BAB I-IV Sk 4 Blok 16

  • Upload
    zulfa

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    1/45

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Tindakan ekstraksi gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari kita

    lakukan sebagai dokter gigi. Walaupun demikian tidak jarang kita temukan

    komplikasi dari tindakan ekstraksi gigi yang kita lakukan. Karenanya kita perlu

    waspada dan diharapkan mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan

    komplikasi yang dapat terjadi.

    Pencabutan gigi, merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan

     jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi

    oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya

    gerakan dari lidah dan rahang bawah.

    Tindakan pencabutan gigi merupakan tindakan yang dapat menimbulkan

     bahaya bagi penderita, dasar pembedahan harus dipahami, walaupun sebagian

     besar tindakan pencabutan gigi dapat dilakukan ditempat praktek. Beberapa kasus

     perlu penanganan di rumah sakit oleh karena ada pertimbangan kondisi sistemetik 

     penderita. Tindakan dengan teknik yang cermat dengan didasari pengetahuan serta

    ketrampilan merupakan faktor yang utama dalam melakukan tindakan pencabutan

    gigi. aringan hidup harus ditangani dengan hati-hati, tindakan yang kasar dalam

     penanganan akan mengakibatkan kerusakan atau bahkan kematian jaringan.

    Pencabutan gigi dapat dilakukan bilamana keadaan lokal maupun keadaan

    umum penderita !physical status" dalam keadaan yang sehat. Kemungkinan terjadi

    suatu komplikasi yang serius setelah pencabutan, mungkin saja dapat terjadi

    walaupun hanya dilakukan pencabutan pada satu gigi.Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi

    yang utuh tanpa menimbulakan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada

     jaringan penyangganya sehingga bekas pencabutan akan sembuh secara normal

    dan tidak menimbulkan problema prostetik pasca bedah.

    Pencabutan gigi pertama kali dilakukan hanya dengan menggunakan tang.

    #leh karena timbulnya berbagai macam masalah dalam prosedur pencabutan gigi

    yang menyebabkan gigi tersebut sulit untuk dicabut$dikeluarkan bila hanya

    menggunakan tang saja maka kemudian dilakukan pembedahan.

    1 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    2/45

    Pencabutan gigi dengan pembedahan harus dilakukan apabila pencabutan

    dengan tang tidak mungkin dilakukan, gagal atau apabila  gigi impaksi

    !terpendam". Baik untuk pencabutan gigi erupsi yang menimbulkan masalah, atau

    impaksi molar ketiga, prinsip-prinsip pembedahan biasanya relatif serupa. %iawali

    dengan pembuatan flap untuk mencapai jalan masuk ke tulang rahang, kemudian

     jalan masuk ke gigi dicapai dengan mengasah tulang secara konser&atif. 'khirnya,

     jalan masuk yang tidak terhalang diperoleh dengan pengasahan kembali ketulang

    atau lebih baik dengan memotong gigi secara terencana. Pada akhir prosedur ini

     jaringan lunak dikembalikan ke tempatnya dan distabilkan dengan jahitan.

    Pembedahan tidak boleh dilakukan secara sembarangan oleh karena dapat

    menimbulkan efek samping$komplikasi yang tidak diinginkan, misalkan perdarahan, edema, trismus, dry socket dan masih banyak lagi. %okter gigi harus

    mengusahakan agar setiap pencabutan gigi yang ia lakukan merupakan suatu

    tindakan yang ideal, dan dalam rangka untuk mencapai tujuan itu ia harus

    menyesuaikan tekniknya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dan komplikasi

    yang mungkin timbul akibat pencabutan dari tiap-tiap gigi.

    (ntuk itulah pengetahuan yang mendalam tentang teknik-teknik pencabutan

    mutlak diperlukan dalam melakukan tindakan pencabutan khususnya dengan jalan

     pembedahan, agar dapat mencegah atau mengurangi terjadinya efek 

    samping$komplikasi yang tidak kita inginkan. %i samping itu, perawatan pasca-

     pembedahan juga merupakan suatu hal yang penting agar   prosedur pencabutan

    gigi yang dilakukan berhasil dengan baik dan sempurna.

    2 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    3/45

    1.2 Skenario

    ' patient comes for a follow up &isit to his dentist after he had his lower left

    molar e)tracted three days ago. *e complains of ha&ing pain+ and his tooth in

    anterior part of the one e)tracted is wobbly !lu)ation". This tooth was normal

     prior to the e)traction. The patient says that he already does e&ery instruction

    gi&en by the dentist. When performing e)traction of the tooth, the dentist indeed

    had a little problem. The dentist had to use some e)traction instrumen in order get

    the molar tooth wholly e)tracted.

    1.3 Rumusan masala

    . 'pa saja intrumen ekstraksi gigi /ebutkan fungsinya beserta gambar 

    . Teknik penggunaan instrumen

    0. 'pa saja prinsip penggunaan instrumen ekstraksi gigi

    1. 'pa saja hal-hal yang harus diperhatikan saat ekstraksi

    2. 3ntruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah ekstraksi gigi

    4. 'pa saja komplikasi yang mungkin terjadi setelah ekstraksi

    5. Penatalaksaan dari komplikasi pasca ekstraksi gigi

    6. Bagaimana penanganan dokter gigi untuk menangani gigi yang luksasi

    7. Bagaimana mengintrepertasi rontgen pada pencabutan

    8. *adist

    1.! "u#uan

    . 9ahasiswa mengetahui tentang macam, fungsi dan bentuk dari intrumen

    ekstraksi gigi

    . 9ahasiswa mengetahui tentang teknik penggunaan instrumen

    0. 9ahasiswa mengetahui tentang prinsip penggunaan instrumen ekstraksi

    gigi

    1. 9ahasiswa mengetahui tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat

    ekstraksi2. 9ahasiswa mengetahui tentang intruksi yang diberikan oleh dokter gigi

    setelah ekstraksi gigi

    4. 9ahasiswa mengetahui tentang komplikasi yang mungkin terjadi setelah

    ekstraksi

    5. 9ahasiswa mengetahui tentang Penatalaksaan dari komplikasi pasca

    ekstraksi gigi

    6. 9ahasiswa mengetahui tentang penanganan dokter gigi untuk menangani

    gigi yang luksasi

    7. 9ahasiswa mengetahui tentang mengintrepertasi rontgen pada pencabutan

    3 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    4/45

    BAB II

    "IN$AUAN PUS"A%A

    2.1 De&inisi Pen'abutan (igi

    4 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    5/45

    Pencabutan gigi atau yang dalam ilmu kedokteran gigi biasa disebut

    ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental mengeluarkangigi dari soketnya.

    Pencabutangigi dikatakan ideal jika dalam pelaksaannya tidak disertai rasa sakit,

    trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi seminimal mungkin, luka

     pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak menimbulkan permasalahan

     pasca pencabutan !/anghai / et all, 887".

    Pencabutan gigi adalah suatu tindakan operasi yang dilakukan dengan tang,

    ele&ator, atau pendekatan transal&eolar. #leh karena sifatnya yang irre&ersible dan

    terkadang menimbulkan komplikasi, pencabutan gigi seharusnya dilakukan hanya

    ketika semua alternatif perawatan tidak memungkinkan untuk dilakukan. :amun,

     pada beberapa pasien lebih memilih pencabutan gigi sebagai alternatif yang lebih

    murah daripada dilakukan perawatan lain seperti penambalan atau pembuatan

    mahkota pada gigi dengan karies besar. Pada keadaan tersebut, gigi harus dicabut

    dan pencabutan gigi merupakan bagian dari fungsi dokter gigi !Pedlar et all,

    885".

    ;ambar . Pencabutan gigi mengunakan tang

    !/umber< Pedlar , =rame W. #ral and ma)illofacial surgery. >hina< >hurchill

    ?i&ing /tone @lse&ier+ 885, p.5"

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pencabutan gigi

    merupakan suatu prosedur mengeluarkan gigi dari perlekatannya menggunakan

    tang dan ele&ator !closed method", atau pendekatan transal&eolar !open method"

    dengan teknik yang aman untuk meminimalkan trauma.

    2.1.1 Pencabutan Intra Alveolar 

    Pencabutan intra al&eolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan

    menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. 9etode ini sering

    5 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    6/45

     juga di sebut forceps e)traction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada

    sebagian besar kasus pencabutan gigi !'rcher, W.*arry. 752".

    %alam metode ini, blade atau instrument yaitu tang atau bein ditekanmasuk ke dalam ligamentum periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang

    al&eolar. Bila akar telah berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kea rah

     buko-lingual atau buko-palatal dengan maksud menggerakkan gigi dari socketnya.

