117
BAB I SEJARAH PERENCANAAN Sejarah Perkembangan Perencanaan di Indonesia Perencanaan Modern Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut Keputusan Mendikbud No. 229 Asta Grata

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB I. Sejarah Perkembangan Perencanaan di Indonesia Perencanaan Modern Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut Keputusan Mendikbud No. 229 Asta Grata. SEJARAH PERENCANAAN. SEJARAH PERKEMBANGAN PERENCANAAN DI INDONESIA. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB ISEJARAH PERENCANAAN Sejarah Perkembangan Perencanaan di Indonesia Perencanaan Modern Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut

Keputusan Mendikbud No. 229 Asta Grata

Page 2: BAB I

SEJARAH PERKEMBANGANPERENCANAAN DI INDONESIAPerencanaan tertulis secara ilmiah di Indonesia diawali pada tahun 1947 dimana Soekarno membentuk :

Panitia pemikir siasat ekonomi yang diketahui oleh Drs. Muhamad Hatta yang dikenal deklarasi: Dasar pokok dari pada Perencanaan mengatur ekonomi Indonesia Tahun 1948 – 1950Menyusun Perencanaan bidang pertanian, peternakan, perindustrian dan kehutanan Tahun 1951 – 1952Dibentuk Dewan Perencanaan Nasional (Depernas)Depernas RPNSB ini menjadi cikal bakal terbentuknya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (Bappenas). Tahun 1961 – 1969Disusun Rencana Pembangunan Nasional Semesta BerencanaPada awalnya kita menganut perencanaan tradisional (Traditional Planning) dimana kita menyediakan anggaran terlebih dahulu setelah terkumpul dana baru menyusun rencana. Perencanaan tradisional, rencana dikendalikan oleh dana dan daya

Page 3: BAB I

PERENCANAAN MODERN

Dimulai lahirnya REPELITA yang menganut PPBS (Planing Programming Budgeting Sistem) berdasarkan : DUK – Daftar Usulan Kegiatan DIK – Daftar Isian Kegiatan DIP – Daftar Isian Proyek

Para perencana modern lebih mengutamakan membuat rencana, sasaran dan program baru dijabarkan dalam anggaran.

Tahun 1982 terkenal dengan Perencanaan terpadu yang terkenal dengan SP4 atau Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Pengangguran

Page 4: BAB I

Perkembangan Perencanaan Pendidikan Menurut Keputusan Mendikbud No. 229

Menggunakan model “Network Planning” atau Perencanaan Jaringan Laba-labaYaitu perencanaan disusun dari unit-unit terkecil berdasarkan alur kegiatan dan waktu serta biaya yang jelas

Model LAN = Lokal Area NetworkDimana tempatnya model perencanaan yang digunakan unsur-unsur terkecil yang harus digunakan serta dana yang disediakan

Model = Wide Area NetworkHampir sama dengan LAN ditambah pengaruh lingkungan misalnya perbedaan harga material dan pengaruh sosial politik menjadi bahan pertimbangan formal, rasional dan operasional

Model Intra dan Inpra InternetGambaran perencanaan melalui komputer dan pertimbangan perencanaan pendidikan dikaitkan denga Asta Grata

Page 5: BAB I

ASTA GRATAModel perencanan terpadu antara unsur-unsur material dipadukan dengan delapan aspek kehidupan masyarakat yaitu : Ideologi = yaitu perencanaan harus mempertimbangkan adat istiadat dan

cita-cita masyarakat Politik yaitu perencanaan mudah diterima oleh masyarakat sehingga

kebijakan perencanaan mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat Ekonomi yaitu perencanaan harus mempertimbangkan keadaan ekonomi

masyarakat Sosial yaitu perencanaan harus sesuai dengan kondisi sosial masyarakat

setempat Budaya yaitu perencanaan pendidikan dapat mempertahankan dan

mengembangkan budaya setempat menuju arah modernisasi Pertahanan yaitu setiap perencanaan harus tetap mempertahankan etika

moral dan akhlak Keamanan yaitu perencanaan pendidikan jangan menimbulkan gejolak

tetapi harus menjamin rasa aman dan nyaman Pemerataan yaitu perencanaan harus menjamin prinsip keadilan bagi

seluruh lapisan masyarakat

Page 6: BAB I

BAB IIDASAR-DASAR PERENCANAAN

Page 7: BAB I

DEFINISI PERENCANAANI. Perencanaan adalah proses pemilihan & penetapan tujuan strategis,

metode, anggaran dan standar keberhasilan suatu kegiatan.Definisi perencanaan ini menunjukkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses atau rangkaian bebrapa kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih beberapa alternatif untuk mencapai tujuan

II. Perencanaan adalah proses memilih sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang suatu pekerjaan yang harus dikerjakan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya.

III. Perencanaan adalah penerapan pengetahuan tepat guna secara sistematis, untuk mengontrol & mengarahkan kecenderungan perwujudan masa depan yang diinginkan sebagai tujuan yg akan dicapai.Model perencanaan ini merupakan alat ukur kegiatan dimana tujuan perencanaan sebagai target pencapaian dan ilmu pengetahuan sebagai alat kontrol keberhasilan setiap sektor kegiatan.

Page 8: BAB I

PENGERTIAN PERENCANAAN1. Perencana adalah proses pemilih dan penetapan tujuan, sasaran, strategi,

prosedur, metode, anggaran dan standar keberhasilan suatu kegiatan (Prof DR Hadari Nawawi)

2. Perencanaan adalah kegiatan persiapan merumuskan & menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah dalam pelaksanaan suatu masalah pekerjaan secara terarah untuk mencapai suatu tujuan

3. Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tujuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian)

4. Perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada sasaran tertentu (J Dror)

5. Perencanaan adalah proses yang menggabungkan pengetahuan dan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang terorganisir

“Planning is process by wich a scientifie an technical knowledge is joined to organized action” (Friedman 1978)

Page 9: BAB I

PENGERTIAN PERENCANAAN

Dari beberapa definisi di atas dapat kita analisis dan ditarik beberapa butir penting dan dapat dijadikan pegangan dalam menyusun suatu rencana sebagai berikut :

Perencanaan berhubungan dengan hari depan Perencanaan menggambarkan seperangkat kegiatan Perencanaan merupakan proses yang sistematis Perencanaan menggambarkan hasil dan tujuan tertentu

“Planning is future thinking planning is controlling the future planning is decision making”

Perencanaan adalah pemikiran untuk masa depan, Perencanaan adalah mengatur masa depan, perencanaan adalah pengambilan keputusan

Page 10: BAB I

HAKIKAT PERENCANAANHakikat perencanaan dapat diwujudkan dalam empat prinsip utama, yaitu :1. Merupakan kontribusi terhadap tujuan dan sasaran2. Merupakan aspek primer perencanaan3. Berperan sebagai daya serap seluruh komponen yang

direncanakan4. Dapat mendorong aspek efektivitas dan efisien operasional

perencanaan

KONTRIBUSI PERENCANAAN TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN

Berbentuk derivatif, yaitu dapat mempermudah pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan melalui berbagai kerjasama yang disengaja secara sistematis dan tertib atau teratur

Page 11: BAB I

MANFAAT PERENCANAAN

1. Perencanaan dapat menentukan tujuan, kebijakan, prosedur, program dan teknik kegiatan sebagai pedoman atau alat ukur efektif tidaknya suatu kegiatan untuk mencapai tujuan

2. Perencanaan yang baik dapat menggambarkan tindakan ekonomis atau menghindari pemborosan sumber daya tenaga, waktu, biaya, sarana, sehingga semua potensi organisasi memiliki arah yang jelas untuk mencapai tujuan

3. Perencanaan akan memperkecil resiko yang dihadapi, karena melalui perencanaan akan tergambar seluruh rangkaian kegiatan

4. Perencanaan akan menggambarkan alat ukur pengendalian, pengawasan, evaluasi dalam upaya menghindari mis-management

5. Perencanaan akan menentukan daya guna dan hasil guna setiap komponen pendidikan

Page 12: BAB I

KARAKTERISTIK PERENCANAAN1. Perencanaan merupakan model pengambilan keputusan secara rasional

dalam memilih dan menetapkan tindakan untuk mencapai tujuan2. Perencanaan berorientasi pada perubahan dari keadaan masa sekarang

kepada keadaan yang diinginkan di masa datang sesuai dengan tujuan3. Perencanaan melibatkan orang-orang ke dalam suatu proses kegiatan4. Perencanaan merupakan pedoman mengenai bagaimana dan kapan

kegiatan dilakukan serta siapa yang terlibat dalam setiap tahap kegiatan itu

5. Perencanaan mengandung prediksi atau perkiraan semua kegiatan. Perkiraan itu meliputi gambaran keberhasilan dan hambatan, faktor pendukung dan penghambat serta resiko dari suatu tindakan yang keliru

6. Perencanaan menggambarkan skala prioritas atau urutan tindakan berdasarkan urgensi-nya relevan tujuan yang ingin dicapai da sumber-sumber yang tersedia

7. Perencanaan merupakan alat ukur, pengawasan, pembinaan dan pengembangan

Page 13: BAB I

KEBIJAKAN PERENCANAAN

Merupakan pernyataan dalam pengertian umum untuk membimbing dan penyaluran pemikiran dan tindakan dalam mengambil keputusan

KEBIJAKAN PERENCANAAN YANG BAIK1. Kebijakan harus membatasi suatu bidang tertentu dan menjadi

keputusan bersama serta menjamin keputusan itu memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan

2. Kebijakan dapat diimplementasikan mulai level paling atas sampai pada level operasional

3. Kebijakan harus dijadikan pedoman secara konsekwen dan memungkinkan adanya diskresi atau keleluasaan berfikir secara sistematis dan logis

4. Kebijakan perencanaan harus dijadikan alat setiap tindakan operasional agar tidak terjadi penyimpangan

Page 14: BAB I

ASPEK PRIMER PERENCANAAN(Primary of Planning)Dapat membuat gambaran dalam operasional perencanaan pendidikan, misalnya :1. Memberi gambaran personal serta kualifikasi pekerjaan untuk

mencapai tujuan2. Memberi gambaran unsur-unsur yang terlibat3. Memberi gambaran kegiatan yang harus dilakukan4. Memberi gambaran pengendalian secara logis, efektif dan efisien, dst

ASPEK DAYA SERAP PERENCANAAN(Pervasiveness of Planning)

Dapat memperjelas kegiatan personal dan sebagai alat ukur atau standar kegiatan atau pedoman-pedoman kegiatan sehingga dapat membeda-bedakan aktivitas setiap personil sebagai bahan pemikiran untuk menetapkan kebijakan-kebijakan sebagai bahan untuk menetapkan otoritas dalam struktur organisasi pendidikan

Page 15: BAB I

TUGAS PERENCANAANTaktik pada dasarnya terbagi dua :

1. Menjabarkan kebijakan yang disampaikan oleh pimpinan

2. Menyusun rencana yang didasarkan kepada penjabaran kebijakan untuk diusulkan ke tingkat yang lebih tinggi. Sedang peran perencanaan operasional tergantung pada pendekatan jenis perencanaan yang digunakan

Page 16: BAB I

1. Tugas Eksplanatif

Tugas pertama perencanaan adalah menghimpun informasi atau menghimpun data organisasi atau perusahaan, keadaan kondisi masa kini menuju harapan masa depan yang lebih baik.

