171
Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang 1 BAB I KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian tinggi yang menunjang produktifitas. Profesionalisme dalam bidang hukum, khususnya notariat, dan kedokteran relatif sudah mapan. Mutu prakteknya mendapat pengakuan, ada kode etik, ada undang- undang, ada organisasi. Bidang konsultasi dan kewartawanan sudah mulai mengarah pada profesionalitas, begitu pula pada kemiliteran sudah mengumandangkan konsep prajurit dan profesional. Pertanyaannya yang paling relevan dalam kajian saat ini, bagaimana dalam dunia pendidikan?, apakah guru, kepala sekolah, konselor dan pengelola sistem pendidikan semuanya telah profesional? Seberapa jauh pendidikan mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan jati diri bangsa dalam mengembangkan demokrasi dan memupuk persatuan bangsa? Sebuah pertanyaan yang sering terlontarkan, terkesan bernada klise, namun memiliki makna dan jangkauan yang dalam. Secara umum terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM), yakni (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, dan (3) guru serta tenaga kependidikan yang profesional. Sementara yang terjadi saat ini pendidikan yang dilakukan baru mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam bidang tertentu saja. Pendidikan selama ini belum mampu membangkitkan kemauan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan umat. Padahal dalam kapasitasnya yang sangat luas pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kepribadiannya. Di Indonesia, orang pandai sudah cukup banyak, orang terampil juga sudah membludak. Masalahnya bagaimana agar mereka memiliki kemauan untuk memanfaatkan kepandaian dan keterampilannya bagi pemecahan persoalan masyarakat dan bangsa, dalam skala kecil sekalipun, bukan malah menambah masalah dan menghambat pembangunan. Uraian ini tidak tanpa alasan, buktinya dapat disaksikan betapa banyak peserta didik yang keluyuran di mall pada jam-jam efektif belajar.

BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

1

BAB I

KONSEP DASAR PROFESI

A. Pendahuluan

Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme.

Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian tinggi yang menunjang produktifitas.

Profesionalisme dalam bidang hukum, khususnya notariat, dan kedokteran relatif

sudah mapan. Mutu prakteknya mendapat pengakuan, ada kode etik, ada undang-

undang, ada organisasi. Bidang konsultasi dan kewartawanan sudah mulai mengarah

pada profesionalitas, begitu pula pada kemiliteran sudah mengumandangkan konsep

prajurit dan profesional. Pertanyaannya yang paling relevan dalam kajian saat ini,

bagaimana dalam dunia pendidikan?, apakah guru, kepala sekolah, konselor dan

pengelola sistem pendidikan semuanya telah profesional? Seberapa jauh pendidikan

mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan jati diri bangsa dalam

mengembangkan demokrasi dan memupuk persatuan bangsa? Sebuah pertanyaan yang

sering terlontarkan, terkesan bernada klise, namun memiliki makna dan jangkauan

yang dalam.

Secara umum terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam

pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan sumber daya

manusia (SDM), yakni (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, dan (3) guru serta

tenaga kependidikan yang profesional. Sementara yang terjadi saat ini pendidikan yang

dilakukan baru mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam

bidang tertentu saja. Pendidikan selama ini belum mampu membangkitkan kemauan

peserta didik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan umat.

Padahal dalam kapasitasnya yang sangat luas pendidikan memiliki peran dan

berpengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia

dengan berbagai aspek kepribadiannya.

Di Indonesia, orang pandai sudah cukup banyak, orang terampil juga sudah

membludak. Masalahnya bagaimana agar mereka memiliki kemauan untuk

memanfaatkan kepandaian dan keterampilannya bagi pemecahan persoalan masyarakat

dan bangsa, dalam skala kecil sekalipun, bukan malah menambah masalah dan

menghambat pembangunan. Uraian ini tidak tanpa alasan, buktinya dapat disaksikan

betapa banyak peserta didik yang keluyuran di mall pada jam-jam efektif belajar.

Page 2: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

2

Mengapa mereka lebih senang bermain daripada belajar?. Ini adalah tantangan,

khususnya bagi para guru, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menggairahkan,

menantang keingintahuan peserta didik, dan menyenangkan.

Guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang

memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Mengutip

pendapat laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc. Lendon dalam bukunya “This is

Teaching”: Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan

mengelola kelas. Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare

dijelaskan bahwa guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan

tingkah laku dari seseorang individu hingga terjadilah kegiatan pendidikan. Jadi, guru

adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam mendidik,

mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang

memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan

mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan nyaman, hingga pada

akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses

pendidikan. Untuk itu, diperlukan guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan,

sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, suasana

pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan.

Hal ini penting dilakukan dalam setiap pembelajaran karena guru memiliki peranan

yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas

pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan profesional guru, terutama dalam

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif dan efisien.

B. Pengertian Profesi dan Profesionalisme

Perlu adanya pemahaman mengenai definisi profesi, profesional,

profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi. Secara bahasa; Profesi berarti

nomina-kondisi, keadaaan pekerjaan; Profesional berarti ajektiva yang bisa juga

nomina-sifat atau orang; profesionalisme berarti nomina-paham, kesepakatan

keyakinan; profesionalitas berarti nomina-produk, kadar; profesionalisasi berarti

nomina-proses.

Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian

yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu

pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan

Page 3: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

3

pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai

instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002).

Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan

persiapan akademik. Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, keterampilan, kejuruan

tertentu. Jadi Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya

memerlukan/menuntut keahlian yang menggunakan teknik teknik ilmiah, serta dedikasi

yang tinggi.

Pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk

memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan, dalam

arti sempit profesi berarti: kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan

sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Lebih

rinci dijelaskan Profesi berarti jabatan atau pekerjaan yang menuntut landasan

pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dsb) tertentu dan etika khusus

anggotanya. Hal ini memiliki makna tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang

tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesi

adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta

proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian para

anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih

dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. keahlian diperoleh

melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang

menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani suatu

profesi (in-service training). Diluar pengertian ini, ada beberapa ciri profesi khususnya

yang berkaitan dengan profesi kependidikan.

Pengertian profesi menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut:

a. Secara leksikal, perkataan profesi mengandung berbagai makna dan pengertian.

Pertama; profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan (to

profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas suatu kebenaran

(the truth) ajaran agama atau kredibilitas seseorang (Hornby,1962). Kedua; profesi

itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan

tertentu (a particular business, Hornby, 1962).

Page 4: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

4

b. Webster‟s New World Dictionary menunjukkan bahwa profesi merupakan suatu

pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal

arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan

manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama

kedokteran, hukum dan teknologi.

c. Good‟s Dictionary of Education mengungkapkan bahwa profesi merupakan suatu

pekerjaan yang meminta persiapan khusus (specialisation) yang relatif lama di

perguruan tinggi (pada pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus.

d. Vollmer (1956) menjelaskan pendekatan kajian sosiologik, mempersepsikan

bahwa profesi itu sesungguhnya hanyalah merupakan suatu jenis model atau tipe

pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk

mewujudkannya. Namun demikian, bukanlah merupakan hal yang mustahil pula

untuk mencapainya asalkan ada upaya yang sungguh-sungguh kepada

pencapaiannya.

Berdasarkan pernyataan Vollmer yang mengimplikasikan bahwa pada

dasarnya seluruh pekerjaan apapun memungkinkan untuk berkembang menuju kepada

suatu jenis model profesi tertentu. Dengan mempergunakan perangkat persyaratannya

sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh mana suatu pekerjaan itu telah

menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu atau seorang pengemban pekerjaan

tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pula

yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional (memadai persyaratan sebagai

suatu profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka selanjutnya kita dapat

mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar keprofesiannya). Jika

konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, paham, dan pedoman

hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu dapat

mengandung makna telah berkembang profesionalisme dikalangan orang atau

masyarakat yang bersangkutan. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan

yang kemudian berkembang makin matang.

Dua hal pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi adalah pengetahuan dan

persiapan akademik. Profesi merujuk pada pekerjaan. Pekerjaan di sini dengan

sendirinya melahirkan pelayanan keahlian khusus yang pada gilirannya akan menuntut

adanya etika yang tumbuh dan mekar. Etika profesi meliputi tanpa pamrih dalam

melakukan pekerjaannya, pengacuan pada norma luhur yang hidup di masyarakat, dan

Page 5: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

5

berorientasi pada kepentingan masyarakat serta solidaritas sesama rekan profesi.

Proses usaha menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan

(profesi) ideal itulah yang dimaksudkan dengan profesionalisasi.

Profesionalisasi adalah usaha menjadikan suatu jabatan sebagai pekerjaan

profesional; upaya dan proses peningkatan dasar, kriteria, standar, kemampuan,

keahlian, etika dan perlindungan suatu profesi. Profesionalisasi menunjuk pada proses

peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi. Pada dasarnya

merupakan serangkaian proses pengembangan profesional baik dilakukan melalui

pendidikan atau latihan. Profesionlisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi

maupun kemampuan para anggota profesi dalam penampilannya sebagai anggota suatu

profesi.

Profesionalisasi merupakan suatu proses menuju kearah untuk mewujudkan

dan meningkatkan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Profesionalisasi menunjukkan pada proses peningkatan

kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi untuk mencapai kriteria yang

standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada

dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (professional

development) baik dilakukan melalui pendidikan/latihan “pra-jabatan” maupun

“dalam-jabatan”. Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan proses yang life-long

and never-ending, secepat seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu

profesi.

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional.

Profesional memiliki keterkaitan dengan kemampuan seseorang/individu yang

melakukan bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian tertentu. Profesional adalah

kemampuan seseorang dalam menjalankan profesi tertentu. Pada umumnya orang

memberi arti yang sempit terhadap pengertian profesional. Istilah profesional ini

mempunyai dua makna, yaitu (1) mengacu kepada orang yang menyandang suatu

profesi atau orang yang memegang profesi tersebut, (2) mengacu pada sebutan tentang

sikap atau cara seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya.

Hal ini telah mendapatkan pengakuan baik formal maupun informal seperti

pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan para pengguna jasa suatu profesi.

Profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimiliki

seseorang. Misalnya seorang guru dikatakan guru profesional bila guru tersebut

Page 6: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

6

memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Padahal pengertian profesional tidak sesempit

itu, namun pengertiannya harus dapat dipandang dari tiga dimensi, yaitu: expert [ahli],

responsibility [rasa tanggung jawab] baik tanggung jawab intelektual maupun moral,

dan Feel Solidarity [memiliki rasa kesejawatan]. Seorang pekerja profesional,

khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi, karena di samping menguasai

sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional juga ditandai

adanya Informed responsiveness terhadap implikasi kemasyarakatan dari objek

kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja profesional harus memiliki persepsi

filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang lebih mantap dalam menyikapi dan

melaksanakan pekerjaannya. Jadi, seorang profesional tidak akan mau mengerjakan

sesuatu yang memang bukan bidangnya.

Profesionalisme adalah sebutan yang lebih mengarah pada sikap mental dalam

bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk selalu mewujudkan

meningkatkan kualitas atau kemampuan kerjanya. Hal ini merupakan bentuk motivasi

intristik pada diri sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya kearah

perwujudan professional.

Profesionalisme menunjuk kepada mutu, kualitas tindak-tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi, atau orang yang profesional, menunjuk kepada

komitmen para anggota suatu profesi tertentu untuk meningkatkan kemampuan

profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan

dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Selain itu, dalam bidang

apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, yaitu; (1) keahlian, (2)

komitmen, dan (3) keterampilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga sama

sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu pertama-tama

dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui

pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi

maka seorang profesional dibayar tinggi. “ well educated, well trained, well paid” ,

adalah salah satu prinsip profesionalisme.

Ciri-ciri individu yang memiliki profesionalisme tinggi yaitu, (1) keinginan

untuk selalu memperlihatkan perilaku yang standar ideal; (2) meningkatkan dan

menjaga citra profesi, ia berkeinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara citra

profesi melalui perwujudan prilaku profesional; (3) keinginan untuk senantiasa

mengejar dan memanfaatkan kesempatan pengembangan profesional; (4) mengejar

Page 7: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

7

kualitas dan cita-cita profesi, ia akan berusaha untuk selalu mencapai kualitas dan cita-

cita sesuai dengan program yang telah ditentukan.

Profesionalitas adalah perihal profesi; keprofesian, mengacu pada sikap para

anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang

mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Profesionalitas adalah sebutan

terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat

pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat menjalankan tugasnya.

Profesi kependidikan merupakan suatu payung yang melingkupi berbagai profesi

seperti dikemukakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam lingkup tenaga kependidikan ini termasuk

guru, laboran, pengembang kurikulum, pustakawan, administrator, konselor.

Pekerjaan induknya adalah pendidikan, namun profesionalisasi dilakukan dalam

setiap sub-profesi, yang disebutkan di atas. Oleh sebab itu, setiap diskusi mengenai

profesi-profesi dalam lingkup pendidikan tidak dapat dilepaskan dari payungnya yaitu

profesi kependidikan. Bagaimanakah hubungan antara profesi-profesi ( sub profesi)

kependidikan dapat dilukiskan di bawah ini:

Dalam pengertian di atas, profesi kependidikan umumnya menunjukkan kepada

profesi-profesi yang bergerak dalam lingkup persekolahan. Hal ini berarti bahwa

memang sekolah merupakan basis dari profesi kependidikan.

Akan tetapi timbul masalah, karena dengan pengertian yang terbatas ini, maka

seolah-olah diluar sekolah profesi kependidikan terbatas ruang geraknya, atau bahkan

PENDIDIK/ GURU

PENGELOLA KONSELOR

PENDIDIKAN

PENILIK/

PENGAWAS PUSTAKAWAN

PENDIDIKAN

PENELITI TEKNISI

PENDIDIKAN SUMBER BELAJAR

LABORAN

PROFESI

PENDIDIKAN

Page 8: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

8

tidak mempunyai hak hidup. Bagaimana, misalnya, dengan pendidikan luar sekolah?.

Selain itu, akan timbul kesan seakan-akan pendidikan yang harus digarap secara

profesional dan oleh tenaga-tenaga kependidikan yang profesional hanya terbatas di

sekolah. Padahal pendidikan berlangsung pula di luar sekolah, dalam masyarakat,

melalui wadah pendidikan non formal. Pendidikan yang berlangsung di luar lingkup

persekolahan pun harus dilakukan secara profesional.

Selain tenaga pendidikan yang di rujuk Undang Undang Ssistem Pendidikan

Nasional, yang pada hakekatnya bukan penetapan limitatif itu, sesungguhmya profesi

kependidikan mengacu pula kepada pendidikan luar sekolah. Ini berarti bahwa

pendidikan yang berlangsung di luar dinding sekolah pun harus dilakukan secara

profesional.

C. Ciri-Ciri Profesi

Pengertian profesi sebagai jabatan/pekerjaan yang memberikan pelayanan

intelektual spesialistik yang sangat tinggi dengan sifat-sifat utamanya antara lain:

(1) penguasaan ilmu dan kemampuan/keahlian menerapkannya, seperangkat sikap dan

teknik yang ditujukan sebagai pelayanan bagi kepentingan kemanusiaan;

(2) standar keberhasilan yang diukur oleh kesempurnaan melayani kebutuhan

manusia, bukan diukur oleh keuntungan pribadi;

(3) keterpanggilan untuk menjalankan praktek itu, dipertanggungjawabkan lewat

pendidikan dan ujian, serta pengawasan hukum serta melalui asosiasi dan kode

etiknya.

Jika dalam masa pendidikan/latihan pra-jabatan itu profesionalisasi lebih

banyak ditentukan oleh lembaga (community of scholars, faculty members) dengan

berpegang pada kaidah-kaidah akademik dan latihan praktek yang standar, maka

setelah bekerja profesionalisasi lebih banyak tergantung kepada setiap individu

profesional tersebut.

Profesi mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut:

1. Fungsi dan signifikansi sosial; suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang

memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang krusial.

2. Keterampilan/keahlian; untuk mewujudkan fungsi ini, dituntut derajat

keterampilan/keahlian tertentu.

Page 9: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

9

3. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin,

melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang

menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.

4. Batang tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang

jelas, sistematis dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan

hanya common sense.

5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan

keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama,

bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada

tingkat perguruan tinggi.

6. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga

merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan para

siswa/mahasiswa.

7. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional

berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh

organisasi profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan

sanksi.

8. Kebebasan untuk memberikan judgment; anggota suatu profesi mempunyai

kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau

memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.

9. Tanggungjawab profesional dan otonomi; komitmen pada suatu profesi adalah

melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggungjawab

profesional harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktek

profesional itu otonom dari campur tangan pihak luar.

Pengakuan dan imbalan sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama,

komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang

profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat dan karenanya

juga imbalan yang layak.

National Education Association (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai

berikut; (1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. (2) Jabatan yang meliputi

batang tubuh ilmu yang khusus. (3) Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang

lama. (4) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. (5)

Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen. (6) Jabatan

Page 10: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

10

yang menentukan bakunya sendiri. (7) Jabatan yang mementingkan layanan diatas

keuntungan pribadi. (8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan

terjalin rapat.

D. Karakteristik dan Persyaratan Profesi

Karakteristik profesi yaitu mencakup tentang kepribadian, dan lain-lain. Lebih

rinci karakteristik ini adalah sebagai berikut:

1) Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan

mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang

berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.

2) Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para

anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.

Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi

anggotanya.

3) Pendidikan yang ekstensif: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya

ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan

teoretis.

4) Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada

persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

5) Pelatihan institusional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti

pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis

sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui

pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

6) Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya

dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

7) Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status

yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut

bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi

masyarakat.

Syarat profesi yang secara internal memenuhi kriteria administratif, akademis,

dan kepribadian, sehat jasmani dan rohani, bertaqwa, berilmu pengetahuan, berlaku

adil, berwibawa, ikhlas, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi dan

Page 11: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

11

menguasai bidang yang ditekuninya. Ada beberapa hal yang termasuk dalam syarat-

syarat Profesi seperti:

1) Standar unjuk kerja

2) Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan

standar kualitas

3) Akademik yang bertanggung jawab

4) Organisasi profesi

5) Etika dan kode etik profesi

6) Sistem imbalan

7) Pengakuan masyarakat.

Menurut ornstein dan levine (1984) yang dikutip oleh Firgiawianto (2012),

Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut

profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan: (1) Melayani masyarakat

dan merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti

pekerjaan); (2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan

khalayak ramai, tidak setiap orang melakukannya; (3) Menggunakan hasil penelitian

dan aplikasi dari teori praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian); (4)

Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang; (5) Terkendali berdasarkan

lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut

memerlukan ijin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat

mendudukinya); (6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja

tertentu (tidak diatur oleh orang lain); (7) Menerima tanggung jawab terhadap

keputusan yang diambil dan tampilan untuk kerjanya berhubungan dengan layanan

yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya,tidak

dipindahkan keatasan instansi yang lebih tinggi); (8) Mempunyai sekumpulan unjuk

kerja yang baku; (9) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan

penekanan terhadap layanan yang akan diberikan; (10) Menggunakan administrator

untuk memudahkan profesi, relatif bebas dari supervisi dalam jabatan (misalnya

dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien, sementara tidak ada

supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri); (11) Mempunyai organisasi yang

diatur oleh anggota profesi sendiri; (12) Mempunyai asosiasi profesi dan atau

kelompok “elit”; (13) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik; (14)

Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

Page 12: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

12

Syarat utama suatu profesi sebagai berikut:

1. Suatu jabatan memiliki fungsi signifikansi sosial yang menentukan (crusial).

2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.

3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan

masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.

4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik dan

tertulis, bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.

5. Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup

lama.

6. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-

nilai profesional itu sendiri.

7. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang

teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.

8. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement

terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.

9. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom bebas dari

campur tangan orang lain.

10. Jabatan itu mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat oleh karenanya

memperoleh imbalan tinggi pula.

Berikut ini ada beberapa kriteria sebagai ciri suatu profesi:

1) Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.

2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program

dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai

dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang

melandasi profesi itu.

3) Ada organisasi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan

memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.

4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya dalam

memperlakukan kliennya.

5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.

6) Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan

itu sebagai suatu profesi.

Page 13: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

13

E. Profesi Kependidikan dan Ilmu Pendidikan

Keberadaan pekerjaan - pekerjaan di bidang kependidikan sebagai profesi masih

banyak dipertanyakan. Apakah pendidikan merupakan suatu profesi, dan apakah

pekerjaan mendidik merupakan pekerjaan perofesional? Pertanyaan ini berlangsung

lama, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di negara-negara maju.

Mungkin rumusan pertanyaannya pun kurang jelas. Di bawah ini ada rumusan

lain. Apakah pekerjaan – pekerjaan mengajar dan mendidik pada umumnya sudah

dinyatakan sebagai profesi oleh peraturan undang – undang? Lalu adakah perbedaan

dalam tingkat – tingkat dan mutu keahlian bagi praktek pekerjaan itu, sehingga

keahlian profesional itu dapat dibedakan dari keahlian non- profesional? Mungkin

sekali keraguan muncul juga karena beberapa kenyataan, di antaranya:

(1) Beragamnya latar belakang pendidikan orang – orang yamg bergerak dalam

profesi ini,

(2) Tiadanya acuan baku mengenai praktek atau prilaku profesional tenaga

kependidikan yang disepakati bersama,(dan dikuatkan hukum),

(3) Tiadanya perbedaan yang nyata dalam performans tenaga kependidikan

yang berlatar belakang pendidikan tenaga kependidikan dengan yang di luar

tenaga kependidikan.

(4) Tidak/belum ada penbedaan dari tingkat / derajat mutu keahlian dalam

keguruan dan bidang pendidikan pada umumnya.

Keadaan itu berpangkal dari ketidakjelasan konsep pendidikan. Pendidikan

cenderung hanya diartikan mengajar. Padahal mendidik itu membesarkan anak melalui

medium pendidikan. Yang terjadi sekarang melalui pengajaran di sekolah – sekolah

pada umumnya bukan mendidik dalam arti “membesarkan” anak, melainkan

memindahkan atau mengajarkan pengetahuan/ informasi.

Status Ilmu Pendidikan memang banyak didiskusikan akhir – akhir ini. Ini

mengaitkan dengan timbulnya sorotan bahkan gugatan terhadap mutu pendidikan.

Kemudian orang mulai secara kritis menoleh kepada hal yang lebih mendasar,

mungkin pangkalnya terletak pada ketidakjelasan status ilmu pendidikan itu sendiri.

Diagnose sementara yang masih bersifat hipotetis menyatakan bahwa ilmu pendidikan

(di kita) sedang mengalami krisis identitas. Batang tubuhnya tak jelas, batas – batasnya

kabur, strukturnya sebagai “a body of knowledge” samar – samar.

Page 14: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

14

Struktur dan kerangka dasar Ilmu Pemdidikan harus di cari, dan rumusan itu bisa

terus berkembang. Ada pandangan bahwa sosok Ilmu Pendidikan masa depan akan

lebih berorientasi futuristik, seraya mengakomodasi perkembangan dalam masyarakat

dan bidang – bidang dalam keilmuan yang lain. Sikap kalangan ilmuwan pendidikan

yang secara ketat terkungkung (atau mengungkung diri?) dalam tembok – tembok yang

disebutnya batas – batas disiplin akan kurang relevan. Memang batas itu harus ada,

tetapi orang harus mau melihat Ilmu Pendidikan secara inter-disiplin dan multi-

disiplin.

Tantangan global masa kini mengharuskan orang-orang yang bergerak dalam

bidang ini untuk melihat pendidikan jauh lebih luas dari apa yang sering diartikan

secara sempit dalam konteks persekolahan. Untuk bisa berperan dalam mengentaskan

martabat manusia dan mengantarkan mereka dalam melakukan transformasi budaya,

maka kalangan ilmuwan pendidikan ditantang untuk juga mau melihat realitas dunia

yang semakin ruwet dan penuh dengan berbagai trend dan bahkan ketidak-pastian.

Untuk itu, studi-studi antropologi, sosiologi, ekologi, dll perlu menjadi menu para ahli

pendidikan.

F. Etika Profesi Keguruan

Secara bahasa etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan

atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Etika

menurut berbagai literatur sama juga dengan akhlak, moral, serta budi pekerti, dimana

akhlak berarti perbuatan manusia (bahasa arab), moral berasal dari kata “mores” yang

berarti perbuatan manusia, sedangkan budi adalah berasal dari dalam jiwa, ketika

menjadi perbuatan yang berupa manifestasi dari dalam jiwa menjadi pekerti (bahasa

sansekerta).

Menurut para ahli definisi etika adalah:

a. O.P. Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku

menurut ukuran dan nilai yang baik.

b. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku

perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.

c. H. Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai

dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Page 15: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

15

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti

karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki

oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah

dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk

manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dapat dibagi menjadi

beberapa pengertian, dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk

mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi

kepada masyarakat yang memerlukan. Etika dan profesi dewasa ini menjadi

perbincangan yang penting bagi semua kalangan. Bukan hanya etika profesi untuk

guru saja, tetapi semua kalangan pun akan memberlakukan etika dalam profesi sebagai

seorang pekerja.

Etika profesi sebagai seorang guru khususnya. Kieser menuliskan: “Seluruh ilmu

dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien. Menurut keyakinan orang dan

menurut aturan-aturan kelompok (profesi luhur), para profesional wajib membaktikan

keahlian mereka semata-mata kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa

menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa

pokok dari seorang profesional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri

di atas kepentingan klien.” Para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki pegangan

atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota profesi, agar kepercayaan

para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya hal ini kita kenal sebagai kode etik.

Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur menuntut seseorang untuk

menjalankan tugasnya dalam keadaan apapun tetap menjunjung tinggi tuntutan

profesinya.

Jabatan guru juga merupakan sebuah profesi. Namun demikian profesi ini tidak

sama seperti profesi-profesi pada umumnya. Mereka yang memilih profesi ini wajib

menyadari bahwa motivasi dalam bekerja adalah keinginan untuk mengabdi kepada

sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode etik yang telah diikrarkannya,

bukan semata-mata segi materinya belaka. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

menyadari bahwa Pendidikan adalah merupakan suatu bidang Pengabdian terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya.

Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945 . Maka Guru

Page 16: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

16

Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani

dasar –dasar sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia

pembangun yang berjiwa Pancasila

2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan

kebutuhan anak didik masing –masing

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang

anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan

orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik

5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun

masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.

6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha mengembangkan

dan meningkatkan mutu Profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik

berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan.

8. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi

Guru Profesional sebagai sarana pengabdiannya

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah

dalam bidang Pendidikan.

Bila kita membicarakan tentang konsep dasar, maka kita akan dihubungkan

dengan konsep dari profesi itu sendiri, etika profesi, dan landasan filosofinya dan

secara tidak langsung pula kita diarahkan pada pertanyaan tentang mengapa muncul

konsep, etika dan landasan filosofi dalam berprofesi dan harus seperti apa konsep,

etika dan landasan filosofi yang baik dalam berprofesi khususnya profesi sebagai

pendidik atau Guru. Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami apa arti

dari etika dan profesi itu sendiri dan selanjutnya konsep dasar etika profesi guru.

Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa

helping relationship (Brammer,1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan

mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta

didik.

Etika hubungan guru dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan.

bahwa guru percaya kepada pimpinannya dalam memberi tugas dapat dan sesuai

Page 17: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

17

kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan

dan sebaliknya pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah dapat

dilaksanakan. Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk

kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung

jawab tugasnya.

Page 18: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

18

BAB II

KEGIATAN DAN JABATAN GURU

A. Pengertian Guru

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang

mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara

terpola, formal dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa : “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan

dasar dan pendidikan menengah”.

Dalam bahasa Inggris ditemukan beberapa kata untuk sebutan guru, yaitu

“teacher”, “tutor”, “educator”, dan “instructor”. Kamus Webster‟s rinci menjelaskan;

teacher diartikan seseorang yang mengajar; tutor diartikan seseorang yang

memberikan pengajaran terhadap siswa/ seorang guru privat; instructor adalah

seseorang yang mengajar/guru; educator diartikan dengan seseorang yang mempunyai

tanggung jawab pekerjaan mendidik yang lain. Kamus Umum Bahasa Indonesia

mengartikan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (WJS

Poerwadarminta, 1995: 228). Dalam Ensiklopedi bebas Wikipedia, guru (berasal dari

bahasa Sanskerta) berarti "berat". Dapat bermakna bahwa guru adalah seorang

pengajar suatu ilmu.

Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik. Secara umum, guru adalah pendidik dan pengajar pada

sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-

guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang

lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap

seorang guru. Beberapa istilah yang juga menggambarkan peran guru, antara lain:

dosen, mentor, tentor, dan tutor. Di Indonesia secara formal, guru adalah seorang

pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan

latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki

ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen

yang berlaku di Indonesia.

Page 19: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

19

Menurut Amitai Etzioni (1969:89) guru adalah jabatan semi profesional karena:

"...The training (of teacher) is shorter, their status less legitimated (low or moderate),

their right to privilege communication less established; there is less of a specialized

knowledge, and they have less autonomy from supervision or societal control than 'the

professions'...". Guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena itu

mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semiprofesional, bahkan mendekati

jabatan profesi penuh.

Makagiansar, M. (1996) profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang

pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas

kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu. Nasanius,

Y. (1998) mengatakan profesi guru yaitu kemampuan yang tidak dimiliki oleh warga

masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan. Ada

beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara lain: (a)

sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan melatih (b)

pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan

kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas kemaslahatan dengan fungsi mengajar

dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik. Galbreath, J.

(1999) Profesi guru adalah orang yang bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam

melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan

atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan

tugas berat mencerdaskan anak didik. Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi

lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab,

dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa di lakukan oleh sembarang orang yang tidak

dilatih atau dipersiapkan untuk itu.

B. Jenis, Fungsi Dan Jabatan Guru

Kalau kita ikuti perkembangan profesi keguruan Indonesia, jelas bahwa pada

mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang yang tidak berpendidikan

khusus untuk menduduki jabatan guru. Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia,

Nasution (1987) sejarah jelas melukiskan perkembangan guru di Indonesia. Pada

mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak memiliki pendidikan khusus yang

ditambah dengan orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool) yang

Page 20: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

20

pertama kali didirikan di Solo tahun 1852. Karena mendesaknya keperluan guru maka

Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru yaitu:

1) Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.

2) Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi

guru.

3) Guru bantu. Yakni yang lulus ujian guru bantu.

4) Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.

5) Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari

warga yang pernah mengecap pendidikan.

Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebagai jabatan profesional penuh,

status mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI) yang mewadahi persatuan guru, dan juga mempunyai perwakilan di

DPR/MPR. Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru pernah mempunyai

status yang sangat tinggi di masyarakat, mempunyai wibawa yang sangat tinggi, dan

dianggap sebagai orang yang serba tahu.

Pergeseran pandangan masyarakat tentang keberadaan seorang guru,

memunculkan sebuah pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia pendidikan

saat ini. Guru sebagai sosok yang ikut andil dalam proses belajar mengajar mempunyai

peranan yang penting, pasalnya seperti dalam pepatah jawa yang mengatakan bahwa

seorang guru adalah seorang yang patut digugu (dipercaya) dan ditiru (menjadi

panutan), jadi guru benar-benar menjadi panutan dan contoh bagi masyarakat pada

umumnya dan bagi peserta didik pada khususnya. Oleh karena itu sebagai seorang

guru harus memiliki etika yang baik. Seperti tertera dalam buku Ringkasan Ihya‟

Ulumuddin, karangan Imam Ghazali, disana di tuliskan bahwa: “orang yang alim

menjalankan agama, patutlah makanan dan pakaiannya, tempat tinggal dan segala yang

berkaitan dengan penghidupannya di dunia bersifat sedang. Ia tidak condong kepada

kemewahan dan tidak suka bersenang-senang serta tidak berlebih-lebihan dalam

kemewahan ini, jika ia tidak bersifat zuhud. Patutlah dia tidak bergaul dengan raja-raja

dan orang-orang kaya sedapat mungkin untuk menghindari fitnah.”

a. Jenis Guru

Terdapat berbagai jenis sebutan guru yang ada di Indonesia disesuaikan dengan

tugas dan peranannya di dalam suatu sekolah, yaitu guru wali kelas, guru mata

Page 21: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

21

pelajaran, dan guru BK (Bimbingan Konseling). Guru wali kelas adalah guru bidang

studi tertentu namun mereka mendapat tugas lain sebagai penanggung jawab dinamika

pembelajaran di dalam kelas tertentu (Nur Kholiq, Tt). Guru mata pelajaran disebut

juga guru bidang studi yang berperan sebagai seorang pendidik yang mengajarkan,

mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik sesuai dengan bidang studi (mata pelajaran) yang dikuasainya. Guru BK

(Bimbingan Konseling) disebut juga konselor pendidikan adalah konselor yang

bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada

peserta didik di satuan pendidikan. Konselor pendidikan merupakan salah satu profesi

yang termasuk ke dalam tenaga kependidikan seperti yang tercantum dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

maupun Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Konselor pendidikan semula

disebut sebagai Guru Bimbingan Penyuluhan (Guru BP). Seiring dengan perubahan

istilah penyuluhan menjadi konseling, namanya berubah menjadi Guru Bimbingan

Konseling (Guru BK). Untuk menyesuaikan kedudukannya dengan guru lain,

kemudian disebut pula sebagai Guru Pembimbing (Ensiklopedia bebas Wikipedia,

2011).

1. Berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya, guru digolongkan dalam 4 jenis guru

sebagai berikut:

a) Guru Mata Pelajaran, adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh dalam proses belajar mengajar mata pelajaran

tertentu.

b) Guru Pembimbing, adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling

terhadap sejumlah peserta didik.

c) Guru Praktik, guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan

hak secara penuh dalam proses belajar mengajar pada kegiatan praktik di SMK.

2. Pemilihan dan penetapan jenis guru:

a) Seorang guru hanya dapat memilih dan menetapkan satu jenis guru yang sesuai

dengan spesialisasi/bidang keahliannya, atau tugas yang telah diembannya

selama ini, contohnya :

Page 22: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

22

Tabel

Contoh Daftar Nama Guru, Bidang Keahlian dan Jenis Guru

No. N a m a Bidang Keahlian Jenis Guru

1. Drs. Ahmad Syarif S1 / Matematika Guru Mata Pelajaran

Matematika

2. Salmiyatun, SPd. Psikologi Pendidikan Guru Pembimbing

3. Drs. Zulhelmi, SE S1/

Sosiologi/Ekonomi

Guru Mata Pelajaran

Sosiologi atau Ekonomi

4. Ir. Abas Hasan S1/Teknik Mesin Guru Mata Pelajaran atau

Guru Praktik

b) Guru yang bertugas sebagai Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah, dalam

memilih dan menetapkan jenis guru, maka yang bersangkutan harus

memperhatikan bidang keahliannya atau spesialisasinya, baik yang diperoleh

melalui pendidikan sekolah, pengalaman, maupun pelatihan yang telah

diperolehnya. Dalam melaksanakan tugas dalam proses belajar mengajar, yang

bersangkutan wajib mengajar dan bersifat tetap, bukan sebagai standing teacher

(guru pengganti bila guru yang seharusnya berhalangan hadir).

c) Pergantian jenis guru satu ke jenis guru lain dapat dilakukan, apabila seorang

guru memperoleh bidang keahlian yang berbeda dengan yang telah dimiliki

dengan persetujuan Kepala Sekolah yang menjadi atasannya langsung.

b. Fungsi Guru

Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, mendidik

masyarakat, tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah

pribadi maupun sosial. Namun, wibawa guru mulai memudar sejalan dengan kemajuan

zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keperluan guru yang

meningkat tentang imbalan atau balas jasa.

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, penemuan hasil-hasil teknologi belum

berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah

menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang

dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan

sebagai sumber belajar.

Setiap guru wajib melakukan berbagai kegiatan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung-jawabnya. Lingkup kegiatan guru tersebut meliputi: (1) mengikuti

Page 23: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

23

pendidikan, (2) menangani proses pembelajaran, (3) melakukan kegiatan

pengembangan profesi dan (4) melakukan kegiatan penunjang.

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai peran yang bermacam-macam

sesuai dengan fungsi guru tersebut, antara lain:

1) Peran dan Fungsi Guru Wali Kelas. Sebagai pengelola kelas tertentu dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas berperan: (1) Membantu guru

pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya; (2) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan

peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya; (3) Membantu memberikan kesempatan dan

kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya,

untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling;

(4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti

konferensi kasus; dan (5) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.

2) Peran dan Fungsi Guru Mata Pelajaran. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab

utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian,

bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan

konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna

kepentingan efektivitas dan efisien. Guru-guru mata pelajaran dalam melakukan

pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah,

mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

3) Peran dan fungsi Guru Bimbingan dan Konseling. Dalam batas-batas tertentu guru

pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Salah satu peran yang

dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing, guru harus memiliki pemahaman

tentang anak yang sedang dibimbingnya. Bimbingan itu suatu proses, artinya

bahwa kegiatan bimbingan bukan sekali jadi melainkan sebagai suatu proses

berkelanjutan sesuai dengan dinamika perkembangan individu. Pengertian

konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan

masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan

keadaan individu yang dihadapinya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Bimbingan konseling mempunyai unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai

berikut: (a) Adanya wawancara langsung (face to face) dari dua individu, satu

Page 24: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

24

sebagai konselor dan yang lain sebagai klien. (b) Adanya masalah yang dihadapi

klien yang harus dipecahkan. (c) Klien sangat memerlukan bantuan dari konselor

dalam memecahkan masalah. (d) Ada hubungan timbal balik, saling menghargai

dan menghormati sehingga tumbuh saling percaya mempercayai. (e) Konselor

membantu untuk meningkatkan kemampuan agar klien mampu memecahkan

masalahnya sendiri.

Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, antara

lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing dan

melatih; (b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh

kemampuan kemanusiaan yang dimiliki; (c) sebagai petugas kemaslahatan dengan

fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik.

C. Guru Sebagai Profesi

Ada tujuh komponen yang harus dimiliki seorang guru dalam menjalankan

tugasnya sebagai guru yang profesional, yaitu:

1. Guru sebagai sumber belajar.

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi

pelajaran dengan baik dan benar. Guru yang profesional manakala ia dapat

menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai

sumber belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan

dengan materi pelajaran yang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh

keyakinan. Sebagai sumber belajar, guru harus memiliki bahan referensi yang

lebih banyak dibandingkan dengan siswanya.

Guru harus mampu menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa

yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa lainnya. Guru

harus mampu melakukan pemetaan materi pelajaran, misalnya dengan

menentukan materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi

tambahan, dan mana materi yang diingat kembali karena pernah di bahas.

2. Guru sebagai fasilitator.

Sebagai fasilitator guru guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Agar dapat

melaksanakan peran sebagai fasilitator, ada beberapa hal yang harus dipahami

guru, yaitu; (1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar

Page 25: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

25

beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman terhadap media

penting, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua

bahan pelajaran. (2) Guru perlu mempunyai ketrampilan dalam merancang suatu

media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan merancang media yang

cocok akan memudahkan proses pembelajaran, yang pada gilirannya tujuan

pembelajaran akan tercapai secara optimal. (3) Guru dituntut untuk mampu

mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sebagai

sumber belajar, termasuk memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan

tehnolgi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan

teknologi mutakhir. Melalui teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa

menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok. (4) Sebagai fasilitator

guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi

dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif

dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan

motivasi belajar mereka.

3. Guru Sebagai pengelola.

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara

nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap

kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Sebagai manajer guru

memiliki empat fungsi umum; (1) Merencanakan tujuan belajar. Fungsi

perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer.

Kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan diantaranya memperkirakan

tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus, menentukan topik

yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu, serta menentukan sumber yang

diperlukan. Melalui fungsi ini guru berusaha menjembatani jurang dimana murid

berada dan kemana mereka harus pergi. Keputusan semacam ini menuntut

kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif. (2) Mengorganisasikan berbagai

sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar. Fungsi pengorganisasian

melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang

kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka

mewujutkan tujuan program pembelajaran yang telah direncanakan. (3)

Page 26: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

26

Memimpin yang meliputi memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.

Fungsi memimpin adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya

tertentu. Tugas memimpin adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong,

dan mengawasi siswa sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah

ditentukan. (4) Mengawasi segala sesuatu apakah sudah berfungsi sebagaimana

mestinya atau belum dalam rangka pencapaiaan tujuan. Fungsi mengawasi

bertujuan untuk mengusahakan peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan rencana

yang telah disusun. Dalam batas-batas tertentu fungsi pengawasan melibatkan

pengambilan pengawasan yang terstruktur, walaupun proses tersebut sangat

kompleks.

4. Guru sebagai demonstrator.

Peran guru sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan

kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan

memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai

demonstrator; (1) sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sifat-sifat

terpuji dalam setiap aspek kehidupan, dan guru merupakan sosok ideal yang dapat

diteladani siswa; (2) sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan

bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati

oleh setiap siswa.

5. Guru sebagai pembimbing.

Seorang guru dan siswa seperti halnya petani dengan tanamannya. Seorang petani

tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat tumbuh dengan menarik batang atau

daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk berbuah

serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah

menjaga agar tanamannya itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama dan

penyakit yang bisa menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh

dengan sehat, hingga tanaman menghasilkan buah. Demikian juga halnya seorang

guru. Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi “ini” atau jadi “itu”.

Siswa akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Tugas guru

adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan

berkembang sesuai dengan potensinya.Agar guru dapat berperan sebagai

pembimbing, ada dua hal yang harus dimiliki; (1) guru harus memahami anak

didik yang sedang dibimbingnya. Misalnya memahami tentang gaya dan kebiasaa

Page 27: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

27

belajarnya, memahami potensi dan bakatnya. (2) guru harus memahami dan

terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang

akan dicapai, maupun merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan

dapat dilakukan dengan baik, manakala sebelumnya guru merencanakan hendak

dibawa kemana siswanya, apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya.

6. Guru sebagai motivator.

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang

sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan

oleh kurangnya kemampuan. Tetapi disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk

belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru

dituntut kreatif untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

Beberapa hal yang patut diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar

adalah sebagai berikut: (1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai, (2)

Membangkitkan minat siswa, (3) Menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, (4) Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan siswa, (5)

Memberikan penilaian yang positif, (6) Memberi komentar tentang hasil pekerjaan

siswa, dan (7) Menciptakan persaingan dan kerjasama.

7. Guru sebagai evaluator.

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya

dilakukan terhadap hasil akhir pembelajaran (berupa nilai atau angka-angka) tetapi

juga dilakukan terhadap proses, kinerja, dan skill siswa dalam proses

pembelajaran.

Guru sebagai jabatan/pekerjaan profesional memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri

pokok dari pekerjaan profesional sebagai berikut:

1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang

hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai,

sehingga kinerjanya didasarkan pada keilmuan yang dimilikinya dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang

spesifik sesuai dengan jenis profesinya sehingga antara profesi yang satu dengan

yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.

Page 28: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

28

3. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan pada latar belakang

pendidikan yang dialaminya dan diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi

latar belakang pendidikan akademis sesuai dengan profesinya, semakin tinggi pula

tingkat penghargaan yang diterimanya.

4. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki kepekaan yang

sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesinya

itu.

Ciri-ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas profesional sebagai

berikut:

1. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi

merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu,

dalam pelaksanaannya diperlukan sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan

pada konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik. Artinya, setiap keputusan dalam

melaksanakan aktivitas mengajar bukanlah didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan subyektif atau tugas yang dapat dilakukan sekehendak hati, akan

tetapi didasarkan pada suatu pertimbangan berdasarkan keilmuan tertentu,

sehingga apa yang dilakukan guru dalam mengajar dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang guru profesional diperlukan

latar belakang yang sesuai dengan latar belakang kependidikan keguruan.

2. Sebagaimana halnya tugas seorang dokter yang berprofesi menyembuhkan

penyakit pasiennya, maka tugas seorang guru pun memiliki bidang keahlian yang

jelas, yaitu mengantarkan peserta didik ke arah tujuan yang jelas, yaitu

mengantarkan peserta didik ke arah tujuan yang diinginkan. Memang hasil

pekerjaan seorang dokter atau profesi lainnya berbeda dengan hasil pekerjaan

seorang guru. Kinerja profesi non keguruan, seperti seorang dokter biasanya dapat

dilihat dalam waktu yang singkat. Dikatakan seorang dokter yang profesional

mana kala dalam waktu yang singkat dapat menyembuhkan pasien dari

penyakitnya. Namun, tidak demikian dengan guru. Hasil pekerjaan guru seperti

mengembangkan minat dan bakat serta potensi yang dimiliki seseorang, termasuk

mengembangkan sikap tertentu memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga

hasilnya baru dapat dilihat setelah beberapa lama, mungkin satu generasi. Oleh

karena itu, kegagalan guru dalam melakukan pembelajaran, berarti kegagalan

membentuk satu generasi manusia.

Page 29: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

29

3. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang

keahliannya, diperlukan tingkat keahlian yang memadai. Menjadi guru bukan

hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga

diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan

yang lain, misalnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan manusia,

pemahaman tentang teori-teori perubahan tingkah laku, kemampuan merancang

dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, kemampuan mendesain

strategi pembelajaran yang tepat dan lain sebagainya, termasuk mengevaluasi

proses dan hasil kerja. Oleh karena itu, seorang guru bukan hanya tahu tentang

what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach. Kemampuan-

kemampuan semacam itu tidak mungkin datang dengan sendirinya, akan tetapi

hanya mungkin didapatkan dari satu lembaga pendidikan khusus yaitu lembaga

pendidikan keguruan.

4. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan

berperan aktif di masyarakat. Oleh sebab itu, tidak mungkin pekerjaan seorang

guru dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial. Hal ini berarti apa yang

dilakukan guru akan memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat.

Sebaliknya, semakin tinggi derajat profesionalisme seseorang, misalnya tingkat

keguruan seseorang, maka semakin tinggi pula penghargaan yang diberikan

masyarakat.

d. Kewajiban Guru

Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis, akan tetapi pekerjaan yang

dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu guru dituntut peka terhadap dinamika

perkembangan masyarakat baik perkembangan kebutuhan yang selamanya berubah,

perkembangan sosial budaya, politik, termasuk perkembangan teknologi.

Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas adalah:

a) Merencanakan pembelajaran dan atau bimbingan, melaksanakan pembelajaran dan

atau bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan

atau bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.

Page 30: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

30

b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

c) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan

status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik

Guru, serta nilai agama dan etika.

e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

e. Jabatan Guru

Menurut Undang-Undang nomor 8/1974 tentang pokok kepegawaian, ada dua

jenis pegawai negeri sipil, yakni jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan

struktural adalah jabatan maneger yang disusun pada struktur organisasi serta dibawahi

oleh satu jabatan atasan dan membawahi beberapa struktur bawahan. Sedangkan

jabatan fungsional adalah jabatan profesi yang disusun untuk menerapkan fungsi

tertentu suatu organisasi, yang didasarkan pada tingkat keahlian dan keterampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan fungsi dan profesinya.

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 16 tahun 2009 dijelaskan bahwa Jabatan

fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai

Negeri Sipil. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Jabatan guru terdiri dari empat bentuk keinginan atau aktivitas, yakni:

1. Pendidikan

2. Proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan

3. Pengembangan profesi

Page 31: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

31

4. Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan dan penyuluhan

Syarat-syarat profesi jabatan guru, sebagai berikut:

a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan

kepentingan pribadi.

b. Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk

mempelajari konsep-konsep serta prisip-prinsip pengetahuan khusus yang

mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu

mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara

kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri

dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.

h. Memandang profesi suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang

anggota yang permanen.

Guru adalah jabatan fungsional bagi pegawai negeri sipil yang diberi tugas,

wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan disekolah.secara rinci

jabatan fungsional adalah sebagai berikut: (1) Pengatur Muda II/a Guru Pratama; (2)

Pengatur Muda Tk.1 II/b Guru Pratama Tk.; (3) Pengatur II/c Guru Muda; (4) Pengatur

Tk.1 II/d Guru Muda Tk.1; (5) Penata Muda III/a Guru Madya; (6) Penata Muda Tk.1

III/b Guru Madya Tk.1; (7) Penata III/c Guru Dewasa; (8) Penata Tk.1 III/d Guru

Dewasa Tk.1; (9) Pembina IV/a Guru Pembina; (10) Pembina Tk.1 IV/b Guru

Pembina Tk. 1; (11) Pembina Utama Muda IV/c Guru Utama Muda; (12) Pembina

Utama Madya IV/d Guru Utama Madya; (13) Pembina Utama IV/e Guru Utama.

Jenjang jabatan, golongan ruang guru dan persyaratan kumulatif nilai prestasi

kerja guru untuk kenaikan jabatan dan atau golongan ruang setingkat lebih tinggi, bagi

setiap jabatan guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi digambarkan

dalam tabel berikut ini :

Page 32: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

32

Tabel

Jenjang Jabatan Guru, Golongan Ruang

Persyaratan Nilai Kinerja untuk Kenaikan Golongan dan Jabatan

No JABATAN GURU Golongan

Ruang

Persyaratan Nilai untuk Kenaikan

Golongan/Jabatan

Kumulatif

Minimal

Per-Jenjang

01 02 03 04 05

1. Guru Pratama II/a 25 25

2. Guru Pratama Tingkat I II/b 40 15

3. Guru Muda II/c 60 20

4. Guru Muda Tingkat I II/d 80 20

5. Guru Madya III/a 100 20

6. Guru Madya Tingkat I III/b 150 50

7. Guru Dewasa III/c 200 50

8. Guru Dewasa Tingkat I III/d 300 100

9. Guru Pembina IV/a 400 100

10. Guru Pembina Tingkat I IV/b 550 150

11. Guru Utama Muda IV/c 700 150

12. Guru Utama Madya IV/d 850 150

13. Guru Utama IV/e 1000 150

Tiga unsur utama yang menjadi tolak ukur tiap jabatan fungsional adalah:

1. Pelaksanan tugas sehari-hari

2. Mengembangkan ilmu dan keterampilan.

3. Pengabdian pada masyarakat.

Jenis Guru berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya meliputi guru kelas, guru

mata pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling/konselor. Rincian kegiatan tugas

jabatan guru kelas dimuat pada Permenegpan RB pasal 13 ayat 1, guru mata pelajaran

pada Permenegpan RB pasal 13 ayat 2, dan guru bimbingan dan konseling/konselor

pada Permenegpan RB pasal 13 ayat 3.

Adapun rincian kegiatan tugas jabatan guru berdasarkan jenisnya adalah sebagai

berikut:

1. Rincian Kegiatan Jabatan Guru Kelas; (a) Menyusun kurikulum pembelajaran

pada satuan pendidikan; (b) Menyusun silabus pembelajaran; (3) Menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran; (c) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

(d) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran; (e) Menilai dan

mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya; (f)

Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; (g) Melaksanakan

Page 33: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

33

pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi; (h) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya; (i) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi

terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; (j) Membimbing

guru pemula dalam program induksi; (k) Membimbing siswa dalam kegiatan

ekstrakurikuler proses pembelajaran; (l) Melaksanakan pengembangan diri; (m)

Melaksanakan publikasi ilmiah; dan (n) Membuat karya inovatif.

2. Rincian Kegiatan Guru Mata Pelajaran: (a) Menyusun kurikulum pembelajaran

pada satuan pendidikan; (b) Menyusun silabus pembelajaran; (c) Menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran; (d) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;

(e) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran; (f) Menilai dan

mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran yang diampunya; (g)

Menganalisis hasil penilaian pembelajaran; (h) Melaksanakan

pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi; (i) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan

hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; (j) Membimbing guru pemula dalam

program induksi; (k) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses

pembelajaran; (l) Melaksanakan pengembangan diri; (m) Melaksanakan

publikasi ilmiah; dan (n) Membuat karya inovatif.

3. Rincian Kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor: (a) Menyusun

kurikulum bimbingan dan konseling; (b) Menyusun silabus bimbingan dan

konseling; (c) Menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling; (d)

Melaksanakan bimbingan dan konseling per semester; (e) Menyusun alat

ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling; (f) Mengevaluasi proses

dan hasil bimbingan dan konseling; (g) Menganalisis hasil bimbingan dan

konseling; (h) Melaksanakan pembelajaran/perbaikan tindak lanjut bimbingan

dan konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi; (i) Menjadi pengawas

penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan

nasional; (j) Membimbing guru pemula dalam program induksi; (k)

Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran; (l)

Melaksanakan pengembangan diri; (m) Melaksanakan publikasi ilmiah; dan (n)

Membuat karya inovatif.

Page 34: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

34

Guru selain melaksanakan kegiatan dapat melaksanakan tugas tambahan

dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai:

1) Kepala sekolah/madrasah;

2) Wakil kepala sekolah/madrasah;

3) Ketua program keahlian atau yang sejenisnya;

4) Kepala perpustakaan sekolah/madrasah;

5) Kepala laboratorium, bengkel, unit produksi, atau yang sejenisnya pada

sekolah/madrasah; dan

6) Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan inklusi.

Rincian kegiatan tugas jabatan guru ini diperlukan oleh guru kelas, guru mata

pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling/konselor dalam menjalankan jabatan

fungsionalnya. Selain itu sebagai pedoman dalam Penilaian Kinerja (PK) guru dan

Penilaian Prestasi Kerja (PPK) khusunya pada bagian Sasaran Kerja Guru (SKP).

Unsur – unsur yang dimulai dalam perolehan angka kredit terdiri dari dari unsur

utama (meliputi aktifitas pendidikan, PBM atau BP dan mengembangkan profesi)

minimal 70% dan unsur penunjang (aktifitas penunjang PBM atau BP) maksimum

30%.

D. Perlindungan Hukum Yang Diperoleh Seorang Guru

Suatu perkembangan yang menggembirakan muncul, menyusul keluarnya

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional, lalu

muncul pula Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam

kedua undang-undang tersebut, secara khusus dibicarakan mengenai tenaga

kependidikan. Ini menunjukkan bahwa kedudukan tenaga kependidikan begitu penting

dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan.

Bagi profesi kependidikan, undang-undang sistem pendidikan nasional dan

undang-undang guru dan dosen mempunyai arti yang sangat penting, karena dalam

undang-undang ini, profesi kependidikan telah jelas dasar hukumnya, bahkan

pekerjaan guru secara tegas telah dilindungi keberadaannya. Insan-insan pendidikan

(yaitu tenaga kependidikan dan murid) dilindungi secara hukum, mempunyai hak-hak

di samping kewajiban-kewajibannya.

Page 35: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

35

Gagasan mendasar yang dikandung Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional

dan Undang-Undang Guru dan Dosen dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan

ialah perlindungan dan pengakuan yang lebih pasti terhadap jabatan guru khususnya

dan tenaga kependidikan umunya. Profesi-profesi ini secara tegas akan dilindungi,

dihargai, diakui dan dijamin keberadaannya secara hukum. Perlindungan itu secara

eksplisit dikemukakan dalam banyak pasal, baik pada Undang-Undang Sistem

Pendidikan nasional maupun Undang-Undang Guru dan Dosen. Prinsip-prinsip

tersebut berlaku untuk tenaga kependidikan pada semua jenjang pendidikan. Proteksi

terhadap jabatan tenaga kependidikan menyangkut juga lembaga penghasilnya, yakni

LPTK.

Dengan adanya 2 Undang-Undang tersebut berkaitan erat dengan dasar

pengakuan status profesional tenaga kependidikan ialah adanya perlindungan hukum

bagi tenaga kependidikan dalam menjalankan tugasnya. Hal ini membuktikan adanya

keistimewaan kepada tenaga kependidikan, karena memiliki “dua jenis” perlindungan

hukum, yaitu sebagai warga negara biasa dan sebagai tenaga kependidikan.

Perlindungan hukum begitu penting bagi tenaga kependidikan, karena hanya

dengan ada jaminan ini maka mereka akan terbebas dari rasa terancam, tidak berani

mengambil resiko, tidak mampu mengambil keputusan mandiri. Padahal sifat-sifat

semacam ini justru merupakan ciri-ciri yang seharusnya melekat pada orang-orang

profesional, termasuk tenaga kependidikan. Perlindungan hukum bagi tenaga

kependidikan memerlukan penjabaran lebih lanjut, dan yang lebih penting lagi adalah

implementasinya secara nyata, jangan sampai jaminan ini hanya ada di atas kertas.

Page 36: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

36

BAB III

KOMPETENSI GURU

Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila

seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk

tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan

bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional dan

berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci

yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Kompetensi adalah

seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugas

profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai

dengan baik.

Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan “Competencies are those

taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to successful

employment”. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas,

keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan

hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan

perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas

di lapangan kerja.

Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam hal

ini dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan

sebagai alat pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru

dalam memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130)

Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam

memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta

menyajikan dan mempertahankan pandangan dan basil kerja mereka kepada

teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara

intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik

individual maupun t im, membuat keputusan tentang desain sekolah,

kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses

penilaian. Berikut akan diuraikan tentang kompetensi profesional yang harus

menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Page 37: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

37

Sementara itu, standard kompetensi yang tertuang ada dalam peraturan Menteri

Pendidikan Nasional mengenai standar kualifikasi akademik serta kompetensi guru

dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru profesional harus memiliki 4

kompetensi guru profesional yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional serta kompetensi sosial.

A. Kompetensi Umum

Menurut Sudjana (2002:17-19) Kompetensi profesional guru dapat

dikelompokkan menjadi tiga bidang yaitu pedagogik, personal dan sosial. Kompetensi

pedagogik menyangkut kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran,

pengetahuan menganai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku

individu, pegetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi

kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar, pengetahuan tentang

kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

Kompetensi bidang personal menyangkut kesiapan dan kesediaan guru terhadap

berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai

pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang

dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki kemauan yang

keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

Kompetensi sosial menyangkut kemampuan guru dalam berbagai

ketrampilan/berperilaku, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai,

menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa,

ketrampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun

persiapan/ perencanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas, dan

lain-lain.

Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak pada sifatnya. Kompetensi

kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku

yang diutamakan adalah praktek/ketrampilan melaksanakannya.

Menurut Murniati (2007 : 2) salah satu ciri dari profesi dituntut memiliki

kecakapan yang memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang

berwewenang (standar kompetensi guru). Istilah kompetensi diartikan sebagai

perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan

dalam pola berpikir dan bertindak atau sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh

Page 38: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

38

tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh

masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional, dan sosial (Depdiknas, 2005:90-91), lebih rinci yaitu:

1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang yang mantap, arif, dewasa, dan berwibawa, menjadi teladan bagi

peserta didik, dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dap mendalam yang

mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan

substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah

wawasan keilmuan sebagai guru.

4) Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan Pasal 28 bahwa: Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik

adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Kompetensi guru menurut Surya dalam Kunandar (2007:55) meliputi:

Page 39: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

39

1. Kompetensi intelektual,yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam

diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai

guru.

2. Kompetensi fisik yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk

menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi.

3. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemapuan

individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk

melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri.

4. Kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari

pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial

serta tercapainya interaksi social secara efektif.

5. Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman

kaidah-kaidah keagamaan.

Menurut Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, untuk

dapat menjadi guru yang profesional seseorang harus memiliki empat kompetensi,

yakni kompetensi pedogagik, kompetensi kepibadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi

peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi profesional merupakan penguasan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, mencakup penguasaan materi kurikulum pelajaran di

sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadapa

struktur dan metodologi keilmuannya. Sedangkan kompetensi social merupakan

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

Menurut Kunandar (2007:56) untuk dapat menjadi seorang guru yang memiliki

kompetensi, maka diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek

kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional,

dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah sikap guru berjiwa

Page 40: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

40

pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi

kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah penguasaan

akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus

sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Sementara itu, kompetensi

kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk

partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tempat ia

bekerja, baik formal maupun informal. Guru yang dapat mengembangkan ketiga aspek

kompetensi dalam dirinya dengan baik, maka ia tidak hanya memperoleh keberhasilan

tetapi juga akan memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya.

