Upload
sitihardyanti
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
DBD
Citation preview
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 1/25
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit
akibat infeksi virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis dan infeksi
virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah dengue. Dengue
adalah penyakit daerah tropis dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti,
nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang umumnya menggigit pada siang hari.
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di
Indonesia, sejak pertama kali ditemukan pada tahun 19! di "urabaya dan #akarta,
jumlah kasus terus meningkat baik dalam jumlah maupun luas $ilayah yang
terjangkit dan se%ara sporadis selalu terjadi &'B setiap tahun. &'B yang terbesar
terjadi pada tahun 199!. Penyebab meningkatnya jumlah kasus dan semakin
bertambahnya $ilayah terjangkit antara lain karena semakin baiknya transportasi
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam $aktu singkat, adanya
pemukiman(pemukiman baru, penyimpanan(penyimpanan air tradisional masih
dipertahankan, perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk yang
masih kurang, ve%tor nyamuk terdapat di seluruh pelosok tanah air )ke%uali di
ketinggian * 1+++ m dari permukaan air laut dan adanya - serotype virus yang
bersirkulasi sepanjang tahun.
paya pengendalian terhadap faktor kependudukan tersebut )terutama
kontrol vektor nyamuk harus terus diupayakan, di samping pemberian terapi
yang optimal pada penderita DBD, dengan tujuan menurunkan jumlah kasus dan
kematian akibat penyakit ini. "ampai saat ini, belum ada terapi yang spesifik
untuk DBD, prinsip utama dalam terapi DBD adalah terapi suportif, yakni
pemberian %airan pengganti. Dengan memahami patogenesis, perjalanan penyakit,
gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium, diharapkan penatalaksanaan dapat
dilakukan se%ara efektif dan efisien.
1
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 2/25
BAB II
LAPORAN KASUS
I. ID/0IA" PA"I/0
0ama 2 "dr. B
#enis kelamin 2 laki(laki
mur 2 19 tahun
"uku bangsa 2 Indonesia
Agama 2 Islam
Pekerjaan 2 mahasis$a
"tatus marital 2 belum menikah
Alamat 2 jalan srikandi $irobolang 0o register 2 13++394
anggal masuk 2 1+ juni 5+13 pukul 51.4+
II. A0A60/"A
&eluhan utama 2
panas
7i$ayat penyakit sekarang 2
panas sejak 3 hari yang lalu, panas naik turun di sertakan keringat
dingin. 6ual dan muntah sejak 3 hari yang lalu, muntah sebanyak 8
4kali. Diare sejak 3 hari yang lalu, konsistensi en%er. Pasien juga
mengeluh sakit di ulu hati, nafsu makan menurun. Pasien juga
mengeluhkan pusing berputar dan badan terasa lemas.
7i$ayat penyakit dahulu 2
Dulu tidak pernah sakit seperti ini. idak pernah masuk rumah sakit.
7i$ayat penyakit keluarga 2
idak ada keluarga yang sakit seperti ini.
7i$ayat so%ial 2
Di lingkungan sekitar rumah tiadak ada yang sakit seperti ini.
5
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 3/25
7i$ayat alergi 2
idak ada alergi obat maupun makanan.
III. P/6/7I&"AA0 I"I&
Keadaan umum 2 lemah
Kesadaran 2 %ompos mentis
Vital sign 2
ekanan darah 2 15+:!+ mm;g
0adi 2 <5 =:menit
77 2 53 =:menit
"uhu 2 3<,4+>
Kepala Leher
a:i:%:d 2 ?:(:(:(
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thra!
Pulmo 2 retraksi otot(otot %osta )(
@erak nafas simetris
"onor pada hemithoraks kanan dan kiri
heeing (:( , rhonki (:(
>or 2 "1 "5 reguler , murmur )(
A"dmen
Inspeksi 2 Datar, tidak terlihat penonjolan massa
Palpasi 2 nyeri tekan pada adaerah epigastrium, pembesaran hepar
)(, pembesaran lien )(
Perkusi 2 timpani
Auskultasi 2 bising usus normal
3
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 4/25
E#stermitas
"uperior 2 Akral hangat, odema )(,uji tourniCet )?, petekie )?
