66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka mendalami tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satu hal yang penting adalah memahami sistem politik dan pemerintahan. Berangkat dari situlah kita sebagai warga negara yang memiliki hak dan kewajiban untuk tetap menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan diharuskan memahami sistem politik dan pemerintahan di Indonesia. Melalui pemahaman tersebut diharapkan memberikan kesadaran bagi kita agar Indonesia menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 1

BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau

nasionalisme, yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu

negara yang sama walaupun warga masyarakat berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya.

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka mendalami tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satu hal yang

penting adalah memahami sistem politik dan pemerintahan. Berangkat dari situlah kita sebagai warga

negara yang memiliki hak dan kewajiban untuk tetap menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan

diharuskan memahami sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.

Melalui pemahaman tersebut diharapkan memberikan kesadaran bagi kita agar Indonesia

menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan

prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Tujuan

Tujuan penulisan bahan ajar diklat ini adalah, diharapkan peserta diklat dapat:

1. Menjelaskan pengertian sistem politik dan pemerintahan

2. Mendeskripsikan tipe dan fungsi sistem politik dan pemerintahan

3. Mendeskripsikan sifat sistem politik dan pemerintahan

4. Mendeskripsikan kedudukan sistem politik dan pemerintahan

5. Mendeskripsikan mekanisme sistem politik dan pemerintahan.

6. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.

7. Menjelaskan praktik sistem politik dan pemerintahan

8. Menjelaskan suprastruktur dan infrastruktur politik

9. Mendeskripsikan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia

10. Berperan serta dalam sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.

1

Page 2: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

C. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang akan di bahas dalam tulisan ini meliputi (1) pengertian sistem politik

dan sistem pemerintahan. (2) tipe dan fungsi sistem politik dan pemerintahan (3) sifat sistem politik dan

pemerintahan, (4) kedudukan sistem politik dan pemerintahan (5) mekanisme sistem politik dan

pemerintahan. (6) perbedaan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia. (7) praktik sistem politik

dan pemerintahan (8) suprastruktur dan infrastruktur politik, (9) sistem politik dan pemerintahan di

Indonesia, (1) Berperan serta dalam sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.

2

Page 3: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

BAB II

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

A. Pengertian sistem politik dan Sistem pemerintahan

1. Pengertian Sistem Politik

Istilah sistem politik berasal dari kata sistem dan politik. Sistem merupakan rangkaian dari

beberapa komponen dimana tiap komponen antara yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan.

Tidak berfungsinya satu komponen dalam sistem tersebut akan mengganggu jalannya sistem tersebut.

Untari (2006) mengemukakan sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks

atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu

kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

Contoh pemerintahan berdasar sistem konstitusional. Sistem ini memberikan ketegasan bahwa

cara pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, yang dengan sendirinya juga

oleh ketentuan-ketentuan dan hukum lain yang merupakan produk konstitusional (Alhaj, 2000:89).

Apabila satu komponen pemerintahan tidak berfungsi, artinya melanggar konstitusi maka akan terjadi

tidak berfungsinya fungsi pengendali pemerintahan itu sendiri

Istilah ”politik” secara konseptual dapat diartikan sebagai (1) suatu usaha yang ditempuh warga

negara dalam upaya untuk mampu mewujudkan kebaikan bersama, (2) segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemerintahan; (3) sesuatu aktivitas yang mengarah pada upaya mempertahankan kekuasaan, (4)

konflik dalam usaha mempertahankan sesuatu yang dianggap penting (Ramlan dalam Laboratorium

Pancasila, 2001).

Jacobsen dan Lipman mengemukakan ” politics ” diberi arti ” the art and science of goverment”

artinya seni dan ilmu pemerintahan (dalam Sukarna, (1979). Selanjutnya dijelaskan “political science is

the science of the state. It deals with:

1. the relations of individuals to one another in so far as the state regulates them by law; (hubungan

antara individu dengan individu satu sama lain, yang diatur oleh negara dengan undang-undang)

2. the relations of individuals or groups of individuals to the state;(hubungan antara individu-individu

atau kelompok orang-orang dengan negara)

3. the relations of state to state.(hubungan antara negara dengan negara)”

Simpson (dalam Sukarna, 1979) mengemukakan ilmu politik bertalian dengan bentuk-bentuk

kekuasaan, cara memperoleh kekuasaan, studi tentang lembaga-lembaga kekuasaan dan perbandingan

sistem kekuasaan yang berbeda.. Oleh karena “ system politik “ bertalian dengan: (1).sistem

pemerintahan (the system of goverment); (2). Sistem kekuasaan untuk mengatur hubungan individu

3

Page 4: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

atau kelompok indidividu satu sama lain atau dengan negara dan antara negara dengan negara ( the

system of power to regulate the relations of individuals oro groups of individuals vis a vis and to the

state and the relations state to state)

Politik hal-hal berhubungan dengan kekuasaan dan kewenangan. Politik secara konseptual dapat

diartikan sebagai (1) suatu usaha yang ditempuh warga negara dalam upaya untuk mampu mewujudkan

kebaikan bersama, (2) segala sesuatu yang berkaitan dengan pemerintahan, (3) sesuatu aktivitas yang

mengarah pada upaya mempertahankan kekuasaan, (4) konflik dalam usaha mempertahankan sesuatu

yang dianggap penting (Ramlan dalam Laboratorium Pancasila, 2001:233)

Dalam makalahnya Untari, 2006 berjudul ” Sistem Politik dan Pemerintahan” menyebutkan

banyak pengertian sistem politik yang dikemukakan oleh para pakar antara lain,

1. Perlmutter, menyatakan bahwa sistem politik adalah lingkungan sosio-ekonomi penyelenggara

kekuasaan dan organisasi yang beroperasi di dalamnya serta gejala-gejala yang memberi pengaruh

terhadap kekuasaan

2. Gabriel Almond (1960) menjelaskan bahwa sistem politik merupakan organisasi melalui mana

masyarakat merumuskan dan berusaha mencapai tujuan bersama. Selanjutnya Almond juga

menjelaskan sistem politik sebagai sistem interaksi yang ditemui dalam masyarakat merdeka yang

menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi.

3 RA. Dahl (1978) mengartikan sistem politik sebagai pola yang langgeng dari hubungan sosial yang

di dalamnya mencakup kontrol, pengaruh dan kekuasaan/otoritas. Sistem politik sebagai mekanisme

seperangkat fungsi/peranan dalam struktur politik dalam hubungan dengan lainnya yang

menunjukkan proses yang langgeng.

4 Wayo (1990) menyatakan sistem politik merupakan sistem sosial yang menjalankan alokasi nilai

berupa keputusan atau kebijakan politik, alokasinya bersifat otoritatif artinya melibatkan kekuasaan

yang sah dan mengikat seluruh rakyat.

5. Kantaprawira (2006) mengemukakan sistem politik sama seperti kehidupan lainnya, mempunyai

kekhasan: integrasi, keteraturan, keutuhan, organisasi, koherensi, keterhubungan dan ketergantungan

bagain-bagainnya.

6. David Easton (dalam Kantaprawira, 2006) mengemukakan, sistem politik merupakan seperangkat

interaksi yang diabstraksi dari totalitas perilaku sosial, melalui mana nilai-nilai disebarkan untuk

suatu masyarakat.

Dari pendapat tersebut di atas, terlihatlah bahwa walaupun antara kehidupan politik dan sistem

politik terdapat kemiripan rumusan, tetapi tetap tampak bahwa pengertian kehidupan politik lebih

4

Page 5: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

sempit, dalam arti lebih bersifat riil daripada sistem politik yang diabstraksikan dari totalitas perilaku

masyarakat. Dengan perkataan lain, sistem politik mencakup pula kehidupan politik.

Dengan demikian secara konseptual bahwa sistem politik ialah, prinsip-prinsip dan mekanisme

yang membentuk suatu kesatuan yang berkaitan, utuh dan saling berhubungan untuk mengatur

pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur hubungan antara individu atau

kelompok individu satu sama lain dengan negara dan hubungan negara dengan negara.

2. Sistem Pemerintahan

sistem pemerintahan terdiri dari kata, ”sistem” dan ”pemerintahan”. Suatu sistem adalah suatu

kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan ha-hal atau

bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh (Untari,

2006)

Menurut Mas’ud (1989) sistem menunjukkan adanya suatu organisasi yang berinteraksi dengan

suatu lingkungan, yang mempengaruhinya maupun dipengaruhinya.

Sedangkan kata ”Pemerintahan” berasal dari kata dasar ”pemerintah”, yang menunjukkan

tindakan yang harus dilakukan. Menurut C.F. Strong dalam bukunya ” Modern Political Constitution ”

yang dimaksud pemerintah adalah lembaga atau organisasi yang melekat kewenangan untuk

melaksanakan kekuasaan negara. Juga merupakan lembaga yang memiliki tanggung jawab guna

melaksanakan keamanan dari ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. (Adisubrata,

2002)

Pemerintahan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan

dalam arti luas.Menurut Finer istilah pemerintahan paling tidak memiliki empat hal, yaitu:

a. Menunjukkan kegiatan atau proses memerintah, yang melaksanakan pengawasan atas pihak atau

lembaga lain;

b. Menunjukkan permasalahan-permasalahan negara atau proses memilih terhadap masalah-masalah

yang dijumpai;

c. menunjukkan pejabat-pejabat yang dibebani tugas-tugas memerintah;

d. Menunjukkan cara-cara atau metode atau sistem yang digunakan untuk mengatur masyarakat

(Adisubrata, 2002).

Dengan demikian konsep pemerintahan memiliki dua arti, yakni dalam arti luas dan sempit.

Pemerintah dalam arti luas adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh badan eksekutif, legislatif

dan yudikatif serta kepolisian dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan. Sedangkan dalam arti

sempit adalah kegiatan-kegiatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif guna mencapai tujuan

pemerintahan (Adisubrata, 2002).

5

Page 6: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

. Secara umum pengertian sistem pemerintahan terkait dengan sistem politik, mengingat sistem

politik berkaitan: (a) sistem pemerintahan (b) sistem kekuasaan yang mengatur hubungan antara

individu-individu atau kelompok-kelompok individu satu dengan lainnya dan dengan negara serta

hubungan negara dengan negara. Sejalan dengan itu Wahyu, (2008) mengemukakan bahwa sistem

pemerintahan adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh dari pemerintahan, sedangkan

komponen-komponen itu adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang masing-masing komponen

tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

Ada beberapa pendapat terkait dengan pengertian sistem pemerintahan, antara lain dikemukakan

oleh:

a. Sri Sumantri, sistem pemerintahan adalah bagi negara yang menganut ajaran Tri Praja, suatu

perbuatan pemerintahan yang dilakukan oleh organ-organ legislatif, eksekutif dan yudikatif yang

dengan bekerjasama hendak mencapai maksud dan tujuan.

b. Ismail Suny mengemukakan sistem pemerintahan adalah suatu sistem tertentu yang menjelaskan

bagaimana hubungan antara alat-alat perlengkapan negara.

c. Martadisastra memberikan pengertian sistem pemerintahan adalah hubungan antara organ-organ

pemerintah (eksekutif) dengan alat perlengkapan negara-negara lainnya yang ada/menjalankan

fungsinya di dalam suatu negara.

Dengan demikian sistem pemerintahan dalam arti luas merupakan suatu kesatuan utuh dalam

menjalankan pemerintahan sesuai dengan wewenang badan eksekutif, legislatif dan yudikatif untuk

mencapai tujuan pemerintahan. Sedangkan sistem pemerintahan dalam arti sempit merupakan suatu

kesatuan utuh dalam menjalankan pemerintahan oleh badan eksekutif untuk mencapai tujuan

pemerintahan..

B. Tipe-tipe, fungsi sistem politik dan pemerintahan.

1. Tipe sistem politik

Kajian tentang sistem politik lebih bermakna secara teoritis, sebab tidak satupun sistem politik

suatu negara yang benar-benar sama dengan sistem politik negara lain. Secara teoritik ada beberapa tipe

sistem politik yang dikemukakan oleh Harold Crouh (dalam Untari, 2006) sebagai berikut:

a. Menurut Shils

Shils membicarakan empat sistem politik yang sedang menjalankan modernisasi, yakni:

1) Political Democracy.