Kompetensi yang dimiliki guru dalam melaksanakan profesinya, selain

menguasai teknik dan strategi dalam kegiatan pembelajaran juga harus menguasai

seperangkat kemampuan (competency) yang beraneka ragam. Jenis-jenis kompetensi

menurut Usman (2004:15) dibagi menjadi 2 yaitu: Kompetensi Pribadi dan

Kompetensi Profesional.

1. Kompetensi Pribadi

Mengembangkan kepribadian yaitu: bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila,

mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.

Berinteraksi dan berkomunikasi, yaitu: berinteraksi dengan teman sejawat

untuk meningkatkan kemampuan profesional, berinteraksi dengan masyarakat

untuk penuaian misi pendidikan.

Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, yaitu: membimbing siswa yang

mengalami kesulitan belajar, membimbing siswa yang berkelainan dan

berbakat khusus.

Melaksanakan administrasi sekolah, yaitu: mengenal pengadministrasian

sekolah, melaksanakan kegiatan pengadministrasian sekolah.

2. Kompetensi Profesional

Menguasai landasan kependidikan, seperti: mengenal tujuan pendidikan untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam

masyarakat, dan mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Menguasai bahan pembelajaran, seperti: menguasai materi pembelajaran,

kurikulum pembelajaran sesuai jurusan.

Menyusun progam pengajaran, seperti: menetapkan tujuan, memilih dan

mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan media

pembelajaran, memilih dan mengembangkan sumber belajar.

Melaksanakan progam pengajaran, yaitu: menciptakan iklim pembelajaran

yang tepat, mengatur ruangan belajar, dan mengelola interaksi belajar

mengajar.

Page 41: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

41

Menilai hasil dan proses pembelajarn yang telah dilaksanakan, yaitu: menilai

prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran, dan menilai proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Sementara Sudjana (1998:18) telah membagi kompetensi guru dalam tiga jenis antara

lain:

1) Kompetensi Kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual seperti

penguasaan mata pelajaran, pemgetahuan tentang mata pelajaran, pengetahuan

mengenai cara belajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu,

pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil

belajar siswa, dan pengetahuan tentang kemasyarakan serta pengetahuan umum

lainnya.

2) Kompetensi Sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal

berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya, sikap menghargai

pekerjaannya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran

yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman seprofesinya, dan memiliki

kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3) Kompetensi Perilaku/performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai

ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu

pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan

menumbuhkan semangat belajar para siswa, ketrampilan menyusun

persiapan/perancanaan mengajar, ketrampilan melaksanakan administrasi kelas,

dan lain-lain.

Sehubungan dengan hal itu, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (dalam

Arikunto,2002) menjabarkan sepuluh kompetensi yaitu:

1) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

2) Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang akan disajikan

3) Kemampuan mengelola program belajar mengajar

4) Kemampuan mengelola kelas

5) Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

6) Kemampuan menggunakan media/sumber belajar

7) Kemampuan menilai hasil belajar (prestasi siswa)

8) Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan

penyuluhan.

Page 42: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

42

9) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan

10) Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan mengajar.

B. Kompetensi Inti Guru Profesional

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun

macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui

pendidikan profesi. Keempat kompetensi inti tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang

berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas.

Kompetensi pedagogik meliputi, kemampuan guru dalam menjelaskan materi,

melaksanakan metode pembelajaran, memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

mengelola kelas, dan melakukan evaluasi.

Secara rinci setiap sub-kompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai

berikut;

Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin

dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan

strategi yang dipilih.

Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)

pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:

merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi

Page 43: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

43

proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery

learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,

memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang

membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:

1) Mengenal karakteristik anak didik

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

3) Mampu mengembangan kurikulum

4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik

5) Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik

6) Komunikasi dengan peserta didik

7) Penilaian dan evaluasi pembelajaran

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang sempurna. Kompetensi ini terkait dengan guru sebagai teladan,

beberapa aspek kompetensi ini misalnya: Dewasa, Stabil, Arif dan bijaksana,

Berwibawa, Mantap, Berakhlak mulia, Menjadi teladan bagi peserta didik dan

masyarakat, Mengevaluasi kinerja sendiri, Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Kompetensi kepribadian dapat dirinci menjadi sub-kompetensi tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga

sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai

guru.

Page 44: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

44

Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku

yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang

disegani.

Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong),

dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di

sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap

stuktur dan metodologi keilmuannya.

Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti

perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi

profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

1. Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan

materi ajar.

2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.

3. Hubungan konsep antar pelajaran terkait.

4. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan

nilai dan budaya nasional

Setiap sub-kompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki

indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren

dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 45: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

45

Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial

menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial bisa dilihat

apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta

guru-guru lainnya.

Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan

bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang

harus dikuasai guru meliputi:

1. Berkomunikasi lisan dan tulisan

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

5. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

Indonesia

6. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan

7. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan

tenaga kependidikan.

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja

guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan

peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu

(disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)

Page 46: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

46

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk

perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas

secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan

tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60)

Page 47: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

47

BAB IV

PROFESIONALISME DAN KODE ETIK JABATAN GURU

A. Tantangan Profesionalisme Jabatan Guru

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan layanan profesi secara optimal serta

menjaga agar masyarakat jangan sampai dirugikan oleh orang-orang yang tidak

bertanggungjawab, tuntutan jabatan profesional harus sangat tinggi. Profesi

kependidikan, khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani

masyarakat dalam dunia pendidikan.

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam

mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang

pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar

(Kariman, 2002). Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan

kompetensi profesional akan menerapkan "pembelajaran dengan melakukan"

untuk menggantikan cara mengajar di mana guru hanya berbicara dan peserta didik

hanya mendengarkan.

Sejalan dengan alasan tersebut, jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam

bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka

pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Sehingga

dimunculkan sejumlah asumsi yang melandasi pekerjaan mendidik sebagai profesi

sehingga perlu ada profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut;

1) Subjek kegiatan pendidikan adalah manusia dengan segala potensinya untuk

berkembang. Karena itu, pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan;

pendidikan menghargai martabat manusia, manusia yang memiliki kemauan,

pengetahuan, emosi dan perasaan.

2) Dalam melakukan aktivitasnya, pendidikan dilakukan secara sadar dan

bertujuan, jadi intensional. Ia tidak dilakukan secara random. Oleh karena ada

unsur tujuan ini, maka pendidikan menjadi normatif, diikat oleh norma-norma

dan nilai-nilai, baik yang bersifat universal maupun yang nasional atau lokal

yang menjadi acuan pelaku pendidikan, yaitu pendidik, peserta didik, dan

pengelola pendidikan itu.

Page 48: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

48

3) Oleh karena yang dihadapi oleh pendidikan adalah manusia dengan segala teka

tekinya (enigma), maka ada teori-teori pendidikan yang merupakan jawaban

kerangka hipotesis tentang bagaimana seharusnya pendidikan dilakukan.

4) Dalam memandang manusia, pendidikan bertolak dari asumsi yang positif

tentang potensi manusia. Potensi yang baik itulah yang harus dikembangkan,

yang oleh Norton (1977) disebut sebagai “daimon” yakni suatu potensi yang

unggul pada diri manusia (a potential excellence in personhood). Pendidikan

merupakan usaha mengembangkan potensi manusia yang baik (education as

development).

5) Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yaitu situasi pendidikan yang

memungkinkan terjadi dialog antara pendidik dan terdidik. Dialog

memungkinkan terdidik untuk tumbuh ke arah tujuan yang dikehendaki oleh

pendidik yang selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

6) Tujuan utama pendidikan terletak pada dimensi intrinsiknya, yakni menjadikan

manusia sebagai manusia yang baik, yang dalam tujuan pendidikan nasional

digambarkan sebagai manusia yang beriman, bertakwa, berbudi luhur dst. Oleh

karena pendidikan tidak berlangsung dalam kevakuman dari tuntutan

masyarakat.

Karena asumsi-asumsi dan karakteristik-karakteristik pekerjaan kependidikan

yang demikian, maka terlalu penting jika pendidikan dilakukan secara random, hanya

menurut “common sense”. Pendidikan harus dilakukan secara profesional.

Konsekuansinya, diperlukan upaya – upaya yang sistematis dan intensional dalam

rangka profeionalisasi tenaga kependidikan yang dibahas dalam bagian selanjutnya.

Kriteria khusus jabatan guru yang menjadi tantangan Profesionalisme, antara

lain:

1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. Jelas sekali bahwa jabatan guru

memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya yang bersipat

sangat didominasi kegiatan intelektual. oleh sebab itu mengajar seringkali di sebut

sebagai ibu dari segala profesi.

2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota

mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan

tentang jabatanya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang

Page 49: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

49

membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan,

amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari

keuntungan. Namun belum ada kesepakatan tenteng bidang ilmu khusus yang

melatari pendidikan atau keguruan.

3) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan

pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka). Yang membedakan jabatan

profesional dengan non profesional antara lain adalah dalam penyelesaian

pendidikan melalui kurikulum yaitu ada yang di atur universitas / institut atau

melalui pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan

kuliah.

4) Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang berkesinambungan

Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional ,

sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profesional

,baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen. Banyak

guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun saja pada profesi

mengajar , setelah itu mereka pindah kerja kebidang lain, yang lebih banyak

menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.

6) Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri. Baku jabatan guru masih sangat

banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga

guru tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.

7) Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan mengajar

adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, tidak perlu di ragukan

lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang

lebih baik dari warga negara masa depan.

8) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Semua

profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat

mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.

Ada enam tahap dalam tantangan profesionalisasi Jabatan Guru, sebagai berikut:

1. Bidang layanan ahli “unik”yang diselenggarakan itu harus ditetapkan. Dengan

adanya Surat Keputusan Men-PAN No. 26/1989 berarti untuk bidang ini dapat

dikatakan telah tercapai dan terpenuhi.

Page 50: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

50

2. Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan pra jabatan yang mempersiapkan

tenaga guru yang profesional.

3. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada program

pendidikan pra jabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program

pendidikan pra jabatan yang memiliki kemampuan minimal yang dipersyaratkan

(sertifikasi).

5. Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja professional bertanggung

jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya.

6. Kelompok profesional memiliki kode etik yang merupakan dasar untuk

melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai – nilai profesional, di

samping merupakan sarana untuk mengambil tindakan penertiban terhadap

anggota yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan suara dan semangat

kode etik.

Dari enam tahap itu apabila disimpulkan, maka ada dua aspek yang harus hadir

secara baku dan menunjang bidang layanan, termasuk keguruan-kependidikan, agar

memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai profesi, yaitu: (1) Keterandalan layanan,

dan (2) Keunikan layanan atau layanan yang khas itu, diakui dan dihargai oleh

masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya suatu layanan dapat diandalkan apabila: (a)

Pemberi layanan menguasai betul apa yang dikerjakan, dan (b) Penerima layanan dapat

mempercayai bahwa kemaslahatannya didahulukan dalam proses pemberi layanan itu.

B. Karakteristik Guru Profesional

Ciri-ciri guru yang profesional seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey

(1974) sebagai berikut:

1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan

kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk

mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi

anggota organisasi guru.

3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam

hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.

Page 51: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

51

4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi profesional yang

dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti

perkembangan yang terjadi.

5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop,

seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.

6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).

7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun

secara lokal.

C. Peningkatan dan Pengembangan Profesionalitas Guru

Sehubungan hal di atas,maka upaya peningkatan profesi guru di Indonesia

sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat faktor, yaitu:

1) Ketersediaan dan mutu calon guru

Jabatan fungsional diharapkan menjadi daya pikat tersendiri terhadap profesi guru.

Daya pikat itu merefleksikan masyarakat untuk memberikan makna tersendiri,

baik dalam membangkitkan rasa bangga diri maupun dalam usaha mencari bibit-

bibit guru berkualitas.

2) Pendidikan pra-jabatan.

Pendidikan pra-jabatan untuk meyakinkan pemilihan kemampuan

professional awal, saringan calon peserta pendidikan pra jabatan perlu

dilakukan secara efektif, baik dari segi kemampuan potensial, aspek-aspek

kepribadian yang relevan, maupun motivasinya.

Pendidikan pra-jabatan harus benar-benar secara sistematis menyiapkan calon

guru untuk menguasai kemampuan professional.

3) Mekanisme pembinaan dalam jabatan

Mekanisme dan prosedur penghargaan aspek layanan ahli keguruan perlu

dikembangkan.

System penilaian dijenjang SD dan juga system kepagawaian di jenjang SMA

yang berlaku sekarang jelas memerlukan penyesuaian mendasar.

Keterbukaan informasi dan kesempatan untuk meraih kualifikasi formal yang

lebih tinggi, katakanlah S1 dan bahkan S2 dan S3.

4) Peranan organisasi profesi.

Page 52: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

52

Dengan diberlakukannya undang-undang RI No.20/2003 tentang system

pendidikan nasional dan surat keputusanmenteri penertiban aparatur Negara

no.26/1989. langkah awal yang mendasar untuk mengakhiri perlakuan kurang taat

asas terhadap jajaran guru telah diambil.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi:

1. Pengembangan diri: (a) diklat fungsional; dan (b) kegiatan kolektif Guru yang

meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian Guru.

2. Publikasi Ilmiah: (a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif

pada bidang pendidikan formal; dan (b) publikasi buku teks pelajaran, buku

pengayaan, dan pedoman Guru.

3. Karya Inovatif: (a) menemukan teknologi tepat guna; (b)

menemukan/menciptakan karya seni; (c) membuat/memodifikasi alat

pelajaran/peraga/praktikum; dan (d) mengikuti pengembangan penyusunan

standar, pedoman, soal dan sejenisnya.

Tugas guru adalah merangsang potensi peserta didik dan mengajarnya supaya

belajar. Guru tidak membuat peserta didik menjadi pintar. Guru hanya memberikan

peluang agar potensi itu ditemukan dan dikembangkan. Kejelian itulah yang

merupakan ciri kepribadian profesional. Upaya peningkatan profesi guru di Indonesia

sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat faktor, yaitu:

1. Ketersediaan guru dan mutu calon guru

2. Pendidikan pra jabatan

3. Mekanisme pembinaan dalam jabatan

4. Peranan organisasi profesi.

Dalam kegiatan on-service lesson study ini dapat meningkatkan profesionalisme

guru. Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Tahap-tahap Lesson Sudy meliputi perencanaan (Plan), implementasi dan

observasi (Do), serta refleksi (See). Dalam hal ini berlaku prinsip kolegalitas dalam

bentuk penelitian bersama terhadap kualitas pengajaran yang dilakukan guru, sehingga

Lesson Study dapat digunakan guru sebagai ajang penelitian yang dilakukan guru-guru

dalam proses pembelajaran mereka sehari-hari untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Kesan bahwa proses pembelajaran itu

Page 53: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

53

adalah membosankan, dapat berangsur-angsur hilang jika dalam setiap proses

pembelajaran sebagian besar siswa merasa senang belajar. Hal itu dapat tercapai oleh

seorang tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya, yaitu guru yang menguasai

konsep-konsep yang diajarkan dan memiliki metode yang tepat untuk

menyampaikannya pada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi yang akan

disampaikan, sehingga siswa menjadi senang belajar.

Guru yang kompeten terbentuk melalui pengalaman dan peningkatan ilmu

pengetahuan secara berkelanjutan, materi ajar maupun metodologinya. Melalui

kegiatan on-service Lesson Study hal itu diharapkan dapat tercapai, karena:

Lesson study memungkinkan guru bertambah pengetahuan dan pengalaman

hasil sharing pendapat dengan sesama guru.

Lesson study mengungkapkan kebutuhan siswa dalam belajar, sehingga guru

dapat meningkatkan kualitas kinerjanya pada pembelajaran selanjutnya

sehingga pembelajaran makin sesuai dengan kebutuhan siswa.

Lesson study mengandung nilai evaluatif dari pembelajaran yang dilakukan

oleh guru yang bersangkutan, baik dari guru satu bidang studi, guru lain,

pengawas, kepala sekolah, dan stake holders (pemangku kepentingan) lainnya,

sehingga dapat memperkaya pengalaman guru.

Lesson study mempermudah fungsi supervisi kepala sekolah, sebab kepala

sekolah dapat langsung menilai kinerja guru dan langsung merevisinya.

Prinsip utama Lesson Study adalah terus berlangsungnya perubahan

pembelajaran pada tingkat yang lebih baik. Jika guru sudah merasa baik dalam

melaksanakan pembelajaran, maka pada saat itulah Lesson Study ”mati”

Bentuk-bentuk pengembangan profesi keguruan secara garis besar, sebagai berikut:

1) Pengembangan profesi secara individual.

2) Pengembangan melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Departemen yang

terkait.

3) Pengembangan profesi melalui belajar sendiri, dalam hal ini para guru dapat

memilih sendiri sumber-sumber yang diperlukan dan sesuai bagi kepentingannya

untuk dipelajari sendiri.

4) Pengembangan profesi melalui media, berbagai media dapat dimanfaatkan seperti

media massa elektronik/cetak dan online yang banyak memuat artikel-artikel

pengetahuan atau keterampilan yang penting untuk dipelajari.

Page 54: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

54

5) Pengembangan profesi keguruan melalui organisasi profesi.

Yang dimaksud organisasi profesi adalah organisasi atau perkumpulan yang

memiliki ikatan-ikatan tertentu dari satu jenis keahlian atau jabatan. Seperti para guru

yang menyatukan diri pada PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), Untuk lokal

bisa disebut seperti PGS (Persatuan Guru Swasta), MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran), IGI (Ikatan Guru Indonesia), dan sebagainya. Organisasi profesi ini

bermanfaat untuk: (1) Tempat pertemuan antara guru yang mempunyai keahlian sama

untuk saling mengenal; (2) Tempat memecahkan berbagai masalah yang menyangkut

profesinya; (3) Tempat peningkatan mutu profesi masing-masing.

D. Kode Etik Profesi Guru Indonesia

Dalam menjalankan profesinya guru harus taat dan tunduk pada kode etik yaitu

norma dan asas yang disepakati dan diterima guru-guru di Indonesia sebagai pedoman

dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat

dan warga negara.

a. Pengertian Kode Etik.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

kepegawaian, pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “Pegawai

Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan

didalam dan diluar kedinasan.” Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,Basumi

sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode atik guru Indonesia merupakan

landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan

panggalilan pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI, 1973).

Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kode

etik guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni:

(1) Sebagai landasan moral.

(2) Sebagai pedona tingkah laku. Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik

suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota

profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di

masyarakat.

Mekanisme Penetapan Kode Etik Profesi hanya dapat ditetapkan oleh suatu

organisasi profesi yang berlaku dan mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik

tidak dapat dilakukan oleh orang perseorangan melainkan harus dilakukan oleh orang-

Page 55: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

55

orang yang diutus atas nama anggota-anggota profesi dari organisasi yang

besangkutan.

Untuk itu orang-orang yang bukan anggota profesi tersebut tidak terikat oleh

kode etik tersebut. Kode etik hanya mempunyai pengaruh yang kuat, atau mengikat

orang-orang yang berada pada kalangan satu profesi dan tergabung dalam organisasi

profesi yang bersangkutan.

b. Tujuan Kode Etik.

Menurut R. Hermawan S (1979) secara umum tujuan kode etik adalah sebagai

berikut:

(1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Diharapkan kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau

masyarakat,agar mereka tidak memandang rendah atau remeh profesi yang

bersangkutan.

(2) Untuk menjaga dam memelihara kesejahteraan para anggotanya.

Kesejahteraan yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahir (material) maupaun

kesejahteraan bathin(spiritual/mental).

(3) Untuk meningkatkan penabdian para anggota profesi.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,sehingga

anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab

dalam melaksanakan tugasnya.

(4) Untuk meningkatkan mutu profesi.

Untuk itulah kode etik memuat norma-norma atau anjuran agar anggota profesi

selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

(5) Untuk meningkatkan mutu oranisasi profesi.

Setiap anggota profesi diwajibkan secara aktif berpartisifasi dalam membina

organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh organisasi.

c. Kode Etik Guru Indonesia.

Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan

norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu

sistem yang utuh dan bulat.

Adapun kode etik guru Indonesia adalah:

(1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

Page 56: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

56

(2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

(3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

(4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar-mengajar.

(5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama

terhadap pendidikan.

(6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan

mutu dan martabat profesinya.

(7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

(8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sarana perjuangan dan pengabdian.

(9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

d. Fungsi Kode Etik Guru.

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan

pengembangan bagi profesi. Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992)

mengemukakan fungsi dari kode etik guru adalah:

(1) Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.

(2) Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyrakat, dan

pemerintah.

(3) Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung

jawab pada profesinya.

(4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan

profesinya dalam melaksanakan tugas.

Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan

guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyrakat serta dengan

misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna(1986-364) bahwa pentingnya kode etik guru

dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung

dalam bidang mendidik peserta didik.

Page 57: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

57

e. Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Sering juga kita jumpai, bahwa ada kalanya Negara mencampuri urusan

profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi

tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Apabila

terjadi hal demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan pedoman

tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi hukum yang

sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana

Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan

pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode

etik adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar kode etik akan mendapat celaan dari

rekan-rekannya, sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah sipelanggar

dikeluarkan dari organisasi profesi. Adanya kode Etik dalam suatu organisasi profesi

tertentu, menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.

E. Organisasi Profesi Guru

Suatu profesi perlu memiliki organisasi profesi yang berfungsi sebagai lembaga

pengendali keseluruhan profesi itu, baik secara sendiri, maupun secara bersama-sama

dengan pihak lain yang relevan. Fungsi pengendalian itu diwujudkan dalam kaitannya

dengan:

a) Penataan standar perilaku profesional guru. Fungsi ini berkaitan dengan

landasan filsafat, etika dan kode etik guru.

b) Penataan stnadar kualifikasi dan wewenang guru. Fungsi ini berkaitan dengan

pendidikan dan pelatihan guru, baik dalam hal pendidikan prajabatan maupun

dalam jabatan. Dengan demikian, fungsi ini berkaitan pula dengan sertifikasi

dan perijinan kerja bagi para anggotanya.

c) Memberikan perlindungan kepada anggotanya. Fungsi ini berkaitan dengan

perlindungan profesional, perlindungan hukum dan perlindungan kesejahteraan

anggotanya.

d) Pengembangan profesi beserta ilmu yang melandasinya, serta pengembangan

kemampuan profesional dan akademik dari para anggotanya. Fungsi ini

berkaitan dengan upaya sinambung dari organisasi profesi itu untuk

mengembangkan profesi dan ilmu tersebut selaras dengan perkembangan ilmu

pengetahuan kemajuan teknologi dan keluwesan kiat dalam segala bidang.

Page 58: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

58

e) Menata alur kerja sama dengan profesi lainnya. Fungsi ini berkaitan dengan

upaya organisasi profesi itu untuk menjalin hubungan dengan organisasi

profesi lainnya,baik dalam rangka meningkatkan kelancaran kerjanya maupun

dalam rangka peningkatan kemampuan para anggotanya sendiri.

Page 59: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

59

BAB V

TUGAS DAN PERANAN GURU

Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya

ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan

seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar

memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi

khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan

ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya. Guru yang memahami fungsi dan

tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung

sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas.

Menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000:36) mengemukakan bahwa fungsi dan

tugas guru profesional adalah: Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa

kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman, membentuk kepribadian anak

yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila, menyiapkan anak

menjadi warga negara yang baik, serta sebagai prantara dalam belajar Guru adalah

sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai

orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya.

Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya

terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan

awal akan tertanam dalam diri siswa.

A. Tugas-Tugas Guru Profesional

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Page 60: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

60

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai

orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya.

Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya

terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan

awal akan tertanam dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu

bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah

bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan

tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang.

Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa

sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di

tengah-tengah masyarakat.

1. Pengaturan Tugas Guru

Tugas utama guru adalah mendidik dan membelajarkan anak didiknya, sehingga

anak didiknya menjadi tahu mengenai sesuatu dari asalnya yang tidak tahu, karenanya

adalah kewajiban guru untuk mendisain dan melaksanakan keseluruhan kegiatan

belajar mengajar atau bimbingan dan konseling bagi siswanya sesuai dengan tugas

pokok yang menjadi tanggung jawanya. Tugas pokok tersebut adalah:

a. Untuk guru mata pelajaran dan guru praktik, wajib melaksanakan:

1) Penyusunan program pengajaran;

2) Penyajian program pengajaran sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran

perminggu;

3) Evaluasi belajar;

4) Analisis hasil belajar;

5) Penyusunan dan pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.

b. Guru pembimbing, wajib melaksanakan:

1) Penyusunan program bimbingan dan konseling;

2) Pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap sekurang-kurangnya 150

siswa;

3) Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling;

Page 61: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

61

4) Analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling;

5) Pelaksanaan tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Tugas pokok pertama yaitu penyusunan program. Pada awal tahun pelajaran

setiap guru diharuskan minimal membuat:

a. Rencana program tahunan,

b. Program semester msing-masing 1 (satu) untuk setiap semesternya, untuk jangka

waktu satu tahun pelajaran,

c. Satuan Acara Pembelajaran (SAP) untuk guru mata pelajaran, lembaran kerja

praktik untuk guru praktik, dan rencana pelayanan bimbingan dan konseling untuk

guru pembimbing. Masing-masing jenis guru dapat menyusunnya paling tidak 6

SAP untuk satu semester.

Setelah tersusunnya program pengajaran / praktik / bimbingan dan konseling,

guru harus menyajikan / melaksanakan program pengajaran/ praktik/bimbingan dan

konseling yang telah disusunnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan evaluasi terhadap hasil

belajar/praktik peserta didiknya bagi guru mata pelajaran/guru praktik, yang bisa

dilakukan melalui test formatif, subsumatif maupun test sumatif. Dan untuk guru

pembimbing melaksanakan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling. Evaluasi

ini wajib dilaksanakan oleh setiap guru, guna mendapatkan informasi tentang

perkembangan belajar peserta didiknya, sekaligus dimaksudkan sebagai umpan balik

bagi peningkatan dan perbaikan proses belajar mengajar/praktik/bimbingan dan

konseling selanjutnya.

Setelah diadakan evaluasi belajar, hasil evaluasi belajar tersebut dijadikan

sebagai bahan analisis bagi guru yang bersangkutan. Analisis dapat dilakukan pada

setiap akhir test, atau paling tidak sekali dalam setiap caturwulan atau semester.

Analisis tersebut dapat dimaksudkan untuk menguji kehandalan (validitas) alat test

atau juga dapat dimaksudkan untuk mengukur tingkat daya serap peserta didik atas

materi yang telah disajikan, dapat juga dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara

tujuan yang telah dirumuskan dengan materi yang disajikan. Bila seorang guru belum

bisa menganalisis hasil belajar siswa, guru senior dapat membantunya, dan bila guru

seniorpun belum memahami cara menganalisis hasil belajar siswa, maka Yayasan

dapat mengadakan suatu penataran/lokakarya tentang cara menganalisis hasil belajar

siswa.

Page 62: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

62

Dari hasil analisis hasil belajar siswa terlihat sesuatu keberhasilan atau ketidak

berhasilan. Program perbaikan ditujukan untuk peserta didik yang pencapaian prestasi

belajarnya berada pada level di bawah rerata, sedangkan program pengayaan ditujukan

untuk mereka yang memperoleh prestasi di atas rerata. Layaknya kedua-dua substansi

kegiatan tersebut dan kedua-dua kegiatan di atas harus dilakukan oleh setiap guru,

terutama guru yang telah memiliki jabatan Guru Madya golongan ruang III/a ke atas.

2. Kompetensi Dan Tugas Guru

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam

mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang

pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar

(Kariman, 2002). Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru

dengan kompetensi profesional akan menerapkan "pembelajaran dengan

melakukan" untuk menggantikan cara mengajar di mana “guru hanya

berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan”.

Dalam suasana seperti itu, peserta didik secara aktif dilibatkan dalam

memecahkan masalah, mencari sumber informasi, data evaluasi, serta

menyajikan dan mempertahankan pandangan dan basil kerja mereka kepada

teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara

intensif dengan guru lainnya dalam merencanakan pembelajaran, baik

individual maupun t im, membuat keputusan tentang desain sekolah,

kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam proses

penilaian. Berikut akan diuraikan tentang kompetensi profesional yang harus

menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas

mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru, terdiri dari 3 (tiga), yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional.

Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan

oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. Selanjutnya,

Page 63: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

63

akan diuraikan masing-masing pembahasan tentang kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut;

Kompetensi Pribadi

Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sebagai

makhluk Tuhan. la wajib menguasai pengetahuan yang akan diajarkannya

kepada peserta didik secara benar dan bertanggung jawab. Ia harus memiliki

pengetahuan penunjang tentang kondisi fisiologis, psikologis, dan pedagogis

dari para peserta didik yang dihadapinya.

Beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada pada seorang guru,

yaitu memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi

tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan

peserta didik serta kemampuan untuk memperlakukan mereka secara

individual.

Kompetensi Sosial

Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis.

la harus dapat memperlakukan peserta didiknya secara wajar dan bertujuan

agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik. la

harus memahami dan menerapkan prinsip belajar humanistik yang

beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan yang ada

pada diri peserta didik tersebut. Instruktur hanya bertugas melayani mereka

sesuai kebutuhan mereka masingmasing. Kompetensi sosial yang dimiliki

seorang guru adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik

dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).

Kompetensi Profesional Mengajar

Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus

memiliki kemampuan:

1. Merencanakan sistem pembelajaran

- Merumuskan tujuan

- Memilih prioritas materi yang akan diajarkan.

- Memilih dan menggunakan metode.

- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada.

- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.

Page 64: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

64

2. Melaksanakan sistem pembelajaran

- Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat

- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat

3. Mengevaluasi sistem pembelajaran

- Memilih dan menyusun jenis evaluasi

- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses

- Mengadministrasikan hasil evaluasi

4. Mengembangkan sistem pembelajaran

- Mengoptimalisasi potensi peserta didik

- Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri

- Mengembangkan program prmbelajaran lebih lanjut.

