Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-1
7.1 Pengembangan Permukiman
7.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Isu strategis dalam bidang Pengembangan Permukiman terkait dengan kawasan kumuh
di perkotaan dan kondisi infrastruktur yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Adapun isu
strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya seperti yang dijelaskan pada
tabel dibawah ini.
Tabel 7.1
Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tasikmalaya
No Isu Strategis Keterangan
1 Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Sektor Pengembangan Permukiman
2 Belum tuntasnya penanganan kawasan kumuh dan rumah tidak layak huni
3 Banyaknya permohonan pembangunan jalan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya
4
Belum optimalnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang mendukung aksebilitas masyarakat berpenghasilsan rendah di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah
Sumber : Renstra Distarkim 2016 - 2021
Perkembangan Permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial
budaya masyarakat setempat, agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat
dan alam lingkungannya, pada akhirnya tujuan pengembangan permukiman adalah untuk :
1. Mengarahkan pemerataan pertumbuhan dan perkembangan wilayah.
2. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (Prasarana dan sarana dasar
permukiman).
3. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan
teratur.
4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui pengembangan permukiman.
Bab 7
Rencana Pembangunan Infrastruktur
Cipta karya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-2
7.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib
memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni,
sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan Permukiman baik di perkotaan
maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan
perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Tasikmalaya sangat erat dengan pesatnya
pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan
restoran serta sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk, sehingga kebutuhan
perumahan juga akan semakin meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan
permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh
demikian juga di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan kumuh di Kabupaten Tasikmalaya
telah tercatat dalam SK Kumuh 648,11/Kep.283-Distarkim/2015. Untuk lebih mengetahui mengenai
kawasan kumuh yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.2 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Tasikmalaya
No Kecamatan No Desa Luas (Ha)
1 Ciawi
1 Gombong 1,3
2 Kertamukti 2,8
3 Kurniabakti 5,7
2 Rajapolah
4 Dawagung 9,0
5 Manggungjaya 7,0
6 Rajapolah 1,6
7 Tanjung Pura 5,0
3 Singaparna
8 Cikunten 2,6
9 Cipakat 2,7
10 Singaparna 4,0
4 Karangnunggal 11 Karangnunggal 10,6
12 Karang Mekar 2,9
5 Manonjaya 13 Kalimanggis 47,0
14 Kamulyan 11,0
6 Sukarame 15 Wargakerta 0,2
16 Padasuka 1,9
Jumlah Luasan 115,3
Sumber : SK Kumuh 648,11/Kep.283-Distarkim/2015
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-3
7.1.3 Permasalahan Dan Tantangan
Proses program pembangunan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tasikmalaya
selama ini terkendala dengan belum adanya Dokumen Perencanaan Bidang Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Hal ini pula yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan
pemrograman di Bidang PKP Kabupaten Tasikmalaya . Adapun untuk lebih jelasnya mengenai
permasalahan dan tantangan dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.3 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Kabupaten Tasikmalaya
No Aspek Pengembangan
Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
1 Aspek Teknis
1. Belum adanya dokumen Sektoral yang mendukung pelaksanaan kegiatan Pengembangan Permukiman
2. Belum adanya kegiatan Pendataan terkait jumlah infratsruktur PKP di Kabupaten Tasikmalaya
1. Kurangnya anggaran dalam Bidang Keciptakaryaan khususnya PKP
2. SDM yang masih belum optimal
3. Kebijakan yang masih belum berpihak kepada Bidang Cipta Karya
1. Sosialisasi kepada para petinggi kekuasaan di Kabupaten Tasikmalaya mengenai peran pentingnya pelaksanaan Pemrograman Bidang Cipta Karya khususnya dalam sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman.
2. Penyusunan data dasar mengenai kondisi eksisting PKP di Kabupaten Tasikmalaya
3. Penyusunan Dokumen Sektoral bidang PKP sebagai pendukung kelengkapan readiness criteria untuk pengajuan program pembangunan Pengembangan Permukiman.
2 Aspek Kelembagaan Masih kurangnya SDM
3 Aspek Pembiayaan
Kecilnya anggaran pembangunan dalam Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Tasimalaya
4 Aspek Lingkungan
Permukiman
1. Belum optimalnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang mendukung aksebilitas masyarakat berpenghasilsan rendah di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah
2. Belum tuntasnya penanganan kawasan kumuh perkotaan dan rumah tidak layak huni
Sumber : Renstra Distarkim 2016 – 2021 dan Analisis Tahun 2016
7.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Analisis kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan permukiman yang termuat
dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD. Kebutuhan pengembangan permukiman
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-4
Kabupaten Tasikmalaya diprioritaskan sesuai dengan arahan RPJMN tahun 2015 – 2019 yaitu
penuntasan kawasan permukiman kumuh hingga 0% di tahun 2019. Berdasarkan hal tersebut
maka disusunlan roadmap penuntasan kawasan kumuh seperti yang terlihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 7.4 Roadmap Penanganan Kawasan Kumuh
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Luas Kawasan Kumuh (Ha) 65,90 49,43 32,95 16,48 -
Roadmap Penanganan Kawasan Per Tahun
16,48 16,48 16,48 16,48
Roadmap Gerakan 100-0-100 100% 75% 50% 25% 0%
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
7.1.5 Kriteria Persiapan Daerah
Dalam kegiatan usulan program pembangunan Sektor Pengembangan Permukiman
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017 – 2022 disesuaikan dengan ketersediaan readiness criteria.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten Tasikmalaya hingga tahun 2015 belum
mempunyai dokumen sektoral dan readiness criteria yang dapat mendukung kegiatan
pembangunan. Begitu pula dengan ketersediaan dana dalam hal ini DDUB sebagai pendamping
pelaksanaan kegiatan pembangunan, Kabupaten Tasikmalaya masih mengalami kendala dalam ha
tersebut.
7.1.6 Usulan Program Dan Kegiatan
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi
eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan
kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah. Untuk lebih
lengkapnya mengenai usulan dan prioritas program infrastruktur permukiman Kabupaten
Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.5 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Tasikmalaya
No Kegiatan Volume Satuan Biaya ( x Rp 1.000.-) Lokasi
1 Penyusunan Dokumen RP2KPKP Kabupaten Tasikmalaya
1 Kabupaten 900.000 Kabupaten Tasikmalaya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-5
No Kegiatan Volume Satuan Biaya ( x Rp 1.000.-) Lokasi
2 Penyusunan Profil Kawasan Kumuh Kabupaten Tasikmalaya
16 Laporan 8.000.000 Kawasan Kumuh Kabupaten
Tasikmalaya
3 Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
106,3 Ha 20.500.000 Kawasan Kumuh Kabupaten
Tasikmalaya
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
B. Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman
Usulan pembiayaan dapat dijabarkan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten
Tasikmalaya, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN, maupun masyarakat dan swasta. Usulan
pembiayaan pembangunan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 7.6 Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Tasikmalaya
No Kegiatan
APBN APBD Prov
APBD Kab/kota
(Rp x Juta)
Masyarakat (Rp x Juta)
Swasta CSR Total
(Rp x Juta) (Rp x Juta) (Rp x Juta)
(Rp x Juta)
(Rp x Juta)
1 Penyusunan Dokumen RP2KPKP Kabupaten Tasikmalaya
900 - - - - - 900
2 Penyusunan Profil Kawasan Kumuh Kabupaten Tasikmalaya
- - 8.000 - - - 8.000
3 Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
2.500 6.000 12.000 - - - 20.500
4 Penataan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)
- 934 - - - - 934
5 Pendampingan Pelaksanaan Penataan Kawasan Nelayan
- - 200 - - - 200
6 Penyusunan DED PSD Permukiman Pedesaan
- - 400 - - - 400
7 Penataan Kawasan Permukiman Perdesaan Agropolitan
4.500 - - - - - 4.500
Jumlah Anggaran 7.900 6.934 20.600 - - - 35.434 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
Usulan program pembangunan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya
secara rinci telah tertuang dalam Indikasi Program RPIJM. Adapun untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel Lampiran 1 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pengembangan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-6
7.2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan
7.2.1 Isu Strategis Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Penataan Bangunan dan Lingkungan merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan khususnya wujud fisik bangunan dan lingkungannya. Tujuan yang ingin dicapai dari
strategi penataan bangunan dan lingkungan. Adapun di Kabupaten Tasikmalaya, penataan
bangunan dan lingkungan masih belum menjadi isu prioritas pembangunan di Bidang Cipta Karya.
Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa isu strategis mengenai kondisi penataan bangunan
dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.7 Isu Strategis Penataan Bangunana dan Lingkungan Kabupaten Tasikmalaya
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis
1 Aspek Penyelenggaraan
Bangunan Gedung Dan Rumah Negara
1. Belum terealisasinya secara total pembangunan gedung kantor pemerintahan di Kawasan Pusat Pemerintahan
2. Pengelolaan data dan informasi pembangunan di kawasan pusat pemerintahan belum optimal
3. Perlunya pemeliharaan gedung-gedung pemerintahan secara berkala
2 Aspek Teknis
1. Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya
2. Belum memiliki alat survey yang maksimal 3. Sarana dan prasarana yang masih terbatas dalam pengendalian dan
pengawasan 4. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang perijinan
3 Aspek Sumber Daya Manusia
(SDM) 1. Keterbatasan SDM dalam perencanaan dan pengawasan bangunan
gedung seringkali tidak dapat mengimbangi volume pekerjaan Sumber : Renstra Distarkim 2016 - 2021
7.2.2 Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya belum dapat
dipaparkan secara mendetail. Hal ini dikarenakan masih belum adanya dokumen perencanaan
pendukung yang dapat menjelaskan mengenai kondisi eksisting PBL di Kabupaten Tasikmalaya.
Secara umum Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Tasikmalaya No 8 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung. Dimana dalam Perda
Bangunan Gedung tersebut sebagai suatu landasan hukum yang digunakan untuk membantu
menata pembangunan agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu juga adanya Perda Bangunan Gedung membantu mewujdukan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dengan melalui adanya kegiatan penertiban dan penataan bangunan
dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-7
7.2.3 Permasalahan Dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten
Tasikmalaya dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek
peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan
penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah
negara serta kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.
Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam penataan bangunan dan
lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya meliputi :
1. Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di
Kabupaten Tasikmalaya
2. Keterbatasan SDM dalam perencanaan dan pengawasan bangunan gedung seringkali tidak
dapat mengimbangi volume pekerjaan
3. Belum terealisasinya secara total pembangunan gedung kantor pemerintahan di Kawasan
Pusat Pemerintahan
4. Pengelolaan data dan informasi pembangunan di kawasan pusat pemerintahan belum optimal
5. Belum memiliki alat survey yang maksimal
6. Sarana dan prasarana yang masih terbatas dalam pengendalian dan pengawasan
7. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang perijinan
8. Perlunya pemeliharaan gedung-gedung pemerintahan secara berkala.
7.2.4 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Analisis kebutuhan program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan
mengacu pada lingkup tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor penataan bangunan dan
lingkungan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010. Pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, dijabarkan
bahwa kegiatan penataan bangunan dan lingkungan meliputi:
1. Peraturan Penataan Bangunan Lingkungan
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
3. Penataan Bangunan
4. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)
5. Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan
6. Pengembangan Kawasan Destinasi Wisata
7. Rawan Bencana
8. Kawasan Tematik Perkotaan dan Khusus Lainnya
9. Pos Lintas Batas Negara
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-8
Adapun berdasarkan peraturan diatas maka dapat diidentifikasi kebutuhan Kabupaten
Tasikmalaya dalam penyelenggaran pemenuhan kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan Kabupaten Tasikmalaya dalam sektor Penataan
Bangunan Dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk 5 Tahun
No Uraian Volume Satuan Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
Ket Lokasi
I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2 Penataan Kawasan Alun - Alun
10.000 M2
Kec. Ciawi
3 Penataan Kawasan Alun - Alun Manonjaya
10.000 M2
Kec. Manonjaya
4 Penataan Kawasan Geger Hanjuang
10.000 M2
Kec. Leuwisari
5 Penataan Kawasan Perkotaan Cikatomas
10.000 M2
Kec. Cikatomas
6 Penataan Ruang Terbuka Hijau Pusat Pemerintahan
10.000 M2
Kec. Singaparna
7 Pembangunan Ruang Terbuka Hijau
10.000 M2
Kec. Singaparna
8 Penyediaan lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
10.000 M2 Kab.
Tasikmalaya
9 Pemeliharaan Taman Kota
10.000 M2 Kec.
Singaparna
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
7.2.5 Kriteria Persiapan Daerah
Untuk mendukung program dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di
Kabupaten Tasikmalaya , kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan
meliputi:
1. Penyusunan Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi :
• Kawasan Gegerhanjuang pada tahun 2018
• Kawasan Cipasung pada tahun 2018
• Kawasan Perkotaan Cikatomas pada tahun 2019
2. Penyusunan Dokumen DED yang terdiri dari :
• Kawasan Alun – Alun Manonjaya pada tahun 2018
• Kawasan geger Hanjuang pada tahun 2019
• Kawasan Perkotaan Cikatomas pada tahun 2020
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-9
• Kawasan Pendidikan Cipasung pada tahun 2018
• Kawasan Wisata Ziarah Pamijahan pada tahun 2019
7.2.6 Usulan Program Dan Kegiatan
Usulan prioritas program dan kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di
Kabupaten Tasikmalaya telah tertuang dalam indikasi program RPIJM Bidang Cipta Karya tahun
2017 - 2022. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program tersebut dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 2 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Penataan Bangunan dan
Lingkungan (PBL) Kabupaten Tasikmalaya.