Tugas perencanaan adalah memperbaiki, menyempurnakan, meningkatka, memperbaharui keadaan masa kini untuk masa depan yang lebih baik

2. Tugas Prediktif

Tugas Perencanaan adalah meramalkan suatu kondisi yang diinginkan di masa depan, lebih dari kondisi masa sekarang.

3. Tugas Kontrol

Hakekat perencanaan adalah pengawasan setiap sektor kegiatan yang telah direncanakan

TUGAS POKOK PERENCANAAN

Page 17: BAB I

a. Perencanaan merupakan prose pengambilan keputusan dengan memilih dan memilah program-program atau kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kondisi masa depan yang lebih baik

b. Perencanaan adalah respon terhadap masalah masa kini yang belum memuaskan, sehingga harus dirubah dan diperbaiki

c. Setiap organisasi atau perusahaan perlu mengadakan perencanaan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM sebagai motor penggerak organisasi atau perusahaan

KESIMPULAN TUGAS PERENCANAAN

Page 18: BAB I

1. Significansi yaitu tingkat kebermaknaan unsur-unsur perencanaan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kepentingan sosial

2. Feasibillity yaitu memiliki kelayakan teknis sesuai dengan biaya yang layak dan realistis

3. Relevance yaitu konsep rencana sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan unsur-unsur pendidikan yang direncanakan

4. Definitiveness yaitu adanya penetapan unsur-unsur pendidikan yang direncanakan

5. Parsimoness yaitu perencanaan harus dapat menggambarkan mekanisme kerja secara keseluruhan

6. Adaptability yaitu perencanaan pendidikan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan perkembangan masyarakat modern

7. Time yaitu perencanaan dapat mengatur waktu kegiatan dan meramalkan siklus pendidikan saat Ini agar proses pendidikan masa depan lebih baik

8. Monitoring yaitu memantau dan mengamati implementasi perencanaan setiap komponen-komponen pembelajaran agar sesuai dengan rencana

DIMENSI PERENCANAAN PENDIDIKAN

Page 19: BAB I

1. Need Assessment yaitu kegiatan terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan, keberhasilan yang dicapai, kesulitan yang dialami, kelemahan sumber-sumber yang tersedia, dan harapan masyarakat tentang mutu pendidikan

2. Formulating of goals and objective yaitu penentuan tujuan dan sasaran perencanaan yang merupakan arah perencanaan berbentuk gambaran operasional sesuai dengan filsafat masyarakat

3. Policy and Priority setting yaitu penentuan garis kebijakan dan prioritas perencanaan sistem pendidikan

4. Program and Project formulation yaitu menyusun rumusan program dan proyek kegiatan yang mencakup komponen atau sistem operasional perencanaan pendidikan

5. Feasibility testing yaitu menentukan alokasi sumber-sumber yang tersedia atau yang perlu disediakan kemudian disusun secara cermat dan akurat

6. Plan implementation yaitu melaksanakan rencana yang asalnya tertulis menjadi action atau kegiatan-kegiatan harmonis

7. Evaluating and revision of future planPenilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana untuk bahan feedback sebagai dasar pertimbangan dalam merevisi perencanaan sebelumnya

PROSES DAN TAHAPAN PERENCANAAN

Page 20: BAB I

1. Dengan perencanaan pendidikan dapat mengarahkan kegiatan personal pendidik dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan yang ditujukan pada peningkatan mutu pendidikan

2. Dengan perencanaan dapat memperkirakan (forecasting) hasil yang dicapai, potensi-potensi yang dapat dikembangkan, prospek-prospek pengembangan pendidikan dan hambatan-hambatan yang bakal terjadi serta resiko yang mungkin dihadapi

3. Perencanaan pendidikan dapat membuka kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara kerja terbaik (the best alternative)

4. Dengan perencanaan pendidikan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas sesuai dengan urutan terpenting

5. Dengan perencanaan pendidikan dapat dijadikan alat ukur atau standar sebagai bahan pengawasan atau evaluasi kinerja pelaksana pendidikan

MANFAAT PERENCANAAN PENDIDIKAN

Page 21: BAB I

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

1) harus berpedoman pada visi, misi dan tujuan umum yang mampu menggambarkan secara jelas dan operasional.

2) Perencanaan harus menggambarkan proses dan hasil pemikiran secara kooperatif.

3) harus didasari oleh fakta, data dan kebutuhan yang objektif, karena rencana tidak boleh berbentuk cita-cita atau impian belaka, akan tetapi rencana harus “feasible”

4) harus dimulai dengan “feasibility study” yaitu setiap akan menyusun perencanaan perlu menganalisa dan meneliti tentang kemungkinan apakah gagasan masa depan dapat diwujudkan.

5) harus fleksibel, karena kemampuan berfikir dan meramalkan masa depan bagi manusia sangat terbatas. Oleh sebab itu perencanaan harus memperkirakan kemungkinan yang bakal terjadi.

Page 22: BAB I

PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

6) harus mengandung unsur-unsur evaluatif sejak awal sampai akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan “re-Planning”.

7) harus menggambarkan tujuan umum sampai tujuan khusus berikut tujuan tahapan kegiatan.

8) memerlukan kepemimpinan (Leadership) yang disiplin, komitmen dan konsisten. Karena rencana yang akan bermanfaat harus ditaati bersama. Bentuk menciptakan kebersamaan diperlukan sorang pemimpin yang disiplin, komitmen dan konsisten.

Page 23: BAB I

PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN1. Mengacu pada perencanaan cerdas (SMART Planning) yaitu kegiatan

terpilih2. Argumentatif dan memiliki kekhususan (Specific)3. Terukur (Measurable) langkah-langkah kegiatannya4. Ketercapaian (achievable) setiap langkah dan komponen yang

direncanakan5. Ketersediaan sumber daya (resources Availability)6. Kepastian waktu (Time) tahap-tahap kegiatannya7. Menggunakan Shewhat Cycle yang dikenal dengan siklus PDCA, yaitu

Plan (perencanaan), Do ; kerjakan apa yang telah direncanakan, Check; periksa atau monitoring dan Action; tindak lanjut

8. Prinsip akuntabilitas yang memiliki 3 aspek yaitu:a. Taat asas dan sesuai aturan (Comphance with regulation)b. Sesuai dengan norma profesional (Adherence with norm

professionalism)c. Berorientasi pada hasil yang berkualitas (Quality result driven)

Page 24: BAB I

LANDASAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN PERENCANAAN & PERMASALAHAN PERENCANAAN

1. Perencanaan pendidikan merupakan kebijakan pemerintah dan kebijakan publik

2. Secara politik setiap keputusan dan kebijakan melalui mekanisme konstitusi dalam hal ini melalui fungsi legistatif

3. Proses pendidikan Indonesia diarahkan pada relevansi efektivitas dan efisiensi pendidikan. Dengan demikian perencanaan pendidikan sesuai tujuan administrasi negara

4. Antara konsep rencana dengan implementasi yang telah digariskan seringkali berbeda kenyataan di lapangan, sehingga optimalisasi kinerja sistem pendidikan belum sesuai dengan harapan

5. Paradigma lama tentang sistem pendidikan yang bersifat sentralisasi telah bergeser dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 jo. No 32 tahun 2004 tentang otonomi Daerah UU No. 25 tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan Pusat & Daerah.Maka perencanaan pendidikan terfokus pada kebijakan pengelolaan pendidikan masing-masing

Page 25: BAB I

EFISIENSI PERENCANAANDiukur berdasarkan jumlah kontribusi kepada misi organisasi pendidikan dan sasaran-sasaran yang menguntungkan sesuai dengan strandar biaya yang telah ditetapkan berdasarkan konsekwensi logis lainnya yang diperlukan untuk memformulasikan dan mengoperasionalisasikan perencanaan

MISI PERENCAANMisi perencanaan pendidikan adalah mendesain, membangun, menumbuhkan, mengembangkan dan melaksanakan sistem pendidikan. Kalau ingin lebih berarti setiap perencanaan berbentuk kelompok yang diorganisir harus mempunyai suatu misi (purpose or mission), yaitu maksud atau tujuan dalam konteks yang luas dan berjangka panjang, tetapi langkah-langkah operasional tiap komponen itu sinergi

Page 26: BAB I

FUNGSI PERENCANAAN

Sebagai “a prerequisite to Action” Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan banyak ditentukan oleh ketepatan dalam menyusun rencana dan difungsikan seoptimal mungkin.

Dengan demikian fungsi perencanaan itu sebagai berikut :a) merupakan penjabaran visi dan misi suatu lembaga pendidikan.b) merupakan titik tolak dan alat menjabarkan tujuan umum ke

tujuan khusus yang lebih spesifik.c) merupakan pedoman dan arah kegiatan sehingga jelas langkah

yang akan dilakukan tersusun secara sistematis.d) dapat menggambarkan proses kerja sama dan koordinasi yang

harmonis agar dapat menciptakan suasana kerja yang demokratis.

