20
BAB III Asuhan Keperawatan Post Partum dengan Komplikasi : Infeksi Post Partum 1. Pengkajian A. Kaji Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama,suku bangsa, alamat. B. kaji riwayat kesehatan klien a.Keluhan utama : adanya nyeri,perubahan fungsi seksual, adanya luka, nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah yang kadang-kadar keluar dari vagina berbau tidak enak yang khas, luka yang barbau busuk, pengeluaran cairan kental, gangguan buang air kecil, terjadi perdarahan, b.Riwayat kesehatan sekarang : kembangkan dengan PQRST. c.Riwayat kehamilan dan persalinan : bayi besar, primi muda, perdarahan saat hamil, persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir,partus lama/kasep, choriamnionitis. d.Riwayat kesehatan dahulu : anemia, ketuban pecah dini, trauma, kontaminasi bakteri, kehilangan darah. e.Pemeriksaan fisik 1

BAB I, II-1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xghbkh

Citation preview

BAB IIIAsuhan Keperawatan Post Partum dengan Komplikasi : Infeksi Post Partum

1. Pengkajian

A. Kaji Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama,suku bangsa, alamat.

B. kaji riwayat kesehatan klien

a. Keluhan utama : adanya nyeri,perubahan fungsi seksual, adanya luka, nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah yang kadang-kadar keluar dari vagina berbau tidak enak yang khas, luka yang barbau busuk, pengeluaran cairan kental, gangguan buang air kecil, terjadi perdarahan,

b. Riwayat kesehatan sekarang : kembangkan dengan PQRST. c. Riwayat kehamilan dan persalinan : bayi besar, primi muda, perdarahan saat hamil, persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir,partus lama/kasep, choriamnionitis.

d. Riwayat kesehatan dahulu : anemia, ketuban pecah dini, trauma, kontaminasi bakteri, kehilangan darah.

e. Pemeriksaan fisik

a) Kaji Tekanan darah , frekuensi nadi, dan pernafasan setiap 2 hingga 4 jam. takikardia berhubungan dengan endometritis dan selulitis pada pelvic.

b) Kaji suhu tubuh setiap 4 jam, kecuali kalau nilainya meningkat, pemantauan dilakukan setiap 2 jam.

c) Kaji tinggi fundus, tonus, dan sensasi, catat setiap ketidaknyamanan, atau nyeri yang intensitasnya lebih tinggi dari yang dapat diantisipasi, dan catat nyeri setelah melahirkan yang berlangsung lama.

d) Inspeksi rambut pubis, distribusi, bandingkan dengan usia perkembangan klien .

e) Inspeksi kulit area pubis, adakah kemerahan, lesi, eritema, fisura, lekoplakia, dan eksoria.

f) Kaji labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pembengkakan ulkus, keluaran, nodul.

g) Kaji perineum setiap 8 jam. inspeksi perineum perlu dilakukan dengan menggunakan sumber cahaya yang cukup. Teknik pengkajian : suruh ibu untuk berbaring menyamping dengan ujung kaki sedikit diangkat dan diarahkan ke depan. setelah mengenakan sarung tangan sekali pakai, angkat bokong untuk memperlihatkan area perineum dan rectum. jika tidak terdapat lesi pasca episiotomy, maka kulit sekitar perineum seharusnya tampak utuh.

h) Kaji area episiotomi atau laserasi yang memembentuk sutura, bila terdapat kemerahan,edema, ekimosis, rabas, pinggir luka yang saling berdekatan (ujung kulit bersama), serta nyeri tekan.

i) Kaji tipe, jumlah, dan bau lokia

j) Inspeksi serviks : ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, kelauran, warna

k) Palpasi dinding vagina : adakah nyeri tekan, nodula

l) Palpasi serviks : posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan

m) Palpasi uterus : ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas

n) Palpasi : ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, nyeri tekan

o) Kaji hasil laboratorium apakah terdapat kadar pasca partum di bawah normal, khususnya jumlah sel darah putih.

p) Kaji keadaan hidrasi

q) Kaji terbentuknya abses (seringkali didapati suatu masa yang dapat di palpasi dan demam).2. Diagnosa

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengn adanya peradangan di tandai dengan eritema

2) Peningkatan susu tubuh b.d peningkatan metabolisme

3) Resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut berhubungan dengan kerusakan kulit dan atau jaringan yang trauma, vaskularisasi tinggi pada area yang luka, prosedur invasif dan atau peningkatan pemajanan lingkungan, penyakit kronis

4) Resiko terhadap perubahan menjadi orang tua b.d infeksi pada proses persalinan, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan3. Perencanaan Diagnosa keperawatanTujuanIntervensiRasional

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengn adanya peradangan di tandai dengan eritemaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil :

derajat nyeri berkurang atau hilang

Keadaan luka bersih

klien menunjukan ekspresi rileks

klien merasa nyaman.

1. Kaji intensitas nyeri

2. Ubah posisi menjadi semi fowler

3. Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi, distraksi, kompres.

4. Lakukan perawatan luka steril

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik

6. Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian nutrisi TKTP1. Nyeri merupakan salah satu manifestasi infeksi

2. Memudahkan drainase atau luka karena gravitasi dan membantu meminimalkan nyeri karena gerakan

3. Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut yang dapat memperberat nyeri.

4. Perawatan steril dapat membantu menghentikan perkembangbiakan bakteri sehingga tidak terjadi komplikasi berlanjut

5. Analgetik membantu menurunkan ketidaknyamanan akibat infeksi6. Protein dapat mempercepat regenerasi sel sehingga membantu dalam penyembuhan jaringan yang rusak.