7.3 Sistem Penyediaan Air Minum (Spam)
7.3.1 Isu Strategis Pengembangan Spam
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk
mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut adalah::
1. Peningkatan Akses Aman Air Minum
2. Pengembangan Pendanaan
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan
5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum
6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat
7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan
Penerapan Inovasi Teknologi
Sedangkan untuk Kabupaten Tasikmalaya isu strategis pembangunan bidang air minum,
meliputi:
1. Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum PDAM ;
2. Masih tingginya tingkat kebocoran air minum PDAM perkotaan dan perdesaan;
3. Belum sesuainya kapasitas terpasang dengan kapasitas produksi infrastruktur yang ada;
4. Belum termanfaatkannya sumber-sumber air baku baru.
5. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk masyarakat perdesaan yang
disebabkan karena kondisi geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan
prasarana penunjang air bersih.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-10
7.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM
A. Aspek Teknis
Aspek teknis pengambangan SPAM di Kabupaten Tasikmalaya meliputi:
1. Sistem Perpipaan
a. Sistem Jaringan
Saat ini PDAM Tirta Sukapura diKabupaten Tasikmalaya telah mampu melayani 24
kecamatan dari 47 kecamatan yang ada di kota dan kabupaten Tasikmalaya dengan
sambungan langganan 37.897 (Juli 2014).
Dalam pelayanan air minum, PDAM Kabupaten Tasikmalaya terbagi dalam wilayah
pelayanan cabang dan unit IKK yang didasarkan pada pembagian produksi yang
dihasilkan dari masing-masing sumber air yang ada di wilayah tersebut.
Dalam beberapa periode ini, perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten
Tasikmalaya relatif stagnan, tidak menunjukan pertumbuhanyang agresifsebagaimana
pertumbuhan kabupatennya. Peningkatan jumlahpelanggan selamakurun waktu 3 tahun,
hanya terjadi penambahan 32 SR, artinyapenambahan pertahunnya hanya 110 SR.
Adapun alasannya adalah keterbatasan dan kemampuan jaringan pipa dan keterbatasan
air baku.
Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Tasikmalaya dibagi menjadi 2 cabang dan 9 unit
dari 11 wilayah pelayanan. Jumlah sambungan terbanyak adadiwilayah cabang
Singaparna yang mencapai 3.59 SL pada akhir Juni 2014. Berikut daerah pelayanan
PDAM Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 7.9 Daerah Pelayanan PDAM Kabupaten Tasikmalaya
No Daerah Pelayanan Tahun
2012 2013 Juni 2014
1.
Cabang Singaparna Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
109.039
3.47 20,02
110.239
3.500 20,63
111.451
3.59 19,81
2.
Cabang Ciawi Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
65.246
1.18 12,40
65.964
1.141 11,33
66.689
1.132 13,82
3.
Unit Leuwisari Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
39.679
847 12,66
40.206
852 14,23
40.648
858 13,81
4.
Unit Mangunreja Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
53.543
351 15,24
54.132
458 14,28
54.727
532 15,90
5. Unit Salawu Jumlah Penduduk
63.090
63.784
64.486
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-11
No Daerah Pelayanan Tahun
2012 2013 Juni 2014
Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
519 13,47
509 13,97
514 13,39
6.
Unit Manonjaya Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
65.160
1.112 16,76
65.877
1.162 14,40
66.601
1.196 15,13
7.
Unit Sukaraja Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
51.280
128 14,13
51.844
138 16,79
52.414
142 20,37
8.
Unit Bantarkalong Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
127.413
665 10,64
128.815
705 14,11
130.232
711 13,83
9.
Unit Cisayong Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
56.253
358 15,81
56.872
393 11,67
57.497
405 14,08
10.
Unit Rajapolah Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
48.120
345 9,39
59.095
607 7,74
49.184
331 11,22
11.
Unit Pageurageung Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)
58.452
764 6,30
59.095
607 7,74
59.745
696 9,38
Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 251.888 jiwa atau 10,41% dari jumlah
penduduk sebanyak 2.423.110 jiwa yang terdiri daripenduduk Kabupaten Tasikmalaya
sebanyak 1.756.94 jiwa dan penduduk Kota Tasikmalaya sebanyak 666.147 jiwa.
Sedangkan penduduk teknis yang terlayani sebanyak 251.888 jiwa atau 26,95% dari
jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 94.572 jiwa. Cakupan
pelayanan masih di bawah target RPJMN debesar 62.5% dikarenakan hal-hal sebagai
berikut:
1) Kapasitas sumber air baku (mata air) yang dimanfaatkan cenderung menurun
2) Keterbatasan kemampuan instalasi dari jaringan pipa serta kondisi jaringan perpipaan
yang sudah melebihi usia ekonomis sehingga sulit menambah kapasitas debit air.
3) Sistem produksi unitIKK juga berada diluar sistem regional Tasikmalaya sehingga
memerlukan penambahan kapasitas sumber air di beberapa lokasi pelayanan dan
keterbatasan dana PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya untuk
melaksanakan investasi pengembangan/ penggantian jaringan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-12
4) Masih rendahnya masyarakat pengguna air bersih yang berasal dari PDAM Tirta
Sukapura Kabupaten Tasikmalaya,karena adanya sumber air alternatif yang bisa
digunakan.
b. Sumber Air Baku dan Unit Produksi
Sebagian besar sumber air baku yang digunakan PDAM Kab. Tasikmalaya berasal dari
Sumber Mata Air yaitu sebanyak 9 titik mata air dengan kapasitas terpasang sekitar 117,5
l/detik dan air dan air permukaan dengan Instalasi Pengolahan (IPA) sebesar 20 l/ detik.
Tingkat pemanfaatan pada beberapa sumber air baku ada yang belum maksimal. Data
mengenai sumber air baku ini dijelaskan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 7.10 Sumber Air Baku PDAM Kab Tasikmalaya Tahun 2012 – Juni 2014
No Lokasi Sumber
Air Baku Jenis Sumber
Kapasitas Terpakai (Liter/ detik)
2012 2013 Juni 2014
1 Cipondok Mata Air 421.32 280 282
2 Cisitu Mata Air 9 9 9
3 Cibatur Mata Air
4 Cibulak Mata Air 3 3 3
5 Cilangla Air Permukaan 18 18 20
6 Leuwirupit Mata Air 10 10 10
7 Cisaladah Mata Air 1.5 1.5 1.5
8 Cianeut Mata Air 12 12 12
9 Sangiang Mata Air
10 Cipanyusupan Mata Air 6.5 6.5 6.5
JUMLAH 481.32 340 344
Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Selain itu terdapat sumber air lain yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air
baku antara lain:
1. Sumber mata air Cipondok di desa Mekarwangi Kecamatan Kadipaten sebesar 40 l/d.
2. Sumber air permukaan dari Sungai Citanduy di Kec. Pagerageung (dalam proses
kajian teknis PDAM)
3. Sungai Cilongan di Kec. Cibalong sebesar20 l/d yang sudah diusulkan masuk ke
RPIJM Pemerintah Provisi Jawa Barat
Kapasitas produksi yang telah dibangun belum semuanya dapat dimanfaatkan, namun
demikian kapasitas produksi riil sudah dapat dipergunakan sepenuhnya, adapun rincinnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-13
Tabel 7.11 Kapasitas Produksi PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya
No Instalasi Kapasitas Terpasang
(L/d)
Kapasitas Produksi Kapasitas Riil
m³ Volume Produksi
m³ Kapasitas Menganggur
m³ Terpasang
m³ Tidak Dimanfaatkan
m³
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mata Air Cipondok dan Cikawali Mata Air Cisitu/ Cibatur Mata Air Cibulak Mata Air Cilangla Mata Air Cibunigeulis Mata Air Cisaladah Mata Air Cipanyusupan Mata Air Sangiang Mata Air Leuwi Rupit
280 9 3
18 18 1.5 65 12 10
8.830.080 283.824
94.608 567.648 567.648
47.304 204.984 378.432 315.360
- 194.302,10
60.093 390.775
(0.40) (194.40)
117.551,60 6.072
(315.360)
8.830.060 89.521,90
34.515 176.873
567.648,40 87.432,40
47.498 15.360,00
630.720
8.830.060 89.521,90
34.515 176.873
567.648,40 87.432,40
47.498 15.360,00
630.720
- - - - - - - - -
JUMLAH 358 11.289.888 510.238,90 10.779.649,10 10.779.649,10 - Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-14
Plant Utility Factor/ Faktor penggunaan dari instalasi yang ada,menunjukan angka 95%
artinya hanya 5% saja dari kapasitas yang ada belum diproduksi/ hampir semua instalasi
sudah tereksploitasi. Kapasitas produksi terpasang tidak dapat dimanfaatkan sebanyak
510.238,90 m³ (4.52%), disebabkan sebagai berikut:
a) Keterbatasan kapasitas unit pengolahan sehingga sebagian air yang masuk tidak
tertampung
b) Kebocoran padapipatransmisi dari unitpengolahan kereservoir Gunung Tajur
(sepanjang 20m), karena sudah melebigi umur ekonomis. Di Samping itu, letak pipa
beradadi tengah sawah dan di bagian bawah bangunan rumah penduduk sehingga
kesulitan dalam melakukan pemeliharaan pipa.
c) Dalam system air bersih regional Tasikmalaya terdapat sisa kapasitas sebesar 45 l/d
yang belum dimanfaatkan karena dijadikan cadangan untuk musim kemarau
d) Sistem air bersih unit Cisayong dan mangunreja distribusinya diturunkan dari
kapasitas terpasang 20 l/d menjadi 10l/d karena masih rendahnya jumlah pelanggan
akibat terbatasnya jaringan pipa distribusi. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko
pecahnya pipa pada bagian yang melalui jalur sungai akibat tekanan yang terlalu
tinggi.
e) Sistem air bersih unit Bntarkalong, kapasitas produksi WTP yang baru sebesar 20 l/d,
baru dimanfaatkan sebesar 5 l/d, karena rendahnya jumlah pelanggan akibat
terbatasnya jaringan pipa distribusi.
Seluruh kapasitas produksi riil telah digunakan untuk produksi. Dari volume air yang
diproduksi, dihasilkan air sebesar 10.779.649,00 m³ dan telah didistribusikan ke
pelanggan sebesar 9.745.900,18 m³. Dengan demikian persentase NRW (non revenue
water) atau air tanparekening di unit produksi tahun 2013 sebesar 9,59% darivolume
produksi riil, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 8,42%. NRW tahun 2013 nail 1,17%
disbanding tahun 2012. NRW di unit produksi ini disebabkan :
a. Pemakaian sendiri olehPDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya sendiri untuk
pembersihan sedimentasi,pencucian filter, wash-out, memfungsikan air release valve,
pengurasan reservoir.
b. Pemakaian tercatat tetapitidak terjual,yaitu adanya penyadapan (tapping) daripipa
transmisi untuk pemakaian masyarakat dikawasan sumber air, sebagai kompensasi
penggunaan sumber air.
c. Jaringan pipa transmisi sudah melebihi umur teknis,sehinggarentan terjadinya
kebocoran
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-15
d. Adanya jebakan udara dalampipa sehingga air tidak masuk/ mengalirdan
menimbulkan over flow
Dari volume air yang didistribusikan ke pelanggan sebesar 9.453.380,62 m³, telah dijualke
pelanggan sebesar 6.461.896,00 m³. Dengan demikian,presentase NRW distribusi tahun
2013 sebesar 33,70% dari air yang didistribusikan,sedangkan pada tahun 2012 sebesar
30,50%. Persentase NRW masih lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang
ditentukan sebesar 20%. Masih tingginya tingkat NRW distribusi tahun 2013 disebabkan :
a. Jaringan pipa distribusi danretikulasi sudah melebihi usia teknis
b. Pada jaringan pipa distribusi terdapat p[ipa jenis Asbestos Cement Pipe (ACP) yang
sudah tua dan sudah tidakdiproduksi,sehingga sulit dalam pemeliharaannya
c. Kebocoran pada pipa tersier/ dinas, terutama pipa jenis besi yang sudah keropos
akibat korosi
d. Kondisi meter air pelanggan banyak yang melewati batas usia pemakaian dan
akurasinya telah berkurang
e. Pencurian air
f. Kesalahan administrasi/pencatatan meter
g. Water meter induk yangtidakberfungsi
h. Pemakaian sendiri untuk pengurasan pipa distribusi
i. Bencana longsor di daerah Salawu
c. Jaringan Perpipaan
1. Cabang Singaparna
Cabang Singaparna merupakan SPAM Regional dari 3 unit SPAM IKK, yaitu unit IKK
Manonjaya,Unit IKK Leuwisari, dan Unit IKK Mangunreja.
Cabang Singaparna ini mengambil air baku dari MA Cipondok, MA Cikawali, MA DHV, MA
P2KT, MA Turap dan MA Inpres dengan kapasitas produksi 280 l/dtk, Kapasitas
terpasang/ distribusi 58 liter/detik, jumlah SL mencapai 5.972 yang tersebar di Kec.
