Upload
dewantarikriswardani
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab 1
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya.
Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan
penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga pemeliharaan kesehatan
gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,
menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih menjadi
keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, diantaranya karies gigi dan penyakit
periodontal (Depkes RI,2002).
Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar
tidak terjadi gangguan fungsi, aktivitas (belajar dan bekerja) dan penurunan
produktivitas kerja yang tentunya akan mempegaruhi kualitas hidup (Depkes RI,
1999).
Prinsip tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengintervensi faktor
penyebab penyakit melalui pelayanan pencegahan primer (Sriyono, 2005).
Pemerintah telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut, salah satu diantaranya adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan gigi pencegahan, yang pelaksanaannya dipercayakan kepada
Puskesmas (Depkes RI 1997).
Menurut Depkes RI (2000) Upaya kesehatan gigi puskesmas sampai saat ini
belum dapat berjalan dengan optimal olehkarena adanya berbagai kendala, antara
lain: keterbatasan tenaga, sarana,biaya operasional maupun kondisi sosial dan
1
2
ekonomi masyarakat. Mengingat kendala tersebut telah dikembangkan suatu
model pelayanan berupa pelayanan berlapis (level of care )sesuai sumber daya
yang ada, dalam bentuk Primary Health Care(PHC ). Salah satu model pelayanan
berlapis kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan PHCadalah pelayanan yang
bersifat pencegahan (preventive care), pelayanan ini terdiri dari pelayanan
pencegahan yang ditujukan kepada komunitas, pelayanan pencegahan yang
ditujukan pada kelompok masyarakat dan pelayanan pencegahan yang ditujukan
pada individu. Pelayanan preventive care dapat dilakukan oleh daerah yang sudah
memiliki fasilitas balai pengobatan gigi di puskesmas, dan bila sudah ada tenaga
perawat gigi maka pelayanan preventive care yang ditujukan kepada individu
( pasien ) harus dilakukan .
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara manajemen pelayanan kesehatan gigi dengan
prinsip ergonomic?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui lebih luas wawasan ilmu tentang manajemen pelayanan
kesehtan gigi dan prinsip ergonomic
1.4 Hipotesa
Terdapat hubungan antara manajemen pelayanan kesehatan gigi dengan
prinsip ergonomi