    ;erakan rotasi kemudian dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan

    dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur gigi

    dapat dihindari !>arranAa '.=, 761" .

    2.1.2 Pencabutan Trans Alveolar 

    Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan

    metode intra al&eolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan

     pencabutan dengan metode trans al&eolar. 9etode pencabutan ini dilakukan

    dengan terlebih dahulu mengambil sebagian tulang penyangga gigi. 9etode ini

     juga sering disebut metode terbuka atau metode surgical yang digunakan pada

    kasus-kasus<

    - ;igi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra al&eolar 

    - ;igi yang mengalami hypersementosis atau ankylosis

    - ;igi yang mengalami germinasi atau dilacerasi

    - /isa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan

     bein, terutama sisa akar yang berhubungan dengan sinus ma)illaris.

    Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans al&eolar harus dibuat

    secermat mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan.

    9asing-masing kasus membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan

    dengan keadaan dari setiap kasus. /ecara garis besarnya, komponen penting

    dalam perencanaan adalah bentuk flap mukoperiostal, cara yang digunakan untuk 

    mengeluarkan gigi atau akar gigi dari socketnya, seberapa banyak pengambilan

    tulang yang diperlukan.

    2.2 In)ikasi )an %ontrain)ikasi Pen'abutan (igi

    2.2.1 Indikasi Pencabutan Gigi 

    6 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    7/45

    ;igi mungkin perlu di cabut untuk berbagai alasan, misalnya karena sakit

    gigi itu sendiri, sakit pada gigi yang mempengaruhi jaringan di sekitarnya, atau

    letak gigi yang salah. %i bawah ini adalah beberapa contoh indikasi dari

     pencabutan gigi< !obinson %. Paul, 882"

    a. Karies yang parah

    'lasan paling umum dan yang dapat diterima secara luas untuk pencabutan

    gigi adalah karies yang tidak dapat dihilangkan. /ejauh ini gigi yang karies

    merupakan alasan yang tepat bagi dokter gigi dan pasien untuk dilakukan tindakan

     pencabutan !Peterson . ?arry., 880".

    b. Nekrosis pulpa

    /ebagai dasar pemikiran, yang ke-dua ini berkaitan erat dengan pencabutan

    gigi adalah adanya nekrosis pulpa atau pulpa irre&ersibel yang tidak diindikasikan

    untuk perawatan endodontik. 9ungkin dikarenakan jumlah pasien yang menurun

    atau perawatan endodontik saluran akar yang berliku-liku, kalsifikasi dan tidak 

    dapat diobati dengan tekhnik endodontik standar. %engan kondisi ini, perawatan

    endodontik yang telah dilakukan ternyata gagal untuk menghilangkan rasa sakit

    sehingga diindikasikan untuk pencabutan !Peterson . ?arry., 880".

    c. Penyakit periodontal yang parah

    'lasan umum untuk pencabutan gigi adalah adanya penyakit periodontal

    yang parah. ika periodontitis dewasa yang parah telah ada selama beberapa

    waktu, maka akan nampak kehilangan tulang yang berlebihan dan mobilitas gigi

    yang irre&ersibel. %alam situasi seperti ini, gigi yang mengalami mobilitas yang

    tinggi harus dicabut !Peterson . ?arry., 880".

    d. Alasan orthodontik 

    Pasien yang akan menjalani perawatan ortodonsi sering membutuhkan pencabutan gigi untuk memberikan ruang untuk keselarasan gigi. ;igi yang

     paling sering diekstraksi adalah premolar satu rahang atas dan bawah, tapi

     premolar ke-dua dan gigi insisi&us juga kadang-kadang memerlukan pencabutan

    dengan alasan yang sama !Peterson . ?arry., 880".

    e. Gigi yang mengalami malposisi

    ;igi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk pencabutan

    dalam situasi yang parah. ika gigi mengalami trauma jaringan lunak dan tidak 

    7 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    8/45

    dapat ditangani oleh perawatan ortodonsi, gigi tersebut harus diekstraksi. >ontoh

    umum ini adalah molar ketiga rahang atas yang keluar kearah bukal yang parah

    dan menyebabkan ulserasi dan trauma jaringan lunak di pipi. %alam situasi gigi

    yang mengalami malposisi ini dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan

    !Peterson . ?arry., 880".

     f. Gigi yang retak 

    3ndikasi ini jelas untuk dilakukan pencabutan gigi karena gigi yang telah

    retak. Pencabutan gigi yang retak bisa sangat sakit dan rumit dengan tekhnik yang

    lebih konser&atif. Bahkan prosedur restoratif endodontik dan kompleks tidak 

    dapat mengurangi rasa sakit akibat gigi yang retak tersebut !Peterson . ?arry.,

    880".

     g. Pra-prostetik ekstraksi

    Kadang-kadang, gigi mengganggu desain dan penempatan yang tepat dari

     peralatan prostetik seperti gigitiruan penuh, gigitiruan sebagian lepasan atau

    gigitiruan cekat. Ketika hal ini terjadi, pencabutan sangat diperlukan !Peterson .

    ?arry., 880".

    h. Gigi impaksi

    ;igi yang impaksi harus dipertimbangkan untuk dilakukan pencabutan. ika

    terdapat sebagian gigi yang impaksi maka oklusi fungsional tidak akan optimal

    karena ruang yang tidak memadai, maka harus dilakukan bedah pengangkatan gigi

    impaksi tersebut. :amun, jika dalam mengeluarkan gigi yang impaksi terdapat

    kontraindikasi seperti pada kasus kompromi medis, impaksi tulang penuh pada

     pasien yang berusia diatas 02 tahun atau pada pasien dengan usia lanjut, maka gigi

    impaksi tersebut dapat dibiarkan !Peterson . ?arry., 880".

    i. Supernumary gigi;igi yang mengalami supernumary biasanya merupakan gigi impaksi yang

    harus dicabut. ;igi supernumary dapat mengganggu erupsi gigi dan memiliki

     potensi untuk menyebabkan resorpsi gigi tersebut !Peterson . ?arry., 880".

     j. Gigi yang terkait dengan lesi patologis

    ;igi yang terkait dengan lesi patologis mungkin memerlukan pencabutan.

    %alam beberapa situasi, gigi dapat dipertahankan dan terapi terapi endodontik 

    8 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    9/45

    dapat dilakukan. :amun, jika mempertahankan gigi dengan operasi lengkap

     pengangkatan lesi, gigi tersebut harus dicabut !Peterson . ?arry., 880".

    k. Terapi pra-radiasi

    Pasien yang menerima terapi radiasi untuk berbagai tumor oral harus

    memiliki pertimbangan yang serius terhadap gigi untuk dilakukan pencabutan

    !Peterson . ?arry., 880".

    l. Gigi yang mengalami fraktur rahang 

    Pasien yang mempertahankan fraktur mandibula atau proses al&eolar 

    kadang-kadang harus merelakan giginya untuk dicabut. %alam sebagian besar 

    kondisi gigi yang terlibat dalam garis fraktur dapat dipertahankan, tetapi jika gigi

    terluka maka pencabutan mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi !Peterson .

    ?arry., 880".

    m. stetik 

    Terkadang pasien memerlukan pencabutan gigi untuk alasan estetik. >ontoh

    kondisi seperti ini adalah yang berwarna karena tetracycline atau fluorosis, atau

    mungkin malposisi yang berlebihan sangat menonjol. 9eskipun ada tekhnik lain

    seperti bonding yang dapat meringankan masalah pewarnaan dan prosedur 

    ortodonsi atau osteotomy dapat digunakan untuk memperbaiki tonjolan yang

     parah, namun pasien lebih memilih untuk rekonstruksi ekstraksi dan prostetik 

    !Peterson . ?arry., 880".

    n. konomis

    3ndikasi terakhir untuk pencabutan gigi adalah faktor ekonomi. /emua

    indikasi untuk ekstraksi yang telah disebutkan diatas dapat menjadi kuat jika

     pasien tidak mau atau tidak mampu secara finansial untuk mendukung keputusan

    dalam mempertahankan gigi tersebut. Ketidakmampuan pasien untuk membayar  prosedur tersebut memungkinkan untuk dilakukan pencabutan gigi !Peterson .

    ?arry., 880".

    2.2.2 Kontraindikasi Pencabutan Gigi

    a. Kontaindikasi sistemik 

    • Kelainan jantung

    9 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    10/45

    • Kelainan darah. Pasien yang mengidap kelainan darah seperti leukemia,

    haemoragic purpura, hemophilia dan anemia

    • %iabetes melitus tidak terkontrol sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

    •Pasien dengan penyakit ginjal !nephritis" pada kasus ini bila dilakukan

    ekstraksi gigi akan menyebabkan keadaan akut

    • Penyakit hepar !hepatitis".