Singaparna dan 3 unit SPAM IKK tersebut. Daerah pelayanan dari cabang Singaparna ini
adalah Kec. Singaparna, Kec. Manonjaya, Kec. Leuwisari dan Kec. Mangunreja. Berikut
adalah tabel dan skematik SPAM Cabang Singaparna.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-16
Tabel 7.12 SPAM Cabang Singaparna
No Lokasi Kecamatan Jumlah
Penduduk
Parameter
Modul Jumlah IKK Terlayani
Tingkat Pelayanan Jenis Jumlah
1 Kec. Singaparna 88.157 SL 3.500 21.752 24,67 %
2 Kec. Manonjaya 59.518 SL 1.162 7.458 12,53 %
3 Kec. Leuwisari 36.428 SL 852 6.012 16,50 %
4 Kec. Mangunreja 50.154 SL 458 3.282 6,54 % Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Gambar 7.1
Skematik Cabang Singaparna
2. Unit Salawu
Unit Salawu ini memanfaatkan air baku dari MA Cisitu dan MA Cibatur, dengan kapasitas
produksi 9 liter/ detik. Kapasitas terpakai 8,49 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan
Langsung adalah 509 SL. Tingkat kebocoran Unit Salawu ini 11,11%, sedangkan daerah
pelayanan unit ini dari MA Cisitu adalah Dsn. Karangmukti, Dsn. Nangerang, Dsn.
Salawu. Sedangkan daerah pelayanan unit ini dari MA Cibatur adalah Dsn. Margasari,
Dsn. Sindang Palay dan Dsn. Warung Peuteuy.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-17
Gambar 7.2 Sumber Air Baku Unit Salawu
3. Unit Sukaraja
Unit Sukaraja ini memanfaatkan air baku dari MA Cibulak, dengan kapasitas produksi 3
liter/ detik. Kapasitas terpakai 2,91 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah
138 SL. Tingkat kebocoran Unit Sukaraja ini 23,54%, sedangkan daerah pelayanan unit
ini adalah Kecamatan Sukaraja.
4. Unit Cisayong
Unit Cisayong ini memanfaatkan air baku dari MA Leuwirupit, dengan kapasitas produksi
10 liter/ detik. Kapasitas terpakai 2,30 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah
393 SL. Tingkat kebocoran Unit Cisayong ini 20,01%, sedangkan daerah pelayanan unit
ini adalah Kecamatan Cisayong (Ds. Cisayong, Ds.Sukamaju danDs. Pagendingan).
Berikut Skematik SPAM Unit Cisayong.
Gambar 7.3 Skematik Unit Cisayong
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-18
5. Unit Rajapolah
Unit Rajapolah ini memanfaatkan air baku dari MA Cisaladah, dengan kapasitas produksi
1,5 liter/ detik. Kapasitas terpakai 1,5 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah
330 SL. Tingkat kebocoran Unit Rajapolah ini 12,03%, sedangkan daerah pelayanan unit
ini adalah Kecamatan Rajapolah.
Gambar 7.4 Skematik Unit Rajapolah
6. Unit Pageurageung
Unit Pagerageung ini memanfaatkan air baku dari MA Cipanyusupan, dengan kapasitas
produksi 6,5 liter/ detik. Kapasitas terpakai 3,09 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan
Langsung adalah 701 SL. Tingkat kebocoran Unit Pagerageung ini 19,85%, sedangkan
daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Pagerageung. Berikut Skematik SPAM Unit
Pagerageung.
Gambar 7.5 Skematik Unit Pagerageung
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-19
7. Unit Bantarkalong/ Karang Nunggal
Unit Bantarkalong ini memanfaatkan air baku dari Sungai Cilangla, dengan kapasitas
produksi 18 liter/ detik. Kapasitas terpakai 9,90 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan
Langsung adalah 705 SL. Tingkat kebocoran Unit Pagerageung ini 11,26%, sedangkan
daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Bantarkalong dan Kec. Karangnunggal.
Berikut Skematik SPAM Unit Bantarkalong dan Karangnunggal.
Gambar 7.6 Skematik Unit Bantarkalong dan Karangnunggal
8. Unit Taraju
Unit Taraju ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Palasari berkurang,
terjadinya penggundulan hutan dan catchment area yang berkurang.
9. Unit Cineam
Unit Cineam ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu S. Ciampanan berkurang
dan kualitas yang kurang memadai.
10. Unit Cibalong
Unit Cibalong ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Cigelap berkurang dan
konflik dengan petani.
11. Unit Cigalontang
Unit Cigalontang ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Cimonyong
berkurang.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-20
12. Cabang Ciawi
Cabang Ciawi ini memanfaatkan air baku dari MA Sangiang dan MA Cianeut, dengan
kapasitas produksi 12 liter/ detik. Kapasitas terpakai 9,51 ltr/dtk dengan jumlah
Sambungan Langsung adalah 1.141 SL. Tingkat kebocoran cabang ciawi ini 44,21%,
sedangkan daerah pelayanan cabang ini adalah Kecamatan Ciawi. Berikut Skematik
SPAM Cabang Ciawi.
Gambar 7.8 Skematik Cabang Ciawi
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting jaringan perpipaan pada SPAM IKK di
Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.13 SPAM Eksisting Jaringan Perpipaan IKK
Kabupaten Tasikmalaya
No Lokasi IKK Jumlah
Penduduk (Jiwa)
SPAM
Demand/ Tingkat
Kebutuhan
Unit Air Baku Unit Produksi Unit
Pelayanan Tingkat
Pelayanan (%) Jenis
Kapasitas (L/dtk)
Jenis Kapasitas
(L/dtk) Jumlah SR/HU
1 Rajapolah 47.633 Mata Air 1,5 BPT (3 Unit)
1,5 330 SL 3,5
2 Pagerageung 54.002 Mata Air 6,5 BPT (4 Unit)
3,09 701 SL 6,5
3 Salawu 5.995 Mata Air 9 Pengumpul 8,49 509 SL 42,5
4 Sukaraja 52.249 Mata Air 3
2,91 138 SL 1,3
5 Bantarkalong dan Karangnunggal
121.687 Air
Permukaan 18 IPA 9,9 705 SL 2,9
6 Cisayong 54.721 Mata Air 10 Reservoir 2,3 393 SL 3,6
7 Cabang Ciawi
Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-21
d. Reservoir
Tipe bangunan reservoar berbentuk bujur sangkar dengan kontruksi beton, mempunyai
350 m3 untuk reservoar Mangunreja dan 750 m3 untuk reservoar cabang Singaparna .
Gambar 7.9
Reservoar Unit Mangunreja Dan Reservoar Cabang Singaparna
e. Jumlah Pelanggan
Dalam beberapa periode ini, perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten
Tasikmalaya relatif stagnan, tidak menunjukan pertumbuhanyang agresifsebagaimana
pertumbuhan kabupatennya. Peningkatan jumlahpelanggan selamakurun waktu 3 tahun,
hanya terjadi penambahan 32 SR, artinyapenambahan pertahunnya hanya 110 SR.
Adapun alasannya adalah keterbatasan dan kemampuan jaringan pipa dan keterbatasan
air baku.
Berikut adalah data perkembangan pelanggan PDAM di wilayah Kabupaten Tasikmalaya
dari tahun 2012 s/d 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 7.14 Perkembangan Pelanggan PDAM Kabupaten Tasikmalaya
No Klasifikasi Pelanggan 2012 2013 Juni 2014
1 Sosial Umum 414 437 447
2 Sosial Khusus 194 201 207
3 Kran umum/ Hidran umum 101 101 102
4 Rumah Tangga 1 5.048 2.253 5.353
5 Rumah Tangga 2 23.148 2.966 24.404
6 Rumah Tangga 3 2.186 2.141 2.128
7 Pemerintah & Hankam 659 644 501
8 Niaga Kecil 2.810 2.865 2.859
9 Niaga Besar 1.774 1.629 1.627
10 Industri Kecil 127 95 90
11 Industri Besar 40 36 35
12 Khusus - - -
JUMLAH 36.501 37.368 37.897 Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-22
2. Sistem Non Perpipaan
Untuk penyediaan sarana air bersih masyarakat pada bukan jaringan perpipaan (BJP) di
wilayah Kabupaten Tasikmalaya di bawah wewenang Dinas Tata Ruang dan Permukiman.
B. Aspek Pendanaan
a. Pendapatan Air per Kelompok Tarif
Pendapatan Air (termasuk bebantetap) perkelompok tariff pada PDAM Tirta Sukapura
KabupatenTasikmalaya tahun 2014 sebesar Rp. 3.460.958.526,90. Untuk lebih jelasya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.15 Tarif Air Per Kelompok
No Kelompok Piutang Pemakaian Air (M³) Jumlah Pendapatan (Rp)
1
Rumah Tangga Kelompok 1 Kelompok2 Kelompok 3
564.206
3.819.413 462.889
1.670.111.950
18.648.601.176 2.715.104.700
2 Sosial Umum Khusus
147.230 238.590
145.986.900 204.370.700
3 Niaga Niaga Kecil Niaga Besar
577.964 306.816
3.265.071.500 4.224.484.200
4 Industri Industri Kecil Industri Besar
13.767 19.729
236.014.650 418.771.600
5 Instansi Pem/ ABRI 281.079 1.825.533.450
6 Kran Umum 20.621 20.033.700
7 Tangki Air 9.574 86.874.000
Jumlah 6.461.896 33.460.958.526 Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-23
Tabel 7.16 SPAM Eksisting Jaringan Perpipaan Perdesaan
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
1 Bantarkalong 2.843 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Bojongasih
2 Cikatomas 5.822 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 3 Pakemitan
3 Cikatomas 3.878 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Lengkongbarang
4 Cigalontang 4.222 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Pusparaja
5 Sukaraja 4.791 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Janggala
6 Bojonggambir 6.233 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 1,5 Ciroyom
7 Kadipaten 5.802 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 5 Buniasih
8 Cibalong 3.265 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Karyabakti
9 Ciawi 5.006 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Mekarsari
10 Cigalontang 1.224 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2,5 Parentas
11 Kadipaten 4.611 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 3 Kadipaten
12 Salopa 6.546 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 1,5 Kaputihan
13 Cikatomas 3.270 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Tanjungbarang 20
14 Sukaraja 7.656 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2 Sirnajaya 25
15 Ciawi 3.835 APG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Cibahayu 30
16 Cibalong 7.241 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 1,5 Setiawaras 30
17 Bojonggambir 4.219 MAG Stimulan Pipa 2 Kertanegla 25
18 Karangnunggal 2.690 MAG Stimulan Pipa 1,5 Cintawangi 35
19 Pancatengah 3.979 MAG Stimulan Pipa 3 Cibongas 40
20 Cikatomas 6.873 MAG Stimulan Pipa 2 Cogreg 50
21 Cikatomas 3.388 MAG Stimulan Pipa 2 Linggalaksana 35
22 Cibalong 3.300 MAG S I P A S 2 Cibalong 50
23 Pagerageung 5.824 MAG S I P A S 2,5 Sukapada 20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-24
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
24 Salawu 3.731 MAG Stimulan Pipa 2,5 Sukasari 50
25 Salawu 3.754 MAG Stimulan Pipa 1,5 Cimanggu 45
26 Pancatengah 3.345 MAG Stimulan Pipa 2 Mekarsari 50
27 Sodonghilir 6.745 MAG Stimulan Pipa 2 Cikalong 40
28 Tanjungjaya 6.354 MAG Stimulan Pipa 1,5 Cikeusal 50
29 Cikatomas 5.960 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 1,5 Gunungsari 40
30 Pancatengah 2.869 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Margaluyu 50
31 Cikatomas 3.777 MAG Stimulan Pipa 2 Tawang 30
32 Salopa 4.882 MAG Stimulan Pipa 2 Neglasari 35
33 Salopa 4.470 MAG Stimulan Pipa 2 Papayan 50
34 Karangjaya 1.523 MAG Stimulan Pipa 4 Citalahab 92 47%
35 Ciawi 3.835 MAG Stimulan Pipa 2 Cibahayu 72 15%
36 Salawu 3.753 MAG Stimulan Pipa 2 Kutawaringin 50 12%
37 Leuwisari 3.939 MAG Stimulan Pipa 5 Linggamulya 50 11%
38 Cigalontang 4.764 MAG Stimulan Pipa 3 Lengkongjaya 50 9%
39 Ciawi 5.802 MAG Stimulan Pipa 2,5 Buniasih 50 8%
40 Tanjungjaya 5.551 MAG Stimulan Pipa 3 Sukasenang 50 7%
41 Salawu 5.224 MAG Stimulan Pipa 4 Puspasari 50 11%
42 Bojonggambir 4.943 MAG Stimulan Pipa 2,5 Ciroyom 48 11%
43 Cigalontang 4.001 MAG Stimulan Pipa 4 Sirnagalih 50 11%
44 Cigalontang 3.319 MAG Stimulan Pipa 4 Tanjungkarang 50 17%
45 Salopa 5.087 MAG Stimulan Pipa 5 Tanjungsari 62 14%
46 Cibalong 3.753 MAG Stimulan Pipa 5 Cigunung 50 13%
47 Singaparna 5.161 MAG Stimulan Pipa 3 Pasir Salam 40 10%
48 Salawu 5.262 MAG Stimulan Pipa 2 Sundawenang 40 10%
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-25
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
49 Cikatomas 5.249 APG Stimulan Pipa 5 Cayur 50 11%
50 Salawu 3.071 APG Stimulan Pipa 5 Margalaksana 50 31%
51 Cikalong 4.014 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Panyiaran 40 20%
52 Bojonggambir 2.774 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2,5 Wandasari 40 23%
53 Cigalontang 5.151 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 5 Cidugaleun 40 16%
54 Ciawi 5.237 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 5 Bugel 40 13%
55 Bantarkalong 4.121 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Mertajaya 40 13%
56 Sariwangi 3.696 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 5 Jayaratu 40 16%
57 Cikalong 4.585 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2,5 Cibeber 40 12%
58 Tanjungjaya 4.570 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 7 Tanjungjaya 60 15%
59 Taraju 3.078 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Singasari 40 18%
60 Sariwangi 3.831 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2,5 Mandalagiri 50 18%
61 Puspahiang 2.382 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Puspajaya 50 34%
62 Parungponteng 3.636 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Cibungur 40 17%
63 Salawu 3.772 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Neglasari 50 16%
64 Kadipaten 3.611 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 5 Kadipaten 40 17%
65 Kadipaten 5.006 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 6 Mekarsari 30 11%
66 Bojongasih 3.141 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 5 Girijaya 80 25%
67 Karangjaya 2.937 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Karangjaya 40 17%
68 Cineam 2.537 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Cisarua 30 18%
69 Salopa 3.725 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Mandalaguna 60 16%
70 Kadipaten 4.188 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Dirgahayu 50 13%
71 Pagerageung 4.686 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 4 Guranteng 20 13%
72 Bantarkalong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 4 Wangunsari
73 Jatiwaras 2.958 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Ciwarak
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-26
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
74 Cikatomas 2.490 MAG Pemas. Pompa, Pipa, HU, Reservoar 3 Pakemitan
75 Sariwangi MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 4 Sukamulih
76 Karangjaya MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 3 Karanglayung
77 Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 4 Mulyasari
78 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 4 Parentas
79 Sukaraja MAG Sumur , Pemas. Pipa, HU 2 Janggala
80 Pagerageung MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Pagerageung
81 Bantarkalong Pompa Intake/sumur, Pompa,Pemas Pipa,HU 2 Simpang
82 Taraju MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Singasari
83 Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 2 Banjarwaringin
84 Cikatomas Pompa Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar 5 Pakemitan
85 Salawu MAG Broncap, Pemas Pipa, HU 7 Kutawaringin
86 Salopa MAG Pengadaan Pipa dan accessories 4 Tanjungsari
87 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cigalontang
88 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Puspamukti
89 Parungponteng MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cigunung
90 Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Mulyasari
91 Sodonghilir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cukangjayaguna
92 Bajonggambir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kertanegla
93 Bojonggambir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Campakasari
94 Sodonghilir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cikalong
95 Kadipaten MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cibahayu
96 Salawu MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sundawenang
97 Bojonggambir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Purwaraharja
98 Salawu Pompa Broncap, Pemas. Pipa, HU Margalaksana
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-27
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
99 Cipatujah MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Nagrog
100 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Parentas
101 Cineam MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cisarua
102 Cineam Pompa Broncap, Pemas. Pipa, HU Cineam
103 Puspahiang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Puspasari
104 Purwasari MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cisayong
105 Karyawangi MAG Pengadaan Pipa & Accessories Salopa
106 Kaputihan MAG Pengadaan Pipa & Accessories Jatiwaras
107 Sariwangi MAG Pengadaan Pipa & Accessories Sukaharja
108 Cisayong MAG Pengadaan Pipa & Accessories Purwasari
109 Salopa dan Jatiwaras
MAG Pengadaan Pipa & Accessories Karyawangi dan Kaputihan
110 Cigalontang dan Leuwisari
MAG Pengadaan Pipa & Accessories Kersamaju, Sirnaputra,Sirnaraja
111 Kadipaten, Pagerageung, Ciawi
MAG Pengadaan Pipa & Accessories Mekarsari, Nangewer dan
112 Ciawi MAG Pengadaan Pipa & Accessories Citamba
113 Cikatomas, Pancatengah dan
MAG Pengadaan Pipa & Accessories Tanjungbarang, Cibingas
114 Bojongasih MAG Pengadaan Pipa & Accessories dan Mertajaya
115 Ciandum dan Cipatujah
MAG Pengadaan Pipa & Accessories Ciheras, Pameutingan, Kalapagenep
116 Bojonggambir MAG Pengadaan Pipa & Accessories Purwaraharja
117 Gn.tanjung & Pd.kembang
MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Malatisuka dan Cilampunghilir
118 Sukaratu dan Singaparna
MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kp. Palasari Ds. Indrajaya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-28
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
dan Kp. Panjangan Ds.
