16
- Bab8 Manajemen Perkreditan 1. PENGANTAR Seperti telah disebut-sebut sebelumnya, sesudah bank berhasil memenuhi kebutuhan akan likuikitas melalui penyediaan cadangan primer dan cadangan sekunder secara memadai, maka prioritas berikutnya ialah pemasokan kredit untuk para nasabah. Tidak ada yang menyangsikan bahwa pemasokan kredit bagi nasabah di samping merupakan fungsi ,utama,juga merupakan sumber utama pendapatan bank pada umumnya. Tambahan pula selain itu, pemasokan kredit juga merupakan kegiatan bank yang pada umumnya dapat menumbuhkanpermintaan akanjasa-jasa bankjenis lainnya seperti misalnya transaksi transfer dan transaksi valuta asing, dan tidak jarang bahkankegiatan pemasokan kredit tersebut juga membawa dampak berupa meningkatnya dana simpanan para nasabah dalam berbagai bentuknya, yaitu: giro, deposito atau tabungan. ' Oalam bab ini akan diuraikan mengenai masalah pengelolaan kredit-bank. Masalah pengelolaan kredit atau 'credit management' tersebut cakupannya cukup luas. Pengetahuan mengenai keaneka ragaman kredit untuk nasabah beserta karakteristik setiap jenis kredit periu difahamioleh setiap pimpinan bank. Oemikian juga mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku yang mengatur tentang-kredit perbankan periu difahami juga. Selain faktor- faktor internal, seperti misalnya struktur dan besarnya aktiva bank yang tersedia, struktur dan besarnya pasiva bank yang tersedia, jenis, keadaan dan komposisi sarana perbankan dan personalia yang ada, faktor-faktor eksternal seperti misalnya suasana dunia usaha pada umumnya dan suasana bisnis perb&nkanpada khususnya, lokasi bank dan lain sebagainya, merupakan variabel-variabel yang perlu mendapatkan perhatian dari para pengelola bank, khususnya dalam merumuskan kebijakan manajemen bank pada umumnya dan kebijakan manajemen perkreditan pada khususnya. 2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHA TIKAN DALAM MERUMUSKAN KEBIJAKAN KREDIT Seperti telah diuraikan di depan, fungsi penciptaan kredit merupakan salah satu fungsi pokok untuksetiapbank.Ini membawakonsekuensibahwauntuk semuabank,keberhasilannya dalam pengelolaan kredit turut menentukan keberhasilan bank dalam menghasilkan laba maupun juga dalam mempertahankan kelestariannya. 96

Bab 8 Manajemen Perkreditan - · PDF filebuku teks ekonomi mikro ke dalam bentuk-bentuk pasar monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik dan persaingan sempurna, intinya sangat berguna

Embed Size (px)

Citation preview

-Bab8 ManajemenPerkreditan

1. PENGANTAR

Seperti telah disebut-sebut sebelumnya, sesudah bank berhasil memenuhi kebutuhanakan likuikitasmelalui penyediaancadanganprimer dan cadangan sekunder secaramemadai,maka prioritas berikutnya ialah pemasokan kredit untuk para nasabah.

Tidak ada yang menyangsikan bahwa pemasokan kredit bagi nasabah di sampingmerupakan fungsi ,utama,juga merupakan sumber utama pendapatan bank pada umumnya.Tambahan pula selain itu, pemasokan kredit juga merupakan kegiatan bank yang padaumumnyadapat menumbuhkanpermintaan akanjasa-jasa bankjenis lainnya seperti misalnyatransaksi transfer dan transaksi valuta asing, dan tidak jarang bahkankegiatan pemasokankredit tersebut juga membawa dampak berupa meningkatnya dana simpanan para nasabahdalam berbagai bentuknya, yaitu: giro, deposito atau tabungan. '

Oalam bab ini akan diuraikan mengenai masalah pengelolaan kredit-bank. Masalahpengelolaan kredit atau 'credit management' tersebut cakupannya cukup luas. Pengetahuanmengenai keaneka ragaman kredit untuk nasabah beserta karakteristik setiap jenis kreditperiu difahamioleh setiap pimpinan bank. Oemikian juga mengenai ketentuan-ketentuanyang berlaku yang mengatur tentang-kredit perbankan periu difahami juga. Selain faktor-faktor internal, seperti misalnya strukturdan besarnya aktiva bank yang tersedia, strukturdanbesarnya pasiva bank yang tersedia, jenis, keadaan dan komposisi sarana perbankan danpersonalia yang ada, faktor-faktor eksternal seperti misalnya suasana dunia usaha padaumumnya dan suasana bisnis perb&nkanpada khususnya, lokasi bank dan lain sebagainya,merupakan variabel-variabel yang perlu mendapatkan perhatian dari para pengelola bank,khususnya dalam merumuskan kebijakan manajemen bank pada umumnya dan kebijakanmanajemen perkreditan pada khususnya.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHA TIKAN DALAMMERUMUSKAN KEBIJAKAN KREDIT

Seperti telah diuraikan di depan, fungsi penciptaan kredit merupakan salah satu fungsipokok untuksetiapbank.Inimembawakonsekuensibahwauntuksemuabank,keberhasilannyadalam pengelolaan kredit turut menentukan keberhasilan bank dalam menghasilkan labamaupun juga dalam mempertahankan kelestariannya.

96

Dalam menentukan kebijakan perkreditan, seperti halnya juga dengan kebijakan-kebijakan di bidang lain, banyak faktor yang perlu diperhatikan oleh bank. Pada garisbesarnya faktor-faktor tersebut adalah sebagai di bawah ini:

A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN:

Bank menjalankan kegiatannya bukanlah dalam alam yang hampa, melainkan dalamlingkungan yang penuh dengan dinamika. Unsur-unsur yang membentuk lingkungan bisnis

.perbankanyangpokokialah:I. Suasan~politik dan ekonomi dunia2. Suasana sosial, politik, kepemerintahan dan hukum nasional.3. Suasana dunia usaha dan suasana bisnis perbaQkanna~ionaldan lokal.4. Struktur perbankan yang ada.5. Keanekaragamanjenis produkjasa perbankan padaumumnya danjenis kredit perbankan

pada khususnya, baik yang ada maupun yang potensial bisa dikembangkan.

