44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber fosfat yang dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi fosfor anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006). Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk anorganiknya adalah senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung senyawa yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO 2 didalam tanah tetapi menetralisasi fosfat tetap sukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RBGI FOSFAT

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber fosfat yang dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur

fosfat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik

menjadi fosfor anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu,

penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006).

Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk

anorganiknya adalah senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung

senyawa yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam

nukleat, fosfolipid, dan fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebih

sedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO2 didalam tanah tetapi

menetralisasi fosfat tetap sukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia

dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai

P- tanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P -

organik dengan proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik.

Fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-, dan PO4

3-. Fosfat

umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer H2PO4- atau

ortofosfat sekunder HPO42- sedangkan PO4

3- lebih sulit diserap oleh tanaman.

Bentuk yang paling dominan dari ketiga fosfat tersebut dalam tanah bergantung

pada pH tanah (Engelstad, 1997). Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak

1

Page 2: BAB I

menyerap ion ortofosfat primer, dan pada pH yang lebih tinggi ion ortofosfat

sekunder yang lebih banyak diserap oleh tanaman (Hanafiah, 2005).

Ortofosfat merupakan bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan secara

langsung oleh tanaman, sedangkan polifosfat harus terlebih dahulu mengalami

hidrolisis membentuk ortofosfat sebelum dimanfaatkan sebagai sumber fosfor.

Reaksi ionisasi asam ortofosfat adalah sebagai berikut :

H3PO4 ↔ H+ + H2PO4-

H2PO4 - ↔ H+ + HPO42-

HPO42- ↔ H+ + PO4

3-

Semua polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan

ini tergantung pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan

polifosfat menjadi ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat

dengan menurunnya nilai pH. Perubahan polifosfat meenjadi ortofosfat pada air

limbah yang mengandung bakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan

perubahan yang terjadi pada air bersih (Effendi, 2003).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana asal mula bahan galian industri fosfat?

2. Bagaimana persebaran bahan galian industri fosfat?

3. Bagaimana pertambangan bahan galian industri fosfat?

4. Apa kegunaan bahan galian industri fosfat?

2

Page 3: BAB I

5. Bagaimana potensi dan perkembangan bahan galian industri fosfat?

6. Apa keuntungan dan kerugian dari bahan galian industri fosfat?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui asal mula bahan galian industri fosfat.

2. Untuk mengetahui persebaran bahan galian industri fosfat.

3. Untuk mengetahui Pertambangan bahan galian industri fosfat.

4. Untuk mengetahui kegunaan bahan galian industry fosfat.

5. Untuk mengetahui potensi dan perkembangan bahan galian industri fosfat .

6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian bahan galian industry fosfat

3

Page 4: BAB I

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Bahan Galian Industri Fosfat

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan

kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone

phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan

kandungan P2O5.

Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya

terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses

pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan

beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.

Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk

beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup

signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur

kimianya. Banyak jenis batuan mempunyai komponen yang mengandung fosfat,

akan tetapi batuan yang mengandung sejumlah fosfat yang mempunyai nilai

ekonomi sebagai bahan tambang atau bijih tambang tidak banyak dijumpai.

Definisi fosfat alam menurut  American Geological Institute adalah batuan

sedimen yang tersusun terutama oleh mineral fosfat (Gary at al., 1974).

Berdasarkan pada komposisi mineralnya batuan sedimen fosfat dapat dibedakan

atas fosfat-Ca, fosfat Ca-Al-Fe dan fosfat Fe-Al (McClellan dan Gremillon,

1980). Ketiga jenis fosfat tersebut dapat merupakan suatu sekuen pelapukan

dengan fosfat Fe-Al adalah yang paling lapuk.

4

Page 5: BAB I

Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari

satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa

sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.