Rancapaku
119 Salopa dan Cigalontang
MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kp. Ciupas Ds. Mulyasari dan Kp. Para-
ngpanjang (Ponpes Nurul
Iman) Ds.
Sukamanah
120 Pageurageng MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sukapada
Sukahening MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sundakerta
121 Jatiwaras MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Ciwarak
122 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Pusparaja, Nantang,
Tanjungjarang
123 Sariwangi MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Jayaratu
124 Salawu MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Neglasari
125 Taraju MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kertaharja
Sodonghilir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Parumasan
126 Bantarkalong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sukamaju
Bojongasih MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sindangsari
127 Pancatengah MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Jayamukti
128 Cibalong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Singajaya
129 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sirnaputra Kadupungur-
Cilimus
130 Sariwangi MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Pangkalan dan Sukamulih
131 Puspahiang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU
132 Parungponteng MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU
133 Cisayong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU
134 Karangnunggal MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Pasirkujang
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-29
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
135 Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kersamaju
136 Sariwangi MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sukaharja
137 Bojonggambir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Ciroyom
138 Cikatomas MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Linggalaksana
139 Kadipaten MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cibahayu
140 Padakembang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Cilampunghilir
141 Jenggala MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Sukaraja
142 Cikeusal MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Tanjungjaya
143 Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kawitan
144 Sukahening MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Banyurasa
145 Sukahening MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Kiarajangkung
146 Bojonggambir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Girimukti
147 Manonjaya MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Batusumur
148 Cipatujah MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Nagrog
149 Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Tanjungsari
150 Karangnunggal MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Pasirkujang
151 Kec. Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sirnaraja
152 Kec. Karangjaya MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sirnajaya
153 Kec. Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Mulyasari
154 Kec. Jatiwaras MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Kertarahayu &
155 Desa Kersagalih
156 Kec. Sukahening MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Banyuresmi
157 Kec. Cisayong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Purwasari
158 Kec. Ciawi MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Bugel
159 Kec. Cisayong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sukamukti
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-30
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
160 Kec. Cisayong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Santanamekar
161 Kec. Sukaraja MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sirnajaya
162 Kec. Sodonghilir MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Muncang
163 Kec. Bantarkalong MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sirnagalih
164 Kec. Bojongasih MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Mertajaya
165 Kec. Cineam MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Pasirmukti
166 Kec. Pancatengah MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Jayamukti
167 Kec.Karangnunggal MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Kujang
168 Kec.Culamega MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Cikuya
169 Kec.Cineam MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Cikondang
170 Kec. Sukaratu MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Indrajaya 7
171 Kec. Culamega Pompa Bronc, Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar Desa Cintabodas 4
172 Kec. Kadipaten MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Dirgahayu 4
173 Kec. Bojongasih Pompa Bronc, Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar Desa Cikadongdong 8
174 Kec. Jamanis MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Karangmulya 5
175 Kec Parungponteng MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Burujuljaya
176 Kec Cineam MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Pasirmukti
177 Kec.Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Tanjungsari
178 Kec. Sukahening MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU Desa Sundakerta
179 Kec. Manonjaya Pompa Pemas Pompa,Pipa,HU,Menara Air Desa Margaluyu
180 Kec. Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Mandalaguna 3
181 Kec. Pancatengah Pompa Bronc, Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar Desa Pangliaran 3
182 Kec. Taraju MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Pageralam 2
183 Kec. Sukaratu MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Linggajati 3
184 Kec. Karangnunggal MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Cibatu 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-31
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT
PELAYANAN JENIS KAP
(L/Dtk) JENIS
KAP (L/Dtk)
DESA TERLAYANI SR/HU
185 Kec. Bantarkalong MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Parakanhonje 5
186 Kec. Manonjaya MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Cihaur 7
187 Kec. Salopa MAG Broncap, Pemas. Pipa, Reservoar,HU Desa Karyawangi 6
188 Kec. Cikatomas Pompa Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar Desa Lengkongbarang 5
189 Kec. Singaparna Pompa Pemas Pompa,Pipa,HU,Reservoar Desa Sukaasih
190 Kec. Cigalontang MAG Broncap, Pemas. Pipa, Desa Sirnaputra
191 Kec. Manunreja Pompa Bronc, Pemas Pompa,Pipa, Desa Sukaluyu
192 Kec. Cigalontang MAG Desa Jayapura
Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-32
b. Struktur Harga Pokok Air (Full Cost Recovery)
1. Pendapatan air tahun 2013 Rp 3.460.958.527
2. Beban operasional tahun 2013 Rp 30.334.587.228
3. Jumlah m3 air terjual tahun 2013 M3 6.461.896
4. Jumlah m3 air produksi tahun 2013 M3 10.779.649
5. Harga jual air per m3 Rp/ M3 5.178,20
6. Harga pokok air per m3 (beban operasional dibagi
(volume produksi dikurangi kebocoran riil maksimal
20%))
Rp/ M3
3.518,74
Selisih harga jual air per m3 dengan harga pokok air per
m3 (pada tingkat kebocoran maksimal 20%)
Rp 1.659,46
Harga jual air terjual dibandingkan harga pokok air per m3 % 112,96%
Harga per m3 (beban operasional dibagi (volume
produksi dikurangi kebocoran riil maksimal 3,70%) Rp/ M3 4.681,60
Selisih harga jual air per m3 dengan harga pokok air per
m3 (pada tingkat kebocoran maksimal 33,70%)
Rp 496,60
Dari data diatas,harga jual air perm3 adalahsebesar 112,96% dari harga pokok aiperm3 atau
lebih tinggi 12,96% dar titik impas yang berarti perusahaan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 1.59,4 m3 air terjual. Dengan demikian harga jual air sudah berada di atas harga
pokok air sehingga tarif rata-rata yang berlaku sudah dapat menutup biaya secara penuh (full
cost recovery).
C. Kelembagaan
Struktur organisasi dan tata kerja PDAM TirtaSukapura Kabupaten Tasikmalaya ditetapkan
berdasarkan Perda Kabupaten Tasikmalaya Nomor 10 tahun 2008, tentang Organ dan
Kepegawaian PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya dan Peraturan Bupati
Tasikmalaya Nomor 5 tahun 1989 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Tasikmalaya. Selanjutnya Struktur
Organisasi ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan Keputusan Direksi PDAM Tirta Sukapura
Kabupaten Tasikmalaya Nomor 064/58/XI2011 tanggal 30 November 2011.
D. Peraturan Perundangan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya merupakan Badan
Usaha Milik Pemerintah kabupaten Tasikmalaya yang didirikan berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Tasikmalaya nomor 7 tanggal 11 Juni 1975 yang disahkan oleh Gubernur
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-33
Provinsi Jawa Barat dengan Surat Keputusan Nomor 210.33/HK-011/SK/76 tanggal 14
Januari 1976 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor3
tahun 1977 Seri C dan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah
Nomor 24Tahun 2002.
7.3.3 Permasalahan Dan Tantangan
Permasalahan yang dihadapi PDAM saat ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
secara garis besarnya sebagai berikut :
1. Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan pesatnya pula kebutuhan air
minum sedangkan sumber air baku yang ada semakin terbatas akibat faktor iklim yang
tidak menentu
2. Sumber daya manusia yang mengelola SPAM terbatas akibatnya Kinerja dalam melayani
air minum menjadi kurang efektif.
3. Terbatasnya jaringan pipa distribusi yang ada. Mengakibatkan jaringan masih terbatas,
terutama daerah pinggir kota.
4. Kapasitas produksi semakin menurun dan perlu meningkatkan kapasitas untuk menaikkan
tingkat pelayanan yang memadai guna memenuhi kebutuhan kota di masa depan.
5. Besarnya kuantitas kehilangan/Kebocoran air.
7.3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM
Perkiraan kebutuhan air bersih pada pembahasan ini diperhitungkan berdasarkan
kebutuhan air per kapita, pertumbuhan dan pengembangan penduduk, dan
pengklasifikasian jenis kebutuhan.
Perlu juga diperhitungkan adanya perkembangan tingkat perekonomian dan kemampuan
penyedia dalam melayani perkembangan kebutuhan air bersih di masa yang akan datang.
Diterbitkannya PP 16/2005 yang mengharuskan para penyedia air harus mampu
mendistribusikan air layak minum (potable water) pada tahun 2026 juga harus menjadi
pertimbangan. Untuk kebutuhan air bersih yang akan digunakan dalam studi ditetapkan
sebesar antara 100 - 150 L/orang/hari, untuk perkotaan dan 80 L/orang/hari untuk daerah
perdesaan.
Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk, jumlah dan jenis
kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan standar pemakaian air. Kebutuhan air
terdiri dari domestik dan non domestik, Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang
berdasarkan jumlah penduduk dan pemakaian air per orang. Kebutuhan non domestik
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-34
adalah kebutuhan air untuk kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan komersial
yang berupa industri, perkantoran, dan lain-lain, maupun kegiatan sosial seperti sekolah,
rumah sakit dan tempat ibadah. Berikut besar proyeksi kebutuhan air minum masing-
masing wilayah administrasi.