Inferior 2 Akral hangat, odema )(,uji tourniCet )?, petekie )?
I. DIA@0E"I"
Demam Berdarah Dengue derajat II
. DIA@0E"I" BA0DI0@
1. >hikungunya haemorragi% fever
5. Idiopathi% thrombo%ytopeni% purpura
3. Demam tifoid
-. 6alaria
I. P/0AA'A&"A0AA0
$% Nn &edi#amentsa
F irah baring
F 6inum banyak , jenis minuman 2 air bening, teh manis, sirup, jus
buah, susu, oralit
F Diet tinggi kalori tinggi protein
FEbservasi tanda(tanda vital )D, nadi, suhu, frekuensi pernafasan
F A$asi perdarahan
F Periksa ;b, ;t, trombosit tiap (15 jam
'% &edi#amentsa
F Infus ID 7' 2 D4G == tpm
F >efota=ime 5=1gr iv:15 jam
F 7anitidine 5=1 amp iv:15 jam
F Endansentron 5=1 amp iv:15 jam
F Para%etamol 3=4++ mg
F 0eurode= 5=1tabF &alne= 3=4++ mg
II. P/6/7I&"AA0 P/00#A0@
DA7A; '/0@&AP
;emoglobin 1,3 g:dl 13(1,4 g:dl
'ekosit -.+5+ :ul -.+++(11.+++ :ul
rombosit <-.+++ :ul 14+.+++(34+.+++ :ul
;ematokrit -9G '2 -+(4-G P 2 34(-<G
0@"I ;AI )'
-
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 5/25
Billirubin dire%t +,13 mg:dl H+,4 mg:dl
Billirubin total +,5 mg:dl H1,+ mg:dl
"@E 43 :I H31 :I"@P 41 :I H31 :I
0@"I @I0#A' )7
B0 1+,1 mg:dl 1+(5+ mg:dl
>reatinin +,9 mg:dl +,4(1,< mg:dl
ri% a%id 4,3 mg:dl ' 2 3(< P 2 5( mg:dl
III. "EAP11 #uni 5+13
" 2 pasien mengeluhkan perut mules, mual )?, muntah )(, pusing )?,
panas 8- hari, BAB ber$arna hitam, BA& )?
E 2 & 2 lemah, &esadaran 2 %omposmentis
D 2 11+:<+ mm;g
0 2 <=:mnt
77 2 5+=:mnt
t 2 3,!+>
rombosit 2 <1.+++ :%mm'eukosit 2 5.34+ :%mm
A 2 Demam Berdarah Dengue derajat II
P 2 inf 7'
Inj 7anitidin
Inj ondansentron
Inj sohobion
Inj %efota=im
Inj asam trane=amat
15 #uni 5+13
" 2 pasien mengeluhkan masih pusing, panas pada malam hari, keringat
dingin pada malam hari, mual )(, muntah )(, mimisan 1=, BAB
ber$arna hitam, BA& )?
E2 & 2 lemah, kesadaran 2 %omposmentis
D 2 11+:<+ mm;g
0 2 !+=:mnt
77 2 5+=:mnt
t 2 3,+>
pet%hie )?, rumpled test )?
trombosit 2 4.+++ :%mm
leukosit 2 1.<9+ :%mm
4
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 6/25
A2 Demam Berdarah Dengue derajat II
P 2 inf 7'
Inj 7anitidinInj ondansentron
Inj sohobion
Inj %efota=im
Inj asam trane=amat
13 #uni 5+13
" 2 pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan.
E 2 & 2 %ukup, kesadaran 2 %ompos mentis
D 2 11+:<+ mm;g
0 2 <!=:mnt77 2 1!=:mnt
t 2 3,-+>
pet%hie )?, rumpled test )?
trombosit 2 1!.+++ :%mm
leukosit 2 5.<++ :%mm
A 2 Demam Berdarah Dengue derajat II
P 2 inf 7'
Inj 7anitidin
Inj ondansentron
Inj sohobion
Inj %efota=im
Inj asam trane=amat
1- #uni 5+13
" 2 pasien mengatakan sudah tidak ada keluhan.
