Upload
suhartommymochammad
View
222
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB I, II
Citation preview
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
“Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Sukodono”
DI SUSUN OLEH :
1. Siti Hajar (P27820413002)
2. Rahmat Andi Saputro (P27820413004)
3. Rizka Putri Rahmayani (P27820413007)
4. Yusfa Aminatulzia J (P27820413008)
5. Andini Nur Hidayah (P27820413030)
6. Mohamad Secsar Hanafi (P27820413042)
7. Rohmawati Nur Aini (P27820413044)
8. Yunita Sari (P27820413060)
9. Firda Yunia P (P27820413073)
10. Wanda Nevy H (P27820413088)
11. Linda Wahyunig (P27820413090)
12. Selvi Dia Utari (P27820413098)
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
PRODI D-III KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2014 - 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Komunitas dengan baik.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas khususnya tentang “Pengkajian
Data Penyakit Gastritis di Puskesmas Sukodono”. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr. Hotmaida
Siagian,SKM,M.Kes. Dari serta semua pihak yang telah terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu berbagai masukan,
kritik, dan saran maupun usulan perbaikan akan sangat membantu
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini berguna
serta memberikan konstruksi pasti bagi perkembangan dunia
pendidikan khususnya di bidang pendidikan mata kuliah
Keperawatan Komunitas.
Sidoarjo, 6 Oktober 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi ..............................................................................................4
2.2 Klasifikasi .................................................................................4
2.3 Etiologi .....................................................................................5
2.4 Patofisiologi .......................................................................................6
2.5 Faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster ...................................7
2.6 Faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis ................................8
2.7 Tanda dan Gejala .............................................................................11
2.8 Komplikasi .......................................................................................11
2.9 Penatalaksanaan................................................................................11
2.10 Cara Pencegahan ....................................................................12
2.11 Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis ...........................14
2.12 Tata cara menjaga kesehatan gaster (lambung) ......................14
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono Dari
Bulan Januari - September 2015..............................................16
3.2 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono...16
ii
3.3 Data Keseluruhan Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas
Sukodono................................................................................ 26
3.4 Grafik agregat penderita penyakit gastritis pada tahun 2015...26
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................27
4.2 Saran.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada
lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas.
Menurut Charlesworth & Nathan (1984) seperti yang dikutip oleh Prio
(2009) faktor utama peyebab terjadinya penyakit gastritis dan merupakan
faktor yang menyebabkan kekambuhan penyakit gastritis adalah stres.
Vincen Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000) dalam
Prio (2009) berpendapat bahwa yang dimaksud stres adalah gangguan
pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan
individu di dalam lingkungan tersebut. Sehingga bisa disimpulkan stres
merupakan faktor yang berpengaruh dalam kekambuhan gastritis hal ini
didukung oleh penelitian Goldberg, Smith, & Connell (1976) bahwa
tekanan emosional atau faktor stres sangat berpengaruh terhadap
abnormalitas mukosa lambung. Stres juga menyebabkan perubahan
hormonal dalam tubuh merangsang produksi asam lambung dalam jumlah
berlebihan. Akibatnya lambung terasa sakit nyeri, mual, mulas bahkan bisa
luka atau disebut tukak lambung. Gastritis yang tidak ditangani dengan
tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan
yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.
1
2
Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan nasional pada tahun 2010
gastritis merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5 pasien
rawat inap dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien
yang datang ke unit pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun
Rumah Sakit mengalami keluhan yang berhubungan dengan nyeri ulu hati.
Sedangkan data dari dinas kesehatan kota Semarang tahun 2010 tercatat
sebanyak 29292 pasien gastritis yang mendatangi Puskesmas untuk
melakukan pengobatan sedangkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009
tercatat 22785 kasus gastritis di Puskesmas Sukodono.
Jumlah penderita gastritis di Puskesmas Sukodono merupakan urutan
daftar 5 penyakit yang paling sering dikeluhkan pasien, tahun 2011
tercatat data terakhir bulan November sebanyak 125 pasien dan bulan
Desember meningkat menjadi 155 pasien.
Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari
tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan
serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan
yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak
jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena
faktor asupan makanan atau telat makan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gastritis?
2. Apa saja klasifikasi dari gastritis?
3. Apa etiologi dari gastritis?
4. Apa patofisiologi dari gastritis?
5. Apa faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster?
6. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis?
7. Apa tanda dan gejala dari gastritis?
8. Apa komplikasi dari gastritis?
9. Apa penatalaksaan dari gastritis?
10. Bagaiman cara pencegahan dari gastritis?
3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Gastritis
2. Untuk mengetahui klarifikasi dari Gastritis
3. Untuk mengetahui etiologi dari Gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Gastritis
5. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kerusakan gaster
6. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi terjadinya Gastritis
7. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Gastritis
8. Untuk mengetahui komplikasi dari Gastritis
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Gastritis
10. Untuk mengetahui cara pencegahan dari Gastritis
1.4 Manfaat Penulisan
Bagi penulis
Manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan khususnya tentang penyakit Gastritis dan factor
yang mempengaruhi penyakit, definisi, etiologi dan patofisiologi dan untuk
mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum
menyusun makalah ini perlu membaca banyak refrensi untuk mendapatkan
informasi tentang materi yang akan di bahas.
Bagi pembaca
Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini bagi pembaca dalam hal
ini anggota keperawatan khususnya mahasiswa keperawatan yaitu untuk
menambah wawasan mahasiswa keperawatan tentang penyakit Gastritis dan
factor yang mempengaruhi penyakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal 749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local
(Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada
lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas.
2.2 Klasifikasi
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
a) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
b) Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung
4
5
jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.
2.3 Etiologi
a. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol
Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
Infeksi virus oleh sitomegalovirus
Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu
dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan
salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
b. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada
dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
1) Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan
memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang
diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu
merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,
2007).
Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis
(Quentin, 2006)
Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
Infeksi virus (Wehbi, 2008).
6
2) Gastritis non-infeksi
Gastropai akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks
garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin
(Mukherjee, 2009).
Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
lambung (Wehbi, 2008).
2.4 Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan
mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal
yang akan terjadi :
Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa
HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan
meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka
akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi
ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan
terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang
dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena
sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
7
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
2.5 Faktor yang mempengaruhi kerusakan gaster
a. Konsumsi obat berlebihan
Salah satu penyebab dari penyakit gastritis akut adalah karena penggunaan
obat-obatan. Pada penderita yang sering menggunakan obat anti infamasi
nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, sering kali mengalami perubahan
mukosa gaster dan perdarahan. Efek iritasi obat terhadap mukosa gaster pada
tiap individu umumnya berlainan, tergantung dari dosis pemakaian.
Obat-obatan lain yang berpengaruh terhadap perubahan mukosa gaster
yaitu digitalis, youdium, antibiotic spectrum luas dan lain-lain. Pathogenesis
yang dihasilkan berupa radang akibat iritasi mukosa. Penggunaan
kortikosteroid dosis tinggi dan penggunaan berulang juga dapat
meningkatkan pembentukan ulkus.
b. Diet
Makan makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak dapat
menyebabkan iritasi pada gaster. Oleh karena itu sangat dianjurkan
untuk menghindari makanan-makanan tersebut bukan merokok.
Merokok dapat mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung
bawah atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag.
Merokok dapat meningkatkan asam lambung sehingga menunda
penyembuhan lambung dan merupakan penyebab terjadinya kanker
lambung. Merokok juga mengurangi rasa lapar dan nafsu makan.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
gaster dan membuat dinding gaster Iebih rentan terhadap HCL
walaupun pada kondisi normal.
c. Infeksi
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri
Helicobacter pylori yang hidup dibagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Sampai saat ini belum jelas betul proses
8
penularannya serta patomekanisme infeksi kuman ini pada berbagai
keadaan patologis saluran cerna bagian atas. Infeksi Helicobacter
pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan
seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Pada tukak peptik,
infeksi Helicobacter pyori merupakan faktor etiologi yang utama
sedangkan urttuk kanker lambung merupakan karsinogen tipe 1 yang
definitif.
