jalan
penghubung.
• Pengaturan lokasi dan posisi kendaraan pengangkut dalam
menurunkan muatan sampahnya harus ditentukan oleh penga"as
lapangan, tetapi sebaiknya bagian muka kendaraan menghadap ke
arah jalan.
&. 2encegah kemacetan yang timbul sebagai akibat perubahan arah
kendaraan, seperti 1
• 3endaraan pengangkut tidak dapat berhenti dan berbalik arah di
seberang tempat, terutama di tepat yang dapat menyulitkan
perlintasan kendaraan lainnya. 3endaraan pengangkut hanya dapat
berbalik arah di tempat khusus, pada tempat yang telah ditentukan.
• 3endaraan pengangkut yang mogok harus segera di pindahkan ke
tempat yang tidak mengganggu perlintasan, seperti halaman kantor
pengelola.
• 3endaraan pengangkut hanya diperbolehkan berada di lokasi lahan
sesuai dengan keperluannya. 3endaraan pengangkut harus segera
bergerak ke luar lahan setelah menurunkan muatan sampah.
/. 2encegah timbulnya kecelakaan lalu lintas, seperti 1
• 3ecepatan maksimum kendaraan di jalan yang lurus adalah &'
3mjam.
• 3endaraan pengangkut dilarang saling mendahului, kecuali
diperintahkan oleh petugas.
2enjaga ketertiban lalu lintas ini diperlukan perangkat bantuan
seperti 1
• 4ambu-rambu petunjuk lalu lintas.
AFNI SIALLAGAN I-$
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 6/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
• Tanda pembatas di setiap lokasi kerja penurunan.
• Tindakan tegas bagi para pelanggar ketentuan pengaturan lalu lintas di
dalam lokasi lahan.
• Petugas-petugas penga"as yang cukup.
E. P!n#aturan Lahan
5ukup sulit untuk menghasilkan suatu Sanitary Landfll yang teratur
dan tersusun dengan rapi, sehingga perlu adanya suatu pengaturan lahan
yang dia"ali dengan pembongkaran, pemadatan dan penutupan sampah
pada lokasi secara e6sien sehingga menimbulkan kesan yang baik.
Pengaturan tersebut meliputi 1
a. Pengaturan Sel
Pada sistem Sanitary Landfll dalam desain ini, satu 7ona terdiri dari
beberapa sub7ona yang dapat menampung timbunan sampah 8$' hari,
sub7ona terdiri dari sel-sel harian yang dapat menampung sampah
selama satu hari. Sel-sel harian ini akan ditutup dengan tanah penutup
harian, setiap akhir jam operasi, untuk menghindari penyebaran populasi
lalat yang dapat berperan sebagai vektor penyakit, dengan asumsi dalam
jangka "aktu 9 hari, telur lalat akan mengalami penetasan dalam
sampah.
:ntuk pengaturan sel perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai
berikut 1
• ebar sel direncanakan ; m, dengan pertimbangan alat berat dapat
bermanuver sehingga lebih e6sien.
• 3etebalan sel direncanakan sebesar 0 m. 3etebalan terlalu besar
akan menurunkan stabilitas permukaan, sementara terlalu tipis
akan menyebabkan pemborosan tanah penutup.
Batas sel dibuat jelas dengan pemasangan patok patok dan tali agar
operasi penimbunan sampah dapat berjalan dengan lancar.
b. Pengaturan Sub7onaBlok
AFNI SIALLAGAN I-%
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 7/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
Blok operasi merupakan bagian dari Sanitary Landfll yang
digunakan untuk penimbunan sampah selama periode operasi
menengah. Pada perencanaan ini periode operasi yang digunakan
adalah satu bulan. 3arenanya luas blok akan sama dengan luas sel
dikalikan perbandingan periode operasi menengah dan pendek.
c. Pengaturan <ona
<ona operasi merupakan bagian lahan TPA yang digunakan sesuai
dengan keadaan topogra6 lahan yang tersedia. Pada perencanaan ini
7ona operasi dibagi beberapa 7one yang bergantung pada luasan yangada.
-. P!m)(n#karan Sampah
etak titik pembongkaran harus diatur dan diinformasikan secara
jelas kepada pengemudi truk agar mereka membuang pada titik yang
benar sehingga proses berikutnya dapat dilaksanakan dengan e6sien.
Titik bongkar umumnya diletakkan ditepi sel yang sedang
dioperasiken dan berdekatan dengan jalan kerja sehingga kendaraan trukdapat dengan mudah mencapai. Beberapa pengalaman menunjukkan
bah"a titik bongkar yang ideal sulit dicapai pada saat hujan karena
licinnya jalan kerja. =al ini perlu diantisipasi oleh penanggung ja"ab
Sanitary Landfll agar tidak terjadi.