Page 27: BAB I

FUNGSI PERENCANAAN

e) dapat mengurangi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan segala sesuatu yang mungkin terjadi.

f) memudahkan pengawasan dan dapat menjadi standar atau alat ukur keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan.

g) merupakan alat evaluasi yang terstruktur dengan jalan membandingkan antara rencana dan kegiatan yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu perencanaan yang baik bersifat komprehensip dan menggambarkan langkah-langkah yang jelas sejak awal kegiatan sampai akhir kegiatan.

h) harus mempermudah penyesuaian antara kondisi dan situasi dan dapat mempermudah dalam mengadakan “Adjusting” (penyesuaian dalam arti psikis), “re-Adjusting” dan “re-Planning”. Jika dianggap perlu sebagai koreksi perbaikan.

Page 28: BAB I

FORMAT PERENCANAAN PENDIDIKAN

1. Format UmumPerencanaan pendidikan diawali dengan penelitian pengembangan karir dan teknik, pengembangan ilmu pendidikan.Kemudian digambarkan dalam bentuk rencana

2. Format FisikPerencanaan pendidikan terdiri dari perencanaan pendidikan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, mencakup perencanaan gedung sekolah, tata ruang, peralatan dan kriteria pembelajaran

3. Format SosialPerencanaan pendidikan dapat merefleksikan perencanaan kurikulum, perencanaan personil, perencanaan kesiswaan, kebutuhan tenaga kerja

4. Format AdministratifPerencanaan pendidikan berperan sebagai alat kontrol dalam pengembangan pendidikan melalui penilaian kinerja siswa dan personal lainnya.

Page 29: BAB I

KOMPONEN-KOMPONEN PERENCANAAN

1. Kajian terhadap hasi perencanaan sebelumnya

2. Rumusan tentang tujuan perencanaan pendidikan secara makro

3. Rumusan kebijakan atau posisi yang dapat dijabarkan

4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasi berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan

5. Scheduling, yaitu penjadwalan kegiatan secara rinci dalam setiap tahapan

6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasi perlaksanaan, penentuan aparat pelaksana, monitoring dan kontrol sebagai bahan evaluasi

Page 30: BAB I

KENAPA PERENCANAAN PENDIDIKAN SANGAT PENTING?

1. Karena perencanaan itu sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan

2. Karena adanya keterbatasan yang dimiliki baik sumber daya, dana maupun sarana, sedangkan kebutuhan semakin banyak

3. Mutu pendidikan nasional perlu terus ditingkatkan, agar dapat memenuhi tantangan dan harapan masa yang akan datang

4. Karena perencanaan sebagai konseptual dalam mengubah posisi saat ini ke posisi yang diinginkan yang lebih baiK

Page 31: BAB I

Paradigma Perencanaan Pendidikan Ditentukan oleh :

Dasar Perencanaan ditentukan oleh :1. Misi organisasi yang akan dikembangkan

2. Penentuan BHP yang akan dijadikan sasaran3. Asesmen kondisi organisasi dan lingkungan4. Penetapan tujuan perencanaan

1. Pemasukan sumber daya, dana dan sarana2. Organisasi atau institusi pendidikan3. Alternatif layanan pembelajaran yang akan dikembangkan4. Kebutuhan pendidikan yang akan dibutuhkan oleh

masyarakat5. Keunggulan mutu pendidikan sebagai produk unggulan

Page 32: BAB I

Bagaimana Rekonstruksi Perencanaan Pendidikan agar memberi manfaat optimal bagi masyarakat

1. Usahakan agar kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan relevan dengan kebutuhan masyarakat

2. Ciptakan iklim belajar sepanjang hayat berbasi masyarakat

3. Penekanan pengembangan pendidikan lebih berpihak kepada masyarakat

4. Sosialisasi program-program pendidikan menggunakan teknologi informasi berwawasan kemasyarakatan

5. Tingkatkan perhatian afirmatif dan antisipatif terhadap kelompok yang memerlukan

Page 33: BAB I

PROSES PERENCANAAN

Akan melalui :1. Tahap persiapan (Conceptualization of the problem) yaitu tahap

menjaring berbagai informasi sebagai bahan masukan dalam menyusun perencanaan dengan jalana) Pengumpulan data baik data positif maupun data negatifb) Analisis data melalui studi bandingc) Mengadakan perhitungan data (forecasting)

2. Tahap penyusunan rencana (translation of the concept into operations terms)a) Merumuskan tujuanb) Merencanakan kebijaksanaanc) Merencanakan prosedurd) Menyusun skala kemajuane) Menyusun program (over all planning)

Page 34: BAB I

Pendahuluan

Mendefinisikan permasalahan Perencanaan PendidikanA. Ruang lingkup Permasalahan

pendidikanB. Pengkajian sejarah perencanaan

pendidikanC. Perbedaan antara kenyataan dan

harapan pendidikanD. Sumber Daya dan hambatan

perencanaan pendidikanE. Menentukan bagian-bagian dari

perencanaan pendidikan beserta prioritasnya

Analisis Bidang telaan permasalahan perencanaanA. Bidang atau wilayah dan

sistem-sistem sub bidang telaah

B. Pengumpulan dataC. Tabulasi dataD. Perkiraan perencanaan

Menentukan rencanaA. Rumusan masalahB. Laporan hasil

Mengkonsepsikan dan merancang rencanaA. Mengidentifikasikan

kecenderunganB. Menentukan tujuan

sasaranC. Mendesain

perencanaan

Evaluasi rencanaA. Perencanaan

melakukan simulasiB. Evaluasi

perencanaanC. Pemilihan

perencanaanImplementasi RencanaA. Persiapan programB. Persetujuan perencanaanC. Pengaturan unit-unit

operasional perencanaan

Evaluasi implementasi rencana dan umpan balikA. Monitoring rencanaB. Evaluasi rencanaC. Menyelesaikan, mengubah dan

mendesaik ulang rencana

PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN

Page 35: BAB I

BAB IIIJENIS PERENCANAAN

Page 36: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAAN Perencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek

I. Perencanaan Alokatif (allocative Planning)

II. Perencanaan Inovatif (Innovative Planning)

III. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)

Page 37: BAB I

A. Ruang Lingkup Perencanaan Alokatif

1. Perencanaan alokatif tepat digunakan bila sumber-sumber kegiatan yang ada jumlahnya terbatas sedangkan kegiatan-kegiatan sangat banyak atau pihak yang membutuhkan banyak.Model perencanaan ini dalam skup luas seperti tingkat nasional, terkenal dengan PPBS (Planing Programming and Budgeting System)

2. PPBS di Indonesia dimodifikasi menjadi SP4, yaitu System Perencanaan Penyusunan Progam dan Penganggaran

3. SMP pada dasarnya suatu cara untuk menetapkan tujuan umum terlebih dahulu dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara bertahap

4. Rencana yang telah disusun dari setiap daerah dihimpun, dinilai, dipilih dan ditetapkan untuk dikembangkan

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 38: BAB I

B. Karakterisitik SP4 dan sekaligus merupakan sifat-sifat SP4 sendiri meliputi lima macam:

1. pendekatan perencanaan yang digunakan adalah pendekatan “sistem approach”.

2. berorientasi pada hasil, sehingga pengkajian suatu rencana dilakukan dengan mempertimbangkan hasil atau keluaran (Output) yang akan dicapai, sebagai konsekuensi sikap rencana atau program harus memuat visi-misi dan sasaran yang jelas serta dinyatakan secara khusus

3. SP4 didasarkan atas struktur program yang baku dan telah ditetapkan.

4. Adanya keseimbangan antara otonomi dan pengarahan.

5. Bekerja atas dasar rencana yang menggelinding (Rolling Plan).

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 39: BAB I

C. Ciri-Ciri Perencanaan Alokatif1. Pendekantan perencanaan yg digunakan adalah pendekatan system,

yang menitik beratkan pada pengkajian masalah secara komprehensif dengan memperhatikan semua aspek baik internal maupun eksernal.

2. Berorientasi pada hasil sehingga pengkajian setiap unsur rencana dilakukan dengan mempertimbangan hasil yang harus dicapai dan setiap unsur rencna harus digambarkan sasaran yg jelas dan dinyatakan secara spesifik

3. Struktur program baku artinya ditentukan tujuannya agar semua kegiatan dan semua sumbu yang ada harus patuh pada standar baku

4. Adanya keseimbangan wewenang antara pusat dengan lembaga yang direncanakan

5. Tata kerja perencanaan ini berbentuk rolling plan. Maksudnya setiap tahap rencana dan implementasinya bersinambung dengan rencana dan kegiatan berikutnya

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 40: BAB I

C. Ketentuan Implementasi Perencanaan Alokatif1. Semua pihak yang terlibat dalam perencanaan harus dibina

terlebih dahulu, agar memahami dan menghayati cir-ciri perencanaan. Sehingga dalam kegiatannya tepat sasaran

2. Perlu adanya partisipasi aktif dari semua pihak yang berkepentingan, sehingga setiap tahap kegiatan tepat sasaran

3. Adanya perangkat yang setiap perencanaan kegiatan secara berlanjut berdasarkan standar baku

4. Setiap komponen perlu disiplin, konsisten dan komitmen sesuai dengan siklus yang telah ditetapkan

5. Adanya kesungguhan dari atasan, dan semangat dari bawahan agar setiap tahap perencanaan tercapai secara tuntas

6. Seluruh personel yang terlibat memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah, agar perencanaan efektif dan efisien

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)

Page 41: BAB I

Tipe-tipe perencanaan alokatif Friedman (1973) :a) Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)b) Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)c) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning),

dand) Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Participant

Planning)

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING) TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

a) Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)menggambarkan birokrasi yang kuat. Pakar perencana hanya berperan sebagai tenaga spesialis, bukan tenaga praktis yaitu konsultan perencanaan.

Page 42: BAB I

b) Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)dilandasi oleh para ahli perencana yang bertindak sebagai advisor bagi para perencana tingkat pusat, tingkat daerah, sampai tingkat lembaga pendidikan. Perencanaan ini didasarkan atas kebijakan (policies) dari pusat yg disesuaikan dengan potensi daerah yg berbeda-beda.Ciri perencanaan kebijakan:1) Berpedoman kepada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat dengan

pertimbangan kondisi daerah & lembaga pendidikan masing2

2) Memberikan kewenangan kepada lembaga tingkat daerah, untuk menjabarkan & menyesuaikan kebijakan pusat terhadap kondisi daerah masing-masing

3) Perlu ada informasi yg akurat agar dapat memilih & menerapkan alternatif rencana

4) Perencanaan ini mengarah pada desentralisasi pendidikan5) Memerlukan SDM tingkat daerah yg berpengalaman dan tingkat

profesional yg tinggi

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING) TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

Page 43: BAB I

c) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning)

Model perencanaan ini muncul karena adanya berbagai pihak yang memiliki tujuan yang sama, misalnya para pengusaha, masyarakat dan lembaga pendidikan mengiginkan peningkatan mutu pendidikan.

