36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Incidensi tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada decade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia, penyakit ini biasanya banyak terjadi pada Negara-negara berkembang yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas/angka kematian tinggi, angka kejadian penyakit diagnosis dan terapi cukup lama. Indosesia, TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan teratas setelah ispa. Jumlah penderita TBC dari tahun ke tahun di indonesia semakain meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC yang menular. Mengingat besarnya masalah TBC serta makin meluasnya masalah ini, maka menulis mengangkat masalah TBC ini. B. Rumusan Masalah 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjk

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIncidensi tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada decade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia, penyakit ini biasanya banyak terjadi pada Negara-negara berkembang yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas/angka kematian tinggi, angka kejadian penyakit diagnosis dan terapi cukup lama. Indosesia, TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan teratas setelah ispa. Jumlah penderita TBC dari tahun ke tahun di indonesia semakain meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC yang menular. Mengingat besarnya masalah TBC serta makin meluasnya masalah ini, maka menulis mengangkat masalah TBC ini.

B. Rumusan MasalahDari latar belakang diaatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien TBC?.

C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah mengetahui asuhan keperawatan pada pasien TBC.

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIK1. Pengertian Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan olehMycobacterium tubeculosis.

2. EtiologiPenyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang danbersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri inipertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi namabaksil Koch. Bahkan, penyakitTBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).Bakteri Mikobakteriumtuberkulosa.a. Kuman TbcPenyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenaiorgan tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman inidapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.b. Terjadinya Tbc1) Infeksi PrimerInfeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kumanTBC ke kelenjar limfe disekitar hilusparu dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6minggu.Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respondaya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.2) Tuberkulosis Pasca PrimerTuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

3. Proses PenularanPenyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yangdilepaskan pada saat penderita TBCbatuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasaldari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk danterkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah),dan dapat menyebar melalui pembuluh darahatau kelenjargetah bening.Oleh sebab itulah infeksi TBCdapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti:paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,kelenjargetah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling seringterkena yaitu paru-paru.SaatMikobakteriumtuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentukglobular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis bakteri TBC iniakan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri ituoleh sel-sel paru.Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadijaringan parut dan bakteri TBC akanmenjadidormant(istirahat). Bentuk-bentuk dormantinilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkelpada pemeriksaan fotorontgen.

4. Faktor Orang Terkena Tbca. Daya Tahan Tubuh yang kurangKemampuan untuk melawan infeksi adalah kemampuan pertahanan tubuh untuk mengatasi organisme yang menyerang. Kemampuan tersebut tergantung pada usia yang terinfeksi. Namun kekebalan tubuh tidak mampu bekerja baik pada setiap usia. Sistem kekebalan tubuh lemah pada saat kelahiran dan perlahan-lahan menjadi semakin baik menjelang usia 10 tahun. Hingga usia pubertas seorang anak kurang mampu mencegah penyebaran melalui darah, sekalipun lambatlaun kemampuan tersebut akan meningkat sejalan dengan usia.Tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktifPekerjaan kesehatan yang merawat Pasien TB. Pasien-pasien dengan dahak yang positifpada hapusan langsung (TB tampak di bawah mikroskop) jauh lebih menular, karena mereka memproduksi lebih banyak TBdibandingkan dengan mereka yang hanya positif positif pada pembiakan. Makin dekat seseorang berada dengan pasien, makin banyak dosis TB yang mungkin akan dihirupnya.b. Gizi BurukTerdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk mengurangi daya tahan terhadap penyakit ini. Faktor ini sangat penting pada masyarakat miskin, baik pada orang dewasa maupun pada anak. Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan TB berkembang menjadi penyakit. Namun anak dengan status gizi yang baiktampaknya mampu mencegah penyebaran penyakit tersebut di dalam paru itu sendiri.c. Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDSPengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas system daya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah penderitaTBC akan meningkat, dengan demikian penularan TBC di masyarakatakan meningkat pula.

5. Anatomi FisiologiSaluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam. rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. (rongga) hidung. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam. rongga hidung.Farinx (tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal).Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari farinx. sampai ketinggian vertebrata servikals dan masuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran.Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari larynx sarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas dan bawah.Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.Proses fisiologi pernafasan dimana 02 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan C02 dikeluarkan keudara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paru-paru. karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dari otot-otot. Stadium kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu : (1) Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) dan antara darah sistemik dan sel.-sel jaringan (2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari 02 dan C02 dengan darah respimi atau respirasi interna menipak-an stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk- mendapatkan energi, dan C02 terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru (4) Transportasi, yaitu. tahap kcdua dari proses pemapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. (5) Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara. alveolus dan kapiler paru-paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran darah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi. dari unit pulmonary harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:(1) Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer kedarah vena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer. (2) menyaring bahan beracun dari sirkulasi (3) reservoir darah (4) fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas.