B. KEADAAN PERSAINGAN:

Tereakup dalam pehgertian persaingan di sini ialah struktur perbankan/'banking struc-ture' dalam perekonomian, seperti dimaksudkan dalam butir A4 di atas.Pada dasarnyapengetahuan mengenai keadaan persainganyang dihadapi oleh sebuah bank merupakan hasilanalisis data faktor-faktor lingkungan dan beniuk-bentuk pasar yang terdapat dalamperekonomian. Pembedaan bentuk-bentuk pasal-,seperti yang banyakdisajikan oleh buku-buku teks ekonomi mikro ke dalam bentuk-bentuk pasar monopoli, oligopoli, persainganmonopolistik dan persaingan sempurna, intinya sangat berguna dalam membuat analisiskeadaan persaingan dalam dunia perbankan, sekalipun penjabarannya dalam-dunia nyatamasalahnya pada umumnya jauh lebih kompleks lagi.

Dari analisis .mengenai keadaan persaingan di pasar, diharapkan dapat diperolehjawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Bagaimanaposisibank dipasarpenjualan: monopoli,oligopoli, persainganmonopolistikataukah poli-poli?

b. Bagaimana posisi bank di pasar pembelian: monops.Jni,oIigopsoni, ataukah monopolibilateral?

e. Jenis persaingan yang ada: apakah persaingan bunga/ interest competition' ataukahpersaingan nonbunga.

Untuk perekonomian kita pada masa-masa sekarang dapat diduga bahwa bentukpasar yang dijumpai oleh bank-bank pada umumnya berkisar pada bentuk-bentuk pasaroligopoli, persaingan monopolistikdan poli-poli. Bank yang besar-besar, yang kebijakan-kebijakannya memiliki dampak yang eukup kuat dalam pasar adalah eukup beralasanuntuk dikatakan memiliki bentuk pasar oligopoli. Sedangkan untuk bank-bank ukuranmenengah dan keeil yang berlokasi di kota-kota besar, eenderung memiliki bentuk pasarpersaingan monopolistik.

97

--

- ----

c. KEADAAN MELEKAT PADA BANK:

Seperti halnya tidak akan dijumpainya dua orang yang seratus persen sarna, kita dapatmengatakanjuga di duniaini tidak akan dij"umpaiadanya dua ballkyang seratus persen sarna.Perbedaan tersebut membawa konsekuensi berupa tidak samanya kinerja yang dicapai olehbank yang satu dengan yang dicapai oleh bank yang lain, sekalipun kedua bank tersebutberopearsi dalam lingkungan yang sarna.

Adapun faktor-faktor yang memb~dakan antara bank/yang satu dengan bank Yattglain,yang berartijuga yang menyebabkan berbedanya kemampuan bersaing antara bank yang satudengan bank yang lain, yang sangat pokok ialah:

1. Struktur organisasi internal bank.2. Jumlah, mutu dan susunan aktiva, pasiva dan sumber-sumber daya lainnya yang tersedia

bagi bank.4. Temperamen dan sikap para pemegang pimpinan bank dan para karyawan bank.5. Lokasi bank.

3. KETENTUAN-KETENTUAN YANG BERLAKU:

Dalam merumuskan kebijakan bank di bidang pemberian pinjaman kepada fi~akketiga, para pengelola bank dengan sendirinya hams memperhatikan di samping faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor persaingan, juga kebijakian-kebijakan Pemerintah,termasuk di dalamnya kebijakan-kebijakan Bank Sentral. Kebijakan-kebijakan Pemerintahdan kebijakan-kebijakan Bank Sentral tersebut tertuang dalam peraturan-p~r~turan hukum 'yang beraneka ragam bentuknya, dari, peraturan-peraturan hukum yang terkodifikasidalam kitab undang-undang (khususnya Kit-abUndang-Undang Hukum Perdata dan KitabUhdang-Undang Hukum Dagang) maupun tidak terkodifikasi, peraturan-peraturanPemerintah, keputusan-keputusan 'Presiden, keputusan-keputusan Menteri, sampai jugayang berbentuk surat-sural edaran Gubernur Bank Indonesia. Di bawah ini disajikan uraiansingkat mengenai ketentuan-ketentuan pokok di bidang perkreditan yang berlaku di

,Indonesia 1.

Pengertian

. Pinjaman yang diberikan oleh bank (yaitu yang biasa disebut kredit) dapat didefinisikansebagai penyediaan uang a au tagihan-tagihan yang dapat disarnakan dengan itu berdasarkanpersetujuan pinjarn-memin jam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjarnberkewajiban mehinasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yangtelah ditetapkan dalarn perjanjian.

Macam Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Kredit

Kalau didasarkan pada jan gka waktu kredit, biasa dibedakan tiga jenis kredit, yaitu:'

1. ~redit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. Dalarnkredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanarnan musiman yang berjangkawaktu lebih dari 1 tahun.

98

2. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangkawaktu antara 1 tahtm sampaidengan 3 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman tei1entu.

3. Kreditjangkapanjang, yaitu kredit_yan8berjangka waktu lebih dfIri3 tahun.

Macam Kredit Berdasarkan Pemakai Atau Berdasarkan Tujuan

Yang dimaksud dengan pemalGiikredit ialah fihak yang menerima kredit. Mengingatbahwa pennintaan akan kredit timbul dari adanya kebutuhan dari fihak peminta kredit untukmembiayai pengeluaran-pengeluaran yang direncanakan, maka penggolongan kredit

berdfsarkan tujuan erat sekali dengan penggolongan kredit berdasarkan pemakai.Berdasarkan perbedaan pemakainy~, maka kreditperbankan bisa dibedakan antara:

kredit konsumen, kredit produsen, kredit antar bank, dan terutama di negara-negara majujuga kredit kepadapemerintah. Kredit produksi dalam artian yang luas mencakupjugakredi{perdagangan, kredit ekspor, kredit impor, kredit persediaan, 'equipment leasing', kreditpertaniart,kredit 'realestate' dan sebagainyalagi. '

Jaminan kredit

Menurut ketentuful yang berlaku, bank umum tidak memberikan kredit tanpa jaminankepada siapapunjuga. Yang dimaksud dengan jam inan adalahJaminan dalarn arti luas yaitujaminan yang bersifat materiil maupun yang bersifat immateriil. Fungsi pe~beriailjami~antersebut adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkanpelunasan dengan ba,rang-barangjaminan tersebut bilamana debitur bercidera janji tidakmembayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam' perjanjian. Agarsupaya bank dapat melaksanakaifhak dan kekuasaan atas barang'Jaminan teimaksud, inakaperlu terlebih dahulu dilakukan pengikatan.,secarayuridis formal atas barang jaminan yangbersangkutan menuruthukum yang-berlaku.

