Upload
marlina-epitriani
View
9
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
RBGI FOSFAT
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber fosfat yang dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur
fosfat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik
menjadi fosfor anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu,
penyerapan fosfor juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006).
Fosfat anorganik maupun organik terdapat dalam tanah. Bentuk
anorganiknya adalah senyawa Ca, Fe, Al, dan F. Fosfor organik mengandung
senyawa yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam
nukleat, fosfolipid, dan fitin (Rao, 1994). Bentuk fosfor anorganik tanah lebih
sedikit dan sukar larut. Walaupun terdapat CO2 didalam tanah tetapi
menetralisasi fosfat tetap sukar, sehingga dengan demikian P yang tersedia
dalam tanah relatif rendah. Fosfor tersedia didalam tanah dapat diartikan sebagai
P- tanah yang dapat diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat. P -
organik dengan proses dekomposisi akan menjadi bentuk anorganik.
Fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-, dan PO4
3-. Fosfat
umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer H2PO4- atau
ortofosfat sekunder HPO42- sedangkan PO4
3- lebih sulit diserap oleh tanaman.
Bentuk yang paling dominan dari ketiga fosfat tersebut dalam tanah bergantung
pada pH tanah (Engelstad, 1997). Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak
1
menyerap ion ortofosfat primer, dan pada pH yang lebih tinggi ion ortofosfat
sekunder yang lebih banyak diserap oleh tanaman (Hanafiah, 2005).
Ortofosfat merupakan bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tanaman, sedangkan polifosfat harus terlebih dahulu mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat sebelum dimanfaatkan sebagai sumber fosfor.
Reaksi ionisasi asam ortofosfat adalah sebagai berikut :
H3PO4 ↔ H+ + H2PO4-
H2PO4 - ↔ H+ + HPO42-
HPO42- ↔ H+ + PO4
3-
Semua polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan
ini tergantung pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan
polifosfat menjadi ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat
dengan menurunnya nilai pH. Perubahan polifosfat meenjadi ortofosfat pada air
limbah yang mengandung bakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan
perubahan yang terjadi pada air bersih (Effendi, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana asal mula bahan galian industri fosfat?
2. Bagaimana persebaran bahan galian industri fosfat?
3. Bagaimana pertambangan bahan galian industri fosfat?
4. Apa kegunaan bahan galian industri fosfat?
2
5. Bagaimana potensi dan perkembangan bahan galian industri fosfat?
6. Apa keuntungan dan kerugian dari bahan galian industri fosfat?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asal mula bahan galian industri fosfat.
2. Untuk mengetahui persebaran bahan galian industri fosfat.
3. Untuk mengetahui Pertambangan bahan galian industri fosfat.
4. Untuk mengetahui kegunaan bahan galian industry fosfat.
5. Untuk mengetahui potensi dan perkembangan bahan galian industri fosfat .
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian bahan galian industry fosfat
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Mula Bahan Galian Industri Fosfat
Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses
pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan
beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat alam (rock phosphate) adalah nama umum yang digunakan untuk
beberapa jenis batuan yang mengandung mineral fosfat dalam jumlah yang cukup
signifikan, atau nama mineral yang mengandung ion fosfat dalam struktur
kimianya. Banyak jenis batuan mempunyai komponen yang mengandung fosfat,
akan tetapi batuan yang mengandung sejumlah fosfat yang mempunyai nilai
ekonomi sebagai bahan tambang atau bijih tambang tidak banyak dijumpai.
Definisi fosfat alam menurut American Geological Institute adalah batuan
sedimen yang tersusun terutama oleh mineral fosfat (Gary at al., 1974).
Berdasarkan pada komposisi mineralnya batuan sedimen fosfat dapat dibedakan
atas fosfat-Ca, fosfat Ca-Al-Fe dan fosfat Fe-Al (McClellan dan Gremillon,
1980). Ketiga jenis fosfat tersebut dapat merupakan suatu sekuen pelapukan
dengan fosfat Fe-Al adalah yang paling lapuk.