Fosfat merupakan satu -satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai

siklus, 

Produksi fosfat alam dunia dimulai pada pertengahan abadXIX. Pada tahun

1847, fosfat alam mulai ditambang di Suffolk,Inggris sebesar 500 t. Pada tahun

1945 produksi fosfat alam 10 jutat, tahun 1974 lebih dari 100 juta t,

perkembangan produksi fosfatalam meningkat secara linier sampai pertengahan

tahun 1960 mencapai sekitar 50 juta t. Pada tahun 1980-an dan memasukiawal

tahun 1990 produksi fosfat alam mulai stagnasi dantampaknya mulai menurun

pada tingkat produksi dunia sekitar 150-160 juta t.

Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya,

kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk

penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter.

Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci

juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total

diketahui.

5

Page 6: BAB I

Siklus Alami Fosfat

Banyak sumber fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri,

ataupun makhluk hidup lain yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang

berasal dari feses hewan (aves). Sisa tulang, batuan,  yang bersifat fosfatik, fosfat

bebas yang berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer,

jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak

terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik,

dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan

melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.

Dalam perairan laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1. Ratio N/P

yang meningkat potensial menimbulkan blooming atau eutrofikasiperairan,

dimana terjadi pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Eutrofikasi

potensial berdampak negatif terhadap lingkungan, karena berkurangnya oksigen

terlarut yang mengakibatkan kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation),

selain keracunan karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton

(genusDinoflagelata). Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya,

masing – masing dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x

104) untuk N dan 4 x 103 untuk C (Sanusi 2006).

6

Page 7: BAB I

Ciri dan Sifat Fosfat

1. Fosfat berada dalam air alam atau limbah sebagai senyawa ortofosfat,

polifosfat, dan fosfat organic

2. Fosfor bersifat sebagai zat padat

3. Titik didih 280° C.

4. Titik lebur 44.1° C

5. Pada temperature 1.040° C mengalami disosiasi

Fosfat merupakan jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat

dalam struktur kimianya. Jenis batuan ini dikenal dengan nama ‘batuan fosfat’

atau ‘rock phosphate’. Batuan fosfat ini memiliki berbagai formasi geologi seperti

batuan sedimen, batuan beku, batuan metamorfik, dan guano. Perlu teman-teman

ketahui juga kalau fosfat alam dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan

proses-proses pembentukannya, yaitu:

1. Fosfat primer: terbentuk dari pembekuan magma alkali yang mengandung

mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit (Ca5(PO4)3F). Apatit sendiri

dibedakan atas Chlorapatite (3Ca3(PO4)2CaCl2) dan Flour apatite

(3Ca3(PO4)2CaF2.

2. Fosfat sedimenter (marin): merupakan endapan fosfat sedimen yang

terendapkan di laut dalam, lingkungan alkali, dan lingkungan yang tenang.

Fosfat alam terbentuk di laut dalam bentuk kalsium fosfat yang disebut

phosphorit. Bahan endapan ini dapat ditemukan dalam endapan yang berlapis-

7

Page 8: BAB I

lapis hingga ribuan milpersegi. Elemen P berasal dari pelarutan batuan,

sebagian P diserap oleh tanaman, dan sebagian lagi terbawa oleh aliran ke laut

dalam.

3. Fosfat guano: merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan

kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air

hujan dan air tanah

Asosiasi : Pada umumnya endapan fosfat ditemukan di daerah yang banyak

mengandung batu kapur.

Contoh Batuan mineral fosfat

a) Apatite

b) Monasit

8

Page 9: BAB I

2.2 Sebaran Bahan Galian Fosfat di Indonesia

Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah

pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.

Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua. Menurut data yang

9

Page 10: BAB I

dikumpulkan sampai tahun 1958 diperkirakan 663 ribu ton, sekitar 76% terdapat

di Pulau Jawa dan sekitar 23% terdapat di Sumatera Barat. Hasil Survei Explorasi

tahun 1968-1985 oleh Direktorat Geologi dan Mineral, Departemen

Pertambangan telah ditemukan cadangan fosfat alam yang diperkirakan sebesar

895 ribu ton yang tersebar di Pulau Jawa (66%), Sumatera Barat (17%),

Kalimantan (8%), Sulawesi (5%), dan sekitar 4% tersebar di Papua, Aceh,

Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara. Perkiraan cadangan deposit fosfat alam

terbesar terdapat di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Lamongan, Gresik, dan

Madura sekitar 313 ribu ton.