Dalam melaksanakan kegiatan, semua pihak diberi kesempatan untuk berpartisipasi. Ada yang bertindak sebagai penyumbang dana, memberi pasilitas dan penyelenggara kegiatan. Proses perencanaannya:

1) Semua pihak yang terlibat membuat keputusan bersama tentang tujuan yang ingin dicapai, prosedur kegiatan serta kebijakan yang harus ditempuh

2) Dalam menyusun perencanaan dari berbagai pihak tergabung dan mempunyai kedudukan yang sama

3) Pengawas implementasi perencanaan dilakukan secara bersama4) Hasil kegiatan dinilai secara bersama-sama5) Dalam mengatasi berbagai hambatan dan resiko ditanggung bersama

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING) TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

Page 44: BAB I

d) Participant Planning terjadi apabila proses pengambilan keputusan tentang rencana untuk memecahkan masalah nasional, atau melaksanakan tugas nasional, ditawarkan atau diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat dan tersebar dimasyarakat.

Tiga ciri umum :1) Wewenang untuk mengambil keputusan dalam perencanaan

diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan, 2) Pihak perencana berperan sebagai peng-organisasi kegiatan

perencanaan dan penasihat (Advisor) dari para perencana dari lembaga-lembaga tersebut sehingga terjadi pertisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan.

3) Pengawasan terhadap perencanaan dilakukan secara sukarela oleh lembaga kemasyarakatan dan masyarakat itu sendiri.

JENIS-JENIS PERENCANAANI. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING) TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

Page 45: BAB I

Perencanaan inovatif diartikan sebagai proses pembaharuan kegiatan dalam upaya menumbuh kembangkan suatu lembaga pendidikan yang memerlukan perubahan fungsi dan wawasan kelembagaan

Ketepatan Penggunaan Perencanaan Inovatif:

1. Adanya upaya pengembangan gagasan dan kegiatan baru dalam memecahkan masalah yang timbul

2. Rumitnya permasalahan yg memerlukan kebersamaan dan perubahan yg mendasar

3. Adanya pembentukan lembaga baru sehingga memerlukan perubahan tindakan atau kegiatan dan perubahan sumber-sumber yang diperlukan

4. Menjabarkan prinsip umum dari pusat menjadi perencanaan operasional. Misalnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, memerlukan cara kerja dan sarana yang bermutu

JENIS-JENIS PERENCANAANII. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 46: BAB I

Fenomena Tipe Perencanaan Inovatif

Pertama : Tidak terikat oleh perencanaan alokatif

Kedua : Berorientasi pada kegiatan pembaharuan program lembaga-lembaga pendukung

Ketiga : Terdapat hubungan yang erat antara perencanaan kebijakan, dan keputusan politik untuk melaksanakan program

Keempat : di dalam perumusan tujuan perlu disosialisasikan

Kelima : perlu didukung oleh data dan informasi yang akurat dan dana yang memadai

JENIS-JENIS PERENCANAANII. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 47: BAB I

Alasan Perencanaan Inovasi Sangat Penting Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan:1. Proses pembelajaran di Indonesia umumnya tidak mengikuti

taksonmi dimensi pengetahuan yang akan dicapai2. Pembelajaran yang dipraktikkan berbentuk penyampaian secara

searah (lecturing) atau tatap muka3. Siswa kesulitan untuk menangkap makna esensi materi,

sehingga kegiatan belajar sebatas membuat catatan yang kebenarannya diragukan

4. Pola proses pembelajaran guru aktif siswa pasif5. Intensitas pembelajaran siswa umumnya rendah6. Sulit mengungkap materi pembelajaran sesuai dengan dunia

nyata7. Siswa mau belajar pada saat mendekati ujian8. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran

dan reaksi, akan menjadi satu-satunya sumber belajar

JENIS-JENIS PERENCANAANII. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 48: BAB I

Proses Perencanaan Inovatif:1. Di dalam merumuskan tujuan pembaharuan perlu

diketahui terlebih dahulu kualitas sumber-sumber yang tersedia atau yang disediakan

2. Sebelun disusun perencanaan perlu informasi atau data-data yang lengkap tentang sumber-sumber dan pengalaman empirik yang berhubungan proses pembaharuan

3. Para perencana harus memperhitungkan situasi daerah dan kondisi masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pembaharuan mendapat dukungan dari masyakat

4. Perlu dirancang terlebih dahulu pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang

5. Perlu dirancang jalur perintah, koordinasi dan konsultasi setiap bagian

JENIS-JENIS PERENCANAANII. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Page 49: BAB I

Perencanaan strategis adalah bagian dari manajemen strategis (straregic management). Fungsi-fungsi manajemen strategis dirumuskan oleh Peter Drucker dalam bukunya "Managing in Turbulent Time" sebagai berikut :

"The primary tasks of strategic management are to understand the environment, define organizational goals, identity options, make and implement decisions, and evaluate actual performance. Thus, strategic planning aims to exploit the new and diffirent opportunities of tomorrow, in contrast to long range planning, which tries to optimize for tomorrow the trends of today”. (Drucker,1980:61)

Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi manajemen strategis adalah memahami lingkungan, menentukan tujuan-tujuan organisasi, mengidentifikasi pilihan alternatif, membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan, dan mengevaluasi penampilan tugas yang nyata.

Jadi, perencanaan strategis betujuan untuk mendayagunakan berbagai kesempatan baru dan berbeda yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berlainan dengan perencanaan yang panjang yang mencoba mengoptimasi kecenderungan-kecenderungan yang terjadi masa kini untuk masa yang akan datang.

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Page 50: BAB I

Perencanaan strategik berbentuk perencanaan lintas kegiatan (transactive planing) yang menggabungkan berbagai bentuk perencanaan

Fungsi Perencanaan Strategik:

Memadukan dan mendaya gunakan berbagai sumber di dalam berbagai kesempatan baru dan berbeda mungkin terjadi pada masa yang akan datan

Proses Perencanaan Strategik:

Memahami lingkungan, menentukan tujuan, mengidentifikasi kan pilihan, membuat keputusan, mengevaluasi kegiatan dan penampilan tugas nyata.

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Page 51: BAB I

Model Pendekatan Perencanaan Strategik(Menurut Henry Mintberg)1. Locating Planning

Adanya kejelasan sekolah mana yang direncanakan, bidang apa yang menjadi skala prioritas, komponen-komponen apa yang perlu disediakan

2. Distingusing PlanAdanya model pengembangan pendidikan yang berbeda dari yang lain baik dalam proses teknik dan produk. Misalnya dalam pelayanan dan mutu lulusan

3. Elaborating PlanKorelasi penampilan ganda antara segmen model lama dengan segmen baru guna menjembatani tradisi masyarakat dengan modernisasi pendidikan di sekolah

4. Extending PlanPerencanaan berbentuk diversifikasi atau aneka program pendidikan untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja

5. Recondeiving PlanPerencanaan berbentuk deskripsi model integrtion dan diversification agar mudah diimplementasikan pada tingkat mikro atau tingkat sekolah

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Page 52: BAB I

Komponen Strategi

1. Buat formulasi tujuan dan sasaran sebagai implementasi misi

2. Analisis tujuan dan sasaran saat ini dan rencanakan sasaran lanjutan

3. Analisis lingkungan eksternal untuk mengantisipasi peluang dan ancaman

4. Analisis lingkungan internal untuk menghimpun sumber daya sehingga diketahui kekuatan dan kelemahannya

5. Identifikasi peluang yang strategis yang harus dicapai

6. Buat rencana pengambilan keputusan strategi

7. Rencanakan skenario pelaksanaan strategi

8. Rencanakan cara mengatasi resiko dan tekanan-tekanan dari lingkungan eksternal

9. Rencanakan alat evaluasi dan pengendalian strategi

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Page 53: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Penugasan

Visi

Misi

Kajian Lingkungan Internal

Kajian Lingkungan Eksternal

Isu-Isu Utama

Strategi Pengembangan (tujuan) dan Penetapan Prioritas

Kebijakan, Program & Sasaran (5 Tahunan)

Program dan Anggaran (tahunan)

Tahapan Pencapaian Sasara

Kekuatan & Kelemahan Peluang & Tantangan

Penyusunan Rencana Strategi (10 Tahunan)

Penyusunan Rencana Operasional (5 Tahunan)

Penyusunan Program & Anggaran (Tahunan)

PROSES PERENCANAAN STRATEGIS

Page 54: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)

Pengkajian Lingkungan Internal

Pengkajian Lingkungan Eksternal

Perumusan Misi Pengkajian Penutasan Perumusan Misi

Perumusan Strategi Pengembangan(tujuan & Penetapan Prioritas)

Perumusan Isu-Isu Utama

Kekuatan & Kelemahan Peluang & Tantangan

TAHAP PROSES PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

Perumusan Visi

Page 55: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)Perbedaan Perencanaan Jangka Panjang Dengan Perencanaan Strategis(Menurut Cope)

Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan StrategisMerupakan sistem tertutup sehingga rencana suatu lembaga dibatasi waktu

Sistem Terbuka dinamis dan mempersatukan informasi & perubahan

Berorientasi pada hasil Lebih berorientasi pada ProsesBerpedoman pada Formula/ rumus tertentu tapi kurang memperhatikan nilai-nilai

Lebih rasional dan realistis

Mengarah pada analisa Internal secara Kuantitatif

Berorientasi pada lingkungan eksternal terlebih dahulu secara kualitatif & intuitif

Membuat keputusan tentang masa yang akan datang

Mendayagunakan kecenderungan yg ada pada masa sekarang & kemungkinan yg akan terjadi untuk membuat keputusan saat ini

Menekankan pada penggunaan ilmu yg berkaitan dengan perencanaan manajemen dlm pengambilan keputusan

Lebih menekankan pada kreativitas, inovasi & intuisi sebagai seni dalam perencanaan, manajemen dan pengambilan keputusan