>umlah titik bongkar setiap sel harian ditentukan oleh beberapa
faktor 1
•
ebar sel• )aktu bongkar rata-rata
• +rekuensi kedatangan truk pada jam puncak
?. Perataan dan Pemadatan Sampah
Perataan dan pemadatan sampah dimaksudkan untuk mendapatkan
kondisi pemanfaatan lahan yang e6sien dan stabilitas permukaan Sanitary
Landfll yang baik. 3epadatan sampah yang tinggi di Sanitary Landfll
AFNI SIALLAGAN I-&
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 8/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
akan memerlukan volume lebih kecil sehingga daya tampung Sanitary
Landfll bertambah, sementara permukaan yang stabil akan sangat
mendukung penimbunan lapis berikutnya.
Pekerjaan perataan dan pemadatan sampah sebaiknya dilakukan
dengan memperhatikan e6siensi operasi alat berat.
• Pada Sanitary Landfll dengan intensitas ritase truk yang tinggi,
perataan dan pemadatan perlu segera dilakukan setelah sampah
dibongkar. Penundaan pekerjaan akan menyebabkan sampah
menggunung sehingga pekerjaan perataannya akan kurang e6sien
dilakukan.
• Pada Sanitary Landfll dengan intensitas ritase truk yang rendah,
perataan dan pemadatan sampah dapat dilakukan secara periodik
misalnya pagi atau siang.
3riteria perataan dan pemadatan sampah yang baik perlu
dilakukan dengan memperhatikan 1
• Perataan dilakukan lapis demi lapis.
• Setiap lapisan diratakan sampah setebal &','-%',' cm, desain
pelaksanan diambil %',' cm dengan cara mengatur ketinggian blade
alat berat.
• Pemadatan sampah yang telah rata dilakukan dengan menggilas
sampah tersebut /-% kali.
• Perataan dan pemadatan dilakukan sampai ketebalan sampah
mencapai ketebalan rencana.
H. P!nutupan R!n+ana
Penutupan Sanitary Landfll dengan tanah penutup mempunyai
fungsi sebagai berikut 1
• :ntuk memotong siklus hidup lalat, khususnya dari telur menjadi lalat.
• 2encegah perkembangbiakan tikus.
• 2engurangi rembesan air hujan yang akan membentuk lindi.
• 2engurangi bau.
AFNI SIALLAGAN I-!
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 9/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
• 2engisolasi sampah dan gas yang terbentuk.
• 2enambah kestabilan permukaan
• 2eningkatkan estetika lingkungan
+rekuensi penutupan sampah dengan tanah disesuaikan dengan
metode yang diterapkan dan ketersediaan tanah sebagai media penutup.
Penutupan sampah sesuai dengan metode Sanitary Landfll akan
dilakukan setiap hari. 3etebalan tanah penutup yang direncanakan 1
• Tanah penutup harian, untuk penutupan sel harian adalah dengan
lapisan tanah padat setebal /',' cm.
• Tanah penutup harian, untuk penutupan sel antara adalah dengan
lapisan tanah padat setebal /',' cm.
• Tanah penutup akhir, untuk penutupan akhir adalah dengan lapisan
tanah padat setebal %',' cm.
I. -as$l$tas P!n#amanan as
?as yang yang terbentuk di TPA umumnya gas karbon dioksida
5*&! dan gas methana 5=0! dengan komposisi yang hampir sama, dan
gas-gas lain yang sangat sedikit jumlahnya. 3edua gas merupakan gas
yang berbahaya, karena mudah terbakar dan meledak karenanya perlu
dilakukan pengendalian pada gas tersebut.
Pengendalian dilakukan dengan pemasangan ventilasi penyaluran
gas, secara vertikal dan horisontal agar gas dapat keluar dari timbunan
sampah pada titik-titik tertentu. :ntuk ini perlu diperhatikan kualitas
tanah penutup. Tanah penutup yang banyak memiliki rekahan dapat
menyebabkan gas lebih mudah lepas ke udara babas.
Pemasangan pipa gas di letakkan pada setiap jarak radius &%,''
hingga %',' m arah memanjang dan arah melintang serta memperhatikan
juga arah angin yang bertiup di TPA.
7./ OPERASIONAL TPAA. P!m)a#$an Ar!a E0!kt$0 P!n#uru#an
AFNI SIALLAGAN I-'
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 10/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
a. ahan efektif untuk pengurugan sampah dibagi menjadi beberapa
area atau 7one, yang merupakan penahapan pemanfaatan lahan,
dibatasi dengan jalan operasi atau penanda operasional lain,
tanggul pembatas, atau sistem pengumpul lindi. <one operasi
merupakan bagian dari lahan TPA yang digunakan untuk jangka
"aktu panjang misal $ @ / tahun.b. ahan efektif selanjutnya dapat dibagi dalam sub-area, atau sub-
7one, atau blok operasi dengan lebar masing-masing sekitar &% m.