Infeksi Helicobacter pylori pada saluran cerna bagian atas
mempunyai variasi klinis yang luas, mulai dari kelompok asimtomatik
sampai tukak peptik, bahkan dihubungkan dengan keganasan di
lambung seperti adenokarsinoma tipe intestinal atau mucosal
associated lymphoid tissue (MALT) limfoma.
d. Usia
Semakin tua seserang maka kemungkinan dapat terinfeksi oleh
Helicobacter pylori seakin besar, hal ini di karenakan pada orang tua
terjadi penipisan lapisan lambung dan produksi mucus yang berkurang
seiring dengan penambahan umur.
e. Rokok dan alkohol
Seperti yang dikatakan oleh Harisson (1987), sakit maag atau
gastritis lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok,
dibandingkan dengan yang
2.6 Faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis
dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur,
yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung
menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
9
2 Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik
kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh
melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus.
Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan.
Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal
makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani,
2011).Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,
atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan
mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung
setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu
jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai
2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan
berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkan rasa nyeri di seitar epigastrium (Baliwati, 2004).
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit
untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam
lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa
pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut
dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke
kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul,
2005).
Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh
pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya makanan
dalam mulut secara refleks akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, melihat dan memikirkan makanan dapat merangsang
sekresi asam lambung (Ganong 2001).
10
3 Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau
dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit
susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan
bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011).
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan
merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk
berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu
hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat
penderita makin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan
mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu
selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan
iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis (Okviani, 2011).
Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak
cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis,
seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan
yang banyak mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan
ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu
yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat
meneruskannya kebagian usus selebih-nya.
Akibatnya isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam
lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam
duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu
hati dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).
4 Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran
makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus
makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua
kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya
akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan).
Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi
11
lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung
menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka
pada lambung (Baliwati, 2004)
2.7 Tanda dan Gejala
Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
2.8 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
Ulkus, jika prosesnya hebat
Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.
2.9 Penatalaksanaan
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis
adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan
teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan
atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan.
Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan
secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam
sebelum makan dan dua jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat
12
diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung,
karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat
banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil
yang apabila terkena asam akan terasa perih. Kemudian obat yang
diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding
lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah
makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan
sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.
Obat-obatan yang biasanya digunakan:
1. Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa
nyeri)
2. Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan
menghambat infeksi bakteri helicobacter pylori)
3. Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan
usus halus)
4. Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam)
5. Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan
mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung,
mual, dan sering mengeluarkan gas)
6. Ranitidin (Mengobati tukak lambung)
7. Simetidin (Mengobati dispepsia)
2.10 Cara Pencegahan
Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa
saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan
yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya
dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah
bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup,
pada waktunya dan lakukan dengan santai.
13
b. Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan
mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan
perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat
lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga
meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan
lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
d. Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan
jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga
membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih
cepat.
e. Kendalikan stres
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,
menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya
permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam
lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi
sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan
mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi,
istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
f. Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat
golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan
membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.
g. Ikuti rekomendasi dokter
14
2.11 Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis
Prinsip dan syarat diet pada pasien gastritis :
Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan
secara bertahap.
Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik
secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya
terima perorangan).
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-
48 jam untuk memberi istirahat pada lambung (Almatsier 2001).
2.12 Tata cara menjaga kesehatan gaster (lambung)
1. makan dalam jumlah kecil tapi sering serta memperbanyak makan
makanan yang mengandung tepung, seperti nasi, jagung, dan roti,
akan menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan yang
dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam,
digoreng dan berlemak.
2. Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Tingginya konsumsi
alkohol dapat mengiritasi atau merangsang lambung, bahkan
menyebabkan lapisan dalam lambung terkelupas sehingga
menyebabkan peradangan dan perdarahan di lambung.
