45
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG APBD TA 2009 Laporan Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Kota Medan sebagai Kota Metropolitan merupakan salah satu kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN) pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. dalam pengembangan keruangan nasional perlu dipersiapkan untuk mampu memiliki daya saing dan keunggulan serta mampu mendukung penciptaan penataan ruang dalam kerangka wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara. Penataan ruang Kota Medan sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengelolaanya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang dapat wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bab I - Pendahuluan I - 1

Bab I Akhir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan akhir rdtr

Citation preview

Page 1: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Medan sebagai Kota Metropolitan merupakan salah satu kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN) pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. dalam pengembangan keruangan nasional perlu dipersiapkan untuk mampu memiliki daya saing dan keunggulan serta mampu mendukung penciptaan penataan ruang dalam kerangka wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri Nusantara. Penataan ruang Kota Medan sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, perlu ditingkatkan upaya pengelolaanya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas ruang dapat wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Undang-Undang Nomor Tahun 2007 tentang Penataan Ruang khususnya pasal 11 menyebutkan bahwa kewenangan penataan ruang di kabupaten/kota menjadi wewenang pemerintahan kabupaten/kota. Setiap daerah Kabupaten/Kota perlu menyusun Rencana Tata Ruang (selanjutnya ditulis RTR) sebagai araha pelaksanaan pembangunan. Hal ini

Bab I - Pendahuluan I - 1

Page 2: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

sejalan dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004.

Sesuai dengan tingkat kedalaman pembahasan materi, RTRW Kota dibedakan dalam tiga jenis rencana, yaitu : Rencana Struktur, dan Rencana Umum dan Rencana Rinci yang terdiri dari Rencana Detail dan Rencana Teknik dan bersifat operasional dan aplicable. Sejalan dengan semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Medan serta sisi lain rencana kota yang dipakai selama ini berupa; Rencana Sub-Sub Wilayah (RSSW) dengan tingkat kedalaman peta skala 1 : 5.000 (setara RDTR) sebagai rencana yang disahkan pada tahun 1979 sudah tidak relevan lagi digunakan sebagai pedoman pembangunan terutama dalam perizinan mendirikan bangunan.

Selain itu, tahun 2006 telah disusun RTRW Kota Medan dan secara bersamaan pada tahun 2008 juga dilakukan penyempurnaan berkaitan penyesuaian terhadap Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RTRW tersebut perlu dan harus ditindaklanjuti oleh rencana lebih rinci sebagai panduan operasional pengendalian pemanfaatan ruang. Karena itu, perlu dipersiapkan kerangka Rencana Rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan. Rencana Detail, merupakan pengaturan yang memperlihatkan keterkaitan antar blok-blok penggunaan kawasan untuk menjada keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen transportasi dan pelayanan utilitas kota.

Secara umum, RDTR Kota merupakan pemanfaatan ruang Bagian Wilayah Kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujduan ruang dalam rangka pelaksanaan program-

Bab I - Pendahuluan I - 2

Page 3: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

program pembangunan kota. Rencana ini menetapkan blok-blok peruntukan dalam kawasan fungsional Kota sebagai penjabaran ‘kegiatan’ ke dalam wujud ruang dengan memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antar kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

Produk RDTR tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah. Namun dalam kenyataanya, ada kalanya produk RDTR belum sepenuhnya dapat diimplementasikan dalam pelaksanan pembangunan sektoral dan pembangunan wilayah karena beberapa faktor seperti :1. Adanya perubahan kebijakan daerah yang sangat mendasar;2. Proses penyusunanya tidak melalui prosedur dan komitmen

yang lengkap;3. Data dan informasi yang dipergunakan tidak lengkap;4. Perumusan muatan rencana tidak sesuai dengan ketentuan

peraturan yang berlaku;5. Produk rencana tata ruang belum disyahkan menjadi suatu

peraturan yang mengikat bagi seluruh pelaku pembangunan;6. Produk rencana kurang operasional sebagi rujukan

pengendalian pembangunan karena tidak disertai dengan aturan pemanfaatan ruang yang lengkap, dsb.

Untuk dapat mengefektifkan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, RDTR Kota Medan yang akan disusun ini, perlu didukung oleh pelaksanaan penyusunan yang taat azas dan tepat sasaran sehingga dapat digunakan sebagai alat operasional penataan ruang tersebut. Untuk itu penyusunan RDTR ini diarahkan kepada pihak yang mampu menjamin pemecahan 6 (enam) permasalahan di atas. Jangka waktu Rencana Detail Tata

Bab I - Pendahuluan I - 3

Page 4: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Ruang Kawasan perkotaan ini adalah 20 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana dengan skala 1 : 5.000 atau lebih sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007.

Sebagai instansi teknis/Satuan Kerja Perangkat Daerah di bidang penataan ruang, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan pada tahun 2008 telah melaksanakan penyusunan Rencan Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan terhadap 7 (tujug) wilayah kecamatan di Kota Medan, dan pada tahun 2009 sebagai lanjutannya Pemerintah Kota Medan akan melaksanakan kembali penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan, terhadap 13 (tiga belas) wilayah kecamatan di lingkungan wilayah administrasi Kota Medan. Produk ini diharapkan menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Medan dalam melaksanakan bidang penataan ruang dan menjadi alat pengendali untuk pembangunan.

