Upload
tiarabistyaastari
View
221
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
babi
Citation preview
JUDUL : PENGARUH KOPI ARABICA (COFFEA ARABICA) DAN KOPI
ROBUSTA (COFFEACANEPHORA) TERHADAP PERUBAHAN PH SALIVA
PADA DEWASA MUDA (IN VIVO)
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kopi merupakan minuman yang digemari banyak kalangan di dunia.
Begitu pun di Indonesia, minum kopi telah menjadi fenomena sehari-hari
(Andriany, 2012). Menurut estimasi AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri
Kopi Indonesia) pada tahun 2015 konsumsi kopi di Indonesia mencapai 1.09
kg/kapita/tahun dan akan terus meningkat pada tahun 2016 dengan estimasi
angka mencapai 1.15 kg/kapita/tahun (AEKI, 2013).
Ada empat jenis kopi yang dikenal di Indonesia yaitu kopi arabika,
kopi robusta, kopi liberikan, dan kopi ekselsa. Menurut AEKI, secara
komersil ada dua jenis kopi yang memiliki nilai ekonomis dan
diperdagangkan di Indonesia yaitu kopi arabika (Coffea Arabica) dan kopi
robusta (Coffea Canephora) (AEKI, 2013). Kopi robusta cenderung lebih
pahit dari kopi arabika karena komposisi kafeinnya lebih tinggi, yaitu 1,7-
4,0%, sedangkan komposisi kafein dalam kopi arabika hanya 0,8-1,4% saja
(Andriany, 2012).
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menyebutkan kopi
merupakan minuman ringan yang banyak berpengaruh pada kerusakan gigi.
Kopi memiliki kandungan asam yang dapat melarutkan mineral pada jaringan
keras gigi. Kebiasaan minum kopi menyebabkan terjadinya perubahan pada
pH saliva. Pada umumnya, kopi arabika memiliki pH yang lebih rendah
dibandingkan kopi robusta. Kopi arabika memiliki pH sekitar 4,85-5,15
sedangkan kopi robusta memiliki pH sekitar 5,25-5,40. pH yang rendah ini
dikarenakan kopi mengandung beberapa asam, seperti asam phenolic, asam
ferulic, dan kaffeic (Soraya dkk, 2013).
Derajat keasaman (pH) saliva dan kapasitas buffer saliva merupakan
parameter saliva dalam proses terjadinya karies gigi, demineralisasi gigi, dan
penyakit lain di rongga mulut. Sifat asam dalam rongga mulut yang
diakibatkan konsumsi makanan kariogenik seperti sukrosa, dapat dinetralisir
oleh saliva (Andriany, 2012). Dalam keadaan normal, pH saliva berkisar
antara 5,6-7,0 dengan rata-rata pH 6,7. Apabila pH rongga mulut rendah
antara 4,5-5,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti
Streptococcus mutans dan Lactobacillus (Merinda dkk, 2013).
Terdapat dua mekanisme utama yang dapat memaparkan bagaimana
minuman ringan seperti kopi dapat menyebabkan kerusakan gigi. Pertama,
pH yang rendah dan keasaman yang tinggi dari kopi menjadi penyebab
permukaan email gigi mengalami erosi. Kedua, kadar glukosa yang
terkandung di dalam kopi akan difermentasi oleh mikroorganisme sehingga
mikroorganisme tersebut mudah melekat pada permukaan gigi dan
membentuk plak yang menghasilkan asam dan menyebabkan pH saliva
menjadi rendah yang kemudian dilanjutkan dengan terjadinya proses
demineralisasi (Soraya dkk, 2013).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian
mengenai pengaruh kopi arabika (Coffea Arabica) dan kopi robusta (Coffea
Canephora) terhadap perubahan pH saliva.
II. Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh kopi arabika (Coffea Arabica) dan kopi robusta
(Coffea Canephora) terhadap perubahan pH saliva?
III. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh kopi arabika (Coffea Arabica)
dan kopi robusta (Coffea Canephora) terhadap perubahan pH saliva.
b. Tujuan Khusus
Untuk membandingkan perubahan pH saliva setelah
mengkonsumsi kopi arabika (Coffea Arabica) dan kopi robusta (Coffea
Canephora).
IV. Manfaat Penelitian
a. Mendapatkan pengetahuan tentang perubahan pH saliva setelah
mengkonsumsi kopi arabika (Coffea Arabica) dan kopi robusta (Coffea
Canephora).
b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak negatif kopi
bagi kesehatan gigi dan mulut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. LANDASAN TEORI
A. KOPI
1. Tanaman Kopi
2. Jenis-Jenis Kopi
a. Kopi Arabika
b. Kopi Robusta
c. Kopi Liberika
d. Kopi Ekselsa
3. Kandungan Kopi
a.
b.
4. Perbedaan Kandungan Kopi Arabika dan Kopi Robusta
B. SALIVA
1. Pengertian Saliva
Pada saat mengunyah makanan, aktivitas fisiologis yang berperan
penting di dalam mulut adalah lubrikasi makanan oleh saliva (Essential of
Medical Physiology, ). Saliva merupakan suatu cairan rongga mulut yang
terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor yang
terdapat pada mukosa oral (Dasar-Dasar Karies, 1993).
Saliva disekresi oleh kelenjar saliva mayor dan minor. Terdapat
tiga kelenjar saliva mayor:
a. Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva terbesar dengan berat
setiap kelenjarnya berkisar antara 20-30 gram. Terletak di sekitar
angulus mandibula. Kelenjar parotis merupakan kelenjar serous yang
mensekresi saliva dengan viskositas encer yang berisi lebih dari 90%
air. Kelenjar parotis mensekresi 25% dari sekresi saliva total atau
sekitar 1500 ml/hari. Muara kelenjar parotis terletak pada _____
b. Kelenjar Submandibula
c. Kelenjar Sublingua
2. Komposisi Saliva
3. Fungsi Saliva
Saliva memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Membantu pencernaan makanan dan membantu proses menelan
b. Mengoptimalkan fungsi alat kecap
c. Mempertahankan integritas gigi, lidah, dan memban mukosa daerah
oral dan orofaring
d. Membentuk lapisan mukus pelindung pada membran mukosa yang
bertindak sebagai barrier dan berperan sebagai lubrikan sehingga
mukosa tidak kering
e. Membersihkan mulut dari sisa makanan (debris) dan bakteri sehingga
mencegah terbentuknya plak
f. Mengatur pH rongga mulut karena mengandung ion bikarbonat, fosfat,
dan protein amfoter. Peningkatan kecepatan sekresi saliva berpengaruh
pada peningkatan pH saliva dan kapasitas buffer saliva.
g. Membantu menjaga integritas gigi karena kandungan kalsium dan
fosfatnya. Saliva menyediakan mineral yang dibutuhkan email. Lapisan
glukoprotein yang dibentuk oleh saliva pada permukaan gigi akan
menghambat abrasi dan erosi.
h. Saliva mengandung IgA, lysozyme, lactoferin, dan lactoperoksidase
yang dapat melakukan aktivitas antibakteri dan antivirus.
4. Mekanisme Kopi dalam Mempengaruhi pH Saliva
5. Kelainan Patologis yang Disebabkan Rendahnya pH Saliva.
(Dasar-Dasar Karies, 1992)
II. KERANGKA TEORI
Kopi Arabika(Coffea Arabica)
Kopi Robusta (Coffea Canephora)
Peningkatan pH saliva
Karies Gigi
Erosi Gigi
III. KERANGKA KONSEP
IV. HIPOTESIS