Peningkatan suhu tubuh b.d peningkatan metabolisme

Setelah dilakukan tindakan selama x24 jam tidak terjadi penaikan suhu tubuh dengan criteria hasil :

suhu tubuh dalam batas normal (36-37C)

Istirahat klien cukup1. Observasi tanda-tanda vital

2. Observasi suhu setiap 4jam sekali, apabila mengalami peningkatan kaji setiap 2 jam sekali

3. Observasi respon klien, menggigil, diaphoresis

4. Tingkatkan istirahat klien

5. Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberian antibiotic dan antipiretik1. Peningkatan hasil tanda-tanda vital mengindikasikan adanya proses inflamasi

2. Peningkatan yang signifikan mengindikasikan keadaan infeksius akut

3. Pola demam dapat membantu menegakan diagnosis, misalnya kurva demam lanjut berakhir lebih dari 24 jam menunjukan pneumonia pnemokokal

4. Metabolisme yang meningkat dapat mempengaruhi penaikan suhu tubuh

5. Antibiotic dapat menekan dan menghentikan proses inflamasi sehingga terjadi inflamasi yang berkelanjutan.

Resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut berhubungan dengan kerusakan kulit dan atau jaringan yang trauma, vaskularisasi tinggi pada area yang luka, prosedur invasif dan atau peningkatan pemajanan lingkungan, penyakit kronis

1) Setesetelah dilakukan perawatan selama ...x24 jam tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dengan kriteria hasil :

klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang faktor resiko penyebab secara individual

klien mampu berperilaku tepat untuk membatasi penyebaran infeksi, dan dapat menurunkan resiko komplikasi

1. Tinjau ulang catatan pranatal, intra partum dan post partum

2. Ajarkan klien cara mencuci tangan 6 langkah

3. Pertahankan teknik aseptik pada setiap tindakan dengan mencuci tangan baik bagi perawat, maupun klien

4. Ajarkan cara melakukan masase fundus

5. Ajarkan cara membersihkan perineum yang benar setelah berkemih dan defekasi.

6. Anjurkan ibu agar sering mengganti pembalut

7. Pantau suhu, nadi, dan respirasi. Perhatikan apakah klien menggigil, dan laporkan bila ada anoreksia atau malaise

8. Observasi adanya tanda infeksi lain (lokia atau drainase berbau busuk, subinvolusi uteri, nyeri tekan uterus yang hebat, atau kemerahan, edema, drainase, atau pemisahan insisi)

9. Anjurkan ibu untuk merubah posisi semifowler

10. Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian terapi sitbath, atau penggunaan pemanasan yang kering dengan menyinari perineal selama 15 menit 2-3x/hari

11. Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian obat antibiotik topikal 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menempatkan ibu pada kategori resiko tinggi terhadap terjadinya penyebaran infeksi post partum

2. Sebagai cara sederhana dalam pencegahan kontaminasi silang

3. Membantu mencegah kontaminasi silang

4. Meningkatkan kontraktilitas uterus juga meningkatkan involusi dan jalan untuk fragmen placenta yang tertahan

5. Pembersihan dapat melepaskan kontaminasi urinarius fekal

6. Penggantian pembalut menghilangkan media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri

7. Peningkatan tanda-tanda vital yang menyertai infeksi, fluktuasi, atau perubahan gejala menunjukan perubahan kondisi pada tubuh ibu.

8. Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan meningkatkan resolusi infeksi

9. Meningkatkan aliran lokia dan drainase uterus/pelvis

10. Air meningkatkan pembersihan. Panas merupakan meditasi pembuluh darah perineum meni ngkatkan aliran darah lokal dan meningkatkan pemulihan

11. Membasmi organisme infeksius lokal, menurunkan penyebaran infeksi

Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua b.d infeksi pada proses persalinan, penyakit fisik, ancaman yang dirasakan pada kehidupan

seteSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam tidak terjadi perubahan peran menjadi orang tua dengan kriteria hasil :

Klien tetap dapat menyusui bayinya

Klien faham dengan kondisinyaibu1. Berikan lingkungan yang nyaman, minimalisir kegaduhan

2. Pertahankan kedekatan ibu dengan anak

3. Kaji frekuensi ibu dalam menyusui bayinya

4. Motivasi ibu untuk selalu memberikan ASI kepada bayinya

5. Tanyakan pandangan klien terhadap kondisinya saat ini

6. Informasikan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien secara psikologis dalam menghadapi kondisinya yang tidak kunjung sembuh

1. Lingkungan nyaman dapat menurunkan stimulus stressor sehingga klien tidak merasa stress

2. Kedekatan ibu dan anak mempermudah ibu dalam menyusui anaknya

3. Mengetahui seberapa sering ibu menyusui bayinya

4. Asi merupakan sumber energi bayi baru lahir yang sangat banyak manfatnya dalam membantu proses pertumbuhan dan kesehatan bayi

5. Mengetahui pola persepsi klien terhadap penyakit yang dialaminya

6. Mengoptimalkan peran keluarga sebagai salah satu orang terdekat dengan klien

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. 2008.Asuhan Kebidanan Nifas.Jogjakarta : Mitra Cendikia

Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC

Cunningham,F.G.dkk.(2005). Obstetri Williams (edisi 21). Jakarta : EGCMitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba

Medika Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsi Obstetri.Jakarta: EGCSastrawinata, Sulaiman, dkk. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta:EGCVarney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGCYanti, Damai. 2011.Asuhan Kebidanan Masa Nifas Belajar Menjadi Bidan Profesional.Bandung : PT Refika AditamaYeyeh, Ai Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info MediaAnoname. 2012. [Online] tersedia :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18833/4/Chapter%20II.pdf diunduh tanggal 12 maret 201512