    • Pasien dengan penyakit syphilis, karena pada saat itu daya tahan terutama

    tubuh sangat rendah sehingga mudah terjadi infeksi dan penyembuhan akan

    memakan waktu yang lama.

    • 'lergi pada anastesi lokal

    • ahang yang baru saja telah diradiasi, pada keadaan ini suplai darah menurun

    sehingga rasa sakit hebat dan bisa fatal.• Kehamilan. pada trimester ke-dua karena obat-obatan pada saat itu

    mempunyai efek rendah terhadap janin.

    • Psychosis dan neurosis pasien yang mempunyai mental yang tidak stabil

    karena dapat berpengaruh pada saat dilakukan ekstraksi gigi

    • Terapi dengan antikoagulan.

    b. Kontraindikasi lokal 

    • adang akut. Keradangan akut dengan cellulitis, terlebih dahulu

    keradangannya harus dikontrol untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

    adi tidak boleh langsung dicabut.

    • 3nfeksi akut. Pericoronitis akut, penyakit ini sering terjadi pada saat 90 B

    erupsi terlebih dahulu

    • 9alignancy oral. 'danya keganasan !kanker, tumor dll", dikhawatirkan

     pencabutan akan menyebabkan pertumbuhan lebih cepat dari keganasan itu.

    /ehingga luka bekas ekstraksi gigi sulit sembuh. adi keganasannya harus

    diatasi terlebih dahulu.

    • ;igi yang masih dapat dirawat$dipertahankan dengan perawatan konser&asi,

    endodontik dan sebagainya

    2.3 Pemilian $enis Anastesi

    'nestesi adalah hilangnya perasaan atau sensasi di bagian tertentu atau di

    seluruh tubuh. 'nestesi dapat terjadi sebagai akibat dari cedera atau penyakit

    saraf, tetapi istilah anestesi sebagian besar diterapkan pada teknik mengurangi

    10 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    11/45

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    12/45

    ?idokain dengan epinefrin merupakan agen anestesi lokal yang paling umum

    yang digunakan dalam praktek dokter gigi. @pinefrin sebagai &asokonstriktor 

    ditambahkan ke lidokain dimaksudkan untuk< !ahajoe P/, 886"

    a. 9emperpanjang durasi anestesi lokal

     b. 9emperdalam anestesi lokal

    c. 9engurangi resiko toksis sistemik 

    d. 9engontrol pendarahan pada lokasi operasi

    /alah satu efek samping yang paling penting dari lidokain dengan epinefrin

    adalah efek kardio&askular yang membatasi penggunaannya pada beberapa kasus

    tertentu. %engan dosis yang dianjurkan, efek kardio&askular lidokain dengan

    epinefrin disebabkan karena penyerapan sistemik epinefrin dari tempat injeksi atau

    injeksi intra&askulernya. Penyerapan sistemik epinefrin menyebabkan efek 

    kardio&askular seperti hipertensi, nyeri dada, takikardia, dan aritmia jantung lainnya.

    %osis maksimum epinefrin pada pasien yang sehat adalah 88 mikrogram $28888

    laturan !*aghighat ' et all, 884"

    Penyakit sistemik mungkin merupakan faktor penentu yang

    mempengaruhi pemilihan anastesi. /etiap penyakit yang mengganggu efisiensi

     pernapasan atau jalan napas merupakan kontra indikasi terhadap anastesi umum

     pada kursi dental.

    Beberapa sumber menyarankan untuk tidak memakai adrenalin dalam

    larutan anastesi lokal yang digunakan pada pasien-pasien yang menderita penyakit

    kardio&askuler. :amun pendapat yang laAim adalah bahwa adrenalin dalam

    12 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    13/45

     jumlah kecil yang diberikan untuk penggunaan di bidang gigi dalam kenyataannya

    menguntungkan, oleh karena adrenalin ini menyebabkan lebih terjamin, lebih

    lama, dan lebih dalam anastesinya, sehingga mengurangi jumlah adrenalin yang

    disekresikan oleh pasien itu sendiri sebagai reaksinya terhadap rasa sakit dan rasa

    takut.

    Penting bahwa setiap pencabutan atau scalling yang dilakukan pada pasien

     penderita katup jantung kongenital atau penyakit katup jantung karena reumatik 

    harus dilakukan hanya dengan perlindungan antibiotik yang memadai. ika

    tendensi untuk terjadinya perdarahan disebabkan oleh adanya abnormalitas

    setempat seperti haemangioma, maka anastesi lokal harus dihindarkan dan

     pencabutan hanya dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas-fasilitas hematologik 

    yang lengkap.

    %alam hal ini, pemilihan anastetik lokal juga perlu dipertimbangkan.

    ?ignokain dan deri&ate amide aman dan efektif. @fek keracunan dan alergi sangat

     jarang terjadi dan hampir tidak ada. Walaupun demikian, lignokain relatif tidak 

    efektif tanpa penambahan &asokonstriktor, sementara yang lain seperti Prilokain

    dapat menahan rasa sakit dalam jangka waktu yang pendek tanpa bantuan apa-

    apa. Casokonstriktor seperti adrenalin dan noradrenalin, memberikan pengaruh

     pada system jantung, yang lebih beracun dari anastesi lokal itu sendiri.

     :oradrenalin dapat meyebabkan hipertensi yang berbahaya, tidak memiliki

    keuntungan dan tidak seharusnya digunakan. #leh karena itu kita harus

    menghindari anastesi lokal yang mengandung &asokonstriktor pada pasien

     penderita jantung dan hipertensi. Karena adanya bahaya utama dari adrenalin yang

     jika masuk ke sirkulasi bagian-bagian penting, dapat menyebabkan meningkatnyarangsangan jantung dan detakan jantung.

    /ekalipun saat ini prokain jarang digunakan dalam kedokteran gigi, namun

     patut dicatat bahwa bahan anastesi lokal ini tidak boleh digunakan pada pasien-

     pasien yang mendapat sulfonamide untuk perawatan terhadap penyakit

    sistemiknya. #leh karena obat-obatan kelompok antibakterial ini mengandung

    cincin asam para aminobenAoat yang sama seperti pada prokain, yang secara

    teoritis bahwa dapat menetralisir sebagian efek-efek dari yang satu terhadap yang

    13 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    14/45

    lainnya jika diberikan bersamaan. /ekalipun fenomena ini tidak pernah terbukti

    secara klinik namun kombinasi ini sebaiknya dihindarkan. Pasien-pasien yang

    memiliki riwayat hipersensitif terhadap sulfonamide tidak boleh diberi bahan

    anastesi lokal yang mengandung cincin asam paraminobenAoat.

    BAB III

    PE+BAHASAN

    Pencabutan gigi atau yang dalam ilmu kedokteran gigi biasa disebut

    ekstraksi gigi adalah suatu prosedur dental mengeluarkangigi dari soketnya.

    Pencabutan gigi dikatakan ideal jika dalam pelaksaannya tidak disertai rasa sakit,

    trauma yang terjadi pada jaringan sekitar gigi seminimal mungkin, luka

     pencabutan dapat sembuh secara normal dan tidak menimbulkan permasalahan

     pasca pencabutan !/anghai / et all, 887".

    14 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    15/45

    (ntuk mengekstraksi gigi dari tulang al&eolar, perlekatan periodontal harus

    dilepaskan dan soket gigi diperbesar untuk mengeluarkan gigi. (ntuk mencapai

    hal tersebut, banyak instrumen yang telah berkembang.

    A. Instrumen ,en'abutan gigi

    3.1 "ang ekstraksi - Dental or'e,

    Klasifikasi tang <

    . (ntuk gigi dewasa $ tetap

    . (ntuk gigi anak $ desidui

    enis tang < . (ntuk sisa akar 

    . (ntuk gigi bermahkotaBagian dari tang <

    . *andle !Pegangan"

    *andle terdapat sisi !*oriAontal, Certikal". *andle &ertikal digunakan

    terutama pada tang tipe *wak-bill 'sh di 3nggris, hanya digunakan untuk rahan

     bawah saja. /edangkan handle horiAontal tersedia untuk rahang atas dan rahang

     bawah. =ungsi dari pegangan itu sendiri untuk pegangan tangan dimana sebagai

    tempat tumpuan dari tekanan saat tindakan ekstraksi gigi.

