29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, dikenal dua macam bakteri berdasarkan peranannya, yaitu ada bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan terutama bagi kesehatan. Supaya terhindar dari bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit), kita perlu melakukan sterilisasi yaitu pembebasan atau pencucian alat-alat dan bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme lain serta kotoran-kotoran yang berpotensi membawa penyakit. Industri pangan merupakan industri yang berhubungan dengan pengolahan bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Kebersihan dan kesterilan alat yang digunakan untuk pengolahan alat-alat yang dipakai untuk pengolahan bahan makanan tersebut. Itu merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh bakteri/mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan –bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.

BAB I edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I edit

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia, dikenal dua macam bakteri berdasarkan

peranannya, yaitu ada bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan

terutama bagi kesehatan. Supaya terhindar dari bakteri patogen (bakteri penyebab

penyakit), kita perlu melakukan sterilisasi yaitu pembebasan atau pencucian alat-

alat dan bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme lain serta kotoran-

kotoran yang berpotensi membawa penyakit.

Industri pangan merupakan industri yang berhubungan dengan pengolahan

bahan makanan yang dikonsumsi manusia. Kebersihan dan kesterilan alat yang

digunakan untuk pengolahan alat-alat yang dipakai untuk pengolahan bahan

makanan tersebut. Itu merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh

bakteri/mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba digunakan alat dan

medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat

atau bahan –bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pencucian dan sterilisasi alat industri makanan ini

adalah :

1. Mempelajari prinsip pencucian dan sterilisasi alat pada industr makanan

2. Mengetahui prinsip dan prosedur kerja autoklaf

3. Melihat dan mengamati pertumbuhan mikroba setelah proses sterilisasi

4. Mengetahui steril atau tidaknya suatu alat dan bahan hasil sterilisasi

5. Mengetahui murni atau tidaknya suatu biakan

Page 2: BAB I edit

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah pembebasan alat dan bahan makanan dari bakteri dan

mikroorganisme atau pencucian alat dan bahan makanan dari hama. Semua alat

dan bahan yang telah disterilkan harus dimasukkan ke dalam suatu tempat yang

tertutup rapat dan tidak terhubung dengan udara luar. Jika tidak tertutup, alat dan

bahan tersebut akan terkontaminasi oleh bakteri. Hal ini juga harus dilakukan

pada ruang operasi agar pasien operasi tidak terinfeksi bakteri.

Sterilisasi dapat dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat

dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pemanasan dan

penguapan. Pemanasan dapat dilakukan dengan memasukkan alat yang telah

dibersihkan kedalam oven dengan suhu 1800C selama 2 jam. Keadaan ini dapat

mematikan mikroorganisme dan spora. Selain itu pemanasan juga dapat dilakukan

dengan menggunakan alat pensteril yang disebut autoklaf.

2.2 Bakteri yang Merusak Bahan Makanan

a. Acetobacter

Merubah ethanol (alkohol) menjadi asam cuka sehingga merugikan

perusahaan anggur

b. Pseudomonas

Membentuk asam bongkrek (racun) pada tempe bongkrek

c. Clostridium botulinum

Penghasil racun makanan

2.3 Sterilisasi Alat

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi,

sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila

penanaman specimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan

Page 3: BAB I edit

3

tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang

berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi

dari alat-alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril

bila alat atau bahan tersebutbebas dari mikroba baik dalam bentuk begetatif

maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik

disebut sterilisasi.

Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari

alat/bahan yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai

berikut:

a. Pemanasan

Dengan pemanasan kering

Pembakaran

Alat yang digunakan adalah lampu spirtus/bunsen.

Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :

Memijarkan

Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk

alat-alat logam. Dengan cara ini seluruh

mikroorganisme termasuk spora dapat dibasmi

Menyalakan

Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung

pinset, bibir tabung, mulut Erlenmeyer) melalui

nyala api. Cara ini merupakan hal darurat daan tidak

memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang

melekat pada alat dengan pasti terbunuh

Dengan udara panas

Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering,

serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan

dengan udara panas digunakan untuk sterilisasi alat-alat

laboratorium dari gelas misalnya petri, tabung gelas, botol pipet

dan lain-lain. Cara ini juga digunakan untuk bahan-bahan minyak

dan powder seperti talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa

tidak dapat disterilkan dengan cara ini.

