46
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS “Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Sukodono” DI SUSUN OLEH : 1. Siti Hajar (P27820413002) 2. Rahmat Andi Saputro (P27820413004) 3. Rizka Putri Rahmayani (P27820413007) 4. Yusfa Aminatulzia J (P27820413008) 5. Andini Nur Hidayah (P27820413030) 6. Mohamad Secsar Hanafi (P27820413042) 7. Rohmawati Nur Aini (P27820413044) 8. Yunita Sari (P27820413060) 9. Firda Yunia P (P27820413073) 10. Wanda Nevy H (P27820413088) 11. Linda Wahyunig (P27820413090) 12. Selvi Dia Utari (P27820413098)

BAB I, II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB I, II

Citation preview

Page 1: BAB I, II

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Sukodono”

DI SUSUN OLEH :

1. Siti Hajar (P27820413002)

2. Rahmat Andi Saputro (P27820413004)

3. Rizka Putri Rahmayani (P27820413007)

4. Yusfa Aminatulzia J (P27820413008)

5. Andini Nur Hidayah (P27820413030)

6. Mohamad Secsar Hanafi (P27820413042)

7. Rohmawati Nur Aini (P27820413044)

8. Yunita Sari (P27820413060)

9. Firda Yunia P (P27820413073)

10. Wanda Nevy H (P27820413088)

11. Linda Wahyunig (P27820413090)

12. Selvi Dia Utari (P27820413098)

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

PRODI D-III KEPERAWATAN SIDOARJO

TAHUN AJARAN 2014 - 2015

Page 2: BAB I, II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan

Komunitas dengan baik.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata

kuliah Keperawatan Komunitas khususnya tentang “Pengkajian

Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Sukodono”. Kami

ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr. Hotmaida

Siagian,SKM,M.Kes. Dari serta semua pihak yang telah terlibat

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu berbagai masukan,

kritik, dan saran maupun usulan perbaikan akan sangat membantu

untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini berguna

serta memberikan konstruksi pasti bagi perkembangan dunia

pendidikan khususnya di bidang pendidikan mata kuliah

Keperawatan Komunitas.

Sidoarjo, 6 Oktober 2015

Penyusun

i

Page 3: BAB I, II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................3

1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi ..............................................................................................4

2.2 Klasifikasi .................................................................................4

2.3 Etiologi .....................................................................................5

2.4 Patofisiologi .......................................................................................6

2.5 Faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster ...................................7

2.6 Faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis ................................8

2.7 Tanda dan Gejala .............................................................................11

2.8 Komplikasi .......................................................................................11

2.9 Penatalaksanaan................................................................................11

2.10 Cara Pencegahan ....................................................................12

2.11 Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis ...........................14

2.12 Tata cara menjaga kesehatan gaster (lambung) ......................14

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono Dari

Bulan Januari - September 2015..............................................16

3.2 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono...16

ii

Page 4: BAB I, II

3.3 Data Keseluruhan Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas

Sukodono................................................................................ 26

3.4 Grafik agregat penderita penyakit gastritis pada tahun 2015...26

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...............................................................................27

4.2 Saran.........................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28

iii

Page 5: BAB I, II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada

lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan

peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang

di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh

adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung

sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung

seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut

terasa perih dan mulas.

Menurut Charlesworth & Nathan (1984) seperti yang dikutip oleh Prio

(2009) faktor utama peyebab terjadinya penyakit gastritis dan merupakan

faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit gastritis adalah stres.

Vincen Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000) dalam

Prio (2009) berpendapat bahwa yang dimaksud stres adalah gangguan

pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan

kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan

individu di dalam lingkungan tersebut. Sehingga bisa disimpulkan stres

merupakan faktor yang berpengaruh dalam kekambuhan gastritis hal ini

didukung oleh penelitian Goldberg, Smith, & Connell (1976) bahwa

tekanan emosional atau faktor stres sangat berpengaruh terhadap

abnormalitas mukosa lambung. Stres juga menyebabkan perubahan

hormonal dalam tubuh merangsang produksi asam lambung dalam jumlah

berlebihan. Akibatnya lambung terasa sakit nyeri, mual, mulas bahkan bisa

luka atau disebut tukak lambung. Gastritis yang tidak ditangani dengan

tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan

yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1

Page 6: BAB I, II

2

Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan nasional pada tahun 2010

gastritis merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5 pasien

rawat inap dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien

yang datang ke unit pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun

Rumah Sakit mengalami keluhan yang berhubungan dengan nyeri ulu hati.