Demokrasi bersifat pemerintahan sipil, adanya lembaga representative dan adanya

kebebasan umum (public liberties). Menurut Shils, ciri-ciri demokrasi: (1) adanya dewan perwakilan

6

Page 7: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

yang dipilih oleh rakyat, (2) terdapat lebih dari satu partai politik yang bersaing, (3) Pers dan

organisasi lain memiliki kekebebasan berbicara/mengeluarkan pendapat, (4) adanya kehakiman yang

bebas, (5) rule of law ditegakkan.

Selanjutnya Shils mengemukakan sistem politik demokrasi hanya mungkin dalam ”political

society”, yang coraknya (1) perasaan nasionalisme yang kuat, (2) perhatian politik masyarakat yang

cukup besar, (3) pengakuan sistem yang legitimate, (4) pengakuan hak-hak individu, (5) konsensus

tentang nilai-nilai. Menurut Shils belum ada negara satupun yang memenuhi syarat ini, walaupun

negara maju sekalipun. Negar-negara barat baru mendekatai syarat ini.

2) Tutelary Democracy

Dalam sistem ini ditandai antara lain: (1) adanya lembaga perwakilan, (2) kebebasan

berbicara, (3) rule of law ada tetapi agak lemah, (4) Partai dan pers yang bebas diperkenankan,

namun ada Undang-Undang yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengerem kritik-kritik

yang tajam.

Ciri khas tutelery democracy adalah (1) kestabilannya yang tidak dimiliki oleh political

democracy., (2) hak-hak oposisi ada tetapi dibatasi; (3) tutelary democracy memerlukan suatu

administrasi yang baik.; (4) organisasi penyaluran aspirasi belum berkembang; (5) civil order

dibutuhkan yakni masyarakat yang menghormati hukum dan tidak menyukai kegiatan revolusioner.

3) Modernising Oligarcy

Sistem politik ini terjadi manakala demokrasi gagal dilaksanakan, karena ada jurang antara

elit politik yang menginginkan modernisasi dengan rakyat tradisional. Modernising oligarchy

membutuhkan persyaratan: (1) pemerintah membutuhkan prestasi yang lebih besar daripada

demokrasi untuk meyakinkan rakyat, bahwa sistem oligarki perlu; (2) oposisi harus ditekan, (3)

dalam administrasi negara korupsi harus dihapuskan untuk membuktikan bahwa sistem ini lebih

baik dari pada demokrasi, (4) lembaga penyalur pendapat umum belum berkembang, (5) ideologi

negara harus diciptakan dan didalangi oleh pemerintah dan menjadi pegangan rakyat.

Seiring sistem ini dijalankan oleh pemerintahan militer yang kurang sanggup dalam

administrasi sipil dan urusan ekonomi, karena itu Shils tidak yakin apakah sistem ini dapat berhasil

atau tidak.

4) Totalitarian Oligarcy

Tipe keempat dari sistem politik adalah totaliterianism, dimana golongan elit memiliki

kekuatan lebih jauh dari golongan lain. Tidak ada oposisi, tidak ada dewan perwakilan yang bebas,

tidak ada pendapat umum, siapa yang melawan pemerintah dipenjarakan.

7

Page 8: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Menurut Shils negara Asia-Afrika mungkin akan banyak mempraktekkan system ini, karena

pemerintahan totaliter dianggap efisien, seperti di Burma, Vietnam Utara, Cina, Afrika Selatan,

Kongo, dsb.

5) Tradisional Oligarcy

Tipe sistem politik ini merupakan sistem tradisional yang dipimpin oleh raja atau ningrat.

Sistem ini tidak menghendaki modernisasi, sehingga saat ini jarang diketemukan.

b. Menurut Organsky

Organsky menerangkan bagaimana sistem politik berubah, sebab corak atau tipe

pemerintahan tergantung dari masalah yang dihadapinya, sedangkan perkembangan politik terbagi

dari beberapa tahap. Menurut Organsky ada tiga sistem politik, yaitu:

1) Sistem Borjuis

Sistem ini mula-mula berkembang di Inggris abad 19 dan meluas ke Eropa Barat. Menurut

Karl Marx pada abad 19 parlemen Inggris didominasi pemimpin Borjuis. Rakyat tidak diwakili dan

sistem demokrasi tidak dijalankan.

Makin banyak pabrik, industri makin banyak kaum Borjuis (kaum pengusaha), akibatnya

kaum Borjuis menuntut kekuasaan dan secara otomatis berpengaruh terhadap pemerintahan, maka

terjadilah pergeseran kekuasaan dari ningrat ke kaum Borjuis. Dalam sistem politik Borjuis kaum

miskin dan buruh dijauhkan dari pemerintahan. Kaum buruh dan petani sangat sengsara, karena

diperas tenaganya dan jaminan kesejahteraan kurang sekali, tidak ada serikat pekerja di pabrik-

pabrik, tidak ada wadah untuk memperjuangkan.

Walaupun pada awalnya berkembang di Inggris, namun Belandapun terpengaruh sistem itu,

karena Belada sebagai negara penjajah di Indonesia juga menerapkan sistem itu. Hal ini bisa dilihat

ketika banyak kaum buruh dan petani dipekerjakan di perkebunan-perkebunan milik Belanda,

termasuk pengiriman ke Suriname.

2) Sistem Stalinis

Sistem politik ini dikembangkan di negara-negara Komunis. Sistem ini muncul kalau ada

golongan modern kuat versus golongan elit tradisional yang umumnya tidak mau menerima

modernisasi dan industrialisasi. Elit tradisional tidak mau memberi konsesi, sedangkan golongan elit

modern menganggap industrialisasi sesuatu yang mendesak dan tidak dapat ditunda, namun

golongan ini tidak cukup kuat untuk melakukan resolusi, jika dapat melakukan pemerontakan

mereka akan menggulingkan pemerintahan ningrat.

Pada awalnya pemerimtahan ini didukung oleh buruh dan petani, namun karena kepentingan

industrialisasi pemerintah stalinis akhirnya juga menindas golongan miskin. Kalau perlu petani

8

Page 9: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

dipindahkan ke kota untuk bekerja di pabrik-pabrik. Ini berbeda dengan sistem Borjuis, dimana

petani dilindungi dan didorong masuk ke pabrik. Sedangkan sistem politik stalinis petani dipaksakan

meninggalkan tanahnya dan masuk pabrik oleh karena proses modernisasi dan industrialisasi di

sistem stalinis lebih ketat/keras, lebih tajam dari lebih kejam.

3) Sistem Sinkratik.

Sistem sinkratik muncul sebagai pengganti sistem Borjuis. Ketika industrialisasi

berkembang muncul golongan buruh yang lebih kuat dan terorganisir secara teratur. Sementara

kaum Borjuis dan kaum ningrat yang bersaing sama-sama takut pada kekuatan buruh. Oleh

karenanya mereka bekerjasama untuk mempertahankan kekuasaannya. Dalam perjanjiannya kaum

Borjuis boleh memeras kaum buruh, tetapi Borjuis tidak boleh merongrong kekuasaan ningrat

dengan menarik petani untuk masuk pabrik.

Dengan demikian dalam sistem kedua kaum buruh dikorbankan demi industrialisasi dan

kekuasaan kaum ningrat tetap bertahan, sedangkan kaum petani dilindungi oleh ningrat yang masih

kuat dan kurang antosias pada industrialisasi.

c. Menurut Kautsky

1) Sistem Tradisional

Tipe sistem politik ini ada masyarakat pra-industrialisasi, dimana ada tiga kelas utama, yaitu

ningrat, tani, dan menengah lama (tukang, sarjana dan pedagang). Ningrat berkuasa karena

menguasai sumber produksi, yaitu tanah. Golongan ini berkedudukan pada pemerintahan, militer

dan agama. Kedua tani dan menengah lama menerima kekuasaan dari ningrat. Dengan demikian

jika ada pertentangan politik, lebih pada pertentangan fraksi-fraksi di kelas ningrat. Kalau terjadi

perubahan sistem itu karena perubahan ekonomi.

Karena itu pada masa dahulu orang-orang yang menduduki jabatan pada masa pemerintahan

pra-industri, para tokoh agama, para pedagang memiliki tanah yang luas.

2) Sistem Totalitarianism

Sistem ini berbeda dengan sistem authoritarianism, yakni sistem dimana yang berkuasa

memakai cara-cara yang diperlukan untuk mempertahankan kekuasaannya. Sedangkan sistem politik

totalitarianism mencoba mengendalikan masyarakat secara total.

Rejim authoritarianism hanya memberantas lawan politik yang berbahaya, tetapi rejim

totalitarianism mau mengendalikan segala hal bahkan agama, keluarga, olah raga dan lain-lain.

Totalitarianism tak mungkin tanpa industrialisasi, karena untuk melakukan kontrol penuh

dibutuhkan tingkat teknologi dan komunikasi yang modern, sejata modern dan organisasi modern.

3) Sistem Totalitarianism Ningrat

9

Page 10: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Sistem politik ini muncul manakala kelas ningrat memegang kekuasaan dan kelas lain tidak

disertakan dalam pemerintahan. Dengan menggunakan metode totaliter untuk memerintah. Hal ini

terjadi jika kelas lain seperti buruh, petani kelas menengah lama tidak memiliki cukup kekuatan dan

tidak sanggup mendirikan pemerintahan sendiri, sementara kelas kapitalis pribumi terlalu lemah

untuk membentuk pemerintahan.

Jika kelas ningrat berkuasa, maka proses industrialisasi dan gerakan nasional merupakan

ancaman. Kekuatan kelas ningrat dapat semakin berkurang, kemungkinan akan didukung oleh kaum

kapitalis untuk membentuk rejim facis.

4) Sistem Totalitarianism Cendekiawan

Sistem ini adalah suatu rejim yang dipimpin kaum ningrat dengan dukungan kaum kapitalis

dan kaum menengah lama. Dalam sejarah di Eropa terjadi seperti Hitler di Jerman dan Musolini di

Italia.

Menurut Kautsky sistem totaliter yang dipimpin oleh kaum cendekiawan lebih mungkin

terjadi di negara-negara baru, yaitu negara-negara yang baru merdeka setelah lama dijajah bangsa

lain.

5) Sistem Demokrasi

Menurut Kautsky, demokrasi adalah suatu sistem dimana semua golongan politik

mempunyai kesempatan untuk diikutsertakan dalam proses politik dan pemeritahan.

Demokrasi harus ada: pemilu, lembaga perwakilan yang representatif. Demokrasi timbul

kalau ada keseimbangan kelas-kelas bersaing dimana tidak satu kelaspun yang dapat menguasai

semua kelas.

Karakteristik Negara yang menganut sistem demokrasi, menurut Alamudi (dalam Untari,

2006) soko guru demokrasi adalah (1) kedaulatan ada di tangan rakyat, (2) pemerintah berdasarkan

persetujuan dari yang diperintah, (3) kekuasaan mayoritas, (4) jaminan hak-hak minoritas, (5)

jaminan HAM, (6) pemilu yang bebas dan jujur, (7) persamaan di depan hukum, (8) proses hukum

yang wajar, (9) pembatasan kekuasaan pemerintah secara konstitusional, (10) pluralisme sosial,

ekonomi dan politik, (11) nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat (dalam Untari,

2006).

2. Fungsi sistem politik

Fungsi sistem politik tidak diartikan ” social function ”, tetapi lebih diarahkan ke pengertian ”

the function of goverment” ialah mengandung arti fungsi pemerintahan, sehingga ada unsur

pencapaian tujuan (Irish dan Protho dalam Sukarna, 1979).

10

Page 11: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Sebelum membahas fungsi ssitem politik, terlebih dahulu perlu diketahui variabel sistem

politik. Untari (2006:2) mengemukakan ada empat variabel sistem politik, yaitu:

a Kekuasaan.

Dalam sistem poltik kekuasaan bukanlah tujuan, kekuasaan merupakan cara untuk mencapai

hal-hal yang diinginkan aktor politik.

b Kepentingan.

Kepentingan adalah tujuan yang dikejar oleh para pelaku politik.

c Kebijaksanaan.

Hasil dari interaksi antara kekuasaan dan kepentingan. Kebijaksanaan dalam sistem politik

biasanya diwujudkan sebagai peraturan perundang-undangan.

d Budaya politik.

Budaya politik merupakan orientasi subyektif dari individu terhadap sistem politik.

Laboratorium Pancasila mengemukakan budaya politik merupakan sikap politik yang khas

terhadap sistem politik dengan berbagai ragam bagiannya dan bagaimana sikap terhadap

peranan warga negara dalam sistem itu.

Berdasarkan empat variabel sistem politik, maka fungsi sistem politik adalah sebagai

berikut:

a. Kapabilitas.

Kapabilitas suatu sistem politik adalah kemampuan sistem dalam menjalankan fungsinya dalam

rangka keberadaannya dalam lingkungan yang lebih luas. Kantaprawira,(2006) mengemukakan

bentuk kapabilitas suatu sistem politik berupa:

1) Kapabilitas Regulatif,

Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan pengawasan

terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana penempatan

kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan badan-badan

lainnya yang berada di dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas untuk mengatur atau

mengendalikan.

2) Kapabilitas Ekstraktif,

SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu sistem politik.

Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa saja

yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas ekstraktif

menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga manusia, sistem politik demokrasi liberal, sistem

politik demokrasi terpimpin, dan sistem politik demokrasi Pancasila tidak banyak berbeda. SDA

11

Page 12: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

dan SDM Indonesia boleh dikatakan belum diolah secara otpimal. Oleh karena masih bersifat

potensial.

3) Kapabilitas Distributive; dan

Kapabilitas ini berkaitan dengan sumber daya yang ada diolah, hasilnya kemudian

didistribusikan kembali kepada masyarakat. Distribusi barang, jasa, kesempatan, status, dan

bahkan juga kehormatan dapat diberi predikat sebagai prestasi riil sistem politik. Distribusi ini

ditujukan kepada individu maupun semua kelompok masyarakat, seolah-olah sistem poltik itu

pengelola dan merupakan pembagi segala kesempatan, keuntungan dan manfaat bagi

masyarakat.

4) Kapabilitas Responsif

Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan oleh

hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang daya tanggap ini

akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang bersifat menerangkan,

dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem politik harus selalu tanggap terhadap

setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-masyarakat dan ekstra-masyarakat berupa

berbagai tuntuan.

5) Kapabilitas Simbolik.

Efektivias mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra

masyarakat menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang sosial

elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas simbolik.

Misalnya Ir Soekarno - - Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin dengan tipe

“panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti dapat menstransfer kepercayaan rakyat itu

menjadi kapabilitas benar-benar riil.

6) Kapabilitas Dalam Negeri dan Internasional

Suatu sistem politik berinteraksi dengan lingkungan domestik dan lingkungan

internasional. Kapabilitas domestik suatu sistem politik sedikit banyak juga ada pengaruhnya

terhadap kapabilitas internasional. Yang dimaksud dengan kapabilitas internasional ialah

kemampuan yang memancar dari dalam ke luar. Misalnya kebijakan sistem politik luar negeri

Amerika Serikat terhadap Israel, juga akan mempengaruhi sikap politik negara-negara di timur

tengah. Oleh karena itulah pengaruh tuntutan dan dukungan dari luar negeri terhadap

masyarakat dan mesin politik resmi, maka diolahlah serangkaian respons untuk menghadapinya

Politik luar negeri suatu negara banyak bergantung pada berprosesnya dua variabel, yaitu

kapabilitas dalam negeri dan kapabilitas internasional.

12

Page 13: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

b. Konversi.

Fungsi sistem politik konversi menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi output yang

formulasinya meliputi:

1). penyampaian tuntutan (interest artivculation)

2). perangkuman tuntutan menjadi alternatif tindakan pembuatan aturan (interest aggregation)

3). pelaksanaan peraturan (regulative implementation)

4). menghakimi (jugdment)

5). Komunikasi (communication)

c. Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation)

Fungsi sistem politik Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation) adalah menyangkut

sosialiasasi dan rekruitmen yang bertujuan untuk memantapkan bangunan struktur politik dari

sistem politik (Untari, 2006).

Di dalam sejarah perjalanan pemerintahan Indonesia sejak merdeka hingga sekarang,

terdapat sistem politik berbeda-beda dari satu periode ke periode lainnya, seperti sistem politik dan

struktur politik di masa demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, maupun demokrasi Pancasila.

Sukarna (1979:28-29) mengemukakan ada dua fungsi utama yang merupakan ciri esensial

(yang perlu ada) dalam sistem politik, ialah:

1) Perumusan kepentingan rakyat (identification of interest in the population); dan

2) Pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of leaders or official decision

maker).

Wahyu, 2008 mengemukakan ada beberapa fungsi sistem politik meliputi:

1) fungsi pembuatan aturan-aturan umum dan kebijaksanaan untuk mempertahankan ketertiban dan

memenuhi tuntutan;

2) fungsi output dari kegiatan pembuatan keputusan adalah pembuatan peraturan (rule making),

pelaksanaan peraturan (rule aplication) dan penyelesaian konflik (rule ajudication fungction).

3) fungsi perumusan kepentingan rakyat (identification interest in the population), dan

4) fungsi pemilihan pemimpin atau pejabat pembuat keputusan (selection of leaders of official

decision maker)

Di negara demokrasi yang penduduknya sudah maju pemilihan pemimpin atau pejabat

pembuatan keputusan di negara itu melalui proses kompetisi atau persaingan yang berat, sehingga

lebih berat bila dibandingkan pada negara atau masyarakat feodal dan negara kediktatoran.

Pemilihan pemimpin pada masyarakar feodal atau kediktatoran dilakukan dengan cara menjilat ke

13

Page 14: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

atasan. Siapa yang loyal, dekat dengan pemimpin yang lebih tinggi dengan mudah menjadi

pemimpin atau pejabat..

Di Indonesia, proses pemilihan pemimpin berbeda dari masa ke masa kepemimpinan. Saat

ini, seorang calon pemimpin disamping harus melalui tes and property, juga sarat lain, misal

loyalitas dan tidak pernah berbuat kriminal.

Dengan demikian sistem politik di Indonesia adalah suatu sistem politik yang berlaku atau

sebagaimana adanya di Indonesia, baik seluruh proses yang utuh maupun hanya sebagian saja;

Sistem politik Indonesia dikatagorikan dan berfungsi sebagai mekanisme yang sesuai dengan dasar

negara, ketentuan konstitusional maupun juga memperhitungkan lingkungan masyarakat secara riil

(Kantaprawira, 2006).

Wahyu, 2008 mengemukakan ada 4 komponen dalam sistem politik, yaitu:

1) Kekuasaan.

Kekuasaan sebagai suatu cara untuk mencapai hal yang diinginkan/tujuan bersama.

2) Kepentingan

Kepentingan merupakan tujuan yang dikejar-kejar oleh pelaku atau kelompok politik

3) Kebijaksanaan

Kebijaksanaan merupakan hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, biasanya dalam

bentuk perundang-undangan.

4) Budaya politik.

Budaya politik merupakan orientasi subyektif dari individu terhadap sistem politik.

C. Sifat Sistem Politik.

Pada umumnya sistim politik mempunyai sifat yang universal, yaitu:

a. Proses.

Proses adalah pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu dengan

yang lain misalnya dalam suatu negara ada lembaga-lembaga negara seperti parlemen, partai

politik, birokrasi, badan peradilan, badan eksekutif dan lain-lain.

b. Struktur

Struktur mencakup lembaga-lembaga formal dan informal.

c. Fungsi.

Fungsi dalam sistem politik ada dua, yaitu fungsi input dan fungsi output. Fungsi input terdiri

atas : sosialisasi politik, rekruitmen politik, artikulasi (menyatakan) kepentingan, agregasi

(memadukan) kepentingan, dan komunikasi politik. Sedangkan fungsi output terdiri atas

pembuatan peraturan, penerapan peraturan, dan ajudikasi (pengawasan) peraturan (Wahyu, 2008).,

14

Page 15: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

D Tipe-tipe sistem pemerintahan

Arend Lijphart dalam buku Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial. Dalam

perkembangannya terdapat Sistem Pemerintahan Campuran (kuasi/semu)

Di negara-negara demokrasi modern terdapat dua model utama system pemerintahan dengan

berbagai variasinya. Model tersebut adalah system pemerintahan presidensial dan system pemerintahan

parlamenter. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya, dan masing-masing tumbuh dan

berkembang atas dasar pemikiran, asumsi, dan sejarahnya. Sistem presidensial (khususnya di Amerika

Serikat), beranggapan bahwa pemisahan kekuasaan badan-badan pemerintahan menjadi unsur pokok

yang dapat mencegah peluang untuk terjadinya tirani dan kediktatoran. Teori tentang pemisahan

kekuasaan dari Montesquieu ini kemudian menjadi doktrin yang

mengilhami sistem pemerintahan presidensial dalam konstitusi Amerika Serikat. Sementara

itu, sistem parlementer umumnya lebih mengutamakan hubungan kelembagaan yang erat (partnership

atau kemitraan dalam konteks Inggris) antara cabang-cabang kekuasaan eksekutif dan cabang legislatif

pemerintahan. Sistem semi-presidensial merupakan kombinasi antara dua model klasik itu, tetapi

dengan variasi dan praktek yang berbeda-beda antara satu negara dengan yang lain.

a. Sistem pemerintahan parlementer

Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan di mana tugas-tugas

pemerintahan dipertanggungjawabkan oleh kepala pemerintahan (Perdana Menteri ) kepada

Parlemen.

Sistem pemerintahan parlementer di mana antara ekskutif dan legeslatif terdapat hubungan

erat dan saling mempengaruhi. Kabinet bertanggung-jawab dan dibubarkan oleh legislative.

Sistem Pemerintahan Parlementer Umumnya negara berlatar belakang kerajaan menganut

sistem pemerintahan parlementer. Misalnya Inggris (dengan sebagian negara-negara yang tergabung

dalam Commonwealth-nya), Jepang, Thailand, dan sebagainya.

Karenanya ada yang mengaitkan kedekatan sistem parlementer dengan negara- negara

dengan negara-negara kerajaan. Tetapi tidak semua negara dengan pemerintahan parlementer kepala

negaranya raja atau ratu. Ada negaranegara republik yang sistem pemerintahannya parlementer

seperti Singapura, Italia, dan India. Presiden dalam system parlementer kekuasaannya hanyalah

simbolik. Tentunya banyak variasi dan jenis system parlementer.

System pemerintahan parlementer cenderung labil (tidak mantap), terutama bila dalam

Negara itu diterapkan system multipartai. Namun bila menganut dwipartai, di mana satu partai

pendukung pemerintah (mayoritas) yang berkuasa (posisi) diimbangi dengan partai oposisi

(minoritas), maka kecenderungan kelabilan dapat dikurangi.

15

Page 16: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Dengan system pemerintahan parlementer dapat diterapkan teori trias politika, baik melalui

separation of powers (pemisahan kekuasaan) maupun distribution of powers (pembagian

kekuasaan). Contoh Inggris, Malaysia, India.

b. Sistem pemerintahan presidensial

Sistem pemerintahan presidensial yaitu sistem pemerintahan dimana tugas-tugas

pemerintahan dipertanggungjawabkan oleh presiden (kepala pemerintahan)

Dalam system pemerintahan pesidensial, pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada presiden,

sedangkan kekuasaan kehakiman atau pengadilan menjadi tanggung jawab supreme court

(Mahkamah Agung). Kekuasaan untuk membuat undang-undang berada pada parlemen (DPR) atau

kongres (senat dan parlemen Amerika).