3. Seperangkat Tugas Guru

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh

guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat

berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru

dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas

utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas

lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran,

tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat

diteladani.

Menurut Uzer (1990) terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam

bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Uraian dari penjelasan Uzer dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti

meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan

keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi

bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami

peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk

bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homopither), dan

sebagai makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta didik

Page 65: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

65

dalammentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan

membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang Iebih terhormat di

lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan

bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila. Sedangkan secara khusus

tugas guru dalam proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut.

1) Tugas Pengajar sebagai Pengelola pembelajaran, terdiri dari;

a) Tugas manajerial

Menyangkut fungsi administrasi (memimpin kelas), baik internal maupun

eksternal.

- Berhubungan dengan peserta didik

- Alat perlengkapan kelas (material).

- Tindakan-tindakan profesional.

b) Tugas edukasional

Menyangkut fungsi mendidik, bersifat:

- Motivasional

- Pendisiplinan

- Sanksi sosial (tindakan hukuman)

c) Tugas instruksional

Menyangkut fungsi mengajar, bersifat:

- Penyampaian materi

- Pemberian tugas-tugas pada peserta didik

- Mengawasi dan memeriksa tugas

2) Tugas Pengajar sebagai Pelaksana (Executive Teacher)

Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah

menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-

macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Lingkungan

belajar yang kondusif adalah Iingkungan yang bersifat menantang dan

merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan

dalam mencapai tujuan.

Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses

pembelajaran sebagai berikut;

Page 66: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

66

(1) Menilai kemajuan program pembelajaran.

(2) Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar

sambil bekerja (learning by doing).

(3) Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan

alat-alat belajar.

(4) Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas.

(5) Mengomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik.

(6) Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu.

(7) Bertindak sebagai manusia sumber.

(8) Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.

(9) Mengarahkan peserta didik agar mandiri (memberi kesempatan pada

peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya

pada guru).

(10) mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk

mencapai hasil yang optimal.

4. Tugas Tambahan

Selain tugas pokok tersebut di atas, setiap guru dapat diberikan tugas tambahan.

Tugas tambahan adalah tugas-tugas yang dilaksanakan di lingkungan sekolah dan atau

du luar lingkungan sekolah yang dimaksudkan mewujudkan visi dan misi sekolah,

guna meningkatkan citra dan prestasi sekolah/lembaga di hadapan masyarakat maupun

stakeholder-nya. Tugas tambahan diberikan dan dipercayakan kepada guru oleh

Kepala Sekolah dituangkan melalui surat keputusan yang relevan dengan waktu

tertentu minimum 1 bulan.

Macam-macam tugas tambahan tersebut, antara lain adalah walikelas, petugas

piket, petugas perpustakaan, pengelola laboratorium, dan pembina kegiatan extra

kurikuler dan kesiswaan dalam bidang olahraga, kesenian, pramuka, UKS/PMR, dan

lain-lain. Mengingat tugas tambahan ini hanya akan dinilai satu jenis saja, maka sudah

seharusnya Kepala Sekolah melakukan pembagian tugas tambahan tersebut secara adil

dan merata kepada setiap guru, namun tetap memperhatikan bidang keahlian dan

pengalaman dari guru yang ditugaskan untuk itu.

Page 67: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

67

B. Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1

ayat 5 bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut ayat

6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan.

Proses belajar/mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya

berarti, setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana kita

mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses

belajar berlangsung (Lozanov, 1978). Dalam hal ini pengaruh dari peran seorang

pendidik sangat besar sekali. Di mana keyakinan seorang pendidik atau pengajar akan

potensi manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasi

merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental pendidik

atau pengajar berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran peserta didik

yang diciptakan pengajar. Pengajar harus mampu memahami bahwa perasaan dan

sikap peserta didik akan terlihat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. (Bobbi

DePorter : 2001)

Proses pendidikan merupakan totalitas ada bersama pendidik bersama-sama

dengan anak didik; juga berwujud totalitas pengarahan menuju ke tujuan pendidikan

tertentu, disamping orde normatif guna mengukur kebaikan dan kemanfaatan produk

perbuatan mendidik itu sendiri. Maka perbuatan mendidik dan membentuk manusia

muda itu amat sukar, tidak boleh dilakukan dengan sembrono atau sambil lalu, tetapi

benar-benar harus dilandasi rasa tanggung jawab tinggi dan upaya penuh kearifan.

Barang siapa tidak memperhatikan unsur tanggung jawab moril serta

pertimbangan rasional, dan perbuatan mendidiknya dilakukan tanpa refleksi yang arif,

berlangsung serampangan asal berbuat saja, dan tidak disadari benar, maka pendidik

yang melakukan perbuatan sedemikian adalah orang lalai, tipis moralnya, dan bisa

berbahaya secara sosial. Karena itu konsepsi pendidikan yang ditentukan oleh akal

budi manusia itu sifatnya juga harus etis. Tanpa pertanggungjawaban etis ini perbuatan

tersebut akan membuahkan kesewenang-wenangan terhadap anak-didiknya. Peran

seorang pengajar atau pendidik selain mentransformasikan ilmu pengetahuan yang

Page 68: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

68

dimilikinya kepada anak didik juga bertugas melakukan pembimbingan dan pelatihan

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 20 Pasal 39

ayat 2. Di samping itu merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik yang

bertanggung jawab, bahwa di dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara

yang sesuai dengan keadaan peserta didik Di mana selain peran yang telah disebutkan

di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus

mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Dalam proses pendidikan persoalan

psikologis yang relevan pada hakikatnya inti persoalan psikologis terletak pada peserta

didik, sebab pendidikan adalah perlakuan pendidik terhadap peserta didik dan secara

psikologis perlakuan pendidik tersebut harus selaras mungkin dengan keadaan peserta

didik. (Sumardi Suryabrata : 2004)

C. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1) pendidik

(nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)

komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7)

kesetiaan terhadap lembaga.

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan

dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas

pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan

mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan

norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-

pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua,

dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan

dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan

jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru

dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab

pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak

tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. Peran guru sebagai model atau

contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau

model baginya.

Page 69: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

69

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.

1. Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar

signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar

mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor,

motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran

yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai: (1) Demonstrator; (2)

Manajer/pengelola kelas; (3) Mediator/fasilitator; (4) Evaluator.

2. Dalam Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat

berperan sebagai: (1) Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan

pendidikan; (2) Wakil masyarakat; (3) Ahli dalam bidang mata pelajaran; (4)

Penegak disiplin; (5) Pelaksana administrasi pendidikan.

3. Sebagai Pribadi

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai: (1) Petugas sosial; (2) Pelajar

dan ilmuwan; (3) Orang tua; (4) Teladan; dan (5) Pengaman

4. Peran Guru Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah: (1) Ahli psikologi pendidikan; (2)

Relationship; (3) Catalytic/pembaharu; dan (4) Ahli psikologi perkembangan.

Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada

peran guru. Dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang idealnya

dapat berperan sebagai:

1) Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma

kedewasaan;

2) Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;

3) Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;

4) Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebutmelalui penjelmaan

dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;

5) Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan

menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang

menciptakannya).

Page 70: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

70

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, dengan mengutip

pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran

peserta didik, yang mencakup:

1) Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan

dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

2) Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi,

memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber

(resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti

demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during

teaching problems).

3) Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa,

menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas

tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan,

baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

Selanjutnya, dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, satu peran lagi

yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu

mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar,

melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus

membantu pemecahannya (remedial teaching).

Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah, keluarga

dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola

pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan

pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagaipendidik

dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat,guru berperan sebagai

pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan

agen masyarakat (social agent). Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru

yang berhubungan dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri

pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang psikologis.

Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan,

guru berperan sebagai:

1) Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;

Page 71: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

71

2) Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara

dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan;

3) Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus

diajarkannya;

4) Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para peserta didik

melaksanakan disiplin;

5) Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar

pendidikan dapat berlangsung dengan baik;

6) Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan

perkembangan peserta didik sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris

masa depan; dan

7) Penterjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan

berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.

Di pandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang guru berperan sebagai:

1) Pekerja sosial (social worker), yaitu seorangyang harus memberikan pelayanan

kepada masyarakat;

2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara terus

menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya;

3) Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik bagi setiap peserta

didik di sekolah;

4) model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang harus dicontoh

oleh mpara peserta didik; dan

5) Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik diharapkan akan

merasa aman berada dalam didikan gurunya.

Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai:

1) Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami

psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan

tugasnya sebagai pendidik;

2) Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations), artinya

guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan

antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai

tujuan pendidikan;

Page 72: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

72

3) Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu mambentuk menciptakan

kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan;

4) Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu

menciptakan suatu pembaharuan bagi membuatsuatu hal yang baik; dan

5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung

jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.

Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002)

mengemukan dua peran utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan

keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating

learning). Yang dimaksud keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung

atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk,

disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya,interaksi

peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran,

pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistemyang

mendukung proses pembelajaran,lingkungan belajar, dan lain-lain.

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru

pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk

senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan

profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan

proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-

satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan

yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di

masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta

didiknya.

Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang

demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan

kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk

menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif

dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang

dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa depan harus paham

penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya,

sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada praktek

pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru

Page 73: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

73

mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil

penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang

bervariasi dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedang berlangsung.

Selain itu terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap

muka yang dikemukakan oleh Moon (1989), yaitu sebagai berikut;

1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran (Designer of Instruction)

Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan

pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu

tertentu. Di sini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan PBM

tersebut dengan memerhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran

yang meliputi:

1) Membuatdan merumuskan TIK.

2) Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,

perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif,

sistematis, dan fungsional efektif.

3) Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

4) Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator

dalam pengajaran.

5) Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan

memerhatikan relevansi (seperti juga materi), efektif dan efisien,

kesesuaian dengan metode, serta pert imbangan praktis.

Jadi, dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat

merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif

dan efisien. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup memadai

tentang prinsip-prinsip belajar, sebagai landasan dari perencanaan.

2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran (Manager of Instruction)

Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan

fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan

khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan

alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa

bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh basil yang

diharapkan.

Page 74: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

74

Selain itu, guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-

hari ke arah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu ciri

manajemen kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk

sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru hingga mereka

mampu membimbing kegiatannya sendiri.

Sebagai manajer, guru hendaknya mampu mempergunakan

pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga

memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan

pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan.

3. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran

Hendaknya guru senantiasa berusaha menimbulkan, memelihara, dan

meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam hubungan ini, guru

mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar

mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi

adalah sebagai berikut;

- Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar

- Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.

- Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat

merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari.

- Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah pendekatan

pribadi, di mana guru dapat mengenal dan memahami siswa secara lebih mendalam

hingga dapat membantu dalam keseluruhan PBM, atau dengan kata lain, guru

berfungsi sebagai pembimbing. Sebagai pembimbing dalam PBM, guru diharapkan

mampu untuk;

- Mengenal dan memahami setiap peserta didik, baik secaraindividu maupun

secara kelompok.

- Membantu tiap peserta didik dalam mengatasi masalah pribadi yang

dihadapinya.

- Memberikan kesempatan yang memadai agar tiap peserta didik dapat

belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.

- Mengevaluasi keberhasilan Rancangan Acara Pembelajar dan langkah

kegiatan yang telah dilakukannya.

Page 75: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

75

Untuk itu, guru hendaknya memahami prinsip-prinsip bimbingan dan

menerapkannya dalam proses pembelajaran.

4. Guru sebagai Evaluator (Evaluator of Student Learning)

Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan,

efektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk

mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Dalam fungsinya

sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus-

menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke

waktu.

Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan

balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik akan dijadikan titik tolak

untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Dengan

demikian, proses pembelajaran akan terus-menerus ditingkatkan untuk

memperoleh basil yang optimal.

5. Guru sebagai Konselor

Sesuai dengan peran guru sebagai konselor adalah !a diharapkan akan

dapat merespons segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan agar:

- Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul

antara peserta didik dengan orang tuanya.

- Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan dapat

mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-

macam manusia.

Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya

sendiri, balk itu motivasi, harapan, prasangka, ataupun keinginannya. Semua

hal itu akan memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan

dengan orang lain, terutama siswa.

6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat

oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi

kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-

citakan (Ali, 1985: 30).

Keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin dicapai sangat

Page 76: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

76

bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya,

guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala

sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan

mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun

berhasil atau gagalnya kurikulum tersebut pada akhirnya terletak di tangan

pribadi guru.

Untuk pernyataan tersebut terdapat beberapa alasan, yaitu:

a) Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.

b) Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat

pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai berikut.

1) Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum

resmi.

2) Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan.

3) Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum.

4) Merumuskan bentuk kegiatan belajar yang dapat memberikan

pengalaman belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang

telah diprogramkan.

c) Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncul

sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas.

d) Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan

yang dihadapi dan melaksanakan upaya itu.

Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum,

permasalahan yang sering kali muncul dan harus dihadapi oleh guru yaitu;

- Permasalahan yang berhubungan dengan tujuan dan hasil -hasil yang

diharapkan dari suatu lembaga pendidikan.

- Permasalahan yang berhubungan dengan isi/materi/bahan pela jaran dan

organisasi atau cara pelaksanaan dari kurikulum.

- Permasalahan dalam hubungan dengan proses penyusunan kurikulum dan

revisi/perbaikan kurikulum.

Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan

kurikulum secara aklif clapat dijabarkan sebagai berikut;

(1) Dalam perencanaan kurikulum

Page 77: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

77

Kurikulum di tingkat nasional dirancang dan dirumuskan oleh para pakar

dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait, sedangkan guru-guna yang sudah

berpengalaman biasanya terlibat untuk memberikan masukan berupa saran, ide,

dan/atau tanggapan terhadap kemungkinan pelaksanaannya di sekolah.

(2) Dalam pelaksanaan di lapangan

Para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan kurikulum, balk

secara keseluruhan kurikulum maupun tugas sebagai penyampaian mata pelajaran

sesuai dengan GBPP yang telah dirancang dalam suatu kurikulum.

(3) Dalam proses penilaian

Selama pelaksanaan kurikulum akan dinilai seberapa jauh tingkat

ketercapaiannya. Biasanya guru diminta saran atau pendapat maupun menilai

kurikulum yang sedang berjalan guna melihat kebaikan dan kelemahan yang ada,

dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek filosofis, sosiologis, dan metodologis.

(4) Pengadministrasian

Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program (pokok bahasan/

subpokok bahasan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Misalnya pada

kelas dan semester berapa suatu pokok bahasan diberikan dan bagaimana

memberikannya. Biasanya dengan menyusun suatu bagan analisis tugas

pembelajaran dan rencana pembelajaran.

(5) Perubahan kurikulum

Guru sebagai pelaku kurikulum mau tidak mau tentu akan selalu terlibat

dalam pembaruan yang sedang dilakukan sebagai suatu usaha untuk mencari format

kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Masukan sebagai input

berupa saran, ide, dan kritik berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh

guru sangat besarartinya bagi perubahan dan pengembangan suatu kurikulum.

Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa seorang guru haruslah

memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas

utamanya sebagai pembina kurikulum. Ini berarti bahwa guru dituntut untuk

selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan

praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus dilakukan agar hasil

belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Untuk itu, seorang

guru harus menganggap bahwa kurikulum sebagai program pembelajaran yang

harus diberikan kepada peserta didik bukan sebagai barang mati, sehingga apa

Page 78: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

78

yang terdapat dalam kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi suatu materi

yang menarik untuk disajikan pada peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung.

7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Peranan guru dalam kurikulum berbasis lingkungan tidak kalah aktifnya

dengan peserta didik. Sehubungan dengan tugas guru untuk mengaktifkan

peserta didik dalam belajar maka seorang guru dituntut untuk memiliki

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai.

Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dituntut dari guru dalam

proses pembelajaran yang memiliki kadar pembelajaran tinggi didasarkan atas

posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang

profesional.

Posisi dan peran guru yang dikaitkan dengan konsep pendidikan berbasis

lingkungan dalam proses pembelajaran, di mana guru harus menempatkan diri

sebagai:

a) Pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi,

pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar peserta didik.

b) Fasilitator belajar, dalam arti guru sebagai pemberi kemudahan kepada

peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam

berbagai bentuk.

c) Moderator belajar, dalam arti guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar

peserta didik. Guru sebagai moderator tidak hanya mengatur arus kegiatan

belajar, tetapi juga bersama peserta didik harus menarik kesimpulan atau

jawaban masalah sebagai hasil belajar peserta didik, atas dasar semua pendapat

yang telah dibahas dan diajukan peserta didik.

d) Motivator belajar, dalam arti guru sebagai pendorong peserta didik agar mau

melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator guru harus dapat menciptakan

kondisi kelas yang merangsang peserta untuk mau melakukan kegiatan belajar,

balk individual maupun kelompok.

e) Evaluator belajar, dalam arti guru sebagai penilai yang objektif dan

komprehensif. Sebagai evaluator, guru berkewajiban mengawasi,

memantau proses pembelajaran peserta didik dan hasil belajar yang

dicapainya. Guru juga berkewajiban untuk melakukan upaya perbaikan

Page 79: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

79

proses belajar peserta didik, menunjukkan kelemahan dan cara

memperbaikinya, baik secara individual, kelompok, maupun secara

klasikal.

Peranan Guru Dalam Pemberdayaan Lingkungan

Proses pembelajaran yang bernapaskan lingkungan lebih menekankan

pada pentingnya proses belajar peserta daripada hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik. Karena itu, pengendalian proses pembelajaran peserta didik

merupakan tugas dan tanggung jawab guru.

Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari guru agar dapat

menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut;

1) Mampu menjabarkan bahan pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara

penyampaian.

2) Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi, seperti

analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui tujuan tersebut maka kegiatan belajar

peserta didik akan lebih aktif dan komprehensif.

3) Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya

belajar yang dimiliki oleh peserta didik secara individual.

4) Memiliki sikap yang positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang

dibinanya sehingga selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam

melaksanakan tugasnya sebagai guru.

5) Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta penggunaannya

dalam proses pembelajaran.

6) Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang

dapat menumbuhkan minat sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal.

7) Terampil dalam melakukan interaksi dengan para peserta didik, dengan

mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran, kondisi peserta didik, suasana

belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia, dan faktor yang berkenaan

dengan diri guru itu sendiri

8) Memahami sifat dan karakterist ik peserta didik, terutama kemampuan

belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minat terhadap pelajaran, motivasi

untuk belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai.

9) Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada sebagai bahan

Page 80: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

80

ataupun media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

10) Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam

belajar sehingga suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

(Sudjana dan Arifin, 1989: 31-39)

Syarat Guru yang Baik dan Berhasil

Tidak sembarang orang dapat melaksanakan tugas profesional sebagai

seorang guru. Untuk menjadi guru yang balk haruslah memenuhi syaratsyarat

yang telah ditetapkan oleh pemerintah (Ngalim Purwanto, 1985: 170-175).

Syarat utama untuk menjadi seorang guru, selain berijazah dan syarat-syarat

mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah mempunyai sifat-sifat yang

perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran.

Selanjutnya, dari syarat-syarat tersebut dapat dijabarkan secara lebih

terperinci, yaitu sebagai berikut;

1) Guru harus berijazah

Yang dimaksud ijazah di sini adalah ijazah yang dapat memberi wewenang

untuk menjalankan tugas sebagai seorang guru di suatu sekolah tertentu.

2) Guru harus sehat rohani dan jasmani

Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam

setiap pekerjaan. Karena, orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik jika ia diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru syarat

tersebut merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan. Misalnya saja

seorang guru yang sedang terkena penyakit menular tentu saja akan

membahayakan bagi peserta didiknya.

3) Guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan

baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia susila

yang bertakwa kepada Tuhan YME maka sudah selayaknya guru

sebagai pendidik harus dapat menjadi contoh dalam melaksanakan

ibadah dan berkelakuan baik.

4) Guru haruslah orang yang bertanggung jawab

Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajar, dan

pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang

telah dipercayakan orang tua/ wall kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan

dengan sebaikbaiknya. Selain itu, guru juga bertanggung jawab terhadap

Page 81: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

81

keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

5) Guru di Indonesia harus berjiwa nasional

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang mempunyai bahasa

dan adat-istiadat berlainan. Untuk menanamkan jiwa kebangsaan merupakan

tugas utama seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa

nasional.

Syarat-syarat di atas adalah syarat umum yang berhubungan dengan

jabatan sebagai seorang guru. Selain itu, ada pula syarat lain yang sangat erat

hubungannya dengan tugas guru di sekolah, sebagai berikut; (a) Harus adil dan

dapat dipercaya. (b) Sabar, rela berkorban, dan menyayangi peserta didiknya.

(c) Memiliki kewibawaan dan tanggung jawab akademis. (d) Bersikap baik

pada rekan guru, staf di sekolah, dan masyarakat. (e) Harus memiliki wawasan

pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata pelajaran yang dibinanya. (f)

Harus selalu introspeksi diri dan siap menerima kritik dari siapa pun. (g) Harus

berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Page 82: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

82

BAB VI

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Sejarah Bimbingan dan Konseling

Pemikiran-pemikiran mengenai bimbingan dan konseling memang sudah ada

sejak jaman Yunani kuno. Karena ketertarikannya pada pemahaman psikologis

individu, Plato dianggap sebagai konselor Yunani kuno saat itu. Kemudian menyusul

tokoh-tokoh lain seperti Aristoteles, Hippocrates, dan para dokter (tabib) yang

jugamenaruh perhatian terhadap bidang psikologi. Namun, gerakan bimbingan dan

konseling di sekolah mulai berkembang sekitar permulaan abad ke-20 sebagai dampak

dari revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-

sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai

memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907

dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut. Pada waktu yang sama para

ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini diantaranya; Eli Weaper,

Frank Parson, E.G Will Amson, Carl R. Rogers.

Di Indonesia sendiri, Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era

kemerdekaan, dari bimbingan itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita

bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Bimbingan dan Konseling dalam

sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum

1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum

1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.

Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru

diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian

disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir

didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001 dan sampai saat ini

terus berkembang pada bimbingan dan konseling.

Di beberapa daerah banyak yang menyebut guru BP sebagai guru pembimbing, dalam

UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (6) disebut istilah “konselor” untuk profesi

pendidik ini. Lebih lanjut dalam buku Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal yang dikeluarkan Dirjen PMPTK

Depdiknas tahun 2007, dijelaskan pendidikan minimal konselor adalah sarjana (S1)

program studi bimbingan dan konseling. Diharapkan setelah lulus pendidikan

Page 83: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

83

akademik dan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) jurusan bimbingan dan

konseling, lulusan dapat melanjutkan pendidikan profesi konselor (PPK).

B. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung

beberapa makna. Sertzer & Stone (1966) menemukakan bahwa guidance berasal kata

guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan,

menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1981)

mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding : “ showing a

way” (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun), giving

instructions (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing (mengarahkan)

dan giving advice (memberikan nasehat).

Penggunaan istilah bimbingan seperti dikemukakan di atas tampaknya proses

bimbingan lebih menekankan kepada peranan pihak pembimbing. Hal ini tentu saja

tidak sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa ini, dimana pada saat ini klien lah

yang justru dianggap lebih memiliki peranan penting dan aktif dalam proses

pengambilan keputusan serta bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keputusan yang

diambilnya.

Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian bimbingan, di bawah ini dikemukakan

pendapat dari beberapa ahli :

Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975) mengartikan bimbingan sebagai proses

bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk

melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan

masyarakat.

Peters dan Shertzer (Sofyan S. Willis, 2004) mendefiniskan bimbingan sebagai :

the process of helping the individual to understand himself and his world so that

he can utilize his potentialities.

United States Office of Education (Arifin, 2003) memberikan rumusan bimbingan

sebagai kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara sistematis

kepada peserta didik dalam membuat penyesuaian diri terhadap berbagai bentuk

problema yang dihadapinya, misalnya problema kependidikan, jabatan, kesehatan,

sosial dan pribadi. Dalam pelaksanaannya, bimbingan harus mengarahkan

Page 84: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

84

kegiatannya agar peserta didik mengetahui tentang diri pribadinya sebagai individu

maupun sebagai anggota masyarakat.

Jones et.al. (Sofyan S. Willis, 2004) mengemukakan : “guidance is the help given

by one person to another in making choice and adjusment and in solving problem.

I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu

proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk

dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima

dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction)

dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan

potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan,

baik keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada

peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan

merencanakan masa depan”.

Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok

agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan

sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan

kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Rochman Natawidjaja (1978) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak

wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Menurut bimo Walgito (1982 : 11) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan

yang di berikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau

sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dari beberapa pengertian para ahli diatas dapat dikemukakan bahwa bimbingan

merupakan :

a. Suatu proses berkesinambungan,

b. Suatu proses membantu individu,

Page 85: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

85

c. Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat

mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan

kemampuan / potensinya, dan

d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat

memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.

Pengertian Konseling

Konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istilah penyuluhan dalam

kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat. Menurut mereka yang lebih

tepat adalah konseling. Karena kegiatan konseling ini sifatnya lebih khusus, tidak sama

dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan lain seperti penyuluhan dalam bidang pertanian

dan penyuluhan dalam keluarga berencana. Untuk menekankan kekhususannya itulah

maka dipakai istilah Bimbingan dan Konseling. Pelayanan konseling menuntut

keahlian khusus , sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan dan

mampu memberikan jenis layanan konseling ini (Winkel, 1978).

Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976 : 19a), Konseling

adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang

(konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami

dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu

itu dan pada waktu yang akan datang.

Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan

yang diberikan kepada individhu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan

wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya

unuk mencapai hidupnya.) dan menyetir (to steer).

Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari

kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu

jenis layanan bimbingan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling

itu mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual

b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka

c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli

d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling dimaksudkan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi klien.

Page 86: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

86

e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan

masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

Dari pengertian bimbingan dan konseling yang diungkapkan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan konseling adalah Pelayanan

bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang

secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

C. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh,

maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional

dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain menyumbangkan

kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau

hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang

tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah sekolah itu. Kegiatan ini

dilakukan malalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat

mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh.

Bimbingan dan konseling memiliki kegiatan yang berbeda dengan kegiatan

belajar mengajar. Perbedaan tersebut antara lain:

1) Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan mengajar sudah dirumuskan terlebih

dahulu dan target pencapaian tujuan tersebut sama untuk siswa dalam satu tingkat

(kelas). Sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling target pencapaian

tujuan lebih bersifat individual dan kelompok.

2) Pembicaraan dalam kegiatan mengajar lebih banyak diarahkan dalam pemberian

informasi, atau pembuktian dalam suatu masalah. Sedangkan dalam kegiatan

bimbingan dan konseling, pembicaraan dalam konseling lebih ditujukan untuk

memecahkan suatu masalah yang dihadapi klien.

3) Dalam kegiatan mengajar, siswa belum tentu memiliki masalah yang berkaitan

dengan materi yang diajarkan. Sedangkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling

pada umumnya klien telah atau sedang menghadapi masalah.

4) Untuk melaksanakan bimbingan dan konseling, bagi konselor dituntut suatu

keterampilan khusus dan berbeda dengan tuntunan bagi seorang guru / pengajar.

Page 87: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

87

Namun, konselor dan guru merupakan satu tim yang sangat penting dalam kegaitan

pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran

yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan sekolah.

Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya di

setiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti dikemukakan

oleh Koestoer Partowisastro sebagai berikut:

a. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam

waktu sekian jam + enam jam hidupnya berada di sekolah.

b. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik

dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, mapun dalam mengatasi

berbagai macam kesulitan.

Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan

Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa konselor

ternyata sangat membantu guru, dalam hal:

1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang

mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.

2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan

mempengaruhi proses belajar mengajar.

3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.

4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan

pendidikan. Keudanya dapat saling menunjang tercapainya proses pembelajaran yang

lebih efektif.

D. Tujuan Bimbingan di Sekolah

Tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa:

1) Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang

tinggi.

2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada

saat proses belajar mengajar berlangsung dan hubungan sosial.

3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.

Page 88: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

88

4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan

pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.

6) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional

di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya

sendiri, lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah

membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga terjadi

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

E. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar semua

siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut

sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam

kesulitan dalam belajar. Maka dalam hal ini Abu Ahmadi (1997) mengemukakan

gejala yang dialami oleh siswa dalam kesulitan belajar yaitu sebagai berikut :

1) Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas.

2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.

3) Menunjukkan sikap yang kurang wajar : suka menentang, dusta, tidak mau

menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.

4) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti suka bolos, suka mengganggu

dan sebagainya.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang mengerti

bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana mengatasinya, dan ada

juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan

masalahnya. Apabila masalah itu belum teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar

dengan baik, karena konsentrasinya akan terganggu. Maka bimbingan dan konseling

dapat memberikan layanan dalam :

1) Bimbingan Belajar

Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang

berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Bimbingan ini antara lain meliputi:

a. Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual.

Page 89: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

89

b. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.

c. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.

d. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.

e. Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.

2) Bimbingan Sosial

Dalam proses belajar di kelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan

kehidupan kelompok. Dalam kehidupan kelompok perlu adanya toleransi atau

tenggang rasa, saling memberi dan saling menerima. Bimbingan sosial ini

dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-

kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar

mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini

dimaksudkan untuk:

a. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.

b. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.

c. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.

3. Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi

Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-

masalah pribadi, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang

mempunyai masalah dan belum dapat diatasi akan cenderung terganggu

konsentrasinya dalam belajarnya, dan akibatnya prestasi belajar yang dicapainya

rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 tentang Pedoman Bimbingan dan

Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan

konseling, yaitu masalah akibat konflik antara:

a. Perkembangan intelektual dan emosionalnya.

b. Bakat dengan aspirasi lingkungannya.

c. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya.

d. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.

e. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan.

f. Bakat dengan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan keengganan

mengambil pilihan.

Kemudian juga Downing (1968) mengemukakan bahwa layanan bimbingan di

sekolah sangat bermanfaat, terutama dalam membantu:

a. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan.

Page 90: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

90

b. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan

belajar mengajar.

c. Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna

d. Meningkatkan motivasi siswa.

e. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.