FasUi~ kredit

Kepada fihak-fihak tertentu, antara lain ialah kepada anggotakoinisaris, anggotadireksi,pemegang saham, perusahaan yang sebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, bankdibenarkan untuk menyediakan fasilitas kredit yangbesarnya dib~tasi oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku, yang nampaknya pada umumnya merupakan pembatasan terhadapkeleluasaan bank'dalam pemberian kredit.

Sebagai contoh misalnya ketentuan pemberian fasilitas kredit kepada perusahaan yangsebagian hak kepemilikannya dimiliki oleh bank, berlaku ketentuan bahwa perusahCl'fUltersebut diperlakukan sarna dengan debitur atau debitur grup biasa, sehingga terkenaketentuan batas maksimum pemberian kredit sebesar 20% dari modal seIJfliribank untuksetiap perusahaan dan sebesar 50% dari modal sendiri bank untuk perusahaan group.

Fasilitas cerukan

Yang dimaksud dengan cerukan adalah pemberian fasilitas pelampauan penarikan atassaldo rekening giro yang tersedia secara efektif atau pelampauan at;a&.maksimum pinjamanyang diberikan berdasarkan akad kredit.

99

---

Mengenai cerukan. bank dapat mempertimbangkan pemberian fasilitas cerukan bagipara nasabahnya. berdasarkan penilaian terhadap bonafiditas nasabah yang bersangkutan.dengan ketentuan antara lain ialah bahwa besarnya cerukan yang dapat diberikan kepadanasabah secara individual setinggi tingginya adalah:

a. Bagi nasabah giro.-sebesar15persen dati saldorekening giro yangtersedia secaraefektippada saat terjadinya cerukan.

b. Bagi nasat>ahdebitur. sebesar 15 persen dari maksimum pinjaman yang diberikanberdasarkan akad kredit.

4. KARAKTERI5.TIK BEBERAPA JENIS KREDIT

Pada sub-bab 3 telah diuraikan beberapajenis kredit bank. Adapun uraian yang disajikrmpada sub-bab ters~but ditekankan pada aspek peratl)ran-peraturan hukumnya. Untuk maksud-maksud p~ngambi1an keputusan manajerial dalam bidang perkreditan tidak hanya pengetahuantentang kendala-kendala hukum yang melekat pada berbagai jenis kredit tersebut, tetapijugatentang karakteristik, yaitu sifat-sifat khas yang dimiliki oleh berbagai jenis kredit banktermaksud sahgat relevan pula untuk ikutdipertimbangkan. Di bawah ini 9iuraikan secaragaris besar karakteristik beberapa jenis kredit yang dipandang relevan bagi manajer bankuntuk mempertimbangkannya.

Oalam perekonomian yang mengamh sistem pasar, macam kredit yang disajikan oleh .

bank kepada para nasabahnya banyak sekali macam-ragamnya. Kiranya tidak ada satutulisanpun yangmampu memuat semuajenis kreditbank yang terdapat dalam perekonomian.Ini berarti bahwa apa yang dibicarakari dalam bab ini, atau bahkan juga dahim buku ini,sifatnya tidak limitatif.

1. Kredit konsumsi; sering juga disebut kredit konsumen.Yaitu kredit yang di sediakan oleh bank kepada nasabahnya yang berupa orang-peoranganatau rumah-rumah tangga kelt!arga.yang pemakaiannya dengan sendiri nyaadalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran konsumsi mereka. Pada umumnyakonsumenmempunyaisikapyangrelatiflebih emosionaldibandingkandengankelompok-pemakai kredit produsen. Untuk berhasilnya kebijakan manajemen dalam bidangpemasaran, manajer bank perlo sekalimemperhatikan hal tersebut. Keberhasilan produkperbankandalambentukkartukredit/'creditcard' erathubungannyadengankarakteristiktersebut. Keberhasilan fihak tokopenjajabar~mgdagangan konsumsi dalam memperluaspasar penjualannya dengan cara menerima kartu kredit dapat pula dihubungkan dengankeberhasilan bank tersebut. Selain itu, derajat kepastian pembayaran kembali,untukkredit konsumsi kecenderungannya lebih rendahbila dibandingkan dengankredit-kreditprodusen. Selanjutnya dapat pula dikatakan , bahwa dari segi besarnya transaksi, untukkredit konsumsi dengan sendirinya pada umumnya, relatif kedl, sehingga bank-bankyang tergolong jenis 'retail bank' -lah. .dengan suku bunganya yang tinggi. mampumelayani pemasokan kredit-kredit konsumsi dengan berhasil.

2. Kredit produksi.

Ini biasajuga disebut kredit usaha atau kredit produsen, dan boleh dikatakan merupakan

100

---kebalikan dari kredit konsumen. Untuk kredit produsen fihak pemakai jasa kreditnyaadalah perusahaan. Kredit produksi lebih lanjut bisa dibeda-bedakan lagi:(a) berdasarkan perbedaan bidang usaha,(b) berdasarkan perbedaan fungsi pembelanjaan dari segi pemakai kredit, dan(c) berdasarkan perbedaan macamjaminan.

Di bawah ini disajikan beberapa contoh berbagai macam kredit produsen t~rsebut:A. Jenis-jenis kredit produsen berdasarkan bidang usaha:

I. kredit usaha dagang,2. kredit usaha tani,3. kredit usaha perkebunan, 4. kredit 'real estate', dan seterusnya.

B. Jenis kredit produsen berdasarkan fungsi pembelanjaan:I. kreditinvestasi..2. kredit candak-kulak,3. kredit modal kerja, dan seterusnya.

C. Jenis kredit produsen berdasarkanjaminan:I. kredit kolateral, yaitu kredit dengan jaminan surat berharga,2. kredit dengan jaminan aktiva tetap,3. kredit tanpa jaminan, dan seterusnya.

