Upload
wahyues
View
3.228
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas strukture baja
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pembangunan di Indonesia juga terus meningkat di segala bidang. Termasuk di
dalamnya adalah kemajuan teknologi di bidang perencanaan konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanan pekerjaan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu
dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi
lapangan dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek
yang dikerjakan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi
tersebut umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan persiapan. Secara garis
besar pelaksanaan pembangunan proyek Gedung Dekanat Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya dibagi atas :
1. Pekerjaan pondasi
2. Pekerjaan struktur
3. Pekerjaan arsitektur/finishing
4. Pekerjaan mekanikal/elektrikal
5. Pekerjaan landscape/taman
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang
disesuaikan dengan desain dari konsultan perencana. Metode perencanaan ini akan
diperoleh data kebutuhan alat yang diperlukan, jenis dan volume bahan yang
dibutuhkan.
1
1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1 Maksud
1. Permasalahan apa saja yang timbul dilapangan pada saat
pelaksanaan pembangunan Gedung POLTEKOM Kota Malang ?
2. Pihak-pihak mana saja yang terkait dalam menyelesaikan
permasalahan supaya proyek tersebut dapat berjalan sesuai time
schedule?
3. Bagaimana sistem organisasi, jenis pekerjaan dan hubungan
kerja yang terkait dalam pelaksanaan pembangunan Gedung
POLTEKOM Kota Malang ?
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui tahapan pekerjaan yang diperlukan dalam proses
pelaksanaan proyek pembangunan baik yang menyangkut pekerjaan
arsitektural, maupun yang menyangkut pekerjaan struktural, khususnya
pada proses pembangunan Gedung POLTEKOM Kota Malang.
2. Mengetahui berbagai macam masalah yang timbul di lapangan pada
saat pelaksanaan pembangunan dan bagaimana pihak-pihak yang
terkait didalamnya menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga
dapat menemukan penyelesaian yang terbaik dan proyek tetap berjalan
sesuai dengan time schedule.
3. Mengetahui sistem organisasi, jenis pekerjaan dan hubungan kerja
pihak pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek pembangunan.
4. Mengetahui hal apa-apa saja yang seharusnya dipenuhi dalam
perencanaan? Dan bagaimana menyiasati apabila terjadi hal-hal diluar
dugaan pelaksanaan proyek tersebut ?
2
1.3 Lingkup Pekerjaan
Mengingat waktu yang diberikan untuk Praktek Kerja Nyata terbatas, dan
objek dalam suatu pembangunan gedung jika ditinjau secara keseluruhan sangat luas
dan memerlukan waktu yang lama serta informasi dan data-data yang tebatas maka
penyusunan laporan Praktek Kerja Nyata dibatasi mengenai pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan struktur yang berhubungan dengan ilmu sipil. Dengan batasan-
batasan sebagai berikut :
1. Manajemen Proyek yang didalamnya dijelaskan tentang struktur organisasi.
2. Pembahasan mengenai penjadwalan pekerjaan dan urutan pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pelaksanaan pembangunan dilapangan.
4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan yang
mempengaruhi metode pekerjaan dan penjadwalan pekerjaan yang dilakukan
secara keseluruhan.
1.4 Metode Pembahasan
Ada dua tahap pembahasan yang akan kami gunakan dalam penyusunan
laporan praktek kerja nantinya, yaitu tahap pengumpulan data dan pengolahan data.
1.4.1 Pengumpulan data
Tahap Pengumpulan data terdiri dari :
1. Metode observasi ( pengamatan langsung di lapangan )
Metode Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan dan pencatatan sistematis mengenai hal-hal penting
3
dalam proyek serta pengamatan terhadap permasalahan yang ada secara
langsung. Adapun data yang kami butuhkan dari pihak pelaksana proyek
antara lain data-data mengenai :
Biaya (cost)
Pelaksanaan (performance)
Waktu (time)
Ketiga poin tersebut tercantum dalam :
1. Laporan harian dan mingguan
Dalam laporan harian dilaporkan antara lain mengenai hal-hal sebagai
berikut :
Macam pekerjaan yang dilaksanakan pada hari tersebut
Jumlah tenaga kerja
Alat-alat yang ada di lapangan
Jenis dan jumlah bahan yang akan diterima
Jam kerja dan keadaan cuaca
Sedangkan dalam laporan mingguan dicatat mengenai hal-hal sebagai
berikut :
Macam pekerjaan dan prestasi yang
dicapai dalam persen (%) selama satu minggu
Jumlah tenaga kerja yang merupakan
rata-rata dari tenaga harian
Jumlah hari kerja
Rekapitulasi penerimaan dan
pemakaian bahan yang ada di lapangan
4
2. Time Schedule
Time schedule dapat dipakai sebagai alat untuk mengontrol kemajuan
kerja secara global dari tiap-tiap pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mencantumkan waktu penyelesaian aktual dari tiap-tiap bagian
pekerjaan dibawah waktu penyelesaian rencana pada time schedule tersebut.
Dengan demikian akan terlihat keterlambatan maupun kemajuan pekerjaan
tiap bagian pekerjaan dibandingkan dengan waktu perencanaan. Dari sini
kemudian dapat disusun usaha-usaha untuk mengatasi keterlambatan, yaitu
dengan mengatur kembali perencanaan waktu kerja agar diperoleh waktu
penyelesaian yang tepat sesuai rencana pekerjaan.
2. Metode interview atau wawancara
Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan interview atau wawancara dengan orang yang dianggap mampu
memberikan informasi mengenai proyek yang sedang berjalan.
1.4.2 Pengolahan Data
Setelah tahap pengumpulan data, selanjutnya tahap pengolahan data.
Tahap ini dilakukan agar data yang diperoleh mengandung nilai informasi
yang jelas dan benar.