Setiap bagian tersebut dibagi menjadi beberapa strip. Pengurugan
sampah harian dilakukan pada strip yang ditentukan, yang disebut
working ace. Setiap working ace mempunyai lebar maksimum &%
m, yang merupakan lebar sel sampah.c. Blok operasi merupakan bagian dari lahan TPA yang digunakan
untuk penimbunan sampah selama periode operasi menengah
misalnya $ atau & bulan. uas blok operasi sama dengan luas sel
dikalikan perbandingan periode operasi menengah dan pendek.d. Pengurugan sampah pada 1
• Sanitary landfll 1 sampah disebar dan dipadatkan lapis per-lapis
sampai
ketebalan sekitar $,%' m yang terdiri dari lapisan-lapisan
sampah setebal sekitar ',% m yang digilas dengan steel wheel
compactor atau do7er paling tidak sebanyak 0 sampai # gilasan,
dan setiap hari ditutup oleh tanahpenutup setebal minimum $%
cm, sehingga menjadi sel-sel sampah. Setelah terbentuk / tiga!
lapisan, timbunan tersebut kemudian ditutup dengan tanah
penutup antara setebal minimum /' cm. Tinggi tinggi lapisan
setinggi sekitar % m disebut sebagi $ lit , dengan kemiringan
talud sel maksimum $ 1 /.
• (i atas timbunan sampah dalam bentuk lift tersebut kemudian
diurug sampah baru, membentuk ketinggian seperti dijelaskan di
muka. Bila pengurugan sampah dilakukan dengan metode area,
AFNI SIALLAGAN I-1
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 11/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
maka untuk memperkuat kestabilan timbunan, maka batas
antara & lift tersebut dibuat terasering selebar / @ % m.e. ebar sel berkisar antara $,% @ / lebar blade alat berat agar
manuver alat berat dapat lebih e6sien. Panjang sel dihitung
berdasarkan volume sampah yang akan diurug pada hari itu untuk
sanitary landfll! dibagi dengan lebar dan tebal sel. Batas sel harus
dibuat jelas dengan pemasangan patok-patok dan tali agar operasi
penimbunan sampah dapat berjalan dengan lancar.f. ?una memudahkan masuknya truk pengangkut sampah ke titik
penuangan, maka dibuat jalan semi-permanen antar lit , dengan
maksimum kemiringan jalan %.g. levasi dan batas sub-7one maupun sel-sel urugan sampah tersebut
harus dibuat jelas dengan pemasangan patok-patok atau cara lain
agar operasi pengurugan dan penimbunan sampah dapat berjalan
dengan lancar.h. :ntuk mencegah terjadinya erosi air permukaan, maka dibuat
drainase pelindung penggerusan menuju titik di ba"ahnya.i. Pelapisan lahan diprioritaskan dimulai dari lembah lajur utama pipa
lindi!. Pelapisan berikutnya adalah di bagian kemiringan dinding
sesuai dengan naiknya lit timbunan sampah. j. 3egiatan pengurugan sampah tersebut di atas harus didahului
dengan konstruksi berjalan, yang secara garis besar terdiri dari 1
• Pembuatan sistem pelapisan dasar
• Pemasangan sistem penangkap dan pengumpulan leachate
• Pemasangan sistem pengumpul dan penyalur gas.
B. (nstruks$ S$st!m P!lap$s Dasar (Liner)
a. Teliti kembali kedalaman muka air tanah pada musim hujan
terhadap lapisan dasar TPA yaitu minimum / meter sebelum tanah
dasar dikupas dan dipadatkan.). Padatkan tanah dasar dengan alat berat, dan arahkan kemiringan
dasar menuju sistem pengumpul leachate. Pelapis dasar
hendaknya 1
• Tidak tergerus selama menunggu penggunaan, seperti terpapar
hujan dan panas
AFNI SIALLAGAN I-11
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 12/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
• Tidak tergerus akibat operasi rutin, khususnya akibat truk
pengangkut sampah dan operasi alat berat yang lalu di atasnya
•
Sampah halus tidak ikut terba"a ke dalam sistem pengumpullindi, dan memungkinkan lindi mengalir dan terarah ke
ba"ahnya.c. Bila menggunakan tanah liat, lakukan pemadatan lapis-perlapis
minimum & lapisan dengan ketebalan masing-masing minimal &%'
mm, sampai mencapai kepadatan proctor ;%. 3elulusan minimal
dari campuran tanah tersebut mempunyai kelulusan maksimum $ C
$'-9 cmdet.