Kredit usaha dagang yang banyak dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang kecil yangbanyakdijumpai dalam perekonomiankita banyak yang berbentukkredit candak-kulak, danoleh karenanya banyak yang merupakan kreditjangka pendek. Usaha dagang ukuran besardi lain fihak, dengan melihat pola kegiatan serta jenis barang dagangannya, mempunyaipeluang yang menguntungkan untuk menggunakan baik kredit jangka pendek yangmenggunakanbarangdagangan sebagaijaminan, kredit modalkerja danjuga kredit investasiyang dalam alam deregulasi suku bunganya mempunyai kecenderongan lebih rendahdibandingkan dengan suku bunga jangka pendek.

Macam kredit yang dibutuhkan oleh petani sawah dan petani palawija misalnya jugaberbeda dengan kredit yang dibutuhkan oleh perusahaan perkebunan. Kalau melihat polafluktuasikegiatannya, maka tidak sulit untuk menyimpulkan,bahwa dalam ke banyakan halkredityangtepatdiberikankepadaparapetani sawahdan petani palawijaadalahkreditjangkapendek. Sedangkanbagi perkebunan, yang padaumumnya cocok ialah kreditdenganjangkawaktu lebih daripada satu tahun. Adapun berapa lebihmya waktu yang diperlukan, hal itutergantung pada panjang-pendeknya umur tanaman untuk mulai bisa berbuah secaramenguntungkan.

5. ANALISIS KREDIT DAN TOLOK UKUR SEKIAN C

Sebelumnya telah disinggung-singgung bahwa tujuan pokok analisis kredit ialahuntuk mengetahui kemauan serta kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibanpembayaran bl;1ngadan pokok pinjaman tepat pada waktunya.

101

---

Dalam usaha memperoleh pengetahuan mengenai kemauan serta kesediaan memenuhikewajiban calon debitur menurut pendapat Norman J. Collins hilah bahwa pada wawancaratahap pertama, bank bisa mengajukan serangkaian pertanyaan, yang kurang lebihnyasebagai berikut:2

I. Siapakah peminjammya?2. Mengapa ia datang di bank mengajukan p~rmohonan pinjaman, padahal [sebelumnya]

ia bukan nasa bah bank?3. Berapa besar kredit yang dibut uhkan?4. Kredit akan dipergunakan untuk apa?5. Bagaimana kredit y~mgdiminta dapat memecahkan masalah yang dihadapai oleh

pemintakredit? I

6. Mengapa berpendapat demikian?7. Bilamanakah pinjaman ,akan dilunasi?8. Dari manakah dana yang dipergunakan untuk melunasi pinjaman berasal?9. Informa~i keuangan apa sajakah yang dapat diperoleh'?

10. Dari segi keuntungan apakah artinya pinjaman tersebut bagi peminjam clanjuga bagibank yang memberikan pinjaman?

i I. Bila calon. peminjam belum menjadi nasabah, dari mana sajakah ia memperolehpinjaman sebelumnya?

Dari rangkaian pertanyaan di atas, yaitu yang terdiri dari sebelas pertanyaan, sebagianinformasi yang dibutuhkan mungkin telah bisa dirasakan cukup. memadai, dan sebagianmungkin masih belum berhasil diperoleh secara memadai. Kredit yang nilainya kecil-kecilseperti yang banyak disajikan oleh BPR (Bank Perkreditan Rakyat) analisis kredit yangditurunkan dari data dan informasi yang ber hasil dikumpulkan melalui sebelas pertanyaanyang diajukan ol~h pimpinan bank,.atau bahkan oleh kasir, sesederhana yang digambarkandi atas, pada umumnya bisa dikatakan cukup memadai. Tetapi untuk kredit-kredit yangdiberikan olehbank-bankumum dikota-kota besar, analisis kredit yang lebih terinci dan lebihlengkap pada umumnya sangat diperlukan.

Baik analisis ¥edit yang sederhana seperti yang dilakukan oleh bank-bank perkreditanrakyat di desa-desa kecamatan ataupun yang cukup kompleks, seperti yang dilakukan olehkebanyakan bank-bank raksasa dikota-kota besar, tujuan pengumpulan data dan informasimengenai pemohon kredit dan mengenai kebutuhan atau permintaan kredit yang merekaajukan adalah sarna, yaitu menerapkan t%k ukur aneka C.

Tolok ukur aneka C ini, yaitu tolok ukur yang bisa berbentuk t%k ukur 3C, t%kukur 4C, t%k ukur 5C, t%k ukur 6C dan seterusnya nampaknya merupakan tolok ukuryang usianya cukup panjang yang tidak mengalami aus dengan berjalannya waktu.Dalam buku yang ditulis. pada tahu~ 1951 ~leh Roland I. Robinson misalnya,diketengahkan adanya beberapa variasi bertahap. penggunaan tolok ukur C dalamana}\sis kredH. la mengatakan bahwa tiga C yang paling banyak dipakai ialah: 'charac-ter',. 'capacity' dan 'capital'. Ini yang pokok. Terhadap bentuk yang pokok ada yang

102

menambahkan 'collateral', 'coverage' dan' conditions' . Mereka yang arif, tidak mustahilbisa menainbahkan C yang lainnya lagi 3. '.

Dari aneka kemungkinanjumlah tolok ukur Ctersebut, nampaknya yang paling banyakdisebut-sebut dalam literatur adalah lima C, dengan urutan seperti berikut: Character,Capaciity, Capital, Collateral dan Condition:

CHARACTER.

Ini merupakan tolok ukur C yang paling penting. Yang dimaksud dengan 'character' disini ialah karakter dari peminjam. Integritas dan kejujuran dari peminjam merupakan faktoryang paling menentukah. Oleh karena itu harns diberi bobot paling bany ak. Catatan peristiwamasa lampau dari peminjam merupakan bayangan apa yang akan ia tampilkan pada waktu-waktu mendatang. Kalau pada waktu yang iampau ia tertib dalam melaksanakan kewajibanmengangsur ilUtangnya, maka di waktu-waktu mendatangpun akan demikian jugakecenderungannya.

CAPACITY.

