Upload
muhammad-ichsan-my
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
look
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan
kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Pada umumnya, terdapat dua basis akuntansi, yaitu basis kas (cash
basis of accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).
Kedua basis ini membedakan cara pencatatan transaksi ekonomi dan
kejadian-kejadian lain. Untuk mempermudah pemahaman, berikut diberikan
penjelasan awal terkait basis akuntansi pada sektor komersial. Pendapatan
menurut pencatatan dengan basis kas adalah semua penerimaan dalam bentuk
tunai atau kas yang dicatat di buku bank perusahaan. Jumlah pendapatan yang
dilaporkan adalah sama dengan total uang yang diterima oleh perusahaan pada
suatu periode. Di lain pihak, pengertian biaya adalah seluruh pengeluaran yang
dibayar oleh perusahaan. Dengan demikian, total biaya yang dilaporkan pada
suatu periode adalah total pengeluaran yang tercatat pada buku bank perusahaan.
Pada akhirnya, laba atau rugi yang merupakan selisih antara pendapatan dengan
biaya, bila digunakan basis kas dapat diketahui secara cepat dengan menghitung
berapa saldo kas yang ada pada akhir periode.
Berdasarkan ragam ukuran dan bentuk kelembagaan pengguna
informasi akuntansi, maka bidang-bidang akuntansi secara keseluruhan dapat
dikelompokkan kedalam tiga bidang utama, yaitu akuntansi perusahaan, akuntansi
nasional, dan akuntansi pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan, termasuk di dalamnya adalah akuntansi
untuk organisasi nirlaba lainnya (nonprofit organization), adalah bidang akuntansi
yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya yang
tidak bertujuan untuk mencari laba. Sedangkan menurut International Federation
of Accountants (IFAC), yang dimaksud dengan “sektor publik” (public sector)
mengacu pada pemerintah pusat (national government), pemerintahan daerah
(regional government) misalnya propinsi, negara bagian, atau teritoria,
pemerintahan lokal (local governments) misalnya kota (city, town) dan unit
pemerintahan lain yang terkait, misalnya badan atau lembaga.
Salah satu hasil studi yang dilakukan oleh IFAC Public Sector Committee
(2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan
pencapaian tujuan. Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat
mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana
pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya
sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya. Akuntansi
pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk
mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan
mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut.
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi.
Salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi
berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008. Hal ini ditegaskan
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam
Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”Ketentuan mengenai pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-
lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan
pengukuran berbasis kas”. Konsepsi akuntansi pemerintahan indonesia pada saat
ini adalah berbasis akrual. Dengan demikian perlu dibahas tentang akuntansi
berbasis akrual untuk memahami konsep akuntansi pemerintah saat ini.