d. akukan pengukuran kemiringan lapisan dasar TPA yaitu dengan
kemiringan yang disyaratkan $-& ke arah tempat
pengumpulanpengolahan leachate.Sanitary landfll, yang terdiri dari 1
• apisan tanah pelindung setebal minimum /' cm
• (i ba"ah lapisan tersebut terdapat lapisan penghalang dari
geotekstil atau anyaman bambu, yang menghalangi tanah
pelindung dengan media penangkap lindi
•2edia karpet kerikil penangkap lindi setebal minimum $% cm,menyatu dengan saluran pengumpul lindi berupa media kerikil
berdiameter /' @ %' mm, tebal minimum &' cm yang
mengelilingi pipa perforasi mm dari PD5, berdiameter minimal
$%' mm. >arak antar lubang prforasi! adalah % cm. (i atas
media kerikil.e. Bila menurut desain perlu digunakan geosintetis seperti
geomembran, geotekstil, non-"oven, geonet, dan sebagainya,
pemasangan bahan ini hendaknya disesuaikan spesi6kasi teknis
yang telah direncanakan, dan dilaksanakan oleh kontraktor yang
berpengalaman dalam bidang ini.,. (nstruks$ Under-Drain P!n#umpul L$n"$ (Leachate)a. Teliti kembali pola pemasangan sistem under-drain tersebut sesuai
dengan perencanaan, yaitu dapat berupa pola tulang ikan atau pola
lurus.). Teliti kembali dan kalau perlu revisi desain jaringan under-drain
penangkap dan pengumpulan leachate agar fungsinya tercapai.
AFNI SIALLAGAN I-12
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 13/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
3emiringan saluran pengumpul lindi antara $ - & dengan
pengaliran secara gravitasi menuju instalasi pengolah lindi EP!+. Sistem penangkap lindi diarahkan menuju pipa berdiamter minimum
$%' mm, atau saluran pengumpul lindi. Pada sanitary landfll,
pertemuan antar pipa penangkap atau antara pipa penangkap
dengan pipa pengumpul dibuat bak kontrol !uction-box", yang
dihubungkan sistem ventilisasi vertikal penangkap atau pengumpul
gas.D. P!masan#an S$st!m P!nan#anan asa. ?as yang ditimbulkan dari proses degradasi di TPA harus dikontrol di
tempat agar tidak mengganggu kesehatan pega"ai, orang yangmenggunakan fasilitas TPA, serta penduduk sekitarnya.
b. ?as hasil biodegradasi tersebut dicegah mengalir secara literal dari
lokasi pengurugan menuju daerah sekitarnya.c. Setiap $ tahun sekali dilakukan pengambilan sampel gas-bio pada &
titik yang berbeda, dan dianalisa terhadap kandungan 5*& dabn
5=0.d. Pada sistem sanitary landfll, gasbio harus dialirkan ke udara terbuka
melalui ventilasi sistem penangkap gas, lalu dibakar pada gas-Fare.Sangat dianjurkan menangkap gasbio tersebut untuk dimanfaatkan.
e. Pemasangan penangkap gas sebaiknya dimulai dari saat lahan-urug
tersebut dioperasikan, dengan demikian metode penangkapannya
dapat disesuaikan antara dua cara tersebut.f. 2etode untuk membatasi dan menangkap pergerakan gas adalah 1
• 2enempatkan materi impermeabel pada atau di luar perbatasan
landfll untuk menghalangi aliran gas
• 2enempatkan materi granular pada atau di luar perbatasan
landfll perimeter! untuk penyaluran dan atau pengumpulan gas
• Pembuatan sistem ventilasi penagkap gas di dalam lokasi eC-
TPA.g. Sistem penangkap gas dapat berupa 1
• Dentilasi hori7ontal 1 yang bertujuan untuk menangkap aliran gas
dalam dari satu sel atau lapisan sampah
• Dantilasi vertikal 1 merupakan ventilasi yang mengarahkan dan
mengalirkan gas yang terbentuk ke atas
AFNI SIALLAGAN I-1"
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 14/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
• Dentilasi akhir 1 merupakan ventilasi yang dibangun pada saat
timbunan akhir sudah terbentuk, yang dapat dihubungkan pada
pembakar gas gas-Fare! atau dihubungkan dengan sarana
pengumpul gas untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Perlu difahami
bah"a potensi gas pada eC-TPA ini sudah mengecil sehingga
mungkin tidak mampu untuk digunakan dalam operasi rutin.h. Timbulan gas harus dimonitor dan dikontrol sesuai dengan perkiraan
umurnya.i. Beberapa kriteria desain perpipaan vertikal pipa biogas 1
• Pipa gas dengan casing PD5 atau P 1 $'' - $%' mm
•
ubang bor berisi kerikil 1 %' - $'' cm• Perforasi 1 - $& mm
• 3edalaman 1 '
>arak atara ventilasi vertikal 1 &% @ %' m.