Sedangkan data dari dinas kesehatan kota Semarang tahun 2010 tercatat

sebanyak 29292 pasien gastritis yang mendatangi Puskesmas untuk

melakukan pengobatan sedangkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009

tercatat 22785 kasus gastritis di Puskesmas Sukodono.

Jumlah penderita gastritis di Puskesmas Sukodono merupakan urutan

daftar 5 penyakit yang paling sering dikeluhkan pasien, tahun 2011

tercatat data terakhir bulan November sebanyak 125 pasien dan bulan

Desember meningkat menjadi 155 pasien.

Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari

tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan

serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan

yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak

jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena

faktor asupan makanan atau telat makan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari gastritis?

2. Apa saja klasifikasi dari gastritis?

3. Apa etiologi dari gastritis?

4. Apa patofisiologi dari gastritis?

5. Apa faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster?

6. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis?

7. Apa tanda dan gejala dari gastritis?

8. Apa komplikasi dari gastritis?

9. Apa penatalaksaan dari gastritis?

10. Bagaiman cara pencegahan dari gastritis?

Page 7: BAB I, II

3

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi Gastritis

2. Untuk mengetahui klarifikasi dari Gastritis

3. Untuk mengetahui etiologi dari Gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Gastritis

5. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kerusakan gaster

6. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi terjadinya Gastritis

7. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Gastritis

8. Untuk mengetahui komplikasi dari Gastritis

9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Gastritis

10. Untuk mengetahui cara pencegahan dari Gastritis

1.4 Manfaat Penulisan

Bagi penulis

Manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah memperluas

cakrawala ilmu pengetahuan khususnya tentang penyakit Gastritis dan factor

yang mempengaruhi penyakit, definisi, etiologi dan patofisiologi dan untuk

mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum

menyusun makalah ini perlu membaca banyak refrensi untuk mendapatkan

informasi tentang materi yang akan di bahas.

Bagi pembaca

Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini bagi pembaca dalam hal

ini anggota keperawatan khususnya mahasiswa keperawatan yaitu untuk

menambah wawasan mahasiswa keperawatan tentang penyakit Gastritis dan

factor yang mempengaruhi penyakit.

Page 8: BAB I, II

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta

Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa

lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal 749)

Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada

mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local

(Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada

lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan

peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang

di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh

adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung

sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung

seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa

perih dan mulas.

2.2 Klasifikasi

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

a) Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh

kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan

yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain

termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

b) Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan

mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung

4

Page 9: BAB I, II

5

jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini

berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

2.3 Etiologi

a. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide

merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

Minuman beralkohol

Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci

Infeksi virus oleh sitomegalovirus

Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis

Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.

Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu

dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan

salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.

b. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada

dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis

kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

1) Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan

memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang

diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu

merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,

2007).

Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis

(Quentin, 2006)

Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

Infeksi virus (Wehbi, 2008).

Page 10: BAB I, II

6

2) Gastritis non-infeksi

Gastropai akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks

garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin

(Mukherjee, 2009).

Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang

menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa

lambung (Wehbi, 2008).

2.4 Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan

mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal

yang akan terjadi :

Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi

lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa

HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga

menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan

meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka

akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan

nutrisi cairan & elektrolit.

Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika

mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari

kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan

terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa

lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi

ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan

terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang

berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang

dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi

atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena

sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan

fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga

Page 11: BAB I, II

7

menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga

bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

2.5 Faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster

a. Konsumsi obat berlebihan

Salah satu penyebab dari penyakit gastritis akut adalah karena penggunaan

obat-obatan. Pada penderita yang sering menggunakan obat anti infamasi

nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, sering kali mengalami perubahan

mukosa gaster dan perdarahan. Efek iritasi obat terhadap mukosa gaster pada

tiap individu umumnya berlainan, tergantung dari dosis pemakaian.

Obat-obatan lain yang berpengaruh terhadap perubahan mukosa gaster

yaitu digitalis, youdium, antibiotic spectrum luas dan lain-lain. Pathogenesis

yang dihasilkan berupa radang akibat iritasi mukosa. Penggunaan

kortikosteroid dosis tinggi dan penggunaan berulang juga dapat

meningkatkan pembentukan ulkus.

b. Diet

Makan makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak dapat

menyebabkan iritasi pada gaster. Oleh karena itu sangat dianjurkan

untuk menghindari makanan-makanan tersebut bukan merokok.