Yang dimaksud dengankapasitasl' capacity' ini ialah kemampuan pimpinan perusahaanyang mengajukan permohonan kredit dalam mengelola perusahaannya. Kalau kemampuandalam mengelolanya baik, maka.laba yang diperoleh perusahaan akan besar. Ini dengansendirinya memungkinkan perusahaan memenuhi kewajiban membayar bunga dan pokokpinjamannya juga.

CAPITAL.

Perusahaan dengan mQdalyang besar menunjukkan besarnya kemampuan perusahaanuntukdalam keadaan terpaksamelikuidasi kekayaannyaguna melunasikewajiban-kewajibariperusahaan. Dengan demikian berarti bahwa semakin tingginya perbandingan antara modalsendiri dengan hutang perusahaan semakin tinggilah prioritas diberikan.

COLLA TERAL.

Yang dimaksud dengan pengertian 'collateral' ialah jaminan dalam'bentuk aktiva,d~am artian bahwa apabila fihak peminjam tidak mampu memenuhi kewajibannya, makaaktiva yang digunakan sebagai jarninari dijual dan hasil penjualannya dipergunakan untukmemenuhi kewajiban terseb~t.

Kiranya perlu mendapatkan perhatian bahwa 'col/ateral' tidak dapat menyebabkankredit yangjelek menjadi kredit yang baik. Palingjauh hanya menyebabkan denganadanya'collateral' kredit tersebut.bertambah baik; Selain itu 'collateral' tidak bisa menggantikanatau menutup dua C pertama (yaitu 'character' dan 'capacity') yang lemah.

CONDITIONS.

Yang dimaksud dengan 'conditions' disini ialah apa yang bisa disebut SUasanaduniausaha/ 'business conqitions' , yaitu istilah lain untuk keadaan perekonomian, khususnyadilihat dengan menggunakan kacamata perusahaan. Dalam mengambil keputusan apakah

103

- -- ---

permohonan kredit investasi dikabulkan atau tidak, bank perIu memperhatikan apakahperekonomian menghadapi keadaan resesi atau bahkan depresi; ataukah ekspansi. Selain ituperkembangan teknologidapat mengakibatkanbertambah pendeknya umurekonomis sebuahpen~namanmodal;hinggakemampuanpeminjamdalammelunasi hutang-hutangnyanantinyasemakin diragukan.

6. ANAL/SIS RASIO KEUANGAN UNTUK ANAL/SIS KREDIT

Angka yang meminjukkan perbandingan antara nilai keuangan yang satu dengan nilaikeuangan yang lain untuk perusahaan yang sarna biasa disebut rasio keuangan, angkabanding keuangan, rasio finansial, angka banding finansial, yang semuanya merupakan~peng-Indonesiaan istilah 'financial ratio'.

Interpretasi, yang tidak lain merupa kan hasil analisis terhadap rasio-rasio keuangantersebut banyak manfaatnya, baik bagi fihak pimpinan perusahaan sendiri maupun bagifihak-fihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaanbersangkutan. Salah satu di antara fihak-fihak luar perusahaan yang banyak mempunyaikepentingan terhadap perusahaan seperti yang dimaksud ialah bank. Untuk mendapalkangambaran mengenai kemampuan debiturdalam memenuhi ke.wajiban-kewajibanmembayaryang timbul dari pemanfaatan kredit yang diterimanya dari bank, bank bisa mengambil caramembuat analisis rasio keuangan perusahaan debiturnya.

Rasio-rasio keuangan calon debitur yang perlu mendapatkao perhatian bank sebagaicalon kreditur, dengan menggunakan berbagai macam kredit yang bisa ditawarkan, dapatdikelompokkan ke dalam tiga kelompok rasio keuangan, yaitu kelompok-kelompok rasiokeuangan likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Ketiga kelompok rasio keuangan tersebutdalam praktek saling kait-mengkait.

7. SEKELUMIT RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas sebuahperusahaan yang akan dibahas dalam dalam bagian ini berturut-turut ialah: rasio lancar('current ratio'), rasio uji cair ('quick ratio' atau 'acid-test ratio'), lama penagihan rata-rata('average collection period'), perputaran piutang ('receivable turnover'), perputaranpersediaan ('inventory turnover'), dan perputaran modal kerja '(net) working capitalturnover' ).

'CURRENT RATIO' ATAU 1~.ASIOLANCAR

Rasio lancar yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar dengannilai pasiva lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaandalam melunasi kewajiban-kewajibanjangka pendeknya. Dalam literatur banyak disebut-sebut bahwa dari sudut pandangan kreditur jangka pendek, rasio lancar setinggi 2,0 yangdipelihara atau dimiliki oleh debitur merupakan angka minimum yang bisa diterima.Adapun penalarannya ialah bahwa apabila debitur menjumpai kesulitan dalam rpelunasikewajibannya yang sudah jatuh tempo dan terpaksa harus menguangkan beberapa jenis

104

aktiva lancarnya secara tergesa-gesa dengan hargajual yang pada umumnya terpaksanyalebih rendah dibandingkan dengan harga bukunya, maka penurunan harga aktiva lancaryang dicairkanl diuangkan tersebut pada umumnya masih cukup untuk melunasi seluruhkewajibanjangka pendek perusahaan yang ada, yaitu selama tingginya rasio lancar dalamkeadaan semula tidak lebih rendah daripada dua.

Bank banyak memperhatikan rasio keuangan ini. Mengingat demikian banyak dandemikianpentingnya bank memperhatikanrasiokeu angan ini telahmenyebabkanbanyaknyapenulis yang memberikan (nama) parabanl'nickname' 'banker's ratio'/rasio bankir.

Terhadap rasio keuangan inihendaknya diingat,bahwa pemberian kreditjangka pendek,entah bank yang memberikan kredit jangka pendek, leveransir ataupun fihak lain, akanlangsung menyebabkan menurunnya nilai rasio lancar tersebut.

Selanjutnya perIu kiranya diketengahkan di sini, bahwa rasio lancar mempunyai sifattingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Begitu perusahaan memperoleh kredit daribank atau dari leveransir, rasio lancar seketika itu juga menurun. Sebaliknya, sesaatperusahaan membayar angsuran atau pelunasan hutang jangka pendeknya, rasio lancarnilainya meningkat. Sekalipun, di dalam kedua kejadian tersebut, nilai modal kerja netonyasarna sekali tidak mengalami perubahan.