3. Jangan merokok. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung.
Oleh karena itu, orang yang merokok lebih sensitif terhadap gastritis
15
maupun ulser. Merokok juga akan meningkatkan asam lambung,
melambatkan kesembuhan, dan meningkatkan resioko kanker lambung.
4. Ganti obat penghilang rasa sakit, jika memungkinkan jangan
menggunakan obat penghilang rasa sakit dari golongan OAINS seperti
aspirin, ibuprofen, dan naproxen dan obat-obat tersebut dapat
mengiritasi lambung.
5. Berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala sakit maag.
6. Memelihara tubuh. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar
di lambung, kembung, dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang
yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu,
memelihara berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya
gastritis.
7. Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobik dapat meningkatkan
detak jantung yang dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga
mendorong isi perut dilepaskan lebih cepat. Disarankan aerobik
dilakukan setidaknya 30 menit setiap harinya.
8. Manajemen stres. Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan
stroke. Kejadian ini akan menekan respon imun dan akan
mengakibatkan gangguan pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan
meningkatkan produksi asam lambung dan menekan pencernaan.
Tingkat stres seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk
menurunkan tingkat stres disarankan banyak mengkonsumsi makanan
bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, serta selalu
menenangkan pikiran. Menenangkan pikiran dapat dilakukan dengan
meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan dan
rasa letih.
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono Dari Bulan
Januari - September 2015
Berdasarkan data statistik di Puskesmas Sukodono pada bulan
Januari–September tahun 2015, tercatat bahwa jumlah penderita penyakit
gastritis mencapai 13133, dari agregat usia bayi sampai lansia, baik
perempuan maupun laki-laki di wilayah Sukodono. Rata-rata pasien yang
datang ke Puskesmas Sukodono mengalami keluhan yang berhubungan
dengan nyeri ulu hati. Pada tahun 2015 ini penderita yang mengalami
gastritis mengalami peningkatan pesat pada bulan Agustus.
Tahun 2015 tercatat data terakhir bulan Agustus sebanyak 2572
pasien agregat semua usia baik laki-laki maupun perempuan dan bulan
September meningkat menjadi 2585 pasien pada agregat semua usia baik
laki-laki maupun perempuan.
3.2 Data Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas Sukodono
A. JANUARI
Umum
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 1 -
2. Balita 1-4 tahun 10 13
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 10 7
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 10 21
5. Remaja 15-19 tahun 8 11
6. Dewasa 20-44 tahun 17 84
7. Dewasa 45-54 tahun 24 55
8. Lansia 55-59 tahun 6 18
9. Lansia 60-69 tahun 12 22
10. Lansia >70 tahun 7 12
Jumlah 105 243
17
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - 2
2. Balita 1-4 tahun 5 11
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 17 18
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22
5. Dewasa 15-19 tahun 7 9
6. Dewasa 20-44 tahun 36 87
7. Dewasa 45-54 tahun 46 150
8. Lansia 55-59 tahun 56 74
9. Lansia 60-69 tahun 26 90
10. Lansia >70 tahun 56 86
Jumlah 262 549
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 17 18
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22
5. Remaja 15-19 tahun 7 9
6. Dewasa 20-44 tahun 36 87
7. Dewasa 45-54 tahun 15 21
8. Lansia 55-59 tahun 14 15
9. Lansia 60-69 tahun 14 19
10. Lansia >70 tahun 14 12
Jumlah 130 203
B. FEBRUARI
18
UM UM
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 6 1
2. Balita 1-4 tahun 15 20
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 28 30