Tahap pengolahan data tersebut terdiri dari :
5
- Mengidentifikasi masalah utama proyek dan
merangkainya menjadi data yang teratur, terperinci dan mengandung
nilai informatif untuk mendapatkan alternatif pemecahan.
- Studi literatur
Menganalisa dat-data/teori yang berasal dari kepustakaan untuk
dijadikan bahan perbandingan dengan data yang di peroleh dilapangan.
Selain dengan pencarian data juga mengadakan pengamatan di lapangan.
Aktifitas yangdilakukan dilapangan adalah :
a. Pengamatan/membaca gambar-gambar kerja dan spesifikasi
Gambar dokumen tertulis merupakan dasar untuk menaksir dan
menilai pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Gambar-gambar ini dipersiapkan
untuk pekerjaan konstruksi yang memperlihatkan detail-detail agar
pelaksanaan dilapangan sesuai dengan gambar dan spesifikasi kontrak.
b. Pengamatan lapangan
Pada saat pelaksanaan dilapangan memungkinkan terjadinya
perubahan perubahan pada bagian tertentu. Hal ini dapat terjadi karena
faktor-faktor tertentu sehingga perlu dicari penyebabnya untuk dapat segera
diambil keputusan.
c. Mengadakan evaluasi atas pengamatan lapangan
Evaluasi kegiatan proyek dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemajuan atau kemunduran proyek serta perubahan volume pekerjaan yang
dapat mengakibatkan pembengkakan anggaran biaya. Evaluasi kegiatan
6
dilakukan setiap akhir minggu dan akhir bulan oleh penyusun yang
melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang berlangsung pada proyek
pembangunan Gedung Politeknik Kota Malang.
BAB II
PROSEDUR DAN PERSYARATAN PEKERJAAN
PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN
2.1 Manajemen Proyek
Suatu proyek didefinisikan sebagai usaha dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan, memiliki sasaran yang jelas yaitu mempunyai hasil yang telah ditetapkan
seperti pada awal pembangunan proyek. Dalam pembangunan suatu proyek tertentu,
seringkali timbul masalah-masalah yang rumit dan kompleks. Hal tersebut
diakibatkan oleh adanya keterlibatan banyak pihak yang menyangkut masalah
perijinan pembangunan. Sukses atau gagalnya mengelola proyek konstruksi sangat
tergantung kepada orang-orang yang mengelolanya.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara kerja yang terorganisir secara rapi,
teratur, disiplin dan bertanggung jawab. Di samping itu juga diperlukan adanya
pembatasan tanggung jawab yang jelas sehingga tidak menimbulkan overlapping
kerja. Karena dengan adanya tanggung jawab yang rangkap akan mengakibatkan
terhambatnya kelancaran kerja terutama akan dialami oleh bawahan. Dengan adanya
kenyataan tersebut maka diperlukan suatu manajemen. Manajemen dapat disimpulkan
sebagai kegiatan mengatur atau memimpin berbagai ragam kegiatan orang atau
kelompok yang ditetapkan ( Nugraha, Paulus, 1992:7 ).
2.2 Unsur-unsur Manajemen
7
Unsur-unsur manajemen tersebut seringkali dirumuskan oleh ahli
manajemen dengan sebutan “The five M in Management“. Elemen-elemen tersebut
merupakan faktor yang harus disediakan pada suatu kegiatan yaitu meliputi :
a. Man (manusia)
Manusia menjadi penentu tujuan sekaligus pelaku dalam proses kegiatan
yang telah direncanakan. Tegasnya, faktor manusia itu mutlak. Tak akan ada
manajemen tanpa adanya manusia. Manusia yang merencanakan,
melakukan, menggunakan, melaksanakan dan merasakan hasil dari
manajemen itu.
b. Money (keuangan dan pembiayaan)
Dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, amat
diperlukan untuk mencapai sesuatu tujuan, disamping unsur manusianya.
c. Methods (metode dan cara-cara kerja)
Yaitu cara melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan
yang ditetapkan. Cara kerja yang tepat amat menentukan kelancaran
jalannya roda manajemen.
d. Materials (bahan-bahan atau perlengkapan)
Faktor material sangat penting, karena manusia tidak dapat berbuat tanpa
bahan dan perlengkapan.
e. Machines (mesin-mesin)
Peranan mesin dalam jaman modern ini tidak diragukan lagi. Mesin
membawa kemudahan dalam pekerjaan, menyingkatkan waktu bekerja
untuk menghasilkan sesuatu sehingga tingkat efisiensi lebih tinggi
diharapkan menghasilkan hasil yang maksimal.
2.3 Siklus Manajemen
8
Proses siklus manajemen meliputi aspek :
Perencanan (Planning)
Pengaturan dan Penyediaan Staff (Organizing and Staffing)
Pengarahan ( Directing )
Pengendalian (Controlling)
Pengkoordinasian (Coordinating)
Ada beberapa sasaran utama di dalam manajemen proyek, yang dapat
dikategorikan sebagai berikut :
Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget
yang telah ditentukan, jangka waktu ditetapkan dan kualitas bangunan
proyek harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah dirumuskan.
Bagi kontraktor yang bonafide yaitu mengembangkan reputasi dan
kualitas pekerjaan ( workmanship) serta mempertahankannya.
Menciptakan organisasi kontraktor dikantor pusat maupun
lapangan yang menjamin operasinya pekerjaan proyek secara
kelompok (team work)
Terciptanya pendelegasian wewenang dan tugas yang seimbang
sampai kepada lapisan manajemen yang paling bawah sehingga proses
pengambilan keputusan menjadi lebih efektif.
Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,
kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbale balik yang
terbuka antara atasan dan bawahan.
Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga
orang yang bekerja akan didorong memberikan yang terbaik dari
kemampuan dan keahlian mereka (Nugraha,Paulus,1992: 15)
9
2.4 Proyek
2.4.1 Definisi
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu
kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
hasil kegiatan yang berupa bangunan (Wulfram I.E, 2005: 21). Dapat diartikan
bahwa proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan atau suatu himpunan
pekerjaan yang saling berhubungan secara berantai dengan waktu yang terbatas
dengan pengerahan sumber daya yang tersedia, untuk mencapai tujuan, sasaran
dan harapan penting yang diinginkan.
Menilik definisi secara singkat, proyek dapat di definisikan sebagai
“serangkaian kegiatan dengan cara tertentu, kriteria keberhasilan, lokasi yang
jelas, jumlah biaya yang pasti, sumber pembiayaan yang telah ditetapkan, dan
dikelola oleh sekelompok orang yang secara khusus ditunjuk untuk itu”.
(Siagian,1984:164 )
2.4.2 Klasifikasi
Secara garis besar suatu proyek dapat dibedakan dari segi kelembagaan
proyek, kepemilikan modal dan tipologinya.
1. Kelembagaan Proyek
Dalam hal ini, sifat kelembagaanmengacu pada pemberi tugas
( bouwheer/owner) yang berkaitan erat dengan pemilik sumber dana :
a. Proyek Pemerintah
10
Berupa pelaksanaan dari program-program pembangunan yang telah
direncanakan, dengan sumber pembiayaan dari APBN untuk proyek
nasional maupun APBD untuk proyek daerah. Pemberi tugas disini
ialah lembaga pemerintah departemen maupun non departemen, dari
BUMN atau BUMD.
b. Proyek swasta
Yaitu segala proyek yang berada dibawah lembaga/organisasi non
pemerintah berupa perseroan maupun yayasan hukum resmi dan sah.
c. Proyek Pribadi
Berupa semua proyek di bawah perseorangan maupun lembaga atau
organisasi selain badan hukum formal, namun dalam prosesnya tetap
mengikuti prosedur hukum perjanjian pemborongan yang berlaku.
Sehingga proyek tetap memiliki kekuatan hukum yang pasti dan
mengikat.
d. Proyek Konsorium/Gabungan
Yang termasuk jenis ini adalah proyek-proyek dimana pengadaan
sumber dana berasal dari beberapa organisasi berbadan hukum baik
dalam hubungan antar lembaga pemeriintah, lembaga pemerintah
dengan pihak swata, hingga konsorium multi nasional antar negara
lembaga internasional.
2. Kepemilikan modal
Macam-macam proyek dilihat dari kepemilikan modalnya, yaitu :
a. Proyek Swadaya Murni
11
Adalah proyek yang sumber dananya murni berasal dari kemempuan
owner sendiri, apakah lembaga pemerintah, swasta maupun yang
lainnya.
b. Proyek Bersama Masyarakat
Adalah proyek yang sebagian dananya berasal dari masyarakat dan
sebagian lagiberasal dari lembaga atau organisasi tertentu.
c. Proyek Konsorium
Adalah proyek yang sumber dananya berasal dari gabungan beberapa
organisasi sebagai pelaksana proyek. Sebagaimana pada klasifikasi
kepemilikan modal diatas jenis ini juga dapat berupa konsorium lokal,
nasional maupun internasional.
d. Proyek Subsidi
Adalah semua proyek yang dananya berasal dari subsidi organisasi lain
di luar badan pelaksana. Dalam hal ini pemilik modal belum tentu
sebagai owner.
3. Tipologi Proyek Konstruksi
a. Konstruksi Pemukiman ( Residential construction )
Meliputi perumahan biasa, perumahan kota unit ganda, rumah susun
(flat), dan condominium. Kontraktor jenis ini biasanya termasuk
perusahaan yang sangat kecil. Umumnya pekerjaan desain dilakukan
oleh para arsitek, perancang perumahan, pihak pembangunan itu
sendiri dan bersifat padat karya.
b. Konstruksi Gedung ( Building Construction )
12
Termasuk dalam klasifikasi ini antara lain bangunan-bangunan non
pemukiman seperti sekolah, universitas, rumah sakit, tempat
peribadatan, perkantoran komersial, bioskop, gedung pemerintah, pusat
rekreasi, pabrik industri kecil dan pergudangan.
Jenis proyek ini juga bersifat padat karya dan padat material namun
tingkat teknologi dari bangunan lebuh besar dan lebih rumit.
Kebanyakan jenus ini dibiayai oleh sektor swasta, didesain oleh arsitek
yang bekerja sama dengan para spesialis khususnya pada sub system
struktur, mekanikal dan elektrikl. Pembangunan di koordinasikan oleh
kontraktor umum, dan selebihnya di-sub-kan ke perusahaan-
perusahaan menurut bidang spesialisasinya.
c. Konstruksi Rekayasa Berat ( Heavy Engineering
Construction )
Proyek ini menangani pekerjaan konstruksi bangunan umum seperti
bendungan dan terowongan, pengendalian banjir dan irigasi, jembatan,
sarana an prasarana transportasi, pemipaan dan lain-lain. Tahapan
desainnya dikuasai oleh para insinyur sipil walaupun hampir semua
bidang disiplin ilmu terkait didalamnya. Tahapan konstruksi bersifat
padat mesin dan lebih banyak diiayai ole pemerintah.
2.4.3 Struktur Organisasi
Salah satu aspek dalam manajemen proyek adalah aspek organizing
atau pengaturan. Permasalahan organizing atau pengaturan ini sangat diperlukan
terutama untuk menangani suatu proyek. Oleh karena itu, diperlukan adanya
suatu bentuk organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan.
13
Dimana fungsi dari organisasi itu sendiri adalah merubah sesuatu (dapat berupa
material, informasi, ataupun masyarakat) melalui suatu tatanan terkoordinasi
yang mampu memberikan nilai tambah, sedemikian sehingga memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya dengan baik (Dipohusodo Istimawan : 1996, hal
40). Dengan adanya struktur organisasi yang baik maka setiap pihak yang
terlibat dalam proyek baik badan hukum maupun perorangan dapat mengetahui
dan memahami tanggung jawabnya masing-masing, sehingga seluruh aktivitas
atau kegiatan dalam proyek dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Selain itu,
tidak akan terjadi tanggung jawab ganda karena setiap tugas sudah ada yang
menangani.
Ada beberapa pihak terkait yang terlibat di dalam proyek
pembangunan Gedung POLTEKOM Kota Malang. Dimana semua pihak
tersebut mempunyai tugas, tanggung jawab dan fungsinya masing-masing di
dalam satu tim proyek yang kuat. Setiap individu mendapat tugas sesuai dengan
keahlian masing-masing dan juga dibutuhkan kerja sama antar individu agar
dapat memanfaatkan kepastian pekerjaan seefektif dan seefisien mungkin.
Pihak-pihak yang terkait diantaranya adalah : Pihak Pemilik Proyek (Owner),
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana. Yang
ditunjuk langsung oleh pemilik dan bertanggung jawab langsung kepada
pemilik. Selain itu juga terdapat berbagai tenaga yang langsung berada di bawah
koordinasi kontraktor, diantaranya adalah bagian administrasi/keuangan proyek,
pelaksana, logistik, kepala gudang, mandor, kepala tukang, serta bagian
keamanan.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, struktur organisasi proyek dapat
dibagi menjadi dua, yaitu :
14
1. Struktur organisasi kontraktual
Yaitu struktur organisasi proyek yang menunjukkan pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek, dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai
kontrak yang disetujui bersama. Untuk proyek-proyek pemerintah dengan
skala menengah, pihak-pihak yang terlibat yaitu pemilik proyek (owner),
perencana, pengawas dan pelaksana (kontraktor).
2. Struktur organisasi pelaksana
Yaitu suatu struktur organisasi proyek yang menunjukkan orang-orang yang
terlibat dalam teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Bentuk struktur
organisasi ini merupakan tugas kontraktor dengan mempertimbangkan ruang
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
2.4.3.1 Struktur Organisasi Kontraktual
Pelaksanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dilaksanakan pada lokasi sehingga pembangunan terwujud. Dalam proses pelaksanaan
pembangunan tersebut akan melibatkan cukup banyak profesi. Semua pihak yang
terlibat dari atas sampai bawah harus melakukan tugasnya sebagai satu tim. Setiap
orang harus mendapat tugas yang jelas dan saling bekerja sama sehingga dapat
memanfaatkan kepastian pekerjaan seefektif dan seefisien mungkin.
15
Gambar 2.1 : Bagan Organisasi Kontraktual Proyek Pembangunan Gedung
Poltekom Kota Malang
Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang memiliki gagasan atau cita-cita
mengenai proyek yang diinginkannya berdasar keputusan pada saat tender dan
berperan sebagai pihak pemberi tugas yang memberikan Surat Perintah Kerja (SPK)
kepada pemenang tender. Pemilik proyek juga membiayai proyek, baik dengan dana
langsung maupun dana tidak langsung (dana pinjaman dari bank atau badan lain).
16
Konsultan PerencanaPT. Indra Karya (Persero)
Konsultan PengawasPT. Wahana Prakarsa Utama
Kontraktor PelaksanaPT. Sumber Kencana Perkasa
Sub. Kontraktor Konstruksi BajaCV. ACC
Sub. Kontraktor Sumur BorCV. Tirta Buana
Sub. Kontraktor ElectrikalCV. Delta Teknik
Pemilik Proyek (Owner)Dinas Pendidikan Kota Malang
Pada tahap perencanaan, Konsultan Perencana berperan sebagai pihak yang
menerjemahkan dan membuat gambaran yang jelas dari aspek-aspek teknis, arsitektur
dan ekonomis mengenai proyek yang dicita-citakan oleh pemilik proyek (owner)
dengan tentu saja melibatkan pengguna (user) secara konsultatif sebagai pihak yang
akan mempergunakan gedung tersebut. Konsultan Perencana berperan dalam
pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Begitu juga dalam pembuatan
Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dari proyek tersebut.
Pada tahap pengawas, Konsultan Pengawas berperan sebagai pengawas dan
juga memberikan saran atau usulan kepada pihak Kontraktor Pelaksana untuk
mendapatkan hasil kerja yang baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), serta memberikan teguran
apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan dan juga melakukan pengontrolan
dalam pemesanan material maupun perlengkapan bangunan.
Pada tahap pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana berperan sebagai pihak yang
mendapat tugas dari Pemilik Proyek untuk melaksanakan proyek sesuai dengan apa
yang telah direncanakan oleh Konsultan Perencana dengan diawasi oleh Konsultan
Pengawas.
Struktur organisasi pelaksana untuk proyek satu dengan yang lain berbeda-beda
tergantung pada :
Lingkup dan besarnya proyek
Sifat hubungan kontraktual dengan klien
Potensi perusahaan
Anggota staf yang tersedia untuk proyek tersebut
17
Prinsip-prinsip berikut perlu juga diperhatikan dalam penyusunan organisasi di
lapangan, yaitu :
Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
Masing-masing staf harus memiliki uraian pekerjaan (job
description) secara jelas dan terperinci.
Masing-masing individu dibekali dengan wewenang untuk
mengambil keputusan sesuai dengan jabatannya.
Untuk itu kelancaran proyek Gedung POLTEKOM Kota Malang ditentukan oleh
unsur-unsur yang menangani pelaksanaannya. Adapun unsur-unsur adalah :
a. Project Manager
Project Manager merupakan wakil dari kontraktor dan bertanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan proyek. Project Manager memiliki
wewenang dalam memutuskan kebijaksanaan dan tindakan yang harus segera
diselesaikan mengenai masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan proyek.
b. Construction Manager ( Site Manager )
Construction Manager memiliki tugas dan tanggung jawab penuh atas
segala hal yang menyangkut pelaksanaan proyek di lapangan, serta kegiatan
pengkoordinasian yang melibatkan para staf dan bawahannya.
Tugas dan wewenang Construction Manager ( Site Manager ), yaitu :
1. Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan di lapangan.
2. Bertanggung jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke
pelaksanaan pekerjaan sebenarnya.
18
3. Membuat metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat
oleh Project Manager.
4. Mengatur pemakaian material, upah dan peralatan.
5. Mengadakan komunikasi dengan kantor pusat jika terjadi penyimpangan
di lapangan. Setiap permasalahan yang ada, harus segera mengadakan
rapat dengan atasan untuk mencari solusi permasalahan yang ada.
6. Mengendalikan semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
7. Membuat sistem kerja, Network Planning dan Time Schedule
pelaksanaan secara baik.
8. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan di lapangan.
9. Mengendalikan sumber daya baik bahan, alat maupun tenaga kerja.
10. Menyusun laporan kemajuan proyek.
c. Superintendent
Superintendent adalah badan yang bertugas mengkoordinasikan bagian-
bagian yang berhubungan dengan pelaksanaan teknik di lapangan.
Koordinator Pelaksana bertanggung jawab secara langsung kepada
Construction Manager.
d. GA ( General Affair ) / Akuntansi
Tugas dari bagian keuangan yaitu mengatur keluar masuknya keuangan
proyek dan mengurus administrasi dan penataan usaha keuangan serta
mengurus distribusi surat keluar dan masuk yang berhubungan dengan proyek
yang selanjutnya didistribusikan ke bagian lain. Bagian keuangan proyek juga
bertugas untuk membuat laporan keadaan kas anggaran pembangunan tiap
19
akhir bulan, serta menyelenggarakan tata kearsipan yang berkaitan atau
berhubungan dengan bukti-bukti pengeluaran pembayaran.
e. Site Administratif Manager
Site Administratif Manager memiliki tugas dan tanggung jawab penuh
atas segala hal yang menyangkut urusan administrasi kontraktor. Site
Administration Manager merupakan bawahan dari Site Manager yang juga
bertugas untuk mengkoordinir akuntansi dan logistik.
f. Supervisor
Tugas bagian supervisor yaitu memahami gambar kerja rencana dan
spesifikasi teknik, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja
mingguan dan gambar kerja design spesifikasi teknik. Disamping itu juga
menyiapkan tenaga kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan tugas tenaga kerja
sehari-hari, menjaga dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian
bahan, tenaga dan peralatan proyek, membuat laporan harian tentang
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan di lapangan.
g. Surveyor
Surveyor mempunyai tugas mengadakan pengukuran dan pengelolaan
gambar-gambar proyek.
h. Logistik
Bagian logistik mempunyai tugas membuat jadwal pengadaan bahan dan
peralatan proyek, bekerja sama dengan staf teknik dan administrasi ( akuntansi
20
). Disamping itu pula, juga melakukan survei dan memberikan informasi
tentang sumber dan harga dari bahan serta membuat suatu laporan managerial
tentang penggunaan peralatan, pemakaian dan persediaan bahan di proyek.
i. Drafter
Drafter mempunyai tugas menggambar site plan dan rencana gambar –
gambar lainnya yang di inginkan oleh Site Manager dan juga hasil gambar
tersebut dapat di mengerti oleh orang-orang yang ada di lapangan. Dalam hal
ini Pelaksana, Surveyor, Mandor dan tukang.
j. Kepala Gudang
Kepala gudang bertanggung jawab terhadap keberadaan bahan dan
peralatan yang ada di gudang. Segala bahan dan peralatan yang keluar masuk
gudang harus dengan sepengetahuan kepala gudang. Kedatangan dan
penggunaan bahan dicatat untuk kemudian dibuat laporan tentang besarnya
bahan yang telah masuk dan pemakaian untuk diketahui stock yang ada.
k. Mandor
Mandor mempunyai tugas mengawasi dan mengatur pekerjaan tukang-
tukang dan pekerjaan yang lebih spesifik, itu semua adalah tanggung jawab
mandor.
l. Kepala Tukang
21
Kepala tukang mempunyai tugas mengatur tukang-tukang yang
mempunyai spesialisasi tertentu dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan
keahliannya, misalnya tukang batu dikepalai oleh seorang yang ahli, begitu
pula untuk tukang kayu dan tukang besi.
m. Keamanan
Bagian keamanan mempunyai tugas menjaga keamanan segala sesuatu
yang ada di proyek selama proyek berlangsung. Keamanan peralatan proyek,
bahan maupun inventarisasi proyek menjadi suatu tanggung jawab dari bagian
keamanan baik siang maupun malam.
2.4.3.2 Struktur Organisasi Pelaksana
22
Site ManagerIr. Jahja Dian Istanto
LogistikAsmadi
Pelaksana SipilIzzun Mustaufizah, ST
Pelaksana ArsitekIr. Hasan Rohani
Mandor KantorKadir
Mandor Gedung ASuroso
Mandor Gedung BH. Kadis
Project ManagerIr. Eddy Noer Sasongko
Gambar 2.2 : Bagan Organisasi Kontraktor Pelaksana
Struktur organisasi pelaksana untuk proyek satu dengan yang lain berbeda-
beda tergantung pada :
1. Lingkup dan besarnya proyek
2. Sifat hubungan kontraktual dengan klien
3. Potensi perusahaan.
4. Anggota staf yang tersedia untuk proyek tersebut
Prinsip-prinsip berikut perlu juga diperhatikan dalam penyusunan organisasi di
lapangan, yaitu :
1. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
2. Masing-masing staf harus memiliki uraian pekerjaan (job
description) secara jelas dan terperinci.
3. Masing-masing individu dibekali dengan wewenang untuk
mengambil keputusan sesuai dengan jabatannya.
Dalam proses pelaksanaan pembangunan suatu proyek akan melibatkan cukup
banyak profesi. Semua pihak yang terlibat dari atas sampai bawah harus melakukan
tugasnya sebagai satu tim. Setiap orang harus mendapat tugas yang jelas dan saling
bekerja sama sehingga pekerjaan dapat di kerjakan seefektif dan seefisien mungkin.
Berikut ini dapat kita lihat bagan struktur organisasi pelaksana yaitu PT. Indra Karya
dan struktur organisasi pengawas yaitu PT.Wahana Prakarsa Utama
23
Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja
2.4.4 Hubungan Kerja Antara Pengawas dan Pelaksana
Pelaksanaan proyek merupakan hal yang sangat penting dan harus
mendapatkan perhatian yang seksama dalam mewujudkan sesuatu menjadi
bangunan yang siap digunakan dan memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditentukan. Karena bagaimana pun baiknya suatu perencanaan, tanpa adanya
pelaksanaan dan pengawasan yang baik tidaklah mungkin mendapatkan suatu
hasil yang diharapkan.
Konsultan Pengawas berperan sebagai pengawas dan juga
memberikan saran atau usulan kepada pihak Kontraktor Pelaksana untuk
mendapatkan hasil kerja yang baik, sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), serta memberikan
teguran apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan dan juga melakukan
pengontrolan dalam pemesanan material maupun perlengkapan bangunan.
Kontraktor Pelaksana berperan sebagai pihak yang mendapat tugas dari
Pemilik Proyek untuk melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh Konsultan Perencana dengan diawasi oleh Konsultan
Pengawas.
24
BAB III
DESKRIPSI UMUM PROYEK
3. 1 Data Pokok Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Poltekom Kota Malang
Lokasi : Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan
Kedungkandang
Luas Bangunan : 44.5 x 30 x 2 m2 (gedung kuliah)
22 x 11.5 m2 (gedung kantor)
Kontraktor Pelaksana : PT. Sumber Kencana Perkasa
Konsultan Perencana : PT. Indra Karya ( Persero )
Konsultan Pengawas : PT. Wahana Prakarsa Utama
Anggaran Biaya : Rp. 19.105.440.000
Tahun Anggaran : 2008 – 2009
Batas-batas dari pembangunan proyek ini adalah :
Sebelah Utara : Persawahan
Sebelah Selatan : Persawahan
Sebelah Timur : Persawahan
Sebelah Barat : Gedung Poltekom Kota Malang
25
3. 2 Manajemen Proyek
Secara umum pembagian sistem manajemen proyek terbagi atas dua jenis,
yaitu :
a. Sistem Konvensional
Sistem manejemen proyek secara tradisional biasanya digunakan pada
jenis proyek yang tidak begitu besar biayanya, permasalahan yang tidak
terlalu kompleks, dan waktu proyek yang tidak terlalu panjang.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam sistem ini adalah menjadikan
sistem ini di dalam pelaksanaan proyek menjadi lebih sederhana,
hubungan antar bagian secara langsung.
Di samping kelebihan di atas, terdapat juga kekurangan yaitu kualitas
biaya, waktu dan mutu kurang dapat dijamin mengingat ada kemungkinan
keselureuhan pekerja dilakukan disatu tangan, yaitu kontraktor. Karena itu,
dalam suatu proyek dengan menggunakan sistem tersbut dibutuhkan suatu
kontraktor yang mempunyai kredibilitas dan pengalaman kerja yang sangat
tinggi untuk menghasilkan kualitas keseluruhan pekerja yang ada.
b. Sistem Manajemen Konstruksi
Merupakan suatu sistem pelaksanaan proyek yang mengutamakan kualitas
biaya, bahan dan waktu penyelesaian pembangunan suatu proyek. Sistem
ini hanya dilakukan pada proyek besar atau yang menurut pada aturan
tertentu.
26
Dalam proyek ini yang memegang peranan penting adalah main kontraktor
yang berhubungan langsung dengan konsultan perencana dan pemilik
proyek.dalam pengelolaan proyek dengan sistem manajemen konstruksi
ini, konsultan manajemen konstrruksi berperan secara langsung, mulai dari
:
1) Tahap pengembangan.
2) Tahap perancangan.
3) Tahap pelelangan.
4) Tahap pelaksanaan.
5) Tahap pemeliharaan dan operasi.
Dengan adanya peranan konsultan manajemen konstruksi dari awal hingga
pengoperasian suatu proyek, maka waktu dari setiap tahapan dapat
dipersingkat sebagai kompensasi dari setiap tahap-tahap tersebut.
Tipe manajemen konstruksi yang biasa digunakan di Indonesia adalah
sistem manajemen konstruksi dengan sistem Fast – track.
27
Gambar. 3.1 Sistem Manajemen Konstruksi Dengan Sistem Fast-Track
3.2.1. Time Schedule
Penjadwalan yang baik dan sesuai dengan tujuan adalah sarana dan
prasarana untuk mengontrol dari salah satu fungsi manajemen, dimana
keterlambatan-keterlambatan pekerjaan dapat segera disadari dan diatasi,
kemudian diambil langkah-langkah pemecahannya.
Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proyek haruslah cukup,
disebabkan waktu ini menjadi permasalahan yang cukup serius karena adanya
bagian-bagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan pada musim
penghujan. Oleh karena itu hendaklah diatur dengan waktu bersamaan dan
bagian pekerjaan lainnya yang harus berurutan. Adapun bagian dari Time
Schedule adalah ;
28
Owner Manajemen konstruksi
Konsultan pengawas
Kontraktor
Konsultan Perencana
a. Untuk memberikan pedoman-pedoman kepada satuan pekerjaan bawahan
mengenai batasan waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-
masing,
b. Memberikan saran bagi pimpinan pelaksana untuk koordinasi terutama
dalam memberikan alokasi prioritas-prioritas yang dianggap perlu.
c. Menjadi ukuran untuk menilai kemajuan suatu pelaksanaan masing-
masing bagian pekerjaan.
Penjadwalan (Time Schedule) pada umumnya berisi :
a. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Waktu kapan suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
c. Bobot dari masing-masing pekerjaan yang dinyatakan dengan presentase
terhadap harga dari seluruh pekerjaan yang akan diselesaikan.
Realisasi dari pekerjaan tersebut bisa bernilai positif atau negatif.
Positif berarti realisasi pekerjaan tersebut telah melampaui target yang
direncanakan. Negatif berarti realisasi pekerjaan tidak memenuhi target yang
sudah direncanakan, sehingga nantinya perlu upaya untuk mengatasinya.
Kontrol fisik perlu dilakukan dengan menghindari benturan-benturan
yang mungkin terjadi antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.
3.2.2. Pemilik Proyek ( Owner )
Pemilik proyek merupakan pihak yang mempunyai ide serta memiliki
sarana untuk merealisasikan ide tersebut. Pihak pemilik proyek bisa berasal
dari pemerintahan, badan hukum(perusahaan/yayasan) dan swasta atau
29
perorangan. Pemilik merupakan pihak yang memberi tugas dan membiayai
proyek mulai dari perencanaan dan pelaksanaan.
Berhubung pemilik proyek tidak memiliki keahlian yang cukup untuk
mewujudkan ide tersebut, maka untuk merealisasikannya dipelukan bantuan
dari pihak lain yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Dalam hal ini
pemilik proyek menggunakan jasa konsultan perencana (untuk merencanakan
aspek teknis dan arsitektur yang diwujudkan dalam rencana kerja dan syarat-
syarat) serta untuk mengetahui perkiraan biaya yang diperlukan (dari segi
ekonomi yang berupa rancangan anggaran biaya).
Selanjutnya owner menentukan pemborong atau kontraktor untuk
melaksanakan pembangunan sesuai dengan bestek dan
kelengkapannya.pemilik proyek memiliki tugas dan kewajiban serta
wewenang pada tahap selum dan sesudah pelaksanaan sampai proyek tersebut
siap di serahterimakan.
Adapun tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :
Mengambil keputusan terakhir yang mengenai proyek tersebut.
Mengambil keputusan terakhir untuk menetapkan pihak kontraktor
pelaksana
Mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) dan surat perjanjian kerja
kepada kontraktor
Menyetujui atau menolak penyerahaan pekerjaan maupun
perpanjangan yang di ajukan oleh pihak Kontraktor Pelaksana.
Menyediakan dana atau anggaran biaya.
30
Melalui konsultan perencana menyediakan gambar-gambar
spesifikasi pekerjaan yang di butuhkan agar kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Memberi keterangan pihak kontraktor mengenai batas-batas dari
lapangan proyek serta kondisi sekitarnya.
Membayar termin sesuai dengan kesepakatan bersama.
Menetapkan denda jika terjadi keterlambatan kerja
Mengikuti rapat koordinasi proyek.
Mengambil keputusan terakhir yang terakhir yang terikat
mengenai proyek serta menerima pekerjaan apabila telah selesai dan
memperhentikan proyek.
3.2.3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana yaitu pihak yang mendapat tugas dari pemilik
proyek untuk merencanakan proyek, sesuai dengan yang diinginkan pemilik.
Konsultan perencana merupakan suatu tim yang terdiri atas tenaga-tenaga
teknik dari berbagai disiplin ilmu seperti sipil, arsitektur, mesin, elektro,dan
lain-lain. Konsultan perencana bertanggung jawab penuh terhadap hasil
perencanaan apabila dilaksanakan. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai
konsultan perencana yaitu PT. Indra Karya (Persero)
Adapun tugas pekerjaannya sesuai dengan dokumen kontrak adalah:
1. Menyusun rencana pelaksanaan dan alokasi tenaga
31
2. Mengumpulkan data lapangan, lingkungan, dan
pengamatan terhadap keadaan bangunan yang sudah ada untuk evaluasi
terhadap perencanaan yang sudah dilaksanakan.
3. Menyusun uraian tentang maksud dan tujuan perencanaan
serta pelaksanaan pekerjaan.
4. Membuat rencana tapak, rencana pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan TOR (Term Of Reference) yang sudah
diberikan, serta penelitian dan pengujian anggaran untuk pelaksanaan
konstruksi fisik.
5. membuat gambar lengkap rencana arsitektur, rencana
konstruksi termasuk tahan gempa, rencana dan perhitungan sistem
pelistrikan, sistem tata udara, atau ventilasi dan sistem pembuangan air
hujan.
6. Membuat gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat,
rencana volume dan biaya, program pelaksanaan dan pelelangan serta
menyusun dokumen sebanyak yang diperlukan.
7. Memberi penjelasan pelaksanaan konstruksi fisik pada
waktu pelelangan.
8. Pengawasan berkala arsitektur dalam pekerjaan
pelaksanaan.
Tanggung jawab dan kewajiban :
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana harus
mengikuti pedoman persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak
konsultan perencana dan pemilik.
32
2. Konsultan perencana akan menyelesaikan tugasnya dengan segala
kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki.
3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak dan
ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab
konsultan perencana.
4. Konsultan perencana tidak diperkenankan memberikan tugas kepada
pihak lain kecuali dengan persetujuan pemilik.
5. Konsultan perencana harus memberikan cetakan dari dokumen
pelaksanaan kepada pihak pemilik apabila sewaktu-waktu dibutuhkan
dengan tanggungan biaya pemilik.
6. Konsultan perencana harus bertanggung jawab atas kebenaran
perencanaan yang dihasilkan dan dengan kesalahan-kesalahan perencanaan
yang baru diketahui pada masa pelaksanaan.
7. Konsultan perencana beserta anggotanya tidak dibenarkan langsung
maupun tidak langsung turut serta sebagai sub kontraktor maupun
leveransir pada proyek ini.
3.2.4. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang membantu
pemilik proyek dan berperan dlam memberikan pengawan dan pengontrolan
pelaksanaan tetap sesuai dokumen kontrak sehingga dapat mengendalikan
pembiayaan dan waktu pelaksanaan serta menjamin kualitas proyek.
33
Konsultan pengawas pada tahap pelaksaanaan berperan sebagai
pengawas dan juga memberikan saran atau usulan pada pihak kontraktor
pelaksanaan untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, sesuai dengan apa
yang telah direncanakan dan sesuiai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) serta memberikan teguran apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan dan juga melakukan pengontrolan dalam pemesanan material
maupun perlengkapan proses proyek. Dalam proyek ini yang bertindak
sebagai konsultan pengawas yaitu PT. Wahana Prakarsa Utama
Adapun rangkaian tindakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
kegiatan pengawasan proyek tersebut terdiri atas tugas pekerjaan yang
dilaksanakan antara lain :
1) Mengawasi laju pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik baik
segi kuantitas maupun kualitas bahan bangunan serta pelaksanaan.
2) Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi fisik.
3) Mengawasi, meneliti perubahan-perubahan sreta
penesuaian-penyesuaian yang terjadi selama pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik.
4) Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, penyelesaian dan penyerahan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi fisik.
5) Membuat laporan harian, mingguan, dan laporan bulanan
pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik.
6) Membuat laporan pekerjaan pengawasan sesuai dengan
tahapan pembayaran yang telah disetujui bersama.
34
7) Menggandakan gambar-gambar sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan (As Built Drawing).
8) Menyusun daftar kekurangan - kekurangan dan cacat
selama waktu pemeliharaan dan mengawasi pekerjaan perbaikan serta
penyempurnaan
9) Menyusun dokumen pendaftaraan bersam-sama pengelola
proyek yang terdiri dari :
a. Photo copy DIP ( pembiayaan ).
b. Kontrak atau perjanjian pemborongan beserta kelengkapannya.
c. Berita acara penyerahan pekerjaan pelaksanaan I dan II.
d. Gambar situasi dan bestek yang sudah sesuai dengan
pelaksanaan (AS Built Drawing) maupun working drawing dan atau
shop drawing.
e. Salinan atau photo copy tanda bukti hak atas tanah .
f. Salinan atau photo copy surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Tanggung jawab dan kewajiban :
1) Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas
harus mengikuti pedoman persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak
konsultan pengawas dan pemilik.
2) Konsultan pengawas akan menyelesaikan tugasnya dengan
segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang dimiliki.
3) Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung
jawab konsultan pengawas.
35
4) Konsultan pengawas tidak diperkenankan memberikan
tugas ini kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan pemilik.
5) Konsultan pengawas harus memberikan cetakan dari
dokumen pelaksanaan kepada pihak pemilik apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan dengan tanggungan biaya pemilik.
6) Konsultan pengawas beserta anggotanya tidak dibenarkan
langsung maupun tidak langsung turut serta baik sebagai subkontraktor
maupun leveransir pada proyek ini.
3.2.5 Kontraktor Pelaksana
Pada tahap pelaksanaan, Kontraktor pelaksana berperan sebagai pihak
yang mendapat tugas dari Pemilik Proyek untuk melaksanakan proyek sesuai
dengan apa yang telah direncanakan oleh Konsultan Perencana dengan
diawasi oleh konsultan pengawas.
Kontraktor adalah perusahaan yang berbadan hukum yang bergerak
dalam bidang pemborongan pembangunan suatu proyek sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan dan jadwal yang telah ditentukan. Kontraktor Pelaksana
merupakan pihak yang berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar-gambar Rencana Kerja, uraian dan Syarat-Syarat pekerjaan (RKS)
yang telah ditetapkan dlam dokumen kontrak, sesuai dengan biaya kontrak
yang telah dibuat oleh Pemilik Proyek.
Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Dalam
proyek ini yang bertindak sebagai Kontraktor yaitu PT. Sumber Kencana
Perkasa
36
Tugas dan kewajibannya antara lain :
1) Kontraktor pelaksana harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam dokumen kontrak dengan segala lampirannya, syarat-
syarat umum administrasi, syarat-syarat teknis, syarat-syarat bahan dan
lain sebagainya.
2) Kontraktor pelaksana wajib mengikuti dan menaati segala
petunjuk dari pemilik proyek.
3) Kontraktor pelaksana wajib hadir dalam setiap rapat yang
diselenggarakan berkaitan dengan pelaksanaan proyek dilapangan.
4) Kontraktor pelaksana memberikan laporan mengenai
laporan mengenai perkembangan proyek dilapangan.
5) Kontraktor pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan di
lapangan sesuai gambar dan kontrak yang telah ditentukan.
6) Kontraktor pelaksana wajib membuat time schedule sebagai
pedoman pengendalian bersama dengan persetujuan pimpinan proyek atau
pemilik proyek.
7) Kontraktor pelaksana wajib memenuhi :
a. Pengamanan secara wajar dan sehat atas semua orang, tenaga kerja
juga pengunjung yang berkepentingan terhadap proyek.
b. Pencegahan terhadap kerusakan, kebakaran, dan hilangnya hasil
pekerjaan, bahan dan peralatan yang berada di lokasi proyek.
c. Penyediaan perlengkapan P3K serta memerintahkan semua tenaga
kerja untuk bekerja menggunakan alat-alat keselamatan.
37
38
39