Upload
mutya-restu-ayu
View
8
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
POA DBD
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
yang masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian
kabupaten/kota di Indonesia. penting dan selalu ada tiap tahunnya di Indonesia.
Kejadian DBD sering menimbulkan suatu letusan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan
kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular (vektor ) penyakit DBD yang
penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai
saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti.
Kejadian DBD di dunia terus meningkat terutama dalam kurun waktu 30
tahun, jumlah kasus DBD di dunia sampai 1000 kali lipat. Di antara negara-negara
WHO-SEARO (South East Asia Region), laporan jumlah kasus DBD di Indonesia
menempati kejadian tertinggi selama 3 tahun berturut-turut. Sejak tahun 2004, kasus
DBD di Indonesia terus meningkat dan angka kematian akibat DBD pada tahun 2008
mencapai 1.393 orang, yang berarti sekitar 100 orang meninggal setiap bulannya
(Dinkes Sumbar, 2013).
Di kota Padang pada tahun 2012 di temukan kasus DBD sebanyak 1.626
kasus, dengan 10 orang meninggal. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun
sebelumnya terjadi kenaikan pesat kasus dimana pada tahun 2011 ditemukan 965
kasus dengan 6 orang meninggal. Untuk tahun 2010 ditemukan sebanyak 1.045 kasus
1
dan pada tahun 2009 kasus DBD terjadi sebanyak 1.586 kasus dengan kematian 8
orang (Dinkes Padang, 2013).
Di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2010 diperoleh data penderita
DBD sebanyak 82 kasus, pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus mencapai 140
kasus, sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan kasus menjadi 126 kasus. Pada
tahun 2013 didapatkan 78 kasus dengan 1 kematian. Pada tahun 2011, Puskesmas
Andalas menempati posisi pertama kasus DBD terbanyak.
Upaya penanggulangan kasus DBD diwilayah Puskesmas Andalas
terwujud dalam beberapa program seperti pemberantasan sarang nyamuk, abatisasi,
dan fogging masal. Tetapi pelaksanaannya belum optimal, terbukti dengan masih
tingginya angka kasus DBD dan angka kematian akibat DBD di wilayah kerja
Puskesmas Andalas.
Mengingat angka kasus demam berdarah yang masih tinggi tersebut dan
angka kematian yang masih ada setiap tahunnya di wilayah Puskesmas Andalas,
maka perlu adanya upaya untuk menurunkannya secara lebih intensif. Oleh karena itu
penulis merasa perlu membuat Plan Of Action ( POA ) dalam upaya menanggulangi
kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan tingginya angka kasus DBD wilayah kerja
Puskesmas Andalas pada tahun 2013?
2.Bagaimana cara pemecahan masalah dan alternatif untuk menurunkan kasus DBD dan
menekan angka kematian akibat DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Menentukan Plan of Action dalam upaya menurunkan angka kejadian DBD di wilayah
kerja Puskesmas Andalas dengan intervensi-intervensi yang lebih efektif, efisien, dan tepat guna.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi faktor penyebab kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas
Andalas.
2. Menentukan alternatif pemecahan masalah masih terdapatnya kasus DBD di wilayah
kerja Puskesmas Andalas..
3. Mengoptimalkan pengelolaan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
1.4 Manfaat
Dengan penulisan POA (Plan Of Action) ini diharapkan intervensi-intervensi yang telah
dilakukan oleh pihak Puskesmas Andalas dalam upaya menurunkan angka kejadian DBD di
wilayah kerjanya menjadi lebih efektif, efisien dan tepat guna.. Selain itu proses penulisan POA
ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam menganalisa
permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan yang ditemui di Puskesmas Andalas.
3