E. P!nan#anan Sampah an# Masuk a. 3egiatan operasi pengurugan dan penimbunan pada area
pengurugan sampah secara berurutan meliputi 1
• Penerimaan sampah di pos pengendalian, dimana sampah
diperiksa, dicatat dan diarahkan menuju area lokasi penuangan• Pengangkutan sampah dari pos penerimaan ke lokasi sel yang
dioperasikan dilakukan sesuai rute yang diperintahkan
• Pembongkaran sampah dilakukan di titik bongkar yang telah
ditentukan dengan manuver kendaraan sesuai petunjuk
penga"as
• Perataan sampah oleh alat berat yang dilakukan lapis-per-lapis
agar tercapai kepadatan optimum yang diinginkan
• Pemadatan sampah oleh alat berat untuk mendapatkan
timbunan sampah yang cukup padat sehingga stabilitas
permukaannya dapat menyangga lapisan berikutnya
• Penutupan sampah dengan tanah untuk mendapatkan kondisi
operasi sanitary atau controlled landfll.b. Setiap truk pengangkut sampah yang masuk ke TPA memba"a
sampah harus melalui petugas registrasi guna dicatat jumlah, jenis
dan sumbernya serta tanggal "aktu pemasukan. Petugas
AFNI SIALLAGAN I-1#
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 15/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
berke"ajiban menolak sampah yang diba"a dan akan diproses di
TPA bila tidak sesuai ketentuan.c. 2encatat secara rutin jumlah sampah yang masuk dalam satuan
volume m/! dalam satuan berat ton! per hari. Pencatatan
dilakukan secara praktis di jembatan timbangpos jaga dengan
mengurangi berat truk masuk isi! dengan berat truk keluar TPA
kosong!.d. Pemerosesan sampah masuk di TPA dapat terdiri dari 1
• 2enuju area pengurugan untuk diurug, atau
• 2enuju area pemerosesan lain selain pengurugan, atau
• 2enuju area transit untuk diangkut ke luar TPA.
e. Pemulung ataupun kegiatan peternakan di lokasi TPA dan sekitarnya
tidak dilarang, tetapi sebaiknya dikendalikan oleh suatu peraturan
untuk ketertiban kegiatan tersebut.
-. P!n#uru#an Sampah pa"a B$"an# !r*aa. Sampah yang akan diproses dengan pengurugan atau penimbunan
setelah didata akan diba"a menuju tempat pengurugan yang telah
ditentukan. (ilarang menuang sampah di mana saja kecuali di
tempat yang telah ditentukan oleh penga"as lapangan. etak titik
pembongkaran harus diatur dan diinformasikan secara jelas kepada
pengemudi truk agar mereka membuang pada titik yang benar
sehingga proses berikutnya dapat dilaksanakan dengan e6sien.b. Titik bongkar umumnya diletakkan di tepi sel yang sedang
dioperasikan dan berdekatan dengan jalan kerja sehingga kendaraan
truk dapat dengan mudah mencapainya. Titik bongkar yang baik
kadang sulit dicapai pada saat hari hujan akibat licinnya jalan kerja.
=al ini perlu diantisipasi oleh penanggung ja"ab lokasi agar tidak
terjadi.c. >umlah titik bongkar pada setiap sel ditentukan oleh beberapa faktor 1
• ebar sel
• )aktu bongkar rata-rata
• +rekuensi kedatangan truk pada jam puncak.d. =arus diupayakan agar setiap kendaraan yang datang dapat segera
mencapai titik bongkar dan melakukan pembongkaran sampah agar
e6siensi kendaran dapat dicapai.
AFNI SIALLAGAN I-1$
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 16/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
e. Sampah yang diba"a ke area pengurugan kemudian dituangkan
secara teratur sesuai arahan petugas lapangan di area kerja aktif
working ace area! yang tersedia.f. Pekerjaan perataan dan pemadatan sampah dilakukan dengan
memperhatikan e6siensi operasi alat berat. Perataan dan pemadatan
sampah dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi pemanfaatan
lahan yang e6sien dan stabilitas permukaan TPA yang baik.g. Pada TPA dengan intensitas kedatangan truk yang tinggi, perataan
dan pemadatan perlu segera dilakukan setelah sampah menggunung
sehingga pekerjaan perataannya akan kurang e6sien dilakukan.
h. Pada TPA dengan frekuensi kedatangan truk yang rendah makaperataan dan pemadatan sampah dapat dilakukan secara periodik,
misalnya pagi dan siang.i. Setelah sebuah truk melaksanakan tugasnya, maka alat angkut
tersebut dicuci, paling tidak dengan membersihkan bak dan roda truk
agar sampah yang melekat tidak terba"a ke luar lokasi operasi.
