6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya. Udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara agar dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dewasa ini udara yang bersih sangat sulit didapatkan terutama untuk daerah perkotaan seiring dengan perkembangan teknologi dan industri. Kontribusi pencemar terbesar berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik dan kegiatan rumah tangga sehingga dapat menyebabkan menurunnya kualitas udara akibat emisi polutan dari hasil pembakaran bahan bakar. Bahan pencemar udara yang ditimbulkan dapat berupa gas ataupun partikulat (Palar, 1994). Salah satu polutan yang dikeluarkan dari proses pembakaran bahan bakar adalah timbal (Pb). I-1

BAB I FIX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kemampuan timbal dalam menyerap timbal

Citation preview

Page 1: BAB I FIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 bahwa udara sebagai

sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup

lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan

kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup

lainnya. Udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian

pencemaran udara agar dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Dewasa ini udara yang bersih sangat sulit didapatkan terutama untuk daerah

perkotaan seiring dengan perkembangan teknologi dan industri. Kontribusi

pencemar terbesar berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, industri,

pembangkit listrik dan kegiatan rumah tangga sehingga dapat menyebabkan

menurunnya kualitas udara akibat emisi polutan dari hasil pembakaran bahan

bakar. Bahan pencemar udara yang ditimbulkan dapat berupa gas ataupun

partikulat (Palar, 1994). Salah satu polutan yang dikeluarkan dari proses

pembakaran bahan bakar adalah timbal (Pb).

Menurut Winarno (1993), timbal (Pb) merupakan racun syaraf (neuro toxin)

yang bersifat kumulatif, destruktif dan kontinu pada sistem haemofilik, kardio-

vaskuler dan ginjal. Seseorang yang telah menderita toksisitas timbal cenderung

menunjukkan gejala hiperaktif, mudah bosan, mudah terpengaruh, sulit ber-

konsentrasi terhadap lingkungannya termasuk pada pelajaran, serta akan menjadi

lamban dalam berfikir, biasanya orang akan mengalami keracunan timbal bila

mengkonsumsi timbal sekitar 0,2 sampai 2 mg/hari.

Salah satu upaya untuk mengurangi dampak polutan timbal yang diemisikan

oleh kendaraan bermotor adalah dengan membangun jalur-jalur hijau di sepanjang

jalan raya. Dari hasil penelitian Hidayati (1998) di kawasan industri Rungkut

Surabaya, diketahui bahwa pohon di sepanjang ruas jalan daerah perkotaan

I-1

Page 2: BAB I FIX

I-2

terpapar oleh timbal dalam jumlah yang cukup tinggi. Tinggi rendahnya kadar

timbal tergantung pada jenis tanaman yang berkaitan dengan morfologi daun.

Pohon Kiacret (Spathodea campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina

Syzygium) dan pohon Damar (Agathis Dammara) merupakan sebagian pohon

peneduh jalan yang sering dijumpai di sekitar jalan-jalan raya, terminal dan taman

terutama di kota-kota besar di indonesia, sehingga perlu dilakukan penelitian

mengenai peranan dari ketiga jenis tanaman yang biasa ditemui di sekitar jalan

terminal, dan taman tersebut sebagai penyerap timbal (Pb) di udara ambien.

Penelitian ini dilakukan di terminal Ledeng Kota Bandung, karena merupakan

tempat transit bagi beberapa trayek angkutan umum di Kota Bandung, juga sebagai

titik simpul dan tempat transit bagi sejumlah kendaraan angkutan umum antar

wilayah dari dan ke Kabupaten Subang, Kota Cimahi, dan wilayah Kabupaten

Bandung. Selain itu kemacetan juga sering terjadi di lokasi ini sehingga emisi yang

dikeluarkan oleh kendaraan akan lebih banyak dan penyerapan oleh pohon uji yang akan

dianalisis juga akan lebih besar.

1.2. Perumusan masalah

1. Apakah pohon Kiacret (Spathodea campanulata), pohon Pucuk Merah

(Oleina Syzygium) dan pohon Damar (Agathis Dammara) dapat menyerap

timbal (Pb) di udara ambien?

2. Seberapa besar timbal (Pb) yang dapat diserap di udara ambien oleh

pohon Kiacret (Spathodea campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina

Syzygium) dan pohon Damar (Agathis Dammara)?

3. Pohon manakah yang lebih efektif dalam menyerap timbal (Pb) di udara

ambien?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini untuk memberikan solusi alternatif penanaman

pohon di sekitar jalan raya, terminal dan taman kota dalam upaya mengurangi

pencemaran timbal (Pb) di udara ambien dengan mengetahui perbandingan

efektifitas penyerapan timbal (Pb) di udara ambien oleh pohon Kiacret (Spathodea

campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina Syzygium) dan pohon Damar (Agathis

Dammara).

Page 3: BAB I FIX

I-3

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektifitas pohon

Kiacret (Spathodea campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina Syzygium) dan

pohon Damar (Agthis Dammara) dalam menyerap timbal (Pb) di udara ambien.

1.4. Ruang lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini terkait efektifitas pohon Kiacret (Spathodea

campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina Syzygium) dan pohon Damar (Agathis

Dammara) dalam menyerap timbal (Pb) di udara ambien adalah:

1. Waktu pengujian lapangan dilakukan dua tahap masing-masing selama 24

jam, yaitu pada tanggal 4 dan 26 April 2015.

2. Pengujian ketiga pohon dilakukan di Terminal Ledeng Kota Bandung,

sedangkan untuk analisa sampel dilakukan di laboratorium.

3. Ketiga contoh uji yang dimaksud adalah pohon Kiacret (Spathodea

campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina Syzygium) dan pohon Damar

(Agathis Dammara) yang berumur 1,5 tahun. Ketiga contoh uji berada

didalam pot dan diletakkan di Terminal Ledeng dengan posisi berdekatan

di satu titik.

4. Sampel yang diambil hanya pada bagian daun dan jenis polutan yang

dianalisis adalah senyawa timbal (Pb).

5. Metode yang dipakai adalah destruksi basah dan alat yang digunakan

untuk mengukur kadar timbal yaitu AAS (Atomic Absorption

Spektrofotometri).

1.5. Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan pohon

Kiacret (Spathodea campanulata), pohon Pucuk Merah (Oleina Syzygium) dan

pohon Damar (Agathis Dammara) dalam menyerap timbal (Pb) di udara ambien,

penelitian ini juga dapat memberikan solusi alternatif pemilihan tanaman

penghijauan di sekitar jalan raya,terminal dan taman terutama di daerah

perkotaan yang padat transportasi dalam upaya mengurangi pencemaran timbal

(Pb) di udara ambien.

Page 4: BAB I FIX

I-4

1.6. Sistematika Penulisan

Pada penulisan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab pembahasan yang

meliputi:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang studi, perumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup studi,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan.

Bab II Gambaran Umum

Berisikan tentang kondisi terminal Ledeng Kota Bandung, jumlah

trayek angkutan di terminal Ledeng Kota Bandung dan kondisi

ruas jalan Setiabudhi.

Bab III Tinjauan Pustaka

Berisi tentang landasan teori-teori yang berhubungan dengan studi

penelitian.

Bab IV Metodologi Penelitian

Berisi tentang alat dan bahan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, metode pengambilan sampel, pengukuran sampel,

metode pengolahan dan analisis data.

Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan data yang diperoleh dari penelitian yang

dilakukan disertai dengan pembahasan dari permasalahan yang ada.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil penelitian serta pengembangan

untuk penelitian selanjutnya.