4
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seorang geophysics engineering harus dapat melakukan eksplorasi. Dalam bidang eksplorasi, salah satu metode geofisika yang paling popular digunakan adalah metode seismik. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan kedalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan source seismik ( palu, dynamit, dll). Metode seismik ada 2 yaitu seismik refleksi dan seismik refraksi. Seismik refraksi merupakan salah satu dari metode seismik aktif yang bekerja berdasarkan gelombang seismik yang direfraksikan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan. Praktikum ini hanya menggunakan metode seismik refraksi. Seismik Refraksi dipergunakan untuk mendeteksi batuan atau lapisan yang letaknya cukup dangkal dan untuk mengetahui lapisan tanah penutup (overburden). Metode- metode yang digunakan dalam seismik refraksi adalah metode T-X, metode delay time, metode plus minus, metode GRM, metode hagiwara dan metode masuda.

Bab i Dan III Lap Resmi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i Dan III Lap Resmi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seorang geophysics engineering harus dapat melakukan eksplorasi. Dalam

bidang eksplorasi, salah satu metode geofisika yang paling popular digunakan adalah

metode seismik. Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi

eksplorasi yang dikelompokkan kedalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran

dilakukan dengan menggunakan source seismik ( palu, dynamit, dll). Metode seismik

ada 2 yaitu seismik refleksi dan seismik refraksi. Seismik refraksi merupakan salah

satu dari metode seismik aktif yang bekerja berdasarkan gelombang seismik yang

direfraksikan mengikuti lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan.

Praktikum ini hanya menggunakan metode seismik refraksi. Seismik Refraksi

dipergunakan untuk mendeteksi batuan atau lapisan yang letaknya cukup dangkal dan

untuk mengetahui lapisan tanah penutup (overburden). Metode- metode yang

digunakan dalam seismik refraksi adalah metode T-X, metode delay time, metode

plus minus, metode GRM, metode hagiwara dan metode masuda.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum seismik refraksi ini adalah agar praktikan dapat

mengerti dan paham mengenai prinsip kerja metode seismik refraksi serta dapat

mengaplikasikan di lapangan.

Tujuan dari praktikum seismik refraksi ini adalah agar praktikan dapat

melakukan akuisisi data seismik refraksi di lapangan, pengolahan data dengan benar

dan metode-metode seismik refraksi.

Page 2: Bab i Dan III Lap Resmi

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti dan menyelesaikan kegiatan praktikum seismik refraksi

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Praktikan telah menguasai cara maupun teknik yang tepat dalam melakukan

akusisi data lapangan serta dapat melakukan pengolahan data seismik refraksi

dengan benar.

Metode T-X merupakan metode yang paling sederhana dan hasilnya relatif cukup

kasar, kedalaman lapisan hanya diperoleh pada titik-titik tertentu saja, namun

demikian untuk system perlapisan yang cukup homogen dan relatif rata mampu

memberikan hasil yang memadai (dengan kesalahan relatif kecil).

Metode ABC merupakan perkembangan dari metode T – X lapisan datar dengan

menggunakan pola pernembakan bolak balik (forward dan reverse shot).

Metode GRM merupakan turunan terakhir dari metode Delay Time yang

memetakan lapisan bawah permukaan dengan tingkat kekerasan dan undulasi

refraktor yang tinggi .

Metode yang digunakan dalam perangkat lunak tersebut untuk menetapkan

ketebalan lapisan pertama adalah metode plus minus Hagedorn (1959), yang

meliputi analisis Plus waktu untuk kedalaman analisa dan waktu analisis minus

untuk penentuan kecepatan (van Ovemeeran,1987). 

Metode Hagiwara merupakan metode waktu tunda yang berdasarkan asumsi

bahwa undulasi bawah permukaan tidak terlalu besar, atau sudut kemiringan

mendekati nol atau (20o).

Metode Masuda merupakan pengembangan dari metode Hagiwara untuk model

kasus tiga lapisan

Page 3: Bab i Dan III Lap Resmi

III.2 Saran

Dalam melakukan akuisisi data, picking, pengolahan dan interpretasi data baik

menggunakan software atauupun manual harus dilakukan dengan cermat dan teliti

karena apabila terdapat kekeliruan akan menyulitkan kita dalam interpretasi karena

hasil yang didapat tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.