E 2 & 2 %ukup, kesadaran 2 %omposmentis
D 2 15+:!+ mm;g
0 2 <!=:mnt
77 2 55=:mnt
t 2 3,4+
> pet%hie )?, rumpled test )?
trombosit 2 43.+++ :%mm
leukosit 2 4.14+ :%mm
A 2 Demam Berdarah Dengue derajat II
P 2 inf 7'
Inj 7anitidin
Inj ondansentron
Inj sohobion
Inj %efota=im
Inj asam trane=amat
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 7/25
14 #uni 5+13
" 2 pasien mengatakan BAB ber$arna hitam, panas )(, mual )(,
muntah )(, pusing )(
E 2 & 2 %ukup, kesadaran 2 %ompos mentis
D 2 11+:<+ mm;g
0 2 !5=:mnt
77 2 5+=:mnt
t 2 3,3+>
pet%hie )?, rumpled test )?
trombosit 2 !9.+++ :%mm
leukosit 2 1-.14+ :%mm
A 2 Demam Berdarah Dengue derajat II
P 2 inf 7'Inj 7anitidin
Inj ondansentron
Inj sohobion
Inj %efota=im
Inj asam trane=amat
BAB III
TIN(AUAN PUSTAKA
'%$% De)inisi
Demam berdarah dengue )DBD adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria ;E untuk DBD. DBD
adalah salah satu manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue.
@ambar 5.1. "pektrum klinis infeksi virus dengue
<
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 8/25
6anifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut )@ambar
5.1.2
1. Demam tidak terdiferensiasi
5. Demam dengue )dengan atau tanpa perdarahan2 demam akut selama 5(< hari,
ditandai dengan 5 atau lebih manifestasi klinis )nyeri kepala, nyeri
retroorbital, mialgia: atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan Jpetekie atau
uji bendung positifK, leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif atau
ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue: DBD
pada lokasi dan $aktu yang sama
3. DBD )dengan atau tanpa renjatan.
'%'% Etilgi
irus dengue yang termasuk kelompok Arthropod Borne irus
)Arbovirus yang sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, familio flavivisidae
dan mempunyai - jenis serotipe, yaitu D/0 L 1, D/0 L 5, D/0 L 3, D/0 L -.
Di Indonesia pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 19<4 di
beberapa 7umah "akit menunjukkan keempat serotipe di temukan dan
bersirkulasi sepanjang tahun. "erotipe D/0 L 3 merupakan serotype yang
dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang
berat.
!
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 9/25
@ambar 5.5. ektor nyamuk aedes aegypti dan struktur virus dengue
'%*% Patgenesis dan Pat)isilgi
erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. irus dengue ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. 0yamuk Aedes
albopi%tus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat juga
menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. 0yamuk
Aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia
yang sedang mengalami viremia. &emudian virus yang berada di kelenjar liur
berkembang biak dalam $aktu !(1+ hari )e=trinsi% in%ubation period sebelum
dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. "ekali
virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk tersebut
akan dapat menularkan virus selama hidupnya )infektif. Di tubuh manusia, virus
memerlukan $aktu masa tunas - hari )intrinsi% in%ubation period sebelum
menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat
terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 5
hari sebelum panas sampai 4 hari setelah demam timbul.
irus merupakan mikrooganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel
hidup. 6aka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel
manusia sebagai pejamu )host terutama dalam men%ukupi kebutuhan akan
protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan pejamu, bila daya
tahan baik maka akan terjadi penyembuhan dan timbul antibodi, namun bila daya
tahan rendah maka perjalanan penyakit menjadi makin berat dan bahkan dapat
menimbulkan kematian.