F. Landasan Bimbingan dan Konseling

Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya selalu didasarkan

atas landasan-landasan utama, hal ini berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya

dapat mewarnai seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991)

landasan-landasan itu adalah:

1) Bimbingan selalu memeperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang

mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.

2) Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.

3) Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing

dengan yang dibimbing.

4) Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang

dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi.

5) Bimbingan adalah sesuatu yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-

bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis.

6) Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang

bermasalah saja.

7) Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-menerus,

berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.

G. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Prinsip-prinsip dalam hal ini adalah landasan teoritis yang mendasari layanan

bimbingan dan konseling. Bagi para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu

sekali memperhatikan prinsip-prinsip tersebut.

Berikut ini rumusan tentang prinsip-prinsip bimbingan:

1. Prinsip-Prinsip Umum

a) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikapa dan tingkah laku individu,

perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala

Page 91: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

91

aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan tingkah laku tersebut

dipengaruhi oleh pengalam-pengalamannya. Oleh karena itu, dalam pemberian

layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan

mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.

b) Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang

dibimbing.

c) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang

bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam

menghadapi kesulitan-kesulitannya.

d) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang

bersangkutan.

e) Pelaksaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang

memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan

para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber

yang berguna di luar sekolah

f) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara

teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan manfaat yang diperoleh

serta penyesuaian antara pelaksaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.

3) Prinsip-Prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing

a) Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa.

b) Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.

c) Program bimbingan harus berpusat pada siswa.

d) Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu

yang yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas.

e) Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang

dibimbing.

f) Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing

dirinya sendiri.

1. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang Memberikan

Bimbingan

a) Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,

pengalaman, dan kemampuannya.

Page 92: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

92

b) Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta

keahliannya melalui berbagai latihan penataran.

c) Konselor hendaknua selalu mempergunakan informasi yang tersedia mengenai

individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan untuk

membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih

baik.

d) Koselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang

individu yang dibimbinganya.

e) Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jeis metode dan teknik yang

tepat dalam melakukan tugasnya.

f) Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian

dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan

perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

2. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi

Bimbingan

a) Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

b) Dalam pelaksaannya bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative

record) bagi setiap individu (siswa)

c) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang

bersangkutan.

d) Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.

e) Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individual dan dalam situasi,

kelompok sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam

memecahkan masalah itu.

f) Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang

menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan dan

penyuluhan pada umumnya.

g) Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksaan

bimbingan.

H. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Dengan orientasi baru Bimbingan dan konseling terdapat beberapa fungsi yang

hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. yaitu:

Page 93: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

93

1. Pemahaman; menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan

dan pemacahan masalah peserta didik meliputi : (a) pemahaman diri dan kondisi

peserta didik, orang tua, guru pembimbing; (2) lingkungan peserta didik termasuk

di dalamnya lingkungan sekolah; dan keluarga peserta didik dan orang tua;

lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan sosial

budaya/terutama nilai-nilai oleh peserta didik.

2. Pencegahan; menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.

3. Pengentasan; menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang dialami peserta didik.

4. Advokasi; menghasilkan kondisi pembelaaan terhadap pengingkaran atas hak-hak

dan/atau kepentingan pendidikan.

5. Pemeliharaan dan pengembangan; terpelihara dan terkembangkannya berbagai

potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya

secara mantap dan berkelanjutan.

I. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Asas adalah segala hal yang harus dipengaruhi dalam melaksanakan suatu

kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan hasil

yang memuaskan. Dalam kegiatan atau layanan bimbingan dan konseling menurut

Prayitno (2000) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Asas Kerahasiaan

Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan siswa yang

menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak

layak diketahui orang lain.

2. Asas Keterbukaan

Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam

membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan,

pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya

permasalahan. Konselor juga terbuka dalam memberikan tanggapan terhadap hal-

hal yang dikemukakan oleh klien.

3. Asas Kesukarelaan

Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien.

4. Asas Kekinian

Page 94: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

94

Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling,

yakni permasalahan yang dihadapi siswa adalah dalam kondisi sekarang. Adapun

kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki

keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat siswa pada saat sekarang.

5. Asas Kegiatan

Konselor mampu memotivasi klien untuk melaksanakan semua saran yang telah

disampaikannya, keberhasilan layanan bimbingan dan konseling tidaklah terwujud

dengan sendirinya, tetapi harus diusahakan oleh klien itu sendiri.

6. Asas Kemandirian

Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu

peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling

diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri

sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta

mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu

mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya

kemandirian peserta didik.

7. Asas Kedinamisan

Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri

klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Maka konselor harus

memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri

klien. Perubahan itu tidak hanya sekedar bersifat monoton, melainkan perubahan

menuju pada suatu kemajuan.

8. Asas Keterpaduan

Berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh

guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait

dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan

sebaik-baiknya.

9. Asas Kenormatifan

Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan,

adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku, serta

Page 95: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

95

kegiatan bimbingan dan konseling harus dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

10. Asas Keahlian

Layanan konseling menuntut suatu keterampilan khusus, dalam hal ini para

pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya

merupakan tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.

11. Asas Alih Tangan

Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan yang tidak

tepat, maka bila ditemukan masalah-masalah klien di luar bidang keahlian

konselor, maka konselor hendaknya segera mengalihtangankan kepada ahli lain.

12. Asas Tut Wuri Handayani

Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan

tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya, di luar layanan

pun hendaknya makna bimbingan dan konseling tetap dapat dirasakan, sehingga

tercipta hubungan yang harmonis antara konselor dan klien.

J. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Orientasi Individual

Pada hakekatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama lainnya.

Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan,

sifat-sifat kepribadian yang dimiliki an sebagainya. Menurut Willer Man (1979)

anak kembar satu telur pun juga mempunyai perbedaan apalagi dibesarkan dalam

lingkungan berbeda. Ini dibuktikan bahwa kondisi lingkungan juga ikut andil

terjadinya perbedaan individu. Taylor (1956) juga menyatakan kelas sosial dapat

menimbulkan perbedaan individu.

Perbedaan latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhi dalam cara

berpikir, cara berperasaan dan cara menganalisis masalah dalam layanan

bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.

2. Orientasi Perkembangan

Masing-masing individu berada pada usia perkembangannya. Setiap usaha

perkembangan yang bersangkutan mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangan

itu. Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas-tugas masa remaja menurut

Havighurts yang dikutip oleh Hurlock (1980) antara lain :

Page 96: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

96

a) Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan teman

sebaya baik laki-laki maupun perempuan

b) Dapat berperan sosial yang sesuai, baik peranannya sebagai laki-laki

c) Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya dengan

baik

d) Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai dengan

tanggung jawab sosial.

e) Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa lainnya.

3. Orientasi Masalah

Pelayanan bimbingan dan konseling harus menekankan penanganannya pada

masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor jangan sampai terperangkap

kepada masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien. Hal ini identik

dengan „asas kekinian‟ (Priyatno, 1985). Artinya pembahasan masalah difokuskan

pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien.

K. Kode Etik Bimbingan dan Konseling

Bimo Walgito (2009) mengemukakan beberapa butir rumusan kode etik

bimbingan dan konseling sebagai berikut :

1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang pembimbing

dan penyuluhan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.

2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil

yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannyaatau wewenangnya.

3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung berkaitan dengan kehidupan pribadi

orang seperti telah dikemukakan maka seorang pembimbing harus :

a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.

b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.

c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien.

d. Pembimbing tidak diperkenankan:

1) Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.

2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.

3) Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak

baik bagi klien.

4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien tersebut.

Page 97: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

97

5) Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar

keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam

melaksanakan bimbingan dan konseling.

6) Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang

memerlukan pengabdian penuh.

Di samping rumusan tersebut, pada kesempatan ini dikemukakan rumusan kode etik

bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia,

yang dikutip oleh Syahril dan Riska Ahmad (2006), yaitu:

1. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi, integritas, dan keyakinan klien.

2. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi

pembimbing/konselor sendiri.

3. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku bangsa, warna

kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya.

4. Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata berusaha untuk

mengerti kekurangan-kekurangannya dan prasangka-prasangka yang ada pada

dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan

serta merugikan klien.

5. Pembimbing/konselor mempunyai serta memperlihatkansifat-sifat rendah hati,

sederhana, sabar,tertib, dan percaya pada paham hidup sehat.

6. Pembimbing/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang diberikan

padanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah laku profesional

sebagaimana dikemukakan dalam kode etik bimbingan dan konseling.

7. Pembibingan/konselor memiliki sifat tanggung jawab, baik terhadap lembaga dan

orang-orang yang dilayani maupun terhadap profesinya.

8. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi mungkin.

9. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai tentang

hakikat dantingkah laku orang, serta tentang teknik dan prosedur layanan

bimbingan guna memberikan layanan dengan sebaik-baiknya.

10. Seluruh catatan tentang diri klien merupakan informasi yang bersifat rahasia, dan

pembimbing menjaga kerahasiaan ini.

11. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan

menafsirkan hasilnya.

Page 98: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

98

12. Testing psikologi baru diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan lain yang

membutuhkan data tentang sifat atau diri kepribadian seperti taraf inteligensi,

minat, bakat, dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri pribadi seseorang.

13. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan informasi lainnya yang

diperoleh dari sumber lain, serta harus diperlakukan setaraf dengan informasi

lainnya itu.

14. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan

digunakannya tes psikologi dan hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien.

15. Hasil tes psikologi harus di beritahukan kepada klien dengan disertai dengan

alasan-alasan tentang kegiatannya dan hasil tersebut dapat diberitahukan pada

pihak lain, sejauh pihak yang diberitahu itu ada hubungannya dengan usaha

bantuan pada klien dan tidak merugikan klien sendiri.

L. Program Bimbingan Dan Pelaksanaannya

Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bilamana

dimulai adanya program yang disusun dengan baik. Program berisi rencana kegiatan

yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan konseling. Program

bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu : (1) faktor pelaksanaan atau orang yang

akan memberikan bimbingan dan (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan

perlengkapan,metode, bentuk layanan siswa-siswi,dan sebagainya, yang mempunyai

kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu Ahmadi,1977).

Pelayanan bimbingan di Sekolah/Madrasah merupakan usaha mambantu peserta

didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,

serta perencaaan pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi

pengembangan peserta didik, secara individual atau kelompok, sesuai kebutuhan

potensi, bakat, minat, serta perkembangan peluang-peluang yang dimiliki.

Pelayanan ini juga mambantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah

yang dihadapi peserta didik. Tohorin (2007:259) mengemukakan bahwa “Program

bimbingan dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.” Rancangan atau terancang kegiatan

tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu

tertentu.

Page 99: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

99

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak akan berjalan efisien

sesuai kebutuhan keadaan siswa jika dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem

pengelolaan (manajemen) yang bermutu, artinya dilakukan secara sistematis jelas dan

terarah.

Penyusunan program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan

penting dalam keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah. Dewa Ketut

Sukardi dan Desak Made Sumiati (1995:2) mengemukakan bahwa: “Penyusunan

program bimbingan dan konseling disekolah hendaknya berdasarkan masalah-masalah

yang dihadapi oleh siswa serta kebutuhan-kebutuhan siswa dalam mereka mencapai

tujuan pendidikan yaitu kedewasaan siswa itu sendiri.” Berdasarkan hal tesebut di atas,

maka perlulah disusun program bimbingan di sekolah agar usaha layanan bimbingan di

sekolah betul berdaya guna dan berhasil guna serta tepat sasaran.

Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa program

bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan,

seperti diantaranya: memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha,biaya

dengan menghindari kesalahan-kesalahan, dan usaha coba-coba yang tidak

menguntungkan.

1. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan

Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti

dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya

(1985) seperti berikut :

a) Tahap Persiapan

b) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk

oleh pemimpin sekolah

c) Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan.

d) Pembentukan panitia penyelenggara program.

e) Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya

dirumuskan dan diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada.

f) Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merumuskan

masalah-masalah yang dihadapi.

Di samping rumusan tentang langkah-langkah penyusunan program bimbingan

sebagaimana dikemukakan itu, berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah

penyusunan program bimbingan yang sederhana, yaitu :

Page 100: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

100

a) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sekolah terutama yang ada kaitannya

dengan bimbingan.

b) Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan

yang akan dilakukan, dan menyusun konsep program bimbingan yang akan

dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

c) Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah dan bila perlu

mengundang personel sekolah.

d) Penyempurnaan konsep program yang telah di bahas bersama kepala sekolah.

e) Pelaksanaan program yang telah direncanakan

f) Evaluasi

g) Revisi

2. Variasi Program Bimbingan Belajar Menurut Jenjang Pendidikan

Winkel memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menyusun

program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, yaitu :

a) Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu

b) Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik

c) Menyusun pola dasar sebagi pedoman dalam memberikan layanan

d) Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan

e) Menentukan bentuk bimbingan yang diutamakan

f) Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan.

Berdasarkan rambu-rambu tersebut, program bimbingan untuk masing-masing

jenjang pendidikan dapat dirumuskan dengan tepat sesuai karakteristiknya, yaitu :

1) Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Layanan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak hendaknya ditekankan

pada :

a) Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan keharmonisan dalam

menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya.

b) Bimbingan pribadi.

Di samping itu, bimbingan untuk taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.

2) Program Bimbingan di Sekolah Dasar

Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa sekolah dasar lebih

menekankan pada usaha pencapaian tugas-tugas perkembangan mereka antara lain

Page 101: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

101

mengatur kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-

cara yang dapat diterima oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya,

mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan

membentuk kata hati (Winkel, 1991).

Gibson dan Mitchell (1981) mengemukakan beberapa factor yang harus

dipertimbangkan, seperti :

a) Menekankan pada aktivitas-aktivitas belajar.

b) Masih menggunakan sistem guru kelas.

c) Kecenderungan anak bergantung pada teman sebayanya.

d) Minat orang tua dominan mempengaruhi nilai kehidupan anak.

e) Masalah-masalah yang timbul di SD tidak terlalu kompleks.

3) Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Dalam hal ini, Winkel(1991) mengemukakan tugas-tugas perkembangan untuk

siswa/anak pada tingkat SMP antara lain; menerima peranannya sebagai pria atau

wanita,memperjuangkan taraf kebebasan yang wajar dari orang tua serta orang dewasa.

Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian

tugas-tugas perkembangannya. Secara garis besar program bimbingan dan konseling di

SMP hendaknya berorientasi kepada:

a) Bimbingan belajar

b) Bimbingan hubungan sosial

c) Membentuk kelompok sebaya (peer group)

d) Tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun

e) Bimbingan karir

4) Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Cole (1959) mengemukakan beberapa tugas-tugas perkembangan pada usia

remaja (siswa SLTA), yaitu bertujuan untuk mencapai: (1) kematangan emosional, (2)

kemantapan minat terhadap lawan jenis, (3) kematangan sosial.

Program bimbingan dan konseling di SLTA hendaknya dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, sehingga mereka dapat mencapai

tugas-tugas perkembangan dengan baik. Oleh sebab itu, program bimbingan di SLTA

berorientasi pada:

a) Hubungan sosial

b) Pemberian infoemasi pendidikan dan jabatan

Page 102: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

102

c) Bimbingan cara belajar

5) Program Bimbingan di Perguruan Tinggi

Tugas-tugas perkembangan pada usia dewasa menuntut seseorang untuk lebih

mandiri, dan bersikap disiplin. Mereka dituntut untuk mampu mengembangkan sikap

membina ilmu demi kemajuan bangsanya(Winkel, 1991). Efektivitas dan efesiensi

program bimbingan dapat terwujud bila diarahkan kepada masalah-masalah. Oleh

sebab itu, program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya berorientasi kepada :

a) Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat akademik

b) Hubungan sosial dan hubungan muda-mudi.

3. Tenaga Bimbingan di Sekolah Beserta Fungsi dan Peranannya

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan

konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah

(Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya 1985). Dengan demikian, diperlukan adanya

keterpaduan dan kebersamaan di antara personel sekolah dalam pelaksanaan

bimbingan.

1) Kepala Sekolah

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, kepala sekolah

mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Membuat rencana atau program sekolah secara menyeluruh.

b. Mendelegasikan tanggung jawab tertentu dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling.

c. Mengawasi pelaksanaan program.

d. Melengkapi dan menyediakan kebutuhan fasilitas bimbingan dan konseling.

e. Mempertanggungjawabkan program tersebut baik di dalam maupun di luar

sekolah.

f. Mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga dalam rangka kerjasama

pelaksanaan bimbingan.

g. Mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan kegiatan – kegiatan lainnya.

2) Penyuluh Pendidikan (Konselor Sekolah)

Peran dan tugas konselor di sekolah dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah :

a. Menyusun program bimbingan dan konseling bersma kepala sekolah

b. Bertanggung jawab terhadap jalannya program

Page 103: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

103

c. Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari

d. Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah

e. Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan

f. Menganalisis dan menafsirkan data siswa

g. Menyelenggarakan pertemuan staf

h. Melaksanakan bimbingan kelompok dan konseling individual

i. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa

j. Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan

bimbingan dan konseling.

k. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa

l. Menyelenggarakan pembicaraan kasus

m. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling

n. Melakukan studi kelayakan

o. Berkolaborasi dengan guru mata pelaajran

p. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling.

3) Wali Kelas

Peran dan tanggung jawab wali kelas adalah :

a. Mengumpulkan data tentang siswa

b. Menyelenggarakan bimbingan kelompok

c. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa

d. Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari

e. Mengobservasi kegiatan siswa di rumah

f. Mengadakan kegiatan orientasi

g. Memberikan penerangan

h. Memantau hubungan sosial siswa dengan individu lainnya dari berbagai

segi.

i. Bekerja sama dengan konselor dalam mengadakan pemeriksaan

j. Mengidentifikasikan siswa yang memerlukan bantuan.

k. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik.

4) Guru/Pengajar

Tugas dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah :

a. Turut serta aktif dalam membantu melaksanakan kegiatan program BK.

Page 104: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

104

b. Memberikan informasi mengenai siswa kepada staf bimbingan dan

konseling.

c. Memberikan informasi kepada siswa.

d. Meneliti kesulitan dan kemajuan siswa.

e. Memberikan layanan intruksional (pengajaran).

f. Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa.

g. Mengidentifikasi bakat siswa.

h. Menilai hasil belajar siswa

i. Berpartisipasi dalam penemuan kasus

j. Mengirimkan masalah siswanya yang tidak selesai kepada konselor.

k. Bekerja sama dengan konselor mengumpulkan data siswa dan

mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi

l. Membantu memecahkan masalah siswa

5) Petugas Administrasi

Tugas dan tanggung jawab petugas administrasi dalam kegiatan bimbingan dan

konseling adalah :

a. Mengisi kartu pribadi siswa.

b. Menyimpan catatan-catatan dan data lainnya.

c. Menyelesaikan laporan dan pengumpulan data tentang siswa.

d. Mengirim dan menerima surat panggilan dan pemberitahuan.

e. Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan data siswa.

4. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan tanggung

jawab kepala sekolah. Program bimbingan di sekolah merupakan bagian yang

terintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan. Dalam kurikulum SMA tahun 1975

buku III C dinyatakan bahwa kepala sekolah berperan langasung sebagai koordinator

bimbingan dan berwenang untuk menentukan garis kebijaksanaan bimbingan,

sedangkan konselor merupakan pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab

kepada kepala sekolah.

5. Mekanisme Implementasi Program Bimbingan dan Konseling

Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah, konselor

beserta personel sekolah perlu memperhatikan komponen kegiatan sebagai berikut :

a. Komponen Pemrosesan Data

Page 105: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

105

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa aspek,

yaitu : (1) pengumpulan data, (2) pengkklasifikasian, (3) pendokumentasian, (4)

penyimpanan, (5) penyediaan data yang diperlukan, dan (6)penafsiran.

Data yang perlu diproses adalah tentang keadaan siswa di sekolah yang meliputi :

(a) kemampuan skolastik, (b) cita-cita, (c) hubungan sosial, (d) minat terhadap

mata pelajaran, (e) kebiasaan belajar, (f) kesehatan fisik, (g) pekerjaan orang tua,

(h) keadaan keluarga.

b. Komponen Kegiatan Pemberian Informasi

Komponen ini terdiri : (1) pemberian orientasi kehidupan sekolah kepada siswa.

(2) pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang dipandang

memerlukannya, (3) pemberian informasi jabatan kepada siswa, (4) pemberian

informasi pendidikan lanjutan.

c. Komponen Kegiatan Konseling

Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah yang sifatnya lebih

pribadi. Jika ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh petugas yang bersangkutan,

perlu di alih tangankan kepada pihak yang lebih ahli.

d. Komponen Pelaksana

Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor bersama guru

bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi peranannya masing-

masing.

e. Komponen Metode/Alat

Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan itu

adalah: angket kartu pribadi, konseling dan sebagainya.

f. Komponen Waktu Kegiatan

Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun pelajaran atau waktu lain

tergantung dari jenis atau macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

g. Komponen Sumber Data

Data yang diperlukan dapat diperoleh langsung dari siswa yang bersangkutan. Hal

ini tergantung atau jenis data yang diperlukan. Semua kegiatan ini dikoordinasikan

oleh konselor dan dipertanggungjawabkan kepada kepala sekolah.

6. Syarat-Syarat Pembimbing (Konselor) Sekolah

Page 106: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

106

Syarat-syarat petugas bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dipilih

berdasarkan kualifikasi: kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuan".

(Arifin dan Eti Kartikawai, 1994/1995).

1. Kepribadian

Seorang guru pembimbing dan konselor harus mempunyai kepribadian yang baik,

karena pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan sangat berkaitan

dengan pembentukan perilaku konseli. Melalui konseling diharapkan terbentuk

perilaku positif pada diri konseli. Hal ini akan terwujud jika bimbingan tersebut

dilakukan oleh orang yang berkepribadian baik berdasarkan norma-norma yang

ada.

Pada saat tertentu seorang konselor juga bisa menjadi idola bagi konseli dan uswah

hasanah. Aktualisasi syarat ini akan terwujud jika konselor mempunyai jiwa ihlas,

jujur, objektif dan simpatik serta senantiasa menjunjung tinggi kode etik profesi

pembimbing.

1) Seorang konselor sekolah di dalam mengadakan kontak dengan orang lain

harus memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu yang memiliki pemahaman

terhadap orang lain secara obyektif dan simpatik.

2) Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara baik dan

lancar.

3) Memahami batas kemampuan yang ada ada dirinya sendiri.

4) Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan sungguh-sungguh

dalam memberikan bantuan.

5) Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, social, dan fisik.

2. Pendidikan

Secara umum seorang konselor sekolah serendah-rendahnya memiliki ijazah

sarjana muda dari suatu pendidikan yang sah serta memenuhi syarat untuk menjadi

guru dalam jenjang pendidikan dimana ia ditugaskan.

1) Secara professional seorang konselor hendaknya memiliki pendidikan profesi

yaitu, jurusan bimbingan konseling Strata satu(S1), S2 atau S3. Atau sekurang-

kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan

konseling. Ia juga harus menguasai bidang-bidang tertentu diantaranya : Proses

konseling

2) Pemahaman individu

Page 107: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

107

3) Informasi dalam bidang pendidikan

4) Administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan

5) Prosedur penelitian dan penilaian bimbingan.

Guru pembimbing dan konseling atau konselor tidak saja harus memiliki ilmu

bimbingan dan konseling, tetapi juga harus memiliki ilmu-ilmu tentang

manusia dengan berbagai macam problermatikanya seperti ilmu psikologi,

ekonomi, sosiologi dan pedagogi. Ilmu-ilmu tersebut akan membantu dalam

penguasaan terhadap konsep, teori-teori tentang manusia dan problematikanya.

3. Pengalaman

Pengalaman konselor dalam bimbingan dan konseling sangat berpengaruh pada

keberhasilannya dalam melakukan tugasnya, sarjana BK strata dua yang belum

memiliki pengalaman luas tentu tidak akan lebih baik jika dibandingangkan dengan

yang strata S1atau DIII tapi telah berpengalaman kerja selama 10 atau 15 tahun. Selain

itu pengalaman pribadi konselor yang mengesankan juga turut membantu upayanya

dalam mencari alternative pemecahan masalah

4. Kemampuan

Kemampuan atau kompetensi dan keterampilan yang dimiliki oleh konselor

adalah satu keniscayaan. Tanpa adanya kemampuan dan keterampilan tidak mungkin

konselor dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Konselor dituntut untuk memiliki

berbagai keterampilan melaksanakan konseling. Guru pembimbing atau konselor harus

mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya

kekuatan pada diri seseorang, merasakan kekuatan jiwa apakah yang mendorong

seseorang berbuat, dan mendiagnosis persoalan siswa selanjutnya mengembangkan

potensi individu secara positif.(M.D. Dahlan, 1987).

M. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah

Peranan guru dalam bimbingan di sekolah dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :

(1) tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas dan (2) di luar kelas.

1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas

Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa fungsi

bimbingan dalam proses belajar-mengajar itu merupakan salah satu kompetensi guru

yang terpadu dalam keseluruhan pribadinya. Dan ada beberapa hal yang harus

Page 108: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

108

diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru

dan pembimbing.

a. Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa

memiliki potensi untuk dikembangkan dan maju serta mampu mengarahkan

dirinya sendiri untuk madiri.

b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.

c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.

d. Pemahaman siswa secara empatik.

e. Penerimaan siswa apa adanya.

f. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.

g. Penampilan diri secara asli

Abu Ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam

melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut :

a. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil

yang lebih baik.

b. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan

minatnya.

c. Mengusahakan siswa-siswa agar dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan

sikap, minat, dan pembawaannya.

d. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.

Di samping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas bimbingan dalam

proses pembelajaran seperti berikut :

a. Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar.

b. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada

murid dalam memecahkan masalah pribadi.

2. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Luar Kelas

Tugas-tugas guru dalam layanan bimbingan di luar kelas antara lain :

a. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)

b. Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa

c. Melakukan kunjungan rumah (home visit)

d. Menyelenggarakan kelompok belajar yang bermanfaat.

Bimbingan terhadap peserta didik bermasalah tetap menjadi perhatian bimbingan

dan konseling, namun perlu diingat bahwa tidak semua masalah peserta didik harus

Page 109: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

109

ditangani oleh Guru Pembimbing (konselor). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004)

mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang

menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :

a) Masalah (kasus) ringan, seperti : membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang

tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap

awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas

dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru

pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.

b) Masalah (kasus) sedang, seperti : gangguan emosional, berpacaran, dengan

perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena

gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas

sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru

pembimbing (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah,

ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi

kasus.

c) Masalah (kasus) berat, seperti : gangguan emosional berat, kecanduan alkohol

dan narkotika, pelaku kriminalitas, peserta didik hamil, percobaan bunuh diri,

perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal

(alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum

yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.

Proses Konseling

Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada

peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat

perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari

layanan bimbingan dan konseling.

Dalam prakteknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling harus

terlebih dahulu mengedepankan layanan-layanan yang bersifat pencegahan dan

Masalah peserta didik

Ringan

Sedang

Berat

Semua Guru/Wali Kelas

Guru Pembimbing

Alih Tangan Kasus

Page 110: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

110

pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih

diperlukan. Oleh karena itu, guru maupun konselor seyogyanya dapat menguasai

proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan kepada peserta

didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu :

1. Tahap Awal (Tahap Mendefinisikan Masalah)

Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai

konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu

dilakukan, diantaranya :

a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport).

Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas

bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan;

dan kegiatan.

b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri,

maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.

c. Membuat penaksiran dan perjajagan

Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang

bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi

klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

d. Menegosiasikan kontrak

Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi :

1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan

konselor tidak berkebaratan.

2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien.

3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung

jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan

konseling.

2. Tahap Inti (Tahap Kerja)

Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah

memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus

dilakukan, diantaranya :

a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam.

Page 111: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

111

Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif

baru terhadap masalah yang sedang dialaminya. Konselor melakukan reassessment

(penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang

dihadapi klien.

b. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

Hal ini bisa terjadi jika :

1) Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta

menampakan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah

yang dihadapinya.

2) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang

bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar

peduli terhadap klien.

c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.

Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak

konselor maupun klien.

3. Tahap Akhir (Tahap Perubahan dan Tindakan)

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :

a. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling

b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang

telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.

c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).

d. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;

a. Menurunnya kecemasan klien

b. Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis.

c. Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya.

d. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama

antara guru dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Rochman

Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) mengutip pendapat Miller yang mengatakan

bahwa:

Page 112: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

112

a. Proses belajar menjadi sangat efektif, apabila bahan yang dipelajari dikaitkan

langsung dengan tujuan-tujuan pribadi siswa.

b. Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, lebih peka

terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kelas.

c. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara

lebih nyata.

Berdasarkan pendapat tersebut, layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila

guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya

keterbatasan-keterbatasan dari kedua belah pihak, menuntut adanya kerjasama

tersebut.

Konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan :

1) Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa.

2) Keterbatasan konselor sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk

layanan.

Di lain pihak, guru juga mempunyai beberapa keterbatasan. Menurut Koestoer

Partowisastro (1982) keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain :

a. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-

macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan tugas itu.

b. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi di

tambah tugas yang banyak untuk memecahkan masalah-masalah siswa.

Di dalam menangani kasus-kasus tertentu, konselor perlu menghadirkan guru atau

pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Kegiatan semacam ini disebut dengan konferensi kasus (case conference). Bila guru

menemui masalah yang sudah berada di luar batas kewenangannya, guru dapat

mengalihtangankan masalah siswa tersebut kepada konselor.

Page 113: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

113

BAB VII

KEPRIBADIAN DAN PROFESIONALISME GURU

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki

karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian disebut sebagai sesuatu yang

abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan,

dan atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.

Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat

diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari

kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap

perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan

kepribadian seseorang.

Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut sebagai

pendidik yang baik atau sebaliknya. Sikap dan citra negatif dan berbagai penyebabnya

seharusnya dihindari oleh seorang guru. Para guru harus mencari jalan keluar atau

solusi mengenai cara meningkatkan kewibawaan dan dibutuhkan anak didik dan

masyarakat luas. Jangan sebaliknya.