    . *inge !@ngsel"*inge memiliki persyaratan pokok untuk engsel dari berbagai tang <

    - Bibir tidak akan terjepit saat tang dikatupkan

    - *andle tang bisa bergerak bebas !tidak terganggu"

    0. Beak !Paruh"

    Beak adalah bagian kerja dari tang, dan beak tang dibuat dengan berbagai

    macam design karena &ariasi bentuk dari anatomi gigi, sehingga dibuat beak tang

    sesuai dengan spesifikasi dari gigi.

    3.1.1 Tang Ekstraksi Rahang Atas

    15 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    16/45

    0... 9a)illary (ni&ersal =orceps

    =ungsi Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi premolar rahang atas.

    0... 9a)illary ight 9olar =orceps

    =ungsi  Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi 9olar dan 9olar kanan

    rahang atas

    0...0 9a)illary ?eft 9olar =orceps

    =ungsi Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi 9olar dan 9olar kiri rahang

    atas.

    0...1 9a)illary Third 9olar =orceps

    =ungsi  Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi 9olar 0 kanan dan kiri rahang

    atas.

    0...2 9a)illary oot Tip =orceps

    =ungsi Biasa digunakan untuk mengambil sisa akar dari gigi rahang atas.

    16 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    17/45

    3.1.2 Tang Ekstraksi Rahang Baah

    0... 9andibular forceps for anterior teeth and premolars of the mandible

    or mandibular uni&ersal forceps

    =ungsi   Biasa digunakan untuk ekstraksi 4 gigi anterior dan 1 gigi premolar 

    rahang bawah.

    0... 9andibular molar forceps

    =ungsi Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi 9olar dan 9olar kanan dan

    kiri rahang bawah.

    0...0 9andibular third molar forceps

    =ungsi Biasa digunakan untuk ekstraksi gigi 9olar 0 rahang bawah

    0...1 9andibular cowhorn molar forceps for sectioning roots.

    17 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    18/45

    =ungsi Biasa digunakan untuk ekstraksi molar dengan mahkota lengkap dan

     juga digunakan ketika pembelahan akar diperlukan.

    0...2 9andibular root tip forceps

     

    3.2 Ele/ator

    9enurut 9angunkusumo !775", ele&ator dapat diklasifikasikan menurut

     pemakaian dan menurut bentuknya<

    . 9enurut pemakaian

    a. @le&ator yang dipolakan untuk bagian gigi secara keseluruhan

     b. @le&ator yang dipolakan untuk mengambil akar gigi yang fraktur setinggi

    garis gingi&a

    c. @le&ator yang dipolakan untuk mengambil akar gigi yang fraktur dan

    tinggal setengah panjang akar d. @le&ator yang dipolakan untuk mengambil akar gigi yang tinggal sepertiga

     panjang akar 

    e. @le&ator yang dipolakan untuk memotong tulang

    f. @le&ator yang dipolakan untuk memotong dan mengangkat

    mukoperiosteum

    . 9enurut bentuk 

    a. @le&ator lurus !straight"< tipe ganjal atau baji !wedge" berujung lurus

     b. @le&ator lengkung !angular"< sepasang kiri dan kanan

    18 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    19/45

    c. @le&ator batang-silang !cross bar"< pegangan ele&ator tegak lurus dengan

    tangkainya.

    9enurut Pedersen !774", ele&ator diklasifikasikan menjadi<

    a. @le&ator ?urus

    %esain ele&ator lurus berupa ele&ator dengan pegangan, tangkai, dan bilah

     paralel. =ungsinya untuk mengetes anestesi, memisahkan perlekatan epitel,

    ekspansi al&eolus, e&aluasi mobilitas, mengungkit ujung akar dan

    fragmennya dan membantu memotong bagian-bagian gigi.

     b. @le&ator Bengkok 

    %esain ele&ator bengkok berupa ele&ator dengan bilah membentuk sudut

    terhadap tangkai dan pegangan. =ungsinya untuk menggeser gigi danfragmen akar menjauhi titik tumpu dari alat ini.

    Bagian dari ele&ator <

     =ungsi biasa digunakan untuk menghilangkan gigi dan akar di rahang atas dan

    rahang bawah.

    @le&ator terdiri dari 0 bagian, <

    . Blade

    9emiliki permukaan, yaitu cembung dan cekung. Bagian cekung

    ditempatkan di bagian rongga mulut, baik tegak lurus dengan gigi $ pada

    sudut gigi dan selalu berkontak dengan gigi yang luksasi.

    . /hank  

    /hank berbentuk sempit dan panjang, yang menghubungkan handle ke blade.

    0. *andle

    *andle berbentuk buah pir dan cukup besar yang memungkinkan untuk 

    kenyamanan bagi operator saat melakukan tindakan !tekanan" pada gigi

    yang luksasi.

    0.. /traight White ele&ator with slightly cur&ed blade

    19 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    20/45

    =ungsi digunakan untuk ekstraksi gigi posterior rahang atas

    0.. Pair of ele&ators with crossbar or T-shaped handles

    =ungsi biasa digunakan hanya pada rahang bawah. (ntuk menghilangkan akar

    dari molar, setelah akar lainnya sudah di hilangkan dengan straight ele&ator.

    0..0 Pair of angled seldin ele&ators.

    =ungsi digunakan untuk ekstraksi akar di rahang bawah

    0..1 Pair of double-angled ele&ators

    20 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    21/45

    =ungsi digunakan untuk menghilangkan akar di kedua rahang, dan juga bisa

    digunakan untuk ekstraksi gigi impaksi 9olar 0 rahang atas.

    3.3 Instru!en Pendukung Ekstraksi 

    3.3.1 Instrumen Untuk Insisi $aringan

    /ebagian besar prosedur bedah dimulai dengan insisi. Paling banyak digunakan

    handle scalpel   no. 0 handle dan no. 5 handle yang lebih besar dan tipis.

    /calple handle no.0

    /calple handle no.5

    9ata pisau scalpel  yang biasa dipakai untuk bedah intraoral adalah pisau no. 2.

    /elain itu, mata pisau no. dan juga sering digunakan untuk intraoral.

    Blade no ,blade no , blade no 2

    3.3.2 Instrumen Untuk +engangkat +uko,eriosteum

    3nstrumen yang umum digunakan adalanh no. 7  !olt periosteal ele"ator .

    3nstrumen ini memiliki ujung yang tajam, lancip, rata, dan lebar.

    21 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    22/45

     Periosteal ele"ator  dapat digunakan untuk mereflek jaringan lunak dengan 0 cara<

    Pertama, ujung lancip digunakan pada gerakan membongkar untuk mengangkat

     jaringan lunak. 9etode kedua memisahkan periosteum dari tulang di bawahnya.

    9etode ketiga adalah gaya tarikan, atau mengikis. 3nstrumen yang sering

    digunakan adalah #oodson periosteal ele"ator no. untuk menghilangkan

     jaringan lunak melewati sulkus gingi&al.

    3.3.3 Instrumen untuk +eretraksi $aringan Lunak 

    etraktor pipi yang paling terkenal adalah !" right-angle Austin retractor 

    !gbr 4-5" dan !" offset broad !innesota retractor . Kedua retraktor ini dapat

    menarik pipi dan flap mukoperiosteal secara stimultan.

    #eider tongue retractor  adalah berbentuk hati yang bergigi tajam pada satu sisi

    sehingga dapat melawan lidah lebih kuat serta menarik secara medial dan anterior

    To$el clip  dapat digunakan untuk menahan lidah. /aat prosedur biopsi pada

     posterior lidah, menahan lidah anterior dengan to$el clip.

    3.3.! Instrumen untuk +engatur Hemorragi

    22 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    23/45

    Ketika suatu perdarahan membutuhkan pengaturan yang lebih dari sekedar 

    tekanan, dapat digunakan hemostat . *emostat yang biasa digunakan pada bedah

    mulut adalah hemostat lengkung.

    3.3.0 Instrumen untuk +enggenggam $aringan

     Adson forceps terlalu pendek untuk bekerja pada daerah posterior mulut.

    Tang yang lebih panjang dengan bentuk yang serupa adalah Stillies forceps.

    Terdapat juga  Allis forceps  Tang jaringan  %ussian  memiliki bentuk besar dan

     berujung

    'dson forcep, allis forcep, russian forcep

    3.3. Instrumen untuk +engambil "ulang

    3.3.".1 Rongeur #orce$s

    3nstrumen yang umum digunakan untuk mengambil tulang adalah %ongeur 

     forceps. 3nstrumen ini memiliki mata pisau tajam. %esain utama dari  %ongeur 

    23 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    24/45

     forceps  ini adalah !"  side-cutting forceps !;br. 1'", !"  side-cutting and end-

    cutting forceps !;br. '".

    3.3.".2 %hisel )an &allet 

    3.3.".3 Bone #ile

    %igunakan untuk menghaluskan permukaan tulang sebelum menutupkembali flap mukoperiosteal.