Patogenesis DBD dan ""D )"indrom syok dengue masih merupakan
masalah yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan ""D
adalah hipotesis infeksi sekunder )teori se%ondary heterologous infe%tion atau
hipotesis immune enhan%ement. ;ipotesis ini menyatakan se%ara tidak langsung
bah$a pasien yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus
dengue yang heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita
9
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 10/25
DBD:Berat. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus
lain yang akan menginfeksi dan kemudian membentuk kompleks antigen antibodi
yang kemudian berikatan dengan % reseptor dari membran sel leokosit terutama
makrofag. Eleh karena antibodi heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh
tubuh sehingga akan bebas melakukan replikasi dalam sel makrofag.
Dihipotesiskan juga mengenai antibodi dependent enhan%ement )AD/, suatu
proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel
mononuklear. "ebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi
mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.
Patogenesis terjadinya syok berdasarkan hipotesis the se%ondary
heterologous infe%tion dapat dilihat pada gambar 5.3. yang dirumuskan oleh
"uvatte, tahun 19<<. "ebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang
berlainan pada seorang pasien, respons antibodi anamnestik yang akan terjadi
dalam $aktu beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit
dengan menghasilkan titer tinggi antibodi Ig@ anti dengue. Disamping itu,
replikasi virus dengue terjadi juga dalam limfosit yang bertransformasi dengan
akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. ;al ini akan mengakibatkan
terbentuknya virus kompleks antigen(antibodi )virus antibody %omple= yang
selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen. Pelepasan >3a dan
>4a akibat aktivasi >3 dan >4 menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang
ekstravaskular. Pada pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang
sampai lebih dari 3+ G dan berlangsung selama 5-(-! jam. Perembesan plasma
ini terbukti dengan adanya, peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar
natrium, dan terdapatnya %airan di dalam rongga serosa )efusi pleura, asites. "yok
yang tidak ditanggulangi se%ara adekuat, akan menyebabkan asidosis dan anoksia,
yang dapat berakhir fatal. Eleh karena itu, pengobatan syok sangat penting guna
men%egah kematian.
;ipotesis kedua, menyatakan bah$a virus dengue seperti juga virus
binatang lain dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan se$aktu virus
1+
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 11/25
mengadakan replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk.
/kspresi fenotipik dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan
peningkatan replikasi virus dan viremia, peningkatan virulensi dan mempunyai
potensi untuk menimbulkan $abah. "elain itu beberapa strain virus mempunyai
kemampuan untuk menimbulkan $abah yang besar. &edua hipotesis tersebut
didukung oleh data epidemiologis dan laboratoris.
@ambar 5.3. Patofisiologi terjadinya syok pada DBD
"ebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen(antibodi
selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit
dan mengaktivitasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh
darah )gambar 5.-.. &edua faktor tersebut akan menyebabkan perdarahan pada
DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks antigen(
antibodi pada membran trombosit mengakibatkan pengeluaran ADP )adenosin di
11
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 12/25
phosphat, sehingga trombosit melekat satu sama lain. ;al ini akan menyebabkan
trombosit dihan%urkan oleh 7/" )reti%ulo endothelial system sehingga terjadi
trombositopenia. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet
faktor III mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif )&ID M koagulasi
intravaskular deseminata, ditandai dengan peningkatan DP )fibrinogen
degredation produ%t sehingga terjadi penurunan faktor pembekuan.
@ambar 5.-. Patofisiologi perdarahan pada DBD
Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehingga
$alaupun jumlah trombosit masih %ukup banyak, tidak berfungsi baik. Di sisi lain,
aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor ;ageman sehingga terjadi
aktivasi sistem kinin sehingga mema%u peningkatan permeabilitas kapiler yang
dapat memper%epat terjadinya syok. #adi, perdarahan masif pada DBD
diakibatkan oleh trombositpenia, penurunan faktor pembekuan )akibat &ID,
15
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 13/25
kelainan fungsi trombosit, dan kerusakan dinding endotel kapiler. Akhirnya,
perdarahan akan memperberat syok yang terjadi.