Pada tahun anggaran 2006, Pemerintah Kota Medan telah melakukan penyusunan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan untuk masa berlaku tahun 2006-2016. Namun rencana tersebut disusun masih mengacu kepada UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Dengan dikeluarkannya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang baru sebagai pengganti UU No. 24 Tahun 1992, maka semua rencana tata ruang yang telah disusun sebelum undang-undang tersebut dikeluarkan harus dilakukan penyesuaian kembali. Dengan demikian maka secara bersamaan pada tahun 2008 ini juga dilakukan penyempurnaan RTRW Kota Medan, yang berkaitan atas penyesuaian terhadap Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Pelaksanaan penyempurnaan/penyesuaian RTRW Kota Medan tersebut perlu dan harus ditindaklanjuti oleh penyusunan rencana lebih rinci sebagai panduan operasional pengendalian

Bab I - Pendahuluan I - 4

Page 5: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

pemanfaatan ruang. Sesuai dengan tingkat kedalaman pembahasan materi, RTRW Kota dibedakan dalam tiga jenis rencana, yaitu: Rencana Struktur, Rencana Umum, dan Rencana Rinci yang terdiri Rencana Detail dan Rencana Teknik dan bersipat operasional dan aplicable. Karena itu, perlu dipersiapkan kerangka Rencana Rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan Selayang.

1.1.1 Kondisi dan Permasalahan Penataan Ruang Kota Medan

Dengan adanya pengembangan wilayah kota Medan ada beberapa potensi yang bisa diandalkan diantaranya sebagai berikut:1. Lengkapnya fasilitas kesehatan, pendidikan maupun

olahraga seperti adanya Rumah Sakit Umum Adam Malik dengan Type Kelas A (Rumah Sakit Umum Pusat), Rumah Sakit Jiwa, perguruan-perguruan tinggi yang sudah dikenal secara Nasional seperti USU, IAIN, dan Dharma Agung serta Lapangan Sepak Bola bertaraf Internasional, yaitu Stadion Teladan.

2. Sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional.

3. Adanya beberapa jenis terminal, antara lain Terminal Terpadu Amplas sebagai terminal keluar masuknya mobil angkutan penumpang antar kota dan antar propinsi ke Kota Medan, Terminal Teladan sebagai terminal Taksi antar kota, dan Terminal Terpadu Pinang Baris sebagai terminal keluar masuknya mobil angkutan penumpang antar kota dan antar propinsi ke Kota Medan.

Bab I - Pendahuluan I - 5

Page 6: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

4. Bandara Internasional Polonia sebagai Pelabuhan udara yang mampu dilandasi jenis pesawat berbadan lebar seperti Air Bus dan mempunyai jalur penerbangan ke berbagai daerah/Kota secara Regional maupun Internasional.

5. Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan "Stasiun Besar" sebagai salah satu sarana transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan dan bengkel khusus kereta api yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia Eksploitasi Sumatera Utara (PT.KAI-ESU).

6. Pelabuhan Belawan yang merupakan Pelabuhan terbuka untuk perdagangan internasional, regional, dan nasional. Pelabuhan Belawan ini merupakan urat nadi perekonomian Sumatera Utara khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut, sehingga Kota Medan dikenal dengan pintu gerbang Indonesia bagian Barat.

7. Terminal Peti Kemas Konvensional Gabion Belawan yang merupakan Pintu Gerbang ekspor dan impor barang Indonesia bagian Barat.

8. Kawasan Industri Medan (KIM) terletak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli dengan luas 514 Ha merupakan salah satu kawasan industri yang menyiapkan fasilitas investasi yang relatif lengkap. Keberadaan KIM ini dapat mendukung Kota Medan sebagai Kota Industri dan Jasa.

9. Prospek baik dalam jenis usaha agroindustri karena tanahnya yang subur serta lahan kosongnya yang masih luas serta potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan.

Bab I - Pendahuluan I - 6

Page 7: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

10. Produk Unggulan dari industri-industri rumah tangga, industri menengah dan industri besar seperti Konveksi Pakaian Jadi, Roti Bika Ambon, Syrup marquisa, Produksi Inti Sawit, dan Makanan Ternak.

11. Adanya Balai Pembibitan Pertanian yang terletak di Kecamatan Medan Marelan.

12. Bangunan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan Deli masa dahulu, yaitu Istana Maimun yang terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.

13. Objek wisata yang amat langka, yaitu penangkaran Buaya di Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Sunggal.

14. Sebuah tempat rekreasi yang sedang dikembangkan, yaitu Danau Siombak, merupakan Danau buatan yang indah, dengan luas areal 40 Hektare. Jaraknya 15 Km dari Pusat Kota Medan.