Tabel 7.17 Proyeksi Kebutuhan Air Kabupaten Tasikmalaya
No. URAIAN Satuan TAHUN
2015 2020 2025 2030 2035
1
POPULASI
a. Penduduk Administrasi jiwa 1.789.535 1.919.213 2.058.820 2.209.159 2.371.107
b. Cakupan Daerah Pelayanan (%) % 20 40 62 74 82
c. Penduduk Terlayani (Jiwa) jiwa 357.907 767.685 1.276.468 1.634.777 1.944.307
d. Jumlah Jiwa SR % 5 5 5 5 5
2
SAMBUNGAN RUMAH
a. Tingkat Pelayanan (%) % 40 50 60 70 80
b. Cakupan Pelayanan (Jiwa) jiwa 143.163 383.843 765.881 1.144.344 1.555.446
c. Konsumsi (l/oh) l/oh 100 105 110 115 120
d. Jumlah Jiwa/SR jiwa 5 5 5 5 5
e. Jumlah SR (unit) unit 28.633 76.769 153.176 228.869 311.089
f. Kebutuhan Air (l/det) l/det 166 466,5 975,1 1.523,1 2.160,3
3
HIDRAN UMUM
a. Tingkat Pelayanan (%)
60 50 40 30 20
b. Cakupan Pelayanan (Jiwa) jiwa 214.744 383.843 510.587 490.433 388.861
c. Konsumsi (l/oh) l/oh 30 30 30 30 30
d. Jumlah Jiwa / HU jiwa 50 50 50 50 50
e. Jumlah HU (unit) unit 4.295 7.677 10.212 9.809 7.777
f. Kebutuhan Air (l/det) l/det 74,6 133,3 177,3 170,3 135,0
4 KEBUTUHAN DOMESTIK l/det 240,3 599,8 1.152,4 1.693,4 2.295,4
5 KEBUTUHAN NON DOMESTIK 10%
l/det 48,1 120,0 230,5 338,7 459,1
6 KEBUTUHAN DOMESTIK DAN NON DOMESTIK (l/dt)
l/det 288,3 719,7 1.382,8 2.032,1 2.754,4
7
KEHILANGAN AIR
a. Kehilangan Air (% Qr)
40 35 30 25 20
b. Kehilangan Air (l/dt) l/det 192,2 387,5 592,6 677,4 688,6
8 KEBUTUHAN RATA-RATA (Qr) = (7+8)
l/det 480,5 1.107,2 1.975,5 2.709,5 3.443,0
9 KEBUTUHAN HARIAN MAKSIMUM (1,15Qr)
l/det 552,6 1.273,3 2.271,8 3.115,9 3.959,5
10 KEBUTUHAN JAM PUNCAK (1,72Qr)
l/det 826,5 1.904,5 3.397,8 4.660,3 5.922,0
Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014
B. Kebutuhan Pengembangan SPAM
Realisasi dan target pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten
Tasikmalaya diuraikan dalam tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-35
Tabel 7.18 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM
No Output Satuan Kebutuhan
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
1
Laporan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Bidang Air Minum
Lap
Identifikasi dan Pemetaan Prasarana dan Sarana Air Minum di Kabupaten Tasikmalaya
Lap Sistem Informasi Manajemen Sektor Air Minum
Lap
Penyusuan SK Kawasan Rawan Air Kabupaten Tasikmalaya
2 Pembangunan SPAM IKK
L/det Pembuatan IPA Sungai Ciwulan
Pengembangan SPAM IKK Cisayong
L/det Pembuatan IPA Sungai Ciwulan
L/det
Pembangunan SPAM IKK Kadipaten - Sukaresik
3
Pengembangan Jaringan Perpipaan Kws. Perkotaan
L/det
Optimalisasi Unit Cisayong (Penambahan Jaringan)
Optimalisasi Unit Sukaraja (Penambahan Jaringan)
Optimalisasi Jaringan Pipa Distribusi Utama
L/det
Optimalisasi Unit Bantarkalong (Penambahan Jaringan)
Optimalisasi Unit Mangunreja (Penambahan Jaringan)
L/det Optimalisasi Cabang Singaparna
4 Pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat
L/det Pembangunan Pamsimas
Pembangunan Pamsimas
Pembangunan Pamsimas
Pembangunan Pamsimas
Pembangunan Pamsimas
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
7.3.5 Kriteria Persiapan Daerah
Untuk mendukung program dan kegiatan pengembangan SPAM di Kabupaten
Tasikmalaya adapun kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan
meliputi:
1. Dokumen RISPAM Kabupaten Tasikmalaya yang sudah disusun pada tahun 2014
2. Dokumen DED yang akan disusun meliputi :
• Penyusunan DED IPA Sungai Ciwulan pada tahun 2017
• Penyusunan DED SPAM IKK Kadipaten – Sukaresik pada tahun 2017
• DED Pemanfaatan Sumber Air Ceungceum pada tahun 2017
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-36
7.3.6 Usulan Program Dan Kegiatan
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun berdasarkan
paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan
tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau
pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup
pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Usulan program yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil analisis dan identifikasi
yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan
program diupayakan dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau
dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya. Penjabaran
program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan
dalam paket-paket kegiatan/program.
Selain itu, pembiayaan pengembangan SPAM perlu disusun berdasarkan klasifikasi
tanggung jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan
Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu
dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya. Pembiayaan kegiatan
pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan
Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat
dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan
stimulan, dan bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Untuk lebih jelasnya
mengenai usulan program tersebut dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3 Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Air Minum Kabupaten Tasikmalaya.
7.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman
7.4.1 Air Limbah
7.4.1.1 Isu Strategis Pengembangan Air Limbah
Isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain:
1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman
Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar mencapai
90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian
besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar teknis
yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru
mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah).
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-37
2. Peran Masyarakat
Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum diberdayakannya
potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya
penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis
masyarakat.
3. Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum
memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem
pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan
air limbah.
4. Kelembagaan
Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar
instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi
regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah.
5. Pendanaan
Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan pemerintah dan
rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya
skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif
pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan
investasi di bidang air limbah.
Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten/Kota……
meliputi:
1. Belum seimbangnya penyediaan prasarana dan sarana pengolahan air limbah domestik
dengan pertumbuhan penduduk;
2. Rendahnya kepedulian masyarakat dan swasta/dunia usaha terhadap bidang
kesanitasian;
3. Belum adanya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT)
4. Alokasi anggaran APBD Kabupaten untuk pengelolaan limbah domestik masih sangat
rendah
5. Tingkat layanan pengelolaan air limbah domestik oleh pemerintah kabupaten masih
rendah
6. Belum ada sinergitas kelembagaan di pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk
pengelolaan limbah domestik
7. Belum ada peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-38
8. Belum ada kerjasama swasta untuk pengelolaan limbah domestik di Kabupaten
Tasikmalaya
7.4.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah
A. Aspek Teknis
Cakupan pelayanan air limbah di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015 ialah sebesar
52.83%. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya masih
dilakukan dengan sistem on-site.
Pada sistem ini, pengelolaan air limbah domestik dilakukan secara setempat dengan
fasilitas instalasi pengolahan yang berlokasi dekat dengan jamban keluarga atau MCK. Fasilitas
pengumpulan/penampungan/ pengolahan awal yang ideal digunakan dalam sistem on-site yaitu
tanki septik. Sistem on-site pengelolaan air limbah dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu
sistem individual dan sistem komunal. Pembedaan ini didasarkan pada kelompok pengguna
fasilitas pengelolaan air limbah domestik tersebut.
Pada sistem on-site individual, cakupan pelayanan fasilitas pengelola air limbah domestik
umumnya melayani satu keluarga. Pada sistem on-site komunal, cakupan pelayanan fasilitas
pengelola air limbah domestik melayani lebih dari satu rumah tangga melalui mekanisme sharing
dalam penggunaan fasilitas MCK.
Berdasarkan hasil studi EHRA (Environmental Risk and Health Assessment) Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2013, sekitar 57% rumah tangga di Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki
jamban pribadi dengan tempat penyaluran akhir tinja terdiri dari cubluk atau lobang tanah (29%),
kolam atau lapang (20%), tangki septik (10%), dan sungai (7%). Untuk sistem on-site komunal
berupa MCK++, hingga akhir tahun 2013, telah dibangun 15 unit tanki septik komunal dan 5
degester yang tersebar di beberapa kecamatan. Sementara ini belum ada pengelolaan air limbah
dengan sistem off-site (terpusat) di Kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 7.19 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite
Kecamatan
Jumlah Jumlah Penduduk
Jamban Keluarga
Jumlah MCK Tahun MCK
dibangun RT RW Dikelola
RT Dikelola
RW Dikelola
CBO Dikelola Lainnya
Cipatujah 386 90 65,724 13,221 - - - - -
Karangnunggal 516 85 82,717 17,732 - - - - -
Cikalong 307 91 62,231 11,972 - - - - -
Pancatengah 260 106 45,053 6,899 - - - - -
Cikatomas 306 78 46,075 8,791 1 - - - 2011
Cibalong 307 91 30,564 4,838 - - - - -
Parungponteng 184 41 35,124 6,592 - - - - -
Bantarkalong 196 58 34,888 4,683 - - - - -
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-39
Kecamatan
Jumlah Jumlah Penduduk
Jamban Keluarga
Jumlah MCK Tahun MCK
dibangun RT RW Dikelola
RT Dikelola
RW Dikelola
CBO Dikelola Lainnya
Bojongasih 100 29 20,200 3,012 1 - - - 2011
Culamega 147 39 24,445 2,826 2 - - - 2011
Bojonggambir 309 59 39,382 7,461 1 - - - 2011
Sodonghilir 393 166 66,229 12,488 - - - - -
Taraju 270 65 39,389 4,929 - - - - -
Salawu 318 41 56,745 7,934 - - - - -
Puspahiang 183 37 33,840 3,831 - - - - -
Tanjungjaya 194 42 41,443 5,787 1 - - - 2011
Sukaraja 235 74 48,004 11,234 - - - - -
Salopa 261 50 47,917 7,850 - - - - -
Jatiwaras 257 68 50,059 8,299 - - - - -
Cineam 303 58 33,344 5,306 1 - - - 2011
Karangjaya 95 27 12,534 2,102 1 - - - 2011
Manonjaya 383 74 56,837 6,376 - - - - -
Gunungtanjung 160 48 29,715 3,168 - - - - -
Singaparna 354 111 63,656 8,583 - - - - -
Sukarame 179 38 38,762 6,838 - - - - -
Mangunreja 188 41 37,426 6,976 - - - - -
Cigalontang 389 96 71,542 14,821 - - - - -
Leuwisari 185 37 36,741 6,506 - - - - -
Sariwangi 158 38 30,878 5,167 1 - - - 2011
Padakembang 187 31 27,774 3,760 - - - - -
Sukaratu 216 47 47,587 5,559 1 - - - 2011
Cisayong 322 73 55,848 13,214 - - - - -
Sukahening 166 55 29,148 4,830 - - - - -
Rajapolah 243 56 46,504 6,762 - - - - -
Jamanis 192 65 36,132 8,400 2 - - - 2011
Ciawi 358 103 57,593 11,469 - - - - -
Kadipaten 211 66 34,480 6,583 1 - - - 2011
Pagerageung 282 99 54,369 13,997 - - - - 2011
Sukaresik 188 68 36,753 7,291 2 - - - 2011 Sumber : SSK Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013
B. Pendanaan
Realisasi pendanaan sanitasi untuk komponen air limbah domestik di Kabupaten
Tasikmalaya dapat dilihat mulai tahun 2010 sampai dengan 2102 yaitu adanya anggaran untuk
pendanaan investasi, tetapi belum tersedia untuk pendanaan operasional dan pemeliharaan yang
dialokasikan dalam APBD. Perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan berdasarkan
infrastruktur terbangun juga belum didapatkan, hal ini karena data pengelolaan sarana air limbah
domestik selain jamban pribadi belum tersedia secara memadai.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-40
C. Kelembagaan
Secara kelembagaan dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, SKPD
terkait pengelolaan air limbah domestik adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas
Kesehatan, dan Kantor Lingkungan Hidup.
1. Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Dinas Tata Ruang dan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
pemerintah Daerah mengenai urusan penataan ruang dan urusan perumahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Secara teknis pengelolaan limbah
domestik berada pada Bidang Permukiman yang membawahi Seksi Perencanaan, Seksi
Perumahan, dan Seksi Penyehatan Lingkungan.
2. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah
Daerah mengenai urusan kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Secara teknis pengelolaan limbah domestik berada pada Bidang Promosi Kesehatan dan
Hygiene Sanitasi yang membawahi Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan
Pemukiman, Seksi Pengawasan Kualitas Tempat-Tempat Umum, Industri dan Makanan,
Minuman, dan Seksi Promosi Kesehatan.
3. Kantor Lingkungan Hidup
Kantor Lingkungan Hidup memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah dalam penyelenggaraan penanganan
urusan lingkungan hidup serta tugas lain yang diberikan Bupati. Secara teknis
pengelolaan limbah domestik berada pada Seksi Analisis Dampak Lingkungan, Seksi
Pengawasan dan Pengendalian, dan Seksi Pemulihan dan Pelestarian.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam pengelolaan air
limbah domestik lebih banyak berkaitan dengan perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan,
pengaturan dan pembinaan, terutama pada aspek teknis. Dinas Kesehatan lebih banyak berkaitan
dengan pengaturan dan pembinaan, terutama yang berhubungan dengan penyehatan masyarakat.
Kantor Lingkungan hidup lebih banyak berkaitan dengan pengaturan dan pembinaan serta
monitoring dan evaluasi.