Fosfat banyak ditemukan di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat

lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Tuban (Jawa

Timur) penambangan fosfat masih dilakukan secara tradisional.  Data statistik

menunjukkan jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan

guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Batuan fosfat umumnya terdapat di daerah

pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.

Potensi deposit batu fosfat terbesar yaitu provinsi  Jawa .

2.3 Pertambangan Bahan Galian Industri Fosfat

Diindonesia, ekplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi

endapan fosfat guano yang ada berbentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan

jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2-5 m. selanjutnya adalah

10

Page 11: BAB I

pengambilan contoh untuk di analisis kandungan fosfatnya. Ekplorasi rinci juga

dapat dilakukan dengan pemboran bila mana kondisi struktur geologi total

diketahui.

1. Penggalian/penambangan

Penambangan batuan Fospat dapat dilakukan dengan  dua cara tergantung

kondisi tambang dan kapasitas produksi yaitu :

a) Sistem manual (tradisional) yaitu melibatkan jasa kuli manusia dalam

melakukan proses penambangan, dan menggunakan peralatan sederhana

seperti cangkul, ganco, linggis dan bethel.

Ini dilakukan oleh industri rumahan atau industri berskala dan berkapasitas

sedang, disamping itu kondisi tambang yang tidak rata dan masih sulit

dijangkau dengan kendaraan, seperti di gua-gua, tebing jurang, dan puncak

pegunungan menjadi sebuah pilihan.

b) Peralatan berat yaitu dalam proses penambangan/penggalian melibatkan

peralatan/mesin angkat dan angkut seperti bego dan drill. Biasanya

dilakukan oleh Industri berskala besar dan berkapasitas produksi besar.

2. Pengangkutan

Sebelum diangkut Hasil penambangan langsung dipisahkan antara batuan dan

tanah/pedhel,hal ini dikandung maksud memisahkan batuan berkadar pospat

tinggi dengan tanah/pedhel berkadar rendah. Batuan dan pedhel dimasukkan

11

Page 12: BAB I

dalam karung secara terpisah diangkut dengan truk engkel /dam truk menuju

ke gudang penggilingan.

3. Penjemuran dan Pemilahan

Penjemuran dilakukan di plataran jemur plester (jemuran gabah), terpal, sak

dengan cara di beber tipis - tipis dan setiap beberapa jam dibolak balik.

Tujuan dari penjemuran adalah disamping mengurangi kadar air yang ada

dibatuan phospat juga dilakukan pemilihan dan pemilahan  batuan phospat

dan non phospat, batuan berkadar tinggi dan berkadar rendah. Kadar air yang

dipersyaratkan adalah 7  - 8 %, dan untuk mencapai kelembapan tersebut

dibutuhkan waktu penjemuran kurang lebih 2 hari bila kondisi cuaca panas .

4. Penggilingan

Setelah proses penjemuran, batuan phospat siap untuk digiling menjadi

powder/tepung. Pengangkutan batuan pospat kering / siap giling dilakukan

dengan gerobak angkut atau dapat juga dimasukkan ke karung dulu, baru

diangkut ke bagian penggilingan.

Dari hasil penggilingan diperoleh tepung phospat dengan kehalusan

(Mesh) 80 sesuai dengan permintaan pabrik.Tepung phospat dimasukkan

dalam karung ukuran 50 Kg dan di jahit. Kapasitas produksi mesin

penggilingan pospat tergantung besar kecilnya diameter lengan/kepruk an

gilingan.Mesin giling dengan diameter 80 cm yang digerakkan dengan mesin

Colt TSS 1 mampu memproduksi tepung posfor sebanyak 5 – 10

ton/jam.Harga satu unit mesin penggilingan batuan pospat  bervariasi sesuai

12

Page 13: BAB I

besar kecilnya kapasitas produksi dan jenis mesin penggeraknya yaitu antara

Rp. 50 Juta sampai Rp. 75 Juta.