Namun selain memiliki potensi pengembangan, Kota Medan juga memiliki permasalahan di dalam pengembangannya. Beberapa permasalahan pengembangan Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Permasalahan internal penataan ruang di Kota Medan, meliputi :

Produk perencanaan meliputi poduk RUTR Kota Medan 1995 – 2005 yang telah berakhir dan terbitnya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta produk Rencana Sub-Sub Wilayah yang tidak dapat menampung perkembangan dan pertumbuhan aktifitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis.

Bab I - Pendahuluan I - 7

Page 8: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Pemanfaatan dan pengelolaan rencana yang tidak diprioritaskan diterapkan atau belum mampu diterapkan secara optimal.

Rendahnya kualitas ini dapat disebabkan karena tidak diikutinya proses teknis dan prosedur kelembagaan rencana tata ruang.

Terbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan ruang, fungsi dan kegunaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dalam pelaksanaan pembangunan.

Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku dalam masyarakat.

Lemahnya aparatur yang berwenang dealam bidang pengendalian pemanfaatan ruang.

2. Permasalahan Pembangunan di Kota Medan terkait dengan Penataan Ruang, adalah sebagai berikut :

(1) Bidang Fisik dan Prasarana

a. Penyebaran fungsi dan pusat-pusat yang belum merata, belum adanya integrasi antara sistem transport dan tata guna lahan sehingga pusat-pusat kegiatan tidak memiliki ruang untuk perpindahan moda transport dan sebaliknya terminal dan titik-titik moda transport tidak ditetapkan sebagai pusat-pusat kegiatan kota.

b. Pengembangan Pusat-pusat kegiatan baru seperti Bandara Kwala Namu, CBD Polonia, EPZ di Belawan, membutuhkkan pembangunan prasarana jalan dan kereta api. CBD Polonia sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala regional dan internasional harus memiliki akses langsung jalan tol pusat kota dan kereta api serta

Bab I - Pendahuluan I - 8

Page 9: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

monorail atau subway untuk menghubungkannya dengan pusat-pusat kegiatan kota yang lain dan membangun jalan arteri dan jalan lingkar.

c. Kota Medan sebagai kota yang menuju kepada Kota metropolitan memerlukan transportasi massal, untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di Kota Medan. Wacana tentang transportasi massal telah cukup lama bergulir. Salah satu studi terakhir yang dilakukan oleh Depertemen Perhubungan Ditjend. Perkereta apian menyimpulkan bahwa kereta api komuter di Kawasan Mebidang layak untuk dikembangkan. Dengan adanya potensi jalur kereta api yang telah ada dan intergrasi denganmoda transportasi massal yang lain seperti monorail dan busway. Selain optimalisasi transportasi massal, untuk penataan jaringan transportasi juga perlu dilakukan penataan hirarki jalan Kota Medan yang terintegrasi dengan hirarki jalan kawasan metropolitan Mebidang.

d. Dalam bidang utilitas, yang menjadi isu pokok adalah :

Krisis energi listrik, untuk itu selain perlu penambahan pembangkit tenaga listrik juga perlu direncanakan kota yang hemat energi dengan menumpukan moda pergerakan menggunakan transportasi massal dan pejalan kaki serta bangunan hemat energi.

Untuk masalah limbah, perlu segera dioptimalisasi pengolahan limbah kota yang telah ada serta mengendalian limbah industri dan domestik yang langsung mencemari Sungai Deli dan Sungai Babura serta sungai-sungai di Kota Medan dan sekitarnya.

Bab I - Pendahuluan I - 9

Page 10: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Persampahan juga akan merupakan masalah serius dalm jangka panjang, oleh karena itu perlu dibuka wacana baru dan inovasi untuk penanganan sampah antara lain pengolahan sampah menjadi energi listrik atau bahan-bahan daur ulang.

e. Keterbatasan ruang terbuka hijau baik berupa :

RTH Publik seperti taman, lapangan olahraga, hutan kota, taman tempat bermain, RTH yang bersatu dengan fasilitas (konsep KDB), jalur hijau (daerah industri, jalur kereta api, gas, kuburan, dll) dan RTH privat;

RTH konservasi (lindung) di Kota Medan berupa daerah resapan, sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan hutan mangrove, dll.

f. Sistem Rencana Penyediaan fasilitas yang tidak diikuti oleh pengelolaan dan pemanfaatan perencanaan. Kebutuhan fasilitas tidak dijadikan acuan dalam penyediaan di lapangan akibatnya minimnya kualitas dan fasilitas yang ada, misal sekolah-sekolah negeri baru yang jarang bertambah juga fasilitas kelengkapan dan mutu pendidikan yang rendah mengakibatkan biaya pendidikan tinggi karena masyarakat yang mampu beralih ke swasta, bagi yang tidak mampu sering tidak tertampung di sekolah negeri banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

g. Mahalnya harga tanah dan pembangunan rumah vertikal yang belum membudaya seperti apartemen, kondominium atau flat (rumah susun) menyebabkan penduduk banyak yang bermigrasi ke daerah pinggiran atau ke lokasi-lokasi

Bab I - Pendahuluan I - 10

Page 11: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

dengan harga tanah yang masih murah menyebabkan pemborosan waktu, biaya dan tenaga yang mahal.