6. Patofisiologi Port deentri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.7. Jenis-Jenis Penyakit TBCPenyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :a. TB paru ( TB pada organ paru-paru )b. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )1) Tuberkulosis milier2) Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )3) Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula4) Tuberkulosis Pericarditis5) Tuberkulosis Skelet / Tulang6) Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih7) Tuberkulosis Peritonitis8) Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)9) Tuberkulosis Iymphadenitis10) Tuberkulosis Catan / Kulit11) Tuberkulosis Laringitis12) Tuberkulosis Otitis8. Manifestasi KlinikTuberkulosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:a. Gejala respiratorik1) BatukGejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

2) Batuk darahDarah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.3) Sesak napasGejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.4) Nyeri dadaNyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.b. Gejala sistemikDemam, merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

9. KomplikasiMenurutSudoyo, dkk (2009 :hal2238), komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan tuberculosis, yaitu :a. Pleuritis tuberkulosaTerjadi melalui fokus subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening, sebab lain dapat juga dari robeknya perkijuan ke arah saluran getah bening yang menuju ronggal pleura, iga atau columna vertebralis.b. Efusi pleuraKelaurnya cairan dari peembuluh darah atau pembuluh limfe ke dalam jaringan selaput paru, yang disebabkan oleh adanya penjelasan material masuk ke rongga pleura. Material mengandung bakteri dengan cepat mengakibatkan reaksi inflamasi dan exudat pleura yang kaya akan protein.

c. EmpisemaPenumpukann cairana terinfeksi atau pus (nanah) pada cavitas pleura, rongga pleura yang di sebabkan oleh terinfeksinya pleura oleh bakteri mycobacterium tuberculosis (pleuritis tuberculosis).d. LaryngitisInfeksi mycobacteriym pada laring yang kemudian menyebabkan laryngitis tuberculosis.e. TBC Milier (tulang, usus, otak, limfe)Bakteri mycobacterium tuberculosis bila masuk dan berkumpul didalam saluran pernapasan akan berkembang biak terutama pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, dan dapat menyebat melalaui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, oleh karena itu infeksi mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi seluruh organ tubuh seperti paru, otak, ginjal, dan saluran pencernaan.f. Keruskan parennkim paru beratMycobacterium tuberculosis dapat menyerang atau menginfeksi parenkim paru, sehingga jika tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada parenkim yang terinfeksi.g. Sindrom gagal napas (ARDS)Disebabkan oleh kerusakan jaringan dan organ paru yang meluas, menyebabkan gagal napas atau ketidak mampuan paru-paru untuk mensuplay oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

10. Pengobatana. JenisObat1) Isoniasid2) Rifampicin3) Pirasinamid4) Streptomicinb. Prinsip ObatObat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapajenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosistahap intensifdan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabilapaduan obat yang digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan2Tahap yaitu:a) TahapintensifPada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.b) TahaplanjutanPada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama 4 5 bulan.c. Efek SampingObatBeberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obatTB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin. Efeksamping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar dihati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus).Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segeraberkonsultasi dengandokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

11. KasusTbcUntuk menegakkan diagnosa TBC Paru adalahdengan memeriksa dahak seseorang yang di duga mengidap TBC. Pemeriksan dahak di lakukan secara SPS (Sewaktu saat kontak pertama, Pagi harike 2 dan Sewaktujuga saat hari ke2)dibawah pemeriksaan mikroskopis. Hasil pemeriksaan mikroskopis ini sangat dijaga kualitas dengan melakukan cros cek/ uji silang lagi juga menjaga hasil pemeriksaan sedian dahak BTA.