Dengan dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola perubahankegiatan yang sifatnyamllsiman berpengaruh terhadap naik-turunnya rasio lancar perusahaan. Sebagai contoh,ambil saja toko sepatu. Pada beberapa minggu, atau sebulan dua bulan menjelang hari rayaldulfitri, hari raya Natal dan hari-hari dimulainya tahun akademik baru, permintaan akansepatu mulai meningkat. kemudian menurun d,enganmencapai titik terendah pada hari-hariraya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko sepatu perlu menaikkanbesarnya persediaan.

Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan caramengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalamiperubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yangmengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnyasarna sekali tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancarpun tidak mengalamiperubahan juga.

Akan tetapi penumpukan persediaan yang dilaksanakan dengan hanya dibiayai dariuang tunai yang ada pada umumnya sangat terbatas dan jauh di bawah jumlah yangdibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya permintaan yang bersifat musiman tersebut.Untuk mengatas inya, pada umumnya perusahaan memanfaatkan sumber pembiayaan darileveransir dan atau dari bank berupa kreditjangka pendek. Kalau demikian halnya, makapada bulan-bulan atau minggu-minggu menjelang melangitnya volume penjualan, rasiolancar perusahaan pada umumnya rendah. Hal mana kiranya mudah difahami, karenabertambah besarnya hutang jangka pendek baik dari leveransir maupun dari bank, yangdibarengi oleh meningkatnya nilai aktiva lancar (dengan jumlah yang sarna), tentumengakibatkan menurunnya rasio lancar.

105

----

Setelah masa puncakkegiatan penjualan terla mpaui, yaitu pactawaktu-waktu pembeliansepatu barn untuk masuk sekolah barn, untuk masuk kelas barn, untuk Lebaran atau untukNatalan sudah banyak menurun, maka rasio lancar perusahaan akan ditemui agak sedikitlebih tinggi dibandingkan dengan pada waktu perusahaan memperbesar persediaan barangdagangannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan menjual barang dagangannya denganharga juallebih tinggi dibandingkan dengan harga yang mendasari nilai persediaan barangdagangan pada neraca.

Selanjutnya, sesudah uang hasil penjualannya terkumpul, maka dana tersebut bisadipergunakan untuk mengurangi hutang perusah aan kepada para leveransir, bank dan parakrediturjangka pendeklainnya.Penguranganhutangkepadakrediturjangka pendekperusahaantersebut yang dengan sendirinya langsung akan mengakibatkan naiknya 'rasio lancar'perusahaan.

RASIO UJI CAIR

Untuk mengetahui tingginya likuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit denganhanya melihat rasio lancamya saja tidak cukup untuk dapat meyakinkan bahwa perusahaantersebut dalam waktu dekat tidak menjumpai kesulitan dalam memenuhi kewajiban melunasihutang-hutangnya. Kalau misalnya sebuah perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi,akan tetapi dari seluruh nilai aktiva Iancarnya sebagian besar berupa persediaan bergerakpelan/'slow moving inventory', yaitu persediaan yang berubahnya menjadi uang tunaimemakan waktu lama, maka perusahaan bisa juga menghadapi kesulitan dalam melunasikewajibannya. Hal mana kiranya mudah difahami kalau kita ingat, bahwa persediaan, dalamkeadaan yang biasa, tidak dapat langsung dipergunakan untuk melunasi hutang.

Dengan menggunakanpertimbangan tersebut, makauntukmengetahui tinggi-rendahnyalikuiditas sebuah perusahaan pemohon kredit , di samping mempergunakan tolok ukur rasiolancar, bank biasanyajuga memperhatikan tolok ukur 'quick rasio', yang seringjuga disebut'acid-test ratio' atau rasio uji cairoRasio uji cair ini merupakan rasio yang menunjukkanangka perbandingan antara nilai 'quick assets' dengan nilaihutangjangka pendek. Sedangkanyang dimaksud dengan 'quick assets' atau aktiva likuid ialah semua aktiva lancar kecualipersediaan dan berbagai macam uang muka.

Sebagai pegangan kasar biasanya angka 1,0 untuk rasio uji cair merupakan angkaminimum yang perlu dipertah~kan oleh perusahaan debitur, agar supaya debitur tidakmengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

LAMA PENAGIHAN RATA-RATA

Rasiokeuangan lamapenagihan rata-rata ('average collection period ,)biasadipergunakansebagai tolok ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutangjangkapendek. Adapun rumus atau formula rasio keuangan lama penagihan rata-rata ialah:

piutang niaga neto=

penjualan kredit: 365 hari

106

Dalam menginterpretasikan rasio lama penagihan rata-rata ini, dasar perbandinganyang paling tepat dipergunakan ialahjangka waktu kredit penjualan. Apabila jangka waktukredit penjualan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah dua bulan (atau 60 hari), makalama atau masa penagihan rata-rata sebesar 49 hari, harus diinterpretasikan bahwa tingkatlikuiditas piutang calon debitur cukup tinggi. Sedangkan apabila jangka waktu kreditpenjualan yang dipergunakan hanya satu bulan, maka berarti sekitar 63% dari nilai piutangtelah mengalami keterlambatan pembayaran selama rata-rata 19 hari.

PERPUT ARAN PIUTANG

Rasio perputaran piutang memberikan gambaran kepada analis laporan keuanganmengenai berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanarn dalarn piutang berputar dari bentukpiutang kebentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi.