Page 4: BAB I edit

4

Dengan pemanasan basah

Dengan merebus

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting,

pinset, scalpel, jarum, spuit injeksi dengan cara direbus

dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.

Dengan uap air panas

Digunakan teruatama untuk mensterilkan media-media

yang akan mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan

sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklaf) ataupun

untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan

pemanasan 1000C selama 1 jam. Perlu diingat bahwa

dengan cara ini spora belum dimatikan, dan ada beberapa

media yang tidak tahan pada panas tersebut.

Dengan autoklaf

Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklaf, maka dapat

dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk

sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

Sterilisasi biasanya dijalankan untuk mencapai panas yang

diinginkan dengan cara menggunakan panas 1200C selama

10-70 menit tergantung kebutuhan.

b. Sterilisasi dengan penyinaran (radiasi)

Sterilisasi ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding tidak

dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letak terhadap jasad-

jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari

spectrum elektromagnetik misalnya sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-x,

dan juga sinar elektro cepat tinggi.

c. Sterilisasi dengan cara kimia (khemis)

Merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia.

Beberapa istilah yang perlu diketahui :

Desinfektan

Suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetative dan

jasad renik.

Page 5: BAB I edit

5

Antiseptik

Suatu bahan/zat yang dapat mencegah pertumbuhan dan kegiatan

jasad renik. Biasanya digunakan untuk tubuh.

Biosidal

Suatu zat yang aksinya dipakai untuk membunuh mikroorganisme.

Biostatik

Zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

Jenis peralatan yang dapat disterilkan:

Peralatan yang terbuat dari logam

Misalnya : pinset, gunting, dan speculum

Peralatan yang terbuat dari kaca

Misalnya : semprit (spuit), tabung kimia

Peralatan yang terbuat dari karet

Misalnya : sarung tangan, kateter

Peralatan yang terbuat dari ebonit

Misalnya : kanule rectum, kanule trachea

Peralatan yang terbuat dari email

Misalnya : bengkok (merbekken), baskom

Peralatan yang terbuat dari porselin

Misalnya : mangkok, cangkir, piring

Peralatan yang terbuat dari plastik

Misalnya : selang infus

Peralatan yang terbuat dari tenunan

Misalnya : kain kasa, tampon

2.4 Tahap Sterilisasi

Dalam pembuatan sediaan steril, tahap sterilisasi bertujuan untuk

menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu

produk dapat disterilkan dengan sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau

Page 6: BAB I edit

6

dengan cara aseptik (aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan,

yaitu :

1. Terminal Sterilization

Menurut PDA technical monograph dibagi menjadi 2 yaitu

Overkill Method

Metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas

pada suhu 1210c selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya

dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat organic.

Dasar pemilihan metode ini adalah karena lebih efisien, cepat dan

aman.

Bioburden sterilization

Suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring

terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di

beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi

lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10-6.

Dalam metode ini digunakan suatu zat yang dapat mengalami

degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yang sangat

tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan dextrose yang bila

dipanaskan dapat menghasilkan senyawa hidro methyl furfural

(HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik

2. Aseptic Processing

Metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter

khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi

dan dimasukkan ke dalam container steril dalam lingkungan terkontrol.

Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah terkontrol

sedemikian hingga kontaminai mikroba tetap berada pada level yang

dapat diterima (acceptable) dalam clear zone.

2.5 Autoklaf

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilkan

suatu benda dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15

lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf dimaksudkan

untuk meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan

Page 7: BAB I edit

7

membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh

endospora, yaitu sel resistem yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap

pemanasan, kekeringan dan antibiotic.

Pada saaat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan

akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.

Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan air, katup udara ditutup

sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan

yang sesuai. Maka proses sterilisasi dimulai dan timer akan mulai menghitung

waktu mundur.

Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan

dibiarkan turun hingga mencapai 0 psi. autoklaf tidak boleh dibuka sebelum

tekanan mencapai 0 psi. untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan

sempurna dapat digunakan spore kip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf

dan disterilkan. Setelah proses sterilissasi lalu ditumbuhkan pada media, jika

media tetap bening maka menujukkan autoklaf bekerja dengan baik.

Untuk mencegah terjadinya pencoklatan (media menjadi coklat) dan

hancurnya substrat pada saat sterilisasi dengan autoklaf dapat dilakukan

pencegahan dengan :

Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino

Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar

Media memiliki pH >7,5 dan jangan disterilkan dengan autoklaf

Tidak disterilkan larutan agar dengan pH < 6

Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total

volumenya.