12. PrognosisTuberculosis paru dapat disembuhkan secara total dengan pemberian obat antituberculosis (OAT) yang di konsumsi selama 6 bulan secara rutin. (Sylvia,1995 : hal 759)

13. PencegahanTindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi mycobacterium tuberkuloisi adalah sebagai berikut :a. Oleh penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk, dan membuang dahak tidak di sembatang tempat (di dalam larutan disinfektan).b. Dengan memberikan vaksin BCG pada bayic. Disinfeksi, cuci tangan, dan tata rumah tangga dan kebersihan yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah, memperbaiki ventilasi, sirkulasi udara, dan penyinaran matahari di rumah.d. Menghindari faktor predisposisi seperti merokok, udara yang lembab dan kotor (polusi).e. Mencegah kontak langsung dengan penderita tuberculosis paru.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANPada konsep dasar asuhan keperawatan ini akan dibahas tentangpengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi1. PengakajianPengkajian menurut 11 pola Gordon yaitu:a. Pola pemeliharaan kesehatan1) Adanya riwayat keluarga yang mengidap penyakit tuberculosis paru2) Kebiasaan merokok atau minum alcohol3) Lingkungan yang kurang sehat, pemukiman padat, ventilasi rumah yang kurang.b. Pola nutrisi metabolic1) Nafsu atau selera makan menurun2) Mual3) Penurunan berat badan4) Turgor kulit buruk,kering, kulit bersisikc. Pola eliminasi1) Adanya gangguan pada BAB seperti konstipasi2) Warna urin berubah menjadi agak pekat karena efek samping dari obat tuberculosis parud. Pola aktivitas dan latihan1) Kelemahan umum/ anggota gerak2) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari terganggu.e. Pola tidur dan istirahat1) Kesulitan tidur pada malam hari2) Mimpi buruk3) Berkeringat pada malam harif. Pola persepsi kognitifNyeri dada meningkat karena batukg. Pola persepsi dan konsep diri1) Perasaan isolasi/ penolakan karena panyakit menular2) Perasaan tidak berdayah. Pola peran hubungan dengan sesama1) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran2) Frekuensi ineraksi antara sesame jadi kurang.i. Pola reproduksi seksualitasGangguan pemenuhan kkebutuhan biologis dengan pasanganj. Pola meknisme koping dan toleransi terhadap stress1) Menyangkal (khususnya selama hidup ini)2) Ansietas3) Perasaan tidak berdayak. Pola sistem kepercayaanKegiatan beribadah terganggu

2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual dan potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi : pertama adanyanya masalah actual berdasarkan respon klien terhadap masalah atau penyakit. Kedua faktor-faktor yang berkontribusi atau penyebab adanya masalah. Ketiga kemampuan klien untuk mencegah atau menghilangkan masalah.a. Ketidakefektifan bersihan jalan napasberhubungan dengan secret kental, atau secret darah, kelemahan, upaya batuk buruk dan edema trakeal/ faringeal.b. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan/ tambahan infeksi, terpajan lingkungan dan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen.c. Gangguan pertukaran gas O2 edan CO2 berhubungan dengan penurunan permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan membrane alveolar-kapiler dan secret kental, tebal.d. Perubahan nutrisikurang dari kebutuhan tubah berhubungan dengan kelemahan, sering batuk/ produksi sputum, dispnea dan anorexia.e. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan kurang informasi / salah interpretasiinformasi, keterbatasan kognitif dan tak akurat / tak lengkap informasi yang ada.