Kalau tujuannya hanya sekedar untuk menilai tingginya likuiditas aktiva lancar berupapiutang jangka pendek, andaikan rasio masa penagihan rata-rata angkanya sudah tersedia,maka rasio perputaran piutang tidak diperlukan lagi. Adapun alasannya ialah karenahubungan antara kedua rasio tersebut sebetulnya hanya merupakan hubungan kesamaan saja.Apabila masa penagihan rata-ratanya rendah , maka rasio perputaran piutamg mempunyainilai yang tinggi. Dan viceversa. Ini berarti bahwa piutang yang merniliki angka perputaranyang tinggi menunjukkanjuga tingginya kualitas piutang niaga yang dimiliki oleh perusahaan.Adapun rumus yang dapat dipergunakan untuk rnenghitung angka perputaran piutang ialah:

Hasil Penjualan Netto=

Piutang Niaga Rata-Rata, Netto

PERPUTARAN PERSEDIAAN

Rasio keuangan perputaran persediaan diperlukan untuk menilai tingkat likuiditaspersediaan yangdimilikiolehperusahaan. Apabila lain-lainhal sarna,rnakatingkatperputaranyang tinggi menunjukkan tinggi pula likuiditas persediaan. Sebaliknya rendahnya angkaperputaran persediaan dapat disebabkan oleh banyaknya 'slow moving inventory', yang bisadisebabkan oleh adanya barang dagangan atau hasil produksi yang tidak begitu laku lagidijualdipasar; olehkarenaketinggalanjaman, misalnya.Demikianjuga rendahnyaperputaranbahan baku dan barang setengahjadi dapat pula disebabkan oleh tidak bisa dipergunakannyalagi sebagian dari persediaan tersebut untuk diolah 1ebih lanjut: baik oleh karena produkakhirnyasudah ketinggalan mode ataukarena telahrusak atau tidak lagi rnemenuhispesifikasiteknik untuk dipergunakan dalam produksi.

Tinggi-rendahnya perputaran persediaan yang optimal sangat bervariasi, tergantungantara lain pada jenis bidang usaha, kebijakan pembelian dan kebijakan persediaan danmetode produksi yangdipergunakan. Toko mebel padaumumnya memiliki angka perputaranpersediaan yang rendah. Sebaliknya rurnah-rumah rnakan memiliki angka perputaranpersediaan yang tinggi. Perusahaan penghasil kain dengan menggunakan benang sebagai

107

---

bahan bakunya cenderung memiliki tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi daripadatingkat perputaran persediaan perusahaan penghasil kain yang semacam tetapi yangmenggunakan kapas sebagai bahan bakunya.

Untuk perusahaan-perusahaan dagang, perputaran persediaannya biasa disebut 'mer-chandise turnover', sebab persediaannya hanya berupa persediaan barang dagangan.Sedangkan untukperusahaan-perusahaan pabrik,perputaran persediaan bisa dalam beberapabentuk, yaitu: perputaran (persediaan) bahan baku, perputaran bahan pembamu, perputaransuku cadang, perputaran barang setengah jadi atau perputaran persediaan dalam proses danperputaran barang jadi.

Rumus untuk menghitung angka perputaran barang dagangan adalah sebagai berikut:

harga pokok penjualan=

persediaan barang dagangan rata-rata

Untuk perusahaan manufaktur, khususnya bagi para kreditur jangka pendek, kiranyaperlu diingatkan bahwa masing-masin g komponen persediaan yang terdiri dari persediaanbahan baku, suku cadang, barang setengahjadi dan barangjadi masing-masing mempunyaisifatyangberbeda-beda,khususnyayangmenyangkutnilai likuidasinya.Yangpadaumumnyamempunyai harga likuidasi sangat rendah ialah persediaan barang setengah jadi. Untukbarang jadi, hanya hasil produksi yang ketinggalan mode saja yang nilai likuidasinya bisasangat rendah. Sedangkan untuk bahan baku dan suku cadangl' component parts', padaumumnya nilai likuidasinya relatif tidak begitu jauh dibandingkan dengan harga bukunya.Namun demikian, dari semuanya ini, peranan ada tidaknya inflasi dan metode penilaian atasberbagai macam bentuk persediaan termaksud, tidak bisa diabaikan.

PERPUTARAN MODAL KERJA

Rasio keuangan yang paling banyak disebut-sebut sebagai tolok ukur likuiditas sebuahperusahaan ialah rasio keuangan 'current ratio '/rasio lancar. Memang denganmembandingkan besarnya nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar kita memperolehgambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran atas kewajibanjangka pendeknya. Mendasarkan pada kerangka pemikiran tersebut, maka dalam literaturbanyak yang mengatakan bahwa dalam i<ebanyakanhal rasio lancar yang tidak lebih rendahdaripada 2,0 dari segi kepentingan para kreditur jangka pendek sudah bisa dianggap cukupaman. Oengan perkataan lain, pendapat tersebut mengatakan bahwa ditinjau dad segilikuiditas badan usaha, perusahaan yang memiliki rasio lancar setinggi dua bisa dikatakancukup likuid.

Bagi perusahaan, terpenuhinya tuntutan likuditas badan usaha yang cukup tinggi, masihbelum cukup. Oi samping pimpinan perusahaan harus menjaga kelancaran pembayaranhutang-hutang jangka pendeknya, ia juga hams menjaga agar supaya kelancaran kegiatansehari-hari perusahaan tidak terganggu kelancarannya. Oengan perkataan lain, di sampinghams memelihara likuiditas badan usaha, pimpinan perusahaan harus pula mcmelihara

108

likuiditas perusahaan. Dalam hal tingginya rasio lancaryang dibutuhkan untuk terpenuhinyalikuiditas badan usaha tidak sarna dengan yang dibutuhkan untuk terpeliharanya likuiditasperusahaan, maka perusahaan harns memilih yang tertinggi di antara kedua macam likuiditastersebut.

ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN TERHADAP BUNGA

Istilah lain untuk rasio keuangan ini ialah 'times interest earned', yang mempunyaikependekan dari 'the number of times, interest has been earned' , dengan terjemahan harfiah'jumlah berapa kali beban bunga telah dapat ditutup oleh pendapatan". Ini termasuk rasiokeuangan solvabilitas, oleh karena rasio ini menunjukkan semakinjauh nilainya di atas angkasatu, bisa diinterpretasikan sebagai semakin terjamin kelestarian perusahaan. Selanjutnyaberarti, semakin terjamin pula pembayaran bunga dan pengembalian modal pinjaman jangkapanjang perusahaan.

Rumus untuk menghitung rasio keuangan 'times interest earned' adalah sebagai berikut:

laba sebelum pajak + bunga obligasi=

bunga obligasi

ANGKA KELIPATAN PENDAPATAN TERHADAP BEBAN TETAP

Rasio keuangan ini sebetulnya tidak banyak berbeda dari rasio keuangan angka kelipatanpendapatan terhadap bunga. Hanya saja apabila beban tetap perusahaan tidak hanya berupabunga, maka rasio keuangan angka kelipatan pendapatan terhadap bunga menghasilkan rasiokeuangan solvabilitas yang kurang tepat.