h. Keberadaan Bandara Polonia yang akan dipindahkan akan memacu pembangunan fisik di kawasan tersebut khususnya dan Kota Medan umumnya karena akan diikuti oleh gedung-gedung pencakar langit hal ini harus diimbangi dengan perencanan kawasan eks Bandara Polonia dengan rencana tiga dimensi sampai ke blok plan dan review rencana penyediaan luasan dan lebar jalan kota akibat gedung-gedung pencakar langit.

i. Kawasan pinggiran yang kumuh seperti Kawasan Belawan dan kawasan-kawasan kumuh lainnya di Kota Medan yang perlu peremajaan atau Kawasan Utara umumnya karena menghadapi masalah lingkungan perlu perencanaan untuk Kawasan Utara sampai tiga dimensi karena Kawasan Utara direncanakan sebagai salah satu pusat pertumbuhan dan sebagai kawasan industri.

j. Tidak adanya acuan arsitektur Kota Medan yang khas yang harus diikuti sehingga arsitektur yang khas di Kota Medan tidak ditemukan.

(2) Bidang Ekonomi

Dalam bidang ini, masalah dan tantangan yang dihadapi masih bersifat klasik yaitu pengangguran dan kemiskinan. Walaupun terjadi penurunan angka pengangguran terbuka, kemiskinan, perubahan struktur pasar yang lebih modern, dan distribusi kegiatan sosial ekonomi lebih luas selama lima tahun terakhir, namun hal ini tetap menjadi masalah dan tantangan pembangunan kota. Oleh sebab itu kebijakan dan program pembangunan kota pada masa yang akan datang,

Bab I - Pendahuluan I - 11

Page 12: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

haruslah merupakan bagian penting dari upaya menciptakan lapangan kerja, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.

(3) Bidang Sosial Budaya

Dalam bidang ini, masalah dan tantangan pokok yang memerlukan perhatian dan solusi adalah akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta secara bersamaan terus memperbaiki manajemen dan meningkatkan mutu pelayanan dasar yang disediakan. Selain bidang kesehatan dan pendidikan, masalah dan tantangan di bidang sosial budaya adalah kenakalan remaja, tindak kriminal, anak jalanan, kawasan kumuh, dan kurangnya pembinaan kekayaan seni budaya lokal.

1.1.2 Amanah Undang-Undang Penataan Ruang

Lahirnya Undang-undang Penataan Ruang Nomor 26 tahun 2007 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 24 tahun 1992, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang, selain pemberian insentif dan disinsentif juga pemberian sanksi yang merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Perubahan mendasar juga terjadi pada jangka waktu perencanaan, yaitu dari semula 10 (sepuluh) tahun berubah menjadi 20 (dua puluh) tahun. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka semua Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus disusun atau disesuaikan kembali paling

Bab I - Pendahuluan I - 12

Page 13: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak undang-undang tersebut diberlakukan.

Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang khususnya pasal 11, bahwa kewenangan penataan ruang di Kabupaten/Kota menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota. Setiap daerah Kabupaten/Kota perlu menyusun Rencana Tata Ruang (RTR) sebagai arahan pelaksanaan pembangunan. Hal ini sejalan dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Karena itu, Pemerintah Daerah adalah pelaksana utama pembangunan, termasuk melaksanakan penataan ruang kota.

Pada pasal 14 Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dinyatakan bahwa perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang. Rencana Umum, secara hirarkisnya, bisa berupa: • Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, • Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, • Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau Kota.

Sedangkan rencana rinci tata ruang, merupakan penjabaran dari rencana umum tata ruang di atas, yaitu terdiri dari : Rencana Tata Ruang Pulau atau Kepulauan dan Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis Nasional; Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi; Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota dan Rencana

Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.

Bab I - Pendahuluan I - 13

Page 14: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Rencana Detail Tata Ruang yang disusun merupakan dasar bagi penyusunan peraturan zonasi. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan zonasi ditetapkan dengan:

a. Peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional

b. peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; dan

c. peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi.

Untuk lebih jelasnya mengenai kedudukan RDTR dalam hirarki perencanaan tata ruang kota dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1Kedudukan RDTR Kota dalam Hirarki Perencanaan Tata

Ruang Kota

Bab I - Pendahuluan I - 14

Page 15: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

1.1.3 Kebutuhan Rencana Detail di Kecamatan Medan Selayang

Perkembangan fisik pada wilayah Kecamatan Medan Selayang terjadi secara signifkan sejak tahun 1980-an yang diawali pembangunan jaringan jalan kota yang melewatinya dan pembangunan kawasan perumahan di sekitar kawasan jalan tersebut. Perkembangan fisik kawasan mewujudkan peningkatan kegiatan perekonomian kawasan yang merupakan indikator perkembangan kualitas dan kuantitas kesejahteraan masyarakat kota dan kawasan tersebut.

