6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari upaya-upaya pemerintah dalam rangka membiayai berbagai pengeluaran pemerintah sesuai fungsi yang diembannya terkait penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat, dimana dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah terjadi melalui proses politik dengan berbagai prosedur dan aturan yang berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan pilihan masyarakat ( David N. Hyman, 1993). Jadi, dalam hal ini pemerintah berperan sebagai penyedia infrastruktur publik. Menurut Direktorat Neraca Pembayaran dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas Indonesia, secara garis besar sumber pembiayaan pembangunan dikelompokkan menjadi sumber pajak dan non pajak. Sumber pembiayaan lain yang dapat dijadikan alternatif berasal dari investasi asing baik yang berupa penanaman modal asing langsung maupun arus masuk modal swasta lainnya, perdagangan internasional yang bisa diarahkan sebagai motor dari pembangunan, hutang dan bantuan luar negeri. Pajak dipungut pemerintah sebagai bentuk kewajiban dari warga negara agar berkontribusi membangun suatu negara. Pajak dikenakan kepada orang – orang tertentu yang yang memenuhi persyaratan untuk membayar pajak. Sumber pembiayaan pembangunan melalui Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan salah satu komponen aliran modal yang masuk ke suatu negara menunjukkan bahwa penanaman modal asing adalah modal yang relatif stabil dan mempunyai resiko yang kecil dibandingkan aliran modal lainnya, misalnya portofolio investasi ataupun utang luar negeri. Salah satu sebabnya adalah dikarenakan PMA tidak begitu mudah terkena gejolak fluktuasi mata uang (seperti 1 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap

BAB I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan pembangunan adalah cabang dari ilmu ekonomi yang

mempelajari upaya-upaya pemerintah dalam rangka membiayai berbagai

pengeluaran pemerintah sesuai fungsi yang diembannya terkait penyediaan

barang dan jasa bagi masyarakat, dimana dalam kegiatan penyediaan barang

dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah terjadi melalui proses politik dengan

berbagai prosedur dan aturan yang berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan

pilihan masyarakat ( David N. Hyman, 1993). Jadi, dalam hal ini pemerintah

berperan sebagai penyedia infrastruktur publik. Menurut Direktorat Neraca

Pembayaran dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Bappenas Indonesia, secara

garis besar sumber pembiayaan pembangunan dikelompokkan menjadi sumber

pajak dan non pajak. Sumber pembiayaan lain yang dapat dijadikan alternatif

berasal dari investasi asing baik yang berupa penanaman modal asing langsung

maupun arus masuk modal swasta lainnya, perdagangan internasional yang bisa

diarahkan sebagai motor dari pembangunan, hutang dan bantuan luar negeri.

Pajak dipungut pemerintah sebagai bentuk kewajiban dari warga negara

agar berkontribusi membangun suatu negara. Pajak dikenakan kepada orang –

orang tertentu yang yang memenuhi persyaratan untuk membayar pajak.

Sumber pembiayaan pembangunan melalui Penanaman Modal Asing (PMA)

merupakan salah satu komponen aliran modal yang masuk ke suatu negara

menunjukkan bahwa penanaman modal asing adalah modal yang relatif stabil

dan mempunyai resiko yang kecil dibandingkan aliran modal lainnya, misalnya

portofolio investasi ataupun utang luar negeri. Salah satu sebabnya adalah

dikarenakan PMA tidak begitu mudah terkena gejolak fluktuasi mata uang

(seperti halnya investasi portofolio) ataupun beban bunga yang berat (misalnya

utang luar negeri). Sumber pembiayaan pembangunan berupa perdagangan

internasional diharapkan dapat menjadi mesin dari pertumbuhan ekonomi. Guna

mengembangkan perdagangan internasional, setidaknya diperlukan dua hal

yaitu penciptaan persaingan sehat dalam negeri untuk meningkatkan daya saing

serta peningkatan akses pasar perdagangan internasional.

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Indonesia berasal dari APBN,

APBD, Hutang, Public Private Partnership. Setiap wilayah atau kota memiliki

pembiayaan dan pengelolaan pembangunan yang berbeda-beda, dalam kasus

1 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap

Page 2: BAB I

kali ini yang dianagkat adalah Kabupaten Cilacap. Kabupaten Cilacap merupakan

salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki sumberdaya. Dalam

laporan ini akan dibahas mengenai analisis anggaran pemerintah serta pajak dan

retribusi yang dimuat dalam APBD.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:

- Untuk mengetahui pengeluaran atau belanja daerah Kabupaten Cilacap,

- Untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah,

- Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah yang

didapatkan dari pajak dan retribusi di Kabupaten Cilacap.

1.2.2 Sasaran

Dalam mencapai tujuan tersebut, berikut adalah sasaran yang harus

dicapai:

- Mengetahui PDRB Kabupaten Cilacap dalam beberapa tahun terakhir

(2007 -2011)

- Mengetahui gambaran umum Kabupaten Cilacap yang meliputi

kependudukan serta perekonomian

- Mengetahui APBD Kabupaten Cilacap tahun 2012

- Menganalisa PDRB Kabupaten Cilacap untuk mendapatkan kondisi

ekonomi dari segi pendapatan

- Menganalisa APBD Kabupaten Cilacap untuk mengetahui kemampuan

keuangan daerah dan efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Kabupaten Cilacap merupakan daerah yang cukup luas, mempunyai luas

wilayah 225.361 Ha, yang terbagi menjadi 24 kecamatan. Wilayah tertinggi

adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian rata-rata 198 M dari

permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Kampung Laut

dengan ketinggian ratarata 1 M dari permukaan laut.

2 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap

Page 3: BAB I

Gambar 1.1

Peta Administrasi Kabupaten Cilacap

1.3.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi ini berisi tentang materi – materi yang mendukung

tentang APBD dan PDRB. Laporan ini akan membahas tentang kondisi fisik,

kependudukan dan ekonomi. Serta analisis analisis seperti Analisis

Pendapatan Daerah, Analisis Belanja Daerah, Analisis Kemampuan Keuangan

Daerah, dan Analisis Pajak/Retribusi Daerah dengan melihat data APBD,

Cilacap dalam angka dan PDRB Kabupaten Cilacap.

3 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap

Page 4: BAB I

1.4 Kerangka Pikir

Sumber: Analisis Kelompok 11, 2014

Gambar 1.2

Kerangka Pikir Kelompok 11

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi menjadi lima bab, yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah,

ruang lingkup materi, kerangka pikir, serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Berisi kajian literatur yang membahas tentang Anggaran Pendapatan dan

belanja Daerah, analisis pendapat daerah, belanja daerah, kemampuan

keuangan daerah dan pajak/retribusi daerah.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN CILACAP

Bab III ini berisis tentang gambaran umum Kabupaten Cilacap yang

membahas tentang letak geografis, kondisi fisik seperti topografi, litologi,

klimatologi, tata guna lahan, sarana dan prasarana serta membahas aspek

non fisik yaitu perekonomian dan kependudukan.

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini menjelaskan tentang analisis pendapatan daerah, analisis

belanja daerah, analisis kemampuan keuangan dan analisis pajak/retribusi

daerah yang membahas juga tentang analisis efisiensi, efektivitas, dan

elastisitas pajak/retribusi daerah (PAD)

4 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap

Page 5: BAB I

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V ini berisis tentang kesimpulan dan rekomendasi dari laporan yang

telah disusun.

5 Analisis Keuangan Daerah Kabupaten Cilacap