Rumus untuk menghitung rasio pendapatan terhadap beban tetap adalah seperti di bawah1m:

Pretax Profit + Bond Interest + Other Fixed Charges=

Bond Interest + Other Fixed Charges

CAT AT AN:

Yang dimaksud dengan 'fixed charges' ialah beban-beban tetap perusahaan, sepertimisalnya sewa yang sudah dijanjikan dibayar setiap bulan, setiap kuartal atau setiaptahun. Bunga obligasi yang setiap tahunnya harns dibayar, juga merupakan salah satubentuk dari 'flXed charge' perusahaan.

8. RANGKUMAN

Bagi setiap bank, pemasokan kredit kepada para nasabah merupakan kegiatan utama.Darikegiatan tersebut bank memperoleh penerimaan. Dari hasil penerimaan paling pokok. .

initah bank membiayai pengeluaran-pengeluaran biaya operasionalnya.

109

Dalam menentukan kebijakan-kebijakanperkreditan, bank perlu memperhatikanlingkungan bisnis perbankan, keadaan persaingan dan faktor-faktor yang melekat pada bankbersangkutan. Selain itu bank juga perlu memperhatikan karakteristik yang melekat padajenis kredit yang mereka tawarkan.

Karakteristik kredit dapat dihubungkan dengan jenis atau macam kredit, yang dasarpembedaannya juga bermacam-macam. Kalau pe ngembalian pokok pinjaman beserta bunganyauntuk kredit investasi bisa diharapkan dibiayai dari penghasilan pemakai kredit yang berasaldari penanaman investasi bersangkutan, untuk kredit konsumsi dibiayai dari penghasilanpemakai kredit, yang tidak beda dengan yang diperolehnya sewaktu menerima kredit.

Selanjutnya, kredit modal kerja sangat berbeda karakteristiknya dibandingkan dengankredit investasi. Perbedaan terdapat juga antara persediaan pabrik pengalengan buah-buahandi satu pihak, dan kredit persediaan 'departement store', antara kredit petani tembakaudengan kredit petani cengkeh, antara kredit ekspor dengan kredit candak kulak, danseterusnya.

Dengan memahami karakteristik-karakteristik tersebut dan faktor-faktor lainnya sepertidisebutkan di atas, bank dapat menentukan kebijakan-kebijakan mengenai misalnya,jangkawaktu kredit, macam jaminan, cara pengembalian pokok pinjaman, tingginya suku bungayang dikenakan dan sebagainya.

Tolok ukur sekian C sangat terkenal dalam analisis kredit. Yang berhasil dijumpai dalamliteratur ialah paling kecil mensaratkan 3C, sedangkan yang terbesar 6C. Enam C yangdimaksud ialah: character, capacity, capital, collateral, coverage, dan conditions.

Khususnya untuk kredit produsen, kini banyak bank menggunakan analisis rasio keuangan.Berdasarkan data laporan keuangan dan atau laporan keuangan proforma dari pemohon kredit,bank bisa menghitung rasio-rasio keuangan pemohon kredit. Dari nilai rasio-rasio keuanganyang relevan, seperti misalnya rasio lancar, rasio uji cair, angka perputaran piutang, angkaperputaran persediaan, angka perputaran modal kerja, bank dapat memperoleh kelengkapaninformasi mengenai beberapa di antara enam C yang dimaksudkan tadi.

Catatan kaki:

1 Lihat khususnya IKPI,Bab XII blOb2 Norman J. Collins, "Credit Analysis - Concepts and Objectives" dalam William H.

Baughn dan Charles W.Walker, eds., The Bankers' Handbook, Dow Jones-Irwin, Inc.,Illinois, 1966. hal,279-280.

3 Roland I. Robinson, The Management of Bank Funds, McGraw-Hill Book Company,Inc., New York, 1951, haU27

SOAL LATIHAN

Lingkarilah huruf A, B, C atau D yang menu rut pendapatan Anda merupakanungkapan yang paling tepat.

1. Dalam analisis kredit dari kelima C, yang merupakan tolok ukur paling pokok ialah:

110

A. Capital,e. Collateral,

B. Capacity,D. Character.

2. 'Banker's ratio' adalah istilah lain untuk:

A. Aktiva lancar, B. Rasio lancar,e. Rasio uji cair, D. 'Capital adequacy ratio'.

3. Yang tertuang daiamPAKTO'88 adalah:

A. kebijakan deregulasi bidang perbankan,B. kebijakan debirokratisasi bidang perbankan,e. kebijakan desentralisasi bidang perbankan,D. kebijakan dekonsentrasi di bidang perbankan.

4. Fasilitas cerukan merupakan:

A. kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada nasabah sebuah bank umum,B. potongan pajak atas bunga tabungan atau bunga depositoe. pelampauan penarikan atas saldo rekening giro atau atas maksimum pinjaman oleh

bank,D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.

5. Bank lebih suka memberikan kredit kepada perusahaan yang memiliki: A. 'banker'sratio' yang tinggi, B. tingkat perputaran persediaan yang rendah, e. angka akumulasipenyusutan atas piutang yang besar D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.

6. Rasio lancarl'current ratio' sebuah toko swalayan berada pada posisi yang tinggi padahari-hari: A. menjelang hari raya Idul Fitrie, B. tepat pada hari raya Idul Fitrie, e. padasaat perusahaan baru saja menerima kredit jangka pendek dari bank menjelang puncakkegiatan perusahaan D.pada saat sesudahperusahaan melunasihutangjangka pendeknyakepada bank dan kepada leveransir(yaitu sesudahpuncakkegiatan musimanterlampaui).

7. Yang tidak bisa dikategorikan sebagai kredit konsumsi ialah:

A. kredit yang timbul sebagai hasil penggunaan kartu kreditl' credit card' ,B. kredit profesi,e. kredit untuk membelanjai impor beras,D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.

8. Dalam analisis kredit, yang dimaksud dengan 'condition' ialah:

A. pasang-surutnya perekonomian,B. keadaan keuangan debitur,e. tingkat kesehatan bank,D. jawaban a, b, c dan d tidak ada yang betul.

111

-- ---