Pembangunan pada kawasan tersebut menyebabkan perubahan stuktur ruang kawasan hingga di tingkat lingkungan serta menciptakan pergeseran pola ruang cukup pesat dan tidak terkendali yang menyebabkan berbagai permasalahan. Perkembangan di Kecamatan Medan Selayang memerlukan penyesuaian dan pengendalian terhadap perubahan fisik yang terjadi maupun yang diperkirakan terjadi terutama pada kawasan yang cepat berkembang seperti kawasan sekitar jalan lingkar luar, kawasan koridor Jalan Setia Budi, kawasan yang berdekatan dengan lokasi rencana pengembangan Polonia sebagai Pusat Primer Kota,

Bab I - Pendahuluan I - 15

Page 16: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Untuk mengantisipasi berbagai permasalahan tersebut, maka Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, sebagai Instansi Teknis/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibidang penataan ruang pada tahun anggaran 2008 ini, akan melaksanakan kegiatan “Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Selayang”. Produk ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Medan dalam melaksanakan bidang penataan ruang dan menjadi alat arah pembangunan fisik yang dilakukan Pemerintah Kota dan alat pengendali untuk pembangunan kota khususnya dalam perizinan pembangunan.

1.2 PENGERTIAN RDTR

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) mempunyai wilayah perencanaan mencakup sebagian atau seluruh wilayah administrasi kota yang dapat merupakan satu atau beberapa kawasan tertentu dalam peta rencana skala 1 : 5.000 dengan penggambaran geometrik yang dibantu dengan titik-titik kendali. Rencana ini memuat rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang kota yang disusun dan ditetapkan untuk menyiapkan perwujudan ruang-ruang bagian wilayah kota dalam rangka pelaksanaan program dan pengendalian pembangunan kota baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam jangka panjang maupun menengah. Rencana detail tata ruang kota memuat hal-hal berikut:

1. Kebijaksanaan Pengembangan Penduduk: Arahan distribusi penduduk menurut blok-blok peruntukan sampai akhir tahun perencanaan

Bab I - Pendahuluan I - 16

Page 17: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

2. Rencana Struktur Kota, mencakup pelayanan kegiatan kota yang berupa arahan hubungan tata jenjang antar fungsi pelayanan lingkungan dalam wilayah perencanaan.

3. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan Kota: mencakup arahan hubungan tata jenjang antara fungsi-fungsi pelayanan lingkungan dalam wilayah perencanaan.

4. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan: Arahan pola jaringan pergerakan seluruh sistem jariangan jalan atau sistem jaringan jalan primer dan sekunder, maupun alur pelayaran.

5. Rencana Pemanfatan Ruang: Arahan pemanfaatan ruang ditinjau dari peruntukan ruang dan besaran ruang dalam wilayah perencanaan untuk setiap blok peruntukan.

6. Rencana Sistem Jaringan Utilitas: Identifikasi sumber-sumber daya air dan energi serta arahan pola jaringan primer, sekunder dan tersier untuk sistem jaringan seperti jaringan air bersih, telepon, listrik, air limbah dan air hujan serta pengelolaan sampah.

7. Rencana Kepadatan Bangunan: Arahan perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan dan atau bangunan-bangunan yang terletak dalam tiap petak peruntukan dengan luas lahan petak peruntukannya dalam tiap blok peruntukan.

8. Rencana Ketinggian Bangunan: Arahan ketinggian maksimum bangunan atau maksimum dan minimum bangunan dan bangun-bangunan untuk setiap blok peruntukan.

9. Rencana Perpetakan Bangunan, berkaitan dengan petak-petak peruntukan bangunan yang terdapat pada masing-masing blok peruntukan dalam wilayah perencanaan.

Bab I - Pendahuluan I - 17

Page 18: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

10. Rencana Garis Sempadan: Penetapan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan, ditetapkan berdasarkan pertimbangan keamanan, keselamatan dan kesehatan. Garis sempadan ini terbagi dalam garis sempadan muka bangunan samping bangunan atau belakang bangunan serta garis sempadan pagar.

11. Rencana Penanganan Bangunan: Arahan jenis-jenis penanganan bangunan, jaringan pergerakan dan utiitas dalam wilayah perencanaan yang terdiri dari pembangunan baru, peningkatan, perbaikan, pembaharuan, pemugaran dan perlindungan.

12. Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan bagian wilayah kota: mencakup arahan tahapan pelaksanaan dalam pengendalian peruntukan pelaksanaan program proyek.

13. Pengelolaan penanganan lingkungan: Mencakup arahan jenis-jenis penanganan lingkungan dalam bagian-bagian wilayah kota yang terdiri dari: peningkatan, perbaikan, pembaharuan, pemugaran, peremajaan, perlindungan lingkungan dan manajemen pertanahan serta arahan pengoperasian aparat pelaksanaan dan pengendali RDTR pada tingkat pemerintah wilayah kecamatan.

1.2.1 Pengertian Tata Ruang

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah pemanfaatan Ruang Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara Terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan

Bab I - Pendahuluan I - 18

Page 19: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan.

Rencana Detail Kawasan Perkotaan juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukkan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Jangka waktu Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan ini adalah 20 tahun dan dituangkan ke dalam peta rencana dengan skala 1 : 5.000 atau lebih.