D. Peraturan Perundangan
Belum ada peraturan yang terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya peraturan terkait yang berhubungan dengan :
1. Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
saat ini
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-41
2. Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kabupaten dalam menyediakan layanan
pengelolaan air limbah domestik
3. Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat
dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik
4. Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
5. Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan
air limbah domestik di tempat usaha
6. Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha
7. Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat , industri rumah tangga dan
kantor pemilik tangki septik
8. Retribusi pengelolaan air limbah domestik
9. Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan
pemukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran
E. Peran Serta Masyarakat dan Swasta
Pada bagian ini akan dibahas mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan air limbah domestik, informasi mengenai keterlibatan masyarakat (laki-laki dan
perempuan) dalam pengelolaan air limbah domestik, dan informasi mengenai akses, pengaruh,
dan manfaat yang diperoleh oleh rumah tangga miskin.
1. Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik
Comunity Led Total Sanitation (CLTS) merupakan salah-satu kegiatan yang memicu
kesadaran masyarakat untuk Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Secara umum
dapat dikatakan bahwa masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya sudah memiliki kesadaran
yang cukup mengenai pentingnya pengelolaan limbah domestik, terutama dalam
kaitannya dengan upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan.
Namun demikian tingkat kesadaran tersebut belum berbanding lurus dengan kepemilikan
sarana dan praktek pengelolaan limbah domestik pada keluarga. Dalam hal ini
keterbatasan finansial dan tingkat kewenangan dalam membuat keputusan seringkali
menjadi alasan utama.
2. Keterlibatan Masyarakat (Laki-laki dan Perempuan)
Dalam kegiatan CLTS, yang menjadi salah-satu pendekatan dalam program Penyediaan
Sarana Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), keterlibatan laki-laki
dan perempuan termasuk cukup tinggi. Melalui CLTS, masyarakat dipicu untuk memiliki
sarana jamban sendri, dengan pilihan teknologi dan biaya sendiri (tanpa subsidi).
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-42
Dengan demikian sudah jelas mulai identifikasi kebutuhan, perencanaan, pemilihan
teknologi, implementasi, operasional dan pemeliharaan, sampai monitoring dan evaluasi,
sepenuhnya berdasarkan keputusan masyarakat sendiri.
3. Akses Informasi dan Manfaat
Segala keputusan berpartisipasi dalam Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
sepenuhnya berada di tangan masyarakat. Sebagai kegiatan yang tanpa subsidi, CLTS
mendorong masyarakat untuk lebih mengerti kebutuhan mereka sendiri akan pengelolaan
limbah domestik, mengakses informasi seluas-luasnya, dan tentu saja untuk
berkeputusan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Melalui natural leader, proses
pengelolaan mandiri dan tanpa subsidi sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat.
7.4.1.3 Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan isu srategis komponen pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Tasikmalaya meliputi aspek kebijakan dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, partisipasi dunia
usaha, partisipasi masyarakat, dan aspek teknis. Untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan
dan tantangan dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.20 Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
Permasalahan Tantangan
Alokasi anggaran APBD Kabupaten untuk pengelolaan limbah domestik masih sangat rendah
1. Perlu peningkatan alokasi anggaran APBD untuk pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
Tingkat layanan pengelolaan air limbah domestik oleh pemerintah kabupaten masih rendah
2. Perlu peningkatan layanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
Belum ada sinergitas kelembagaan di pemerintah kabupaten untuk pengelolaan limbah domestik
3. Perlu peningkatan sinergi kelembagaan di pemerintah kabupaten untuk pengelolaan air limbah domestik
Belum ada peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
4. Perlu peraturan terkait pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
Belum ada kerjasama swasta untuk pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Tasikmalaya
5. Perlu membangun kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan air limbah domestik
Sumber : PPSP Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013
Permasalahan pada aspek kebijakan dan kelembagaan adalah belum jelasnya tupoksi
penanganan air limbah domestik berada di SKPD mana. Permasalahan pada aspek kuangan
adalah proporsi anggaran yang masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan sarana dan
prasarana air limbah. Pada aspek partisipasi dunia usaha, kurangnya kesadaran dalam
berinvestasi di air limbah domestik yang layak dan belum ada kerja sama dengan pihak swasta
dalam pengelolaan limbah domestik. Pada aspek partisipasi masyarakat, kesadaran pengelolaan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-43
air limbah domestik masih kurang. Pada aspek teknis, tempat penampungan awal yang ada belum
memenuhi standar (kebanyakan masih berupa cubluk).
7.4.1.4 Kriteria Kesiapan Daerah
Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan air limbah di Kabupaten
Tasikmalaya kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada
tahun 2013
2. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada tahun
2013
3. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya yang
disusun pada tahun 2014
4. Masterplan Air Limbah Terpusat IPLT Kabupaten Tasikmalaya yang akan disusun pada
tahun 2017
7.4.1.5 Analisis Kebutuhan Pengembangan Air Limbah
Kebutuhan komponen pengelolaan air limbah adalah secara teknis dan non teknis baik
sistem setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta memperlihatkan arahan
struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Sedangkan analisis yang terkait
dengan kebutuhan air limbah adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site),
analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan tingkat pelayanan
serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam table-6.46 berikut ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-44
Tabel 7.21 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Air Limbah
No Uraian Kondisi
Eksisting Kebutuhan Ket
2017 2018 2019 2020 2021 2022
I
Aspek Non Teknik
A.
Peraturan Terkait Sektor Air Limbah
a
Ketersediaan Peraturan Bidang Air Limbah (Perda, Pergub, Perbub/Perwali, dsb)
Tidak
B.
Kelembagaan
a Bentuk Organisasi
SKPD Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Kesehatan,
dan Kantor Lingkungan
Hidup.
b
Ketersediaan Tata Laksana (Tupoksi, SOP, dll)
Ya
c
Kualitas dan Kuantitas SDM
Ya
C.
Pembiayaan
a Sumber Pembiayaan
APBN, APBD Provinsi dan
APBD Kabupaten
b Tarif Retribusi Tidak
c
Realisasi Penarikan Retribusi (% terhadap target)
Tidak
D.
Peran Serta Masyarakat dan Swasta (sudah ada/belum ada/bentuk
Ada
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-45
No Uraian Kondisi
Eksisting Kebutuhan Ket
2017 2018 2019 2020 2021 2022
kontribusi, dll)
II
Aspek Teknis
A.
Sistem Setempat
a
Ketersediaan dan Kondisi IPLT
Tidak
b Kapasitas IPLT Tidak
c
Tingkat Cakupan Pelayanan IPLT
Tidak
d
Ketersediaan dan Kondisi Truk Tinja
Tidak
e Biaya O & P Tidak
f
Kualitas Efluen IPLT (BOD dan COD)
Tidak
g
Ketersediaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Skala Kecil/Kawasan/Komunitas
Ada Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi Desa
Pembangunan Sanitasi di
Prioritaskan sesuai dengan Desa Rawan
Sanitasi
B.
Sistem Terpusat (off site)
a
Ketersediaan dan Kondisi IPAL
Tidak
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++
dan SR)
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++
dan SR)
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++
dan SR)
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++ dan SR)
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++
dan SR)
Pembangunan IPAL Kombinasi dan SR (MCK++
dan SR)
Pembangunan IPAL berkala
sesuai dengan Prioritas Desa
Rawan Sanitasi
b Kapasitas IPAL Tidak
c
Tingkat Cakupan Pelayanan IPAL
Tidak
d Biaya O & P Tidak
e
Kualitas Efluen IPAL (BOD dan COD)
Tidak
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-46
7.4.2 Persampahan
7.4.2.1 Isu Strategis Pengembangan Persampahan
Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Indonesia antara
lain:
1. Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:
a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan sampah
perkotaan antara 2-4% per tahun.
Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi
masyarakat dibarengi peningkatan laju timbulan sampah.
b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.
Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu
berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah
mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah
sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.
c. Keterbatasan Lahan TPA
Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan kota
metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan kebutuhan
pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan banyak faktor
kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.
2. Kemampuan Kelembagaan
Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator sekaligus
operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas dan kuantitas)
menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.
3. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari
pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan
pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan
sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban APBD. Permasalahan
pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas penanganan sampah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan
belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam melakukan sebagian
sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya minat pihak swasta berinvestasi di bidang
persampahan karena belum adanya iklim kondusif membuat pengelolaan sampah sulit
untuk ditingkatkan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-47
5. Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum
Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah dan
kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini juga menjadi kendala dalam
penanganan sampah.
Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya
meliputi:
1. Belum optimalnya pengembangan sistem sanitasi (penyediaan air bersih, penanganan air
limbah dan pengelolaan sampah) pada kawasan perumahan dan permukiman untuk
menciptakan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur;
2. Sarana operasional persampahan yang sudah tidak efektif dan minim untuk digunakan
3. Jumlah lokasi pengolahan sampah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang masih kurang
7.4.2.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
A. Aspek Teknis
Cakupan pelayanan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 mencapai
28,27%. Terdapat beberapa aliran pengelolaan sampah di Kabupaten Tasikmalaya; (1) dari
sumber sampah, ada TPS, tanpa pengolahan akhir, (2) dari sumber sampah tanpa pengumpulan
setempat, penampungan setempat dan pengolahan akhir, (3) dari sumber sampah, ada kontainer,
tanpa pengumpulan setempat dan pengolahan akhir, (4) dari sumber sampah tanpa pengolahan
akhir, (5) dari sumber sampah, ada kontainer tanpa pengolahan akhir.
• Pola Penanganan
1. Pewadahan
Sarana Pewadahan yang selama ini digunakan terdiri dari wadah sampah individual
maupun komunal. Wadah sampah individual ditempatkan di muka rumah atau bangunan
lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah
diakses oleh kendaraan pengangkut. Wadah sampah individual yang selama ini
digunakan antara lain kantong plastik, bin/ tong sampah, karung-karung plastik atau
keranjang sampah. Sedangkan wadah sampah komunal terdiri dari bak sampah dan
kontainer. Wadah sampah komunal ini pada umumnya berfungsi sebagai tempat
pembuangan samapah sementara (TPS).
2. Pengumpulan
Sarana pengumpulan sampah yang digunakan adalah gerobak sampah 1 m³. Sedangkan
pola pengumpulannya pada umumnya adalah dengan secara tidak langsung. Dengan
pola tidak langsung ini, sampah dari sumber –sumber sampah dikumpulkan dengan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-48
gerobak dorong untuk selanjutnya disimpan di container yang berfungsi sebagai
penyimpanan sampah sementara (TPS).
3. Pengangkutan
Sarana pengangkutan sampah yang dimiliki oleh UPTD KPP Kabupaten Tasikmalaya
adalah Dump Truck dan Armroll Truck dengan kapasitas angkut rata-rata 5 ton. Berikut
data mengenai armada pengangkut sampah di Kab. Tasikmalaya.
4. Pengangkutan
Pemindahan sampah dilakukan dari gerobak atau sarana pengumpul lainnya ke TPS
(tempat Penampungan Sementara). Terdapat kurang lebih 18 TPS dan beberapa titik non
TPS yang saat ini dilayani dan tersebar di 10 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
dengan kapasitas masing-masing TPS ± 2 M³ dan non TPS bervariasi. Di Kab.
Tasikmalaya juga terdapat beberapa TPS-TPS liar yang tidak dikelola oleh UPTD KPP.
Berdasarkan survey yang dilakukan ada beberapa TPS yang sudah berubah fungsi.
Berikut adalah data mengenai TPS yang ada di Kab. Tasikmalaya.
5. Pemrosesan Akhir
Tempat Pemrosesan Akhir sampah merupakan terminal akhir dari pewadahan,
pengumpulan, dan pengangkutan. Terdapat 3 lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah di Kabupaten Tasikmalaya , yaitu sebagai berikut:
a) TPA Cinangsi yang terletak di Desa Mangunreja Kecamatan Mangunreja
TPA Cinangsi secara administrasi beradaa di wilayah Desa Margajaya Kecamatan
Mangunreja dan berada sekitar 20 km sebelah barat Kota Tasikmalaya. Sedangkan
secara geografis TPA Cinagsi ini terletak pada posisi 07:22’40” LS dan 108:06’10” BT.
TPA Cinangsi sudah beroperasi selama ±24 tahun, dengan sistem operasional Open
Dumping. Luas areal TPA Cinangsi adalah ±3,4 Ha dengan status kepemilikan lahan milik
Pemerintah Kabuaten Tasikmalaya. Area 3,4 Ha tersebut sekitar ±2 Ha dipergunakan
untuk area penimbunan sampah dan sisanya untuk fasilitas TPA lainnya.
Permukiman penduduk terdekat dengan TPA berjarak ± 500 m dan sungai terdekat
berjarak ± 50 m. Lahan sekeliling TPA merupakan hutan campuran dengan beraneka
ragam pepohonan, hutan campuran ini membatasi areal TPA dengan permukiman
terdekat. Sekitar lokasi TPA juga dilakukan penghijauan dengan tanaman glodogan dan
areal TPA dibatasi dengan pagar dari kihujan. Saat ini TPA Cinangsi sudah tidak
beroperasi karena sering terjadi kebakaran yang mengkhawatirkan warga sekitar,
sehingga masyarakat resah dan menuntut pemerintah daerah untuk menutup TPA
Cinangsi.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-49
Gambar 7.10
TPA Cileungsi Kabupaten Tasikmalaya
b) TPA Nangkaleah yang terletak di Desa Sukasukur Kecamatan Mangunreja
TPA Nangkaleah secara administrasi berada di wilayah Desa Sukasukur Kec. Mangunreja
dengan posisi geografis 07:22’56” LS dan 108:05’11,4” BT. TPA Nangkaleah dibangun
dengan luas ±6 Ha. TPA ini rencananya akan dioperasikan secara Sanitary Landfill, akan
tetapi sampai saat ini diperasikan dengan sistem open dumping. Status kepemilikan lahan
milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. TPA Nangkaleah ini belum memenuhi kriteria
sebagai TPA, hanya lahan yang diisi dengan sampah. Lahan sekeliling TPA merupakan
kebun campuran dengan tumbuhan yang dominan adalah semak belukar. Secara
topografi dan geografi TPA ini cukup representatif karena selain ada area untuk tempat
penimbunan dan penempatan prasarana-sarana pendukung yang cukup luas juga ada
lahan bukit yang cukup potensial untuk dijadikan quary untuk lahan urug.