Merokok dapat mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung

bawah atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag.

Merokok dapat meningkatkan asam lambung sehingga menunda

penyembuhan lambung dan merupakan penyebab terjadinya kanker

lambung. Merokok juga mengurangi rasa lapar dan nafsu makan.

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding

gaster dan membuat dinding gaster Iebih rentan terhadap HCL

walaupun pada kondisi normal.

c. Infeksi

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri

Helicobacter pylori yang hidup dibagian dalam lapisan mukosa yang

melapisi dinding lambung. Sampai saat ini belum jelas betul proses

Page 12: BAB I, II

8

penularannya serta patomekanisme infeksi kuman ini pada berbagai

keadaan patologis saluran cerna bagian atas. Infeksi Helicobacter

pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan

seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Pada tukak peptik,

infeksi Helicobacter pyori merupakan faktor etiologi yang utama

sedangkan urttuk kanker lambung merupakan karsinogen tipe 1 yang

definitif.

Infeksi Helicobacter pylori pada saluran cerna bagian atas

mempunyai variasi klinis yang luas, mulai dari kelompok asimtomatik

sampai tukak peptik, bahkan dihubungkan dengan keganasan di

lambung seperti adenokarsinoma tipe intestinal atau mucosal

associated lymphoid tissue (MALT) limfoma.

d. Usia

Semakin tua seserang maka kemungkinan dapat terinfeksi oleh

Helicobacter pylori seakin besar, hal ini di karenakan pada orang tua

terjadi penipisan lapisan lambung dan produksi mucus yang berkurang

seiring dengan penambahan umur.

e. Rokok dan alkohol

Seperti yang dikatakan oleh Harisson (1987), sakit maag atau

gastritis lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok,

dibandingkan dengan yang

2.6 Faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis

1. Pola Makan

Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis

dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur,

yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung

menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.

Page 13: BAB I, II

9

2 Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik

kualitatif dan kuantitatif.  Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh

melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus.

Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan.

Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal

makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani,

2011).Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang

penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,

atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan

mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung

setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan

biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan

terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu

jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai

2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan

berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta

menimbulkan rasa nyeri di seitar epigastrium (Baliwati, 2004).

Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit

untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam

lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa

pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut

dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke

kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul,

2005).

Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh

pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya makanan

dalam mulut secara refleks akan merangsang sekresi asam lambung.

Pada manusia, melihat dan memikirkan makanan dapat merangsang

sekresi asam lambung (Ganong 2001).

Page 14: BAB I, II

10

3 Jenis Makanan

Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau

dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit

susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan

bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat menyebabkan

gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011).

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan

merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk

berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu

hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat

penderita makin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan

mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu

selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan

iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis (Okviani, 2011).

Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak

cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis,

seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan

yang banyak mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan

ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu

yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat

meneruskannya kebagian usus selebih-nya.

Akibatnya isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam

lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam

duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu

hati dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).

4 Porsi Makan

Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran

makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus

makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua

kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya

akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan).

Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi

Page 15: BAB I, II

11

lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung

menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka

pada lambung (Baliwati, 2004)

2.7 Tanda dan Gejala

Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,

perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut

yaitu anemia

Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya

sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan

anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

2.8 Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan

medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga

dapat menyebabkan kematian.

Ulkus, jika prosesnya hebat

Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan

vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia

pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus.

2.9 Penatalaksanaan

Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis

adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan

teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan

atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan.

Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan

secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.

Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam

sebelum makan dan dua jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat

Page 16: BAB I, II

12

diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung,

karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat

banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil

yang apabila terkena asam akan terasa perih. Kemudian obat yang

diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding

lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah

makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan

sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan:

1. Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa

nyeri)

2. Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan

menghambat infeksi bakteri helicobacter pylori)

3. Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan

usus halus)

4. Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam)

5. Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan

mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung,

mual, dan sering mengeluarkan gas)

6. Ranitidin (Mengobati tukak lambung)

7. Simetidin (Mengobati dispepsia)

2.10 Cara Pencegahan

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa

saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.

a. Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan

yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya

dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah

bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup,

pada waktunya dan lakukan dengan santai.