    3.3.".' Bur dan (and$iece

    9etode terakhir untuk membuang tulang adalah dengan bur dan handpiece.

    3.3. Instrumen untuk +engambil #aringan lunak )ari %erusakan "ulang

    Kegunaan utamanya untuk mengangkat granuloma atau kista kecil dari lesi

     periapikal, dapat juga untuk mengambil jaringan granulasi debris kecil dari soket

    gigi.

    24 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    25/45

    3.3. Instrumen untuk +en#ait +ukosa.3.3.).1 *eedle (older 

     Needle holder  dipegang dengan ibu jari dan jari manis. ari telunjuk dan jari

    tengah untuk mengontrol pergerakan.

    3.3.).2 *eedle

    arum yang digunakan untuk menurup mukosa insisi biasalnya jarum kecil

    setengah bulat atau three eights- circle.

    3.3.).3 +uturing &aterial 

    Terdapat berbagai macam material jahit berdasarkan ukuran, resorbabilitas,

    dan monofilamen atau polifilamen. (kuran yang biasa digunakan untuk menjahit

    mukosal oral adalah 0-8 !888". :omer benang yang lebih besar adalah -8 atau 8.

    25 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    26/45

    /utura nomer 4-8, sutura no.0-8 cukup besar untuk mencegah robeknya mukosa

    dan kuat untuk menahan tekanan pada intraoral.

    Benang jahit ada yang resorbalbe  atau nonresorbable.  benang jahitnonresorbable contohnya sutra, nilon, dan stainless steel. Gut atau chromic gut ,

    nilon, dan stanless steel adalah benang monofilamen. /utra, asam poligilokolik 

    dan poliaktitik adalah benang polifilamen.Benang jahit yang umum untuk ka&itas

    oral adalah sutra hitam no.0-8.

    3.3.).' Gunting

    3.3.4 Instrument untuk ,engisa,an

    0.0.7. /urgical suction

    'lat yang memiliki lubang yg lebih kecil dari alat penghisap pada

    kedokteran gigi umumnya. =ungsi < memberikan &isualisasi yang cukup saat

    operasi dengan menghisap darah,sali&a,dan larutan irigasi

    0.0.7. =raser suction

    'lat hisap yang memiliki lubang pada bagian gagang yang dapat ditutup

    sesuai keperluan

    3.3.15 Instrument untuk memin)akan instrument steril

    Transfer forceps adalah tang yang memiliki jepitan yang berat dan

    membelok ke kanan. Biasa disimpan pada wadah berisi larutan antibakteri seperti

    glutaraldehide. Dang berfungsi untuk memindahkan alat instrument dari satu area

    ke area lainnya

    26 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    27/45

    3.3.11 Instrument untuk irigasi

    9enggunakan syringe plastik yang besar dengan jarum 6-gauge tumpul

    yang biasanya digunakan untuk irigasi. arumnya harus tumpul dan halus

    sehingga tidak melukai jaringan lunak, dan memiliki sudut untuk mengarahkan

    aliran irigasi supaya lebih efisien.

    3.! "eknik ,enggunaan instrumen ekstraksi gigi

    0.1. Penggunaan Tang

    - Posisi telapak tangan <

    Tang dipegang dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah untuk 

     pencabutan gigi bawah, dan menghadap ke atas untuk gigi atas. Tindakan ini

    memungkinkan terjadinya posisi pergelangan lurus dan siku mendekati badan

    - Pinch grasp <

    Teknik penggunaan ele&ator atau tang yang efektif tergantung pula pada

    retraksi pipi atau bibir dan stabilitas prosesus al&eolaris. (ntuk maksud ini, pinchgrasp digunakan untuk pencabutan gigi atas. Pinch grasp terdiri dari memegang

     prosesus al&eolaris diantara ibu jari dan telunjuk dengan tang yang bebas. 3ni akan

    membantu retraksi pipi, stabilisasi kepala, mendukung prosesus al&eolaris, dan

    meraba tulang bukal. Perluasan dataran al&eolar !labial" mudah teraba, sehingga

    dapat dinilai apakah tekanan perlu ditambah atau dikurangi

    - /ling grasp <

    /ling grasp mandibula memungkinkan retraksi pipi$lidah, memberikan

    dukungan terhadap mandibula. Biasanya dukungan diperoleh dengan memegang

    27 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    28/45

    mandibula diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang bebas. /ehingga dengan

    ini T9 terlindungi dari tekanan yang berlebihan. %ukungan tangan yang bebas

     pada mandibula adalah satu-satunya cara terbaik untuk mendapat hal tersebut,

    karena gerak amndibula berlebihan dapat dengan mudah dilihat, menandai

     perlunya mengurangi besar tekanan, memperbesar dukungan atau keduanya.

    (ntuk menambah kekuatan sling grasp ini, sering digunakan galangan gigit untuk 

    menambah dukungan mandibula yang ditahan oleh seorang asisten.

    6 Pegangan dua tangan <

    Pemegangan tang dengan dua tangan ini, diindikasikan untuk pencabutan

    yang mempunyai tingkat kesulitan tertentu sehingga memerlukan tekanan

    terkontrol yang besar atau untuk operator yang kekuatan fisiknya kurang. 'pabila

     pemegangan dengan kedua tangan ini dilakukan, imobilisasi kepala, retraksi

     pipi$lidah dan fiksasi mandibula dilakukan oleh asisten melalui pemakaian

    galangan gigit. Pemegangan dengan dua tangan sesuai dengan persyaratan telapak 

    tangan ke atas$bawah dan pergelangan lurus$siku dekat ke badan.

    3.!.2 Penggunaan @le&ator 

    @le&ator digunakan untuk mengetes anastesi, memperkirakan mobilitas gigi,

    memisahkan perlekatan gingi&a, dan mengawali pelonggaran al&eolus.

    Keberhasilan penggunaannya tergantung pada aplikasi dengan tekana yang

    terkontrol, cara memegang yang baik dan tepat !pinch$sling grasp", bidang$titik 

     penempatan atau insersi yang tepat, dan titik tumpu yang tepat.

    (mumnya ele&ator lurus dengan bidang miring !E012 dan E08"

    diinsersikan pada regio mesio-gingi&al interproksimal, paralel dengan permukaan

    akar gigi untuk mengawali suatu pencabutan. 9obilitas yang cukup dicapai

    apabila ele&ator ditekan ke apikal dan juga dirotasi ke bukal$fasial. Tekanan

     berlebihan yang diproduksi ele&ator bisa mengakibatkan cedera pada jaringan

    sekitarnya. Penyelesaian pencabutan dengan ele&ator juga sebaiknya dihindarkan,

    karena mulut masih dalam keadaan teranastesi sehingga memungkinkan gigi

    tersebut tertelan ataun terhisap.

    Tekanan terkontrol yang diaplikasikan ketika pencabutan gigi didapat

    melalui ele&ator dan tang untuk melonggarkan al&eolus, memutus

    ligament periodontal serta memisahkan perlekatan gingi&a. 'rah tekanan ini

    dibagi menjadi empat, yakni menutup atau mencengkram, parallel !apical-

    28 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    29/45

    oklusal", lateral !fasial$bukal-lingual$palatal" dan rotasi, yang terbatas pada gigi

     berakar tunggal atau fusi.

    Tekanan mencengkram dan kombinasi tekanan parallel kearah apicaldigunakan untuk memperoleh adaptasi tang pada gigi. Tekanan lateral, yang

    dominan kearah bukal-fasial dilakukan untuk mengekspansi soket.

    Berikutnya, pada gigi berakar tunggal atau fusi, dapat dilakukan tekanan

    rotasional, yang efektif dalam memutus ligament periodontal. ika dirasa ekspansi

    al&eolus telah cukup dan pencabutan diperkirakan akan segera selesai, tekanan

    kearah lateral dilakukan lagi, kemudian dilanjutkan gerakan parallel kearah

    oklusal untuk mengekstraksi gigi.

    3.0 Prinsi, ,enggunaan instrumen ekstraksi gigi

    0.2. Prinsip kerja ele&ator 

    - Tuas $ Pengumpil !?e&er"

    Prinsip ini banyak digunakan, posisi tumpuan !fulcrum" di antara usaha !("

    dan tahanan !T". 'gar menambah keuntungan mekanis pada prinsip tuas ini, maka

    lengan usaha !(" pada satu sisi tumpuan harus lebih panjang dari pada lengan

    tahanan !T" pada sisi lain tumpuan.