4
Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari
satu atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa
sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
Fosfat merupakan satu -satunya bahan galian (diluar air) yang mempunyai
siklus,
Produksi fosfat alam dunia dimulai pada pertengahan abadXIX. Pada tahun
1847, fosfat alam mulai ditambang di Suffolk,Inggris sebesar 500 t. Pada tahun
1945 produksi fosfat alam 10 jutat, tahun 1974 lebih dari 100 juta t,
perkembangan produksi fosfatalam meningkat secara linier sampai pertengahan
tahun 1960 mencapai sekitar 50 juta t. Pada tahun 1980-an dan memasukiawal
tahun 1990 produksi fosfat alam mulai stagnasi dantampaknya mulai menurun
pada tingkat produksi dunia sekitar 150-160 juta t.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya,
kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk
penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter.
Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci
juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total
diketahui.
5
Siklus Alami Fosfat
Banyak sumber fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri,
ataupun makhluk hidup lain yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang
berasal dari feses hewan (aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik, fosfat
bebas yang berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer,
jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak
terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik,
dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan
melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.
Dalam perairan laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1. Ratio N/P
yang meningkat potensial menimbulkan blooming atau eutrofikasiperairan,
dimana terjadi pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Eutrofikasi
potensial berdampak negatif terhadap lingkungan, karena berkurangnya oksigen
terlarut yang mengakibatkan kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation),
selain keracunan karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton
(genusDinoflagelata). Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya,
masing – masing dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x
104) untuk N dan 4 x 103 untuk C (Sanusi 2006).
6
Ciri dan Sifat Fosfat
1. Fosfat berada dalam air alam atau limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat, dan fosfat organic
2. Fosfor bersifat sebagai zat padat
3. Titik didih 280° C.
4. Titik lebur 44.1° C
5. Pada temperature 1.040° C mengalami disosiasi
Fosfat merupakan jenis batuan yang mengandung mineral dan ion fosfat
dalam struktur kimianya. Jenis batuan ini dikenal dengan nama ‘batuan fosfat’
atau ‘rock phosphate’. Batuan fosfat ini memiliki berbagai formasi geologi seperti
batuan sedimen, batuan beku, batuan metamorfik, dan guano. Perlu teman-teman
ketahui juga kalau fosfat alam dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan
proses-proses pembentukannya, yaitu:
1. Fosfat primer: terbentuk dari pembekuan magma alkali yang mengandung
mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit (Ca5(PO4)3F). Apatit sendiri
dibedakan atas Chlorapatite (3Ca3(PO4)2CaCl2) dan Flour apatite
(3Ca3(PO4)2CaF2.
2. Fosfat sedimenter (marin): merupakan endapan fosfat sedimen yang
terendapkan di laut dalam, lingkungan alkali, dan lingkungan yang tenang.
Fosfat alam terbentuk di laut dalam bentuk kalsium fosfat yang disebut
phosphorit. Bahan endapan ini dapat ditemukan dalam endapan yang berlapis-
7
lapis hingga ribuan milpersegi. Elemen P berasal dari pelarutan batuan,
sebagian P diserap oleh tanaman, dan sebagian lagi terbawa oleh aliran ke laut
dalam.
3. Fosfat guano: merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan
kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air
hujan dan air tanah
Asosiasi : Pada umumnya endapan fosfat ditemukan di daerah yang banyak
mengandung batu kapur.
Contoh Batuan mineral fosfat
a) Apatite
b) Monasit
8
2.2 Sebaran Bahan Galian Fosfat di Indonesia
Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah
pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.
Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua. Menurut data yang
9
dikumpulkan sampai tahun 1958 diperkirakan 663 ribu ton, sekitar 76% terdapat
di Pulau Jawa dan sekitar 23% terdapat di Sumatera Barat. Hasil Survei Explorasi
tahun 1968-1985 oleh Direktorat Geologi dan Mineral, Departemen
Pertambangan telah ditemukan cadangan fosfat alam yang diperkirakan sebesar
895 ribu ton yang tersebar di Pulau Jawa (66%), Sumatera Barat (17%),
Kalimantan (8%), Sulawesi (5%), dan sekitar 4% tersebar di Papua, Aceh,
Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara. Perkiraan cadangan deposit fosfat alam
terbesar terdapat di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Lamongan, Gresik, dan
Madura sekitar 313 ribu ton.