Adapun beberapa pengertian dasar dari tata ruang yaitu :1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan

dan ruang udara sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya;

2. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak;

3. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;4. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis

beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional;

5. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya;

6. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan;

7. Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan

Bab I - Pendahuluan I - 19

Page 20: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan;

8. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/ lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan;

9. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;

10. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;

11. Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan;

12. Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, adat atau badan hukum.

13. Peran serta masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan penataan ruang.

14. Izin Lokasi (IL) adalah izin yang diberikan kepada badan usaha pembangunan perumahan dan permukiman atau kelompok masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan tanah

Bab I - Pendahuluan I - 20

Page 21: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

15. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah penataan bangunan perumahan dan permukiman yang tepat sesuai dengan peraturan bangunan yang telah disahkan dan diberikan izin perencanaannya kepada badan usaha pembangunan perumahan dan permukiman atau masyarakat dalam rangka memanfaatkan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman.

16. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan untuk mendirikan bangunan rumah secara fisik dan yang telah memperoleh izin perencanaannya.

17. Hak atas ruang adalah hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara.

18. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan pada akhir periode perencanaan.

19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

20. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

21. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.

22. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

1.2.2 Azas dan Tujuan Penataan Ruang

Bab I - Pendahuluan I - 21

Page 22: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Dalam Kerangka Negara Kesatuan Repuplik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan azas:1. Keterpaduan2. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan3. Keberlanjutan4. Keberdayagunaan dan keberhasilan5. Ketebukaan 6. Keterbukaan7. Kebersamaan dan kemitraan8. Perlindungan kepentingan umum9. Kepastian hukum dan keadilan10. Akuntabilitas

Adapun tujuan penataan ruang berdasar UU No.26 Tahun 2007 adalah mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Tujuan inilah yang menjadi visi penataan ruang sekaligus visi dalam setiap penyusunan rencana tata ruang di Indonesia. Adapun makna dari tujuan tersebut antara lain :

•Aman : masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya kesehariannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman.

•Nyaman : memberi kesempatan yang luas bagi seluruh masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial dan budaya serta fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai.

•Produktif : proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi

Bab I - Pendahuluan I - 22

Page 23: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing.

•Berkelanjutan : Kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang.

Adapun tujuan pelaksanaan penyusunan RDTR ini mengacu pada tujuan umum penataan ruang sebagaimana tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu :

1. Mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sesuai karakter dan kekuatan lokal, dengan:

a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

2. Memberikan terjemahan secara lebih rinci/detail kebijakan RTRW Kota Medan sebagai landasan operasional pembangunan dan komponen fisik perwujudan kebijakan visi dan misi Kota Medan.

1.2.3 Pemahaman Tentang Rencana Detail

Bab I - Pendahuluan I - 23

Page 24: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Dasar hukum pedoman penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang masih berlaku adalah Kepmen. Kimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang pada lampiran V (Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan). Diuraikan bahwa RDTR Kawasan Perkotaan sebagai pedoman untuk: Pemberian advis planning Pengaturan bangunan setempat Penyusunan rencana teknis ruang kawasan perkotaan atau

rencana tata bangunan dan lingkungan Pelaksanaan program pembangunan

Adapun muatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:

1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan;Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan dirumuskan sesuai dengan permasalahan dan arahan kebijakan berdasarkan urgensi/keterdesakan penanganan kawasan tersebut.

2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:a. Struktur pemanfaatan ruang, yang meliputi distribusi

penduduk, struktur pelayanan kegiatan kawasan perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan;

b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan fungsional (kawasan permukiman, perdagangan, jasa, pemerintahan, pariwisata, perindustrian) dalam blok-blok peruntukan.

Bab I - Pendahuluan I - 24

Page 25: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

3. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional perkotaan meliputi:a. Arahan kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap

blok peruntukan;b. Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk

setiap blok peruntukan;c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok

peruntukan;d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;e. Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.

4. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan fungsional perkotaan.

Dalam penyusunan dan penetapan rencana tata ruang, ditempuh langkah-langkah penentuan kawasan perencanaan, identifikasi potensi dan masalah pembangunan, perumusan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan.

a. Penentuan kawasan perencanaan perkotaan;Dalam menentukan kawasan perencanaan perkotaan dilakukan berdasarkan tingkat urgensi/prioritas/keterdesakan penanganan kawasan tersebut di dalam konstelasi Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan.

b. Identifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang kawasan; Analisis yang didasarkan atas tuntutan pelaksanaan

pembangunan suatu kegiatan perkotaan yang selanjutnya

Bab I - Pendahuluan I - 25

Page 26: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

didukung keputusan strategis dari pemerintah daerah setempat untuk pengembangannya;

Terdapat suatu permasalahan dalam perwujudan ruang kawasan seperti masalah rumah kumuh, urban heritage, kota tepi air, dsb.

5. Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan;Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan didasarkan atas hasil analisis kependudukan, sektor/kegiatan potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan efisiensi pelayanan

Perkiraan kebutuhan tersebut mencakup: Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan; Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi perkotaan; Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi

perkotaan; Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan perkotaan;

- kebutuhan ekstensifikasi;- kebutuhan intensifikasi;- perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan.

Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan.

6. Perumusan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Perumusan ini berdasarkan pada perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan ruang.

7. Penetapan rencana tata ruangUntuk mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, perlu adanya suatu upaya penetapan rencana tata ruang dalam bentuk Surat Keputusan

Bab I - Pendahuluan I - 26

Page 27: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Walikota/Bupati dalam hal Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan sebagai penjabaran RTRW Kota/Kabupaten.

Dalam hal terjadi perubahan fungsi kawasan sebagai akibat dari dinamika perkembangan perkotaan yang cukup tinggi, maka Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang bersangkutan ditetapkan dengan persetujuan DPRD dalam bentuk Peraturan Daerah. Hal ini selanjutnya menjadi masukan bagi peninjauan kembali dan penyempurnaan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten.

1.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah : menyusun acuan operasional pelaksanaan pembangunan yang meliputi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Adapun hasil yang hendak dicapai adalah penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku sehingga dapat digunakan sebagai arahan praktis dalam penataan ruang, terutama dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Tujuan pelaksanaan penyusunan RDTR ini mengacu pada tujuan umum penataan ruang sebagaimana tercantum dalam UU. No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu :

1. Sebagai pedoman operasional bagi Pemerintah Kota Medan dalam pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan yang dalam praktek sehari-hari merupakan kegiatan pelayanan masyarakat seperti Keterangan Rencana Peruntukan (advis planning) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dimana peraturan perizinan tersebut akan mengikat

Bab I - Pendahuluan I - 27

Page 28: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

sehubungan dengan usaha-usaha penertiban terhadap pelanggaran yang terjadi dalam pembangunan fisik kota.

2. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Medan/Kecamatan dalam mendistribusikan kegiatan, penduduk dan tenaga kerja sehingga tercapai pemanfaatan ruang secara optimal, nyaman, sehat, aman dan tertib.

3. Sebagai dasar bagi Pemerintah Kota Medan untuk menyusun program dan proyek pembangunan unsur-unsur kota terutama yang erat kaitannya dengan sistem prasaran dan sarana yang bersifat strategis. Dengan kata lain, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bertujuan menjadi landasan penyusunan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK).

Sasaran dari penyelenggaraan kegiatan adalah sasaran-sasaran penting penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RTDR) Kecamatan di Kota Medan guna mencapai tujuan di atas di arahkan kepada :

1. Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan yang sesuai prosedur dan komponen berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Terumuskannya muatan-muatan RDTR sesuai dengan Kepmen PU No. 327/KPTS/M/2002 :

a. Tujuan pengembangan kawasan fungsional

b. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

c. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional

d. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

e. Indikasi program pembangunan

Bab I - Pendahuluan I - 28

Page 29: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

f. Dan kebijaksanaan-kebijaksanan lain sesuai ketentuan yang berlaku dan sesuai kebutuhan kawasan perencanaan.

3. Tersedianya album peta Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Skala 1:5.000 disertain dengan ketentuan zonasinya.

1.4 LANDASAN HUKUM

Dasar hukum penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Selayang ditinjau dari aspek hukum legalitas adalah:

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan Daerah.

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (LNRI Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan LNRI Nomor 3469).

6. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang.

7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan.

8. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia.

Bab I - Pendahuluan I - 29

Page 30: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3293).

10.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup (LNRI Tahun 1982 No.12). Secara garis besarnya memuat lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup ekosistem, daya dukung lingkungan.

11.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (LNRI Tahun 1980 No.83, Tambahan LNRI Nomor 3186). Berisikan nama bagian jalan seperti garis sempadan jalan, garis sempadan pagar dan garis sempadan bangunan. Pembagian daerah jalan seperti daerah manfaat jalan (Damaja), daerah milik jalan (Damija) dan daerah pengawasan jalan (Dawasja).

12.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (LNRI Tahun 1974 No.2043). Secara garis besarnya memuat pengertian umum, pembagian wilayah, pembentukan dan susunan daerah otonom, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah serta hak, wewenang dan kewajiban Kepala Daerah.

13.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043).

14.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan

Bab I - Pendahuluan I - 30

Page 31: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Ekosistemnya Pengelolaan (LNRI Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan LNRI Nomor 3419).

1.5 RUANG LINGKUP PERENCANAAN

1.5.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah perencanaan adalah seluruh wilayah administrasi Kecamatan Medan Selayang yang meliputi 6 (enam) kelurahan dalam luas wilayah total sebesar 2.379 Ha (BPS Kota Medan). Akan tetapi berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Peta Garis yang diproduksi Bappeda Kota Medan, wilayah administrasi Kecamatan Medan Selayang seluas 1.579,04 Ha. Kecamatan Medan Selayang sendiri berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Sunggal

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Tuntungan

Sebelah Timur : Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Polonia

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Selayang terdiri dari 6 kelurahan seperti yang diuraikan berikut.