3. Intervensi Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perncanaan keperawatan atau intervensi keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah maslah keperawatan klien. Tahap perencanaan adalah penentuan prioritas diagnosa, penetapan sasaran (goal) dan tujuan , penetapan tujuan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan.Setelah menyusun prioritas perencanaan di atas maka langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana tindakan. Adapun rencana tindakan dari diagnosa keperawatan yang muncul pada Tuberkulosis Paru adalah sebagai berikut :a. Ketidakefektifan bersihan jalan napasberhubungan dengan secret kental, atau secret darah, kelemahan, upaya batuk buruk dan edema trakeal/ faringeal.Tujuan:Mempertahankan jalan napasKriteria Hasil:mengelaurkan secret tanpa bantuan, menunjukan perilaku mempertahankan jalan napas.Rencana Tindakan:1) Kaji pungsi pernapasan seperti bunyai napas, irama, kedalaman.Rasional :Penurunan bunyi napas dapat menunjukan atelektasis, ronchi menunjukan akumulasi secret.2) Catat kemampua untuk mengeluarkan dahak dan batuk efektif.Rasional :Pengeluaran secret sulit jika secret kental, sputum berdarah, diakibatkan oleh kerusakan paru-paru.3) Ajarkan pasien tekhniknapas dalam dan cara melakkukan batuk efektif.Rasional:Batuk efektif membantu pengeluaran sputum, napas dalam mambantu ventilasi maksimal meningkatkan gerkan secret4) Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih 2000-2500 cc.Rasional:Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan secret.5) Berikan pasien posisi yang nyaman, posisi semifowler.Rasional :semifoweler membantu memaksimalkan ekpansi paru dan meminimalkan upaya pernapasan6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian agen mucolitik, brochodialator, kortikosteroid.Rasional :Menurunkan kekentalan dan merangsang pengelauran secret.b. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan/ tambahan infeksi, terpajan lingkungan dan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen.Tujuan: dapat menentukan intervensi mencegah / menurunkan resiko penyebaran infeksiKriteria hasil :melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.Rencana Tindakan :1) Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh kontak perawatan dilakukan.Rasional :Mengurangi resiko kontaminasi silang.2) Berikan ruangan yang bersih dan berventilasi baik.Rasional :Mengurangi pathogen pada system imun dan mengurangi kemkungkinan pasien mengalami infeksi nosokomial3) Pantau tanda-tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah, frekunesi pernapasan).Rasional :Memberikan informasi data dasar awitan/ peningkatan suhu secara berulang-ulang dari demam yang terjadi untuk menunjukan bahwa bereaksi pada proses infeksi yang tidak dapat disembuhkan.4) Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan , perhatikan batuk spasmodik kering pada inspirasi dalam perubahan karakteristik sputum, dan adanya mengi/ ronchi . lakukan isolasi pernapasan bila etiolgi batuk produktif tidak diketahui.Rasional:Kongesti atau distress pernapasan dapat mengidentifikasi perkembangan PCP penyakit yang paling sering terjadi meskipun demikian , TB mengalami peningkatan an infeksi jamaur lainnya.5) Periksa adanya luka/ lokasi alat infasif, perhatikan tanda-tanda infeksi/ inflamasi.Rasional :Identifikasi /perawatan awal dari infeksi sekunder dapat mencegah terjadinya sepsis.6) Anjurkan pasien untuk batuk dan bersin menggunakan tissue dan membuang pada tempat, anjurkan buang dahak pada wadah cairan disinfektan.Rasional :Mencegah terjadinya penularan nosokomial dari pasien keperawatan atau orang lain.7) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotic, antijamur, anti agen mikroba.Rasional :Menghambat proses infeksi beberapa obat di targetkan untuk organsime tertentu ( sistem perusak).

c. Gangguan pertukaran gas O2edan CO2berhubungan dengan penurunan permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan membrane alveolar-kapiler dan secret kental, tebal.Tujuan: bebas dari distress pernapasanKriteria Hasil: perbaikan ventilasi dan perbaikan oksigenasi jaringan adekuat dengan gas darah dalam rentang normal.Rencana Tindakan :1) Kaji disepnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal, meningkatnya respirasi, keterbatasan ekspansi dada dan fatique.Rasional :TB paru menyebabkann efek luas pada paru dan bagian kecil bronkopnemonia sampai inflasmasi, difusi luas, nekrosis, effusi pleura, dan fibrosis luas. Efek pernapasan dapat ringan sampai dispnea berat sampai distress penapasan.2) Evaluasi perubahan tingakat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan kulit, selaput mukosa dan warna kuku .Rasional :akumulasi secret dapat mempengaruhi oksigenasi oragan vital3) Demonstrasikan atau anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan, khususnya dengan pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.Rasional :membantu tahanan melawan udara luar untk mencegah kolaps atau penyempitan jalan napas, sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan menghilangkan/menurunkan napaspendek.4) Ajnurkan untuk bed rest / mengurangi aktivitas.Rasional :menurunkan konsumsi oksigen / kebutuhan selama periode penurunan pernapasan dapat menurunkan beratnya gejala.5) Kolaborasi untuk pemberian oksigen tambahanRasional :alat dalam perbaikan hipokalesemia yang dapat terjadi sekunder terhadap ventilasi / menurunnya permukaan alveolar paru.