Page 56: BAB I

JENIS-JENIS PERENCANAANIII.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLANNING)Perbedaan Perencanaan Jangka Panjang Dengan Perencanaan Strategis(Menurut Feeney)

Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan StrategisSegi Perspektif, lebih menitik beratkan pada lingkungan internal lembaga

Lebih berfokus pada lingkungan eksternal terlebih dahulu

Segi Sistem, merupakan sistem tertutup Merupakan sistem terbukaSegi Data, Menggunakan data Kuantitatif Menggunakan data KualitatifSegi Fungsi, memfungsikan masing-masing atau bagian-bagian setiap lembaga

Memfungsikan keseluruhan dari bagian-bagian secara terpadu

Segi Proses, Menggunakan pendekatan deduktif

Menggunakan pendekatan induktif

Segi Dasar, Menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan

Menggunakan dasar seni dan situasi

Segi Hasil, Lebih mengutamakan output atau hasil masa yg akan datang seperti cetak biru (blueprint)

Lebih mengutamakan pada proses kegiatan dari alur keputusan masa sekarang berdasarkan kecenderungan dan kemungkinan yang terjadi

Page 57: BAB I

SYARAT SEORANG PERENCANA

1. Al-Amanah (Integritas Pribadi)a) Menyatakan hal-hal yang benar dengan penuh percaya dirib) Terbuka dan jujur mengenai hal ihwal organisasi dalam

lingkungan pekerjaanc) Menentukan sikap dan perbuatan secara konsistend) Bertindak sesuai dengan sistem dan nilai-nilai pendidikane) Meminimalkan biaya dan resiko

2. Percaya Diri (Self Confident)a) Memperhatikan pendirian dengan argumen yang tepatb) Bertindak dengan penuh kesadaran dengan perhitungan mandiric) Menunjukan kemampuan dirid) Memilih alternatif yang berbedae) Mengedepankan gagasan yang mengandung arah perubahan

mutu

Page 58: BAB I

SYARAT SEORANG PERENCANA

3. Memperhitungkan pengaruh dan dampaka) Menyatakan isyarat perbuatan yang spesifikb) Menggambarkan tindakan terjadinya dampak positifc) Menggunakan pengaruh tidak langsungd) Mengembangkan strategi dalam memecahkan masalah yang

komplek

4. Kewirausahaan (Intra-Preneurship)a) Memanfaatkan lingkungan eksternal, untuk mencapai masa depan

yang lebih baikb) Memperbaiki kondisi internal masa kini dengan penuh kritisc) Mengolah potensi internal jadi peluang barud) Membuat perencanaan percobaan 1 – 3 bulan ke depane) Membuat contoh model, agar semua personal siap melaksanakan

uji coba satu bulan ke depan

Page 59: BAB I

SYARAT PERENCANA

1. BERORIENTASI PADA PENINGKATAN MUTUa) Motif berprestasi dengan jalan menciptakan kriteria dan ukuran

kerja unggulb) Tiap melakukan pekerjaan menurut kriteria dan ukuran terbaikc) Menetapkan produk dan service barud) Adanya komitmen untuk meningkatkan sistem, proses dan output

kerjae) Selalu membuat analisis tentang faktor-faktor sukses-gagal dan

untung rugi serta siap mengadakan perbaikan2. BERFIKIR KONSEPTUAL

a) Punya cara berfikir berdasarkan aturanb) Selalu mempertimbangkan data dan informasi untuk dijadikan

pada perencanaanc) Menerapkan konsep sistem dari yang sederhana sampai masalah

yang kompleks secara bertahapd) Mampu menafsirkan dan implementasi data dan informasi yang

masih mentah menjadi terstruktur, jelas dan sistematise) Mampu memperkenalkan konsep-konsep baru

Page 60: BAB I

SYARAT PERENCANA

3. BERFIKIR ANALITIKa) Mampu menguraikan unsur-unsur yang direncanakanb) Dapat memperjelas hubungan tiap bagian yang mendasarc) Membuat analisis terhadap RLS menjadi suatu model yang

disepakati bersama. (RLS: Real life system. Memuat jati diri institusi berdasarkan Core of existance)

4. BERFIKIR UNTUK KEMAJUAN PENDIDIKANa) Suka bertanya tentang masalah mengenai aspek-aspek yang spesifikb) Menetapkan kerangka pemikiran untuk mencari informasic) Mampu menyusun data yang bermutu, informatif dan komprehensifd) Mampu menarik manfaat dari informasi olahan sendiri

5. SADAR BERORGANISASIa) Memahami peranan organisasi dalam memajukan pendidikanb) Memahami kedudukan organisasi secara kelembagaan dan struktur

formalc) Memahami budaya organisasi, politik dan isu yang mendasari

permasalahan organisasi

Page 61: BAB I

SYARAT PERENCANA

6. MAMPU MEMBINA KERJASAMA TIMa) Mudah mengerti maksud orang lain, baik ucapan maupun sikap atau

perbuatanb) Dapat menampung aspirasi seseorang, baik dari kepentingannya

maupun melalui penampilan emosionalnyac) Mampu memahami makna sebenarnya dan menjauhi kritik in-

absentia

7. AKUNTABILITAS JABATAN SEBAGAI PERENCANAa) Mampu menjelaskan isi dan proses perencanaanb) Menguasai contoh model tindakan dan arahan dalam

mengimplementasikan rencana dengan efektifc) Mampu menjelaskan sub-sub perencanaan dan memberi contoh

kegiatan menurut prosedur, proses dan jadwal waktu yang spesifikd) Memberi contoh dan menuntut akuntabilitas dari setiap pejabat

Page 62: BAB I

PROBLEMATIKA PERENCANAAN PENDIDIKAN PASCA OTONOMI DAERAH

Terdapat kendala institusional dalam pengembangan pendidikan Indonesia seperti:

1. Insitusi pemerintah yang mengelola pendidikan dasar sangat rumit dan kurang terkoordinasi antara Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Agama

2. Pengelolaan SMP dan Tsanawiyah masih sentralistik dan tenggung jawab ganda antara DIKNAS dan DEPAG dan dualisme kebijakan

3. Anggaran pendidikan Nasional dikelola secara kaku dan terkotak-kotak, baik jenis anggarannya maupun instansi yang menanganinya

4. Manajemen pada tingkat sekolah belum efektif, karena para kepala sekolah hanya berperan sebagai pelaksana tugas operasional dan tidak diberi kewenangan untuk menentukan kebijakan manajemen yang luas.

Page 63: BAB I

KEWAJIBAN GURU

Merencanakan, melaksanakan, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

Secara kontinyu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi sejalan dengan perkembangan ipteks

Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran

Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru serta nilai-nilai agama dan etika; dan

Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan Bangsa

Page 64: BAB I

MISI KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2010–2014(MISI 5K)

1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan2. Memperluas Keterjangkauan layanan pendidikan3. Meningkatkan kualitas/mutu & relevansi layanan

pendidikan4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan

pendidikan5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan

Page 65: BAB I

TUJUAN STRATEGI PENDIDIKAN NASIONAL (2010-2014)

Tujuan strategi Diknas tahun 2010-2014 dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan system tata kelola untuk menhasilkan layanan prima pendidikan. Tujuan perencanaan strategi adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi dan Kabupaten / Kota

2. Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, Kabupaten/Kota

3. Tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, Kabupaten/Kota

4. Tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi

5. Tersedianya dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat

6. Tersedianya system tata kelola yang handal dalam menjamin layanan prima pendidikan

Page 66: BAB I

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Thn. 2005 – 2025 Yang Tertuang di DalamPermendiknas No. 32 Tahun 2005Dijabarkan ke Dalam Empat Tema

Tema Pembangunan I (2005-2009)Dengan fokus pada penguatan pelayanan

Tema Pembangunan II (2010-2015)Dengan fokus pada penguatan pelayanan

Tema Pembangunan III (2016-2020)Dengan fokus pada penguatan daya saing internasional

Tema Pembangunan IV (2021-2025)Dengan fokus pada penguatan daya saing internasional

Tema pembangunan V dimulai (2010-2014) ditujukan pada pemantapan pembangunan pendidikan dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu & teknologi.

Page 67: BAB I

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL

Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Landasan utama yaitu perlu menjunjung tinggi dan memegang teguh norma dan nilai sebagai berikut:1. Perlu direncanakan norma Agama dan kemanusiaan untuk kehidupan

sehari-hari, baik sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, mahluk individu, maupun mahluk sosial

2. Rencana pemantapan norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa dlm rangka memelihara keutuhan Bangsa & NKRI

3. Perencanaan norma kerakyatan dan demokrasi dalam rangka membentuk manusia yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Perencanaan nilai2 keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang memeratakan dan bermutu bagi seluruh bangsa serta menjamin penghapusan segala bentuk diskriminasi dalam rangka mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial

Page 68: BAB I

PERENCANAAN PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONALPerencanaan dan penyelenggaraan pendidikan Nasional didasarkan pada beberapa paradigm Universal seperti:1. Perencanaan pemberdayaan manusia seutuhnya

paradigm ini merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yg mandiri (mahluk individu) sebagai elemen sistem sosial yang saling berinteraksi (mahluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik (mahluk Tuhan)

2. Perencanaan pemberdayaan sepanjang hayat berpusat pada peserta didikPembelajaran sepanjang hayat berlangsung multi makna berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi pekerti luhur dan watak kepribadian atau karakter unggul, serta berbagai kepribadian atau karakter unggul serta berbagai kecakapan hidup (life skills). Paradigm ini perlu mempasilitasi dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajaran mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, sportif dan berkewirausahaan.

Page 69: BAB I

PERENCANAAN PARADIGMA PENDIDIKAN NASIONAL

3. Perencanaan paradigm untuk semuaPardigma pendidikan tingkat dasar adalah bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga Negara. Pemenuhan atas hak yang bermutu merupakan ukuran keadilan, sekaligus menjadi investasi sumber daya manusia. Paradigma ini menjadi jaminan keberpihakan kepada peserta didik, sehingga menjamin terselenggaranya pendidikan yang demokratis, merata dan berkeadilan serta berkesetaraan.

4. Perencanaan perkembangan pembangunan berkelanjutanPerencanaan paradigm ini membina manusia untuk berpikir tentang keberlanjutan planet bumi dan keberlanjutan keseluruhan alam semesta. Perencanaan pendidikan harus dapat menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem dan lingkungan social dan alam

Page 70: BAB I

ANALISIS KONDISI EKSTERNAL LINGKUNGAN PENDIDIKAN NASIONAL

Pembangunan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal, seperti social budaya, ekonomi, teknologi dan politik dijelaskan seperti berikut.