'%+% &ani)estasi Klinis
Demam
Demam tinggi yang mendadak, terus L menerus berlangsung
selama 5 L < hari, naik turun )demam bifasik. &adang L kadang suhu
tubuh sangat tinggi sampai -+ o> dan dapat terjadi kejang demam. Akhir
fase demam merupakan fase kritis pada demam berdarah dengue. Pada
saat fase demam sudah mulai menurun hatiLhati karena fase tersebut
sebagai a$al kejadian syok, biasanya pada hari ketiga dari demam.
anda(tanda perdarahan
Penyebab perdarahan pada pasien demam berdarah adalah
vaskulopati, trombositopenia, gangguan fungsi trombosit serta koagulasi
intravaskuler yang menyeluruh. #enis perdarahan terbanyak adalah
perdarahan ba$ah kulit seperti ptekia, purpura, ekimosis dan perdarahan
konjungtiva. Ptekia merupakan tanda perdarahan yang sering ditemukan.
6un%ul pada hari pertama demam tetepai dapat pula dijumpai pada hari ke
3,-,4 demam. Perdarahan lain yaitu, epitaksis, perdarahan gusi, melena
dan hematemesis.
;epatomegaliPada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit
bervariasi dari hanya sekedar diraba sampai 5L- %m di ba$ah ar%us %osta
kanan. Derajat hepatomegali tidak sejajar dengan beratnya penyakit,
namun nyeri tekan pada daerah tepi hepar berhubungan dengan adanya
perdarahan.
"yok
Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis
menghilang setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan
13
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 14/25
pada denyut nadi dan tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengan
kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi,
sebagai akibat dari perembesan plasma yang dapat bersifat ringan atau
sementara. Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak menjadi
buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau beberapa saat setelah
suhu turun, antara 3L<, terdapat tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba
dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar
mulut, pasien menjadi gelisah, nadi %epat, lemah ke%il sampai tidak teraba.
'%,% Pemeri#saan Penun-ang
Pemeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit,
jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif
disertai gambaran limfosit plasma biru )sejak hari ke 3. rombositopenia
umumnya dijumpai pada hari ke 3(! sejak timbulnya demam. ;emokonsentrasi
dapat mulai dijumpai mulai hari ke 3 demam.
Pada DBD yang disertai manifestasi perdarahan atau ke%urigaan terjadinya
gangguan koagulasi, dapat dilakukan pemeriksaan hemostasis )P, AP,
ibrinogen, D(Dimer, atau DP. Pemeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah
albumin, "@E:"@P, ureum: kreatinin.
ntuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui
pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara
tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi
virus. 0amun, metode ini membutuhkan tenaga laboratorium yang ahli, $aktu
yang lama )lebih dari 1L5 minggu, serta biaya yang relatif mahal. Eleh karena
keterbatasan ini, seringkali yang dipilih adalah metode diagnosis molekuler
dengan deteksi materi genetik virus melalui pemeriksaan reverse
transcriptionpolymerase chain reaction )7(P>7. Pemeriksaan 7(P>7
memberikan hasil yang lebih sensitif dan lebih %epat bila dibandingkan dengan
isolasi virus, tapi pemeriksaan ini juga relatif mahal serta mudah mengalami
kontaminasi yang dapat menyebabkan timbulnya hasil positif semu. Pemeriksaan
yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi, yaitu dengan
1-
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 15/25
mendeteksi Ig6 dan Ig@(anti dengue. Imunoserologi berupa Ig6 terdeteksi mulai
hari ke 3(4, meningkat sampai minggu ke 3 dan menghilang setelah +(9+ hari.
Pada infeksi primer, Ig@ mulai terdeteksi pada hari ke 1-, sedangkan pada infeksi
sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke 5.
Pemeriksaan radiologis )foto toraks PA tegak dan lateral dekubitus kanan
dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya efusi pleura, terutama pada
hemitoraks kanan dan pada keadaan perembesan plasma hebat, efusi dapat
ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi
dengan "@.