Hanya saja kendalanya adalah ada salah satu ruas ruas jalan masuk yang kemiringannya
terlampau terjal, sehingga kendaraan pengangkut sampah akan kesulitan untuk melewati
jalan tersebut. Saat ini sudah ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik di
TPA Nangkaleah. Sampah organik terutama dari pasar langsung dilakukan proses
pengomposan dengan cara ditimbun didalam lubang berdiameter 50 cm. Pengelola
kompos ini merupakan kelompok tani yang sudah berbadan hukum. Kelompok ini juga
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-50
sudah mendapat bantuan untuk peralatan pengomposan seperti mesin pencacah dan
mesin pemisah, akan tetapi yang menjadi kendala saat ini adalah belum tersedianya
tempat untuk melakukan proses kompos tersebut.
Untuk sampah anorganik di TPA Nangkaleah sudah terbentuk koperasi yang
beranggotakan para pemulung, personil pengangkutan dan masyarakat/ pemulung
sekitar. Koperasi ini baru terbentuk kepengurusannya dan belum berbadan hukum.
Gambar 7.11
TPA Nangkaleah Kabupaten Tasikmalaya
c) TPA Guranteng yang terletak di Desa Guranteng Kecamatan Pagerageung
TPA Guranteng secara administrasi berada di wilayah Desa Guranteng Kec.
Pagerageung. Sedangkan secara geografis TPA Guranteng ini terletak pada posisi
07:05’14,6” LS dan 108:11’48,5” BT. TPA Guranteng dibangun pada tahun 1993 dengan
luas ± 2 Ha dan mulai dioperasikan tahun 1996 sampai dengan 1997. Saat ini TPA
guranteng ini tidak tidak dioperasikan lagi karena masalah teknis dan non teknis. Secara
teknis lokasi TPA terlalu jauh dari daerah pelayanan dan topografi TPA yang relatif curam,
sehingga kendaraan pengangkut sampah kesulitan menjangkau lokasi TPA. Sedangkan
secara non teknis TPA Guranteng mendapat penolakan dari masyarakat. Adapun alasan
penolakan masyarakat tersebut antara lain :
1) Tercemarnya mata air yang berada di sebelah hilir TPA. Mata Air tersebut
dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan domestik.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-51
2) Masalah lalat yang mengganggu ke permukiman terdekat terutama kampung
Cisema Hilir dan Kampung Cisema Girang.
3) Status lahan adalah milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, karena pada tahun
1993 lahan tersebut telah dibebaskan. Lahan sekeliling TPA merupakan kebun
campuran dengan tumbuhan yang dominan adalah pohon pinus.
Dari ketiga TPA tersebut, TPA yang beroperasi saat ini hanya TPA Nangkaleah. Untuk
TPA Guranteng tidak dioperasikan karena kondisi topografi TPA yang tidak
memungkinkan, sedangkan untuk TPA Cinangsi pada saat ini sudah tidak dioperasikan.
B. Pendanaan
Berdasarkan Perda Kabupaten Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Umum dan Peraturan Bupati Kabupaten Tasikmalaya Nomor 19 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan adalah pungutan atau jasa
pelayaman kebersihan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Obyek retribusi adalah setiap jasa
pelayanan persampahan/ kebersihan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten. Sedangkan
subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan jasa pelayanan
persampahan/ kebersihan dari Pemerintah Daerah. Subyek retribusi pelayanan persampahan/
kebersihan adalah :
1) Pengusaha industri, pabrik-pabrik dan sejenisnya
2) Pengusaha/ pemilik hotel, penginapan, bioskop, toko dan tempat – tempat usaha
sejenisnya serta lembaga pendidikan
3) Pemilik/ penghuni rumah tinggal
Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah berdasarkan jenis dan fungsi bangunan
dikalikan tarif retribusi. Penyimpanan sampah yang berasal dari RT, perkantoran, perdagangan/
tempat usaha industri dan sejenisnya ke TPSS disediakan Pemerintah Kabupaten merupakan
tanggung jawab penghuni/ pimpinan kantor/ pemilik perusahaan masing-masing. Pengambilan
sampah dari TPSS untuk dibuang ke TPSA dilaksanakan oleh petugas yang ditugaskan sesuai
dengan wilayah yang ditetapkan.
Retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan dikenakan kepada setiap orang/ badan
yang berdomisili di daerah dan mendapat pelayanan persampahan kebersihan dari Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya. Adapun besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan Kab.
Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-52
Tabel 7.22 Tarif Retribusi Pelayanan Persampahan Kabupaten Tasikmalaya
No Jenis Bangunan Tarif Retribusi ( Rp / Bulan)
1 Rumah Tinggal 3.500
2 Bangunan Pabrik Industri 250.000
3 Home Industri 25.000
4 Perbankan 40.000
5 Rumah Sakit / Rumah Bersalin 75.000
6 Rumah makan / Restoran 75.000
7 Warung Nasi / Toko 10.000
8 Bengkel 25.000
9 Minimarket 150.000
10 Hotel 75.000
11 Penginapan 40.000
12 Gudang 25.000
13 Lembaga Pendidikan 25.000
14 Perkantoran 25.000
15 Grosir / Dealer 50.000
16 Puskesma/Poliklinik/Balai Pengobatan 25.000
17 Obyek Wisata 250.000
18 Pesta Umum/ Hajatan 250.000 / 12 Jam
19 Membuang sampah perosangan langsung ke TPSA
10.000 / m3
Sumber : Perda Kabupaten Tasikmalaya No 19 Tahun 2011
C. Kelembagaan
Berdasarkan Perda No. 6 Tahun 2004 tentang pengelolaan persampahan semula
dilakukan oleh Seksi Penyehatan, Bidang Perumahan, Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab.
Tasikmalaya, namun berdasarkan Perda No. 16 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah
Kab. Tasikmalaya, dikelola oleh UPTD Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Kedudukan
UPT sebagai unsur pelaksana teknis operasional pada Badan yang memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh Kepala UPT yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan dan secara operasional berkoordinasi
dengan Camat.
Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan
yang diberikan oleh Kepala Badan, dan mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 32, Unit Pelaksana
Teknis mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan dan pengembangan sebagian tugas Badan sesuai dengan kewenangannya;
2) Koordinasi pelaksanaan kegiatan teknis sesuai dengan bidang urusannya;
3) Pelaksanaan administrasi dan ketatausahaan serta fungsi lain yang ditetapkan oleh
Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-53
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya berada di bawah tanggung jawab
UPTD Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman yang berada di bawah koordinasi Dinas Tata
Ruang dan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya.
D. Peraturan Perundangan
Peraturan yang mengatur penindakan terhadap pelanggar di bidang pengelolaan sampah
harus ditegakkan baik dengan kesadaran masyarakat sendiri maupun dengan pembinaan dari
aparat pengawas dan penegak hukum seperti contohnya penegakan hukum bagi masyarakat yang
membuang sampah sembarangan. Untuk peraturan perundangan yang telah ditetapkan perlu dikaji
ulang setiap jangka waktu tertentu sesuai perkembangan misalnya untuk peraturan retribusi.
Kabupaten Tasikmalaya belum mempunyai peraturan daerah yang khusus mengatur
mengenai pengelolaan persampahan. Sistem pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten
Tasikmalaya harus berpedoman kepada:
1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
2) Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan
3) Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kab. Tasikmalaya
E. Peran Serta Masyarakat
Sampah biasanya dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping), buang
bakar (dengan incinerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill). Pengelolaan
seperti itu tidak ternyata tidak memberikan solusi yang baik, ditambah pula faktor pelaksanaannya
yang tidak disiplin. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan
tentang prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yang artinya adalah
mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah. Sedangkan pola hidup masyarakat saat ini
dalam pengelolaan sampah jarang sekali dikelola dan digunakan kembali.
Di Kab. Tasikmalaya sudah ada uaya pengolahan sampah meskipun masih bersifat
parsial. Upaya - upaya tersebut antara lain :
1) Pengomposan
Upaya pengomposan sudah mulai dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya
walaupun masih dalam skala kecil, baik oleh perorangan (skala rumah tangga) maupun
oleh perkumpulan. Seperti perkumpulankelompok Tani Mitra Tani Organik (MITOK) yang
berlokasi di Kp. Panugaran, Desa Neglasari Kecamatan Salawu. Sedangkan yang
dilakukan oleh perorangan di perumahanperumahan, pasar serta sekolah-sekolah.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-54
Sebelum TPA Cinangsi ditutup sempat dilakukan upaya pengomposan di sekitar lokasi
TPA dengan memanfaatkan sampah organik yang masuk ke TPA. Pengomposan ini
dilakukan oleh Echo Group.
2) Bank Sampah
Nama Bank Sampah : Bank Sampah Tasikmalaya (BST)
Alamat : Kp. Pojok No.01 RT.01 RW.04 Desa Cikunir
Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya
Pengukuhan Pengurus :
Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor :
658.1/Kep.323- Distarkim/2014 tentang
Pengukuhan Pengurus Bank Sampah
Tasikmalaya Periode 2014-2019, tanggal 10
Nopember 2014
Jumlah Penabung : ± 3.500 org
Jumlah Tenaga Kerja : 7 orang
Jumlah sampah yang dikelola per
bulan : 8 ton
Prosentasi sampah : Yang dikelola 60 % yang dibuang ke TPA 40 %
Penghasilan : Rp. 37.600.000,-
Jenis kegiatan :
1) Mengumpulkan sampah kering dari nasabah
kemudian menjual hasil pengumpulan
sampah ke mitra Bank Sampah
2) Mendaur ulang sampah plastik menjadi
bahan baku plastik;
3) Mengolah sampah kertas menjadi kertas daur
ulang;
4) Mengolah gabus styrefoam menjadi bata
ringan/batako;
5) Mengolah sampah kaca menjadi aneka
bentuk barang seni/kerajinan;
6) Mengolah sampah plastik yang tidak bernilai
menjadi aneka kerajinan seperti tas, tikar dari
bekas bungkus kopi, vas bunga dari kresek
dll.
7) Mengolah sampah organik menjadi pupuk
kompos melalui komposter, bioetanol, pupuk
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-55
organik, suplemen ternak dll. Untuk
dikembangkan menjadi kegiatan urban
farming di perkotaan;
8) Menjalin kemitraan dengan pemerintah dan
lembaga lain dalam mengurangi dan
menangani sampah;
9) Menyelenggarakan program :
• Bayar Listrik pake sampah;
• Bayar Telpon pake sampah;
• Beli pulsa pake sampah; dll.
10) Memasarkan hasil produk Bank Sampah;
11) Menyelenggarakan jasa penjemputan
sampah;
12) Membentuk kelompok-kelompok binaan;
13) Memberikan pendidikan dan pelatihan,
kampanye dan pendampingan dalam
pengelolaan sampah untuk mengubah prilaku
anggota masyarakat
Produk yang dihasilkan
:
1) Bahan baku daur ulang;
2) Kerajinan sampah;
3) Pupuk organik/kompos;
Bank Sampah mitra binaan Bank
Sampah Tasikmalaya (BST) : 41 Bank Sampah
3) Aktivitas Pemulung
Aktivitas para pemulung di TPA maupun di TPS-TPS yang mengambil sampah-sampah
an-organik yang layak jual berupa : botol, logam, plastik. Aktivitas ini menghasilkan sampah layak
jual sebesar 7 – 10 Kg /hari dalam kondisi sudah bersih/dicuci. Hasil dari para pemulung ini
selanjutnya dijual ke bandar. Penghasilan dari para pemulung sebesar Rp.15.000,00 –
Rp.20.000,00 per orang/hari.
4) Daur Ulang
Teknologi daur ulang juga mulai diperkenalkan ke sekolah-sekolah melalui program Eco
School. Bahkan sudah ada beberapa sekolah yang memasukkan kegiatan daur ulang sampah ke
dalam kurikulum maupun ekstrakurikuler.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-56
7.4.2.3 Permasalahan dan Tantangan
Beberapa permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten Tasikmalaya dapat
diidentifikasi dari studi dan kunjungan ke lapangan. Permasalahan tersebut meliputi kelima aspek
pengelolaan sampah perkotaan yaitu aspek pembiayaan, kelembagaan, peraturan, peran serta
masyarakat dan swasta, dan yang terpenting aspek teknis operasional. Untuk lebih jelasnya
mengenai permasalahan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 7.23 Permasalahan Pengelolaan Persampahan Yang Dihadapi Kabupaten Tasikmalaya
No Aspek Pengelolaan Persampahan Permasalahan Yang Dihadapi
1
Teknis
a. Pemilahan / Pewadahan
1) Belum ada kegiatan pemilahan sampah oleh masyarakat 2) Pewadahan sampah di sumber terdiri dari kantong plastik dan
tong sampah 3) Sarana pewadahan belum merata di seluruh kecamatan di
Kabupaten
b. Pengumpulan
Layanan pengumpulan sampah masih untuk daerah yang terjangkau oleh gerobak dan motor sampah, diperlukan alternatif lain sarana pengumpul untuk rumah tangga di pelosok (ganggangkecil)
c. Pengangkutan 1) Cakupan pelayanan baru mencapai 13% 2) Jarak yang jauh menjadi kendala utama bagi pemerintah
kabupaten
d. Pengolahan
1) Cakupan pelayanan TPS/ TPS 3R belum ada 2) Ritasi pengangkutan sampah dari tempat pengolahan kurang
terjadwal sehingga masih sering terjadinya penumpukan sampah
3) Di TPS hanya ada pemilahan untuk sampah yang mempunyai nilai ekonomis saja, sedangkan untuk sampah organik belum ada perlakuan pengurangan timbulan.
e. Pemrosesan Akhir 1) Masih menggunakan sistem open dumping 2) Pengolahan lindi tidak berjalan 3) Perlu adanya alternatif lokasi TPA
2 Pengaturan Permasalahan yang dihadapi oleh Kab. Tasikmalaya dalam sub sistem pengaturan adalah belum mempunyai peraturan daerah tentang pengelolaan sampah.