Page 17: BAB I, II

13

b. Hindari Alkohol

Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan

mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan

perdarahan.

c. Jangan merokok

Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat

lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga

meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan

lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.

d. Lakukan olah raga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan

jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga

membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih

cepat.

e. Kendalikan stres

Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya

permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam

lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi

sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan

mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi,

istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

f. Ganti obat penghilang nyeri

Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat

golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan

membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti

dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.

g. Ikuti rekomendasi dokter

Page 18: BAB I, II

14

2.11 Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis

Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis :

Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan.

Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk

menerimanya.

Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan

secara bertahap.

Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik

secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya

terima perorangan).

Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak

dianjurkan minum susu terlalu banyak.

Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-

48 jam untuk memberi istirahat pada lambung (Almatsier 2001).

2.12 Tata cara menjaga kesehatan gaster (lambung)

1. makan dalam jumlah kecil tapi sering serta memperbanyak makan

makanan yang mengandung tepung, seperti nasi, jagung, dan roti,

akan menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan yang

dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam,

digoreng dan berlemak.

2. Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi

alkohol dapat mengiritasi atau merangsang lambung, bahkan

menyebabkan lapisan dalam lambung terkelupas sehingga

menyebabkan peradangan dan perdarahan di lambung.

3. Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung.

Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitif terhadap gastritis

Page 19: BAB I, II

15

maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan asam lambung,

melambatkan kesembuhan, dan meningkatkan resioko kanker lambung.

4. Ganti obat penghilang rasa sakit, jika memungkinkan jangan

menggunakan obat penghilang rasa sakit dari golongan OAINS seperti

aspirin, ibuprofen, dan naproxen dan obat-obat tersebut dapat

mengiritasi lambung.

5. Berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala sakit maag.

6. Memelihara tubuh. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar

di lambung, kembung, dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang

yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu,

memelihara berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya

gastritis.

7. Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobik dapat meningkatkan

detak jantung yang dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga

mendorong isi perut dilepaskan lebih cepat. Disarankan aerobik

dilakukan setidaknya 30 menit setiap harinya.

8. Manajemen stres. Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan

stroke. Kejadian ini akan menekan respon imun dan akan

mengakibatkan gangguan pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan

meningkatkan produksi asam lambung dan menekan pencernaan.

Tingkat stres seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk

menurunkan tingkat stres disarankan banyak mengkonsumsi makanan

bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, serta selalu

menenangkan pikiran. Menenangkan pikiran dapat dilakukan dengan

meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan dan

rasa letih.

Page 20: BAB I, II

16

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono Dari Bulan

Januari - September 2015

Berdasarkan data statistik di Puskesmas Sukodono pada bulan

Januari–September tahun 2015, tercatat bahwa jumlah penderita penyakit

gastritis mencapai 13133, dari agregat usia bayi sampai lansia, baik

perempuan maupun laki-laki di wilayah Sukodono. Rata-rata pasien yang

datang ke Puskesmas Sukodono mengalami keluhan yang berhubungan

dengan nyeri ulu hati. Pada tahun 2015 ini penderita yang mengalami

gastritis mengalami peningkatan pesat pada bulan Agustus.

Tahun 2015 tercatat data terakhir bulan Agustus sebanyak 2572

pasien agregat semua usia baik laki-laki maupun perempuan dan bulan

September meningkat menjadi 2585 pasien pada agregat semua usia baik

laki-laki maupun perempuan.