Fosfat banyak ditemukan di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat
lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Di Tuban (Jawa
Timur) penambangan fosfat masih dilakukan secara tradisional. Data statistik
menunjukkan jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Batuan fosfat umumnya terdapat di daerah
pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.
Potensi deposit batu fosfat terbesar yaitu provinsi Jawa .
2.3 Pertambangan Bahan Galian Industri Fosfat
Diindonesia, ekplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi
endapan fosfat guano yang ada berbentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan
jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2-5 m. selanjutnya adalah
10
pengambilan contoh untuk di analisis kandungan fosfatnya. Ekplorasi rinci juga
dapat dilakukan dengan pemboran bila mana kondisi struktur geologi total
diketahui.
1. Penggalian/penambangan
Penambangan batuan Fospat dapat dilakukan dengan dua cara tergantung
kondisi tambang dan kapasitas produksi yaitu :
a) Sistem manual (tradisional) yaitu melibatkan jasa kuli manusia dalam
melakukan proses penambangan, dan menggunakan peralatan sederhana
seperti cangkul, ganco, linggis dan bethel.
Ini dilakukan oleh industri rumahan atau industri berskala dan berkapasitas
sedang, disamping itu kondisi tambang yang tidak rata dan masih sulit
dijangkau dengan kendaraan, seperti di gua-gua, tebing jurang, dan puncak
pegunungan menjadi sebuah pilihan.
b) Peralatan berat yaitu dalam proses penambangan/penggalian melibatkan
peralatan/mesin angkat dan angkut seperti bego dan drill. Biasanya
dilakukan oleh Industri berskala besar dan berkapasitas produksi besar.
2. Pengangkutan
Sebelum diangkut Hasil penambangan langsung dipisahkan antara batuan dan
tanah/pedhel,hal ini dikandung maksud memisahkan batuan berkadar pospat
tinggi dengan tanah/pedhel berkadar rendah. Batuan dan pedhel dimasukkan
11
dalam karung secara terpisah diangkut dengan truk engkel /dam truk menuju
ke gudang penggilingan.
3. Penjemuran dan Pemilahan
Penjemuran dilakukan di plataran jemur plester (jemuran gabah), terpal, sak
dengan cara di beber tipis - tipis dan setiap beberapa jam dibolak balik.
Tujuan dari penjemuran adalah disamping mengurangi kadar air yang ada
dibatuan phospat juga dilakukan pemilihan dan pemilahan batuan phospat
dan non phospat, batuan berkadar tinggi dan berkadar rendah. Kadar air yang
dipersyaratkan adalah 7 - 8 %, dan untuk mencapai kelembapan tersebut
dibutuhkan waktu penjemuran kurang lebih 2 hari bila kondisi cuaca panas .
4. Penggilingan
Setelah proses penjemuran, batuan phospat siap untuk digiling menjadi
powder/tepung. Pengangkutan batuan pospat kering / siap giling dilakukan
dengan gerobak angkut atau dapat juga dimasukkan ke karung dulu, baru
diangkut ke bagian penggilingan.
Dari hasil penggilingan diperoleh tepung phospat dengan kehalusan
(Mesh) 80 sesuai dengan permintaan pabrik.Tepung phospat dimasukkan
dalam karung ukuran 50 Kg dan di jahit. Kapasitas produksi mesin
penggilingan pospat tergantung besar kecilnya diameter lengan/kepruk an
gilingan.Mesin giling dengan diameter 80 cm yang digerakkan dengan mesin
Colt TSS 1 mampu memproduksi tepung posfor sebanyak 5 – 10
ton/jam.Harga satu unit mesin penggilingan batuan pospat bervariasi sesuai
12
besar kecilnya kapasitas produksi dan jenis mesin penggeraknya yaitu antara
Rp. 50 Juta sampai Rp. 75 Juta.