1. Sosial, budaya dan lingkunganKondisi social, budaya dan lingkungan dalam kurun waktu 5 tahuna) Jumlah penduduk semakin tinggi & makin penting dalam percaturan globalb) Angka HDI Indonesia meningkat dari tahun ke tahunc) Makin tingginya kesenjangan antar gender, antar penduduk kaya dan

miskin, antar perkotaan dan pedesaand) Masih rendahnya peringkat indeks pembangunan gender Indonesia

menduduki urutan 93 dari 177 negarae) Perubahan gaya hidup yang konsumtif dan menurunya kualitas lingkunganf) Adanya ketidak seimbangan system lingkungan akibat pencemaran

industry, pertanian dan rumah tanggag) Gasih rendahnya pemanfaatan keaneka ragaman hayatih) Masih rendahnya kualitas SDM Indonesia untuk bersaing di era ekonomi

berbasis pengetahuan

Page 71: BAB I

2. Kondisi ekonomiKondisi ekonomi yang mempengaruhi perencanaan pembangunan pendidikan 2009-2014

a) Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran

b) Masih adanya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah

c) Basis kekuatan ekonomi mengandalkan upah tenaga kerja dan ekspor bahan mentah tak tetap

d) Makin meningkatnya daya saing tenaga kerja

e) Munculnya ancaman raksasa ekonomi global seperti Cina dan India

f) Masih rendahnya optimalisasi pedaya gunaan sumber daya alam

g) Perlu dukungan penyiapan tenaga kerja yang memadai

h) Ancaman masuknya tenaga terampil menengah dan tenaga ahli dari Negara lain

ANALISIS KONDISI EKSTERNAL LINGKUNGAN PENDIDIKAN NASIONAL

Page 72: BAB I

ANALISIS KONDISI EKSTERNAL LINGKUNGAN PENDIDIKAN NASIONAL

3. Pengaruh politik dan pertahana keamanan

a) Ketidak stabilan politik, pertahanan dan keamanan

b) Ketidak selarasan peraturan perundangan yang berdampak pada penyelenggaraan pendidikan

c) Perlu pendidikan politik untuk mendorong kesadaran berdemokrasi

d) Perlu implementasi otonomi daerah yang mendorong kemandirian kearifan local

e) Lambatnya penerbitan turunan peraturan perundangan pendidikan

f) Ancaman dis-integrasi akibat dari ketidak dewasaan berdemokrasi

g) Kurang mantapnya ideology Negara sebagai pemersatu bangsa

h) Masih kurang komitmen pemenuhan pendanaan pendidikan minimal 20% APBN dan APBD

Page 73: BAB I

TANTANGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN 2010 – 2014Berdasarkan analisis faktor eksternal, internal, potensi pendidikan dan permasalahan pendidikan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Perlunya melengkapi peraturan turunan yang diamanatkan undang-undang pendidikan

2. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian sasaran millennium Development Goals, Education for All (EFA) dan Education for Sutainable Development (ESD)

3. Menjami tingkat kesejahteraan tenaga pendidikan dan kependidikan

4. Menjamin keberpihakan terhadap masyarakat miskin untuk memperoleh akses pendidikan bermutu

5. Menerapkan SNPN dengan menekankan keseimbangan antara olah pikir, olah rasa, olah hati dan olah raga

Page 74: BAB I

6. Mengembangkan pemberdayaan tenaga pendidikan & kependidikan secara profesional

7. Meningkatkan kualitas pendidikan dalam upaya pemenuhan Standar Pelayanan Miniman (SPM) antar wilayah

8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan kejuruan utuk memenuhi kebutuhan lokal, nasional dan mampu bersaing global

9. Menghasilkan SDM kreatif, inovatif dalam pengembangan ekonomi

10.Mengembangkan kebijakan penganggaran berbasis kinerja

11.Mengembangkan kebijakan muatan budi pekerti dan peduli keterlibatan pendidikan

TANTANGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN 2010 – 2014

Page 75: BAB I

RENCANA STRATEGIS KEMENDIKNAS DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN 2010-20141. Pembangunan Pendidikan Nasional lebih menekankan pendidikan

Transformatif yaitu pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju.Tema pembangunan pendidikan transformative melalui empat tahap straegi yaitu:

a) Strategi penguatan layanan pendidikan

b) Strategi terselenggaranya layanan prima pendidikan

c) Strategi peningkatan kapasitas dan modernisasi

d) Strategi penguatan daya saing regional, nasional dan internasional

Page 76: BAB I

RENCANA STRATEGIS KEMENDIKNAS DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN 2010-20142. Strategi Layanan Prima Pendidikan Nasional adalah layanan

pendidikan:

a) Tersedianya pendidikan secara merata diseluruh pelosok Nusantara

b) Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

c) Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia industri

d) Setara bagi warga Negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakan sosial budaya, ekonomi, geografi dan gender

e) Menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri

Page 77: BAB I

TATA NILAI PERENCANAAN PENDIDIKANVisi dan misi pendidikan dapat terwujud apabila didukung dengan penerapan tata nilai yang sesuai dengan pendidikan. Tata nilai merupakan dasar sekaligus sebagai arah dan sikap seluruh pendidik dalam menjalankan tugas. Tata nilai di maksud adalah:

1.Terselenggaranya kegiatatan pendidikan yang amanah

2.Terselenggaranya kegiatan pendidikan yg professional

3.Terselenggaranya kegiatan pendidikan yang visioner

4.Terselenggaranya kegiatan pendidikan yang demokratis

5.Terselenggaranya kegiatan pendidikan inklusif, dan

6.Terselenggaranya kegiatan pendidikan yang berkeadilan

Page 78: BAB I

BAB IVIMPLEMENTASI PERENCANAAN

PEMBELAJARAN SCL

A. Pengertian Pembelajaran SCL

B. Perencanaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning

Page 79: BAB I

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN SCL

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan terencana, terprogram dalam desain FEE (facilitating, empowering, enabling) agar siswa/mahasiswa belajar secara aktif dan menekankan pada sumber belajar;

Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa/mahasiswa serta dapat meningkatkan konsentrasi dalam mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan materi pelajaran

Sedangkan SCL adalah pembelajaran yang terpusat pada aktivitas belajar siswa, bukan hanya aktivitas guru atau dosen mengajar.

Page 80: BAB I

SITUASI PEMBELAJARAN DALAM SCL DIANTARANYA:

1. Siswa belajar baik secara individu maupun kelompok dengan cara mencari dan menggali sendiri informasi dan teknologi yang dibutuhkannya secara aktif dari pada sekedar menjadi pendengar dan penerima pengetahuan dari guru secara pasif.

2. Guru/dosen lebih berperan sebagai FEE dan guides on the sides daripada mentor in the center, yaitu manbantu siswa mengakses informasi, menata materi dan mentransfer guna menemukan solusi terhadap permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pada gate keeper of information

Page 81: BAB I

3. Siswa tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga harus kompeten dalam cara belajar. Artinya siswa tidak hanya menguasai isi materi pelajaran tetapi mereka juga memahami tentang bagaimana cara belajar (learn how to learn) melalui discovery, inquiry dan problem solving dan terjadi pengembangannya.

4. Belajar bukan duduk diam tetapi aktivitas komunitas yang difasilitasi oleh guru/dosen yang mampu mengelola pembelajarannya menjadi berorientasi pada kegiatan siswa.

5. Belajar yang baik memanfaatkan teknologi dan sumber informasi pembelajaran dalam mencapai keterampilan belajar yang utuh (intelektual, emosional dan psikomotor) yang dibutuhkan.

SITUASI PEMBELAJARAN DALAM SCL DIANTARANYA:

Page 82: BAB I

B. PERENCANAAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

Teacher Centered Student Centered LearningPengetahuan ditransfer dari guru ke siswa

Siswa secara aktif mencari pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari

Siswa menerima pengetahuan secara pasif

Siswa secara aktif terlibat di dalam mengembangkan pengetahuan

Lebih menekankan pada penguasaan materi

Tidak hanya penguasaan materi tapi memahami manfaat materi dalam kehidupan (life long learning)

Fungis guru atau pengajar sebagai informasi ilmu utama atau evaluator

Fungsi guru sebagai fasilator dan evaluasi dilakukan bersama dengan siswa

Guru biasanya menggunakan metode dan media tunggal. Proses pembelajaran secara terpisah dengan penilaian

Guru menggunakan metode multy system dan multimedia. Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi

Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning

Page 83: BAB I

Teacher Centered Student Centered Learning

Iklim belajar individual pasif Iklim belajar yang kreatif dikembangkan secara kolaboratif, suportif dan kooperatif

Hanya siswa yang dianggap pandai berani melakukan proses belajar

Siswa dan guru belajar bersama di dalam mengembangkan pengetahuan, konsep, prinsip berbentuk keterampilan

Transfer ilmu pengetahuan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran

Siswa belajar tidak hanya dari guru saja tapi dapat menggunakan berbagai sumber metode dalam kegiatan

Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran

Penekanan pada kompetensi peserta didik diimpelentasikan pada keterampilan

Aktivitas pada bagaimana guru melakukan pembelajaran

Aktivitas tampak cara siswa belajar yang diimbangi guru dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran, motede interdisipliner penekanan pada problem based learning dan skill compilency

Perbedaan pembelajaran berbasis Teacher centered dengan Student centered Iearning

Page 84: BAB I

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Pendekatan dan metode merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan pembelajaran sifatnya aksiomatis tidak tersurat dalam rencana pembelajaran, tetapi tersirat dalam benak hati guru masing-masing

Pendekatan pembelajaran berperan sebagai pemandu kegiatan belajar yang menunjukkan prilaku hasil belajar yaitu kemana prilaku belajar siswa. walaupun tidak tersurat dalam perencanaan pembelajaran, tetapi tidak salah bila guru menyusun pendekatan setiap pokok bahasan secara sistematis.