Prinsip Autoklaf Laboratorium Teknologi Bioproses

Autoklaf merupakan suatu alat yang menerapkan fungsi pemanasan

dengan uap air panas bertekanan. Uap air jenuh yang akan digunakan adalah uap

air jenug yang bertekanan pada suhu 121oC. Cara ini dapat membunuh jasad

renik atau mikroorganisme karena uap panas dapat menyebabkan terjadinya

denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel.

Page 8: BAB I edit

8

Gambar 2.1 Autoklaf

Pada saat sumber panas dinyalakan, air di dalam autoklaf lama- kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk akan memdesak udara yang mengisi autokalaf. Setel;ah semua udara dalam autoklaf di ganti dengan air, katup udara ditutp sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu dan tekanan yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.

Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun hingga mencapai 0 Psi. Autuklaf tidak boleh di buka sebelum tekana mencapai 0 psi. Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapai digunakan spore strip dengan memasukkannya ke dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisasi selesai lalu ditumbuhkan pada media, jika media tetap bening maka menunjukkan bahwa autoklaf bekerja dengan baik.

Kelemahan autoklaf ini adalah perlunya penjagaan dan pengaturan proses serta panas secara manual selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi, keuntungan yang diberikan autokalf ini adalah :

Proses sederhana Harga relatif murah Tidak tergantung kepada suplai aliran listrik.

Page 9: BAB I edit

9

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan :

1. Autoklaf 1 unit

2. Botol sampel 2 unit

3. Pipet ukur 10 ml 3 unit

4. Cawan petri 3 unit

5. Tabung reaksi 3 unit

6. Lampu spiritus 1 unit

3.2 Bahan yang Digunakan

Bahan – bahan yang digunakan :

1. NaCl 9%

2. Media agar : NA, PDA

3.3 Parameter dan Variabel

3.3.1 Parameter yang ditetapkan :

Tekanan Autoklaf 15 psi

Temperatur autoklaf 1210C

Media yang digunakan PDA dan NA

Bahan yang digunakan air garam steril

Biakan murni jamur dan bakteri

Waktu sterilisasi 15 menit

3.3.2 Variabel :

Jumlah garam steril : 4 x pengenceran dalam 10 ml aquadest

Alat yang tidak steril

Page 10: BAB I edit

10

3.3.3 Parameter yang diamati :

Ada atau tidaknya mikroba pada alat steril

Ada atau tidaknya mikroba pada bahan steril

Murni atau tidaknya biakan murni yang dibuat

3.4 Prosedur Percobaan

Langkah percobaan pada pencucian dan sterilisasi alat industri makanan:

1. Sterilisasi alat dan bahan

a. Disterilkan semua area kerja

b. Dicuci dan dikeringkan semua alat yang akan disterilkan kemudian

dibungkus dengan aluminium foil

c. Ditutup dengan kapas bahan yang akan disterilkan dalam tabung

reaksi dan dalam Erlenmeyer kemudian dibungkus dengan

aluminium foil

d. Dimasukkan air sebanyak ± 1 liter ke dalam autoklaf

e. Disusun alat dan media yang akan disterilkan di atas ransang di

dalam autoklaf

f. Dibiarkan katup aliran udara dalam posisi terbuka

g. Dipanaskan hingga keluar uap pertama dari katup aliran udara pada

suhu 1210c dan tekanan 15 psi.

h. Dikencangkan tutup katup aliran udara dan dibiarkan/dipanaskan

selama ± 15 menit.

i. Dimatikan kompor dan ditunggu sampai dingin atau sama dengan

suhu kamar.

j. Dikeluarkan alat dan bahan yang telah distreilkan.

2. Uji sterilisasi bahan

a. Diencerkan air garam steril 1,25 ml dalam 10 ml larutan

(pengenceran 4 x)