2.4 Kegunaan Bahan Galian Industri Fosfat

1. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat

Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih

dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan

seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena

daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar

tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu

diolah menjadi pupuk buatan.Metode untuk mengefisiensikan pupuk P dapat

dilakukan dengan cara biologi, yakni dengan membuat fosfokompos,

13

Page 14: BAB I

penginokulasian dengan mikoriza, penggunaan mikroorganisme pelarut P, dan

menggunakan spesies tanaman yang toleran terhadap defisiensi P. Menurut

Widawati dan Suliasih (2008), bakteri pelarut fosfat dalam bahan kompos dapat

menstimulir aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen, dan fosforilasi

sehingga akan meningkatkan produktivitas tanah secara permanen.

Menurut Sutriadi dkk. (2010), metode secara kimiawai untuk

mengefisiensikan superfosfat dan fosfat alam dapat dilakukan dengan

pengasaman sebagian yang dikenal dengan pupuk PARP (Partially Acidulated

Phosphate Rock). Teknologi ini menggunakan cara yang sama ketika membuat

pupuk superfosfat, hanya saja penggunaan asam yang ditambahkan tidak

sebanyak dalam penggunaan superfosfat. Keuntungan metode ini selain

menggunakan asam yang lebih rendah, kapasitas pabrik dapat ditingkatkan, dan

dapat menggunakan bahan batuan fosfat alam yang tidak dapat digunakan

kembali untuk membuat pupuk superfosfat. Pupuk tersebut dapat digunakan

pada tanah masam (Ultisols dan Oxisols) dan sebagian Inceptisols serta pada

tanah netral dengan kadar P yang rendah.

2. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan fotografi,

korek api, bahan peledak dan lain-lain. Terdapat dua tipe dari unsur fosfor, yaitu

fosfor putih dan fosfor merah.Fosfor putih hampir tidak larut dalam air, larut

dalam alkohol dan larutan organik tertentu. Fosfor putih digunakan dalam

pembuatan asam fosfat (H3PO4) dan bila dicampurkan dengan lelehan metal

seperti timah dan tembaga menghasilkan alloy tertentu (special alloy), fosfor

14

Page 15: BAB I

dalam bentuk ferro fosfor digunakan dalam berbagai industri metallurgi, untuk

memperoleh logam dengan standar dan keperluan tertentu.

3. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,  fosfat dalam bentuk senyawa lain

digunakan dalam berbagai industri. Asam fosfat direaksikan dengan soda abu

atau batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat tertentu. Asam fosfat dengan

batugamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar

pasta gigi dan makanan ternak. Reaksi sederhananya sebagai berikut:

Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium fosfat)

Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan 3 produk dengan fungsi

berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :

H3 PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.

1) Sodium tripoly phosphate   -----> sebagai bahan detergent

2) Sodium triotho phosphate   -----> pelembut air

3) Tetra sodium pyro phosphate   ------> industri keramik.

4. Batuan fosfat yang dilebur dengan kokas dan silica akan menghasilkan :

Asam fosforik murni untuk imbuh makanan dan industry pasta gigi,

Sodium tripolyfosfat (STPP) untuk detergen dan imbuh makanan,

Asam fosfor untuk water treatment,

Fosfor triklorid pestisida, penghambat api, plastizer untuk plastic dan

rethanes.

2.5 Potensi dan Perkembangan Bahan Galian Industri Fosfat

15

Page 16: BAB I

2.5.1 Potensi Bahan Galian Industri Fosfat

Didunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar

sebesar 34 milyar ton. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah dengan

ditemukannya endapan fosfat di Afrika Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko,

dan Sahara Barat, kemudian CIS. Afrika Selatan, Amerika Serikat, China dan

Jordania adalah Negara yang memiliki cadangan fosfat terbesar di dunia.

Cadangan Fosfat Dunia, per Januari 1993 ( ribu ton)

Negara Cadangan Dasar

Amerika Serikat 1.230.000 4.440.000

China 210.000 210.000

Israel 10.000 10.000

Jordania 90.000 480.000

Maroko dan Sahara Barat 5.900.000 21.440.000

Senegal - 160.000

Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000

Tongan - 60.000

Tunisia - 270.000

Rusia 1.330.000 1.330.000

Lainnya 690.000 2.860.000

Total 12.000.000 34.000.000

Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993

16

Page 17: BAB I

Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton

endapan guano ( kadar P2O5 = 0,17 – 43%) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton

fosfat marin dengan kadar 20-40% P2O5 keterdapatan di Provinsi Aceh, Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan NTT.

Tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, Timor Timur dan Irian

Jaya.

Berdasarkan Pusat Sumber Daya Geologi (2008), deposit batu fosfat di

Indonesia menurut Peta Potensi Sumber Daya Geologi seluruh kabupaten di

Indonesia adalah sebagai berikut:

17

Page 18: BAB I

18

Page 19: BAB I

Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan dari tahun 1968-1985

diperkirakan 895.000 ton, 66% terdapat di Pulau Jawa, 17% terdapat di Sumatera Barat,

8% terdapat di Kalimantan, 5% terdapat di Sulawesi, dan 4% terdapat di Papua, Aceh,

Sumatera Utara, dan NusaTenggara. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:

Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan sebelum perang dunia

II hingga 1958 diperkirakan 663.000 ton, sekitar 76% terdapat di Pulau Jawa dan sekitar

23% terdapat di Sumatera Barat. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:

2.5.2 Perkembangan bahan galian industry fosfat

a. Indonesia

Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih terbatas di Pulau

Jawa dalam skala kecil, walaupun indikasi sumber daya fosfat terdapat di

Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur, dan Irian Jaya.

Data tahun 1990-1992 mencatat 35 perusahaan SIPD ( Surat Izin

Pertambangan Daerah), yaitu di Provinsi Jawa Barat (7), Jawa Tengah

(6), dan Jawa Timur (22).

19

Page 20: BAB I

Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982-1994 mengalami

penurunan, bahkan tahun1994 hanya 445 ton. Salah satu penyebabnya

adalah produksi yang tidak berkelanjutan karena cadangan yang sedikit

dan tersebar, salah satu pertambangan yang cukup besar ( PT IKI) di

Jawa Barat mulai tahun 1996 diperkirakan akan memproduksi fosfat

dengan kapasitas sampai 700 ribu ton per tahun.

Dalam kurun 1981-1994, impor fosfat Indonesia lebih dari 13 juta

ton, dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 19,33% dan 18,01%. Pada

tahun 1992, kebutuhan fosfat yang berasal dari impor mencapai 99,1% .

Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8 ribu ton menjadi

1,97 juta ton tahun 1992, dengan laju pertumbuhan tahunan 25,80%.

Tahun 1985 merupakan awal lonjakan permintaan fosfat Indonesia, yaitu

dimulainnya produksi asam fosfat untuk bahan baku pupuk TSP yang

selama ini masih diimpor.

b. Kawasan ASEAN

Indonesia, Filipina, dan malasyia merupakan importir terbesar di

kawasan ASEAN. Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia diperkirakan

sekitar 1,9 juta ton, Filipina tahun 1991 tercatat sekitar 679 ribu ton dan

Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.

20

Page 21: BAB I

2.6 Keuntungan dan Kerugian Bahan Galian Industri Fosfat

2.6.1 Keuntungan

1. Dap.at menghemat energi dan memelihara lingkungan dengan mengurangi

pencemaran yang diakibatkan oleh industri.

2. Berdasarkan harga per unit hara P, fosfat alam lebih murah daripada pupuk

buatan pabrik.

3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa fosfat alam mempunyai efektivitas yang

sama bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk P yang mudah larut

seperti TSP dan SP-36.

4. Penggunaan langsung dapat memanfaatkan fosfat alam yang tidak memenuhi

syarat untuk industri pupuk yang mudah larut dan industri asam fosfat.

5. Biaya produksi tiap unit P2O5 pupuk fosfat alam sekitar 25- 40% dari biaya

pupuk buatan pabrik.

6. Selain mengandung hara P, fosfat alam mempunyai kandungan unsur lain

seperti Ca, Mg, S, Cu, Zn, Mo dan B yang relatif tinggi dibanding pupuk

buatan. Dengan demikian pupuk P-alam dapat mempunyai manfaat sebagai

bahan untuk memperbaiki kesuburan tanah.