Page 85: BAB I

Pendekatan pembelajaran SCL diperlukan dengan alasan sebagai berikut:

a. Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan dalam bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi dan lingkungan yang menyebabkan informasi dalam buku-buku teks dan artikel-artikel yang ditulis lebih cepat kadaluwarsa.

b. Di masa mendatang dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang berprestasi baik, yang mamilliki kerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif, memproses dan memanfaatkan informasi, serta mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dan lulusan mampu bersaing dalam pasar global dalam rangka meningkatkan produktivitas.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Page 86: BAB I

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCL

Perencanaan Pembelajaran yang Dapat Digunakan Dalam SCL :Metode pembelajaran yang dapat diklasifikasikan dalam pembelajaran SCL diantarmya:

a) Small group discussionb) Role play and simulationc) Case studyd) Discovery learning (DL)e) Self directed Iearning (SDL)f) Cooperative learning (CL)g) CoIlaborative learning (CbL)h) Contextual instruction (CI)i) Project based learning an Inquiry (PjBL)j) Problem based learning inquiry (PBLI)

Page 87: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLa. Small group discussion

Diskusi merupakan multy system dan merupakan salah satu elemen interaksi belajar mengajar secara aktif. Perencanaan yang dibuat guru yang dijadikan pedoman diskusi kecil adalah sebagai berikut : Penentuan tema dan tujuan lebih attractive dan motivative

yaitu menarik perhatian para peserta dan merangsang rasa ingin tahu

Menetukan waktu dan tempat Melaksanakan diskusi dengan cara menentukan ketua

sekertaris dan fungsionaris diskusi lainnya. Syarat-syarat ketua diskusi harus pandai menahan diri, toleran dan akseptan, adaptable, memahami masalah, obyektif bijaksana, ramah, penuh kesabaran.

Menetapkan anggota kelompok kecil antara 5 orang sampai 10 orang

Page 88: BAB I

Tujuan small group discussion yang diharapkan agar siswa/mahasiswa :

1) Menjadi pendengar yang baik2) Bisa bekerjasama untuk tugas yang sama3) Bisa membangun sikap memberi dan menerima4) Menghormati perbedaan pendapat5) Mendukung pendapat yang rasional ilmiah6) Menghargai sudut pandang yang bervariasi

METODE PEMBELAJARAN SCLa.Small group discussion

Page 89: BAB I

Aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa:Menguasai materi dan membangkitkan ideMayimpulkan poin penting dari pokok bahasanMengakses relevansi ilmu pengetahuan dan keterampilanMengkaji kembali topic diskusi kelas sebelumnyaMenelaah tugas, quiz atau tugas menulis dari guruMemproses outcome pembelanjaan pada akhir semester atau

akhir kelasMemberi komentar tentang materi intiMembandingkan teori, isu, interprestasi dan implementasi

materi yang dibahasMenyelesaikan masalah nyataBrainstroming

METODE PEMBELAJARAN SCLa.Small group discussion

Page 90: BAB I

Metode Simulasi adalah model mengajar yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya praktik wudlu, tayamum atau aplikasi instrumentasi siswa diminta mempraktikan melalui benda sesungguhnya atau benda tiruan.

Simulasi dapat berbentuk:1) Permainan peran (role playing), dimana setiap siswa dapat

diberi peran masing-masing misalnya sebagai direktur, enginering bagian pemasaran dan lainnya.

2) Simulation exercices and simulation games3) Model rcrmailan computer main bola, dsb.

METODE PEMBELAJARAN SCLb. Metode Simulasi

Page 91: BAB I

Simulasi dapat mengubah Cara pandag (mindset) siswa dengan jalan:

a) Mempraktikan kemampuan umum misalnya komunikasi verbal dan non verbal

b) Mempraktikan kemampuan khususc) Meempaktikan kemampuan timd) Mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah

(problem solving).e) Menggunakan kemampuan sintetis

METODE PEMBELAJARAN SCLb. Metode Simulasi

Page 92: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

c. Perencanaan Pengembangan Metode Discovery Learning (DL)

adalah metode belajar yang difokuskan pada pemantapan infomasi yang bersumber dari berbagai media dan bersumber dari guru atau yang dicari sendiri oleh siswa/mahasiswa untuk membangun pengetahuaa dengan cara belajar sendiri.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar DL bisa dilaksanakan di laboratorium, perpustakaan atau melalui internet.

Page 93: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

d. Perencanaan Pembelajaran Self Discated Learning (SDL)

adalah perencanaan proses belajar mengajar yang dilakukan atas inisiatif siswa atau mahasiswa sendiri. Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalarnan belajar yang telah dialami, dikaji ulang oleh individu maupun kelompok. Sementara guru/dosen hanya bertindak sebagai pengarah, motivator dan fasilitator berbentuk bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu tersebut.

Page 94: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLd.Perencanaan Pembelajaran Self Discated Learning (SDL)

Manfaat belajar mandiri adalah sebagai berikut :1) Pengalaman merupakan sumber belajar dan modal hidup, yang sangat

berharga.2) Kesiapan belajar perlu direncanakan karena merupakan tahap awal

menjadi pembelajar mandiri3) Orang tua yang sukses banyak belajar dari pengalaman dalam

pemecahan masalah daripada materi pembelajaran. Oleh sebab itu gabungkanlah pengalaman dengan materi pembelajaran di sekolah

4) Pengakuan penghargaan dan dukungan terhadap proses belajar orang dewasa perlu diciptakan dalam lingkungan belajar. Dalam hal ini guru/dosen saling menghargai, menghormati, melengkapi dalam membangun pengetahuan yang bermanfaat untuk masa depan.

Page 95: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

e. Perencanaan Pembelajaran Coorporative Learning(CL)

adalah perencanaan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru/dosen untuk memecahkan suatu masalah atau kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemarnpuan akademik yang berbeda, ada yang termasuk prestasi perbaikan, pengayaan, pengembangan dan tutor sebaya.

Page 96: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCLe. Perencanaan Pembelajaran Coorporative Learning(CL)

Metode Cooperative Leatning bermaafaat untuk membantu menumbuh kembangkan kecerdasan dan membiasakan :

1. Mendorong dan merangsang diri agar mampu bersaing melalui belajar aktif

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab baik individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah bangsa

3. Menumbuh kembangkan kemampuan dan keterampilan melalui kerjasama

4. Menumbuhkan keterarnpilan kerjasama dalam memecahkan berbagai permasalahan sosial.

Page 97: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

f. Perencanaan Pembelajaran Collaborative Learning (CBL)

adalah rancangan metode belajar kelompok yang menitik beratkan pada kerjasama kelompok siswa yang didasarkan pada consensus antar siswa/mahasiswa yang dibangun sendiri untuk membangun mutu belajar yang mampu bersaing dalam keunggulan baik dalam mengerjakan tugas-tugas atau memecahkan kasus-kasus yang disampaikan guru/dosen yang bersifat open ended.

Pembentukan kelompok ini didasarkan pada rminat, bakat atau letak geografis

Page 98: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

g. Perencanaan Pembelajaran Cantextual Instruction (CI)

Adalah metode konsep belajar yang menghubungkan materi pembelajaran di sekolah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pada intinya melalui metode CI, guru/dosen memanfaatkan pengetahuan langsung dalam kehidupaa nyata secara bersama-sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh materi pelajaran serta memberi kesempatan untuk menguji kebenaran materi pembelajaran dengan kehidupan.

Page 99: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

g. Perencanaan Pembelajaran Cantextual Instruction (CI)

Manfaat dari CI dihandingkan dengan metode yang lain diantarnya:

1) Penguasaan dan pemahaman materi akan lebih mendalam2) Pembelajaran tidak verbalisme3) Sejak menjadi pelajar siswa dan mahasiswa sudah bisa memberi

masukan dan perbaikan tatanan kehidupan masyarakat.

Page 100: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

h. Perencanaan Impelementasi Metcde Project Based Learning (PJBL)

adalah perencanaan belajar yang sistematis yang melibatkan siswa/mahasiswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan mencari/menggali/menentukan (inquiry) sendiri sesuai dengan pokok-pokok bahasan secara terstruktur dihubungkan dengan pengetahuan otentik di lingkungan masyarakat.

Page 101: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

i. Perencanaan Implementasi Metode Problem Based Learning/ Inquiry (PBL/I)

adalah perencanaaa belajar dengm memanfatkan masalah dari berbagai sumber informasi dari koran, majalah, siaran tv dan media masa lainnya yang relevan dengan pokok bahasan dari setiap materi pelajaran alau kompetemsi yang dituntut materi pelajaran. Kemudian guru dan siswa membahasnya dan mencoba berlatih memecahkannya.

Page 102: BAB I

METODE PEMBELAJARAN SCL

i. Perencanaan Implementasi Metode Problem Based Learning/ Inquiry (PBL/I)

Pada umumnya terdapat empat langkah yang perlu dilakukan siswa dan mahasiswa dalam melaksanakan PBL/I, yaitu: Siswa menerima masalah yang relevan dengan salah satu kompetensi

yang dituntut mata pelajaran Siswa melakukan pencarian data dam informasi yang relevan untuk

memecahkan masalah. Data dan informasi itu bisa melalui perpustakaan, laboratorirm atau internet.

Siswa menata data dan informasi yang dibimbing oleh guru dan menghubungkan dengan pemecahan masalah tersebut

Guru menilai dan menganalisis langkah-langkah strategis dalam pemecahan masalah yang dilakukan siswa

Page 103: BAB I

BAB VPERANAN GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN SCL

Page 104: BAB I

A. PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SCL

Sebagai nara sumber, fasilitator, motivator dan evaluator sejak perencanaan pelaksanaan dan akhir kegiatan belajar.

Mengkaji dan merencanakan kompetensi mata pelajaran yang perlu dihasai secara mendalam oleh siswa/mahasiswa di akhir pembelajaran

Membuat perencanaan strategis di lingkungan pembelajaran yang dapat dijadikan sumber belarjar sebagai keragaman pengalaman belajar yang diperlukan siswa dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi mata pelajaran

Meimbantu siswa dalam mengakses data dan informasi menata, mengkorelasi, memproses dan nemanfaatkan dalam pemecahan hidup sehari-hari

Mengidentifikasikan dari pola penilaian hasil belajar siswa/mahasiswa yang relevan dengan kompetensi materi pelajaran yang akan diukur dan dinilai.