Bilasan pencucian ini dialirkan menuju pengolah lindi, atau
dikembalikan ke urugan sampah.
. Apl$kas$ Tanah P!nutupa. Padatkan tanah penutup reguler dengan alat berat, dan arahkan
kemiringan dasar menuju pengumpul aliran drainase. :payakan agar
air run-oG ini tidak bercampur dengan saluran penampung lindi yang
keluar secara lateral.). Penutupan sampah dengan tanah serta proses pemadatannya
dilakukan secara bertahap sel demi sel, sehingga setelah sel lapisan
pertama selesai maka dapat dilanjutkan dengan membuat lapisan
selanjutnya di atasnya.+. apisan tanah penutup hendaknya 1
• Tidak tergerus selama menunggu penggunaan, seperti tergerus
hujan, tergerus akibat operasi rutin, khususnya akibat truk
pengangkut sampah dan operasi alat berat yang lalu di atasnya
• 2empunyai kemiringan menuju titik pengumpulan.d. Sistem penutup akhir pada sanitary landfll terdiri atas beberapa
lapis, yaitu
AFNI SIALLAGAN I-1%
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 17/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
berturut-turut dari ba"ah ke atas 1
• (i atas timbunan sampah 1 lapisan tanah penutup reguler harian
atau antara!. Bila sel harian tidak akan dilanjutkan untuk jangka
"aktu lebih dari $ bulan, maka dibutuhkan penutup antara setebal
/' cm dengan pemadatan
• apisan karpet kerikil berdiameter /' @ %' mm sebagai penangkap
gas hori7ontal setebal &' cm, yang berhubungan dengan perpipaan
penangkap gas vertikal
• apisan tanah liat setabal &' cm dengan permeabilitas maksimum
sebesar $ C $'-9 cmdet• apisan karpet kerikil under-drain penangkap air in6ltrasi terdiri dari
media kerikil berdiameter /' @ %' mm setebal &' cm, menuju sistem
drainase.
• Bilamana diperlukan di atasnya dipasang lapisan geotekstil untuk
mencegah masuknya tanah di atasnya
• apisan tanah humus setebal minimum #' cm.e. Bila menurut desain perlu digunakan geotekstil dan sebagainya
pemasangan bahan ini hendaknya disesuaikan spesi6kasi teknis yangtelah direncanakan, dan dilaksanakan oleh kontraktor yang
berpengalaman dalam bidang ini.f. 3emiringan tanah penutup akhir hendaknya mempunyai grading
dengan kemiringan maksimum $ 1 / untuk menghindari terjadinya
erosi.g. 3emiringan dan kondisi tanah penutup harus dikontrol setiap hari
untuk menjamin peran dan fungsinya, bilamana perlu dilakukan
penambahan dan perbaikan pada lapisan ini.h. (alam kondisi sulit mendapatkan tanah penutup, dapat digunakan
reruntuhan bangunan, sampah lama atau kompos, debu sapuan
jalan, hasil pembersihan saluran sebagai pengganti tanah penutupi. Penutup akhir diaplikasikan pada setiap area pengurugan yang tidak
akan digunakan lagi lebih dari $ tahun. 3etebalan tanah penutup 6nal
ini paling tidak #' cm. j. Pada area yang telah dilaksanakan penutupan 6nal diharuskan
ditanami pohon yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
AFNI SIALLAGAN I-1&
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 18/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
H. P!n#(p!ras$an Un$t P!n#(lahan L$n"$ (Leachate)a. akukan evaluasi rutin terhadap as-built drawing, spesi6kasi teknik
jaringan under-drain pengumpul leachate, sistem pengumpul
leachate, bak kontrol dan bak penampung, pipa inlet ke instalasi, dan
instalasi pengolah lindi EP! agar sistem yang ada sesuai dengan
perkembangan sampah yang masuk.b. Pada pengolahan secara biologi, lakukan seeding dan aklimatisasi
terlebih dahulu, sebelum dilakukan proses pengolahan leachate
sesungguhnya. angkah ini kemungkinan besar akan terus
dibutuhkan, bila terjadi perubahan kualitas dan beban seperti akibat
hujan atau akibat perubahan sampah yang masuk, atau akibat tidak
berfungsinya sistem EP biologis ini, sehingga merusak
mikrorganisme semula.c. Sebelum tersedianya baku-mutu eFuen lindi dari sebuah landfll
