2
BAB I PENDAHULUAN Penyakit infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthiasis) masih merupakan masalah dunia terutama di negara yang sedang berkembang. Prevalensi pada anak balita dan murid sekolah dasar tinggi. World health organization memperkirakan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita infeksi parasit cacing. Di Indonesia infeksi cacing usus masih merupakan problem kesehatan masyarakat yang penting, dengan prevalensi yang cukup tinggi; pada tahun 2006 prevalensinya sebesar 32,6%. Hasil survei di beberapa tempat menunjukkan prevalensi antara 60%-90% pada anak usia sekolah dasar. 1,2 Empat spesies utama cacing usus yang merupakan persoalan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Infeksi cacing pada seorang anak dapat ditemukan secara tunggal maupun campuran, dan dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, menurunnya kesehatan jasmani dan menurunkan selera makan sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, dan dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif. 2 Prevalensi ascariasis di daerah pedesaan lebih tinggi, hal ini terjadi karena

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cacingan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminthiasis) masih merupakan masalah dunia terutama di negara yang sedang berkembang. Prevalensi pada anak balita dan murid sekolah dasar tinggi. World health organization memperkirakan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita infeksi parasit cacing. Di Indonesia infeksi cacing usus masih merupakan problem kesehatan masyarakat yang penting, dengan prevalensi yang cukup tinggi; pada tahun 2006 prevalensinya sebesar 32,6%. Hasil survei di beberapa tempat menunjukkan prevalensi antara 60%-90% pada anak usia sekolah dasar.1,2Empat spesies utama cacing usus yang merupakan persoalan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Infeksi cacing pada seorang anak dapat ditemukan secara tunggal maupun campuran, dan dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, menurunnya kesehatan jasmani dan menurunkan selera makan sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, dan dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif.2Prevalensi ascariasis di daerah pedesaan lebih tinggi, hal ini terjadi karenaburuknya sistem sanitasi lingkungan di pedesaan, tidak adanya jamban sehingga tinja manusia tidak terisolasi sehingga larva cacing mudah menyebar. Hal ini juga terjadi pada golongan masyarakat yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, sehingga memiliki kebiasaan buang air besar (defekasi) di tanah, yang kemudian tanah akan terkontaminasi dengan telur cacing yang infektif dan larva cacing yang seterusnya akan terjadi reinfeksi secara terus menerus pada daerah endemis.3,4Cacing dapat mempertahankan posisinya di dalam usus halus karena aktivitas otot-otot ini. Jika otot-otot somatik dilumpuhkan dengan obat-obat antihelmentik, cacing akan dikeluarkan dengan pergerakan peristaltik normal. Jika terdapat 20 ekor cacing Ascaris lumbricoides dewasa di dalam usus manusia, maka cacing ini mampu mengkonsumsi hidrat arang sebanyak 2,8 gram dan 0,7 gram protein setiap hari. Dari hal tersebut dapat diperkirakan besarnya kerugian yang disebabkan oleh infestasi cacing dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan keadaan kurang gizi (malnutrisi).3