Upload
gunawan-wibisana-yogaswara
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
h
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang KKPT
1.2 Maksud dan Tujuan KKPT
1.3 Alasan Pemilihan Lokasi
Sebelum saya menjelaskan tentang alasan saya di dalam pemilihan tempat KKPT, terlebih
dahulu saya akan menjelaskan dimana saya melaksanakan KKPT. Saya melaksanakan
KKPT di PT. POS INDONESIA (PERSERO) tepatnya di bagain Public Relations yang
bertempat di Kota Bandung. Sesuai dengan konsentrasi perkuliahan saya yaitu di bidang
Public Relations.
Alasan saya dalam pemilihan tempat KKPT tersebut yaitu, PT. POS INDONESIA
(PERSERO) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang sudah menjadi
BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Seperti pemahaman saya bahwa tugas dari seorang
Public Relations di pemerintahan dan swasta berbeda. Mengacu pada model James Grunig
misalnya, PR di pemerintah lebih banyak memerankan sebagai press agentry (Agen
pemberitaan), public info model (Informasi publik), serta two way assimetrical (Model
asimetris dua arah). Demikin halnya di banyak perusahaan swasta, terutama di daerah. Baru
pada beberapa perusahaan swasta nasional dan BUMN menerapkan two way simetrical
model (Model simetris dua arah).
Agen pemberitaan adalah sebuah model di mana informasi bergerak satu arah— dari
organisasi menuju publik. Barangkali model ini adalah bentuk paling tua dari publik
relations dan model ini bermakna sama dengan promosi dan publisitas. Praktisi public
relations yang mempraktikkan model ini selalu mencari kesempatan agar nama baik
organisasi mereka muncul di media. mereka tidak banyak melakukan riset tentang publik
mereka. Termasuk dalam praktik model ini adalah taktik propaganda seperti penggunaan
nama selebriti dan perangkat yang bisa memancing perhatian orang; pemberian hadiah
gratis, parade, dan grand opening.
Informasi publik berbeda dengan agen pemberitaan karena tujuan utamanya adalah untuk
memberi tahu publik dan bukan untuk promosi dan publisitas, namun alur komunikasinya
masih tetap satu arah.
Model asimetris dua arah memandang public relations sebagai kerja persuasi ilmiah. Model
ini menerapkan metode riset ilmu sosial untuk meningkatkan efektivitas persuasi dari pesan
yang disampaikan, Praktisi public relations dengan model ini menggunakan survei,
wawancara, dan fokus group untuk mengukur serta menilai publik sehingga mereka bisa
merancang program public relations yang bisa memperoleh dukungan dari publik kunci.
Walaupun timbal balik [feedback] dari semua itu dipertimbangkan ke dalam proses
pembuatan program, namun organisasi dengan model ini masih lebih tertarik mengenai
bagaimana publik menyesuaikan diri dengan mereka ketimbang sebaliknya, organisasi
yang menyesuaikan dengan kepentingan publik.
Model simetris dua arah menggambarkan sebuah orientasi public relations di mana
organisasi dan publik saling menyesuaikan diri. Model ini berfokus pada penggunaan
metode riset ilmu sosial untuk memperoleh rasa saling pengertian serta komunikasi dua
arah antara publik dan organisasi ketimbang persuasi satu arah.
Maka dari hal tersebutlah saya ingin membuktikan mengenai perbadaan tugas dan fungsi
Public Relations yang ada di perusahaan pemerintahan maupun di swasta.