Tabel I.1Daftar dan Luas Wilayah

Kelurahan pada Kecamatan Medan Selayang

NO Kelurahan Luas (BPS) Luas (Peta

Garis)Ha % Ha %

1 Sempakata 510 21,44 277,6317,80

%2 Beringin 79 3,32 62,54 4,01%

3PB Selayang II 700 29,42 316,09

20,26%

4PB Selayang I 180 7,57 186,02

11,92%

Bab I - Pendahuluan I - 31

Page 32: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

5 Tanjung Sari 510 21,44 399,7425,62

%

6Asam Kumbang 400 16,81 318,06

20,39%

Jumlah 2.379 100,00

1.560,09

100,39%

Sumber : BPS Kota Meda, Peta Garis Kota Medan

Peta Batas Wilayah Perencanaan

Bab I - Pendahuluan I - 32

Page 33: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Di samping wilayah perencanaan tersebut untuk memasukkan pertimbangan kondisi dan perkembangan lingkungannya ditetapkan bahwa termasuk memasukkan wilayah sejauh sekitar 500 meter diluar garis wilayah perencanaan sebagai wilayah kajian.

1.5.2 Lingkup Waktu

Penyusunan Rencana Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Selayang ini dikerjakan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak SPMK diterbitkan. Sedangkan, jangkauan waktu perencanaan dan umur data yang dipergunakan sesuai dengan standar minimal, yaitu :

1. Waktu perencanaan RDTR adalah kurun waktu proyeksi kondisi penataan ruang selama 20 (dua puluh) tahun yaitu tahun 2009-2029;

2. Waktu perencanaan meyangkut indikasi program pembangunan adalah setiap 5 (lima) tahun dan hanya bersipat rekomendasi;

Lingkup waktu usia data adalah paling lama data yang digunakan adalah data tahun 2006, sedangkan data yang digunakan selayaknya data time series tiap tahun selama 5 (lima) tahun atau time series berkala selama jangka menengah (>10 tahun), tetapi untuk data yang tidak memerlukan proyeksi dapat disajikan data satu tahun terakhir yang tersedia saja.

1.5.3 Lingkup Materi

Ruang lingkup materi substansi pekerjaan RDTR harus mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Dalam

Bab I - Pendahuluan I - 33

Page 34: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Bidang Penataan Ruang, serta disesuaikan dengan kebutuhan proses penyusunan seperti yang dijelaskan pada KAK. Secara umum ruang lingkup materi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Medan Selayang yang harus tertuang , terdiri dari :

1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan;

2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan, meliputi:a. Struktur pemanfaatan ruang, yang meliputi distribusi

penduduk, struktur pelayanan kegiatan kawasan perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan;

b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan fungsional (kawasan permukiman, perdagangan, jasa, pemerintahan, pariwisata, perindustrian) dalam blok-blok peruntukan.

3. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional perkotaan meliputi:a.Arahan kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap

blok peruntukan;b.Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk

setiap blok peruntukan;c.Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok

peruntukan;d.Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;e.Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.

4. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan fungsional perkotaan.

Bab I - Pendahuluan I - 34

Page 35: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

1.6 SISTEMATIKA PELAPORAN

Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap, maka isi dari laporan ini, disajikan dalam 5 (lima) bab dengan garis besar isi setiap bab dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, pengertian RDTR, maksud, tujuan dan sasaran penyusunan, landasan hukum, ruang lingkup perencanaan baik untuk wilayah, waktu dan materi dan sistematika laporan.

BAB II ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Bab ini berisi kebijakan tata ruang kota yang berpengaruh, issu pengembangan kecamatan, potensi dan permasalahaan saat ini dan mendatang, serta aspirasi masyarakat terhadap pembangunan kecamatan.

BAB III KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KECAMATAN MEDAN SELAYANG (2009-2029)Menguraikan tujuan dan sasaran pengembangan, konsep

dan strategi pengembangan dalam berbagai aspek.

BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG (2009-2029)

Menguraikan mengenai pembagian lingkungan, pembagian blok-blok peruntukan, rencana struktur ruang, rencana aspek kependudukan, rencana pengembangan sistem transportasi, dan rencana pengembangan sistem jaringan utilitas Kecamatan Medan Selayang.

BAB V RENCANA POLA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG (2009-2029)

Bab I - Pendahuluan I - 35

Page 36: Bab I Akhir

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

APBD TA 2009Laporan

Akhir

Menguraikan rencana penggunaan lahan, rencana kawasan lindung beserta blok peruntukannya, rencana kawasan budidaya seperti semua fasilitas, dan ruang terbuka hijau.

BAB VI RENCANA PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Menguraikan berbagai arahan kepadatan bangunan, ketinggian bangunan, perpetakan bangunan, garis sempadan bangunan, rencana penanganan bangunan dan jaringan transportasi dan rencana penanganan fasilitas dan utilitas, serta indikasi program pembangunan dan prioritas pembangunan.

BAB VII RENCANA PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Menguraikan mengenai tujuan dan sasaran pengembangan kawasan fungsional, strategi pengembangan Kecamatan Medan selayang, dan konsep pengembangan tata ruang Kecamatan Medan Selayang.

Bab I - Pendahuluan I - 36