Upload
artha-dewi-novitasari
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dokumen
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem musculoskeletal merupakan salah satu sistem tubuh yang
sangat berperan terhadap fungsi pergerakan dan mobilitas seseorang.
Keluhan pada sistem muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian
rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
sampai sangat sakit. Apabila otot menerima mulai beban statis secara
berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon. Keluhan hinga
kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem
muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lamasters, 1996).
Sikap kerja yang baik adalah suatu kondisi dimana bagian-bagian
tubuh secara nyaman melakukan kegiatan seperti sendi-sendi bekerja
secara alami dimana tidak terjadi penyimpangan yang berlebihan (OSHA,
2008). Namun karena beberapa faktor seperti desain ruangan dan tuntutan
pekerjaan, menyebabkan pekerja bekerja dengan sikap kerja yang tidak
alamiah (Work Safe, 2010). Menurut OSHA (2008) dan Susihono dan
Rubianti (2013) sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang
menyebabkan bagian-bagian tubuh tidak berada atau bergerak menjauhi
posisi alamiah mereka, seperti tangan yang terangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi
bagian tubuh dari posisi alamiahnya, semakin tinggi pula risiko terjadinya
muskuloskeletal (Susihono dan Rubianti, 2013).
Penelitan-penelitian tentang keluhan muskuloskeletal banyak
menunjukan bahwa sikap kerja yang tidak alamiah merupakan salah satu
faktor risiko dari keluhan muskuloskeletal. Penelitian pada tukang sapu
yang setiap hari bekerja menunjukkan bahwa sikap kerja yang statis
berpengaruh terhadap keluhan muskuloskeletal. Pada umumnya tukang
sapu tidak memperhatikan keluhan-keluhan pada sistem muskuloskeletal,
menganggap rasa nyeri pada otot adalah hal yang ringan dan sudah biasa.
Oleh karena itu, penulis melakukan penentuan dan pengukuran
untuk memperbaiki postur dan metode kerja tukang sapu dengan
1
2
pengambilan gambar postur kerja, kemudian dilakukan pengukuran dan
perhitungan sudut operator berdasarkan metode OWAS (Ovako Working
Analysis System), RULA (Rapid Upper Limb Assessment) dan REBA
(Rapid Entire Body Assessment) karena metode tersebut dapat digunakan
untuk menilai faktor gangguan tubuh pada pekerja.
B. Tujuan
Dari praktikum ini diharapkan praktikan mampu :
1. Mengaplikasikan metode pengukuran OWAS (Ovako Working
Analysis System) dalam penilaian ergonomi.
2. Mengaplikasikan metode pengukuran RULA (Rapid Upper Limb
Assessment) dalam penilaian ergonomi.
3. Mengaplikasikan metode pengukuran REBA (Rapid Entire Body
Assessment) dalam penilaian ergonomi.
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang metode
pengkuran OWAS, RULA, dan REBA.
b. Memberikan pengalaman pada mahasiswa bagaimana
langkah – langkah metode pengkuran OWAS, RULA, dan REBA.
c. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai fungsi
metode pengkuran OWAS, RULA, dan REBA dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh pengetahuan bagaimana posisi tubuh yang baik pada
saat bekerja untuk mengurangi risiko cedera sistem
muskuloskeletal terutama pada pekerja tukang sapu.
3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas mahasiswa dalam
penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
b. Menambah referensi kepustakaan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja.