7
MAKALAH DIAGNOSIS CERUMEN POLIKLINIK THT ( TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN ) BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO DISUSUN OLEH KELOMPOK A – IV 1. Alfians R Belian Ali 2. Amalia Eveline Laisina 3. Wustha Bachruddin 4. Siti Baroka 5. Reza Pahlevi Ramadi 6. Christian Marcelino Mailool 7. Vanda L. Walansendow 8. Monalisa Sumangando 9. Sefrita Mailangkay 10. Stevany Ribka Karepowan 11. Henny Tambengi 12. Kalalo Ribka Novita 13. Kimberly Kolanus 14. Eva Chintya Mawikere Nama-nama : UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN MANADO 2014

BAB I cerumen (y)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUgas Individu

Citation preview

Page 1: BAB I cerumen (y)

MAKALAH

DIAGNOSIS CERUMEN

POLIKLINIK THT ( TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN )

BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO

DISUSUN OLEH

KELOMPOK A – IV

1. Alfians R Belian Ali

2. Amalia Eveline Laisina

3. Wustha Bachruddin

4. Siti Baroka

5. Reza Pahlevi Ramadi

6. Christian Marcelino Mailool

7. Vanda L. Walansendow

8. Monalisa Sumangando

9. Sefrita Mailangkay

10. Stevany Ribka Karepowan

11. Henny Tambengi

12. Kalalo Ribka Novita

13. Kimberly Kolanus

14. Eva Chintya Mawikere

Nama-nama :

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

MANADO 2014

Page 2: BAB I cerumen (y)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang

mencakup pelayanan bio-psiko-sosio dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan

kepada individu, keluarga serta masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat,

keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care and caring

menyangkut upaya memperlakukan klienss secara manusiawi dan utuh sebagai manusia

yang berbeda dari manusia lainnya dan kita ketahui manusia terdiri dari berbagai sistem

yang saling menunjang, di antara sistem tersebut adalah sistem persepsi sensori

(Handayani, 2008).

Telinga luar terdiri dari aurikula atau pinna dan kanalis auditoris eksternus, di

pisahkan oleh telinga tengah oleh struktur seperti cakram yang di namakan mambran

timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi

mata. Aurikulus melekat kesisi kepala oleh kulit tersusun terutama oleh kartilago

kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga ( Hyaifuddin, 2009).

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, efitel kulit

yang terlepas dan partikel debu. Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga

luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini.

konsistensinya biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. Di pengaruhi oleh faktor

keturunan, iklim, usia dan keadaan lingkungan. Serumen dapat keluar sendiri dari liang

telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah mambran timpani menuju

keluar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah ( Alfian, 2007).

Impaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan

serumen diliang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang terganggu ( Elizabeth,

2008).

Dunia, menurut perkiraan WHO pada tahun 2005 terdapat 278 juta orang menderita

impaksi serumen, 75 - 140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara. Sedangkan pada

anak-anak , terdapat 0,1 – 0,2% menderita impaksi serumen.

1.2 Tujuan Khusus

1) Mahasiswa dapat mengetahui konsep medis cerumen

2) Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan cerumen

Page 3: BAB I cerumen (y)

1.3 Tujuan Umum

Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan CI poli THT

1.4 Rumusan Maslah

1) Bagaimana konsep medis cerumen?

2) Bagaimana asuhan keperawatan cerumen?

Page 4: BAB I cerumen (y)

BAB II

TINJAUAN MEDIS

2.1 Definisi

Serumen adalah sekret klenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada bagian

kartilaginosa lian telinga. Sumabtan serumen adalah suatu keadaan dimana serumen

sedemikian rupa sehingga mengganggu pendengaran penderita.

2.2 Etiologi

Penyebab dari penyumbatan serumen biasanya kemasukan air sehingga timbul rasa

tidak enak atau gatal. Penyebab lainnya dikarenakan sebagian orang ridak

membersihkan telinga dengan teratur.

2.3 Tanda dan Gejala

Adanya serumen, walaupun merupakan sekresi yang normal dapat menyebabkan:

gangguan pendengaran

nyeri telinga

keluarnya cairan

fertigo

Jumlah dan kosistensinya beragam sehingga harus membersihkan telinganya

(mengirigasi) pada saat-saat tertentu secara teratur

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Ketajaman auditorius : Pendengaran pasien dapat disaring dengan mengkaji

kemampuan pasien mendengarkan bisikan kata atau detakan jam tangan

Penggunaan uji weber dan rine : Memungkinkan membedakan kehilangan

akibat konduktif dengan kehilangan sensori neura. Uji weber memanfaatkan

konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi udara. Ujia weber berguna

untuk kasus kehilangan pendengaran uni lateral.

2.5 Penatalaksanaan

Pengeluaran serumen harus dilakukan dalam keadaan terlihat jelas. Bia serumen cair,

maka dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.

Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait, sedangkan bila sukar dibersihkan

dapat diberikan tetes telinga karbogliserin 10% selama tiga hari untuk melunakannya.

Bila serumen terlalu dalam, sehingga mendekati membran timpani, dilakukan irigasi

tellinga dengan air yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh agar tidak timbul fertigo.

Jika terdapat perforasi atau riwayat perforasi tidak boleh di irigasi.

Page 5: BAB I cerumen (y)