15
Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah Oleh Gita Danupranata 1

Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah

  • Upload
    kadeem

  • View
    117

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah. Oleh Gita Danupranata. proses identifikasi , pengukuran , pemantauan , dan pengendali risiko. Pemetaan Risiko Bisnis Alat Modeling Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko Peran Internet/Intranet. Pemetaan Risiko Bisnis. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

1

Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah

Oleh

Gita Danupranata

Page 2: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

2

proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendali risiko

1. Pemetaan Risiko Bisnis

2. Alat Modeling

3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko

4. Peran Internet/Intranet

Page 3: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

3

Pemetaan Risiko Bisnis• Membuat daftar berbagai risiko yang ada, dengan

mengelompokkannya ke dalam sebuah kuadran tergantung tinggi-rendahnya tingkat kemungkinan terjadi, dan dapat berdampak kepada rugi yang besar atau kecil.

• Membuat peta yang menyajikan kajian perbandingan antara Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, dan Risiko Operasional yang dihadapi Bank. Dengan membandingkan risiko pada sebuah matriks antara dampak dan frekuensinya, manajemen akan dapat melihat gambaran menyeluruh dari semua risiko berikut keterkaitannya satu sama lain.

Page 4: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

4

Alat Modeling

Alat modeling ini akan memudahkan para manajer untuk mengelola ketidakpastian.

Analisis scenario dan model proyeksi merupakan model yang paling sering

digunakan.

Page 5: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

5

Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko

Kelompok teknik ini akan membantu Manajemen dalam hal menetapkan focus/memberikan perhatian dan mengakomodasi seluruh kegiatan

pengelolaan Risiko.

Page 6: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

6

Peran Internet/Intranet

Pemakaian Internet/Intranet semakin meningkat dalam mengelola Risiko. Alat ini digunakan untuk mempromosikan kewaspadaan dan pengelolaan Risiko, untuk mendapatkan

informasi mengenai Risiko untuk area tertentu, berkomunikasi dengan pegawai, berbagai

informasi mengenai Manajemen Risiko dengan Bank lain, dan mengkomunikasikan tujuan

Manajemen Risiko Bank kepada publik

Page 7: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

Manajemen Risiko

EPI FAI UMY

Bagaimana memperlakukan resiko

1. Dihindari, apabila resiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk diambil, misalnya karena tidak masuk kategori Resiko yang diinginkan Bank atau karena kemungkinan jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang diharapkan

2. Diterima dan dipertahankan, apabila resiko berada pada tingkat yang paling ekonomis

3. Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan, apabila resiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit strategy

4. Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi (share) resiko dengan pihak lain

5. Dipagari (hedge), apabila resiko dapat dilindungi secara atificial, misalnya resiko dinetralisir sampai batas tertentu dengan instrumen derivatif.

Page 8: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

8

PENGUKURAN RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

Tanggal 5 Januari 2011 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan bank

umum melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 yang menyebabkan terjadinya perubahan

tata cara penilaian dan pelaporan bank. Munculnya peraturan ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas

penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan berdasarkan risiko dan menggunakan 4 faktor pengukuran yaitu profil risiko (risk profile), good corporate governance

(GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Keempat faktor ini adalah satu kesatuan nilai yang akan menjadi hasil akhir peringkat tingkat kesehatan bank.  

Page 9: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

9

Dalam PBI yang mengatur RBBR ini menyebutkan bahwa bank wajib

memelihara dan/atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan

kegiatan usaha.

Page 10: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

10

RBBR merupakan integrasi antara 2 sistem rating yg

berbeda yaitu CAMELS dan risk profile dimana sebelumnya pada risk

profile ada 9 item risiko dan 6 poin pada CAMELS

yang menjadi 4 faktor penilaian RBBR

menjadi single rating system

Page 11: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

11

Pada tataran implementasi, tantangan yang teridentifikasi baik dari pihak Bank Indonesia

maupun dari pihak bank adalah:

1. Mengubah mindset dari kuantitatif menjadi analytical thinking yang didasari oleh analisis atas fakta-fakta

2. Mengubah konsep dan aplikasi risiko inheren (inherent risk)

3. Konsep analisis dan rasio-rasio baru

4. Metodologi baru untuk mengaitkan modal dengan risiko 

Page 13: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

13

Konsep Risk Based Bank Rating (RBBR)

Penilaian RBBR mencakup empat faktor yaitu : 

i). Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG),

ii). Profil Risiko,

iii). Earning (pendapatan) &

iv). Capital (permodalan). 

Page 15: Bab  8.  Manajemen Risiko  Bank  Syariah

15

Pelaksanaan Good Corporate Governance Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam

mengemukakan informasi informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. 

Kedua, akuntabilitas (accountability)yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 

Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. 

Keempat, independensi (independency)yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun.

Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hakstakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.