b. Dipipet air garam stelah pengenceran sebanyak 1 ml ke dalam

cawan petri steril dan ditambahkan PDA/NA

c. Diputar supaya homogen dan kemudian cawan petri ditutup

d. Ditunggu hingga membentuk agar

Page 11: BAB I edit

11

e. Dibungkus cawan dengan aluminium foil dan posisinya dibalikkan

f. Diinkubasi pada suhu kamar

g. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi

3. Uji sterilisasi alat

a. Dimasukkan media agar PDA dan NA ke masing-masing cawan

petri steril dan kemudian ditutup

b. Ditunggu hingga membentuk agar

c. Diinkubasi pada suhu kamar

d. Dilakukan pengamatan terhadap hasil inkubasi

e. Diulangi langkah diatas untuk cawan petri yang tidak disterilkan

dalam autoklaf sebagai perbandingan

Page 12: BAB I edit

12

3.5 Blok Diagram

3.5.1 Sterilisasi Alat dan Bahan

Gambar 3.1 Blok Diagram Sterilisasi Alat dan Bahan

Pemanasan dan Pengringan

Pemanasan Autoklaf padaT=1210C, P= 15 Psi

Alat dan Bahan yang akan disterilisasi

Alat dan Bahan Steril

Pembungkusan

Penyusunan diatas ransang di dalam Autoklaf

Pemanasan hingga keluar uap pertama

Penutupan Katup Aliran Udara

Pembukaan Katup Aliran Udara dan Pendinginan hingga Suhu Kamar

Page 13: BAB I edit

13

3.5.2 Uji Sterilisasi Bahan

Gambar 3.2 Blok Diagram Uji Sterilisasi Bahan

Air Garam Steril 1 ml Media PDA : Jamur

Media NA : Bakteri

Cawan Petri

Pemutaran

Pendinginan

Inkubasi 2 x 24 jamT= suhu kamar

Pembungkusan

Pengamatan

Hasil Pengamatan

Page 14: BAB I edit

14

3.5.3 Uji Sterilisasi Alat

Gambar 3.3 Blok Diagram Uji Sterilisasi Alat

3.5.4 Pembuatan Biakan Murni

Gambar 3.4 Blok Diagram Pembuatan Biakan Murni

Penambahan ke dalam cawan petri steril

Pendinginan hingga terbentuk agar beku

Pengamatan

Inkubasi pada suhu kamar

Pembungkusan

Media agar (PDA,NA)

Hasil Pengamatan

Inokulasi ke agar miring steril dengan jarum ose

Sampel jamur dan bakteri

Inkubasi pada suhu kamar

Pengamatan

Hasil Pengamatan

Page 15: BAB I edit

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Sterilisasi Alat

4.1.1 Uji Sterilisasi Alat dengan penambahan PDA

Gambar 4.1 Hasil pengamatan steriilisasi alat dengan penambahan PDA

Berdasarkan hasil pengamatan uji kesterilan alat terhadap

mikroorganisme, khususnya jamur dengan menggunakan media PDA didapatkan

hasil bahwa alat tersebut steril dari jamur. Hal ini terlihat dari tidak adanya jamur

yang tumbuh pada media tersebut setelah diinkubaasi paada suhu kamar. Kondisi

ini sesuai dengan teori bahwa proses sterilisasi dengan mengunakan autoklaf

dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Gambar 4.2 Perbandingan alat yang tidak disterilkan dengan penambahan PDA

Page 16: BAB I edit

16

Gambar diatas adalah perbandingan untuk alat yang tidak disterilkan

dengan menggunakan media PDA. Berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil

bahwa pada alat yang tidak disterilkan akan tumbuh koloni jamur yang ditandai

dengan bercak-bercak putih medium PDA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat

yang tidak disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.

4.1.2 Uji Sterilisasi alat dengan penambahan NA

Gambar 4.3 Hasil pengaamatan sterilisai alat dengan penambahan NA

Berdasarkan hasil pengamatan uji kesterilan alat terhadap

mikroorganisme, khusunya bakteri dengan menggunakan media NA didapatkan

hasil bahwa alat tersebut tidak steril. Hal ini terlihat dari adanya koloni bakteri

yang tumbuh pada media yang ditandai dengan bercak-bercak putih. Kondisi ini

disebabkan oleh adanya kontaminasi dari udara yang mngandung bakteri pada

saat pengerjaan akibat tidak ditutupnya plastik incubator dan banyaknya praktikan

yang berada di area kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kondisi ligkungan

kerja yang tidak steril dapat mengakibatkan tumbuhnya koloni mikroorganisme

pada media.

Gambar 4.4 Perbandingan alat yang disterilkan dengan penambahan NA

Page 17: BAB I edit

17

Gambar di atas adalah perbandigan untuk alat yang tidak disterilkan

dengan media NA. berdasarkan gambar tersebut diperoleh hasil bahwa alat yang

tidak disterilkan akan tumbuh koloni bakteri yang ditandai dengan bercak-bercak

putih pada medium NA. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alat yang tidak

disterilkan dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.