3.2 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono

A. JANUARI

Umum

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 1 -

2. Balita 1-4 tahun 10 13

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 10 7

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 10 21

5. Remaja 15-19 tahun 8 11

6. Dewasa 20-44 tahun 17 84

7. Dewasa 45-54 tahun 24 55

8. Lansia 55-59 tahun 6 18

9. Lansia 60-69 tahun 12 22

10. Lansia >70 tahun 7 12

Jumlah 105 243

Page 21: BAB I, II

17

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - 2

2. Balita 1-4 tahun 5 11

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 17 18

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22

5. Dewasa 15-19 tahun 7 9

6. Dewasa 20-44 tahun 36 87

7. Dewasa 45-54 tahun 46 150

8. Lansia 55-59 tahun 56 74

9. Lansia 60-69 tahun 26 90

10. Lansia >70 tahun 56 86

Jumlah 262 549

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 17 18

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22

5. Remaja 15-19 tahun 7 9

6. Dewasa 20-44 tahun 36 87

7. Dewasa 45-54 tahun 15 21

8. Lansia 55-59 tahun 14 15

9. Lansia 60-69 tahun 14 19

10. Lansia >70 tahun 14 12

Jumlah 130 203

B. FEBRUARI

Page 22: BAB I, II

18

UM UM

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 6 1

2. Balita 1-4 tahun 15 20

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 28 30

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 19 20

5. Remaja 15-19 tahun 14 22

6. Dewasa 20-44 tahun 62 145

7. Dewasa 45-54 tahun 34 62

8. Lansia 55-59 tahun 8 32

9. Lansia 60-69 tahun 22 29

10. Lansia >70 tahun 6 21

Jumlah 214 382

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 3 14

4. Anak Sekolah 10-14 tahun - -

5. Remaja 15-19 tahun - -

6. Dewasa 20-44 tahun 1 7

7. Dewasa 45-54 tahun 23 30

8. Lansia 55-59 tahun - 3

9. Lansia 60-69 tahun 1 2

10. Lansia >70 tahun 3 3

Jumlah 31 59

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Page 23: BAB I, II

19

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 43 45

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 13

5. Remaja 15-19 tahun 29 33

6. Dewasa 20-44 tahun 84 126

7. Dewasa 45-54 tahun 77 97

8. Lansia 55-59 tahun 59 30

9. Lansia 60-69 tahun 58 71

10. Lansia >70 tahun 37 62

Jumlah 399 477

C. MARET

UMUM

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun - -

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 10 13

5. Remaja 15-19 tahun 42 48

6. Dewasa 20-44 tahun 266 281

7. Dewasa 45-54 tahun 138 131

8. Lansia 55-59 tahun 105 116

9. Lansia 60-69 tahun 73 86

10. Lansia >70 tahun 80 105

Jumlah 714 780

D. APRIL

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Page 24: BAB I, II

20

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - 1

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 6 1

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 16 22

5. Remaja 15-19 tahun 5 14

6. Dewasa 20-44 tahun 13 65

7. Dewasa 45-54 tahun 26 113

8. Lansia 55-59 tahun 42 71

9. Lansia 60-69 tahun 47 77

10. Lansia >70 tahun 31 61

Jumlah 186 425

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 1 -

4. Anak Sekolah 10-14 tahun - -

5. Remaja 15-19 tahun 1 7

6. Dewasa 20-44 tahun 4 21

7. Dewasa 45-54 tahun 22 32

8. Lansia 55-59 tahun 5 8

9. Lansia 60-69 tahun 3 11

10. Lansia >70 tahun 2 5

Jumlah 38 84

E. MEI

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Page 25: BAB I, II

21

1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2

2. Balita 1-4 tahun 6 10

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 11 5

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 20

5. Remaja 15-19 tahun 10 23

6. Dewasa 20-44 tahun 5 67

7. Dewasa 45-54 tahun 2 25

8. Lansia 55-59 tahun 1 10

9. Lansia 60-69 tahun 20 13

10. Lansia >70 tahun 11 12

Jumlah 82 187

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2

2. Balita 1-4 tahun 6 10

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 11 5

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 20

5. Remaja 15-19 tahun 10 23

6. Dewasa 20-44 tahun 5 67

7. Dewasa 45-54 tahun 2 25

8. Lansia 55-59 tahun 1 10

9. Lansia 60-69 tahun 20 23

10. Lansia >70 tahun 11 12

Jumlah 82 197

F. JUNI

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Page 26: BAB I, II

22

1. Bayi 1bulan- 1 tahun - 2

2. Balita 1-4 tahun 5 1

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 17 18

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22

5. Remaja 15-19 tahun 7 9

6. Dewasa 20-44 tahun 36 87

7. Dewasa 45-54 tahun 46 150

8. Lansia 55-59 tahun 56 74

9. Lansia 60-69 tahun 26 90

10. Lansia >70 tahun 56 86

Jumlah 262 539

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 14 24

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 13

5. Remaja 15-19 tahun 4 8

6. Dewasa 20-44 tahun 24 76