'%.% Diagnsis
Berdasarkan kriteria ;E 199<, diagnosis DBD ditegakkan bila semua
hal ini terpenuhi2
1. Demam atau ri$ayat demam akut, antara 5(< hari biasanya bifasik
5. erdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut2 uji bending positif,
petekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan mukosa, hematemesis dan
melena3. rombositopenia )jumlah trombosit N1++.+++: mm3
-. erdapat minimal 1 tanda kebo%oran plasma sebagai berikut2
− Peningkatan hematokrit *5+G dibandingkan standar sesuai umur dan
jenis kelamin.
− Penurunan hematokrit *5+G setelah mendapat terapi %airan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
− anda kebo%oran plasma seperti2 efusi pleura, asites, hipoproteinemia,
hiponatremia.
erdapat - derajat spektrum klinis DBD );E, 199<, yaitu2
Derajat 12 Demam disertai gejala tidak khas dan satu(satunya
manifestasi perdarahan adalah uji torniCuet.
Derajat 52 "eperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit
dan perdarahan lain.
Derajat 32 Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi %epat dan
lemah, tekanan nadi menurun )5+ mm;g atau kurang atau
14
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 16/25
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab,
tampak gelisah.
Derajat -2 "yok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah
tidak terukur.
&eempat derajat tersebut dapat digambarkan pada gambar 5.4. berikut.
'%/% Diagnsis Banding
1. Demam thyphoid5. 6alaria
3. 6orbili
-. Demam >hikungunya
4. 'eptospirosis
. Idiophati% hrombo%ytopenia Purpura )IP
1
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 17/25
'%0% Penatala#sanaan
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis.
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan %airan akibat kebo%oran
plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan.
Dalam pemberian terapi %airan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah
pemantauan baik se%ara klinis maupun laboratoris. Proses kebo%oran plasma dan
terjadinya trombositopenia pada umumnya terjadi antara hari ke - hingga sejak
demam berlangsung. Pada hari ke(< proses kebo%oran plasma akan berkurang dan
%airan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. erapi %airan pada
kondisi tersebut se%ara bertahap dikurangi. "elain pemantauan untuk menilai
apakah pemberian %airan sudah %ukup atau kurang, pemantauan terhadap
kemungkinan terjadinya kelebihan %airan serta terjadinya efusi pleura ataupun
asites yang masif perlu selalu di$aspadai.
erapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring )pada
trombositopenia yang berat dan pemberian makanan dengan kandungan gii yang
%ukup, lunak dan tidak mengandung at atau bumbu yang mengiritasi saluaran
%erna. "ebagai terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol,
serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. Pemberian aspirin
ataupun obat antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko
terjadinya perdarahan pada saluran %erna bagaian atas )lambung:duodenum.
Protokol pemberian %airan sebagai komponen utama penatalaksanaan
DBD de$asa mengikuti 4 protokol, menga%u pada protokol ;E. Protokol ini
terbagi dalam 4 kategori, sebagai berikut2
1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok )gambar 5..
5. Pemberian %airan pada tersangka DBD de$asa di ruang ra$at )gambar
5.<.
3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit *5+G )gambar
5.!.
-. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD de$asa.
1<
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 18/25
4. atalaksana sindroma syok dengue pada de$asa )gambar 5.9.
@ambar 5.. Penanganan tersangka DBD tanpa syok
@ambar 5.<. Pemberian %airan pada tersangka DBD de$asa di ruang ra$at
1!
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 19/25
@ambar 5.!. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit *5+G
19
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 20/25
@ambar 5.9. atalaksana sindroma syok dengue pada de$asa
5+
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 21/25
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam terapi %airan
khususnya pada penatalaksanaan demam berdarah dengue2 pertama adalah jenis
%airan dan kedua adalah jumlah serta ke%epatan %airan yang akan diberikan.
&arena tujuan terapi %airan adalah untuk mengganti kehilangan %airan di ruang
intravaskular, pada dasarnya baik kristaloid )ringer laktat, ringer asetat, %airan
salin maupun koloid dapat diberikan. ;E menganjurkan terapi kristaloid
sebagai %airan standar pada terapi DBD karena dibandingkan dengan koloid,
kristaloid lebih mudah didapat dan lebih murah. #enis %airan yang ideal yang
sebenarnya dibutuhkan dalam penatalaksanaan antara lain memiliki sifat bertahan
lama di intravaskular, aman dan relatif mudah diekskresi, tidak mengganggu
sistem koagulasi tubuh, dan memiliki efek alergi yang minimal.