d. Perubahan nutrisikurang dari kebutuhan tubah berhubungan dengan kelemahan, sering batuk/ produksi sputum, dispnea dan anorexia.Tujuan:meningkatkan perubahan / perilaku pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisiKriteria hasil:menunjukan peningkatan berat badan dan bebas dari tanda tanda malnutrisi.Rencana Tindakan :1) Kaji status nutrisi, riwayat mual dan muntah.Rasional:berguna dalam mendefinisikan derajat/ luasnya masalah dan pilihan intervensi yangtepat.2) Kaji pola diet yang disukai / tidak disukaiRasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/ kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet.3) Monitor intake dan output secara periodikRasional:berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.4) Dorong klien untuk makan sedikit tapi sering dengan makan tinggi protein karbohidrat.Rasional:Memaksimalakan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang perlu/kebutuhan energi dari makanan yang banyak menurunkan iritasi gaster.5) Rujuk keahli diet untuk menentukan komposisi dietRasional:memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolic6) Berikan obat penetralisir asam lambung sesuai indikasiRasional : dapat membantu menurunkan insiden mual dan muntah sehingga dengan obat atau efek pengobatan pernapasan perut yang penuh.7) Berikan terapi parenteral sesuai indikasiRasional:membantu terpenuhinya kebutuhan cairan dan pengobatan parenteral.

e. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan kurang informasi / salah interpretasiinformasi, keterbatasan kognitif dan tak akurat / tak lengkap informasi yang ada.Tujuan :menunjukan perubahan perilaku untuk memperbaiki KesehatanKriteria Hasil :Klien menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis kebuthan pengobatan.Rencana Tindakan :1) Kaji tingkat pengetahuan pasien.Rasional :Menentukan tingkat pengetahuan pasien.2) Kaji kemampuan belajar pasienRasional :Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahap individu.3) Beri penyuluah tentang penyakit TB Paru ( pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan).Rasional :Agar pasien dapat mengerti tentang penyakit yang di TB Paru ( pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan).4) beri kesempatan untuk bertanya dan jawab pertanyaan pasien.Rasional :Meningkatkan pemahaman tentang penyakitnya.5) Evaluasi kembali tingkat pemahaman pasien tentang penyakit TB Paru ( pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan).Rasional :Mengetahui tingkat pemahaman pasien tentang penyakit TB Paru (( pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, pengobatan, komplikasi, dan pencegahan).6) Anjurkan pada pasien untuk mengunjungai petugas kesehatan bila ada keluhan.Rasional :agar petugas kesehatan dapat mengatasi masalah kesehatan yang terdapat pada pasien.

4. Implementasi Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di susun dan dilanjutkan pada nursing orders untuk membantu klien tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yangmencakup peningkatan kesehatan, pecegahan penyakit, pemuliahan kesehatan dan memanifestasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk beradapatasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat harus melakukan pengumpulan data dan memilih tinakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Semua tindakan keperwatan di catat dalam format yang telah ditetapkan oleh semua institusi.Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tuberkulosis Paru yang perlu diperhatikan adalah memperhatikan jalan napas, pencegahan tahap penularan karena penyakit ini sangat berpotensi untuk menularkan kepada orang lain melalui udara ( born I nfection), bebas dari geala distress pernapasan, nyeri berkurang / hilang, mempertahan kan berat badan ideal dan menunjukan prubaha perilau dalam meningkatkan kesehatan.Dalam memberikan asuhan keperwatan, perawat harus mampu bekerja sama dengan klien, keluarga, serta anggota tim kesehatan yang lain sehingga asuhan yang diberikan dapat optimal dan komprehensif.

5. Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatanyang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian yaitu evaluasi proses (formatting) dan evaluasi hasil (sumatif). Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan secara terus-menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan . sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.Adapun evaluasi yang diharapkan pada penyakit Tuberkulosis Paru berdasarkan diagnosa yangmuncul adalah mempertahankan jalan napas, mencegah/menurunkan resiko penyebaran infeksi, bebas dari distress pernapasan, nyeri berkurang/ hilang , bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan berat badan menjadi ideal, melakukan perubahan perilaku dan pola hidup untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan resiko pengaktifan ulang penyakit Tuberculosis Paru.

BABIIIPENUTUP

A. KesimpulanFaktor yang mempengaruhi terjadinya kasu TBC pada NYS adalah lingkungan yang lembab, kurangnya ventilasi dan sinarmatahari, Kemudian perilaku adalah tidak ada tempat khususuntuk dahak dan kalau batuk tidak menutup mulut.Penyakit campak disebabkan oleh virus morbilli. Tanda khasnya berupa Koplik spot di selaput lendir pipi, dan rash kulit yang muncul pada hari ke 14 setelah terpapar virus campak. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup.Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak. Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara Subkutan, lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan harus menggunakan jarum dan syringe yang steril.B. Saran1. Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan rumah/lantai).2. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untukdahak dan pembuangan dahak tidak sembarangan.

23