    - Prinsip ;anjal $ Baji !#edge"

    Beberapa ele&ator dipolakan terutama digunakan sebagai ganjal atau baji

    !$edge" dan dinamakan wedge ele&ator. @le&ator ini ditekan di antara akar gigi

    dan jaringan tulang sejajar terhadap poros panjang akar gigi, dengan tekanan

    tangan atau kekuatan mallet .

    Kerja ganjal seperti pada tatah !chisel ", pada bentuk yang paling sederhana

    adalah sebuah bidang miring yang dapat bergerak yang mengalahkan tekanan

    yang besar tegak lurus terhadap usaha yang diaplikasikan. (saha itu diaplikasikan

    terhadap basis bidang dan tahanan berpengaruh pada sisi miring. Beberapa ganjalmempunyai bidang miring ganda yang dapat digerakkan. 9ata ele&ator itu dapat

     juga dipandang sebagai dua bidang miring yang ditempatkan pada basis yang

    sama. 9akin tajam sudut ganjal itu makin kurang usaha yang dibutuhkan untuk 

    mengalahkan tahanan yang dihadapinya. adi mata ele&ator ganjal ini dapat

     berbidang miring tunggal atau ganda.

    - Prinsip putar dan gandar roda

    Putar dan ganda roda merupakan mekanisme yang sederhana, sesungguhnya

    menjadi suatu bentuk modifikasi tuas. (saha yang keluar diaplikasikan untuk 

    29 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    30/45

    wheel !putaran lingkar" yang akan memutar a)le !roda gandar" sedemikian saat

    mengangkat suatu beban. ?engan usaha adalah (w dan lengan tahanan adalah Ta.

    Prinsip gerakan pencabutan gigi <

    • ?u)asi

    ;erakan arah lingual-labial atau lingo-bucal atau palato-labial atau palato bucal

    • otasi

    ;erakan memutar yang diputar sejajar sumbu gigi yang bersangkutan

    • ;erakan kombinasi

    ;erakan yang digabung antara lu)asi dan rotasi

    • ;erakan e)traksi

    ;erakan mencabut sejajar sumbu gigi

    3. Hal6al 7ang arus )i,eratikan saat ekstraksi gigi

    ;igi yang erupsi bisa diekstraksi dengan salah satu dari dua teknik utama,

    yaitu tertutup dan terbuka. Teknik tertutup juga dikenal sebagai teknik simple

    forceps. Teknik terbuka dikenal juga sebagai teknik operasi atau flap.

    Teknik yang benar seharusnya menghasilkan ekstraksi yang atraumatik, dan

    sebaliknya pada teknik operasi yang telah dapat mengakibatkan ekstraksi yang

    traumatik.

    Teknik apapun yang dipilih, ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk 

    mendapatkan ekstraksi yang baik yaitu<

    . 'kses dan dan &isualisasi pada daerah yang akan di ekstraksi

    . alur yang tidak terhalang unuk mengekstraksi gigi

    0. Penggunaan gigi tenaga yang terkontrol

    ?angkah umum pada prosedur ekstraksi tertutup<. 9elonggarkan perlekatan jaringan lunak ke gigi

    . ?uksasi gigi dengan menggunakan dental ele&ator 

    0. 'daptasi forceps terhadap gigi

    1. ?uksasi gigi dengan forceps

    2. Pecabutan gigi pada socketnya.

    *al-hal yang perlu diperhatikan ketika ekstraksi antara lain<

    . Posisi saat ekstraksi

    30 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    31/45

    a. (ntuk ekstraksi gigi ma)illa, dental chair diposisikan sekitar 48 derajat

    terhadap lantai

     b. /elama ekstraksi pada kuadran ma)illa sebelah kanan, kepala pasien

    seharusnya mengarah ke operator, sehingga akses yang cukup dan

    &isualisasi bisa didapatkan

    c. (ntuk ekstraksi gigi anterior ma)illa, kepala pasien harus diposisikan lurus

    kedepan

    d. Pada ekstraksi kuadran ma)illa sebelah kiri, kepala pasien hanya sedikit

    diarahkan ke operator.

    e. (ntuk ekstraksi mandibula, pasien harus diposisikan lebih tegak lurus

    sehingga ketika mulut dibuka, occlusal plane sejajar dengan lantai

    f. Posisi kursi harus lebih rendah dari pada posisi kursi saat ekstraksi gigi

     permanen, dan lengan operator pada sudut 8 derajat pada siku.

     A. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang atas

     &. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang ba$ah kuadran kiri

    '. Posisi ekstraksi gigi-gigi ba$ah kuadran kanan

    . Peran non-working hand

    a. 9embantu melindungi gigi sekitarnya dari foeceps

     b. 9embantu menstabilkan posisi kepala pasien selama proses ekstraksi

    c. 9emiliki peran penting pada saat ekstraksi gigi mandibula karena tangan

    kiri menyokong dan menstabilkan posisi rahang bawah ketika ekstraksi

    dilakukan.

    31 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    32/45

    *al F hal yang perlu diperhatikan selama ekstraksi gigi menurut ;upta !8"

    adalah <

    a. 'nestesi

     b. @le&asi mukogingi"al flapc. Penghilangan tulang

    d. Bagian tulang yang terlibat

    e. Pengangkatan gigi bersama akarnya

    f. Kontrol perdarahan

    g.  Al"eoplasty jika dibutuhkan

    h. Penutupan soket al&eolar

    i. Penjahitan flap

    3. E)ukasi 7ang )iberikan )okter gigi setela ekstraksi

    Pasien yang melakukan ekstraksi gigi, setelah pencabutan sebaiknya diberikan

    edukasi. @dukasi yang diberikan dapat berisi tindakan F tindakan yang perlu

    dilakukan dan perlu dihindari setelah pencabutan gigi. @dukasi yang diberikan kepada

     pasien setelah ekstraksi gigi antara lain <

    . 9enggigit kapas atau tampon selama 08 menit sesudah pencabutan gigi.

    . angan minum dan makan apapun selama jam segera setelah ekstraksi gigi.

    0. ?akukan kompres dengan air es.

    1. ?akukan sikat gigi seperti biasa namun sementara menghindari daerah luka.

    2. Tidurlah dengan kepala agak dinaikkan yaitu dengan diganjal satu atau dua

     bantal tambahan.

    4. 9enaati anjuran dan resep yang diberikan oleh dokter.

    5. angan mengunyah permen karet dan mengisap daerah bekas pencabutan gigi.

    6. angan meludah.

    7. angan berkumur selama 1 jam pertama.

    8. angan minum alkohol

    . angan memberikan rangsangan panas pada daerah pencabutan.

    . 3stirahatlah yang cukup.

    3. %om,likasi ,as'a ekstraksi gigi

    Komplikasi, merupakan kondisi yang tidak diharapkan terjadi pada tindakan

    medis. Berbicara masalah pencabutan gigi tidak terlepas dari beberapa komplikasi

    32 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    33/45

    normal yang menyertainya seperti terjadinya perdarahan sesaat, oedem

    !pembengkakan" dan timbulnya rasa sakit. Komplikasi sendiri merupakan

    kejadian yang merugikan dan timbul diluar perencanaan dokter gigi. #leh karena

    itu, kita selaku dokter gigi harus tetap mewaspadai segala kemungkinan dan

     berusaha untuk mengantisipasinya sebaik mungkin. *al ini bertujuan untuk 

    mencegah terjadinya komplikasi lanjutan dengan resiko yang lebih besar pula.

    'dapun beberapa faktor penyebab terjadinya komplikasi diantaranya karena

    kondisi sistemik dan lokal pasien lalu keahlian, keterampilan dan pengalaman

    sang operator serta standar prosedur pelaksanaan juga mempengaruhi. Berbagai

    komplikasi dapat terjadi,

    Komplikasi digolongkan menjadi intraoperatif, segera setelah pencabutan gigi

    dan jauh setelah pencabutan gigi.

    a8 Komplikasi /elama @kstraksi ;igi

    1. Kegagalan Pemberian 'nestesi

    *al ini biasanya berhubungan dengan teknik yang salah atau dosis obat

    anestesi yang tidak cukup.

    2. Kegagalan mencabut gigi dengan tang atau ele&ator

    Tang dan ele&ator harus diletakkan dan sebab kesulitan segera dicari jika

    terjadi kegagalan pencabutan dengan instrument tersebut.

    0. Perdarahan selama pencabutan

    /ering pada pasien dengan penyakit hati, misalnya seorang alkoholik yang

    menderita sirosis, pasien yang menerima terapi antikoagulan, pasien yang minum

    aspirin dosis tinggi atau :/'3% lain sedangkan pasien dengan gangguan

     pembekuan darah yang tidak terdiagnosis sangat jarang. Komplikasi ini dapat

    dicegah dengan cara menghindari perlukaan pada pembuluh darah dan melakukan

    tekanan dan klem jika terjadi perdarahan.