7. Dewasa 45-54 tahun 12 47

8. Lansia 55-59 tahun 9 30

9. Lansia 60-69 tahun 8 21

10. Lansia >70 tahun 7 12

Jumlah 90 231

G. JULI

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Page 27: BAB I, II

23

1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2

2. Balita 1-4 tahun 6 9

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 8 5

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 15

5. Remaja 15-19 tahun 69 63

6. Dewasa 20-44 tahun 112 151

7. Dewasa 45-54 tahun 6 21

8. Lansia 55-59 tahun 34 62

9. Lansia 60-69 tahun 8 32

10. Lansia >70 tahun 22 29

Jumlah 281 389

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 6 13

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 24 24

5. Remaja 15-19 tahun 44 64

6. Dewasa 20-44 tahun 73 107

7. Dewasa 45-54 tahun - -

8. Lansia 55-59 tahun - -

9. Lansia 60-69 tahun - -

10. Lansia >70 tahun - -

Jumlah 147 208

H. AGUSTUS

JAMKESMAS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Page 28: BAB I, II

24

1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 28 28

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 36 45

5. Remaja 15-19 tahun 56 68

6. Dewasa 20-44 tahun 169 204

7. Dewasa 45-54 tahun 125 181

8. Lansia 55-59 tahun 140 155

9. Lansia 60-69 tahun 165 171

10. Lansia >70 tahun 140 148

Jumlah 859 1000

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 19 21

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 19 25

5. Remaja 15-19 tahun 22 36

6. Dewasa 20-44 tahun 45 137

7. Dewasa 45-54 tahun 42 107

8. Lansia 55-59 tahun 13 46

9. Lansia 60-69 tahun 33 72

10. Lansia >70 tahun 21 55

Jumlah 214 499

I. SEPTEMBER

JAMKESDA

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Page 29: BAB I, II

25

1. Bayi 1bulan- 1 tahun 3 2

2. Balita 1-4 tahun 16 23

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 89 116

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 108 108

5. Remaja 15-19 tahun 5 15

6. Dewasa 20-44 tahun 17 68

7. Dewasa 45-54 tahun 116 90

8. Lansia 55-59 tahun 89 71

9. Lansia 60-69 tahun 92 76

10. Lansia >70 tahun 65 45

Jumlah 600 614

BPJS

No. Agregat Umur Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -

2. Balita 1-4 tahun - -

3. Anak Pra Sekolah

5-9 tahun 34 12

4. Anak Sekolah 10-14 tahun 38 41

5. Remaja 15-19 tahun 58 76

6. Dewasa 20-44 tahun 129 109

7. Dewasa 45-54 tahun 110 125

8. Lansia 55-59 tahun 103 108

9. Lansia 60-69 tahun 110 105

10. Lansia >70 tahun 106 107

Jumlah 688 683

3.3 Data Keseluruhan Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas

Sukodono

No. Bulan Laki-laki Perempuan

1. Januari 497 995

Page 30: BAB I, II

26

2. Februari 644 9183. Maret 714 7804. April 224 5095. Mei 164 3846. Juni 352 7707. Juli 428 5978. Agustus 1073 14999. September 1288 1297

Jumlah 5384 7749

Dari data diatas dapat dilihat bahwa banyaknya penderita penyakit gastritis di

Puskesmas Sukodono mengalami peningkatan yang pesat muilai bulan Agustus

hingga bulan September pada tahun 2015. Data ini juga menunjukkan bahwa

banyaknya pendirita penyakit gastritis lebih banyak diderita oleh perempuan

dibanding laki-laki di daerah sukodono.

3.4 Grafik agregat penderita penyakit gastritis pada tahun 2015

Januari

Februari

Maret

April M

ei Juni

Juli

Agustus

September

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

laki-lakiperempuan

Page 31: BAB I, II

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh

adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung

sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung

seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.

Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Gastritis

dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).

Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut

tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan

kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati.

Berdasarkan data statistik di Puskesmas Sukodono pada bulan

Januari – September tahun 2015, tercatat bahwa jumlah penderita penyakit

gastritis mencapai 13133, dari agregat usia bayi sampai lansia, baik

perempuan maupun laki-laki di wilayah Sukodono. Data ini juga

menunjukkan bahwa banyaknya pendirita penyakit gastritis lebih banyak

diderita oleh perempuan dibanding laki-laki

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun

dapat memperbaiki makalah yang akan datang.

27

Page 32: BAB I, II

DAFTAR PUSTAKA

(http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/05/faktor-faktor-penyebab-

gastritis.html)

(http://akmal-rsfr.blogspot.co.id/2013/01/makalah-gastritis.html)

(http://vitaharvy.blogspot.co.id/2012/12/gastritis.html)

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut

ANA (1995)

Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta

Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.

28