sampah kota, maka eFuen EP lindi harus memenuhi persyaratan. Bila
eFuen lindi dibuang ke badan air penerima untuk peruntukkan
tertentu, maka eFuen tersebut harus sesuai dengan baku mutu
peruntukkan badan air penerima, misalnya badan air penerimadiperuntukkan sebagai air baku air minum, maka kualitas badan air
penerima harus tetap memenuhi kualitas baku mutu air tersebut.d. (ianjurkan agar pada saat tidak hujan, sebagian lindi leachate" yang
ditampung dikembalikan ke timbunan sampah sebagai resirkulasi
lindi. akukan pengecekan secara rutin pompa dan perpipaan
resirkulasi leachate untuk menjamin sistem resirkulasi tersebut.e. akukan secara rutin dan periodik updating data curah hujan,
temperatur dan kelembaban udara, debit leachate, kualitas inFuen
dan eFuen hasil EP, untuk selanjutnya masuk ke informasi
recordingpencatatan.f. 3olam penampung dan pengolah leachate seringkali mengalami
pendangkalan akibat endapan suspensi. =al ini akan menyebabkan
semakin kecilnya volume efektif kolam yang berarti semakin
berkurangnya "aktu tinggal, yang akan berakibat pada rendahnya
e6siensi pengolahan yang berlangsung. :ntuk itu, perlu diperhatikan
agar kedalaman efektif kolam tetap terjaga.
AFNI SIALLAGAN I-1!
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 19/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
g. umpur endapan yang mulai tinggi melampaui dasar efektif kolam
harus segera dikeluarkan. ?unakan excavator dalam pengeluaran
lumpur ini. (alam beberapa hal dimana ukuran kolam tidak terlalu
besar, dapat digunakan truk tinja untuk menyedot lumpur yang
terkumpul yang selanjutnya dapat dibiarkan mengering dan
dimanfaatkan sebagai tanah penutup sampah.h. 4esirkulasi lindi sangat dianjurkan untuk mempercepat proses
stabilitas urugan sampah. 4esirkulasi dilakukan pada saat tidak turun
hujan, dengan melakukan pemompaan dari penampungan lindi
menuju pipa gas vertikal, atau menuju langsung pada timbunan
sampah.i. Lateral drainage aliran lindi perlu disiapkan, khususnya bila timbunan
sampah berada di atas tanah above ground! agar lindi yang muncul
dari sisi timbunan sampah tidak bercampur dengan air permukaan
air run-o# !.
PEMELIHARAAN TPA
A. UmumPemeliharaan Sanitary Landfll dimaksudkan untuk menjaga agar setiap
prasarana dan sarana yang ada dalam kondisi siap operasi dengan
petunjuk kerja yang baik.
Program pemeliharaan umumnya mengutamakan kegiatan
pemeliharaan yang bersifat preventif untuk mencegah terjadinya
kerusakan dengan melaksanakan pemeliharaan rutin.
Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk segera melakukan
perbaikan kerusakan-kerusakan kecil agar tidak berkembang menjadi
besar dan kompleks.
B. P!m!l$haraan Alat B!rat
Alat berat penting pada operasi Sanitary Landfll sehingga kinerja
perlu dijaga dan dira"at dengan baik. Buku manual pengoperasian dan
pemeliharaan alat berat harus selalu dijalankan dengan benar agar alat
AFNI SIALLAGAN I-1'
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 20/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
berat terhindar dari kerusakan. 3egiatan penggantian minyak pelumas
baik mesin maupun transmisi harus diperhatikan sesuai ketentuan
pemeliharaannya. Perlu dihindari kelalaian penggunaan komponen seperti
baterai, 6lter-6lter dan lain-lain, serta perlunya dilakukan e6siensi dalan
penggunaanya.
,. P!m!l$haraan 2alan
3erusakan jalan Sanitary Landfll umumnya dijumpai pada ruas jalan
masuk dimana kondisi jalan bergelombang maupun berlubang yang
disebabkan oleh beratnya beban truk sampah yang melintasinya. >alan yang berlubang atau bergelombang menyebabkan kendaraan
tidak dapat melintasinya dengan lancar sehingga terjadi penurunan
kecepatan yang berarti menurunnya e6siensi pengangkutan, disamping
lebih cepat ausnya beberapa komponen seperti kopling, rem dan lain-lain.