    1. =raktur

    =raktur dapat terjadi pada mahkota gigi, akar gigi, gigi tetangga atau gigi

    antagonis, restorasi, processus al&eolaris dan kadang F kadang mandibula. >ara

    terbaik untuk mengindari fraktur selain tekanan yang terkontrol adalah dengan

    menggunakan gambar sinar ) sebelum melakukan pembedahan.

    2. Pergeseran

    33 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    34/45

    Terlibatnya antrum, pergeseran gigi atau fragmen ke fosa intratemporalis,

     pergeseran gigi ke dalam mandibula merupakan komplikasi intra operatif.

    Pemeriksaan sinar G yang akurat diperlukan baik sebelum maupun intraoperatif.

    4. >edera jaringan lunak

    Komplikasi ini dapat dihindari dengan membuat flap yang lebih besar dan

    menggunakan retraksi yang ringan saja.

     b" Komplikasi /egera /etelah @kstraksi ;igi

    Komplikasi yang mungkin terjadi segera setelah ekstraksi gigi dilakukan antara

    lain <

    . Perdarahan

    Perdarahan ringan dari al&eolar adalah normal apabila terjadi pada -1

     jam pertama sesudah pencabutan atau pembedahan gigi. Penekanan oklusal

    dengan menggunakan kasa adalah jalan terbaik untuk mengontrolnya dan dapat

    merangsang pembentukan bekuan darah yang stabil. Perdarahan bisa diatasi

    dengan tampon !terbentuknya tekanan ekstra&askuler lokal dari tampon",

     pembekuan, atau keduanya.

    . asa sakit

    asa sakit pada awal pencabutan gigi, terutama sesudah pembedahan untuk 

    gigi erupsi maupun impaksi, dapat sangat mengganggu. #rang dewasa sebaiknya

    mulai meminum obat pengontrol rasa sakit sesudah makan tetapi sebelum

    timbulnya rasa sakit.

    0. @dema

    @dema adalah reaksi indi&idual, yaitu trauma yang besarnya sama, tidak 

    selalu mengakibatkan derajat pembengkakan yang sama. (saha F usaha untuk mengontrol edema mencakup termal !dingin", fisik !penekanan", dan obat F 

    obatan.

    1. eaksi terhadap obat

    eaksi obat F obatan yang relati&e sering terjadi segera sesudah pencabutan

    gigi adalah mual dan muntah karena menelan analgesik narkotik atau non

    narkotik. eaksi alergi sejati terhadap analgesik bisa terjadi, tetapi relati&e jarang.

    34 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    35/45

    Pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian obat sesegera mungkin jika

    diperkirakan berpotensi merangsang reaksi alergi.

    c" Komplikasi auh /esudah @kstraksi ;igi

    . 'l&eolitis

    Komplikasi yang paling sering, paling menakutkan dan paling sakit sesudah

     pencabutan gigi adalah dry socket atau al&eolitis ! osteitis al&eolar".

    . 3nfeksi

    Pencabutan suatu gigi yang melibatkan proses infeksi akut, yaitu

     perikoronitis atau abses, dapat mengganggu proses pembedahan. Penyebab yang

     paling sering adalah infeksi yang termanifestasi sebagai miositis kronis. Terapiantibiotik dan berkumur dengan larutan saline diperlukan jika terbukti ada infeksi

    yaitu adanya pembengkakan, nyeri, demam, dan lemas.

    3.4 Penanganan kom,likasi ,as'a ekstraksi gigi

    . Perdarahan

    Perdarahan post ekstraksi merupakan kejadian yang mungkin bisa terjadi di

     praktek dokter gigi. Pengetahuan dan anamnesis yang tepat oleh dokter gigi

    terhadap pasiennya dalam mendiagnosis, mencegah dan penanganannya sangat

    diperlukan. Perdarahan dapat terjadi karena kelainan bawaan atau yang didapat

    selain itu ditentukan pula oleh kondisi sistemik pasien serta keadaan lokal di

    rongga mulut. Penanganan perdarahan sangat tergantung dari penyebab terjadinya

     perdarahan dapat dengan cara penanganan lokal atau perlu diberikan obat-obatan

    yang membantu proses pembekuan darah.

    Perdarahan !hemorragie", keadaan ini merupakan terjadinya perdarahan yang

    hebat saat pencabutan gigi. 3ni terjadi karena bermacam hal, seperti< kelainan

    sistemik pada pasien !misalnya hipertensi yang tidak terkontrol" ataupun faktor 

    lokal !'nang P, 882"

    a. =aktor lokal !Teguh, 8"

    Perdarahan pasca ekstraksi umumnya disebabkan oleh faktor lokal, seperti<

    . Trauma yang berlebihan pada jaringan lunak 

    . 9ukosa yang mengalami peradangan pada daerah ekstraksi.

    0. Tidak dipatuhinya instruksi pasca ekstraksi oleh pasien.

    1. Tindakan pasien seperti penekanan soket oleh lidah dan kebiasaan

    menghisap-hisap.

    35 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    36/45

    2. Kumur-kumur yang berlebihan.

    4. 9emakan makanan yang keras pada daerah ekstraksi.

    'namnesis yang baik dan riwayat penyakit yang lengkap

    Kita harus mampu menggali informasi riwayat penyakit pasien yang memiliki

    tendensi perdarahan yang meliputi <

    - bila telah diketahui sebelumnya memiliki tendensi perdarahan

    - mempunyai kelainan-kelainan sistemik yang berkaitan dengan gangguan

    hemostasis !pembekuan darah"

    - pernah dirawat di / karena perdarahan

    - spontaneous bleeding, misalnya haemarthrosis atau menorrhagia dari

     penyebab kecil

    - riwayat keluarga yang menderita salah satu hal yang telah disebutkan di

    atas, dihubungkan dengan riwayat penyakit dari pasien itu sendiri

    - mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti antikoagulan atau aspirin

    - Penyebab sistemik seperti defisiensi faktor pembekuan herediter,

    misalnya &on WillebrandHs syndrome dan hemofilia

    Kita perlu menanyakan apakah pasien pernah diekstraksi sebelumnya, dan

    apakah ada riwayat prolonged bleeding !1-16 jam" pasca ekstraksi. Penting

    untuk kita ketahui bagaimana penatalaksanaan perdarahan pasca ekstraksi gigi

    sebelumnya. 'pabila setelah diekstraksi perdarahan langsung berhenti dengan

    menggigit tampon atau dengan penjahitan dapat disimpulkan bahwa pasien tidak 

    memiliki penyakit hemoragik. Tetapi bila pasca ekstraksi gigi pasien sampai

    dirawat atau bahkan perlu mendapat transfusi maka kita perlu berhati-hati akan

    adanya penyakit hemoragik. Bila ada riwayat perdarahan dalam !deep

    haemorrhage" didalam otot, persendian atau kulit dapat kita curigai pasien

    memiliki defek pembekuan darah !clotting defect". 'danya tanda dari purpura

     pada kulit dan mukosa mulut seperti perdarahan spontan dari gingi&a, petechiae .

    36 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    37/45

    . =raktur 

    a. =raktur mahkota gigi

    Bila fraktur mahkota gigi terjadi, metode yang digunakan untuk mengambil

    sisa dari gigi bergantung pada banyaknya gigi yang tersisa serta penyebab

    kegagalannya. Terkadang diperlukan aplikasi tang atau ele&ator tambahan untuk 

    mengungkit gigi dan metode pencabutan transal&eolar.

     b. =raktur 'kar ;igi

    =raktur akar merupakan salah satu komplikasi pencabutan gigi yang bisa

    terjadi. Keadaan ini sering terjadi pada pencabutan dengan tang, pada gigi yang

    mati oleh karena rapuh, akar gigi yang bengkok, atau adanya hipersementosis dan

    lain-lain. Bila akar yang fraktur amat kecil dan letaknya jauh terbenam dalamtulang dapat dibiarkan dengan catatan penderita diberitahu keadaan tersebut.

    ika ujung akar telah masuk ke dalam sinus maksilaris, pasien diberitahukan

    tentang situasi tersebut dan pertemuan baru dijadwalkan agar pengeluaran ujung

    akar dapat dilakukan. ika dokter gigi ragu untuk melakukan perawatan, maka

     pasien harus dirujuk ke dokter gigi spesialis bedah mulut.

    0. 3nfeksi

    9eskipun jarang terjadi, tapi hal ini jangan dianggap sepeleh. Bila terjadi,

    dokter gigi dapat memberikan resep berupa antibiotik untuk pasien yang beresiko

    terkena infeksi.