2.4 Kegunaan Bahan Galian Industri Fosfat
1. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat
Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat langsung digunakan setelah terlebih
dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan tetapi untuk tanaman pangan
seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam ini tidak cocok, karena
daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit diserap oleh akar
tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman pangan, fosfat perlu
diolah menjadi pupuk buatan.Metode untuk mengefisiensikan pupuk P dapat
dilakukan dengan cara biologi, yakni dengan membuat fosfokompos,
13
penginokulasian dengan mikoriza, penggunaan mikroorganisme pelarut P, dan
menggunakan spesies tanaman yang toleran terhadap defisiensi P. Menurut
Widawati dan Suliasih (2008), bakteri pelarut fosfat dalam bahan kompos dapat
menstimulir aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen, dan fosforilasi
sehingga akan meningkatkan produktivitas tanah secara permanen.
Menurut Sutriadi dkk. (2010), metode secara kimiawai untuk
mengefisiensikan superfosfat dan fosfat alam dapat dilakukan dengan
pengasaman sebagian yang dikenal dengan pupuk PARP (Partially Acidulated
Phosphate Rock). Teknologi ini menggunakan cara yang sama ketika membuat
pupuk superfosfat, hanya saja penggunaan asam yang ditambahkan tidak
sebanyak dalam penggunaan superfosfat. Keuntungan metode ini selain
menggunakan asam yang lebih rendah, kapasitas pabrik dapat ditingkatkan, dan
dapat menggunakan bahan batuan fosfat alam yang tidak dapat digunakan
kembali untuk membuat pupuk superfosfat. Pupuk tersebut dapat digunakan
pada tanah masam (Ultisols dan Oxisols) dan sebagian Inceptisols serta pada
tanah netral dengan kadar P yang rendah.
2. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan fotografi,
korek api, bahan peledak dan lain-lain. Terdapat dua tipe dari unsur fosfor, yaitu
fosfor putih dan fosfor merah.Fosfor putih hampir tidak larut dalam air, larut
dalam alkohol dan larutan organik tertentu. Fosfor putih digunakan dalam
pembuatan asam fosfat (H3PO4) dan bila dicampurkan dengan lelehan metal
seperti timah dan tembaga menghasilkan alloy tertentu (special alloy), fosfor
14
dalam bentuk ferro fosfor digunakan dalam berbagai industri metallurgi, untuk
memperoleh logam dengan standar dan keperluan tertentu.
3. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa lain
digunakan dalam berbagai industri. Asam fosfat direaksikan dengan soda abu
atau batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat tertentu. Asam fosfat dengan
batugamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar
pasta gigi dan makanan ternak. Reaksi sederhananya sebagai berikut:
Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium fosfat)
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan 3 produk dengan fungsi
berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :
H3 PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.
1) Sodium tripoly phosphate -----> sebagai bahan detergent
2) Sodium triotho phosphate -----> pelembut air
3) Tetra sodium pyro phosphate ------> industri keramik.
4. Batuan fosfat yang dilebur dengan kokas dan silica akan menghasilkan :
Asam fosforik murni untuk imbuh makanan dan industry pasta gigi,
Sodium tripolyfosfat (STPP) untuk detergen dan imbuh makanan,
Asam fosfor untuk water treatment,
Fosfor triklorid pestisida, penghambat api, plastizer untuk plastic dan
rethanes.
2.5 Potensi dan Perkembangan Bahan Galian Industri Fosfat
15
2.5.1 Potensi Bahan Galian Industri Fosfat
Didunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar
sebesar 34 milyar ton. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah dengan
ditemukannya endapan fosfat di Afrika Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko,
dan Sahara Barat, kemudian CIS. Afrika Selatan, Amerika Serikat, China dan
Jordania adalah Negara yang memiliki cadangan fosfat terbesar di dunia.