Dalam praktek system pemerintahan presidensial ada yang mengembangkan ajaran trias

politica Montesquieu secara murni dengan separation of powers, seperti Amerika yang dikenal

praktek-prektek chek and balance. Praktek-praktek demikian bertujuan agar di antara ketiga

kekuasaan tersebut selalu terdapat keseimbangan dalam keadaan teretentu.

Sistem presidensial pun bisa ditemukan dalam bentuk yang bervariasi di sejumlah negara. Misalnya

saja antara sistem pemerintahan presidensial gaya Amerika Serikat berbeda dengan system

presidensial gaya Indonesia atau negara- negara lain. Sistem pemerintahan model Amerika ñ secara

teoritis ñ merupakan model pemerintahan presidensial yang murni.

Konstitusi RI jelas telah menetapkan sistem pemerintahan presidensial. Pemerintahan presidensial

mengandalkan pada individualitas yang mengarah pada citizenship. Sistem pemerintahan

presidensial bertahan pada citizenship yang bisa menghadapi kesewenang-wenangan kekuasaan dan

juga kemampuan DPR untuk memerankan diri memformulasikan aturan main dan memastikan janji

presiden berjalan.

Pemerintahan presidensial memang membutuhkan dukungan riil dari rakyat yang akan

menyerahkan mandatnya kepada capres. Namun, rakyat tak bisa menyerahkan begitu saja

mandatnya tanpa tahu apa yang akan dilakukan capres. Artinya, rakyat menuntut adanya ide

pembangunan, bukan semata-mata identitas dari capres. Rakyat tak cukup disuguhi jargon abstrak

soal NKRI, ideologi Pancasila, ekonomi kerakyatan, ekonomi kebangsaan, atau perlunya

penghapusan dikotomi Islam santri dan Islam abangan yang hanya menunjukkan politik identitas.

Perlu ada transformasi dari perjuangan identitas menjadi perjuangan ide.

Pemerintahan presidensial Indonesia pasca-Pemilu 2004 juga menghadapi tantangan lain.

Tantangan yang dimaksud adalah memastikan adanya pemerintahan yang efektif, yang tidak selalu

dirongrong oleh parlemen. Dalam parlemen yang terfragmentasi dan majemuknya representasi

16

Page 17: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

identitas, maka pemerintahan presidensial akan menghadapi tantangan. Deedlock eksekutif-

legislatif sebagaimana diidentifikasi Lijphart membayang.

Secara konstitusional, DPR mempunyai peranan untuk menyusun APBN, mengontrol

jalannya pemerintahan, membuat undang-undang dan peranan lain seperti penetapan pejabat dan

duta. Presiden tak lagi bertanggung jawab pada DPR karena ia dipilih langsung oleh rakyat. DPR

tak akan mudah melakukan impeachment lagi karena ada lembaga pengadil yakni Mahkamah

Konstitusi.

Meskipun peranannya telah mengecil, DPR dengan kekuatan politik yang menyebar

berpotensi untuk terus mengganggu dan mengganggu eksekutif. Dengan perilaku politik yang tak

banyak berubah, DPR masih punya peluang untuk mengganjal kebijakan presiden dalam

menentukan alokasi budget, DPR masih bisa bermanuver untuk membentuk pansus atau panja, DPR

bisa mengajukan undang-undang yang mungkin tak sejalan dengan kebijakan presiden. Di sinilah

deadlock bisa terjadi.

Melihat real politik yang ada, koalisi memang diperlukan. Namun, agar tak mengganggu

sistem presidensial yang dianut dan adanya pemerintahan yang efektif, koalisi dibangun dengan

tetap mengacu pada prinsip sistem presidensial. Presiden berhak menunjuk anggota kabinetnya

untuk merealisasikan ide dan program pembangunan yang dimilikinya, jika memang ada. Kehendak

mitra koalisi untuk meminta portofolio menteri dan memaksakan ide atau program sebenarnya

menyimpang dari prinsip sistem presidensial.

Melihat realitas politik yang ada, baik dari sisi konstitusional maupun munculnya capres-

capres yang tak mempunyai dukungan mayoritas, banyak orang meragukan akan hadirnya

pemerintah yang efektif. Pemerintah yang mampu memberikan arah dan merealisasikan program

yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis. Banyak orang yang khawatir, yang muncul

justru adalah pemerintahan yang tidak efektif, namun juga sulit untuk dijatuhkan.

Ke depan, sistem pemerintahan presidensial mempunyai pekerjaan rumahnya sendiri, yakni

bagaimana mendorong parlemen yang akan didominasi muka-muka baru untuk lebih memikirkan

substansi kebijakan. Perpolitikan ke depan harus didorong ke arah adanya kontestasi ide, lebih dari

sekadar kontestasi identitas. Perlu ada perjuangan untuk mentransformasikan dari perjuangan

identitas menjadi perjuangan ide. Dengan itu, kelembagaan politik lebih mudah dikelola dan

lembaga-lembaga di luar mesin politik resmi ikut memegang peranan signifikan. (budiman

tanuredjo)

c. Sistem Pemerintahan Campuran

17

Page 18: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Sistem ini telah menyita perhatian para ahli untuk melakukan kajian. Beberapa ahli

menyebut sistem ini sebagai campuran antara dua sistem (presidensial dan parlementer) di atas.

Pendapat lain menyebutnya sistem yang berada di antara presidensial dan parlementer sebagai

sistem presidensial. Ada pula yang menyebutnya kepemimpinan rangkapî (karena ya ng memimpin

presiden dan perdana menteri). Negara-negara yang menjalankan system semi-presidensial misalnya

adalah Prancis, Finlandia, Austria, Argentina, Irlandia, Islandia dan Portugal, Srilanka melalui

konstitusi 1978 dan sistem yang berlaku dulu di Jerman tahun 1919 di bawah Republik Weimar.

Para pendukungnya menyebut sebagai sistem yang mengambil keuntungan dari sistem presidensial.

Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut “Konstitusi sistem pemerintahan

parlementer”. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945 tidak

termasuk ke dalam kedua konstitusi di atas. Hal ini karena di dalam UUD

1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga terdapat ciri

konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah

sistem campuran.

System pemerintahan presidensial yang diterapkan di Indonesia tidaklah murni menganut

teori trias politika karena selain adanya ekskutif, legeslatif dan yudikatif, masih ditambah kekuasaan

konstitutif (MPR), eksaminatif atau inpektif (BPK), dan konsultatif konsultatif dengan ssstem

distribution of powers atau pembagian kekuasaan (w.w.w. Kaltim Post. Co.id).

e. Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial adalah sebagai berikut:

a). Ciri secara Umum

Presidensial Parlementer

- Kedudukan presiden selain sebagai kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan;

- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau sebuah badan pemilih;

- Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif;

- Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan diadakannya pemilu.

- Kabinet yang dipilih oleh perdana menteri dibentuk atau berdasarkan atas kekuatan-kekuatan politik yang menguasai parlemen;

- Anggota kabinet seluruhnya atau sebagian adalah anggota parlemen; l Perdana menteri bersama cabinet bertanggungjawab kepada parlemen;

- Kepala negara (raja/ratu atau presiden) dengan saran perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya pemilihan umum.

18

Page 19: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

b). Ciri menurut Strong

Presidensial Parlementer

- Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapijuga memiliki kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan

- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih

- Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidakdapat memerintahkan pemilihan umum

- Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentukberdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen

- Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen

- Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapatmembubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihanumum.

c). Ciri secara rinci

Presidensial Parlementer

- Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan

- Presiden tidak dapat membubarkan cabinet

- Presiden bertanggungjawab jalannya pemerintahan

- Menteri bertanggungjawab kepada presiden

- Menteri diangkat dan diberhentikan presiden

- Masa jabatan menteri dapat ditentukan, yaitu bersamaan presidenSeluruh menteri merupakan pilihan presiden (hak prerogative)

- Kekuasaan parlemen sejajar dengan pemerintah

- Raja (presiden) sebagai kepala negara - Raja (presiden) sebagai symbol kedaulatan dan

keutuhan negara.- Kepala negara tidak mempunyai kekuasaan

pemerintahan.- Raja (presiden) dapat membubarka parlemen.- Menteri bertanggung jawab jalannya

pemerintahan.- Menteri bertanggung jawab kepada

parlemen.Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Parlemen.

- Masa jabatan cabinet tidak dapat ditentukan , karena tergantung dukungan parlemen.Seluruh atau sebagian menteri merupakan anggota parpol yang ada di parlemen.

- Kekuasaan parlemen lebih kuat daripada pemerintah (PM /Dewan Menteri)

d). Ciri menurut Budiyanto

Presidensial Parlementer

- Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan ekskutif (kepala pemerintahan sekaligus kepala Negara)

- Kekuasaan ekskutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan

- Presiden mempunyai hak prerogative untuk mengangkat dan

- Kekuasaan legeslatif (DPR) lebih kuat daripada kekuasaan ekskutif (pemerintah= perdana menteri)

- Menteri-menteri (cabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada DPR. Artinya, cabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen.

- Program-program cabinet harus disesuaikan dengan sebagian besar anggota parlemen. Bila cabinet melakukan penyimpangan terhadap program-program kebijaksanaan yang dibuat maka anggota

19

Page 20: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

memberhentikan para pembantunya (menteri), baik yang memimpin departemen maupun tidak.

- Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPR.

- Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, maka presiden tidak dapat saling menjatuhkan dengan DPR.

parlemen dapat menjatuhkan cabinet dengan memberi mosi tidak percaya kepada pemerintah.

- Kedudukan kepala Negara (raja, ratu, pangeran, kaisar) hanya sebagai lambing,symbol yang tidak dapat diganggu gugat.

f. Kelebihan dan Kekuarangan masing-masing sistem pemerintahan

Arend Lijphart dalam buku Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial menyebutkan sistem

parlementer dan presidensial mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan presidensial akan menjadi

kelemahan parlementer dan sebaliknya.

a). Arend Lijphart

Kelebihan/kekuarangan

Presidensial Parlementer

Kelebihan Dalam stabilitas pemerintahandemokrasi yang lebih besarpemerintahan yang lebih terbatas

Hubungan baik ekskutif dengan legeslatif dlm waktu tertentuPemrintah lebih meluas

kekurangan Kemandekan (deadlock) eksekutif-legislatifkekakuan temporalpemerintahan yang lebih eksklusif

Cenderung tidak stabilDominasi partaiPemerintah tidak terbatas

b). Menurut R.Winanto

Kelebihan/kekuarangan Presidensial ParlementerKelebihan - Ekskutif lebih stabil

kedudukannya- Penyususnan program cabinet

lebih mudah disesuaikan dengan masa jabatan

- Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan ekskutif, karena dapat diisi oleh orang luar

- Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat, karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara ekkutif dengan legeslatif

- Kekuasaan ekskutif dan legeslatif berada dalam satu partai (koalisi)

- Garis tanggungjawab dalam pelaksanaan publik jelas

- Pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap cabinet

- Kedudukan ekskutif (cabinet) sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen, sehingga sewaktu-waktu cabinet dapat dijatuhkan parlemen

20

Page 21: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Kekurangan - Kekuasaan ekskutif di luar pengawasan langsung legislatif, sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak

- Sistem pertanggungjawaban kurang jelas

- Pembuatan keputusan/kebijakan publikumumnya hasil tawar menawar ekskutif dan legeslatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu lama

- Kedudukan ekskutif (cabinet) sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen, sehingga sewaktu-waktu cabinet dapat dijatuhkan parlemen

- Kelangsungan kedudukan ekskutif tidak dapat ditentukan,karena sewaktu-waktu dapat dibubarkan

- Kebinet dapat mengendalikan parlemen, apabila para anggota cabinet merupakan anggota parlemen dari partai mayoritas

4 Fungsi Sistem Pemerintahan

Agar pemerintah berjalan efekiif, maka ada 3 (tiga) persyaraan yang harus dipenuhi yaitu::

a. kemampuan untuk mengawasi angkatan bersenjata;

b. kewenangan untuk membuat undang-undang;

c kekuasaan finansial, yaitu kewenangan untuk memungut pajak dan cukai atau bentuk pengutan

lain dari rakyat guna biaya mempertahankan negra serta menjalankan hukum. Atau singkat

kewenangan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta kepolisian (Adisubrata, 2002).