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 19 20
5. Remaja 15-19 tahun 14 22
6. Dewasa 20-44 tahun 62 145
7. Dewasa 45-54 tahun 34 62
8. Lansia 55-59 tahun 8 32
9. Lansia 60-69 tahun 22 29
10. Lansia >70 tahun 6 21
Jumlah 214 382
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 3 14
4. Anak Sekolah 10-14 tahun - -
5. Remaja 15-19 tahun - -
6. Dewasa 20-44 tahun 1 7
7. Dewasa 45-54 tahun 23 30
8. Lansia 55-59 tahun - 3
9. Lansia 60-69 tahun 1 2
10. Lansia >70 tahun 3 3
Jumlah 31 59
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
19
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 43 45
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 13
5. Remaja 15-19 tahun 29 33
6. Dewasa 20-44 tahun 84 126
7. Dewasa 45-54 tahun 77 97
8. Lansia 55-59 tahun 59 30
9. Lansia 60-69 tahun 58 71
10. Lansia >70 tahun 37 62
Jumlah 399 477
C. MARET
UMUM
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun - -
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 10 13
5. Remaja 15-19 tahun 42 48
6. Dewasa 20-44 tahun 266 281
7. Dewasa 45-54 tahun 138 131
8. Lansia 55-59 tahun 105 116
9. Lansia 60-69 tahun 73 86
10. Lansia >70 tahun 80 105
Jumlah 714 780
D. APRIL
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
20
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - 1
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 6 1
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 16 22
5. Remaja 15-19 tahun 5 14
6. Dewasa 20-44 tahun 13 65
7. Dewasa 45-54 tahun 26 113
8. Lansia 55-59 tahun 42 71
9. Lansia 60-69 tahun 47 77
10. Lansia >70 tahun 31 61
Jumlah 186 425
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 1 -
4. Anak Sekolah 10-14 tahun - -
5. Remaja 15-19 tahun 1 7
6. Dewasa 20-44 tahun 4 21
7. Dewasa 45-54 tahun 22 32
8. Lansia 55-59 tahun 5 8
9. Lansia 60-69 tahun 3 11
10. Lansia >70 tahun 2 5
Jumlah 38 84
E. MEI
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
21
1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2
2. Balita 1-4 tahun 6 10
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 11 5
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 20
5. Remaja 15-19 tahun 10 23
6. Dewasa 20-44 tahun 5 67
7. Dewasa 45-54 tahun 2 25
8. Lansia 55-59 tahun 1 10
9. Lansia 60-69 tahun 20 13
10. Lansia >70 tahun 11 12
Jumlah 82 187
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2
2. Balita 1-4 tahun 6 10
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 11 5
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 20
5. Remaja 15-19 tahun 10 23
6. Dewasa 20-44 tahun 5 67
7. Dewasa 45-54 tahun 2 25
8. Lansia 55-59 tahun 1 10
9. Lansia 60-69 tahun 20 23
10. Lansia >70 tahun 11 12
Jumlah 82 197
F. JUNI
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
22
1. Bayi 1bulan- 1 tahun - 2
2. Balita 1-4 tahun 5 1
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 17 18
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 13 22
5. Remaja 15-19 tahun 7 9
6. Dewasa 20-44 tahun 36 87
7. Dewasa 45-54 tahun 46 150
8. Lansia 55-59 tahun 56 74
9. Lansia 60-69 tahun 26 90
10. Lansia >70 tahun 56 86
Jumlah 262 539
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 14 24
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 13
5. Remaja 15-19 tahun 4 8
6. Dewasa 20-44 tahun 24 76
7. Dewasa 45-54 tahun 12 47
8. Lansia 55-59 tahun 9 30
9. Lansia 60-69 tahun 8 21
10. Lansia >70 tahun 7 12
Jumlah 90 231
G. JULI
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
23
1. Bayi 1bulan- 1 tahun 4 2
2. Balita 1-4 tahun 6 9
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 8 5
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 12 15
5. Remaja 15-19 tahun 69 63
6. Dewasa 20-44 tahun 112 151
7. Dewasa 45-54 tahun 6 21
8. Lansia 55-59 tahun 34 62
9. Lansia 60-69 tahun 8 32
10. Lansia >70 tahun 22 29
Jumlah 281 389
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 6 13
