BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bb

Citation preview

4

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSekitar 900 juta remaja, berada di Negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat pada tahun 1990 menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun sekitar 15%. Populasi di Asia pasifik dimana penduduknya merupakan 60% penduduk dunia, sepertiganya adalah remaja umur 10-19 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources And Services Administration Guildenes, Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun. Sedangkan rentang usia remaja menurut Negara Indonesia, yang dikutip dari Sri Rumini dan Siti Sundari yaitu usia 12 tahun sampai 21 tahun untuk wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun untuk pria.5Menarche, dapat terjadi lebih awal pada usia sekitar 9 tahun sampai 11 tahun, atau bisa lebih lambat pada usia 17 tahun. Hasil Riskesdas Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa rata rata usia menarche di Indonesia adalah 13 tahun, dengan kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun atau lebih lambat sampai usia 17 tahun. Di Jawa Tengah, khusunya kota Semarang, sekitar 0,1% remaja putri mengalami menarche lebih awal pada usia 6 sampai 8 tahun, dan sekitar 26,3% lainnya mendapat menarche pada usia lebih dari 14 tahun. Menarche lebih banyak dialami wanita pada umur antara 10-15 tahun. Menarche yang terlalu dini atau terlambat, bisa berakibat pada keadaan psikis siswi tersebut.9

Perkembangan seksual remaja ditandai dengan dua ciri yaitu seks primer dan seks sekunder. Ciri seks primer pada remaja putri adalah mendapat menstruasi pertama (menarche). Menstruasi adalah hal yang normal dialami wanita, datangnya menstruasi menunjukkan bahwa seseorang telah mengalami kematangan seksual dan siap untuk bereproduksi.3Pada penelitian yang dilakukan oleh pujiani di MIN Darul ulum Rejoso Peterongan Jombang didapatkan data Remaja putri sebanyak 20 Remaja (40%) sudah mengalami menstruasi pada usia 9-12 tahun dan (60%) belum mengalami menstruasi.7 Ada banyak hal yang mempengaruhi status menarche, diantaranya: status gizi, pola makan, status ekonomi keluarga, dan aktivitas olahraga. Dalam hal ini peneliti ingin melihat lebih jauh tentang faktor status gizi. Status gizi dapat diinterpretasikan dari Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. IMT ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pada usia yang sama.3 Sebaliknya pada gadis yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan dari pada yang sudah mentruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka sama.4 Beberapa penelitian mengungkapkan faktor gizi termasuk faktor utama dalam percepatan usia menarche namun penelitian yang dilakukan Damayanti menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dan usia menarche.6 Gizi merupakan faktor yang penting, selain itu gizi juga merupakan faktor yang dapat dimodifikasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh, pendidikan, dan pekerjaan orang tua dengan usia menarche pada siswi SMP Mandiri, Kec. Serdang Kulon, Kab. Tangerang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:Bagaimana hubungan antara indeks massa tubuh dengan status menarche pada siswi SMP Mandiri, dimana mereka yang mengalami kematangan seksual lebih dini akan memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang mengalami kematangan seksual terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

C. Tujuan Penilitian

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan status menarche pada siswi SMP Mandiri2. Tujuan Khususa. Untuk mengidentifikasi karakteristik usia menarche pada siswi SMP Mandiri.

b. Untuk mengidentifikasi karakteristik status gizi (Berat badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh) pada siswi SMP Mandiri.c. Untuk mengidentifikasi hubungan antara indeks massa tubuh dengan status menarche pada siswi SMP Mandiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi KedokteranSebagai masukan ilmu kedokteran Reproduksi kepada tenaga kesehatan tentang hubungan antara indeks massa tubuh dengan status menarche pada remaja.2. Bagi Masyarakat Sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi bagi masyarakat mengenai peran status gizi yang baik terhadap usia menarche pada remaja.3. Bagi Peneliti Lebih LanjutSebagai masukan kepada pihak yang memerlukan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut.

1