Cadangan Fosfat Dunia, per Januari 1993 ( ribu ton)
Negara Cadangan Dasar
Amerika Serikat 1.230.000 4.440.000
China 210.000 210.000
Israel 10.000 10.000
Jordania 90.000 480.000
Maroko dan Sahara Barat 5.900.000 21.440.000
Senegal - 160.000
Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000
Tongan - 60.000
Tunisia - 270.000
Rusia 1.330.000 1.330.000
Lainnya 690.000 2.860.000
Total 12.000.000 34.000.000
Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993
16
Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton
endapan guano ( kadar P2O5 = 0,17 – 43%) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton
fosfat marin dengan kadar 20-40% P2O5 keterdapatan di Provinsi Aceh, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan NTT.
Tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, Timor Timur dan Irian
Jaya.
Berdasarkan Pusat Sumber Daya Geologi (2008), deposit batu fosfat di
Indonesia menurut Peta Potensi Sumber Daya Geologi seluruh kabupaten di
Indonesia adalah sebagai berikut:
17
18
Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan dari tahun 1968-1985
diperkirakan 895.000 ton, 66% terdapat di Pulau Jawa, 17% terdapat di Sumatera Barat,
8% terdapat di Kalimantan, 5% terdapat di Sulawesi, dan 4% terdapat di Papua, Aceh,
Sumatera Utara, dan NusaTenggara. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:
Deposit fosfat alam di Indonesia menurut data yang dikumpulkan sebelum perang dunia
II hingga 1958 diperkirakan 663.000 ton, sekitar 76% terdapat di Pulau Jawa dan sekitar
23% terdapat di Sumatera Barat. Data deposit fosfat alam tersebut yaitu:
2.5.2 Perkembangan bahan galian industry fosfat
a. Indonesia
Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih terbatas di Pulau
Jawa dalam skala kecil, walaupun indikasi sumber daya fosfat terdapat di
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur, dan Irian Jaya.
Data tahun 1990-1992 mencatat 35 perusahaan SIPD ( Surat Izin
Pertambangan Daerah), yaitu di Provinsi Jawa Barat (7), Jawa Tengah
(6), dan Jawa Timur (22).
19
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982-1994 mengalami
penurunan, bahkan tahun1994 hanya 445 ton. Salah satu penyebabnya
adalah produksi yang tidak berkelanjutan karena cadangan yang sedikit
dan tersebar, salah satu pertambangan yang cukup besar ( PT IKI) di
Jawa Barat mulai tahun 1996 diperkirakan akan memproduksi fosfat
dengan kapasitas sampai 700 ribu ton per tahun.
Dalam kurun 1981-1994, impor fosfat Indonesia lebih dari 13 juta
ton, dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 19,33% dan 18,01%. Pada
tahun 1992, kebutuhan fosfat yang berasal dari impor mencapai 99,1% .
Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8 ribu ton menjadi
1,97 juta ton tahun 1992, dengan laju pertumbuhan tahunan 25,80%.
Tahun 1985 merupakan awal lonjakan permintaan fosfat Indonesia, yaitu
dimulainnya produksi asam fosfat untuk bahan baku pupuk TSP yang
selama ini masih diimpor.
b. Kawasan ASEAN
Indonesia, Filipina, dan malasyia merupakan importir terbesar di
kawasan ASEAN. Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia diperkirakan
sekitar 1,9 juta ton, Filipina tahun 1991 tercatat sekitar 679 ribu ton dan
Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.
20
2.6 Keuntungan dan Kerugian Bahan Galian Industri Fosfat
2.6.1 Keuntungan
1. Dap.at menghemat energi dan memelihara lingkungan dengan mengurangi
pencemaran yang diakibatkan oleh industri.
2. Berdasarkan harga per unit hara P, fosfat alam lebih murah daripada pupuk
buatan pabrik.
3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa fosfat alam mempunyai efektivitas yang
sama bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk P yang mudah larut
seperti TSP dan SP-36.
4. Penggunaan langsung dapat memanfaatkan fosfat alam yang tidak memenuhi
syarat untuk industri pupuk yang mudah larut dan industri asam fosfat.
5. Biaya produksi tiap unit P2O5 pupuk fosfat alam sekitar 25- 40% dari biaya
pupuk buatan pabrik.