3 Kelembagaan Tidak adanya kewenangan penuh dalam mengelola operasional dan pemeliharaan.
4 Pembiayaan
Dari segi aspek pembiayaan, pengelolaan persampahan belum menjadi prioritas yang dapat dilihat dari minimnya alokasi dana untuk pengelolaan sampah dan rendahnya investasi dunia usaha persampahan. Pembiayaan untuk operasional dan pemeliharaan masih di bawah sekretariat Dinas Tata Ruang dan Permukiman
5 Peran Serta Masyarakat
1) Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah masih sedikit
2) Masyarakat masih berfikir bahwa sampah itu merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten
3) Masyarakat belum mau melakukan kegiatan pemilahan Sumber : Review Masterplan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-57
7.4.2.4 Kriteria Kesiapan Daerah
Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan persampahan di Kabupaten
Tasikmalaya, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Dokumen Review Masterplan Persampahan Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan tahun
2016
2. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada tahun
2013
3. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada tahun
2013
4. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya yang
disusun pada tahun 2014
5. Dokumen DED dan Amdal yang meliputi :
• Pembangunan TPA di wilayah Singaparna, Manonajaya yang akan dilaksanakan pada
tahun 2018
• Pembangunan TPA di wilayah Karangnunggal, Cikatomas, Ciawi, Taraju yang akan
dilaksanakan pada tahun 2019
6. Kesiapan lahan dari kegiatan :
• Pembangunan TPA di wilayah Singaparna, Manonajaya seluas 20 Ha yang akan
dilaksanakan pada tahun 2018
• Pembangunan TPA di wilayah Karangnunggal, Cikatomas, Ciawi, Taraju seluas 40 Ha
yang akan dilaksanakan pada tahun 2019
7.4.2.5 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan
Kebutuhan komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis operasional
(sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhir sampah), aspek kelembagaan, aspek
pendanaan, aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta
memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati. Analisis
yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis sistem pengelolaan persampahan,
analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi.Untuk lebih jelasnya mengenai
analisis hasil kebutuhan dan target pencapaian pengelolaan persampahan Kabupaten Tasikmalaya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-58
Tabel 7.24 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Persampahan Kabupaten Tasikmalaya
No Uraian Kondisi
Eksisting
Kebutuhan Ket
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Aspek Teknis
1 Teknis Operasional
a Perencanaan (Dokumen MP, FS, DED)
Belum Tersedia
FS Pembangunan
TPA (Singaparna, Manonajaya)
FS Pembangunan
TPA (Karangnunggal,
Cikatomas, Ciawi, Taraju)
DED Pembangunan
TPA (Singaparna, Manonajaya)
DED Pembangunan
TPA (Karangnunggal,
Cikatomas, Ciawi, Taraju)
2 Prasana dan Sarana
a Pengadaan Armada Dump Truck Belum
Tersedia 30 54 4 17
Pengadaan alat berat
disesuaikan dengan wilayah Prioritas
Pembangunan TPA
b Pengadaan Motor Sampah Belum
Tersedia 106 111 125
c Pengadaan Container Belum
Tersedia 36 18 30 30
Penyediaan Container di
masing - masing
kecamatan sebanyak 3
Unit
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-59
No Uraian Kondisi
Eksisting
Kebutuhan Ket
2017 2018 2019 2020 2021 2022
3 TPA
a Penyediaan lahan Belum
Tersedia
Penyediaan Lahan 20 Ha ((Singaparna, Manonajaya)
Penyediaan Lahan 40 Ha
(Karangnunggal, Cikatomas,
Ciawi, Taraju)
b Pembangunan TPA Belum
Tersedia
Pembangunan TPA wilayah
Singaparna dan Manonjaya
Pembangunan TPA wilayah
Ciawi
Pembangunan TPA wilayah
Taraju
Pembangunan TPA wilayah
Karangnunggal dan Cikatomas
Pembangunan TPA
dikelompokan berdasarkan
Wilayah Prioritas
Penanganan Persampahan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-60
7.4.3 Drainase
7.4.3.1 Isu Strategis Pengembangan Drainase
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di Indonesia antara lain:
1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air
permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air limbah
permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda
dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran.
Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang ke saluran akibat
penanganan sampah secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.
2. Pengendalian debit puncak
Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi luasan air
untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan penampungan air sementara
untuk menghindari aliran puncak. Penampungan- penampungan tersebut dapat dilakukan
dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap gedung,
didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan
secara bertahap.
3. Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainase
permukiman di daerah adalah:
▪ Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti pencegahan
pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan sampah di saluran,
pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan daerah resapan air (wet land),
termasuk sanksi yang diterapkan.
▪ Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman, posisinya,
agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.
▪ Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan swasta
dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
▪ Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan
dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam peraturan daerah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase
terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran
drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupan saluran drainase
dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai bangunan, kolam ikan dll.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-61
5. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari
pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan
pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan
pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya
kualitas pengelolaan drainase perkotaan.
6. Penanganan Drainase Belum Terpadu
Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama masalah
peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan drainase sehingga
pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat pengelolaan sifatnya
hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.
Sedangkan isu-isu strategis dalam pengelolaan sistem drainase di Kabupaten/Kota……
meliputi:
1. Keterbatasan anggaran untuk pengelolaan drainase
2. Koordinasi antar lembaga yang mengelola drainase belum berjalan
3. Partisipasi swasta tidak ada
4. Partisipasi masyarakat rendah
5. Keterbatasan SDM untuk menangani drainase
6. Tempat penampungan awal yang ada belum memenuhi standar (kebanyakan masih
berupa cubluk),
7.4.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase
A. Aspek Teknis
Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di cluster 0 sebesar 84%, cluster 1
adalah 44%, cluster 2 sebesar 23%, cluster 3 sebesar 0%, cluster 3 sebesar 100%. Secara umum
dapat diketahui bahwa rumah tangga yang mengalamai banjir rutin di Kabupaten Tasikmalaya
adalah sebesar 57%. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi drainase lingkungan di tingkat
kecamatan/kelurahan Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.25 Kondisi Drainase Lingkungan Di Tingkat Kecamatan / Kelurahan
Kabupaten Tasikmalaya
Kelurahan/Desa
Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase
RT RW Lancar Mampet Rutin Tidak Rutin
L P L P
Cipatujah 386 90
Karangnunggal 516 85
Cikalong 307 91
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-62
Kelurahan/Desa
Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase
RT RW Lancar Mampet Rutin Tidak Rutin
L P L P
Pancatengah 260 106
Cikatomas 306 78
Cibalong 307 91
Parungponteng 184 41
Bantarkalong 196 58
Bojongasih 100 29
Culamega 147 39
Bojonggambir 309 59
Sodonghilir 393 166
Taraju 270 65
Salawu 318 41
Puspahiang 183 37
Tanjungjaya 194 42
Sukaraja 235 74
Salopa 261 50
Jatiwaras 257 68
Cineam 303 58
Karangjaya 95 27
Manonjaya 383 74
Gunungtanjung 160 48
Singaparna 354 111
Sukarame 179 38
Mangunreja 188 41
Cigalontang 389 96
Leuwisari 185 37
Sariwangi 158 38
Padakembang 187 31
Sukaratu 216 47
Cisayong 322 73
Sukahening 166 55
Rajapolah 243 56
Jamanis 192 65
Ciawi 358 103
Kadipaten 211 66
Pagerageung 282 99
Sukaresik 188 68
Sumber : Dokumen BPS Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013
B. Pendanaan
Pendanaan APBD untuk drainase lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya dapat ada pada
tahun 2011. Anggaran untuk pengelolaan drainase di Kabupaten Tasikmalaya tersedia dalam
pendanaan investasi, tetapi belum tersedia untuk pendanaan operasional dan pemeliharaan yang
dialokasikan dalam APBD.
Tidak ada realisasi retribusi dari pengelolaan drainase lingkungan, demikian pula dengan
peraturan yang terkait retribusi pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-63
C. Kelembagaan
Secara kelembagaan dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, SKPD
terkait pengelolaan drainase lingkungan adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas
Kesehatan.
1. Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Dinas Tata Ruang dan Permukiman mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
pemerintah Daerah mengenai urusan penataan ruang dan urusan perumahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Secara teknis pengelolaan drainase
lingkungan berada di Bidang Permukiman yang membawahi Seksi Perencanaan, Seksi
Perumahan, dan Seksi Penyehatan Lingkungan.
2. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah
Daerah mengenai urusan kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Secara teknis pengelolaan drainase lingkungan berada di Bidang Promosi Kesehatan dan
Hygiene Sanitasi yang membawahi Seksi Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan
Pemukiman, Seksi Pengawasan Kualitas Tempat-Tempat Umum, Industri dan Makanan,
Minuman, dan Seksi Promosi Kesehatan.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Permukiman dalam pengelolaan drainase
lingkungan lebih banyak berkaitan dengan perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan,
pengaturan dan pembinaan, terutama pada aspek teknis. Dinas Kesehatan lebih banyak berkaitan
dengan pengaturan dan pembinaan, terutama yang berhubungan dengan penyehatan masyarakat.
D. Peraturan Perundangan
Belum ada peraturan yang terkait pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten
Tasikmalaya.
E. Peran Serta Masyarakat
Pembangunan drainase lingkungan yang dibangun melalui PAMSIMAS adalah drainase
yang melekat pada pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), antara lain dengan
penyadaran masyarakat. Selain itu, pembangunan sarana air bersih dan sarana sanitasi dalam
PAMSIMAS juga memperhatikan dan menerapkan penyediaan drainase lingkungan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-64
7.4.3.3 Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan tantangan komponen pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten
Tasikmalaya meliputi aspek kebijakan dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, partisipasi dunia
usaha, partisipasi masyarakat, dan aspek teknis. Adapun permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pengelolaan sistem drainase di Kabupaten Tasikmalaya meliputi :
1) Tingkat layanan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya masih
sangat rendah
2) Belum ada sinergitas kelembagaan di pemerintah kabupaten untuk pengelolaan drainase
lingkungan
3) Alokasi anggaran APBD Kabupaten untuk pengelolaan drainase lingkungan masih sangat
rendah
4) Belum ada kerjasama swasta untuk pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten
Tasikmalaya
5) Belum ada peraturan terkait pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya
6) Kegiatan komunikasi untuk pengelolaan drainase lingkungan oleh masih terbatas
7) Belum ada data yang jelas mengenai pengelolaan drainase lingkungan
8) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan masih rendah
7.4.3.4 Kriteria Kesiapan Daerah
Untuk mendukung program dan kegiatan pengelolaan drainase di Kabupaten
Tasikmalaya, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:
1. Dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada
tahun 2013
2. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tasikmalaya yang disusun pada tahun
2013
3. Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi (MPSS) Kabupaten Tasikmalaya yang
disusun pada tahun 2014
4. Dokumen Masterplan Drainase Lingkungan Kabupaten Tasikmalaya yang akan disusun
pada tahun 2017
7.4.3.5 Analisis Kebutuhan Pengembangan Drainase
Analisis yang terkait dengan kebutuhan drainase adalah analisis aspek teknis maupun
non teknis yang mencakup kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran serta masyarakat dan
swasta. Untuk lebih jelasnya mengenai analisis kebutuhan dan target pencapaian pengelolaan
drainase di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2015 - 2019
7-65
Tabel 7.26 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Pengelolaan Drainase
Kabupaten Tasikmalaya
No Uraian Kondisi
Eksisting
Kebutuhan Ket
2018 2019 2020 2021 2022
Aspek Teknis
1. Aspek
Perencanaan (MP, FS, DED)
Belum Tersedia
Penyusuan DED Drainase
Lingkungan DAS Ciwulan dan
Citanduy
Penyusuan DED Drainase
Lingkungan DAS Cimedang dan Cilanglak
2.
Sistem Pengelolaan
Drainase Lingkungan
Belum Tersedia
Pembangunan Sistem
Pengelolaan Drainase
Lingkungan DAS Ciwulan
Pembangunan Sistem
Pengelolaan Drainase
Lingkungan DAS Citanduy
Pembangunan Sistem
Pengelolaan Drainase
Lingkungan DAS
Cimedang
Pembangunan Sistem
Pengelolaan Drainase
Lingkungan DAS Cilanglak
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016
7.4.4 Usulan Program Dan Kegiatan
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan
paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan
usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan pengembangan atau
pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup
pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang
diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga
diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat
mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi
fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.
Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan dapat berasal dari
dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat.
Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan
prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan
kawasan). Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program tersebut dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 4 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Penyehatan Lingkungan
Permukiman (PLP) Kabupaten Tasikmalaya.