"e%ara umum, penggunaan kristaloid dalam tatalaksana DBD aman dan
efektif. Beberapa efek samping yang dilaporkan terkait dengan penggunaan
kristaloid adalah edema, asidosis laktat, instabilitas hemodinamik dan
hemokonsentrasi. &ristaloid memiliki $aktu bertahan yang singkat di dalam
pembuluh darah. Pemberian larutan 7' se%ara bolus )5+ ml:kg BB akan
menyebabkan efek penambahan volume vas%ular hanya dalam $aktu yang singkat
sebelum didistribusikan ke seluruh kompartemen interstisial )ekstravaskular
dengan perbandingan 123, sehingga dari 5+ ml bolus tersebut dalam $aktu satu
jam hanya 4 ml yang tetap berada dalam ruang intravaskular dan 14 ml masuk ke
dalam ruang interstisial. 0amun demikian, dalam aplikasinya terdapat beberapa
keuntungan penggunaan kristaloid antara lain mudah tersedia dengan harga
terjangkau, komposisi yang menyerupai komposisi plasma, mudah disimpan
dalam temperatur ruang, dan bebas dari kemungkinan reaksi anafilaktik.
Dibandingkan %airan kristaloid, %airan koloid memiliki beberapa
keunggulan yaitu pada jumlah volume yang sama akan didapatkan ekspansi
volume plasma )intravaskular yang lebih besar dan bertahan untuk $aktu lebih
lama di ruang intravaskular. Dengan kelebihan ini, diharapkan koloid memberikan
oksigenasi jaringan lebih baik dan hemodinamik terjaga lebih stabil. Beberapa
kekurangan yang mungkin didapatkan dengan penggunaan koloid yakni risiko
anafilaksis, koagulopati, dan biaya yang lebih besar. 0amun beberapa jenis koloid
51
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 22/25
terbukti memiliki efek samping koagulopati dan alergi yang rendah )%ontoh2
hetastar%h. Penelitian %airan koloid dibandingkan kristaloid pada sindrom
renjatan dengue )D"" pada pasien anak dengan parameter stabilisasi
hemodinamik pada 1 jam pertama renjatan, memberikan hasil sebanding pada
kedua jenis %airan. "ebuah penelitian lain yang menilai efektivitas dan keamanan
penggunaan koloid pada penderita de$asa dengan DBD derajat 1 dan 5 di
Indonesia telah selesai dilakukan, dan dalam proses publikasi.
#umlah %airan yang diberikan sangat bergantung dari banyaknya
kebo%oran plasma yang terjadi serta seberapa jauh proses tersebut masih akan
berlangsung. Pada kondisi DBD derajat 1 dan 5, %airan diberikan untuk kebutuhan
rumatan )maintenan%e dan untuk mengganti %airan akibat kebo%oran plasma.
"e%ara praktis, kebutuhan rumatan pada pasien de$asa dengan berat badan 4+ kg,
adalah sebanyak kurang lebih 5+++ ml:5- jam sedangkan pada kebo%oran plasma
yang terjadi sebanyak 5,4(4G dari berat badan sebanyak 14++(3+++ ml:5- jam.
#adi se%ara rata(rata kebutuhan %airan pada DBD dengan hemodinamik yang stabil
adalah antara 3+++(4+++ ml:5- jam. 0amun demikian, pemantauan kadar
hematokrit perlu dilakukan untuk menilai apakah hemokonsentrasi masih
berlangsung dan apakah jumlah %airan a$al yang diberikan sudah %ukup atau
masih perlu ditambah. Pemantauan lain yang perlu dilakukan adalah kondisi klinis
pasien, stabilitas hemodinamik serta diuresis. Pada DBD dengan kondisi
hemodinamik tidak stabil )derajat 3 dan - %airan diberikan se%ara bolus atau
tetesan %epat antara (1+ mg:kg berat badan, dan setelah hemodinamik stabil
se%ara bertahap ke%epatan %airan dikurangi hingga kondisi benar(benar stabil
)lihat protokol pada gambar 5.! dan 5.9. Pada kondisi di mana terapi %airan telah
diberikan se%ara adekuat, namun kondisi hemodinamik belum stabil, pemeriksaan
kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan untuk menilai kemungkinan
terjadinya perdarahan internal.