Tujuan pemerintahan adalah untuk mencapai kesejahteraan dalam negara. Untuk itulah

diperlukan usaha dan kegiatan untuk mencapai kesejahteraan tersebut. Usaha dan kegiatan itu meliputi

bagaimana alat perlengkapan negara mencapai dan dengan apa dicapai. Pelaksana yang diberi tugas

untuk mencapai kesejahteraan tersebut adalah pemerintah, sedangkan bagaimana dan dengan cara apa

mencapai kesejahteraan tersebut cara mengatur/memerintah. Cara mengatur/memerintah terkait

dengan suatu sistem.

Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara alat perlengkapan negara mencapai

dan bekerja untuk mencapai kesejahteraan seluruh rakyat (Alhaj, 2001). Secara umum alat-alat

perlengkapan negara yang terdapat dalam suatu negara meliputi:

a. Lembaga legislatif, merupakan lembaga atau badan pembuat undang-undang.

b. Lembaga eksekutif, merupakan lembaga atau aparat pelaksana undang-undang;

c. Lembaga yudikatif, yaitu lembaga yang bertugas di bidang kehakiman atau kekuasaan untuk

memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara terhadap pelanggaran undang-undang.

d. Lembaga lainnya yang merupakan alat perlengkapan negara seperti di Indonesia terdapat BPK,

Mahkamah Konstitusi, KPU, Komisi Yudisial dsb.(Untari, 2006)

21

Page 22: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Berdasarkan penjelasan di atas maka yang dimaksud sistem pemerintahan merupakan hubungan

antara organ pemerintah dengan organ-organ lain yang ada dalam suatu negara. Sistem pemerintahan

secara umum ada dua yaitu (1) sistem pemerintahan Presidensiil dan (2) sistem pemerintahan

parlementer. Untuk memahaminya dapat dibaca pada perbandingan sistem pemerintah pada sub

berikutnya.

D Kedudukan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.

Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik dan pemerintahan di Indonesia

di dasarkan pada Trias Politika, dengan sistem distribution of power yaitu kekuasaan legislatif,

eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh lembaga bernama Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya

terdiri dari wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggotanya mewakili propinsi yang ada di

Indonesia. Setiap daerah diwakili oleh 4 orang yang dipilih langsung oleh rakyat di daerahnya masing-

masing.

Berdasarkan pasal 3 ayat (1) MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD. DPR

berdasarkan pasal 20 ayat (1) memegang kekuasaan membentuk UU, sedangkan DPD berdasarkan

pasal 22 ayat (1) dapat mengajukan kepada DPR rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi

daerah dengan pusat, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan

daerah. Selanjutnya DPD ikut membahas rancangan tersebut di atas, dan dapat memberi pertimbangan

kepada DPR atas rancangan undang-undang, APBN, pajak, pendidikan dan agama, serta mengawasi

pelaksanaan UU tersebut (ayat 2 dan 3)

Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/DPD) semula adalah lembaga tertinggi negara.

Sekarang setelah UUD 1945 diamandemen kedudukan MPR sebagai lembaga negara. Seluruh anggota

DPR adalah anggota MPR ditambah anggota DPD. Sebelumya konstitusi UUD 1945, anggota MPR

adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan. Sejak 2004, MPR adalah sebuah parlemen

bikameral, setelah terciptanya DPD sebagai kamar kedua

Lembaga eksekutif berpusat pada Presiden, wakil Presiden dan Kabinet. Kabinet di Indonesia

adalah Kabinet Presidensiil sehingga para menteri bertanggung jawab kepada Presiden dan tidak

mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo

Bambang Yudoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai

Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat

kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategi umumnya diisi

oleh Menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap Ahli dalam bidangnya).

22

Page 23: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh

Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi termasuk pengaturan administradi para Hakim.

Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan dalam

pelaksanaan administradi putusan peradilan.

Di negara manapun, kedudukan sistem politik dan pemerintahan sangat menentukan

implementasi para penguasa dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sistem politik demokrasi,

selalu akan melibatkan rakyat dalam menentukan public polecy, adanya perwakilan rakyat yang

represen-tatif, perlindungan hak asasi manusia, penegakan hukum yang bebas, kepentingan rakyat

diutamakan. Sebaliknya bagi negara totaliter, keterlibatan rakyat kurang diperhatikan, semua sektor

dikendalikan oleh pemerintah, rakyat kurang bebas berbicara.. Berawal dari sistem politik itulah akan

menentukan corak atau sistem pemerintahan. Dengan demikian kedudukan sistem politik juga akan

menentukan sistem pemerintahan. Keduanya merupakan mata uang yang tak dapat dipisahkan satu

sama lain.

Sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 setelah diamandemen adalah sebagai

berikut:

badan-badan lain yang fungsinya

berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

PUSAT

DAERAH

TUNMiliter

AgamaUmum

Lingkungan Peradilan

kpu bank sentral

DPR DPDMPR

PERWAKILAN BPK PROVINSI

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BPK MA MK

TNI/POLRI

dewan pertimbangan

Kementerian Negara

Presiden/Wakil Presiden

PEMDA PROVINSI

DPRDKPD

PEMDA KAB/KOTA

DPRDKPD

(Sumber: Sosialiasi UUD 1945 setelah diamandemen).

E. Perbedaan sistem politik dan Sistem Pemerintahan.

1. Perbedaan Sistem Politik

Berbicara tentang perbandingan sistem politik di Indonesia, tidak terlepas dari interpretasi

terhadap sistem politik itu sendiri. Sistem politik di Indonesia sebagai seluruh proses sejarah dari saat

berdirinya negara Indonesia sampai dewasa ini, atau hanya dalam periode-periode tertentu dari proses

perjalana sejarah.

23

Page 24: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Dalam kenyataan kita dapat menjumpai perbedaan-perbedaan esensial sistem politik di

Indonesia dari satu periode ke periode yang lain, misalnya: sistem poiltik demkorasi liberal, sistem

demokrasi terpimpin, sistem demokrasi Pancasila, sedangkan falsafah negara tetap tidak berubah. Apa

sebabnya ini terjadi? Apa penyebab adanya perbedaan bahkan gejala bertolak belakang antara cita-cita

dan implementasinya? Jawabanya mengandung dua kemungkinan yang harus dipertimbangkan dan

diselidiki lebih lanjut, yaitu: (1) falsafah tidak banyak berpengaruh terhadap sistem poltik, artinya juga

tidak berpengaruh terhadap aktor (perilaku) politik; atau (2) belum ditemukan standar dan model

sistem politik Indonesia yang sesuai dan menyangga (mendukung) cita-cita tadi.

1. Demokrasi Liberal.

Di Indonesia demokrasi liberal berlangsung sejak 3 Nopember 1945, yaitu sejak sistem multi-

partai berlaku melalui Maklumat Pemerintah. Sistem multi-partai ini lebih menampakkan sifat

instabilitas politik setelah berlaku sistem parlementer dalam naungan UUD 1945 periode pertama.

Demokrasi liberal dikenal pula demokrasi-parlementer, oleh karena berlangsung dalam sistem

pemerintahan parlementer ketika berlakunya UUD 1945 periode pertama, Konstitusi RIS dan UUDS

1950. Dengan demikian demokrasi liberal di Indonesia secara formal berakhir pada tanggal 5 Juli

1959, sedangkan secara material berakhir pada saat gagasan Demokrasi Terpimpin dilaksanakan,

antara lain melalui pidato Presiden di depan Konstituante tanggal 10 Nopember 1956.atau pada saat

Konsepsi Presiden tanggal 21 Pebruari 1957 dengan dibentuknya Dewan Nasional. Pada periode

demokrasi liberal ini ada beberapa hal yang secara pasti dapat dikatakan telah melekat dan mewarnai

prosesnya. (lihat pada tabel 1 di bawah ini):

2. Demokrasi Terpimpin

Dalam periode demokrasi terpimpin ini pemikiran a la demokrasi barat banyak ditinggalkan.

Tokoh politik (Soekarno) yang memegang pimpinan nasional ketika itu menyatakan bahwa demokrasi

liberal (demokrasi-parlementer) tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Prosedur

pemungutan suara dalam lembaga perwakilan rakyat dinyatakannya pula sebagai tidak efektif dan ia

kemudian memperkenalkan apa yang disebut musyawarah untuk mufakat. Sistem multi-partai oleh

tokoh politik tersebut dinyatakan sebagai salah satu penyebab inefektivitas pengambilan keputusan,

karena masyarakat lebih didorong ke arah bentuk yang fragmentaris. Demokrasi ini berlaku sejak 5

Juli 1959 sampai dengan 11 maret 1966.

Untuk merealisasikan demokrasi terpimpin ini, kemudian dibentuk badan yang disebut front

nasional. Periode ini disebut pula periode pelaksanaan UUD 1945 dalam keadaan ekstra-ordiner,

disebut demikian karena terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Penyimpangan itu misalnya

24

Page 25: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Presiden membubarkan DPR, Badan Konstituante, dan sebagainya. (lebih lanjut lihat pada tabel 1 di

bawah ini):.

3. Demokrasi Pancasila

Penelaahan terhadap Demokrasi Pancasila tentu tidak dapat bersifat final di sini, karena masih

terus berjalan dan berproses. Dalam demokrasi Pancasila sampai dewasa ini penyaluran berbagai

tuntutan yang hidup dalam masyarakat menunjukkan keseimbangan. Pada awal pelaksanaan sistem

politik ini dilakukan penyederhanaan sistem kepartaian, muncullah satu kekuatan politik yang

dominan, yaitu Golkar dan ABRI.

Dalam perjalanan PEMILU berikut sejak, setelah orde reformasi, bermuncullah partai politik,

yang ketika masa Orde Baru melebur ke tiga partai besar yaitu Golkar, PPP dan PDI. Hingga

munculnya Amandemen terhadap UUD 1945, falsafah Negara yaitu Pancasila masih tetap tidak

berubah, bahkan dipertahankan sebagai hukum dasar nasional (TAP No. III/MPR/2000).

Kegagalan tiga partai besar dalam perannya sebagai lembaga kontrol terhadap jalannya

pemerintahan dan tidak berfungsinya chek and balance, akibat terpolanya sistem politik kompromistis

dari elit politik, justru tidak mencerminkan wakil rakyat yang sesungguhnya. Karena itulah muncul

ketidakpuasan rakyat, dan muncullah gerakan reformasi, salah satu dampaknya adalah lahir kembali

partai-partai kecil. Partai-partai kecil ini ada yang murni berdiri tanpa melalui induk semangnya, tetapi

ada yang memisahkan dari induknya.

Nilai-nilai demokrasi Pancasila yang harus tetap dijunjung tinggi adalah kehidupan politik

adalah:

a) Sebagai warga negara punya hak dan kewajiban yg sama

b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain

c) Tidak boleh memaksakan kehendak pada orang lain

d) Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan

e) Musyawarah untuk mencapai mufakat, diliputi semangat kekeluargaan

f) Musywarah dilakukan dengan akal sehat dan nurani yg luhur

g) Menjunjung tinggi setiap keputusan

h) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan

i) Keputusan diambil harus dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi

kepentingan bersama.

25

Page 26: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

j) Memberi kepercayaan kepada wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan .

(lebih lanjut lihat pada tabel 1 di bawah ini)

Lebih lanjut perbandingan sistem politik di Indonesia yang dianalisis berdasarkan demensi

masalah dan dimensi waku dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1

Perbandingan Sistem-sistem Politik di Indonesia

No DemensiWaktu

Demensimasalah

DemokrasiLiberal

Demokrasi Terpimpin

DemokrasiPancasila

1 Penyaluran tuntuan

≈ tuntutan lebih besar dari pada kapabilitas sistemnya

≈ selektor dan filter sangat lemah, semua input diterima sedangkan output tidak seimbang dengan tuntutan.

≈ Melalui sistem multipartai

≈ tuntutan lebih besar dari pada kapabilitas sistemnya

≈ gaya nilai mutlak melalui front nasional dan sistem satu partai yang tak kentara.

≈ stabilitas semu (pseudo stability)

≈ tuntutan sudah mulai seimbang dengan kapabilitas sistemnya

≈ melalui sistem partai dominan atau sistem satu setengah partai

2 Pemeliharaan dan kontinuitas nilai

≈ keyakinan akan HAM sangat tinggi

≈ berdasarkan keyakinan ideologi, gaya pragmatik kurang menonjol.

≈ pertarungan antara gaya ideologi versus garapragmatik

≈ HAM banyak dihiraukan

≈ pemikirn ideologik berperanan menonjol.

≈ konflik meningkat atau bahaya laten.

≈ HAM diimbangi oleh kewajiban asasi.

≈ gaya pragmatik menonjol.

≈ kontinuitas nilai bernegara dikukuhkan berdasarkan UUD 1945 dan konflik menurun.

3 Kapabilitas ≈ pengolahan potensi ekstratif dan distributif menurut ekonomi bebas dilakukan oleh kabinet yang pragmatik, sedangkan kapabilitas simbolik lebih

≈ pemerintah berperanan besar dalam pengelolaan ekstraktif dan distributif

≈ ekonomi bebas ditinggalkan, mulai ekonomi etatisme.

≈ ekonomi bebas sampai batas-batas tertentu menjadi kebijaksanaan pemerintah

≈ kapabilitas dalam negeri menjadi mantap dan

26

Page 27: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

diutamakan oleh kebinet ideologik

≈ keadilan mendapat perhatian kabinet ideologik, sedangkan kemakmuran oleh kabinet pragmatik.

≈ kapabilitas simbolik melalui pembangunan bangsa dan pembangunan karakter

≈ kapabilitas responsif melemah karena saluran satu-satunya hanyalah front nasional (FN)

karenanya menunjang kapabilitas internasionalnya (penanaman modal asing, bantuan asing, dan pinjaman mengalir).

4 Integrasi vertikal

≈ antara elit politik dengan massa atas dasar pola aliran (hubungan atas – bawah)

≈ Hubungan bawah – atas berdasar-kan pola paternalistik

≈ ikatan primordial melemah dalam rangka nation- building

≈ Pola paternalistik tetap hidup subur

≈ Komunikasi dua arah mendekatkan hubungan elit dan massa dalam soal-soal yang pragmatic.

5 Integrasi Horisontal

≈ Kepemimpinan secara bergantian antara solidarity makers dan dan administrators.

≈ Solidarity makers lebih mendapat angin

≈ Pertentangan antar elit (solidarity makers versus administrators) di menangkan oleh penghimpunan solidarity.

≈ Antar elit ditemukan, consensus tentang pembangunan

≈ kerjasama antar teknokrat (khususnya antara intelegensia militer dan intelegesia sispil)

≈ administrators mendapat ang

6 Gaya politik ≈ ideologik, karenanya bersifat desinegratif.

≈ desintegratif elit tercermin dalm masyarakat sebagai schisme.

≈ masih bersifat ideologik , walau sudah ada penyederhanaan kapartaian.

≈ tokoh politik sebagai titik pusat politik bertindak sengat coercive.

≈ gaya ideologik sudah tidak manggung/ menonjol.

≈ gaya pragmatik yang berorientasi pada program serta pemecahan masalah lebih menonjol..

27

Page 28: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

7 Kepemimpinan

≈ berasal dari angkatan 1928.

≈ masih bersifat primordial aliran, agama, suku, dan daerah

≈ partai-partai politik yang manggung..

≈ berasal dari angkatan 1928 dan 1945 dengan tokoh politik; Soekarno sebagai titik pusatnya.

≈ Kharismatik dan paternalistik.

≈ bersifat legal atas dasar ketentuan konstitusionil.

≈ ABRI sebagai titik pusat dibantu oleh teknokrat sipil..

8 Perimbangan partisipasi politik dengan kelembagaana) Massa ≈ partisipasi massa

sangat tinggi.≈ deviasi terhadap

anggapan rakyat telah mempunyai kebudayaan politik partisipasi (sebenarnya: masih berbudaya politik kaula dan parokhial).

≈ partisipasi massa hanya melalui Front Nasional.

≈ output simbolik meningkat dengan adanya rapat-rapat raksasa untuk mendukung regim

≈ partisipasi massa dikembalikan dan terbatas dalam peristiwa tertentu saja (a.l. pemilihan umum), karena konsep ” the floating mass”

b) Veteran dan Militer

≈ karena pengaruh demokrasi barat, maka supremasi sipil lebih menonjol

≈ peristiwa 17 oktober 1952 merupakan titik balik menuju perkembangan selanjutnya

≈ Sejak dwan nasional dan front nasional partisipasi mantan pejuang meningkat dan termasuk dalam golongan fungsional.

≈ partisipasi tentara seha dewan nasional dan front nasional, dengan indikator pos-pos penting kenegaraan dipegang oleh militer.

≈ partisipasi veteran meningkat melalui angkatan 1945, Pepabri, dll.

≈ partisipasi tentara makin meningkat dengan doktrin, kekayaan dan dwi-fungsi ABRI

≈ partisipasi dalam lembaga perwakilan melalui pengangkatan.

9 Pola pembangunan

≈ berlangsung pola bebas.

≈ loyalitas kembar dari

≈ pemingkatan pelayanan

28

Page 29: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Aparatur Negara

≈ afiliasi dengan partai sering menyebabkan loyalitas kembar yang inefektif ditinjau dari sudut pelayanannya.

pegawai negeri golongan tertentu menjadi tidak dibenarkan.

kepada masyarakat dilakukan dengan depolitisasi pegawai negeri dan diarahkan pada usaha pembentukan golongan profesi..

10 Tingkat stabilitas

≈ terjadi stabilitas politik yang berakibat negatif bagi usaha-usaha pembangunan

≈ Stabilitas bersifat semu, yang dipertahankan dengan cara-cara tangan besi

≈ stabilitas ini tidak dipergunakan untuk memperhatikan pembangunan ekonomi

≈ meningkat melalui a.l scurity approach di samping persuasive approach

≈ yang hendak dicapai adalah stabilitas dinamis.

E. Perbedaan sistem pemerintahan di Indonesia.

Secara umum sistem pemerintahan yang pernah berlaku di Indonesia hanya ada dua, yaitu (1)

sistem pemerintahan presidensiil dan (2) sistem pemerintahan parlementer.

1. Sistem Pemerintahan Presidensial

Dalam sistem pemerintahan Presidensial kedudukan kepada negara sekaligus juga sebagai

kepala pemerintahan. Dengan demikian kekuasaan yang dimiliki Presiden merupakan kekuasaan riil dan

dengan kedudukan demikian Presiden.berwewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-

menteri.

Sistem pemerintahan Presidensial (Non-Parlementary Executive) kelangsungan hidup ekskutif

tidak tergantung pada lembaga legislatif, mengingat kedudukan eksekutif relatif kuat, karena itu ciri

sistem pemerintahan Presidensial:

(a) kekuasaan di dasarkan prinsip pembagian kekuasaan (distribustion of power),

(b) eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk membubarkan parlemen, demikian juga sebaliknya

parlemen tidak bisa menjatuhkan eksekutif,

(c) tidak ada pertanggung jawaban bersama (mutual responsibility) antara presiden dan kabinet, karena

tanggung jawab pemerintahan terletak di tangan Presiden selaku kepala Pemerintahan.

29

Page 30: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Menurut Witman Wuest dalam Untari, 2006 dikemukakan bahwa sistem pemerintahan

Presidensiil dapat digambarkan pada bagan berikut ini.

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa: (1) terdapat prinsip pembagian kekuasaan; (2) ada

keseimbangan kekuasaan antara eksekutif dengan legislative dan keduanya tidak bisa saling

menjatuhkan atau membubarkan, (3) pertanggung jawaban bersama (mutual responsibility) antara

Presiden dan Kabinetnya tidak ada, tanggung jawab hanya terletak di tangan Presiden selaku kepala

Pemerintahan. Namun demikian Presiden mempunyai hak untuk mengangkat dan memberhentikan

Menteri negara.

2. Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer, kekuasaan parlemen lebih menonjol dibandingkan kekuasaan

presiden atau raja. Dalam hal ini kedudukan presiden atau raja hanya sebagai kepala negara, sedangkan

kepala pemerintahan atau kekuasaan riil dipegang oleh Perdana Menteri. Perdana Menteri beserta

kabinetnya tunduk dan bertanggung jawab pada parlemen. Dalam sistem ini hubungan lembaga

eksekutif dan legislatif sangat erat. Namun terkesan kedudukan legislatif lebih kuat dari pada eksekutif.

Seberapa lama eksekutif memegang kepercayaan dalam mengendalikan pemerintahan sangat tergantung

pada kepercayaan dalam mengandalikan pemerintahan sangat tergantung pada kepercayaan dan

dukungan parlementer.

Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat:

(a) didasarkan atas prinsip penyebaran kekuasaan,

30

ELECTORATE

Presiden, Actual andTitular Executive

Legislatif

CabinetHeads Administrative

Departement, responsible to President only

Civil Service

Page 31: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

(b) terdapat adanya pertanggungjawaban bersama antara eksekutif dan kabinet,

(c) Perdana Menteri, diangkat oleh kepala negara berdasarkan dukungan mayoritas legislatif,

(d) Kedudukan dan pertanggungjawaban bersama antara eksekutif dan kabinet dalam arti eksekutif

dapat membubarkan parlemen sebaliknya eksekutif/ kabinet dapat meletakkan jabatan manakala

parlemen menyatakan mosi tidak percaya.

Menurut Allan R. Ball (dalam Untari, 2006) disebutkan bahwa ciri-ciri sistem pemeritahan

parlementer adalah:

(a) Kepala negara berperan sebagai pemimpin formal dan seremonial serta mempunyai pengaruh politik

yang kecil. Kepala negara bisa seorang raja/ratu (Inggris, Belanda) atau Presiden.

(b) Pemimpin politik (Perdana Menteri atau konselir) diangkap berdasarkan dukungan parlemen.

(c) Anggota parlemen dipilih untuk suatu periode tertentu berdasarkan pemilihan umum. Tanggal

pemilihan umum ditentukan oleh Kepala negara formal atas persetujuan perdana menteri atau

konselir.

Dengan demikian sistem pemerintahan menggambarkan bagaimana cara mengatur, menata

hubungan antara alat perlengkapan negara dalam rangka mencapai keinginan bangsa Indonesia yaitu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpukan bahwa fungsi sistem pemerintahan

antara lain:

1) Sistem pencapaian cita-cita seluruh rakyat

2) pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan

3) bentuk interaksi kehidupan politik riil dalam negara

4) penerapan sistem politik

Selanjutnya sistem pemerintahan parlementer dapat dilihat pada bagan berikut ini.

31

Page 32: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Dari bagan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa: (1) terdapat prinsip penyebaran

kekuasaan; (2) ada keseimbangan antara eksekutif dengan legislative. Eksekutif dapat membubarkan

legislatif dan sebaliknya, legislatif harus meletakkan jabatannya manakala kebijakan-kebijakan tidak

didukung oleh mayority parlemen atau legislative; (3) terdapat pertanggungan jawab bersama (mutual

responsibility) antara Presiden dan Kabinet.

Demikian sistem politik dan pemerintahan, dimana penggolongan hanya bersifat teoritis, sebab

dalam prakteknya seringkali karakteristik sistem yang satu dipadukan dengan sistem lainnya. Namun

demikian untuk membuat kajian dan perbandingan hal perlu dilakukan.