3eterbatasan dana pemeliharaan seringkali menjadi kendala
perbaikan sehingga kerusakan jalan dibiarkan berlangsung lama tanpa
disadari telah menurunkan e6siensi pengangkutan. =al ini sebaiknya
diantisipasi dengan melengkapi manajemen Sanitary Landfll dengan
kemampuan memperbaiki kerusakan jalan sekalipun bersifat temporer
seperti misalnya perkerasan dengan pasir dan batu.
Bagian lain yang juga sering mengalami kerusakan dan kesulitan
adalah jalan operasi dimana kondisi jalan tersebut memiliki kestabilan
yang rendah. 3hususnya bila dibangun diatas sel harian. >alan operasi
dibanyak Sanitary Landfll juga memiliki faktor kesulitan lebih tinggi pada
saat hari hujan sehingga secara keseluruhan menyebabkan "aktu operasi
pengangkutan di Sanitary Landfll menjadi lebih panjang. Pengurugan
dengan sirtu umumnya sangat efektif memperbaiki jalan yang
bergelombang dan berlubang.
D. P!m!l$haraan Lap$san P!nutup
apisan penutup Sanitary Landfll perlu dijaga kondisinya agar tetap
dapat berfungsi dengan baik. Perubahan temperatur dan kelembaban
AFNI SIALLAGAN I-2
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 21/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
udara dapat menyebabkan timbulnya retakan permukaan tanah yang
memungkinkan terjadinya aliran gas keluar dari lahan ataupun
mempercepat rembesan air hujan pada saat musim hujan. :ntuk itu
keretakan yang terjadi perlu segera ditutup dengan tanah sejenis.
Proses penurunan permukaan tanah juga sering tidak berlangsung
seragam sehingga ada bagian yang menonjol ataupun melengkung
keba"ah. Perbedaan permukaan ini perlu diratakan dengan mengontrol
kemiringan ke arah saluran drainase. Penanaman rumput disarankan
untuk mengurangi efek retakan tanah melalui jaringan akar yang
dimilikinya.
Pemeriksaan kondisi permukaan Sanitary Landfll perlu dilakukan
minimal sebulan sekali atau beberapa hari setelah hujan untuk
memastikan tidak terjadinya erosi air hujan.
E. P!m!l$haraan Saluran Dra$nas!
Pemeliharaan saluran drainase secara umum sangat mudah
dilakukan. Pemeliharaan rutin tiap minggu khususnya pada musim hujan
perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan saluran yang
serius.
Saluran drainase perlu dipelihara dari tanaman rumput atau semak
yang mudah sekali tumbuh akibat endapan tanah hasil erosi tanah
penutup dan erosi akibat aliran air yang deras.
apisen semen yang retak atau pecah perlu segera diperbaiki agar
tidak mudah lepas oleh erosi air, sementara saluran tanah yang berubah
pro6lnya akibat erosi perlu segera dikembalikan ke dimensi semula agar
dapat berfungsi mengalirkan air dengan baik.
-. P!m!l$haraan Instalas$ P!n#(lahan L$n"$
Seperti diketahui bersama bah"a setiap jenis pengolahan
diperlukan kondisi tertentu yang dapat mendorong terjadinya proses yang
optimal. Pada proses anaerobik, pertumbuhan lumpur anaerobik di
instalasi adalah sangat lambat dan ini hanya mungkin jika kondisi-kondisi
AFNI SIALLAGAN I-21
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 22/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
tertentu dapat dicapai. 3ondisi environmental actors! yang diperlukan
sehingga tercapai proses yang optimal dapat dilihat pada tabel .$.
diba"ah ini.
Ta)!l 1 (n"$s$ an# "$p!rlukan untuk pr(s!s p!n#(lahan
ana!r()$k
Ho Parameter 3ondisi
$
&
/
0%
Ternperatur
p=
Alkalinity
Hutrien untuktumbuh
<at-7at beracun
8 $'I 5
#,& - 9,%
Su$cient bu#er
capacity harustersedia
hanya dalam jumlah
kecil
Sumber 1 (asar-dasar Pengolahan Air imbah, 3impras"il, &''
Agar dapat tercapai kinerja yang baik dari sistem pengolahan
anaerobik perlu dihindarkan terjadinya Fuktuasi yang besar pada
temperatur dan beban organik organic loading!.
. P!m!l$haraan -as$l$tas La$n
+asilitas-fasilitas lain seperti bangunan kantor, pos jaga, garasi dan
sebagainya perlu dira"at fasilitas yang lain. Pemeliharaan dapat berupa
pengecatan dan lain sebagainya.
AFNI SIALLAGAN I-22
21!11"1222
8/16/2019 BAB 7 ptpa af
http://slidepdf.com/reader/full/bab-7-ptpa-af 23/23
Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Kabupaten Batang
AFNI SIALLAGAN I 2"