4.2 Analisis Sterilisasi Bahan

4.2.1 Uji Sterilisasi Bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan PDA

Gambar 4.5 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan PDA

Berdasarkan hsil pengamatan uji sterilisasi bahan dengan penambahan

PDA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut tidak steril dari mikroorganisme,

khusunya jamur. Hal ini terlihat dari adanya dua koloni jamur yang tumbuh pada

medium PDA. Kontaminasi oleh jamur ini dapat terjadi pada saat pemindahan

media dan garam ke dalam cawan petri akibat banyaknya praktikan di sekitar area

kerja serta kurang memadainya jumlah lampu spiritus yang digunakan untuk

mensterilkan area kerja. Kondisi ini sesuai dengan teori baha bahan yang tidak

steril dapat di tumbuhi mikroorganisme.

Page 18: BAB I edit

18

4.2.2 Uji Sterilisasi bahan (pengenceran 4 x) dengan penambahan NA

Gambar 4.6 Hasil pengamatan sterilisasi bahan dengan penambahan NA

Berdasarkan hasil pengamatan uji dterilisasi bahan dengan penambahan

NA didapatkan hasil bahwa bahan tersebut steril dari mikroorganisme, khususnya

bakteri. Hal ini terlihat dari tidak adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media

tersebut setelah diinkubasi pada suhu kamar. Kondisi ini sesuai dengan teoti

bahwa proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dapat menghambat

pertumbuhan mikroorganisme.

4.3 Analisis Biakan Murni

4.3.1 Biakan Murni dari Roti Basi dengan Penambahan PDA

Gambar 4.7 Hasil pengamatan biakan dari roti basi dengan penambahan PDA

Berdasarkan hasil pengamatan dari roti basi dengan penambahan PDA

didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh tidak murni, yaitu Penicillim sp

yang berwarna kehijauan dan Monilia sp yang berwarna jingga. Kondisi ini dapat

disebabkan oleh tempat sampel roti basi yang disatukan dengan dengan sampel

Page 19: BAB I edit

19

tongkol jagung. Spora Monilia sp dari tongkol jagung dapat berpindah ke roti

akibat kontak langsu ng ataupun tertiup oleh angin. Hal inilah yang menyebabkan

biakan tersebut menjadi tidak murni.

4.3.2 Biakan Murni dari Acetobacter xylinum dengan penambahan NA

Gambaar 4.8 Hasil pengamatan biakan Acetobacter xylinum dengan penambahan

NA

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap biakan Acetobacter xylinum pada

medium NA didapatkan hasil bahwa biakan yang diperoleh murni, yaitu

Acetobacter xylinum. Hal ini ditandai oleh terbentuknya lapisan putih pada

permukaan medium yang merupakan koloni Acetibacter xylinum. Kondisi ini

sesuai dengan teori bahwa biakan murni akan terbentuk pada medium dan alat

yang steril dari kontamninan dengan penambahan koloni tunggal pada medium.

Page 20: BAB I edit

20

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Autoklaf adalah alat sterilisasi yang bekerja pada tekanan 15 psi dan

suhu 1210C selama 15-30 menit.

2. Cawan petri yang telah disterilkan dan ditambahkan PDA terbukti steril

dari mikroorganisme, khususnya jamur. Sedangkan cawan petri steril

dan ditambahlan NA terlihat ditumbuhi koloni bakteri

3. Cawan petri dan air garam yang telah disterilkan serta kemudian

ditambahkan NA terbukti steril dari mikroorganisme khususnya

bakteri. Sedangkan cawan petri dan garam steril yang ditambahkan

PDA terlihat ditumbuhi 2 koloni jamur.

4. Media Na digunakan untuk pertumbuhan bakteri sedangkan media PDA

untuk pertumbuhan jamur

5. Proses pengerjaan sterilisasi dengan autoklaf berlangsung tidak steril,

terbukti dari ditemukannya koloni jamur ataupun bakteri pada medium

pertumbuhan.

V.2 Saran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan percobaan

ini adalah sebagai berikut :

1. Saat inokulasi sebaiknya hanya 1 orang praktikan yang bekerja di ruang

steril untuk menjaga kesterilan lingkungan kerja

2. Untuk membuat biakan murni sebaiknya sampel yang akan dibiakkan

diletakkan pada tempat yang berbeda.

3. Saat bekerja sebaiknya digunakan APD yang lengkap dan kurangi

berbicara.