G. Supra Struktur dan Infra Struktur Politik di Indonesia

1. Supra Struktur Politik.

Supra struktur politik adalah kelembagaan negara yang terdapat dalam UUD yang

berlaku di Indonesia. Lembaga kekuasaan negara itu mengalami perubahan dan perkembangan

mengikuti perkembangan ketatanegaraan Indonesia. Lembaga infra struktur politik adalah

lembaga politik yang dibentuk oleh masyarakat atas dasar kebebasan warga negara dalam

berorganisasi dan berserikat. Infra struktur politi itu dapat dibedakan kepada:

a. Partai politik, yaitu organisasi sosial politik yang anggotanya memiliki suatu haluan dan

cita-cita yang sama dengan tujuan untuk berkuasaan melalui sistem pemilihan umum yang

berlaku dalam negara.

32

ELECTORATE

Monarchie or President

Legislature

PM, Premier of Chancelor,Actual Executive

Cabinet, Heads of Administrative Depart,Responsible to Prime

Minister/Premier/Chan-cellor and or Lesgislature

Civil Service

Responsibility

Page 33: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

b. Organisasi masyarakat (Ormas), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau forum

komunikasi politik yang dibentuk oleh masyarakat. Organisasi ini dibentuk oleh masyarakat

dengan berbagai tujuan melakukan kegiatan dalam bidang sosial, budaya dan agama, serta

tidak bergerak dalam politik praktis, seperti Muhammadyah dan Nahdathul Ulama (NU).

Supra struktur politik di Indonesia terjadi perubahan sesuai perkembangan konstitusi yang

berlaku. Berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen, supra struktur politik Indonesia terdiri

dari lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara, yaitu:

1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (Lembaga Tertinggi Negara) yang memegang kedaulatan

rakyat.

2) Lembaga Tinggi Negara, yaitu:

a) Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.

b) Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga legislatif yang bertugas membuat undang-

undang bersama Presiden dan sekaligus mengawasi jalannya pemerintahan.

c) Mahkamah Agung sebagai lembaga yudikatif yang memiliki kewenangan dalam bidang

kehakiman yang tertinggi.

d) Badan pemeriksa Keuangan yang bertugas memeriksa keuangan yang dijalankan oleh

pemerintah yang hasilnya dilaporkan kepada Dewan perwakilan Rakyat.

e) Dewan Pertimbang Agung yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan serta

mengajukan usul dan saran kepada Presiden.

Sedangkan Supra Struktur politik berdasarkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS),

1949 adalah alat-alat perlengkapan negara federal, yaitu:

1) Presiden, sebagai kepala negara.

2) Menteri (Perdana Menteri) sebagai kepala pemerintahan.

3) Senat, sebagai perwakilan negara bagian.

4) Dewan perwakilan Rakyat sebagai wakil rakyat seluruh wilayah Indonesia.

5) Mahkamah Agung sebagai lembaga Yudikatif yang memegang kekuasaan kehakiman.

6) Dewan Pengawas Keuangan sebagai badan pemerinksa keuangan yang dijalan oleh

pemerintah sesuai dengan APBN.

Kelembagaan negara tersebut belum berjalan dengan sepenuhnya karena masa berlakunya

Konstitusi RIS sangat singkat (1949-1950). Setelah kembali kepada bentuk negara kesatuan, maka

33

Page 34: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Konstitusi RIS dirubah menjadi UUD Semntara 1950. dengan lembaga supra struktur politik

adalah:

1) Presiden dan Wakil Presiden yang berfungsi sebagai kepala negara.

2) Menteri-Menteri yang diketuai oleh Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.

3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif yang bertugas

membuat undang-undang serta mengawasi jalannya pemerintahan. Pemerintah bertanggung

jawab kepada DPR.

4) Mahkamah Agung yaitu lembaga kekuasaan kehakiman yang tertinggi dalam negara.

5) Dewan Pengawas Keuangan, yaitu lembaga yang berwenang memeriksa keuangan negara yang

dijalankan oleh pemerintah.

Pada masa pemerintahan Orde lama supra struktur politik sesuai dengan UUD 1945, namun

tidak dibentuk melalui pemilihan umum. Di samping itu keenam lembaga negara dikendalikan

sepenuhnya oleh kelembagaan Presiden. Lembaga lain sepeperti MPR, DPR dan MA di bawah

kepemimpinan Presiden.

Pada Masa Orde Baru lembaga tertinggi dan tinggi negara telah terbentuk melalui pemilihan

umum yang berlangsung secara berkala (5 tahun sekali)

Setelah UUD 1945 dilakukan perubahan sebanyak empat kali, pelaksanaan demokrasi

berlandasan kepada pokok-pokok pemerintahan negara sebagai berikut:

1) Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)

2) Kedaulatan ditangan rakyat dan dilasanakan menurut undang-undang dasar (pasal 1 ayat 2)

3) Majlelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri dari anggota DPR dan DPD mengubah dan

menetapkan Undang-Undang Dasar, melantik dan memperhentikan Presiden menurut undang-

undang dasar. (pasal 3)

4) Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar. Presiden berhak

mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Presiden dipilih langsung oleh rakyat,

dan memegang jabatan selama 5 tahun dan dapat dipilih satu kali lagi (lihat pasal 4 –7).

5) Presiden dapat diberhentikan MPR setelah diputuskan bersalah melanggar undang-undang

dasar oleh Mahkamah Konstitusi. Presiden tidak dapat membekukan DPR (pasal 7B dan C).

6) Presiden memegang kekuasaan sebagai kepada negara, membentuk Dewan Pertimbangan,

mengangkat para menteri, membentuk dan membubarkan kementerian menurut undang-undang

(lihat pasal 10-17).

34

Page 35: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

7) Pemerintah Daerah bersifat otonom yang diatur dengan undang-undang (lihat pasal 18 dan

18A dan B).

8) DPR memegang kuasa membuat undang-undang, memiliki fungsi legislasi, anggran dan

pengawasan (pasal 20 dan 20A).

9) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mempunyai kekuasan membuat undang-undang yang

berkaitan dengan otonomi daerah (pasal 22D).

10) Pemilihan Umum dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil

(LUBER-JURDIL), yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat mandiri.

(pasal 22E).

11) Badan Pemeriksa Keuangan adalah badan yang bebas dan mandiri yang anggotanya dipilih

oleh DPR dan dilantik oleh Presiden, serta mempunyai wakil di daerah-daerah.

12) Kekuasaan Kehakiman bersifat merdeka yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung,

Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

Lihat dan amatilah struktur kelembagaan negara kita setelah Perubahan UUD 1945 sebagai

pelaksaan demokrasi di masa reformasi dan coba bandingkan dengan masa sebelumnya!

Kelembagaan Negara Setelah Perubahan UUD 1945

Legislatif Eksekutif Yudikatif

2. Infra Struktur Politik di Indonesia

Menurut UU No. 10 tahun 2008 tentang Partai Politik, yang dimaksuk Partai Politik

adalah setiap organisasi yang dibentuk oleh warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas

35

Struktur Ketatanegaraan

UUD 1945

BPK MPR

DPR DPD

Presiden

Wa. Presiden

Kekuasan Kehakiman

MK MA KY

Page 36: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

dasar persamaan kehendak untuk memperjuangkan baik kepentingan anggotanya maupun bangsa

dan negara melalui pemilihan umum.

Jadi tujuan partai politik adalah mengembangkan kehidupan demokrasi dan memperjuangkan cita-

cita para anggotanya dalam kehidupan bernegara. Fungsi Partai Politik adalah:

a. Fungsi sosialisasi politik, yaitu melaksanakan pendidikan politik.

b. Fungsi partisipasi politik, yaitu menyerap, menyalurkan dan memperjuangkan kepentingan

masyarakat.

c. Fungsi rekrutmen politik yaitu kegiatan mencari dan mempersiapkan anggota masyarakat

untuk mengisi jabatan-jabatan politik (Presiden, Gubernur, Bupati, Wali Kota dll.) sesuai

dengan mekanisme demokrasi.

d. Fungsi pemandu kepentingan, yaitu lembaga demokrasi merupakan wahana kegiatan

menyatakan dukungan dan tuntutan proses politik

e. Fungsi komunikasi politik, menyalurkan informasi dan keinginan timbal balik antara rakyat

dengan pemerintah.

f. Fungsi pengendali konflik, yaitu turut memecahakan dan menyelesaikan perselisihan antara

berbagai kelompok dan golongan dalam masyarakat.

g. Fungsi kontrol politik, yaitu kegiatan mengontrol kekuatan yang dijalankan oleh pemerintah

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Setiap negara mempunyai infra struktur politik yang berbeda-beda, di Indonesia secara

umum terdiri atas:

1. Partai Politik.

Munculnya organisasi modern di awal abad kedua puluh yang ditandai dengan lahirnya

pergerakan Budi Utomo, Serikat Islam dapat disebut sebagai pertanda lahirnya partai pertama di

Indonesia, selanjutnya berdirilah partai-partai politik lain,

Setelah kemerdekaan tradisi partai politik di Indonesia dimulai dengan munculnya usul

yang diajukan oleh BPKNIP untuk berfungsi sebagai parlemen yang disampaikan kepada

pemerintah. Usul itu menuntuk kepada pemerintah untuk memberikan kesempatan seluas-

luaskannya kepada masuyarakat mendirikan partai politik demi mempertahankan kemerdekaan.

Pada tanggal 3 Nopember 1945 keluarlah Maklumat Pemerintah yang ditandatangai oleh Wakil

Presiden Moh. Hatta. Maka tumbulah partai politik seperti cendawan tumbuh, menurut Alfian

partai politik tersebut dalam digolongan kepada:

36

Page 37: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

a. Aliran nasionalis, yaitu PNI, PRN, PIR Hazairin, Parindra, Partai Buruh, SKI, PIR-

Wongsonegoro dll.

b. Partai Islam, seperti Masjumi, NU, PSII dan Perti

c. Aliran Komunis, seperti PKI, SOBSI dan BTI

d. Aliran Sosialis, sperti PSI, GTI dll.

e. Aliran Kristen/Nasrani, sperti Partai Katolik dan Parkindo.

Pegelompokan itu juga tak lepas dari kekuatan Jepang yang membagi aliran dalam politik

Indonesia kepada golongan Nasional opportunis, Nasional Islam dan Komunis/Sosialis.

Partai Politik di masa demokrasi Liberal pada tahun 1950an mendapat kesempatan secara

bebas untuk masuk kepada pemerintahan, namun belum adanya partai yang memiliki dukungan

nrakyat secara mayoritas, maka konflik-konflik dan pertentangan ideologi mulai memuncak.

Setelah Pemilu 1955 ditemukan peta kekuatan politik, yaitu Partai beraliran nasionalis (27,6%),

Beraliran Islam (45,2%), beraliran komunis (15,2%) dan sisanya dari aliran Kristen dan Sosialis.

Ekses negatif dari peranan partai politik masa demokrasi liberal adalah kedudukan pemerintah

labil, kesempatan yang kurang bagi pemerintah untuk melaksanakan programnya, keputusan politik

dilakukan melalui perhitungan voting, oposisi yang menampakan citra negatif dan iklim kebabasan

membuka peluang terbentuknya partai-partai baru.

Partai politik di masa demokrasi terpimpin (Orde lama) memberikan kesempatan kepada

Presiden Sukarno dan Militer serta Partai Komunis untuk lebih berkuasa, hal ini disebabkan oleh

kestabilan nasional yang terganggu sehingga Presiden mengeluarkan pengumunan negara dalam

keadaan perang (SOB). Pada pemerintahan Sukarno ada kecenderungan untuk menguburkan partai

politik termasuk PNI yang didirikannya karena selalu menimbulkan konflik. Besarnya pengaruh

Sukarno sehingga partai politik tidak berdaya, akan tetapi demokrasi terpimpin yang dilaksanakan

ternyata yang ada hanya terpinpinnya saja, sedangkan demokrasinya hilang..