    1. %ry /ocket

    Kerusakan bekuan darah ini dapat disebabkan oleh trauma pada saat

    ekstraksi !ekstraksi dengan komplikasi", dokter gigi yang kurang berhati-hati,

     penggunaan kontrasepsi oral, penggunaan kortikosteroid, dan suplai darah !suplai

    darah di rahang bawah lebih sedikit daripada rahang atas". Kurangnya irigasi saat

    dokter gigi melakukan tindakan juga dapat menyebabkan dry socket. ;erakan

    menghisap dan menyedot seperti kumur-kumur dan merokok segera setelah pencabutan dapat mengganggu dan merusak bekuan darah.

    /elain itu, kontaminasi bakteri adalah faktor penting, oleh karena itu, orang

    dengan kebersihan mulut yang buruk lebih beresiko mengalami dry socket pasca

     pencabutan gigi. %emikian juga pasien yang menderita gingi&itis !radang gusi",

     periodontitis !peradangan pada jaringan penyangga gusi", dan perikoronitis

    !peradangan gusi di sekitar mahkota gigi molar tiga yang impaksi" !?ucky

    iawan, 88".

    2. asa /akit

    37 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    38/45

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    39/45

    dengan @PT dan melihat secara klinis perubahan warna gigi dan radiografi untuk 

    kejadian resorpsi.

    - Prognosis< baik !3ngle dan Bakland, 771".

     b" /ubluksasi

    enis jejas ini melibatkan kerusakan sedang pada ligamentum periodontal.

    ;igi yang mengalami subluksasi menunjukkan mobilitas horiAontal atau &ertical

    ringan sampai sedang, atau keduanya. Perdarahan biasanya terjadi di sekitar leher 

    gigi+ jadi gigi yang subluksasi, posisinya tetap normal pada lengkungan gigi

    !Behrman dkk, 777".

    - Perawatan

    9engistirahatkan gigi sebanyak mungkin dengan diet makanan lunak. ika

     perlu, menstabilkan gigi selama periode pendek !-0 minggu" untuk mendukung

     penyembuhan ligament periodontal dan mengurangi mobilitas !3ngle dan Bakland,

    771". Beberapa gigi subluksasi membutuhkan imobilisasi agar tercapai perbaikan

    ligamentum periodontal memadai. 3mobilisasi gigi dipermudah dengan bidai

    akrilik. Beberapa gigi jenis ini harus dirujuk ke dokter gigi sesegera mungkin

    !Behrman dkk, 777". Penggunaan splint harus menggunakan jenis yang non rigid

    yaitu menggunakan nylon fishing line yang menempel pada masing-masing gigi,

    termasuk di dalamnya resin etsa asam pada permukaan labial atau lingual.

    /ubluksasi perlu die&aluasi lama untuk meyakinkan pulpa sudah sembuh

    sempurna. 3ni bisa memakan waktu dua tahun atau lebih. Perawatan definiti&e

    untuk gigi subluksasi termasuk terapi kanal akar !3ngle dan Bakland, 771".

    c" ?uksasi ?ateral

    3njuri traumatik dapat menghasilkan perpindahan posisi gigi secara labial,

    lingual, distal dn mesial. 3ni disebut luksasi lateral dan sering sangat sakit,

    terutama ketika perpindahan posisi gigi menghasilkan posisi oklusi premature.

    !3ngle dan Bakland, 771" ?uksasi lateral dapat didiagnosis dengan perkusi,

    ketika gigi menghasilkan bunyi berdengung yang nyaring. Perlukaan ini

    menyebabkan kerusakan pada struktur pendukung. Tulang dinding labial bisa saja

    mengalami fraktur. !=ord, 881"

    - Perawatan

    (rgent care pada kasus ini meliputi reposisi gigi dan stabilisasi jika gigi

    mobile. eposisi gigi luksasi lateral membutuhkan aplikasi tekanan pada ujung

    apical akar. /plinting, jika dibutuhkan, harus jenis non rigid dan harus dipasang -

    4 minggu tergantung seberapa cepat penyembuhan dari jaringan pendukung !3ngle

    39 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    40/45

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    41/45

    terjadi. 3tu berarti bahwa prosedur endodontic bisa dilakukan beberapa

    waktu setelah atau minggu pertama !3ngle and Bakland,771".

    e" 3ntrusi

    ;igi yang memiliki posisi yang bukan semestinya secara apical sampai

     prosesus al&eolar. ?uksasi intrusi ini disebabkan oleh beberapa kecelakaan

    tabrakan ke ligament periodontal. Karena gigi tidak pada tempatnya di tulang,

    didapatkan kegoyahan. (ji radiografis mendemonstasikan posisi dari gigi

    tersebut. Karena terjadi kecelakaan tabrakan, ligament periodontal tidak bisa

    terlihat dengan jelas.

    - Perawatan

    ika pembentukan akar tidak sempurna, biarkan gigi bererupsi kembali

    sekitar beberapa bulan, dan jika pembentukan akar telah sempurna, gigi harusdikembalikan pada posisinya secara ortodontik ataupun secara bedah dengan

    forcep !setelah dibedah, harus dilakukan splinting". %oanjurkan dengan treatment

    ortodontik karena menghasilkan penurunan resorbsi dan menjaga tulang krestal.

    Keadaan pulpa harus termonitor, karena pulpa yang nekrosis sering ada pada gigi

    dengan akar yang tidak sempurna dan menutup 88I di gigi dengan

     pembentukan akar sempurna.

    f" '&ulsi

    '&ulsi adalah keadaan gigi terlepas dari soketnya. ;igi immature yang

    mengalami a&ulsi kemudian segera direplantasi, mempunyai prognosis yang lebih

     baik, yaitu re&askularisasi pulpa dan penyembuhan ligamen periodontal daripada

    gigi mature a&ulsi. ;igi mature tidak mengalami re&askularisasi !=ord, 881".

    Perawatan yang disarankan untuk mengatasi gigi a&ulsi terdiri dari tiga tahapan<

    - Perawatan Kegawatdaruratan di Tempat Kejadian

    - *asil terbaik dari gigi yang direplantasi adalah apabila gigi direplantasi segera

    setelah a&ulsi. Bila terjadi kegawatdaruratan, yang dapat dilakukan untuk 

    membantu korban antara lain<- /egera mengambil gigi kemudian dikembalikan ke dalam soket gigi.

    - Bila gigi terkena kotoran, jangan dicuci dengan sabun, namun cukup dicuci di

     bawah air mengalir sampai kotoran atau benda asing yang ada hilang.

    - /etelah dicuci, gigi dikembalikan ke soket perlahan-lahan, dengan memegang

    gigi di bagian mahkotanya saja kemudian segera dibawa ke klinik gigi untuk 

    segera dilakukan tindakan.

    - Bila tidak memungkinkan mengembalikan gigi ke soket, gigi dapat di simpan

    dulu dalam suatu medium sambil membawa pasien ke klinik gigi.

    41 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    42/45

    3.11 Ha)ist

    JTidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya,

    melainkan 'llah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon

    menggugurkan daun-daunnya !*. Bukhari no 244"

    BAB I9

    PENU"UP

    %esim,ulan

    Pada kasus skenario diatas, dilihat dari keluhan yang pasien rasakan setelah

    melakukan ekstraksi gigi molar kiri rahang bawah tiga hari yang lalu seperti nyeri

    42 | Laporan Tutorial Skenario 4 Blok 16 Bedah Minor

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    43/45

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    44/45

    Pedlar , =rame W. #ral and ma)illofacial surgery. >hina< >hurchill ?i&ing /tone

    @lse&ier+ 885, p.2,5

    >arranAa '.=. Tooth 9obility and Pathologic. %alam< ;lickmanHs >linicalPeriodontology. 5th. W.B. /aunders, Philadelphia. 761. pp< 60-78.

    'rcher, W.*arry. #ral and 9a)illofacial /urgery. 2th  ed. /aunders >ompany.

    Philadelphia. 752. pp< 4-5

    Peterson . ?arry. #ral and 9a)illofacial /urgery. 1th  ed, The >.C. 9osby

    >ompany, /t. ?ouis, 880, pp< 4-5.

    Balaji /9. Te)tbook of oral and ma)illofacial surgery. :ew %elhi< @lse&ier. 885,

     p.45,0-2.

    ahajoe P/. Pengelolaan pasien hipertensi untuk perawatan di bidang  kedokteran

    gigi, 9aj Ked ;i+ uni 886< 2!"< 52-5.

    *aghighat ', Ka&iani :, Panahi . *emodynamic effects of I lidocaine with

  • 8/18/2019 BAB I-IV Sk 4 Blok 16

    45/45