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 24 24
5. Remaja 15-19 tahun 44 64
6. Dewasa 20-44 tahun 73 107
7. Dewasa 45-54 tahun - -
8. Lansia 55-59 tahun - -
9. Lansia 60-69 tahun - -
10. Lansia >70 tahun - -
Jumlah 147 208
H. AGUSTUS
JAMKESMAS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
24
1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 28 28
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 36 45
5. Remaja 15-19 tahun 56 68
6. Dewasa 20-44 tahun 169 204
7. Dewasa 45-54 tahun 125 181
8. Lansia 55-59 tahun 140 155
9. Lansia 60-69 tahun 165 171
10. Lansia >70 tahun 140 148
Jumlah 859 1000
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 19 21
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 19 25
5. Remaja 15-19 tahun 22 36
6. Dewasa 20-44 tahun 45 137
7. Dewasa 45-54 tahun 42 107
8. Lansia 55-59 tahun 13 46
9. Lansia 60-69 tahun 33 72
10. Lansia >70 tahun 21 55
Jumlah 214 499
I. SEPTEMBER
JAMKESDA
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
25
1. Bayi 1bulan- 1 tahun 3 2
2. Balita 1-4 tahun 16 23
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 89 116
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 108 108
5. Remaja 15-19 tahun 5 15
6. Dewasa 20-44 tahun 17 68
7. Dewasa 45-54 tahun 116 90
8. Lansia 55-59 tahun 89 71
9. Lansia 60-69 tahun 92 76
10. Lansia >70 tahun 65 45
Jumlah 600 614
BPJS
No. Agregat Umur Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan1. Bayi 1bulan- 1 tahun - -
2. Balita 1-4 tahun - -
3. Anak Pra Sekolah
5-9 tahun 34 12
4. Anak Sekolah 10-14 tahun 38 41
5. Remaja 15-19 tahun 58 76
6. Dewasa 20-44 tahun 129 109
7. Dewasa 45-54 tahun 110 125
8. Lansia 55-59 tahun 103 108
9. Lansia 60-69 tahun 110 105
10. Lansia >70 tahun 106 107
Jumlah 688 683
3.3 Data Keseluruhan Penderita Penyakit Gastritis Di Puskesmas
Sukodono
No. Bulan Laki-laki Perempuan
1. Januari 497 995
26
2. Februari 644 9183. Maret 714 7804. April 224 5095. Mei 164 3846. Juni 352 7707. Juli 428 5978. Agustus 1073 14999. September 1288 1297
Jumlah 5384 7749
Dari data diatas dapat dilihat bahwa banyaknya penderita penyakit gastritis di
Puskesmas Sukodono mengalami peningkatan yang pesat muilai bulan Agustus
hingga bulan September pada tahun 2015. Data ini juga menunjukkan bahwa
banyaknya pendirita penyakit gastritis lebih banyak diderita oleh perempuan
dibanding laki-laki di daerah sukodono.
3.4 Grafik agregat penderita penyakit gastritis pada tahun 2015
Januari
Februari
Maret
April M
ei Juni
Juli
Agustus
September
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
laki-lakiperempuan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.
Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Gastritis
dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).
Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut
tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan
kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati.
Berdasarkan data statistik di Puskesmas Sukodono pada bulan
Januari – September tahun 2015, tercatat bahwa jumlah penderita penyakit
gastritis mencapai 13133, dari agregat usia bayi sampai lansia, baik
perempuan maupun laki-laki di wilayah Sukodono. Data ini juga
menunjukkan bahwa banyaknya pendirita penyakit gastritis lebih banyak
diderita oleh perempuan dibanding laki-laki
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dapat memperbaiki makalah yang akan datang.
27
DAFTAR PUSTAKA
(http://worldhealth-bokepzz.blogspot.co.id/2012/05/faktor-faktor-penyebab-
gastritis.html)
(http://akmal-rsfr.blogspot.co.id/2013/01/makalah-gastritis.html)
(http://vitaharvy.blogspot.co.id/2012/12/gastritis.html)
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut
ANA (1995)
Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta
Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
28