Partai politik di masa Orde Baru, kegagalan G30S/PKI telah mengakhiri demokrasi

terpimpin. Orde Baru melakukan pembaharuan politik. Pemilu 1971 terbentuk peta politik 9 partai

politik dan satu Golkar, yaitu Golkar (62,8%, NU (18,67%), Parmusi (7,36%), PNI (6,94%), PSII

(2,39%), Parkindo (1,34%), Katholik (1,11%) dan Perti (0,7%).. Orde Baru cenderung memisahkan

politik dengan ekonomi, keterlibatan ABRI dalam politik erat kaitannya dengan Dwi Fungsi

dimana peranan kaum sipil kurang mampu mengatasi krisis, Golkar merupakan kepanjangan

tangan militer di lembaga sipil sehingga kedudukan partai politik semakin terdesak. Di samping itu

37

Page 38: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Golkar dengan dukungan militer memobilisasi organisasi fungsional masyarakat untuk

mendukungnya sehingga semakin melemahnya posisi partai politik. Semenjak Pemilu 1977 partai

politik disederhanakan menjadi dua (PPP dan PDI) dan Golkar, kemudian pada pemilu 1987

semua partai harus berasaskan Pancasila sehingga PPP yang beraliran Islam ditinggalkan banyak

pendukung tradisonalnya, sedangkan kelompok kritis yang menghendaki pembaharuan politik

mulai mendukung PDI.

Partai politik di masa Reformasi 1998, telah membuka peluang masyarakat mendirikan

partai, sehingga menghadapi Pemilu 1999 hadir partai politik sebanyak 48 Partai, namun tidak satu

mencapai kursi mayoritas, diantara lima besar adalah PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PKB dan

PAN. Suatu hal masih belum berubah dalam budaya politik Indonesia adalah masih kuatnya

budaya politik primordial, masyarakat masih menggantungkan aspirasi politiknya kepada tokoh

karsimatik sehingga alam kebebasan belum dapat membuka jalan kearah demokratisasi.

Dalam menghadapai pemilihan umum tahun 2004 jumlah partai politik yang menjadi

peserta pemilihan umum sudah berkurang, yaitu 24 partai politik. Namun tidak ada partai yang

menguasai mayoritas di DPR, terdapat beberapa partai yang mempunyai dukungan yang cukup

untuk lolos ke pemilihan umum 2009, yaitu Partai Golkar, PDIP, PPP, PAN, PKB, Partai

Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.

2. Lembaga Swadaya Masyarakat

Dalam suatu sistem politik negara modern yang bersifat demokratis usaha untuk mewujudkan asas

kedaulatan rakyat secara efektif dan efesian adalah melalui pengorganisasian aspirasi masyrakat

yang dapat dibedakan atas:

a. Organisasi yang memngkhususkan diri berperan dalam menentukan keputusan-keputusan

kenegaraan di lembaga perwakilan (DPR) yang kemudian disebut partai politik.

b. Organisasi yang memperlancar pelaksanaan aspirasi masyarakat dalam salah satu aspek

kehidupan yang kemudian disebut organisasi non-politik atau disebut juga sebagai lembaga

Swadaya Masyarakat. (LSM).

LSM secara luas meliputi seluruh Organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh anggota

masyarakat warga negara indonesia untuk berperan serta di dalam sistem politik negara. Pada

hakikatnya LSM tidak memiliki aktifitas politik secara langsung di lembaga perwakilan rakyat.

38

Page 39: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

Namun secara tidak langsung LSM dapat mempunyai hubungan (komunikasi ) politik dengan DPR

sesuai dengan bidang kegiatanya.

Dalam suatu istilah yang umum LSM disebut sebagai kelompok penekan (Pressure group),

yaitu kelompok yang secara formal tidak berperan dalam kegiatan politik praktis, namun tetap

melaksanakan kegiatan politik itu secara tidak alngsung. Dalam suatu masyarakat demokrasi liberal

kelompok penekan itu adalah golongan kepentingan (interst group) yang keinginan agar

kepentingannya tetap diperhatikan dalam pengambilan keputusan kenegaraan. Dalam negara

semenjak reformasi LSM secara bebas mempengaruhi DPR dalam pengabilan keputusan, seperti

banyak LSM atau organisasi masyasrakat melakukan pendekatan ke DPR dan bahkan melakukan

unjuk rasa agar kepentingannya diakomodir dalam penbuatan undang-undang. Maraknya

demonstrasi pro dan kontar pada tahun 2005 terhadap rancangan undang-undang Anti Porno grafi

dan Porno aksi yang akan diputuskan di DPR adalah karena dukungan atau tekanan dari

kepentingan LSM dalam masyarakat.

Dalam suatu negara demokrasi LSM dapat menjadi ujung tombak perubahan sistem politik

suatu negara, karena dia berhubungan secara langsung dengan aspirasi masyarakat. Beberapa

faktor yang menyebabkan LSM lebih dekat dengan aspirasi masyarakat adalah:

a. Pembentukan LSM tidak membutukan persyaratan yang lebih ketat seperti pembentukan

Parti Politik, khususnya dari segi jumlah keanggotaan.

b. Kegiatan LSM sangat bersentuhan dengan kegiatan sehari-hari dalam masyarakat, seperti

LSM yang bergerak dalam amal sosial.

c. LSM memiliki akar budaya yang lebih kuat di dalam struktur masyarakat.

d. LSM dalam masyarakat Indonesia lebih otonom, dapat hidup dalam rejim pemerintahan

yang berbeda.

Cobalah amati organisasi masyarakat Muhammadiyah yang dirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada

zaman Belanda, masih tetap kuat samapi saat ini karena suatu LSM yang besar dan otonom yang

tidak tergantung kepada irama kekuasaan pemerintahan. Begitu juga Nahdatul Ulama dengan

jumlah anggotanya puluhan juta yang juga dirikan semenjak zaman Belanda , tetap kuat sampai

saat ini karena sifat otonom dan berakar dalam sistem budaya dan kepercayaan masyarakat. Kedua

organisasi masyarakat ini secara tidak langsung tidak terlibat dalam kegiatan politik, namun

anggotanya adalah elit politik di dalam partai dan DPR, sehingga kepentingannya secara tidak

39

Page 40: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

langsung dapat mewarnai keputusan-keputusan politik yang dibuat dalam lembaga legislatif

(DPR).

Dalam masyarakat demokratis menjamurnya jumlah LSM sebagai perwujudan dari

kebebasan seseorang warga negara dalam berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lissan dan tulisan, sesuai dengan Pasal 28 UUD 1945. dalam masyarakat Indonesia LSM tumbuh

dan berkembang suatu dengan bidang kegiatannya, seperti bidang kegiatan keagamaan dan sosial,

bidang perburuhan, bidang lingkungan, pendidikan dan sebagainya. Berikut ini jenis-jenis kegiatan

LSM, yaitu:

a. Organisasi profesi, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia, (PGRI) , Persatuan

Wartawan Indonesia (PWI), Persatuan Insinyur Indonesia PII), Persatuan Dokter Indonesia

(PDI) dll.

b. Organisasi Para Pekerja, sperti Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. (SPSI).

c. Asosiasi Veteran, seperti Legium Veteran Republik Indonesia.

d. Gerakan Pemuda, seperti Komite Nasional Indonesia Pusat (KNPI), Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) dll.

e. Gerakan Wanita, seperti Komite Wanita Indonesia (Kowani).

f. Kelompok Ideologi dan agama, seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadyah.

H. Peran serta dan orientasi politik rakyat terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Pengaruh sikap dan orientasi politik rakyat terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, dalam realitasnya tidak bisa terlepas dari budaya politik yang berkembang di masyarakat

sesuai dengan masanya. Walaupun dewasa ini sudah banyak negara yang menanggalkan sistem politik

yang dianggap tidak cocok, namun dalam prakteknya perilaku dan sikap para elit politik dan pejabat

negara masih ada yang menerapkan budaya-budaya politik yang ada dan pernah ada.

Ketika Suharto berkuasa, budaya politik “ sendiko dawuh”, “ atas petunjuk bapak.....” seakan

sudah melekat pada sikap dan perilaku elit politik dan pejabat negara saat itu. Hal ini disebabkan oleh

kekuatan tertentu yang dimiliki penguasa saat itu, seperti kharismatik, kekuatan penguasa yang

didukung oleh militer, kaum cendekiawan, kaum pengusaha/kapitalis dan mungkin rakyat karena

tekanan secara formal maupun non formal. Sehingga sikap dan orientasi politik rakyat dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara mengikuti kemauan para penguasa dan elit politik pengambil keputusan

40

Page 41: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

negara. Hal ini bisa didukung sepenuhnya oleh rakyat, karena ekonomi rakyat saat itu mampu

memberikan kesejahteraan, keamanan dan rasa tentram. .

Selanjutnya seperti kita dengar sebelum pidato kenegaraan menjelang tanggal 17 Agustus 2006

oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, elit politik yaitu Megawati menegaskan kepada elit politik

dan kader-kadernya untuk tidak menggunakan interupsi ketika pidato kenegaraan walaupun itu dijamin

oleh peraturan perundang-undangan. Hal ini sangat dipatuhi penuh oleh para elit politik dan kader-

kadernya, siapa melanggar seakan melawan terhadap elit politik di atasnya. Ini menunjukkan bahwa

pengaruh dan sikap politik rakyat para kader-kader masih mengikuti pola politik kaula. Namun juga

perlu disadari bahwa pola semacam itu sifatnya komtemporer, tidak tetap dan selalu berubah-ubah

karena situasi dan kondisi.

Dengan demikian pengaruh sikap dan orientasi rakyat Indonesia terhadap kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih tunduk pada instruksi elit politik. Hal ini bisa tejadi

karena dipengaruhi oleh budaya politik keningratan ”ewuh pakewuh ” atau ” sungkanism”, yaitu suatu

sikap politik yang apabila berbeda pendapat, hanya disimpan, tidak berani berbicara/mengemukakan

pendapat dan apabila berani dianggap perlawanan/pembangkangan. Tentu saja dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di era demokrasi justru bertentangan dengan nilai-nilai

demokrasi itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Bahmueller dalam Untari (2006), bahwa tegaknya

demokrasi dipengaruhi oleh (1) faktor ekonomi, (2) sosial dan politik, serta (3) budaya dan sejarah.

41

Page 42: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

BAB III

KESIMPULAN

sistem politik ialah kumpulan pendapat-pendapat, prinsip-prinsip dan lain-lain yang membentuk

suatu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan secara

melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur hubungan antara individu atau

kelompok individu satu sama lain dengan negara dan hubungan negara dengan negara.

Sistem pemerintahan ialah suatu sistem yang membicarakan bagaimana hubungan lembaga negara

dari suatu pemerintahan. Secara umum alat perlengkapan lembaga negara meliputi: (1) lembaga legislatif,

(2) eksekutif, (3) yudikatif dan (4) lembaga lain yang merupakan alat perlengkapan negara seperti BPK,

KPU, Komisi Yudisial, dsb.

Dengan demikian disimpulkan bahwa sistem pemerintahan terkait dengan sistem politik,

mengingat sistem politik terkait dengan (1) sistem pemerintahan dan (2) sistem kekuasaan. yang mengatur

hubungan antara individu-individu atau kelompok individu yang satu dengan lainnya dan dengan negara

serta hubungan negara dengan negara.

42

Page 43: BAB I - Arofahdeira healthy and travelling | travelling and … · Web viewCara mengatur/memerintah terkait dengan suatu sistem. Sistem pemerintah menjelaskan bagaimana hubungan antara

DAFTAR PUSTAKA.

Adisubrata, Winarna Surya, 2002. Etika Pemerintahan. Yogjakarta: UPP AMP YKPN.

Alhaj, dkk. 2001. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Univeritas Terbuka.

Easton, David, 1965. A System Analysis of Political Life. Ohn Wiley & Sons Inc., New York – London – Sidney.

Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Lab IPS & PMP, 1991. Tata Negara, Jilid 2. Malang: PPPG IPS dan PMP Malang.

Laboratorium Pancasila, 2001, Bangsa Indonesia Dalam Dinamika Reofrmasi. Harapan dan Tantangan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Mas’oed, Mohtar, 1986. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sukarna, 1979. Sistem Poltik. Bandung: Alumni.

Syafiie, Inu Kencana, 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

43