6. Selain mengandung hara P, fosfat alam mempunyai kandungan unsur lain
seperti Ca, Mg, S, Cu, Zn, Mo dan B yang relatif tinggi dibanding pupuk
buatan. Dengan demikian pupuk P-alam dapat mempunyai manfaat sebagai
bahan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
7. Fosfat alam juga mengandung kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 dan
MgCO3) sehingga dapat menurunkan kemasaman tanah dan keracunan Al
pada tanah-tanah masam (liming effect).
8. Meningkatkan efisiensi pupuk P (10-20%) dan mempunyai efek residu untuk
tanaman berikutnya serta meningkatkan pendapatan petani sekitar 20%.
9. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat.
21
10. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur digunakan untuk keperluan fotografi,
korek api, bahan peledak dan lain-lain.
11. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa lain
digunakan dalam berbagai industri.
12. Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.
2.6.2 Kerugian
1. Fosfat memang tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan
salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Namun,
keberadaan fosfat yang berlebihan pada badan air menyebabkan suatu
fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien). Kondisi eutrofik
ini sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro untuk
tumbuh berkembang biak dengan pesat. Hal ini bisa dikenali dengan warna
air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang
menjadi semakin meningkat. Kalau tingkat kekeruhan lingkungan air
semakin meningkat tentunya pasti akan berdampak buruk bagi organisme
yang tinggal di dalamnya.
Gambar Blooming Algae
22
2. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau
juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Tanaman dapat
menghabiskan oksigen dalam sungai pada malam hari, bila tanaman tersebut
mati dan dalam keadaan sedang mencerna pada siang hari, pancaran sinar
matahari ke dalam air akan berkurang sehingga proses fotosintesis yang
dapat menghasilkan oksigen juga berkurang. Makhluk hidup air seperti ikan
dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati.
Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air akan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air
Gambar Eutrofikasi Eceng Gondok
3. Ada pula permasalahan yang akan ditimbulkan akibat pemanfaatan sebagai
pupuk jika tidak dikelola dengan baik. Pupuk fosfat mengandung unsur
logam berat dan radioisotop yang dapat membahayakan pada konsentrasi
tertentu dan berakibat mencemari lingkungan setelah fosfat alam yang
digunakan langsung sebagai pupuk larut dalam tanah. Bahan baku pupuk
fosfat adalah fosfat alam yang ditambang dan merupakan sumber yang tidak
23
tergantikan sehingga cadangan yang tersedia di dunia hanya akan bertahan
untuk 100-120 tahun jika penambangan fosfat alam tidak dikelola dengan
tepat. Salah satu produk yang mengandung mineral fosfat adalah detergen.
Komponen fosfat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk
buih dan adanya fosfat dalam air limbah dapat menghambat penguraian
pada proses biologis.
4. Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom
memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang
perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli
medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002),
zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para
korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta
menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan
mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Fosfat Adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai
bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5.
2. Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah
pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.
Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
JawaTimur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua.
3. Penambangan batuan Fospat dapat dilakukan dengan dua cara tergantung
kondisi tambang dan kapasitas produksi yaitu :
25
c) Sistem manual (tradisional) yaitu melibatkan jasa kuli manusia dalam
melakukan proses penambangan, dan menggunakan peralatan sederhana
seperti cangkul, ganco, linggis dan bethel.
Ini dilakukan oleh industry rumahan atau industry berskala dan berkapasitas
sedang, disamping itu kondisi tambang yang tidak rata dan masih sulit
dijangkau dengan kendaraan, seperti di gua-gua, tebing jurang, dan puncak
pegunungan menjadi sebuah pilihan.
d) Peralatan beratya itu dalam proses penambangan/penggalian melibatkan
peralatan/mesin angkat dan angkut seperti bego dan drill. Biasanya dilakukan
oleh Industri berskala besar dan berkapasitas produksi besar.
4. Kegunaan bahan galian industri fosfat
Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat
Penggunaan fosfor dalam bentuk unsure digunakan untuk keperluan fotografi,
korek api, bahan peledak dan lain-lain.
Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa lain
digunakan dalam berbagai industri.
Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.