Page 105: BAB I

B. PERAN SISWA / MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN SCL

Gambaran singkat yang perlu dilakukan oleh siswa/mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran SCL adalah sebagai berikut: Siswa/mahasiswa mengkaji materi pembelajaran untuk satu semester mulai

dari skup, sekuinsi atau tata urut, isi materi, babat materi, kontinuitas materi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, relevansi materi dengan kehidupaa masyarakat sehiar-hari dan fleksibilitas yang mudah disesuaikan dengan funtutan dan perkembangan zaman.

Membuat rencana pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu, baik pembelajaran terstruktur, pembelajaan mandiri atau pembelajaran kunkuler, ko kurikuler dan ekstra kulikuler. Peran guru guru disini sebagai nara sumber, moderator, motivator, direktur atau pengarah dan advisor.

Sesuai dengan hasil perencanaan bersama siswa belajar secara aktif dengan cara mendengar, membaca, menulis, mengkaji, mendiskusikan dan memecahkan masalah sebagai latihan berfikir tingkat tinggi seperti menganalisis, mensintetis dan mengevaluasi kreatifitas belajar masing-masing.

Page 106: BAB I

C. PERAN PIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Kepala sekolah merupakan pengendali institusi perlu memiliki daya juang untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaga yang dipimpinnya, dengan cara:

1. Mengkaji & mengelola isi kurikulum, disusun menjadi program semester & program tahunan dilengkapi dengan perangkat penilaian tiap unsur kegiatan belajar yang relevan, mengacu pada SCL. Kepala sekolah jangan terjebak oleh polemik perubahan bentuk kurikulum yang penting mdalami isi kurikulum daya saing dan daya ramal hasil belajar yang berkualitas. Perubahan kurikulum yang dilakukan birokrat pendidikan hanyalah bentuk pendekaan. Tujuanaya untuk merangsang agar para pelaksana pendidikan tidak statis berfikir, tetapi lebih dinamis. Perubahaa kurikulum merupakan bagian demi fleksibilias kurikulum agar sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat.

2. Membuat kebijakan solusi dan sosialisasi dalam pengembangan kurikulum yang semula berpusat pada kegiatan guru dan murid

3. Bangkitkan semangat juang guru/dosen, sehingga guru merasa terpanggil untuk berjuang mengejar ketinggalan mutu pendidikan oleh Negara lain

4. Buktikan semboyang guru sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" dalam bukti nyata dalam kiprah peningkatan mutu pendidikan, sehingga sosok pahlawan tanpa tanda jasa itu dapat dilihat & dirasakan, dinimati oleh seluruh masyarakat, bangsa dan Negara

Page 107: BAB I

C. PERAN PIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN

5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang lengkap melalui kerjasama dengan masyarakat luas agar mau membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan

6. Menciptakan networking atau jaringan kerjasama dengan pengusaha dunia kerja, lembaga-lembaga masyarakat, instansi-instansi pemerintah dan swasta

7. Membenahi pola pikir (Mindset) guru/dosen yang berfikir sempit dan statis kearah pola pikir yang dinamis yang diimplementasikan dalam kemampuan pengelolaan program pendidikan pada umumnya tentang pentingnya mengubah paradigma mengajar yang bermutu yang bercirikan adanya interaksi yang positif, konstnruktif dan interaktif antara guru/dosen dengan siswa dan mahasiswa dalam memebangun ilmu pengetahun yang relevan dengan kebutuhan masyarekat luas.

8. Melatih & mendorong, membimbing yang penuh kepada para guru/dosen yang dalam perencanaan pembelajarannya belum menuju kearah peningkatan mutu

9. Memanfaatkan perencanaan pembelajaran yang dibuat guru/dosen untuk dijadikan contoh model guru lain yang dianggap sudah memenuhi standar mutu Pendidikan

10.Menciptakan sistem pembelajaran yang komprehensif melalui kegiatan kolektif koordinatif dan korelatif diantara sesama guru/dosen sehingga materi kurikulum tidak berbentuk subyek materi tapi berbentuk broad fuld.

Page 108: BAB I

D. PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM PEMBELAJARAN

Perencanaan itu merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar

Perencanaan pembelajaran mengatur proses penyusunan materi pelajaran dan media yang akan digunakan, metode, monitoring, evaluasi dakn alokasi waktu yang akan dilaksanakan.

Dengan kata lain perencanaan pembelajaran memberikan pedoman dan gambaran dalam mengatur sekenario pembelajaran alternative kegiataa tahap-tahap kegiatan, pencapaian kompetensi, tugas terstrukur, monitoring, evaluasi dan indikator keberhasilan.

Page 109: BAB I

E. DARI MANA PERUBAHAN HARUS DIMULAI

dimulai dari paradigma berpikir guru/dosen tentang pemahaman yang mendalam tentang belajar, mengajar dan manfrat ilmu pengetahun bagi hidup dan kehidupan.

Page 110: BAB I

E. DARI MANA PERUBAHAN HARUS DIMULAI

Agar mencapai sasaran yang dikehendaki, maka dalam melakukan perubahan ini dapat digunakan beberapa strategi diantaranya adalah : Mulai dengan perubahan diri, yaitu dengan mensponsori

pembentukan kelompok creator, yang menghasilkan ide-ide pembelajaran baru berdasarkan paradigma pembelajaran yang berpusat pada yang belajar, selain itu kelompok ini juga berperan sebagai inspirator dan sebagai motivator atau pelopor perubahan (agent of change)

Menjadikan kegiatan perubahan ini sebagai gerakan peningkatan mutu, dengan memberdayakan sarana dan sumber daya yang tersedia sambil berusaha memenuhi persyaratan standar minimal untuk perubahan.

Menguji coba ide pembaharuan, memonitor, mengevaluasi dan mengembangkan ide secara terus menerus dan menyebar luaskan ke lingkungan internal, sambil membentuk jaringan informasi pembelajaran (forum komunikasi peningkatan mutu pembelajaran) antar lembaga pendidikan.

Page 111: BAB I

F. IMPLEMENTASI PERENCANAAN

Implementasi perencanaan Diknas bersifat koordinatif antara Kemendiknas, Kementrian Agama, Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota, terkait dengan pengembangan sistem tata kelola tersendiri dan tata kelola penataan terhadap tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan perencanaan dan program pendidikan.

Pengembangan tata kelola dalam perencanaan pendidikan mencakup penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP), sosialisasi dan pengendalian implementasi perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan pembangunan pendidikan.

Page 112: BAB I

SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari implementasi perencanaan. Tujuannya untuk mengetahui tingkat ketercapaian perencanaan dengan implementasi yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

a) Kejelasan tujuan dan hasil yang dicapai

b) Pelaksanaan yang dilakukan secara objektif

c) Kehandalan hasil yg dicapaid) Keterbukaane) Melibatkan berbagai pihak

f) Hasil penilaian dilakukan secara akuntabel

g) Hasil penilaian bersifat komprehensif

h) Pelaksanaan terhadwal, berskala dan berkelanjutan

i) Berbasis indikator kinerjaj) Pelaksanaan penilaian secara

efektif dan efisien

Page 113: BAB I

KOMPONEN-KOMPONEN YANG DINILAI

Penjaminan Mutu, relevansi & daya saingPemerataan, perluasan akses pendidikanPeningkatan tatakelola, akuntabilitas & kemitraan

pendidikan

Page 114: BAB I

KERANGKA IMPLEMENTASI PERENCANAAN Mendiagnosa kebutuhan peserta didik terutama yang bertalian dengan

minat individu, bakat kebutuhan dan pengembangan kemampuan Memilih isi pembelajaran dan menetukan sasaran pendidikan sesuai

dengan harapan peserta didik Mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran sesuai dengan sasaran

perencanaan Merumuskan unit-unit perencanaan pembelajaran dan mengorganisir

kegiatan-kegiatan sesuai dengan keputusan-keputusan perencanaan pendidikan

Mengimplementasi program-program berbentuk aktivitas-aktivitas dan memotivasi kegiatan dan mengimplementasikan beberapa prosedur administrasi guna perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik

pengembangan dan perbaikan perencanaan pembelajaran, melalui implementasi dengan aktivitas pembelajaran.

Page 115: BAB I

IMPLEMENTASI PERENCANAAN (MENURUT HUNT)

Hunt menggunakan model ROPES, yaitu singkatan dari Review, Overview, Presentation dan Summary.1. Review: mencoba mengukur ketepatan perencanaan dengan memepelajari

bahan ajar yg terpadu secara prerequisite2. Overview: perpaduan program perencanaan dengan program pembelajaran

yang dilaksanakan dalam menyampaikan isi (content) & strategi yg digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangan atas perencanaan pembelajaran yg hendak ditempuh

3. Presentation: tahap ini merupakan inti implementasi perencanaan dari konsep tertulis menjadi kegiatan nyata yg dapat mengembangan pikiran, perasaan & keterampilan. Disertai variasi strategi pembelajaran yg digunakan akan semakin baik proses dan hasil yg dicapai karena tidak akan menjenuhkan bahkan akan menciptakan suasana asyik dan menyenangkan

4. Exercise: yaitu memberi kesempatan untuk mempraktikan perencanaan dengan pengalaman yg telah disepahami, sehingga hasil yg dicapai lebih bermakna

5. Summary: maksudnya untuk memperkuat daya ingat keseluruhan proses belajar berbentuk kesimpulan.

Page 116: BAB I

EVALUASI PERENCANAAN PENDIDIKANModel evaluasi perencanaan pendidikan menerapkan standar penilaian otentik berkelanjutan dan matriks kompetensi.

1.Penilaian otentik berkelanjutan (Contiouse authentic assesment) berbentuk pengumpulan informasi tentang ketepatan perencanaan dalam pengembangan pencapaian hasil belajar mengajar secara terus menerus sehingga mampu mengungkapkan atau membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pendidikan dan pembelajaran serta kompetensi pendidikan telah tercapai.

2.Penilaian pengembangan matrik kompetensi menjamin pengembangan pengalaman belajar yang terarah

Page 117: BAB I

PRINSIF-PRINSIF PENEILAIAN OTENTIK

Prose penilaian harus merupakan bagian dari perencanaan dan proses pembelajaran

penilaian harus mencerminkan masalah nyata penilaian harus menggunakan berbagi standar dan

ukuran, model dan kriteria yang sesuai dengan karakter perencanaan dan esensi pembelajaran

penilaian harus bersifat holistik yang menakup semua aspek tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran