BAB I-III (EDIT)

Embed Size (px)

Citation preview

22

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangStatus gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan penyebab penting dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) secara tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Kematian ibu dan kematian bayi serta Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk/suboptimal cendrung melahirkan bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Burns, 2000).Di Asia Tenggara, Indonesia menduduki urutan tertinggi dalam angka kematian maternal. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008, Angka Kemaitan Ibu (AKI) di Indonesia adalah 235 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Jauh diatas target AKI untuk MDGs (Millenium Development Goals) yang ditetapkan WHO sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH).Pentingnya kebiasaan hidup sehat dan pola makan gizi seimbang sehari-hari belum merupakan kebutuhan yang dirasakan masyarakat. Karena itu perbaikan gizi tidak cukup dengan penyediaan sarana tetapi juga perlu upaya perubahan sikap dan perilaku. Gangguan gizi pada ibu hamil dapat ditentukan oleh situasi ekonomi rakyat, keamanan, pendidikan dan lingkungan hidup. Masalah gizi tak dapat ditangani dengan kebijakan dan program sepotong-potong dan jangka pendek serta sektoral. Untuk itu diperlukan pembangunan di bidang ekonomi, pangan, kesehatan dan pendidikan serta keluarga berencana yang saling terkait dan mendukung, yang secara terintegrasi ditujukan untuk mengatasi masalah gizi dengan meningkatkan status gizi masyarakat (World Bank, 2006)Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK). UNICEF memperkirakan sepertiga ibu hamil di Indonesia menderita kekurangan gizi kronis. Data Depkes sekitar 4 juta ibu hamil, setengahnya mengalami anemia gizi dan 1 juta lainnya Kekurangan Energi Kronik (KEK). Angka kematian ibu melahirkan (AKIM) menunjukkan proporsi ibu meninggal karena status gizi dan tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil (Dinkes Sumbar, 2010).

Keterbatasan status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh status gizi sebelum hamil, jika seorang ibu sebelum hamil memiliki status gizi buruk atau KEK juga mempengaruhi terhadap status gizi ibu pada saat hamil dengan perbaiki gizi pada ibu hamil tidak hanya ditujukan pada resiko gizi pada saat ibu hamil saja, tetapi sudah dipersiapkan pada saat ibu merencanakan kehamilan secara KEK dan anemia pada ibu hamil dapat diatasi.Keterbatasan pengetahuan, seperti kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi merupakan sebab penting terjadinya gangguan gizi dalam masyarakat (Suhardjo, 1996). Pengetahuan tentang gizi yang baik, apabila masyarakat telah menerapkan aturan makan yang baik terutama pada ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan janin dan dirinya sebaliknya ibu hamil yang pengetahuannya tentang gizi rendah, dapat mengakibatkan kekurangan gizi (Maiyenti, 2006)Keadaan gizi yang baik sebenarnya merupakan hasil kebiasaan makan yang baik secara terus menerus. Untuk itu perlu dibiasakan untuk memberikan makan yang bergizi dalam jumlah yang cukup terutama menjelang kehamilan, menurut para ahli disarankan bahwa keadaan gizi yang baik seharusnya sudah dipersiapkan sebelum kehamilan hal ini dimaksudkan untuk mencapai keadaan yang optimal (Moore, 1997).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2009 terdapat 97 kasus (6,63%) ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi (LILA < 23,5 cm) yang diukur berdasarkan LILA dari jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 1.463 orang. Sedangkan menurut data Puskesmas Padang Pasir pada tahun 2010 terdapat 143 kasus ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm. Hasil survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Padang Pasir terhadap 7 orang ibu hamil, 4 orang diantaranya mengatakan tidak mengetahui asupan gizi saat hamil, ibu mengatakan hanya memakan makanan seperti biasanya dan sekali-kali hanya memakan makanan yang bergizi, sedangkan 3 orang ibu lagi mengatakan bahwa mereka mengetahui asupan gizi saat hamil.Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.

1.2 Perumusan MasalahDari uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama hamil dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011?1.3 Tujuan Peneliti

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.1.3.2.2 Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang status gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.1.3.2.3 Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai bahan pengembangan diri, kemampuan dan menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menginformasikan data temuan serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikan di lapangan.1.4.2 Bagi PuskesmasDapat menjadi sumber data dasar atau data yang mendukung untuk penelitian yang selanjutnya di bidang kesehatan khususnya status gizi.1.4.3 Bagi Institusi PendidikanSebagai masukan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan sebagai panduan bagi pengembangan penelitian selanjutnya1.5 Ruang Lingkup PenelitianBanyak hal yang mempengaruhi masalah gizi ibu hamil misalnya masalah status ekonomi, tingkat pendidikan dan sikap namun peneliti hanya meneliti pengetahuan ibu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil, yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1 Status Gizi Ibu Hamil2.1.1.1 Pengertian status gizi ibu hamilStatus gizi ibu hamil adalah keadaan nutrisi ibu hamil yang dapat diukur dengan beberapa pemeriksaan anthropometri, klinis, biokimia dan biofisik, merupakan cermin dan cadangan energi atau kalori (dalam jaringan lemak) dan cadangan protein (Supariasa, 2002)Status gizi ibu hamil merupakan suatu keadaan gizi ibu hamil akibat dari pemakaian dan penggunaan makanan yang ditentukan oleh kualitas maupun kuantitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan ibu hamil (Suraatmaja, 2000)Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : penilaian status gizi secara tidak langsung dan penilaian status gizi secara langsung. Penilaian status gizi secata tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu : survey konsumsi, makanan, statistik vital dan faktor ekologi dan penilaian status gizi secara langsung dapat dilakukan menjadi empat penilaian yaitu, secara antropometri, klinis, biokimia, fisik. Cara pengukuran status gizi ibu hamil menggunakan centimeter dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas Ibu (LILA) (Supariasa, 2001).2.1.1.2 Peran Gizi dalam KehamilanGizi merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatanpada wanita hamil. Patokan yang biasa digunakan untuk menilai keadaan gizi wanita hamil adalah penambahan berat badan minimal 9 kg dan maksimal 12,5 kg selama kehamilan (Savitri Sayugo, 2002)Selama awal masa kehamilan di dalam tubuh seorang wanita telah terjadi penyesuaian untuk mempersiapkan pertumbuhan janin, masa persalinan dan agar dapat menyusui bayi yang dilahirkan. Apabila konsumsi zat gizi selama kehamilan tidak mencukupi, maka cadangan zat gizi ibu yang akan dipakai. Karenanya pada ibu hamil perlu tambahan konsumsi zat gizi diatas kebutuhan sehari-hari di luar masa kehamilan (Savitri Sayugo, 2002)Ibu dengan kebiasaan makan yang baik dan mempunyai berat badan normal sebelum konsepsi terjadi, diharapkan tidak mengalami kesulitan sehubungan dengan kehamilanya. Selama janin masih dalam kandungan, pertumbuhan terjadi dalam tiga tahapan, yaitu:

1) Terjadi karena pembelahan sel

2) Kombinasi antara pertumbuhan dan pembesaran sel

3) Pembesaran sel (Savitri Sayugo, 2002)

Tidak cukupnya konsumsi makanan ibu hamil akan menyebabkan imunitas menurun, mudah terkena penyakit infeksi dan gangguan zat gizi yang akan memperberat keadaan malnutrisi ibu. Untuk menghindari hal tersebut, konsumsi makanan ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita tidak hamil.

Kegunaan makanan tersebut adalah :

1) Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan

2) Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan pada ibu sendiri

3) Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas

4) Cadangan untuk masa laktasi

(http://www.balita-anda.Com.2011) Banyak wanita hamil yang menderita anemia karena kebutuhan akan zat gizi meningkat tetapi konsumsi makanannya tidak memenuhi syarat gizi, cadangan zat gizi termasuk asam folat sangat penting bagi ibu hamil. Mengingat begitu pentingnya asam folat pada wanita hamil maka gizi sebelum hamil hendaknya diperhatikan kondisi badan seorang wanita hamil yang terlalu kurus akan terjadi rebutan nutrisi dengan janinnya, sehingga janin tidak tumbuh secara optimal. Kekurangan zat gizi merupakan fenomena yang komplek, penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat besi biasanya masyarakat yang golongan miskin/ekonomi rendah (Khomsan, 2002).2.1.1.3 Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil

Kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar dibandingkan wanita tidak hamil dan tidak menyusui. Hal ini disebabkan oleh :

1) Adanya kenaikan basal metabolite rate

2) Bertambahnya berat badan selama kehamilan

Kecakupan zat gizi rata-rata yang dianjurkan perhari untuk ibu hamil diperhitungkan dan kebutuhan wanita dewasa ditambah dengan jumlah yang dianjurkan untuk ibu hamil. Sedangkan unsure-unsur gizi yang dianjurkan untuk wanita hamil dinegara tropis adalah kalori, protein, garam, zat besi, vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Kartasapoetra, 2003).

Tabel 2.1

Jumlah zat gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil per hariNo Kebutuhan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13Energi

Protein

Vitamin A

Thiamin

Riboflavin

Niasin

Vitamin B12

Asamfolat

Vitamin C

Kalsium

Fosfor

Besi

Yodium 285 Kal

12 gr

200 RE

0.2 mg

0.2 mg

1,3 mg

0,3 mg

150 mg

10 mg

400 mg

200 mg

20 mg

25 mg

Sumber : Saifuddin, 2002Tabel 2.2Anjuran Makanan Ibu Hamil sehari Menurut Ukuran Rumah TanggaJenis MakananBanyaknyaTakaran

Nasi4 x 200 gr200 gr = 1 piring sedang

Lauk2 x 50 gr50 gr = 1 potong sebesar kotak korek api

Tempe4 x 25 gr2 gr = 1 potong sedang

Sayur3 x 100 gr100 gr = 1 mangkok sedang

Buah 2 x 100 gr100 gr = 1 potong pepaya sedang

Susu1 x 200 cc200 cc = 1 gelas

2.1.1.4 Pemantauan Status Gizi Selama HamilPemantauan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik sebelum kehamilan maupun selama kehamilan merupakan pendekatan yang potensial dalam peningkatan kesejahteraan ibu dan anak. Dengan pemantauan status gizi ibu hamil yang baik, maka peluang untuk melahirkan bayi yang sehat besar pula. Pemeriksaan anthropometri yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi ibu hamil adalah : penimbangan berat badan, indeks masa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (Darmayanti, 2004)

1) Berat badan

Untuk mengetahui berat badan selama kehamilan, harus diketahui berat badan sebelum hamil. Kenaikan berat badan selama hamil merupakan salah satu indikator yang dapat dipercaya dalam menentukan status gizi selama kehamilan. Ibu hamil menderita kekurangan gizi digambarkan dengan berat badan sebelum hamil yang kurang dari 42 kg dan berat badan saat kehamilan trimester tiga yang kurang dari 45 kg.

2) Indeks Masa Tubuh

Indeks masa tubuh disebut juga dengan Body Mass Indeks. Pengukuran dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan. Rumus IMT = BB/TB, Under weight < 19,8, normal 19,8-26,0, obesitas > 29,0

Tabel 2.3Rekomendasi Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan berdasarkan Pada Indeks Masa Tubuh (IMT) Sebelum HamilKategori BB/TBRekomendasi Kenaikan BB total (KG)Rekomendasi BB setiap minggu selama trimester II dan III kehamilan (KG)

Rendah (BMI 29,0)12,5-18

11,5-16

7-11,5

> 6,80,5

0,4

0,3

Ditentukan pada setiap individu

Sumber : Supariasa, 2001

Selama kehamilan I dan II, pertumbuhan terutama paling banyak pada jaringan ibu, sedangkan pertumbuhan janin terutama trimester III

Total kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

a) Kenaikan berat badan trimester I = + 1 kg

b) Kenaikan berat badan trimester II = + 5 kgc) Kenaikan berat badan trimester III = + 5,5 kg(Sastrawinata, 1983)

3) Ukuran lingkar lengan atas

Cara lain untuk menilai keadaan gizi ibu hamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Apabila LILA 23,5 cm, menyatakan status gizi normal dan < 23,5 menyatakan kurang energi kronik (KEK) (Savitri, 2002).2.1.1.5 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

1) Tingkat PendapatanTingkat pendapatan merupakan indicator social ekonomi yang dapat menentukan status gizi seseorang / masyarakat. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan. Bagi masyarakat yang tingkat pendapatanya rendah maka daya beli makanan mereka tidak mencukupi untuk mengkonsumsi zat gizi yang cukup bagi tubuh sehingga dapat menjadikan status gizi seseorang sangat kurang.Tingkat pendapatan akan menentukan pola makan yang dibeli dari hasil pendapatan tersebut, keluarga miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatanya untuk makanan dalam jumlah besar sedangkan keluarga kaya lebih memilih makanan baik dan segi kualitatif makanan untuk keluarganya (Suraatmaja, 2000).2) Tingkat PengetahuanTingkat pengetahuan adalah segala apa yang diketahui seseorang tentang sesuatu hal dan gizi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Jadi pengetahuan gizi adalah segala apa yang diketahui yang berhubungan dengan makanan (Hamid, 2001) 3) Tingkat PendidikanPendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh ibu yang Dapat dikategorikan pada pendidikan tingkat SD, SLTP, SMU dan D3 Atau Perguruan Tinggi.

Pendidikan juga merupakan faktor penyebab rendahnya pengetahuan Ibu tentang makanan seimbang sehingga menimbulkan status gizi yang Kurang. Menurut beberapa penelitian dikatakan bahwa pada tingkat pendidikan yang rendah lebih banyak menderita gizi kurang dibanding dengan yang berpendidikan tinggi (Kartasapoetra, 2003) 4) Kebiasaan Makan

Kebiasaan adalah segala sesuatu yang telah biasa dilakukan yang merupakan pola perilaku yang diperoleh dan praktek yang dilakukan secara berulang-ulang.Pada ibu hamil, kebiasaan makan yang kurang baik akan menyebabkan ibu dan bayi yang dikandungnya mengalami defisiensi zat gizi yang dapat berakibat buruk bagi ibu dan bayi tersebut (www.buleten.gizi.com.2011). 2.1.2 Pengetahuan

2.1.2.1 PengertianPengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan dapat diperoleh dari peningkatan seseorang, maka semakin realistis cara berfikirnya dan makin luas ruang lingkup berfikirnya (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan

1) Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu spesifik dan keseluruhan yang dipelajari, oleh sebab itu tahun ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar

3) Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sesungguhnya. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih adalah kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.6) Evaluasi (Evaluation)Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian-penilaian terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan atau menggunakan kriteria yang telah ada. (Notoadmodjo, 2005).

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

1) Pendidikan

Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu. Makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.

2) Usia

Semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak.

3) Pengalaman

Pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena dari pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan.

4) Support Sistem

Lingkungan disekitar kita juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan usia, karena dari lingkungan ini didapat pengetahuan serta mengetahui suatu yang belum diketahui.2.1.2.4 Hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi ibu hamilTingkat pengetahuan adalah segala apa yang diketahui seseorang tentang sesuatu hal dan gizi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Jadi pengetahuan gizi adalah segala apa yang diketahui yang berhubungan dengan makanan.

Pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap kualitas hidangan yang disajikan, dimana pengetahuan gizi berkembang secara bermakna dengan sikap positif terhadap perencanaan dan persiapan makanan. Semakin tinggi pengetahuan ibu, semakin positif perilaku ibu terhadap kualitas gizi makanan sehingga semakin baik pula asupan zat gizi dalam keluarga (Hamid, 2002)BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama hamil dengan status gizi ibu hamil, dengan pendekatan cross sectional study dimana variabel bebas dan variabel terikat yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2003)3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data primer akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang pada bulan Juli 2011.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Padang pada tahun 2010 sebanyak . orang ibu hamil.3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diambil dari sebagian objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002).

Menurut Notoatmodjo, jika populasi besar dari 100, maka sampel dapat dicari dengan menggunakan rumus besaran sampel sebagai berikut :

n =

Ket :

N= Besar populasi

n = Besar sampel

d2 = Presisi yang ditetapkan ( 0,12 = 0,01

Jadi jumlah sampel didapatkan yaitu :

n = 82 orangJadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling yaitu simple random sampling dengan cara :3.3.2.1 Bersedia menjadi responden dengan terlebih dahulu mengisi informn consent3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk pengetahuan dan melakukan pengukuran LILA, untuk mengetahui status gizi ibu hamil. 3.4.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang dan hasil pencatatan dan pelaporan yang diperoleh dari bagian tata usaha Puskesmas Padang Pasir Padang.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Sebelum dilakukan pengolahan data, variabel penelitian diberikan skor dengan bobot jawaban pada tiap pilihan jawaban dari pernyataan yang disediakan. Pengolahan data yang dilakukan dengan tahap komputerisasi :3.5.1 Pemeriksaan Data (Editing)Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan penelitian hal ini dilakukan di lapangan sehingga apabila terdapat data yang meragukan ataupun salah maka akan dijelaskan lagi ke responden.3.5.2 Pengkodean (coding)Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul untuk memudahkan pengolahan data.3.5.3 Memasukkan data (Entry)

Memasukkan data yang telah di beri kode ke dalam tabel dan di olah dengan menggunakan komputer.3.5.4 Pemeriksaan (cleaning)

Setelah data di masukan, selanjutnya di periksa kembali sehingga benar- benar bersih dan tidak ada kesalahan.3.6 Analisa Data3.6.1 Analisa UnivariatAnalisa data yang akan digunakan adalah analisa secara univariat yaitu distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dan analisis tabulasi silang yang bertujuan untuk menganalisis distribusi frekuensi pengetahuan ibu. Dimana hasil penelitian dilakukan interpertasi data dari item pertanyaan dengan cara menghitung presentase jawaban. Selanjutnya untuk setiap item yang dijawab diberi nilai sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Adapun untuk pengolahan data pengetahuan dan status gizi ibu hamil menggunakan presentase dengan rumus :P =

P = presentase data yang dicari

f = jumlah frekuensi nilai jawaban

n = jumlah seluruh item (nilai)3.6.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan status gizi ibu hamil, dengan menggunakan uji Chi-Square

Kesimpulan hasil analisis diambil berdasarkan kriteria :

a. Ada hubungan yang bermakna jika nilai p < 0,05

b. Tidak ada hubungan yang bermakna jika nilai p > 0,05

Adapun aturan yang berlaku pada analisis Chi Square adalah sbb :

a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah Fishers Exact Testb. Bila tabel 2 x 2, tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya Continuity Correction (a)3.7 Kerangka Teori

Ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang diinginkan untuk mengembangkan konsep (Notoatmodjo, 2003). Menurut Blum (1974), dalam Notoatmodjo (2010). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang.

Gambar 2.1

Kerangka Teori3.8 Kerangka Konsep

Penelitian ini mengkaji hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011.

Kerangka konsep yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :Gambar 2.1Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Padang Pasir Padang Tahun 2011 Variabel Independen

Variabel Dependen

3.9 Defenisi Operasional

NoVariabelDefinisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala

1Status Gizi Ibu HamilKeadaan nutrisi atau kecukupan zat gizi pada ibu hamil yang dapat diukur dengan mengukur LILAPita pengukur LILAPemeriksaan antropometri dengan mengukur LILA 1. KEK : LILA 23,5

1. Ordinal

2Pengetahuan Ibu HamilSegala sesuatu yang diketahui ibu tentang gizi yang meliputi:

1. Pengertian2. Manfaat gizi3. Jenis makanan bergiziKuesionerWawancara 1. Tinggi 76-100 %

2. Sedang 60-75%

3. Rendah : < 60 %

(Notoatmodjo, 2002).Ordinal

3.10 Hipotesa

Ha: Terdapatnya hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi ibu hamil

Ho: Tidak terdapatnya hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil

Pengetahuan tentang gizi

Status gizi ibu hamil

Generatif

Pelayanan kesehatan

Status Kesehatan

Lingkungan

Perilaku Kesehatan:

Pengetahuan

Sikap

Pendidikan

Tradisi

Norma sosial

_1361750310.unknown

_1365187726.unknown

_1365187806.unknown

_1363666556.unknown

_1359501455.unknown