7. Fosfat alam juga mengandung kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 dan

MgCO3) sehingga dapat menurunkan kemasaman tanah dan keracunan Al

pada tanah-tanah masam (liming effect).

8. Meningkatkan efisiensi pupuk P (10-20%) dan mempunyai efek residu untuk

tanaman berikutnya serta meningkatkan pendapatan petani sekitar 20%.

9. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat.

21

Page 22: BAB I

10. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan fotografi,

korek api, bahan peledak dan lain-lain.

11. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,  fosfat dalam bentuk senyawa lain

digunakan dalam berbagai industri.

12. Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.

2.6.2 Kerugian

1. Fosfat memang tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan

salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Namun,

keberadaan fosfat yang berlebihan pada badan air menyebabkan suatu

fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien). Kondisi eutrofik

ini sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro untuk

tumbuh berkembang biak dengan pesat. Hal ini bisa dikenali dengan warna

air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang

menjadi semakin meningkat. Kalau tingkat kekeruhan lingkungan air

semakin meningkat tentunya pasti akan berdampak buruk bagi organisme

yang tinggal di dalamnya.

Gambar Blooming Algae

22

Page 23: BAB I

2. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau

juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Tanaman dapat

menghabiskan oksigen dalam sungai pada malam hari, bila tanaman tersebut

mati dan dalam keadaan sedang mencerna pada siang hari, pancaran sinar

matahari ke dalam air akan berkurang sehingga proses fotosintesis yang

dapat menghasilkan oksigen juga berkurang. Makhluk  hidup air seperti ikan

dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati.

Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air akan

menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air

Gambar Eutrofikasi Eceng Gondok

3. Ada pula permasalahan yang akan ditimbulkan akibat pemanfaatan sebagai

pupuk jika tidak dikelola dengan baik. Pupuk fosfat mengandung unsur

logam berat dan radioisotop yang dapat membahayakan pada konsentrasi

tertentu dan berakibat mencemari lingkungan setelah fosfat alam yang

digunakan langsung sebagai pupuk larut dalam tanah. Bahan baku pupuk

fosfat adalah fosfat alam yang ditambang dan merupakan sumber yang tidak

23

Page 24: BAB I

tergantikan sehingga cadangan yang tersedia di dunia hanya akan bertahan

untuk 100-120 tahun jika penambangan fosfat alam tidak dikelola dengan

tepat. Salah satu produk yang mengandung mineral fosfat adalah detergen.

Komponen fosfat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk

buih dan adanya fosfat dalam air limbah dapat menghambat penguraian

pada proses biologis.

4. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom 

memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang

perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli

medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002),

zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para

korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta

menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan

mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.

24

Page 25: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Fosfat Adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan

kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai

bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan

kandungan P2O5.

2. Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah

pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.

Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,

JawaTimur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua.

3. Penambangan batuan Fospat dapat dilakukan dengan  dua cara tergantung

kondisi tambang dan kapasitas produksi yaitu :

25

Page 26: BAB I

c) Sistem manual (tradisional) yaitu melibatkan jasa kuli manusia dalam

melakukan proses penambangan, dan menggunakan peralatan sederhana

seperti cangkul, ganco, linggis dan bethel.

Ini dilakukan oleh industry rumahan atau industry berskala dan berkapasitas

sedang, disamping itu kondisi tambang yang tidak rata dan masih sulit

dijangkau dengan kendaraan, seperti di gua-gua, tebing jurang, dan puncak

pegunungan menjadi sebuah pilihan.

d) Peralatan beratya itu dalam proses penambangan/penggalian melibatkan

peralatan/mesin angkat dan angkut seperti bego dan drill. Biasanya dilakukan

oleh Industri berskala besar dan berkapasitas produksi besar.

4. Kegunaan bahan galian industri fosfat

Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat

Penggunaan fosfor dalam bentuk unsure digunakan untuk keperluan fotografi,

korek api, bahan peledak dan lain-lain.

Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,  fosfat dalam bentuk senyawa lain

digunakan dalam berbagai industri.

Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.

5. Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah

pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.

Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua. Menurut data yang

dikumpulkan sampai tahun 1958 diperkirakan 663 ribu t, sekitar 76% terdapat di

26

Page 27: BAB I

Pulau Jawa dan sekitar 23% terdapat di Sumatera Barat. Hasil Survei Explorasi

tahun 1968-1985 oleh Direktorat Geologi dan Mineral, Departemen

Pertambangan telah ditemukan cadangan fosfat alam yang diperkirakan sebesar

895 ribu t yang tersebar di Pulau Jawa (66%), Sumatera Barat (17%),

Kalimantan (8%), Sulawesi (5%), dansekitar 4% tersebar di Papua, Aceh,

Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara. Perkiraan cadangan deposit fosfat alam

terbesar terdapat di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Lamongan, Gresik, dan

Madura sekitar 313 ribu t.

Keuntungan

13. Dapat menghemat energy dan memelihara lingkungan dengan mengurangi

pencemaran yang diakibatkan oleh industri.

14. Berdasarkan harga per unit hara P, fosfat alam lebih murah daripada pupuk

buatan pabrik.

15. Berdasarkan hasil penelitian bahwa fosfat alam mempunyai efektivitas yang

sama bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk P yang mudah larut

seperti TSP dan SP-36.

16. Penggunaan langsung dapat memanfaatkan fosfat alam yang tidak

memenuhi syarat untuk industry pupuk yang mudah larut dan industry asam

fosfat.

17. Biaya produksi tiap unit P2O5 pupuk fosfat alam sekitar 25- 40% dari biaya

pupuk buatan pabrik.

27

Page 28: BAB I

18. Selain mengandung hara P, fosfat alam mempunyai kandungan unsur lain

seperti Ca, Mg, S, Cu, Zn, Mo dan B yang relative tinggi disbanding pupuk

buatan. Dengan demikian pupuk P-alam dapat mempunyai manfaat sebagai

bahan untuk memperbaiki kesuburan tanah.

19. Fosfat alam juga mengandung kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3

dan MgCO3) sehingga dapat menurunkan kemasaman tanah dan keracunan

Al pada tanah-tanah masam (liming effect).

20. Meningkatkan efisiensi pupuk P (10-20%) dan mempunyai efek residu

untuk tanaman berikutnya serta meningkatkan pendapatan petani sekitar

20%.

21. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat.

22. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsure digunakan untuk keperluan

fotografi, korek api, bahan peledak dan lain-lain.

23. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,  fosfat dalam bentuk senyawa

lain digunakan dalam berbagai industri.

24. Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.

Kerugian

a. Keberadaan fosfat yang berlebihan pada badan air menyebabkan suatu

fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien).

b. Banyaknya ecenggondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau

juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini.

c. Pupuk fosfat mengandung unsure logam berat dan radio isotop yang dapat

membahayakan pada konsentrasi tertentu dan berakibat mencemari

28

Page 29: BAB I

lingkungan setelah fosfat alam yang digunakan langsung sebagai pupuk

larut dalam tanah.

d. Penyalahgunaan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom 

memiliki sifat utama membakar.

DAFTAR PUSTAKA

Martozi, Rizki. Kegunaan Bahan Galian Industri.

http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/kegunaan-bahan-galian-industri-bgi.html.

Diakses 18 Oktober 2015

Wikipedia. Ortofosfat. https://id.wikipedia.org/wiki/Ortofosfat. Diakses 19

Oktober 2015

Universitas Negeri Atmajaya Yogyakarta. Mineral Fosfat.

http://blogs.uajy.ac.id/ancilla/2015/03/03/mineral-fosfat/. Diakses 19 Oktober 2015

Hermawan. Phospat.

http://miningsciencepedia.blogspot.co.id/2011/10/phospat_7089.html. Diakses 20

Oktober 2015.

Ayu, Diah. Phospat. http://diyahchemical.blogspot.co.id/2014/01/phosphat.html.

Diakses 18 Oktober 2015

29

Page 30: BAB I

30