5. Deposit fosfat alam di Indonesia pada umumnya ditemukan di daerah
pegunungan karang, batu gamping atau dolomitik yang merupakan deposit gua.
Tersebar di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya atau Papua. Menurut data yang
dikumpulkan sampai tahun 1958 diperkirakan 663 ribu t, sekitar 76% terdapat di
26
Pulau Jawa dan sekitar 23% terdapat di Sumatera Barat. Hasil Survei Explorasi
tahun 1968-1985 oleh Direktorat Geologi dan Mineral, Departemen
Pertambangan telah ditemukan cadangan fosfat alam yang diperkirakan sebesar
895 ribu t yang tersebar di Pulau Jawa (66%), Sumatera Barat (17%),
Kalimantan (8%), Sulawesi (5%), dansekitar 4% tersebar di Papua, Aceh,
Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara. Perkiraan cadangan deposit fosfat alam
terbesar terdapat di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Lamongan, Gresik, dan
Madura sekitar 313 ribu t.
Keuntungan
13. Dapat menghemat energy dan memelihara lingkungan dengan mengurangi
pencemaran yang diakibatkan oleh industri.
14. Berdasarkan harga per unit hara P, fosfat alam lebih murah daripada pupuk
buatan pabrik.
15. Berdasarkan hasil penelitian bahwa fosfat alam mempunyai efektivitas yang
sama bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk P yang mudah larut
seperti TSP dan SP-36.
16. Penggunaan langsung dapat memanfaatkan fosfat alam yang tidak
memenuhi syarat untuk industry pupuk yang mudah larut dan industry asam
fosfat.
17. Biaya produksi tiap unit P2O5 pupuk fosfat alam sekitar 25- 40% dari biaya
pupuk buatan pabrik.
27
18. Selain mengandung hara P, fosfat alam mempunyai kandungan unsur lain
seperti Ca, Mg, S, Cu, Zn, Mo dan B yang relative tinggi disbanding pupuk
buatan. Dengan demikian pupuk P-alam dapat mempunyai manfaat sebagai
bahan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
19. Fosfat alam juga mengandung kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3
dan MgCO3) sehingga dapat menurunkan kemasaman tanah dan keracunan
Al pada tanah-tanah masam (liming effect).
20. Meningkatkan efisiensi pupuk P (10-20%) dan mempunyai efek residu
untuk tanaman berikutnya serta meningkatkan pendapatan petani sekitar
20%.
21. Fosfat alam paling sering dimanfaatkan sebagai pupuk fosfat.
22. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsure digunakan untuk keperluan
fotografi, korek api, bahan peledak dan lain-lain.
23. Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam bentuk senyawa
lain digunakan dalam berbagai industri.
24. Bahan kimia, produk makanan dan suplemen hewan, dan detergen.
Kerugian
a. Keberadaan fosfat yang berlebihan pada badan air menyebabkan suatu
fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien).
b. Banyaknya ecenggondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau
juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini.
c. Pupuk fosfat mengandung unsure logam berat dan radio isotop yang dapat
membahayakan pada konsentrasi tertentu dan berakibat mencemari
28
lingkungan setelah fosfat alam yang digunakan langsung sebagai pupuk
larut dalam tanah.
d. Penyalahgunaan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom
memiliki sifat utama membakar.
DAFTAR PUSTAKA
Martozi, Rizki. Kegunaan Bahan Galian Industri.
http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/01/kegunaan-bahan-galian-industri-bgi.html.
Diakses 18 Oktober 2015
Wikipedia. Ortofosfat. https://id.wikipedia.org/wiki/Ortofosfat. Diakses 19
Oktober 2015
Universitas Negeri Atmajaya Yogyakarta. Mineral Fosfat.
http://blogs.uajy.ac.id/ancilla/2015/03/03/mineral-fosfat/. Diakses 19 Oktober 2015
Hermawan. Phospat.
http://miningsciencepedia.blogspot.co.id/2011/10/phospat_7089.html. Diakses 20
Oktober 2015.
Ayu, Diah. Phospat. http://diyahchemical.blogspot.co.id/2014/01/phosphat.html.
Diakses 18 Oktober 2015
29
30