55
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 23/25
'%1% Prgnsis
Dubia ad bonam
'%$2% Pen3egahan
6emutuskan rantai penularan dengan %ara 2
1. 6enggunakan insektisida
− 6alathion )adultisida dengan pengasapan
− emephos )larvasida dimasukkan ketempat penampungan air
bersih.
5. anpa insektisida
− 6enguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih minimal
1= seminggu.
− 6enutup tempat penampungan air rapat(rapat.
− 6embersihkan halaman rumah dari kaleng(kaleng bekas, botol(
botol pe%ah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk
bersarang.
BAB IV
53
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 24/25
KESI&PULAN
1. Demam berdarah dengue )DBD ialah penyakit yang terdapat pada anak dan
de$asa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya
memburuk pada hari kedua.
5. irus Dengue tergolong dalam grup laviviridae dengan - serotipe, D/0 3
merupakan serotip yang paling banyak.
3. ektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes Aegypti.
-. @ejala utama demam berdarah dengue )DBD adalah demam, pendarahan,
hepatomegali dan syok.
4. &riteria diagnosis terdiri dari kriteria klinis dan kriteria laboratoris. Dua
%riteria klinis ditambah trombositopenia dan peningkatan hematokrit %ukup
untuk menegakkan diagnosis demam berdarah dengue.
. Penatalaksanaan demam berdarah dengue bersifat simtomatik yaitu mengobati
gejala penyerta dan suportif yaitu mengganti %airan yang hilang.
<. erapi %airan pada DBD diberikan dengan tujuan substitusi kehilangan %airan
akibat kebo%oran plasma. Dalam terapi %airan, hal terpenting yang perlu
diperhatikan adalah jenis %airan, jumlah serta ke%epatan, dan pemantauan baik
se%ara klinis maupun laboratoris untuk menilai respon ke%ukupan %airan.
5-
7/18/2019 BAB I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d4d54d890f7 25/25
DA4TAR PUSTAKA
@ibbons 7, aughn D. Dengue2an es%alating problem. B6# 5++535-2143(
orld ;ealth Erganiation. Prevention and %ontrol of dengue and dengue
haemorrhagi% fever2 %omprihensive guidelines. 0e$ Delhi, 5++1.p.4(1<
orld ;ealth Erganiation. Dengue, dengue haemorrhagi% fever and dengue
sho%k syndrome in the %onte=t of the integrated management of %hildhood
illness. Department of >hild and Adoles%ent ;ealth and Development.
;E:>;:>A;:+4.13. @eneva, 5++4
Direktorat #endral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan 'ingkunganDepartemen &esehatan 7I. Profil pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. #akarta, 5++<
Departemen &esehatan 7I. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana
pelayanan kesehatan, 5++4.p.19(3-
"uhendro, 0ainggolan ', >hen &, Pohan ;. Demam berdarah dengue. Dalam2
"udoyo, A. et.al. )editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam #ilid II. /disi -.
#akarta2Pusat Penerbitan IPD &I, 5++.p.1<<-(9
7ani, A. "oegondo, ". dan 0asir, A. )ed. Panduan Pelayanan 6edik
Perhimpunan Dokter "pesialis Penyakit Dalam Indonesia. #akarta2Pusat
Penerbitan IPD &I, 5++.p.13<(!
;adinegoro "7;, et al. )editor. ata laksana demam berdarah dengue di
Indonesia. Depkes 7I dan Direktorat #enderal Pemberantasan Penyakit
6enular dan Penyehatan 'ingkungan. 5++-