4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemorrhagic postpartum (HPP) adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir yang melewati batas fisiologis normal. Pada umumnya seorang ibu melahirkan akan mengeluarkan darah secara fisiologis sampai jumlah 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostasis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perdarahan yang mel ebihi 500 ml per vaginam dapat dikategorikan sebagai perdarahan postpartum, atau lebih dari 1000 setelah persalinan sesar (Prawirohardjo, 2008). Kemampuan seorang wanita untuk mengkompensasi akibat pedarahan tergantung pada status kesehatan sebelumnya. Berdasarkan waktu kejadiannya perdarahan postpartum dibagi dua yakni perdarahan postpartum dini terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir dan perdarahan postpartum lanjut terjadi setelah 24 jam sejak ba yi lahir (Campbell, 2006). Di negara maju angka kematian ibu sudah jauh menurun, namun perdarahan postpartum tetap menjadi penyebab utama kematian ibu di tempat lain.

BAB I-FIX

  • Upload
    kaysa3

  • View
    216

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hemorrhagic Post Partum

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hemorrhagic postpartum (HPP) adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir yang melewati batas fisiologis normal. Pada umumnya seorang ibu melahirkan akan mengeluarkan darah secara fisiologis sampai jumlah 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostasis.Dengandemikiandapatdikatakanbahwaperdarahanyangmelebihi500ml per vaginam dapat dikategorikan sebagai perdarahan postpartum, atau lebih dari 1000 setelah persalinan sesar (Prawirohardjo, 2008). Kemampuan seorang wanita untuk mengkompensasi akibat pedarahan tergantung pada status kesehatan sebelumnya. Berdasarkan waktukejadiannya perdarahanpostpartum dibagi dua yakni perdarahan postpartum dini terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahirdanperdarahanpostpartumlanjutterjadisetelah24jamsejakbayilahir (Campbell, 2006). Di negara maju angka kematian ibu sudah jauh menurun, namun perdarahan postpartum tetap menjadi penyebab utama kematian ibu di tempat lain. Hubungan langsung antara kehamilan dengan angka kematian ibu di Amerika Serikat adalah sekitar7-10 wanita per 100.000 kelahiran hidup (ACOG, 2005). Statistik Nasional menunjukkan bahwa sekitar 8% dari kematian ini disebabkan oleh perdarahan post partum. Di negara-negara industri, perdarahan post partum menduduki peringkat 3 dalam penyebab utamakematian ibu, bersama dengan emboli dan hipertensi. Di negara berkembang, beberapa negara memiliki angka kematian ibu di lebih dari 1000 wanitaper 100.000 kelahiran hidup. 25% dari kematian ibu disebabkan oleh perdarahan post partum, terhitung lebih dari 100.000 kematian maternal per tahun. American College of Obstetricians danGynecologists memperkirakan 140.000 kematian ibuper tahun atau 1 wanita setiap 4menit (ACOG, 2005). Pada kasus perdarahan terutama perdarahan pos partum, Atonia Uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jamsetelah kelahiran bayi (Cunningham, 2005). Dinegara berkembang lebih mungkin dipengaruhi oleh tingkat manajemen yang diberikan untuk wanita hamil karena kurangnya ketersediaan obat yang luas yang digunakan dalam manajemen aktif kala III. Beberapa faktor resiko terjadinya HPP antara yaitu Riwayat HPP sebelumnya ,solusio plasenta, terutama jika tidak terdeteksi kematian, plasenta previa , preeklamsia, pegangan berlebihan pada uterus (gemelli, polihidramnion), kelainan perdarahan sebelum kehamilan (Prawirohardjo, 2008). Layanan transfusi darah, pelayanan anestesi,dan kemampuan operasi juga berperan dalam penatalaksaan HPP.

1.2 TujuanLaporan kasus ini bertujuan untuk membahas satu pasien dengan HPP di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang, sehingga diketahui:1. Prosedur penegakan diagnosis HPP yang benar.1. Manajemen penatalaksanaan HPP serta prognosisnya

1.3 Manfaat Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat HPP dalam hal pelaksanaan anamnesa dan diagnosis serta merujuk yang benar dan tepat.

Sumber:American College of Obstetricians and Gynaecologist.Early PregnancyLoss.ACOG Technical Bulletin No. 212 American College ofObstetricians and Gynaecologist, 2005.

Cunningham, Gant, et al, 2005. Abortus. In : Obstetri Williams.Edisi 21.Jakarta : EGC, 950-965.

Campbell, Monga, 2006. Disorder of Early Pregnancy. In:InternationalStudents Edition: Gynaecology By Ten Teachers.18th edition.UK :Hodder Arnorld, 89-93.

Prawirohardjo, S.,2008. Perdarahan pada Kehamilan Muda. In: IlmuKebidanan.Edisi Keempat.Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 460-474.