Guru sebagai teladan bagi siswa-siswanya harus memiliki sikap dan kepribadian

utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan dalam seluruh segi kehidupan. Karenanya

guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif. Di samping

itu guru juga harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai tinggi terutama yang

diambil dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan, tidak

munafik. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mengetahui karakteristik

kepribadian guru. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan

teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan

tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat, ucapan, atau perintahnya)

dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya).

A. Karakteristik Guru

Karakter adalah watak, ciri khas seseorang sehingga ia berbeda dari orang lain

keseluruhan. Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Karena guru

Page 114: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

114

memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang

paling dekat dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru

merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pendidikan.

Saat ini guru dianggap sebuah profesi yang sejajar dengan profesi yang lain,

sehingga seorang guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Sifat-sifat (karakter) yang harus dimiliki guru:

1. Ikhlas dalam menyampaikan ilmu

Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia. Seorang guru haruslah mempunyai

niat yang ikhlas dalam memberikan didikan dan ajaran kepada anak didik. Hendaknya

dengan profesinya sebagai pendidik dan dengan keluasan ilmunya, guru hanya

bermaksud mendapatkan keridlaan Allah, mencapai dan menegakkan kebenaran; yakni

menyebarkan ke dalam akal anak-anak dan membimbing mereka sebagai para

pengikutnya. Segala sesuatu pasti akan mendapatkan ganjaran dari Allah.

2. Jujur

Hendaknya guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya. Tanda

kejujuran itu ialah menerapkan anjurannya itu pertama-tama pada dirinya sendiri. Jika

ilmu dengan amalnya telah sejalan, maka peserta didik akan mudah meniru dan

mengikutinya dalam setiap perkataan dan perbuataannya. Tetapi jika perbuatannya

bertentangan dengan seruannya, maka pada peserta didik timbul keengganan

mengamalkan apa yang diucapkan gurunya, bahkan mulai goyah kepercayaan kepada

perkataan gurunya; atau setidak-tidaknya merasa bahwa perkataan gurunya itu tidak

sungguh-sungguh.

3. Amanah

Guru mempunyai tanggung jawaba yang besar dalam menjalankan

profesinya.Seorang guru diharapkan untuk selalu dapat menjaga amanah dalam

memberikan pelajaran dan didikan kepada anak didik.

4. Wajib menyampaikan ilmu yang diperoleh

Guru diwajibkan untuk menyampaikan ilmu yang dia miliki karena

sesungguhnya kewajiban guru terhadap anak didik salah satunya adalah

menyampaikan ilmu.

5. Cerdas

Page 115: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

115

Seorang guru tidak hanya dituntut untuk pintar tetapi juga guru harus memiliki

kecerdasan dalam memberikan pelajaran kepada anak didik.

6. Rajin menambah dan memperbaharui ilmu pengetahuan yang dimiliki

Seiring dengan perkembangan zaman guru dituntut untuk selalu memperbaharui

ilmu yang dia miliki karena ilmu pada zaman sekarang sudah banyak mengalami

perkembangan dan pembaharuan. Hendaknya guru senantiasa membekali diri dengan

ilmu dan kesediaan membiasakan untuk terus mengkajinya.

7. Berani

Seorang guru dituntut untuk memiliki keberanian dalam menghadapi para

peserta didik. Guru tidak boleh takut dalam mengambil suatu tindakan. Guru harus

bisa mengambil suatu tindakan yang bijaksana dalam memecahkan suatu perkara

ataupun masalah tanpa harus harus merasa takut ataupun tertekan.

8. Sabar

Hendaknya guru bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada

anak-anak. Hal itu memerlukan latihan dan ulangan, bervariasi dalam menggunakan

metoda, serta melatih jiwa dalam memikul kesusahan.Dalam menghadapi anak didik,

guru senantiasa dituntut untuk dapat bersifat sabar kepada anak didik.Karena

sesungguhnya siswa memiliki kepribadian yang beraneka ragam dan tentunya tidak

semua mempunyai latarbelakang yang baik.Oleh sebab itu guru harus sabar dalam

mendidiknya.

B. Kepribadian Guru

Menurut Koetjaraningrat pengertian kepribadian adalah beberapa ciri watak yang

diperlihatkan seseorang secara lahir, konsistten, dan konsekuen dalam nertingkah laku,

sehingga individu memlliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain. Untuk

menjadi guru seseorang harus memiliki kepribadian yang kuat dan terpuji. Kepribadian

yang harus ada pada guru yakni, kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik dan berakhlaq mulia.

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai pribadi yang mereka

miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Prof.

Dr. Zakiah Daradjat mengatan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak

(ma‟nawi), sukar dilihat atau dketahi secara nyata, yang dapat diketahu adalah

penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam

Page 116: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

116

tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi persoalan atau

masalah baik yang ringan maupun yang berat. Kepribadian dapat menentukan apakah

guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau

penghancur bagi hari depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil

(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat

remaja).

Sebagai teladan, guru harus memliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan

idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan tehadap guru

sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang baik akan

mengurangi kewibawaannya dan kharisma secara perlahan libur dari jati diri. Arena

itu, kepribadian adalah masalah yang sangat sensitif sekali. Guru adalah mitra anak

didik dalam kebaikan, guru yang baik anak didikpun menjadi baik.Guru adalah

spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik. Ialah yang memberikan

santpan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlaq, dan membenarkannya, maka

menghormati guru berarti ,menghormati anak didik kita, menghargai guru bararti

penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah mereka hidup dan

berkembang, sekiranya setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap hidup

dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa, kenyataannya bahwa banyak sekali yang

dipelajari oleh siswa dari gurunya. Para siswa menyerap sikap-sikap gurunya,

merefleksikan perasaan-perasannya, menyerap keyakinan-keyakinannya, meniru

tingkah lakunya, dan mengutip pernyataan-pernyataannya. Pengalaman menunjukkan

bahwa masalah-masalah seperti motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan

hasrat belajar yang terus-menerus pada diri siswa yang bersumber dari kepribadian

guru.

Kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap siswa, maka guru perlu memiliki

ciri sebagai orang yang berpribadi matang dan sehat. Allport mengemukakan bahwa

ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian matang adalah:

a) Orang yang telah dewasa yang telah memiliki tujuan dan pedoman hidup

(philosophy of life), yaitu sekumpulan nilai yang ia yakini kebenarannya dan

menjadi pegangan dan pedoman hidupnya. Seorang guru yang telah dewasa tidak

mudah terombang-ambing karena telah punya pegangan yang jelas, ke mana akan

pergi, dan dengan cara mana akan pergi, dan dengan cara mana ia mencapainya.

Page 117: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

117

b) Orang dewasa adalah orang mampu melihat segala sesuatu secara objektif. Tidak

banyak dipengaruhi oleh subjektivitas dirinya. Mampu melihat dirinya dan orang

lain secra objektif, melihat kelebihan dan kekurangan dirinya dan juga orang lain.

Lebih dari itu ia mampu bertindak sesuai dengan hasil penglihatan tersebut.

c) Seorang dewasa adalah orang yang bisa bertanggung jawab. Orang dewasa adalah

orang yang telah memiliki kemerdekaan, kebebasan; tetapi sisi lain dari kebebasan

adalah tanggung jawab. Dia bebas menentukan arah hidupnya, perbuatannnya,

tetapi setelah berbuat ia dituntut bertanggung jawab. Guru harus terdiri atas orang

yang bisa bertanggug jawab atas segala perbuatannya. Perbuatan yang

bertanggung jawab adalah perbuatan yang berencana, yang dikaji terlebih dulu

sebelum dilakukan.

d) Memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi dan mampu menjauhi sikap

overact. Biasanya guru yang memiliki sifat ini mempunyai toleansi tinggi terhadap

frustasi, dan mau menerima apa adanya dalam dirinya.

e) Memiliki persepsi yang realistik terhadap kenyataan. Guru yang memilii sikap

berorientasi pada persoalan rill yang dihadapi, bukan hanya pada diri sendiri

semata.

Selain kepribadian matang atau dewasa orang juga memilik kepribadian yang

sehat, karakteristik yang harus dimilikinya, oleh E.B Hurlock, adalah sebagi berikut:

1) Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang kepribadiaanya sehat mampu

menilai dirinya sebagai mana adanya, baik mnyangkut kelebihan (kecerdasan dan

keterampilan) maupun kekurangannya (postur tubuh, wajah, keutuhan dan

kesehatan).

2) Mampu menilai situasi secara realistik. Individu seprti ini dapat menghadapi

kondisi ehidupan yang dialamiya secara realistik dan mau menerimanya secara

wajar dia juga tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai situasi yang

sempurna.

3) Berorientasi keluar. Inividu yang sehat memiliki orientrasi keluar dari dirinya.

Orang seperti ini bisanya respek dan empati terhadap orang lain, mempunyai

kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkunganya dan bersifat

fleksibel dalam berpikir.

Page 118: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

118

4) Di terima secara sosial. Individu yang dinilai positif oleh orang lain. Dia juga mau

berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sifat bersahabat dalam

berhungan dengan orang lain.

5) Bahagia. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan.

Kebahagiaan ini didukung oelh faktor-faktor pencapaian, prestasi, penerimaan dari

orang lain, persaan diintai atau disayangi orang lain.

C. Karakteristik Kepribadian Guru

Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Mengapa demikian?

Alasannya disamping ia berperan sebagai pembimbing, pembantu dan juga berperan

sebagai anutan. Karakteristik kepribadian guru meliputi: Fleksibilitas kognitif guru dan

Keterbukaan Psikologis pribadi guru

1. Fleksibiltas kognitif guru

Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan kemampuan berpikir

yang diikuti dengan tindakan yang memadai dalam situasi tertentu. Kebalikannya

adalah Frigiditas kognitif atau kekakuan ranah ciptanya ditandai dengan

kekurangmampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang

dihadapi.

Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan

beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki resistensi (daya tahan) terhadap

ketertutupan ranah cipta yang premature (terlampau dini) dalam pengamatan dan

pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu,

seorang guru yang fleksibel selalu berfikir kritis. Berfikir kritis (critical thinking)

adalah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat (reasonable reflective)

yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mengingkari atau

mempercayai sesuatu dan melakukan atau menghindari sesuatu ( Heger dan Kaye

1990).

2. Keterbukaan psikologis pribadi guru

Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas

seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri. Keterbukaan ini

merupakan dasar kompetensi professional (kemampuan dan kewenangan

melaksanakan tugas) keguruan yang dimiliki oleh setiap guru.

Page 119: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

119

Guru yang terbuka secara pskologis biasannya ditandai dengan kesediaannya yang

relative tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern

antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia

mau menerima kritik dengan ikhlas. Disamping itu ia juga memiliki empati

(empathy), yakni respon afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan

tertentu orang lain. Jika salah eorang muridnya diketahui sedang mengalami

kemalangan, umpamanya, maka ia turut bersedih dan menunjukkan simpati serta

berusaha memberi jalan keluar.

Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan

karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dalm hubungannya sebagai

direktur bejar (director of learning) selain sebagai anutan siswanya. Oleh karena

itu, hanya guru yang memiliki keterbukaan psikologis yang benar-benar dapat

diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar mengajar. Optimisme ini

muncul karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam berfikir dan bertindak

sesuai dengan kebutuhn para siswanya, bukan hanya kebutuhan itu sendiri.

D. Ciri-Ciri Kepribadian Guru Profesional

1. Fisik Dan Mental Guru

Guru adalah profesi yang paling sehat di antara semua profesi yang ada, termasuk

pengacara, dokter, pengusaha, dan lainnya. Kesehatan mental guru paling tinggi di

antara semua profesi. Peneliti dari South Florida mengatakan hal itu dikarenakan

profesi guru lebih dari sekedar pekerjaan, tapi merupakan sebuah panggilan. Para guru

mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang menyenangkan karena

langsung berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

The Gallup-Healthways Well-Being Index melakukan survei skala besar untuk

mengetahui hubungan antara profesi dan tingkat kesehatan. Dengan menggunakan

definisi sehat dari badan kesehatan dunia (WHO) yaitu keadaan fisik, mental, dan

sosial yang sehat dan sejahtera, peneliti menemukan bahwa guru adalah profesi yang

paling sehat. “Kami juga melalui saat-saat yang sulit di bidang pendidikan. Tapi

seorang guru yang baik selalu punya alasan untuk terus menjalankan profesinya tanpa

bisa dimengerti oleh orang lain,” kata Ned Oistacher, seorang guru dari Pompano

Beach High School business seperti dikutip Sunsentinel.

Page 120: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

120

Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa guru adalah profesi yang memiliki

tingkat kesehatan mental dan kelakuan yang paling tinggi, yaitu dengan skor 71,7

persen. Rahasia yang membuat guru tetap sehat adalah lingkungannya yang selalu

berhubungan dengan orang-orang muda. Selain harus memiliki standar atau

kompetensi profesional, seorang guru atau calon guru juga perlu memiliki standar

mental, spiritual, intekektual, fisik dan psikis, sebagai berikut:

a) Standar mental; guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi,

dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

b) Standar moral; guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang

tinggi.

c) Standar sosial; guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan

bergaul dengan masyarakat lingkungannya.

d) Standar spiritual; guru harus beriman dan bertakwa kepada Allah swt. yang

diwujudkan dalam ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

e) Standar intelektual; guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan

profesional.

f) Standar fisik; guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki

penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik, dan lingkungannya.

g) Standar psikis; guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan

jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas profesinya.

2. Keilmuan Dan Pengalaman

Sebagai guru yang profesional, guru perlu mempunyai ciri-ciri profesional

seperti berkemahiran. Kemahiran yang mesti dikuasi oleh guru adalah kemahiran

berfikir; kemahiran interpersonal, kemahiran komunikasi, kemahiran memimpin, serta

kemahiran berilmu, Lebih rinci sebagai berikut;

a) Kemahiran Berfikir

Pemikiran melibatkan pengelolaan operasi-operasi mental tertentu yang berlaku

dalam sistem kognitif seseorang yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah.

Pemikiran dilihat sebagai aktiviti psikologikal yang membolehkan manusia

melihat proses yang dialami dari berbagai perspektif bagi menyelesaikan

masalah dalam situasi yang sukar, (Dewey (1933) Edward de Bono (1976)). Dari

pandangan Islam, berfikir ialah fungsi akal yang memerhatikan tenaga supaya

Page 121: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

121

otak manusia dapat bekerja dan beroperasi. Ada dua kemahiran berfikir yang

harus dimiliki seorang pendidik, yaitu:

(11) Kemahiran Berfikir Secara Kritis. Dewey (1933), menyatakan pemikiran

kritis sebagai pemikiran reflektif yaitu memikir dengan mendalam dan

memberi pertimbangan yang serius tentang sesuatu. Pemikiran kritis

melibatkan tiga jenis aktiviti mental yaitu analisis, sintesis, dan penilaian;

(Taksonomi Bloom, 1956). Ennis mentakrifkan pemikiran kritis sebagai

„pemikiran reflektif‟ yang bertumpu kepada memutuskan sama ada sesuatu

kritis menggalakkan individu menganalisis penyataan-penyataan dengan

berhati-hati, mencari bukti yang sah sebelum membuat kesimpulan.

(12) Kemahiran Berfikir Secara Kreatif. Pemikiran kreatif ditakrifkan sebagai

kebolehan menggabungkan idea-idea bagi memenuhi sesuatu keperluan,

(Halpern,1984). Sebagai agen penggerak tamadun bangsa, guru perlu

sentiasa mencari ruang untuk merekayasa amalan mereka dalam menjamin

kualiti pendidikan. Kreativitas wujud hasil daripada peleburan masa,

penyediaan atau ketekunan memerlukan kosentrasi dan keazaman yang kuat.

Selain usaha dan masa, individu kreatif berani mengambil resiko mencapai

matlamat mereka dan menolak alternatif-alternatif yang ternyata karena

mereka ingin mencari yang lain dan luar biasa. Pemikiran kreatif melibatkan

kebolahan fleksibiliti (kelenturan) dan keaslian.

b) Kemahiran Interpersonal

Oleh karena guru merupakan teras penting dalam aspek pembangunan

pendidikan negara, guru seharusnya mempunyai berbagai ciri dan kemahiran-

kemahiran profesional. Antaranya ialah kemahiran interpersonal. Kemahiran

Interpersonal merupakan kemahiran antara insan.

Abdullah Hassan & Ainon, memfokuskan kemahiran interpersonal guru kepada

kemahiran berkomunikasi, kemahiran mendengar, kemahiran bertanya,

kemahiran berucap, maklum balas, unsur bahasa, mengubah sikap dan tingkah

laku, penampilan dan komunikasi bukan lisan.

Hubungan interpersonal adalah aspek penting yang perlu diketahui oleh guru.

Persoalannya sejauh manakah guru menguasainya adalah sesuatu yang subjektif

walaupun terdapat kaedah-kaedah serta panduan-panduan tertentu yang boleh

dipelajari oleh guru untuk menguasai kemahiran ini.

Page 122: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

122

Menurut Sarina dan Yusmini 2007, kepentingan kemahiran interpersonal ialah

ianya dapat melahirkan persefahaman yang baik antara guru dan pelajar serta

wujud rasa percaya mempercayai di kalangan mereka serta dapat memberi kesan

positif kepada proses pengajaran dan pembelajaran.

c) Kemahiran Komunikasi

Seorang guru yang profesional seharusnya memiliki atau mempunyai kemahiran

komunikasi yang baik. Komunikasi ialah satu asas perhubungan yang bertujuan

menyampaikan khabar, berita , mesej, pendapat atau maklumat kepada

pendengar.

Interaksi dan komunikasi yang hanya menggunakan akal atau hanya

menggunakan perasaan akan menjadi tidak berkesan. Guru atau siapa yang

berkomunikasi dengan berkesan akan menggunakan ke semua indera manusia

dengan bijaksana. Konsep ini adalah selaras dengan falsafah eksistensialisme

yang mengutamakan pengalaman yang diperoleh daripada indera seperti

penglihatan, rasa, dan sebagainya. Oleh karena itu selaras dengan tujuan faham

mazhab eksistensialisme adalah membolehkan setiap individu yakni guru dan

pelajar memperkembangkan sepenuhnya potensi yang dimiliki demi mencapai

objektif pengajaran dan pembelajaran.

d) Kemahiran Memimpin

Di dalam organisasi sebuah kelas di sekolah posisi guru berada di atas sekali.

Guru memainkan peranan sebagai guru kelas untuk membimbing para pelajar ke

arah kecemerlangan dari segi akademik, sahsiah, dan jasmani. Oleh karena itu

kemahiran dari segi memimpin perlu ada dalam diri seorang guru. Menurut

Kamus Dewan Edisi Empat definisi memimpin ialah melatih, mendidik atau

mengasuh supaya boleh berfikir sendiri. Kepimpinan boleh dimaksudkan sebagai

seni atau proses mempengaruhi kegiatan manusia yang berkaitan dengan tugas

mereka, supaya mereka terlibat dan berusaha ke arah keberkesanan dan

pencapaian matlamat organisasi (Rahmad 2005).

e) Kemahiran Berilmu

Kehidupan seorang guru adalah sinonim dengan ilmu. Lazimnya masyarakat

mengaitkan guru dengan tanggungjawab memberi ilmu tetapi hakikatnya guru

bukan sahaja bertanggungjawab mencurahkan ilmu kepada para pelajarnya

malah meningkatkan ilmu merupakan salah satu kemahiran yang perlu ada di

Page 123: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

123

dalam diri setiap guru sebelum ilmu yang ada itu dicurahkan kepada para

pelajarnya.

Ilmu dan pengetahuan guru sebagai seorang yang berautoriti tidak boleh

dipersoalkan. Oleh yang demikian, guru mesti menguasai ilmu dengan baik (Abu

Bakar & Ikhsan, 2008). Sikap proaktif, berdaya saing dan bersemangat kental dalam

melengkapkan diri dengan pelbagai disiplin ilmu dan berketerampilan perlu menjadi

amalan dan budaya hidup seorang pendidik (Wan Marzuki, 2008). Guru sebagai

penyebar sumber ilmu perlu memahami konsep ilmu yang sentiasa berkembang dan

pencarian ilmu baru di kalangan guru mesti diteruskan tanpa henti (Lokman, 2004).

Menurut Uzer Usman, Kompetensi profesional yang harus dipenuhi atau

dimiliki seorang guru atau calon guru adalah;

1. Menguasai landasan pendidikan, yakni mengenal tujuan pendidikan nasional

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, mengenal fungsi sekolah dalam

masyarkat, mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

2. Menguasai bahan pengajaran, yakni menguasai bahan pengajaran kurikulum

pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan pengayaan.

3. Menyusun program pengajaran, yakni menetapkan tujuan pembelajaran, memilih

dan mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi

belajar mengajar,memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai,

memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

4. Melaksanakan program pengajaran, yakni menciptakan iklim belajar yang tepat,

mengatur ruangan belajar, mengelola interaksi belajar mengajar.

5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, yakni menilai

prestasi murid untuk kepentingan pengajaran, menilai proses belajar mengajar

yang telah dilaksanakan.

3. Kemampuan Dan Keterampilan Serta Sertifikat

Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal

sebagai berikut:

(1) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya.

(2) Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya

serta cara mengajarnya kepada peserta didik.

Page 124: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

124

(3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai

cara evaluasi.

(4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan cara belajar

dari pengalamannya.

(5) Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan

profesinya

Thursthoen dalam Walgito (1990: 108) menjelaskan bahwa, sikap adalah

gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan

pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Berkowitz, dalam Azwar (2000:5)

menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor

kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka

sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang

(dislike), menurut dan melaksanakan atau menjauhi/menghindari sesuatu.

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah kecenderungan,

pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau

persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif

dan negatif dalam menghadapi suatu objek. Struktur sikap siswa terhadap konselor

terdiri dari tiga komponen yang terdiri atas:

(1) Komponen kognitif. Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan,

pandangan, dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan

bagaimana orang mempersepsi objek sikap.

(2) Komponen afektif. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi

seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa senang atau

tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen ini menunjukkan ke arah sikap yaitu positif dan negatif.

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap (Azwar, 2000:26), secara umum komponen afektif

disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun

pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila

dikaitkan dengan sikap.

(3) Komponen kognitif. Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang

untuk bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

Page 125: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

125

berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut di

atas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen

tersebut saling berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling

ketergantungan tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu,

maka melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman

terhadap objek sikap.

Katz (dalam Walgito, 1990:110) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat

fungsi, yaitu:

a) Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat.

Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap merupakan sarana untuk

mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat

digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat

membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif

terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat

dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap

tersebut. Fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana

manfaat objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai

fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan dapat

menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya.

b) Fungsi pertahanan ego.

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan

ego atau akunya. Sikap diambil seseorang pada waktu orang yang bersangkutan

terancam dalam keadaan dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak

sikapnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego.

c) Fungsi ekspresi nilai.

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk

mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekspresikan diri

seseorang akan mendapatkan kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya.

Dengan mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem nilai

yang ada pada individu yang bersangkutan.

d) Fungsi pengetahuan.

Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu mempunyai dorongan untuk

ingin tahu. Dengan pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang

Page 126: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

126

diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa

sehingga menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu

terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut objek

sikap yang bersangkutan.

Untuk mendapatkan pengakuan atas keprofesionalannya, maka seorang tenaga

pengajar dapat mengikuti sertifikasi. Sertifikasi dalam Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi di sini dapat diartikan sebagai

usaha pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji

kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi adalah uji

kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang

sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal

sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan

kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian

yang esensial dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah

ditetapkan dalam sertifikasi adalah sertifikat kompetensi pendidik.

Wibowo (Mulyasa, 2008:35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk

hal-hal sebagai berikut:

(1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga pendidikan.

(2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga

merusak citra pendidik dan tenaga pendidikan.

(3) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan

menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap

pelamar yang kompeten.

(4) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan.

(5) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan.

Page 127: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

127

Kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi guru, baik untuk lulusan

strata satu (S1) kependidikan maupun lulusan S1 non-kependidikan dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1) Lulusan program Sarjana kependidikan sudah mengalami pembentukan

kompetensi belajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan uji

kompetensi yang dilaksanakan oleh perpendidikan tinggi yang memiliki PPTK

(Program Pengadaan Tenaga Kependidikan) terakreditasi dan ditunjuk oleh

Ditjen Dikti, Depdiknas.

2) Lulusan Sarjana nonkependidikan harus terlebih dahulu mengikuti proses

pembentukan kompetensi mengajar pada perguruan tinggi yang memiliki

PPTK secara terstruktur. Setelah dinyatakan lulus dalam pembentukan

kompetensi mengajar, baru lulusan sarjana nonkependidikan boleh mengikuti

uji sertifikasi. Sedangkan lulusan program Sarjana kependidikan tentu sudah

mengalami proses pembentukan kompetensi mengajar, tetapi tetap diwajibkan

mengikuti uji kompetensi untuk mempeoleh serifikat kompetensi.

3) Penyelenggaraan program PKM dipersyaratkan adanya status lembaga

pendidikan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Sedangkan untuk

pelaksanaan uji kompetensi sebagai bentuk audit atau evaluasi kompetensi

mengajar guru harus dilaksanakan oleh LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan

ditetapkan oleh Dirjen Dikti, Depdiknas.

4) Peserta uji kompetensi yang telah dinyatakan lulus, baik yang berasal dari

lulusan Sarjana pendidikan maupun nonkependidikan diberikan sertifikat

kompetensi sebagai bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan untuk

melakukan praktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang

pendidikan tertentu.

5) Peserta uji kompetensi yang berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas

dalam interval waktu tertentu (10-15 tahun) sebagai bentuk kegiatan

penyegaran dan pemutakhiran kembali sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di samping itu,

kompetensi juga diperlukan bagi yang tidak melakukan tugas profesinya

sebagai guru dalam jangka waktu tertentu.

Proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya

harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekruitmen guru,

Page 128: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

128

pembinaan, dan peningkatan karir guru. Kesejahteraan guru dapt diukur dari gaji dan

insentif yang diperolehnya. Gaji guru di Indonesia ini masih relatif rendah jika

dibandingkan dengan negara lain di dunia. Rendahnya tunjangan kesejahteraan guru

bisa mempengaruhi kinerja guru, semangat pengabdian, dan juga upaya

mengembangkan profesionalismenya.

Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia nomor

20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat dapat

berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh

melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan simposium.

Namun, sertifikat kompetensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan lembaga

pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik untuk

tenaga kependidikan maupun nonkependidikan yang ingin memasuki profesi guru.

Menumbuhkembangkan kesadaran guru terhadap kode etik sebagai guru

profesional, serta mencintai tugasnya, dan bertanggung jawab untuk mencapai hasil

yang sebaik-baiknya.

Pengembangan karir guru terkait dengan profesionalisme dan daya tarik jabatan

guru memerlukan kebijakan sebagai berikut:

(1) Menumbuhkembangkan kesadaran guru terhadap kode etik sebagai guru

profesional, serta mencintai tugasnya, dan bertanggung jawab untuk mencapai

hasil yang sebaik-baiknya.

(2) Menyederhanakan prosedur dan penilaian kenaikan jabatan fungsional guru,

dan sedapat mungkin masyarakat dapat dimintai pendapatnya, agar hasilnya

lebih objektif.

(3) Beban yang tidak terkait dengan fungsi dan tugas guru sebaiknya dihilangkan,

karena akan mengganggu perhatian guru terhadap tugasnya.

(4) Pengangkatan kepala sekolah perlu dilakukan melalui seleksi yang ketat dan

adil, mempertimbangkan latar belakang mental dan prestasi kerja, serta

melibatkan orang tua murid dan masyarakat yang tergabung dalam komite

sekolah atau madrasah.

(5) Pengawasan kepada semua jenjang pendidikan harus dilaksanakan secara

teratur, terkendali, dan terus menerus dengan menggunakan paradigma

penilaian yang akademik.

Page 129: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

129

Proses sertifikasi selain dilakukan oleh LPTK dengan memberikan sertifikat

kompetensi, juga dilakukan dengan cara pendidikan dan latihan yang dilakukan oleh

lembaga uji kompetensi. Tujuan dari pendidikan dan latihan tersebut adalah untuk

meningkatkan kemampuan pengelolaan administrasi siswa dan pengelolaan kegiatan

belajar di kelas. Akhir dari kegiatan pendidikan dan latihan tersebut tentunya dilihat

dari nilai akhir yang diperoleh setelah dilakukan penilaian oleh asesor. Uji sertifikasi

dengan uji kompetensi dan diklat, keduanya sama-sama bertujuan untuk membentuk

seorang guru atau calon guru yang profesional, yang mengabdikan diri sepenu hati

demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.

GURU SEBAGAI TENAGA PENDIDIK HARUS PROFESIONAL

Apabila pekerjaan guru itu telah diakui sebagai suatu profesi, maka apakah

semua guru dapat digolongkan kepada petugasan profesional? Untuk itu, perlu kiranya

diketahui apa yang dpat dijadikan tolok ukur unjuk kerja yang profesional yang

merujuk kepada stnadar kemampuan dasar yang dikemukakan di atas itu?

Seseorang menampilkan unjuk kerja yang profesional apabila dia mampu

menampilkan keandalannya dalam melaksnakan tugasnya sebagai guru. Keandalan

kerja itu dapat dilihat dari segi:

1. Mengetahui, memahami, dan menerapkan apa yang harus dikerjakannya sebagai

guru.

2. Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaannya itu.

3. Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan

profesinya, dan menghormati profesi lain.

4. Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik,

mengajar dan melatih.

Sepuluh kemampuan dasar guru sebagai standar unjuk kerja guru, telah

diterapkan dalam rangka pengembangan program kurikulum pendidikan dan dalam

mengamati tingkat kemampuan guru kita dewasa ini. Untuk mengamati unjuk kerja

guru itu, Soedijarto (1982) merinci kesepuluh kemampuan dasar itu menjadi 17 gugus

pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profeional, yang kemudian dibaginya

menjadi empat gugu kemampuan profesional dan berbagai jenis kegiatan profesional.

Gugus-gugus pengetahuan dan penguasaan teknis dasar profesional terbagi

menjadi 17 yaitu sebagai berikut;

Page 130: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

130

1. Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi

(structure, concepts, dan ways of knowing)

2. Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar

3. Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan pelajar

4. Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar (umum maupun khusus)

5. Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar (umum dan khusus)

6. Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik

sebagai latar belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.

7. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturisasi

8. Pengetahuan dan penghayatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

9. Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar

10. Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya.

11. Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar

12. Penguasaan berbagai metode mengajar

13. Penguasaan teknik menyusun instrumen penilaian kemajuan belajar

14. Penguasaan tekanik perencanaan dan pengembangan program belajar mengajar

15. Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam

proses belajar mengajar

16. Pengetahuan tentang sistem pendidikan sebagai bagian terpadu dari sistem sosial

negara – bangsa

17. Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untuk kepentingan

proses pengambilan keputusan.

Ketujuh belas pengetahuan dan penguasaan teknis dasar profesional ini

kemudian dirangkumkan untuk menjadi kompetensi atau kemampuan dasar

profesional guru dan sekaligus program kegiatan-kegiatan profesional yang harus

dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Merencanakan program belajar dan mengajar, dengan kegiatan;

1.1) merumuskan tujuan tujuan instruksional

1.2) menguraikan deskripsi satuan bahasan

1.3) merancang kegiatan belajar mengajar

1.4) memilih media dan sumber belajar

1.5) menyusun instrumen evaluasi

Page 131: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

131

2. Melaksanakan dan memimpin proses belajar-mengajar, dengan kegiatan;

2.1) memimpin dan memimbimbing proses belajar mengajar

2.2) mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar

2.3) menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar

3. Menilai kemajuan belajar, dengan kegiatan;

3.1) memberikan skor atas hasil evaluasi

3.2) mentransformasikan skor menjadi nilai

3.3) menetapkan ranking

4. Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian

untuk memecahkan masalah profesional kependidikan, dengan kegiatan;

4.1) mengembangkan wawasan dan kreatif mengolah inovasi menjadi strategi

dalam pembelajaran

4.2) melakukan penelitian tindakan dan pengembangan kemampuan ilmiah

yang dimiliki

4.3) membuat keputusan dari hasil penilaian untuk dapat merubah,

memperbaiki, meningkatkan kemampuan peserta didik dengan tujuan akhir

pencapaian hasil belajar.

Dengan menggunakan standar unjuk kerja yang rinci itu, maka dapatlah diamati,

sampai di mana guru-guru kita telah memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan itu?

Dari pengamatan terhadap banyak kasus guru dalam melaksanakan tugas

profesionalnya itu dapat dideskripsikan kecenderungan unjuk kerja guru kita dan

teknis. Kadang-kadang, penerapan standar-standar itu cenderung untuk terlalu

mekanistik, kurang dilambari oleh penghayatan landasan konseptual yang mendalam.

Oleh sebab itu seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan

beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, yaitu sebagai berikut;

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi

pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan

sumber belajar yang bervariasi.

2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam

berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

Page 132: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

132

3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran

dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta

didik.

4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar

peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru

dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulangulang hingga tanggapan

peserta didik menjadi jelas.

6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara

mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan

cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,

mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual

agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya

untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan

perbaikan dan pengembangan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi

yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji

informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator,

dan pembimbing yang Iebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian guru

harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip

mengajar seperti telah diuraikan.

A. Guru Profesional Dapat Sebagai Contoh (Suri Tauladan)

Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan oleh peserta

didik harus dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang

dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai

pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik.

Page 133: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

133

Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri teladan) bagi peserta

didik, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang

pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi

teladan, yang dapat digugu dan ditiru. Seorang guru sangat berpengaruh

terhadap basil belajar yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya. Untuk itu,

apabila seseorang ingin menjadi guru yang profesional maka sudah seharusnya

ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis

melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun up grading dan/atau pelatihan

yang bersifat in service training dengan rekan-rekan sejawatnya.

Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui

peningkatan kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang kurang

efektif dapat segera terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka

perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan

akan berpengaruh pada cara belajar siswa, di antaranya sebagai berikut;

1) Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat

merasa puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi

(ceramah) dan terlalu mendominasi kegiatan belajar peserta didik.

2) Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi

kemudahan dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi

bantuan bagi peserta yang mendapat kesulitan belajar, dan pencipta

kondisi yang merangsang dan menantang peserta untuk berpikir dan

bekerja (melakukan).

3) Mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode

yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan

cara belajar peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak

mendengarkan dan menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar

kalau ada guru.

4) Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar

sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dan berke lompok,

percaya diri, terbuka untuk saling memberi dan menerima pendapat orang

lain, serta membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.

Page 134: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

134

B. Guru Profesional, Aktif, Kreatif Dan Efektif

Sebagai salah satu elemen tenaga kependidikan, seorang guru harus mampu

melaksanakan tugasnya secara profesional dengan selalu berpegang teguh pada etika

kerja, merdeka (bebas tekanan), produktif, efektif, efisien, dan inovatif, serta siap

melakukan pelayanan prima berdasarkan pada kaidah ilmu atau teori yang sistematis,

kewenangan profesional, pengakuan masyarakat.

(A) Guru Profesional

Sejak lama, guru memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam

masyarakat Indonesia, ada saatnya guru memiliki wibawa besar karena pekerjaannya

dikaitkan dengan kemampuan yang luar biasa di samping tidak ada kepedulian guru

terhadap balas jasa atau imbalan terhadap pekerjaannya itu.

Syaodih (1998) mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang cukup

penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut

dikemukakannya bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan pengembang

kurikulum bagi kelasnya. Karena guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum

yang terdepan, maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan

terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan

aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesionalisme guru. Hal tersebut lebih nampak lagi

dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijakan

otonomi daerah, karena di sini guru diberi kebebsan untuk memilih dan

mengembangkan materi standar dan kompetensi dasar sesuai dengan kondisi serta

kebutuhan daerah dan sekolah.

Simon dan Alexander (1980) telah merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di

negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran

guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik; yaitu: (1)

jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas,

dan (2) kualitas kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran yang

berkualitas.

Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil.

Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar

peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses

pembelajaran. Di samping itu, dapat dilihatdari gairah dan semangat mengajarnya serta

adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila

Page 135: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

135

pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta

didik ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan

tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.

Dalam pelaksanaan berbagai kebijakan yang di buat oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, guru dituntut untuk menjadi ahli penyebar informasi yang baik,

karena tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi kepada peserta didik.

Guru juga berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer) dan penilai

(evaluator) pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan

keterampilan yang mereka perlukan, haruslah ada ketergantungan terhadap materi

standar yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu diperlukan peran guru dari para guru,

mereka dituntut memiliki keterampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan

untuk mengorganisasikan materi standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan

pembentukan kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, guru harus kreatif,

inovatif, profesional, dan menyenangkan.

Permasalahan yang muncul untuk jabatan guru, dengan segudang tuntutan

kemampuan, kreativitas dan total layanan,sudahkan dipandang jabatan guru ini sebagai

suatu profesi? Pertanyaan ini muncul, karena guru itu sekaligus pendidik. Orang

menganggap siapapun dapat dan berhak mendidik. Ada pula sebagian orang yang

meragukan bahwa guru itu adalah suatu profesi, karena guru untuk jenjang pendidikan

tertentu mendapat pendidikan pada jenjang yang bukan sarjana, bahkan di didik pada

jenjang pendidikan menengah. Di samping itu, banyak orang yang mencari nafkah

dengan menjadi guru di sekolah-sekolah, padahal mereka tidak pernah mendapat

pendidikan khusus sebagai guru. Yang lebih mencolok lagi yaitu bahwa ada sebagian

orang yang menjadi guru tanpa pendidikan guru namun dapat melaksanakan tugasnya

sama atau bahkan lebih baik dari mereka yang berlatar belakang pendidikan guru.

Lebih baiknya bukan saja dalam hal penguasaan bahan ajar, melainkan juga dalam hal

metodologi dan sikapnya.

Untuk menjawab pertanyaan pokok di atas, kiranya perlu terlebih dahulu

memahami apa sebenarnya makna profesi dan petugas profesional itu sendiri.

Berdasarkan makna itu, dapatlah dirumuskan kriteria yang jelas untuk menentukan

suatu pekerjaan disebut sebagai suatu profesi. Didi Atmadilaga, menafsirkan makna

“profesi” sebagai ....wewenang praktek suatu kejuruan yang bersifat pelayanan pada

Page 136: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

136

kemanusiaan secara intelektual spesifik yang sangat tinggi, yang didukung oleh

penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap dan keterampilan teknik,

yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus, yang penyelenggaraannya

dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi ...., yang bersama memberikan ijin

praktek atau penolakan praktek dan kelayakan praktek dilindungi oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku, baik yang diawasi langsung oleh Pemerintah

maupun oleh asosiasi profesi yang bersangkutan.

Selanjutnya, Walter Johnson (1959) mengartikan petugas profesional sebagai

“....seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat

kesulitan lebih dari biasa, dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan

cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang berkadar tinggi.”

Dari definisi di atas dapat diangkat beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri

suatu profesi, yaitu sebagai berikut (Rochman Natawidjaya, 1989);

1) Ada standar unjuk kerja yang baku dan jelas.

2) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelaku-nya dengan program

dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki stnadar akademik yang memadai

dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan pengetahuan yang melandasi

profesi itu.

3) Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan

memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya

4) Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para pelaku-nya dalam

memperlakukan kliennya.

5) Ada sistem imbalan terhadap jasa layananya yang adil dan baku.

6) Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap pekerjaan

itu sebagai suatu profesi.

Dengan kriteria tersebut, dapatlah dilakukan penilaian apakah pekerjaan guru

itu suatu profesi, dan apakah guru itu seorang petugas profesional. Standar manakah

yang telah dipenuhi dan yang mana pula yang belum dipenuhi? Bagaimana cara untuk

mempertahankan dan mencapai standar-standar itu?

Secara konseptual dan umum, unjuk kerja guru itu mencakup aspek-aspek:

(b) kemampuan profesional, mencakup;

Page 137: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

137

1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus

diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya

itu.

2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan

keguruan.

3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

(c) kemampuan sosial, mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai

guru.

(d) kemampuan personal (pribadi), mencakup;

1) Penampilan, sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru,

dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2) Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut

oleh seorang guru.

3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi

para siswanya.

Standar-standar itu pada gilirannya di rinci secara lebih khusus menjadi 10

kemampuan dasar guru, atau sering di sebut 10 kompetensi guru, yakni:

2. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya

3. Pengelolaan program belajar-mengajar

4. Pengelolaan kelas

5. Penggunaan media dan sumber pembelajaran

6. Penguasaan landasan-landasan kependidikan

7. Pengelolaan interaksi belajar mengajar

8. Penilaian prestasi siswa

9. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan

10. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah

11. Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk

kepentingan peningkatan mutu pengajaran.

Selain itu guru profesional dituntut untuk memiliki tiga kemampuan:

1) Kemampuan kognitif, yaitu guru harus menguasai materi, metode, media dan

mampu merencanakan dan mengembangkankegiatan pembelajaran.

Page 138: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

138

2) Kemampuan afektif, yakni guru harus memilikiakhlak yang luhur, terjaga

prilakunya sehingga akan mampu menjadi model yang bisa diteladani oleh

siswanya.

3) Kemampuan psikomotorik, artinya guru dituntut memilki pengetahuan dan

kemampuan dalam mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan

nyata.

(B) Guru Aktif

Guru yang aktif dapat didefinisikan sebagai guru yang membantu siswa untuk

belajar. Guru mempunyai cara yang berbeda-beda dalam membantu siswa untuk

belajar. Cara tersebut dikenal dengan strategi. Strategi yang yang berpusat pada guru

lebih berfokus sebagai penyampai informasi. Sedangkan strategi yang berpusat pada

siswa lebih kepada perubahan dalam belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang

diinginkan dengan cara yang efektif.

Peran guru aktif adalah guru yang ikut terlibat berkontribusi terhadap

perkembangan yang terjadi pada pendidikan. Secara umum peran guru bertanggung

jawab atas rincian perencanaan kurikulum, isi program pengajaran dan strategi

pendidikan.

Tugas guru yang utama adalah sebagai penyampai informasi, namun tidak kalah

penting selain sebagai penyampai informasi guru hendaknya berperan sebagai panutan

terkhusus bagi siswanya, sebagai fasilitator, sebagaai penilai, sebagai perencana dan

sebagai pengembang sumber daya.

(C) Guru Kreatif

Semua orang mungkin bisa menjadi guru. Tetapi, menjadi guru yang memiliki

keahlian dalam mendidik perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang memadai,

dalam artian, menjadi guru profesional setidaknya memiliki standar minimal, yakni:

(1) memiliki kemampuan intelektual yang baik, (2) Memiliki kemampuan memahami

visi dan misi pendidikan nasional, (3) Memiliki keahlian mentransfer ilmu

pengetahuan kepada siswa secara efektif, (4) Memahami konsep perkembangan

psikologi anak didik, (5) Memiliki kemampuan mengorganisasi proses belajar, (6)

Memiliki kreativitas dan seni mendidik.

Page 139: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

139

Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas (1989) telah mengelompokan kedalam 4

kelompok besar Guru yang efektif, yaitu:

1. Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, dengan rincian:

a. Memiliki keterampilan antar personal, empati, penghargaan pada siswa dan

ketulusan.

b. Hubungan baik dengan siswa.

c. Mampu menerima, mengakui dan memperhatikan siswa secara tulus.

d. Menunjukan minat dan antusias tinggi dalam mengajar.

e. Mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerjasama antar kelompok

siswa.

f. Mampu melibatkan siswa dalam organisasi pembelajaran.

g. Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa.

h. Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas.

2. Memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran:

a. Kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki

perhatian, suka menyela.

b. Mampu bertanya/memberi tugas yang memerlukan cara berpikir yang berbeda

untuk siswa.

3. Memilki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan

penguatan:

a. Mampu memberikan umpan balik yang positif.

b. Mampu memberikan respon yang membantu siswa belajar.

c. Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban yang kurang memuaskan.

d. Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika di butuhkan.

4. Memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri:

a. Mampu menerapkan kurikulum dan metode belajar yang inovatif.

b. Mampu memperluas dan menambah wawasan pengetahuan mengenai metode

pembelajaran.

c. Mampu memanfaatkan perencanaan guru secara berkelompok untuk

menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang relevan.

Page 140: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

140

(D) Guru Efektif

Seorang guru dapat dikatakan sebagai guru yang efektif apabila guru tersebut

mempunyai kualitas. Kualitas guru mencangkup aspek afektif, perilaku dan kognitif.

Guru yang berkualitas akan mampu memberikan pengaruh positif atau berkualitas

pada siswa.

Total efektivitas guru melibatkan guru dan siswa. Efektifitas guru harus

melibatkan aspek perilaku, afektif dan kognitif dari semua guru dan siswa. Dalam

proses belajar mengajar melibakan kompetensi guru, kinerja guru, pengalaman siswa

dan hasil belajar siswa. Kompetensi guru meliputi kompetensi perilaku, afektif dan

kognitif. Kinerja guru adalah kinerja total guru yang merupakan kualitas dinamis guru

dalam proses pengajaran. Kualitas kinerja guru berhubungan secara positif dengan

kompetensi guru. Antara kompetensi guru dan kinerja guru dipengaruhi oleh

pengajaran eksternal misalnya faktor organisasi, kepemimpinan, lingkunggan sekilah

dan lain-lain. Pengalaman siswa merupakan pengalaman belajar total siswa dilihat

dari aspek perilaku, afektif dan kognitif.

Pengembangan profesional berhubungan dengan kinerja tinggi yang selalu

terfokus dan melayani strategi jangka panjang yang terencana dengan baik. Supaya

efektif dalam pengembangan profesional harus didasarkan pada strategi kurikuler dan

instruksional yang tinggi.

Guru efektif akan selalu;

1) memperdalam pengetahuan guru mata pelajaran yang diajarkan,

2) meningkatkan kemampuan mengajar dikelas,

3) mengikuti perkembangan bidang individu dan pendidikan umum,

4) menghasilkan dan menyuumbangkan pengetahuan baru ke profesi, dan

5) meningkatkan kemampuan untuk memonitor pekerjaan siswa, dalam rangka

memberikan umpan balik konstruktif kepada siswa dan tepat mengarahkan

mengajar.

Page 141: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

141

BAB VIII

SUPERVISI DAN EVALUASI

A. Supervisi

Menurut Kimball Wiles : “Kegiatan memimpin untuk memperbaiki pengajaran,

aktivitas yang berhubungan dengan pembangunan moral kerja, memperbaiki

hubungan-hubungan kemanusiaan, inservice education dan pengembangan kurikulum”

Menurut Evans: “Layanan bagi guru dalam perbaikan pengajaran, cara belajar, dan

perbaikan kurikulum” Menurut Gail: “Proses membantu guru memperkecil

kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar

yang ideal” Menurut Franset : “Kepemimpinan yang mendorong dan melibatkan

semua staf sekolah dalam bentuk belajar bersama mewujudkan program-program

sekolah yang lebih efektif”

Supervisi adalah usaha pemberian pembinaan dan bimbingan profesional kepada

guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajarnya. Franset:

“Kepemimpinan yang mendorong dan melibatkan semua staf sekolah dalam bentuk

belajar bersama mewujudkan program-program sekolah yang lebih efektif” Inspeksi

merupakan “kegiatan menyelidiki (kesalahan) para bawahan (guru) dalam

melaksanakan instruksi/perintah serta peraturan-peraturan dari atasan”.

B. Kegiatan-kegiatan yang Mirip dengan Supervisi

1. Inspeksi

Inspeksi berasal dari bahasa Belanda, yaitu inspectie. Yang berarti pengawasan.

Disini pelakunya disebut inspektur.

Yang dilakukan Inspektur pendidikan dalam melaksanakan pengawasan

disekolah adalah mengawasi masalah ketata usahaan, masalah kemuridan,

keuangan dan sebagainya sampai pada usaha melihat kelemahan pelaksanaan

sekolah.

2. Penilikan

Berbeda dengan inspeksi, penilikan mempunyai pengertian suatu kegiatan yang

bukan hanya mencari kesalahan objek pengawasan itu semata-mata, tetapi juga

Page 142: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

142

mencari hal-hal yang sudah baik, untuk dikembangkan lebih lanjut. Penilik ini

dipakai untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan diluar sekolah

3. Pengawas

Tugas seorang pengawas juga sama dengan penilik, yang membedakan adalah

Pengawas dipakai untuk menunjukkan tugas pada jalur pendidikan disekolah.

4. Monitoring

Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi atau

memantau proses perkembangan pelaksanaan program sekolah. Fokus

monitoring adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan

program sekolah, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya, fokus monitoring

adalah pada komponen proses pelaksanaan program, baik menyangkut proses

pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program,

maupun pengelolaan proses belajar mengajar disekolah.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,

menganalisis dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria tertentu untuk

pengambilan keputusan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program

sekolah mencapai sasaran yang diharapkan.

Dalam bidang pendidikan, supervisi tidak hanya kontrol/koreksi , tetapi juga

mengarahkan penentuan kondisi personil/material, sehingga tercipta situasi belajar

yang efektif.

Supervisi yang efektif, diarahkan kepada:

(1) Upaya membangkitkan semangat personal

(2) Upaya melengkapi peralatan

(3) Upaya mengembangkan suatu gagasan/ide-ide baru

(4) Upaya mengembangkan kemampuan personil

Aktivitas dalam supervisi:

a. Mengadakan orientasi (personal, program, fasilitas, lingkungan)

b. Mengadakan rapat dan diskusi

c. Melakukan observasi

d. Pertemuan individual dan kelompok

Page 143: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

143

e. Inservice training (peningkatan pengetahuan dalam bidang tertentu)

Empat tahap aktivitas supervisi:

a. Penelitian terhadap guru yang akan disupervisi

b. Penilaian keadaan guru berdasarkan hasil penelitian

c. Perbaikan (improvement)

d. Pembinaan

Siapa supervisor yang tepat?

Supervisor adalah seorang spesialis dalam bidang tertentu, dan seorang generalis di

dalam melakukan approach terhadap keseluruhan program sekolah

Kualitas seorang supervisor:

Intuisi yang baik

Ramah tamah

Tekun

Sifat humor, dan

Sabar

Ciri-ciri Supervisor pendidikan:

a. Berpengetahuan luas

b. Memahami rencana dan program sekolah yang akan di supervisi

c. Berwibawa dan memiliki kecakapan dalam „human relation‟

d. Memiliki sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati

e. Berkemauan keras dan rajin

C. Peran, Fungsi Dan Pelaksanaan Supervisi

Peran supervisi:

1. Koordinator

Dapat mengkoordinasi program belajar mengajar, tugas – tugas anggota staf sebagai

kegiatan yang berbeda – beda diantara guru. Contohnya mengkoordinasi tugas

belajar suatu mata pelajaran oleh berbagai guru.

Page 144: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

144

2. Konsultan

Dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru

baik secara individual maupun kelompok. Misalnya kesulitan dalam mengatasi anak

yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tahap

belajar

3. Pemimpin kelompok

Dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok,

pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional

guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan

keterampilan dan kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok (working for the group)

bekerja dengan kelompok (working with the group) dan bekerja melalui kelompok

(working through the group)

4. Evaluator

Dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar. Dapat menilai

kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menata dirinya sendiri. Ia

dibantu dalam merefleksikan dirinya, yaitu : konsep dirinya (self concept), ide /

cita-cita dirinya (self idea), realitas dirinya (self reality).

Fungsi Supervisi

1. Penelitian

Fungsi penelitian adalah mencari jalan keluar dari permasalahan yang berhubungan

sedang dihadapi, dan penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, yakni

merumuskan masalah yang akan diteliti, mengumpulkan data, mengolah data, dan

melakukan analisa, guna menarik suatu kesimpulan atas apa yang berkembang

dalam menyusun strategi keluar dari permasalahan diatas.

2. Penilaian

Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan,

seberapa besar telah dicapai dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara,

seperti test, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar siswa, melihat

perkembangan hasil penilaian sekolah serta prosedur lain yang berorientasi pada

peningkatan mutu pendidikan.

Page 145: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

145

3. Perbaikan

Fungsi perbaikan adalah mengacu pada hasil penilaian. Berdasarkan hasil penilaian

tersebut, maka ditempuh beberapa prosedur perbaikan hasil kegiatan superfisi, yaitu

mengidentifikasi berbagai segi negatif yang merupakan kelemahan, kekurangan,

dan kemandegan; mengklasifikasi segi negatif tersebut untuk mengetahui mana

masalah yang serius dan mana masalah yang sederhana; lalu melakukan perbaikan

berdasarkan skala prioritas masalah.

4. Peningkatan

Fungsi peningkatan disini adalah upaya perbaikan sebagai proses

berkesinambungan yang dilakukan secara terus menerus.

Pelaksanaan Supervisi

1. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan berdasarkan atas filsafat

pancasila. Ini berarti seorang supervisor dalam melaksanakan bantuan untuk

perbaikan proses belajar mengajar harus di jiwai oleh penghayatan terhadap

nilai-nilai pancasila.

2. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan

di lakukan secara kreatif. Artinya, di dalam memecahkan masalah harus

digunakan kaidah ilmiah seperti berpikir logis, objektif, berdasarkan data yang

dapat diverifikasi , dan terbuka terhadap kritik.

3. Keberhasilan supervisi harus di nilai dari sejauh mana kegiatan tersebut

menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar

4. Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program

pengajaran

5. Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya

proses belajar mengajar yang efektif

C. Macam-macam Teknik Supervisi

1. Pendekatan Humanistik

Pendekatan humanistik adalah pendekatan yang sering dipakai dalam

melaksanakan supervisi. pendekatan humanistik ini timbul dari keyakinan

bahwa guru tidak dapat diperlakukan hanya sebagai alat untuk meningkatkan

kualitas belajar mengajar.

Page 146: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

146

Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus menerus

dan program supervisi harus dirancang mengikuti pola perkembangan itu.

Tugas supervisor adalah membimbing, sehingga semakin lama guru dapat

berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri.

Belajar harus dilakukan melalui pemahaman tentang pengalaman nyata yang

dialami secara riil. Dengan demikian guru harus mencari sendiri pengalaman itu

secara aktif.

Supervisor percaya bahwa guru mampu melakukan analisis dan memecahkan

masalah yang dihadapinya dalam tugas mengajarnya. Guru merasakan adanya

kebutuhan bahwa ia harus berkembang dan mengalami perubahan, selanjutnya

ia bersedia mengambil tanggung jawab terjadinya perubahan itu. Supervisor

hanya sebagai fasilitator dengan menggunakan struktur fomal sedikit mungkin.

Pada teknik supervisi ini, supervisor tidak menggunakan format yang standar,

tetapi tergantung pada kebutuhan gurunya. Mungkin ia hanya melakukan

observasi tanpa melakukan analisis dan interpretasi, mungkin dia hanya

mendengar tanpa membuat observasi atau mengatur penataran dengan memberi

sumber dan bahan belajar yang diminta guru.

Tahapan pada teknik humanistik adalah sebagai berikut :

1) Pembicaraan awal

Dalam pembicaraan awal, supervisor memulai pembicaraan agar guru

tersebut cerita apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan.

Pembicaraan ini dilakukan secara informal. Jika dalam pembicaraan ini guru

tidak meminta bantuan, maka proses supervisi akan berhenti. Ini yang

disebut dengan titik lanjutan atau berhenti (go-or-no-point).

2) Observasi

Jika guru memerlukan bantuan, maka tahap yang selanjutnya supervisor

lakukan adalah observasi kelas. Dalam observasi, supervisor masuk kelas

dan duduk dibelakang tanpa mengambil catatan. Ia mengamati kegiatan

kelas

3) Analisis dan interpretasi

Sesudah observasi, supervisor kembali ke kantor dan kemungkinan-

kemungkinan kekeliruan yang dilakukan guru dalam melaksanakan proses

belajar mengajar. Jika menurut supervisor guru telah menemukan jawaban,

Page 147: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

147

maka supervisor tidak akan memberikan nasihat jika tidak diminta. Apabila

diminta nasihat oleh guru, supervisor hanya melukiskan keadaan kelas tanpa

memberikan penilaian. Kemudian apakah yang dapat dilakukan oleh guru

tersebut untuk memperbaiki situasi tersebut. Apabila di minta saran,

supervisor akan memberikan kesempatan kepada guru untuk mencoba cara

lain yang kiranya tepat dalam upaya mengatasi kesulitannya

4) Pembicaraan akhir

Jika perbaikan telah dilakukan, guru dan supervisor mengadakan

pembicaraan akhir. Dalam pembicaraan akhir ini, supervisor berusaha

membicarakan apa yang sudah dicapai guru, dan menjawab kalau ada

pertanyaan dan menanyakan apakah guru tersebut memerlukan bantuan lagi

5) Laporan

Laporan disampaikan secara deskriptif dengan interpretasi berdasarkan

judgment supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah, atau

atas kepala sekolah (kakandep), untuk bahan perbaikan selanjutnya

2. Pendekatan kompetensi

Pendekatan kedua yang dapat digunakan dalam pelaksanaan supervisi adalah

pendekatan kompetensi. Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus

mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya.

Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah

membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh guru. Guru yang

tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor

adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara

bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar.

Situasi yang terstruktur ini antara lain meliputi adanya :

1. Defini tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap

kegiatan

2. Penilaian kemampuan mula guru dengan segala pirantinya

3. Program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci tentang

pelaksanaannya, dan

4. Monitoring kemajuan guru dan penilaian unntuk mengetahui apakah

program itu berhasil atau tidak

Page 148: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

148

Tahapan-tahapan dalam teknik kompetensi adalah sebagi berikut :

1) Menetapkan kriteria untuk kerja yang dikehendaki. Tugas serta tanggung

jawab yang diberikan untuk melakukan suatu kerja mengajar tertentu, harus

dispesifikasikan sedemikian rupa, sehingga tugas-tugas tersebut menjadi

cukup rinci dan menjadi lebih jelas bagi guru yang bersangkutan. Tugas ini

dapat diklasifikasikan menjadi komponen-komponen. Misalnya kompetensi

untuk mengajarkan matematika dapat diuraikan kedalam kompetensi yang

lebih rinci seperti kompetensi dalam membuat persiapan mengajar dengan

memakai lebih dari satu sumber, keterampilan mengelola kelas dimana

digunakan metode yang sesuai, atau keterampilan melakukan evaluasi

tentang reaksi siswa dalam belajar matematika dan sebagainya. Supervisor

dan guru kemudian menilainya untuk menetapkan tingkat kemampuan guru

dalam melaksanakan tugas tersebut pada waktu itu. Pengetahuan ini dipakai

untuk menentukan target supervisi yang akan datang.

2) Menetapkan target unjuk kerja. Dari komponen dan analisis kemampuan,

supervisor dan guru menentukan target yang akan dicapai. Target ini harus

dinyatakan dalam bentuk tujuan yang dapat diamati dan dapat diukur.

Dalam tahap ini pula telah disepakati secara garis besar bagaimana

pengukuran prestasi guru itu dilakukan

3) Menentukan aktivitas unjuk kerja. Pada waktu tujuan unjuk kerja disetujui,

maka langkah selanjutnya adalah mendiskusikan cara untuk mencapai tujuan

itu. Misalnya, apabila tujuan supervisi itu adalah untuk mengubah aspek

perilaku guru, maka harus dinyatakan secara jelas perubahan apa yang

dikehendakinya dan kegiatan apa yang digunakan untuk mencapai

perubahan itu. Apakah perubahan yang dikehendaki itu, apakah tentang

kemampuan guru untuk merencakan kegiatan belajar mengajar, atau

kemampuan guru untuk melakukan tugasnya dengan kreatif, atau

kemampuan guru dalam penguasaan bidang studi. Jika sudah jelas,

kemudian tentukan kegiatannya. Dalam kegiatan ini, harus jelas jenis,

jadwal, dan sumber yang perlu digunakan.

4) Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja. Dalam monitoring ini

supervisor mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi tentang

seberapa jauh pencapaian target yang telah disetujui. Dalam hal ini

Page 149: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

149

supervisor dan guru harus sepakat tentang data apa yang akan dikumpulkan,

kapan dikumpulkan dan bagaimana data itu dikumpulkan.

5) Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring. Menilai berarti menafsirkan

informasi yang telah diperoleh untuk menetapkan sampai dimana target

yang telah ditetapkan tercapai. Dalam hal ini perlu dilakukan penilaian diri

sendiri oleh guru dan kemudian dibandingkan dengan penilaian supervisor

terhadap unjuk kerja guru. Kegiatan ini merupakan kegiatan kolegial.

6) Pembicaraan akhir. Pembicaraan tentang hasil evaluasi merupakan langkah

yang penting. Pembicaraan ini menyangkut diskusi secara intensif tentang

pencapaian target, supervisor harus memusatkan perhatiannya untuk

membantu guru melihat secara positif hasil penilaian itu. Dalam

pembicaraan akhir ini harus dirumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan

untuk meningkatkan unjuk kerja yang menjadi tanggung jawab guru.

Instrumen supervisi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah format format

yang berisi : 1) tujuan supervisi, 2) target yang akan dicapai, 3) tugas supervisor

dan guru untuk meperbaiki unjuk kerja guru, 4) kriteria pencapaian target, 5)

pengumpulan data monitoring, dan 6) evaluasi dan tindak lanjut.

Analisi dilakukan secara berama-sama (kolaboratif) antara supervisor dan guru,

sehingga dicapai kesepakatan tentang status kompetensi guru setelah

pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini dilakukan melalui pembicaraan akhir.

3. Pendekatan Klinis

Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa proses belajar guru untuk

berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang

dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi

harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual.

Pendekatan ini mengkombinasikan target yang terstruktur dan pengembangan

pribadi.

Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru

yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu.

Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru

dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini

biasanya dipusatkan kepada penampilan mengajar guru berdasarkan hasil

observasi.

Page 150: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

150

Goldhammer, Anderson, Krajewski (1980) mengemukakan sembilan

karakteristik supervisi klinis, yaitu :

a) Merupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran

b) Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaran

c) Berorientasi pada tujuan, mengkombinasikan tujuan sekolah, dan

mengembangkan kebutuhan pribadi

d) Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan supervisor

e) Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian,

dukungan, dan komitmen untuk berkembang

f) Suatu usaha yang sistematik, namun memerlukan keluwesan dan perubahan

metodologi yang terus menerus

g) Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani kesenjangan

antara keadaan real dan ideal

h) Mengasumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan

dengan guru

i) Memerlukan latihan untuk supervisor

Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian

guru. Untuk itu, supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan

kepada guru yang meliputi antara lain :

a) Keterampilan mengamati dan memahami proses pengajaran secara analitis

b) Keterampilan menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan

bukti-bukti pengamatan yang jelas dan tepat

c) Keterampilan dalam pembaruan kurikulum, pelaksanaan, serta pencobaannya,

dan

d) Keterampilan dalam mengajar

Seperti telah disebutkan, sasaran supervisi klinis adalah perbaikan cara mengajar

bukan pengubahan kepribadian guru. Biasanya sasaran ini dioperasikan dalam sasaran-

sasaran yang lebih kecil, yaitu bagian keterampilan mengajar yang bersifat spesifik,

yang mempunyai arti sangat penting dalam proses mengajar. Analisis konstruktif

dilakukan untuk dapat secara tepat memberi penguatan (reinforcement) kepada pola

tingkah laku yang berhasil, dan mengarahkan serta tidak mencela atau menghukum

pola-pola tingkah laku yang belum sukses.

Page 151: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

151

Dalam supervisi klinis, guru dan supervisor adalah teman sejawat dalam memecahkan

masalah-masalah pengajaran diatas.

Sasaran supervisi klinis seringkali dipusatkan pada :

(a) Kesadaran dan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas mengajar

(b) Keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar (generic

skills), yang meliputi : keterampilan dalam menggunakan variasi dalam

mengajar dan menggunakan stimulasi, keterampilan melibatkan siswa dalam

proses belajar, serta keterampilan dalam mengelola kelas dan disiplin kelas.

Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu :

1) Tahap pembicaraan pra observasi

Tahap ini disebut juga pembicaraan pendahuluan. Dalam tahap ini guru dan

supervisor bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan

diobservasi atau dicatat. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan

supervisor untuk mengidentifikasi keterampilan mana yang memerlukan

perbaikan. Keterampilan yang dipilih kemuadian dioperasionalkan dalam

bentuk rumusan tingkah laku yang dapat diamati. Dalam pertemuan ini pula

dibicarakan dan ditentukan jenis data yang akan dicatat selama pelajaran

berlangsung. Pelaksanaan tahap ini memerlukan komunikasi terbuka, sehingga

tercipta ikatan kolegial antara supervisor dan guru dalam suasana kerjasama

yang harmonis. Secara teknis diperlukan lima langkah dalam pelaksanaan

pertemuan pendahuluan. Lima langkah itu adalah : (1) menciptakan suasana

akrab antara supervisor dengan guru, (2) melakukan tilik ulang rencana

pelajaran serta tujuan pelajaran, (3) melakukan tilik ulang komponen

keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati, (4) memilih atau

mengembangkan instrument observasi, dan (5) membicarakan bersama untuk

mendapatkan kesepakatan tentang instrumen observasi yang dipilih atau yang

dikembangkan.

2) Tahap Observasi

Pada tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang

dipilih dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih,

supervisor mengamati dan mencatat atau merekamnya.

Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa

dikelas serta interaksi antara guru dan siswa.

Page 152: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

152

3) Tahap analisis dan penetapan strategi

Supervisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap

ini adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan manajemen itu

meliputi isu apa yang akan mendapatkan pergantian, data mana yang dipakai

dalam pembicaraan, apa tujuan pembicaraan, dari mana mulainya, dan siapa

yang harus melakukannya. Dalam melakukan analisis, supervisor harus

menggunakan kategorisasi perilaku mengajar dan melihat data yang

dikumpulkan itu atas kategori yang ditetapkan.

4) Pembicaraan tentang hasil

Tujuan pertemuan alat pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan

kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya, memberikan imbalan

dan perasaan puas, mendefinisikan isu dalam mengajar, memberikan bantuan

kepada guru dalam memperbaiki teknik mengajar dan teknik mengembangkan

diri sendiri. Langkah utama dalam taham ini adalah (Bolla, 1985) :

(1) Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia

mengajar serta memberikan penguatan,

(2) Melakukan tilik ulang tujuan pelajaran,

(3) Melakukan tilik ulang target keterampilan serta perhatian utama guru,

(4) Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pengajaran berdasarkan target

dan perhatian utamanya,

(5) Menunjukkan data hasil rekman dan memberi kesempatan kepada guru

menafsirkan data tersebut,

(6) Menginterpretasikan data rekaman secara bersama,

(7) Menunjukkan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut,

(8) Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan

keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya telah terjadi atau

tercapai, dan

(9) Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-

hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

5) Analisis sesudah pembicaraan (post-conference)

Supervisor harus menilik ulang tentang apa yang telah dilakukan dalam

menetapkan kriteria perilaku mengajar yang ditetapkan dalam pra-observasi

dan kriteria yang dipakai supervisor dalam membantu guru. Kegiatan ini akan

Page 153: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

153

mudah dilakukan apabila supervisor mempunyai catatan yang lengkap tentang

proses kegiatan yang dilakukan, kalau mungkin kegiatan tersebut direkam.

D. Supervisi Sebagai Keterampilan Dalam Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan:

„Kepemimpinan yaitu kemampuan mempengaruhi tindakan perseorangan dan

atau kelompok yang menyebabkan baik individual maupun kelompok, maju kearah

tujuan tertentu”

Kepemimpinan tampak di dalam proses ketika:

Mengarahkan

Membimbing

Mempengaruhi/menguasai pikiran-pikiran, perasaan dan tingkah laku orang

lain kearah tujuan (goal)

2. Fungsi Kepemimpinan

a. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluar-kan

pendapat

b. Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif

c. Mendorong terjadinya pertemuan pendapat

d. Membantu menyelesaikan masalah

Peranan seorang pemimpin:

Sebagai pelaksana (executive)

Sebagai perencana (planner)

Sebagai seorang ahli (expert)

Mewakili kelompok dalam tindakan keluar

Mengawasi hubungan antar anggota kelompok

Bertindak sebagai pemberi ganjaran

Bertindak sebagai wasit dan penengah

Bagian dari kelompok

Merupakan lambang dari kelompok

Pemegang tanggungjawab

Sebagai pencipta

Bertindak sebagai seorang ayah/ibu

Siap sebagai „kambing hitam‟

Page 154: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

154

3. Tipe-tipe kepemimpinan

a. otokratis

b. laisses faire

c. demokratis

Fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting untuk diketahui oleh

para pimpinan pendidikan adalah:

a. menyusun rencana dan policy bersama

b. mengikutsertakan anggota-anggota kelompok

c. memberikan bantuan kepada anggota kelompok

d. membangkitkan dan memupuk semangat kelompok

e. mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan keputusan

f. mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab

g. mempertinggi daya kreatif

h. menghilangkan rasa malu dan rendah diri anggota kelompok

Kemampuan di dalam menerapkan konsep dan teknik supervisi akan lebih

mengarahkan para pemimpin untuk dapat memimpin secara lebih efektif. Sebagai

seorang pemimpin harus mempunyai rasa tanggungjawab terhadap kepemimpinannya.

I. Supervisi Sebagai Keterampilan Hubungan Antar Manusia

1. Pengertian „hubungan antar manusia‟ (human relation)

“Suatu lapangan dari kegiatan manajemen yang merupakan proses

pengintegrasian manusia ke dalam suatu situasi kerja, sehingga dapat didorong untuk

bekerjasama secara produktif guna memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, dan

rohaniah” Tujuan utama ajaran human relations adalah bagaimana dapat kembali

kesuatu kehidupan yang lebih seimbang.

Elton Mayo menyimpulkan bahwa kerjasama dalam suatu organi-sasi tidak

dapat diwujudkan dengan cara kebetulan, melainkan harus direncanakan secara baik

dan bertujuan. Masalah manusia hanya dapat diselesaikan dengan cara kemanu-siaan

dengan data dan alat berupa manusia.

2. Hubungan antar manusia dalam supervisi pendidikan

Seorang supervisor pendidikan harus dapat menemukan cara-cara bekerja

secara kooperatif yang efektif dengan partner kerjanya (guru dan kepala sekolah)

Untuk itu kerjasama diarahkan kepada:

a. mengembangkan pengertian tentang tujuan-tujuan pendidikan

Page 155: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

155

b. Kesediaan untuk menerima tanggungjawab

c. Kecakapan untuk memberi sumbangan secara efektif dan kreatif

d. Koordinasi untuk kepentingan usaha bersama

Bentuk kerjasama bagi fungsi-fungsi supervisi adalah:

a. kerjasama dalam merencanakan pekerjaan

b. kerjasama dalam membagi sumber-sumber tenaga dan tanggungjawab

c. kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas penting

d. kerjasama dalam menilai pelaksanaan prosedur serta penilaian hasil pekerjaan

Seorang supervisor harus dapat membantu anggota-anggotanya dalam kegiatan

kerjasama dengan menerapkan rasa kekeluargaan, loyalitas, antusiasme, dapat

dipercaya, dan kesanggupan bekerja sama. Untuk itu dalam hubungan kemanusiaan,

seorang supervisor hendaknya memiliki kemampuan di dalam:

a. memanfaatkan kekeliruan/kesalahan yang terjadi, untuk dijadikan pelajaran dan

perbaikan

b. membantu mengatasi kesulitan yang terjadi

c. mengarahkan anggota kelompok pada sikap yang demokratis

d. memupuk rasa saling hormat-menghormati

e. menghilangkan rasa curiga-mencurigai

II. Supervisi Sebagai Keterampilan Dalam Proses Kelompok

1. Pengertian

Martin dalam Roestiyah (1991) “Kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok

siswa (manusia) yang diorganisir untuk kepentingan belajar (tertentu). Dalam bidang

supervisi, kerja kelompok adalah keharusan karena menyangkut proses kerjasama.

Dengan kerjasama, seseorang akan merasa menjadi bagian dari kelompok-nya dalam

upaya mewujudkan tujuan.

2. Dasar Pengelompokan

a. perbedaan individual dalam kemampuan

b. perbedaan individual dalam minat

c. fasilitas yang tersedia

d. peningkatan partisipasi

e. pembagian pekerjaan

f. kerjasama yang efektif

Page 156: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

156

Kerja kelompok jangka pendek: „rapat kilat‟ dengan tujuan memecahkan

persoalan khusus. Kerja kelompok jangka panjang: tergantung pada luas dan

banyaknya tugas yang harus diselesaikan

Pengaruh terhadap hasil kerja kelompok

a. kecerdasan individual

b. hubungan emosional

c. familiaritas dalam masalah yang menjadi perhatian kelompok

d. familiaritas akan metoda-metoda kerja kelompok

3. Struktur kerja kelompok

Untuk memperoleh hasil yang baik di dalam kerja kelompok:

a. memberikan pengertian yang jelas mengenai tujuan dan kemajuan setiap bagian

b. mengadakan pembagian kerja

c. membagi tugas secara efisien

d. mendidik anggota dalam tugas-tugas baru

e. memotivasi kelompok

f. tingkat kesulitan tugas yang dihadapi

g. besarnya kelompok

h. besarnya persaingan antara kegiatan di luar kelompok dengan tugas kerja di

dalam kelompok

Metode interaksi kelompok:

a. panel

b. simposium

c. musyawarah kerja

d. seminar

e. forum

Tugas seorang supervisor:

memahami hakikat dari kelompok

memahami metode, bagaimana mewujudkan suatu tujuan bersama di dalam

proses kelompok

Fungsi dari pembinaan/supervisi yang dilakukan dalam proses kelompok:

a. mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok

b. menimbulkan dan memelihara sikap percaya diri dan saling memper-cayai

c. memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong

Page 157: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

157

d. memperbesar rasa tanggungjawab

e. bertindak bijaksana

f. menguasai teknik-teknik memimpin rapat/pertemuan

III. Supervisi Sebagai Keterampilan Pengelolaan SDM

Dalam bidang pendidikan, pengelolaan SDM berarti pengelolaan personalia

pendidikan, terdiri dari para guru dan para pegawai. Pengelolaan SDM/pengelolaan

personalia: manajemen yang menangani masalah-masalah kepegawaian dalam hal

perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan.

Sasaran pengelolaan SDM:

aspek perencanaan pegawai

pengadaan

pembinaan/pengembangan pegawai

promosi dan mutasi

pemberhentian pegawai

pensiun

kesejahteraan pegawai

Syarat SDM agar bekerja secara efektif dan efisien:

cerdas dan terampil

jumlahnya memadai sesuai kebutuhan organisasi, sehingga tercipta hasil yang

efisien, efektif, dan produktif

Supervisi sebagai keterampilan dalam pengelolaan SDM dihadapkan kepada

berbagai persoalan:

a. memilih personil yang memiliki syarat dan kecakapan yang diperlukan

b. menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai

c. mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya

kerja

IV. Supervisi Sebagai Keterampilan Dalam Evaluasi

1. Hakikat Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu fungsi administrasi pendidikan. Evaluasi

mencakup penilaian terhadap keseluruhan kegiatan yang berlandaskan pada tujuan

pendidikan. Dengan mengetahui arah tujuan evaluasi, maka dapat ditetapkan cara/

bentuk evaluasi yang tepat untuk dilaksanakan.

Page 158: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

158

2. Prinsip-prinsip evaluasi

a. prinsip integritas (keseluruhan)

b. prinsip kontinyuitas

c. prinsip obyektivitas

d. prinsip kooperatif

Evaluasi umumnya lebih subyektif dibandingkan dengan pengukuran, karena

evaluasi bergantung pada siapa yang menilai, bukan apa yang dinilai. Melalui

pengukuran dan evaluasi, para supervisor pendidikan dapat melakukan pengambilan

keputusan tentang:

bagaimana kebijaksanaan

bagaimana perencanaan, dan

bagaimana tindakan yang akan dan telah dilakukan

Dengan evaluasi, berbagai keterangan yang dibutuhkan bagi perbaikan dan

pengembangan kehidupan berorganisasi secara keseluruhan dapat diperoleh. Evaluasi

adalah sarana di dalam pengambilan keputusan terhadap persoalan saat ini dan

perbaikan di masa yang akan datang.

Seorang supervisor diharapkan mampu melaksanakan fungsi-fungsi dalam:

a. menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus

b. menguasai dan memiliki norma-norma yang digunakan sebagai kriteria

penilaian

c. menguasai teknik-teknik pengumpulan data

d. menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian untuk mengadakan

perbaikan-perbaikan.

PENILAIAN KINERJA GURU

A. Pendahuluan

Penilaian kinerja adalah merupakan suatu mekanisme untuk memastikan

bahwa setiap individu pada tiap-tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugasnya menurut

cara-cara yang diinginkan oleh organisasi. Ada beberapa alasan penting

diperlukannnya sistem penilaian kinerja bagi karyawan, dan dalam hal ini bagi guru

SMA, SMK dan SMLB di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni (1).

menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan tentang promosi, demosi

Page 159: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

159

dan gaji, (2). menyediakan kesempatan bagi atasan dan bawahan untuk bersama-sama

meninjau perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan, sebagai balikan tentang prestasi

kerjanya, dan (3). memungkinkan atasan-bawahan untuk menyusun suatu rencana

perbaikan bagi setiap inefisiensi, (4). mengenali kebutuhan guru akan pelatihan dan

pengembangan.

Untuk itu kriteria pengukuran dan penilaiannya harus dirancang dengan tepat,

karena hasil dari penilaian kinerja akan dapat :

1. membantu setiap guru untuk semakin banyak memahami peranannya dan

mengetahui dengan jelas fungsi-fungsinya,

2. merupakan instrumen penting dalam membantu tiap guru mengerti kekuatan dan

kelemahannya sendiri dalam kaitannya dengan peran dan fungsinya dalam

organisasi,

3. membantu mengenali kebutuhan-kebutuhan dan pengembangan setiap guru

berkenaan dengan fungsi dan perannya,

4. meningkatkan rasa kebersamaan antar masing-masing guru dan pejabat penyelia,

sehingga setiap karyawan senang bekerja, sekaligus menyumbangkan kemampuan

dan ketrampilannya sebanyak-banyaknya kepada organisasi,

5. merupakan mekanisme komunikasi untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang

dihadapi, serta usaha untuk mengatasinya,

6. merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi guru untuk mawas diri dan

menetapkan sasaran pribadi, sehingga dengan demikian terjadi pengembangan

yang direncanakan dan dimonitor sendiri,

7. membantu mempersiapkan guru untuk memegang pekerjaan pada jenjang jabatan

yang lebih tinggi dengan cara terus menerus memperkuat perkembangan perilaku

dan kualitas yang dibutuhkan bagi posisi yang lebih tinggi dalam organisasi,

8. merupakan instrumen dalam menciptakan sebuah iklim yang positif dan sehat

dalam organisasi yang menolong orang berusaha sekuat tenaga dan merasa senang

berbuat sesuatu,

9. membantu dalam berbagai keputusan kepegawaian dengan memberikan data

tentang guru secara berkala.

Dengan demikian dapat dilihat peranan penilaian kinerja bagi setiap individu

itu sangat penting dalam meningkatkan efektifitas kinerja individu yang pada

Page 160: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

160

gilirannya juga akan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi itu sendiri, artinya

sekaligus meningkatkan kualitas dan produktifitas profil organisasi secara keseluruhan.

Suatu sistem penilaian kinerja yang baik hendaknya mampu membantu guru

untuk semakin jelas memahami fungsi dan perannya dalam lingkungan penugasannya,

untuk kepentingan organisasi dan sekaligus untuk kepentingan guru itu sendiri. Oleh

karena itu, merupakan tanggung jawab dan kewajiban atasannya untuk menjelaskan

dan mendiskusikannya dengan bawahannya secara terbuka tentang apa-apa dan

bagaimana cara dan kriteria penilaian itu, sehingga faktor subyektif dan kecurigaan

dapat dieliminir semaksimal mungkin. Setiap guru menginginkan promosi yang jelas

dan pasti, menginginkan kenaikan gaji secara berkala, lingkungan kerja yang kondusif,

posisi yang dapat memberikan mereka kepuasan yang sebesar-besarnya, karenanya

logis, bila merekapun harus memberikan apa yang diinginkan organisasi dari mereka

untuk meningkatkan produktifitas, efektifitas dan efisiensi bagi kehidupan organisasi.

Berangkat dari pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas, maka

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi

memandang perlu merancang dan menyusun buku pedoman penilaian kinerja guru

SMA, SMK dan SMLB yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil baik yang

bertugas pada sekoah negeri maupun sekolah swasta yang berada dalam lingkungan

pembinaan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.

B. Dasar Legalitas

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

Page 161: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

161

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun

1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

9. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan

Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun

1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2005 tentang

Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru;

11. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001

tentang Bentuk Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD

Provinsi DKI Jakarta;

12. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 21 tahun

2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

C. Tujuan

Pedoman praktis penilaian kinerja guru ini dimaksudkan untuk menjadi

pedoman dan acuan yang rinci baik dari segi substansi maupun teknisnya, bagi guru

dan pejabat penilai serta birokrasi pendidikan yang mempunyai kewenangan dalam

pembinaan dan pengembangan guru, agar ada kesatuan bahasa dan pengertian dalam

melaksanakan manajemen penilaian kinerja guru.

D. Pengertian Umum

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan :

1. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disebut SMA adalah satu bentuk

satuan pendidikan menengah setelah SMP yang menyelenggarakan pendidikan

bagi anak usia 15 – 18 tahun pada jalur pendidikan formal, yang mempersiapkan

calon peserta didik untuk pendidikan tinggi dengan lama pendidikan 3 (tiga)

tahun.

2. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut SMK adalah satu bentuk

satuan pendidikan menengah setelah SMP yang menyelenggarakan pendidikan

Page 162: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

162

kejuruan bagi anak usia 15 – 18 tahun pada jalur pendidikan formal, yang

mempersiapkan calon tenaga kerja trampil dengan lama pendidikan 3 (tiga)

tahun.

3. Sekolah Menengah Luar Biasa Atas yang selanjutnya disebut SMLB adalah satu

bentuk satuan pendidikan menengah setelah SMP yang menyelenggarakan

pendidikan layanan khusus bagi anak yang secara fisik memiliki kekurangan atau

kelemahan (cacat) namun secara intelektual memiliki kemampuan yang tidak

jauh berbeda dengan peserta didik lainnya pada jalur pendidikan formal, yang

mempersiapkan calon peserta didik dengan lama pendidikan 3 (tiga) tahun.

4. Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang

secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan

belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan

pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

5. Penelusuran lulusan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran dan informasi yang menyeluruh mengenai tingkat keberhasilan lulusan

SMK, serta mencapai kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

6. Bimbingan Karir Kejuruan adalah bimbingan/layanan yang diberikan oleh guru

mata pelajaran kejuruan, dalam membentuk sikap dan pengembangan keahlian

profesi peserta didik agar mampu mengantisipasi potensi lapangan kerja.

7. Musyawarah Guru Mata Pelajaran selanjutnya disebut MGMP, atau Musyawarah

Guru Pembimbing selanjutnya disebut MGMP, adalah wadah kegiatan guru mata

pelajaran atau guru pembimbing dalam usaha meningkatkan kemampuan

profesional guru di bawah bimbingan Guru Inti dan bersifat mandiri.

8. Kriteria Penilaian adalah ukuran atau ketentuan yang harus digunakan bagi

penilai kegiatan atau prestasi kerja guru sebagai dasar untuk penetapan prestasi

kerja guru.

9. Prestasi Kerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai oleh seorang

guru dalam bidang tugasnya.

10. Akta Kependidikan adalah terdiri dari Akta I. Akta I, Akta III, Akta IV, dan Akta

V yang merupakan bukti bahwa seseorang yang memperoleh Akta Kependidikan

tersebut mempunyai kewenangan mengajar.

Page 163: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

163

11. Akta Kependidikan Yang Disamakan adalah akta yang melekat pada semua

lulusan Sarjana Muda/Sarjana IKIP, FKIP, STKIP sebelum ada Program Akta.

Lulusan tersebut di samping memiliki ijazah Sarjana Muda/Sarjana juga diakui

mempunyai Akta III/IV.

12. Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan, adalah upaya peningkatan dan atau

pemantapan wawasan, pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan yang sesuai

dengan profesi guru yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas guru.

13. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan adalah Surat Tanda

Tamat Pendidikan dan Pelatihan(STTPL) yang diperoleh guru karena mengikuti

pelatihan yang bermanfaat dalam pelaksanaan tugas guru.

14. Kegiatan ekstra kurikuler, adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa, yang

diatur oleh sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik,

mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan

minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

15. Melaksanakan dengan bimbingan, adalah sifat kewenangan guru dalam

melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam kegiatan proses

belajar mengajar atau bimbingan dan konseling yang masih memerlukan

bimbingan guru yang jenjang jabatannya lebih tinggi.

16. Melaksanakan, adalah sifat kewenangan guru dalam melaksanakan tugas,

wewenang dan tanggung jawab dalam kegiatan proses belajar mengajar atau

bimbingan dan konseling tanpa bimbingan guru yang jenjang jabatannya lebih

tinggi.

17. Membimbing, adalah sifat kewenangan guru untuk mengarahkan dan

membimbing guru pada jenjang jabatan tertentu dalam kegiatan proses belajar

mengajar atau bimbingan dan konseling.

18. DUPAK adalah Daftar Usul Penetapan Angka Kredit yang disampaikan oleh

guru untuk pengangkatan pertama kali dalam Jabatan Guru atau untuk kenaikan

Jabatan Guru setingkat lebih tinggi.

19. PAK adalah Penetapan Angka Kredit yang diterbitkan oleh Pejabat yang

berwenang untuk itu.

Page 164: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

164

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Hassan & Ainon Mohamad. Kemahiran Interpersonal Guru dalam

Perkembangan Psikologi Kanak-Kanak., Kemahiran Interpersonal Guru.

Bentong, Pahang: PTS Professional Publishing, 2002

Akhmad Sudrajat. Peranan Kepala Sekolah, Guru, Wali Kelas dalam Bimbingan

Konseling. Bandung: Alfabeta, 2008

Antonio, Muhammad Syafii, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager,

Teladan Sukses Dalam Hidup dan Bisnis, Jakarta: ProLM Center, 2008

Aqib, Zainal, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Bandung: Yrama

Widia, 2009

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta,

1993

Asmani, Jamal Ma‟mur, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif,

Jogjakarta: Diva Pers, 2014

Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke

Profesional Madani, Jakarta: Prenada Media Grup, 2011

Danim, Sudarwan, Tranformasi Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.

Depdiknas. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas: Jakarta, Direktorat

Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2012

Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional,

Surabaya, 1994

Harahap, Baharuddin. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya, 2003

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Pustaka Jaya, Jakarta, 1995

Kinchelo, Joe. L., Guru Sebagai Peneliti: Pemberdayaan Mutu Guru Dengan Metode

Panduan Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: IrCiSod, 2014

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

1994

Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yayasan Bhakti Winaya,

Bandung, 2003

Page 165: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

165

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

Popham, James & Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: Rineka

Cipta, 2008

Raka, Gede, dkk, Pendidikan Karakter Di Sekolah: Dari Gagasan Ke Tindakan,

Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002

Ramayulis, Profesi Dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013

Roestiyah, NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara, Jakarta, 1986

Rustandi, Achmad, Gaya Kepemimpinan: Pendekatan Bakat Situasional, Bandung:

Armiko, 1985

Safrudin Nurdin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta :Ciputra

Press, 2002

Samana, A. Profesionalisme Keguruan, Kanisius, Yogyakarta, 1994

Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1986

Soetjipto dan Rafis Rosasi. Profesi Keguruan. Jakarta :PT Rieneka Cipta, 2009

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo,

Bandung, 1989

Suharsini Arikunto. Manajemen Pengajran Secara Manusiawi. Jakarta :PT Rieneka

Cipta, 1993

Suherli Kusmana. Guru Profesional dalam Pengembangan Karakter, Jakarta:

Alphabeta, 2011

Sukardi, Dewa Ketut. Organisasi Administrasi Bimbingan & Konseling di Sekolah.

Surabaya : Usaha Nasional, 2003

Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan

Bhakti Winaya, 2003

Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional.

Bandung: Angkasa, 1993

Suyanto dan Asep Djihad, Bagaimana Menjadi Calon Guru Dan Guru Profesional.

Multi pressindo, Yogyakarta. 2012

Page 166: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

166

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam interaksi Edukatif. PT. Rineka

Cipta, Jakarta, 2000

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :PT

Rieneka Cipta, 1997

Udin Syafruddin Saud, Pengembangan Profesi Guru.Bandung: Alfabeta, 2009

Wijaya, H. ES dan Tabrani Rusyan, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Nine

Karya Jaya, Bandung, 1992

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, Bulan Bintang, Jakarta, 1980

Page 167: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

167

CONTOH-CONTOH SOAL

1. Secara umum “profesi” dimaknai sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan

pendidikan lanjutan di dalam …

A. manajemen terapan

B. komunikasi

C. ilmu pengetahuan keahlian dan teknologi

D. kepemimpinan

E. keahlian dan ketrampilan.

2. Wolmer & Mills, menyebutkan sakah satu criteria status professional adalah

memiliki :

A. pemimpin dalam bekerja

B. kode etik jabatan

C. organisasi pendukung

D. penilaian kinerja

E. supervisor jabatan.

3. UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan jenis-jenis tenaga kependidikan a.l. sbb,

kecuali : A. Guru

B. Kepala Sekolah

C. Pengawas Sekolah

D. Pustakawan

E. Laborant.

4. Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan S 1 dan pendidikan profesi,

bila diangkat menjadi guru, maka ia berhak mendapatkan jabatan sebagai …

A. Guru Utama

B. Guru Pembina

C. Guru Muda

D. Guru Madya

E. Guru Pertama.

5. Kemampuan untuk menelaah dan mengem bangkan kurikulum, serta

penguasaan materi pembelajaran, merupakan yang harus dimiliki seorang guru

berkenaan dengan kompetensi …

A. pedagogik dan kepribadian

B. pedagogik dan sosial

C. kepribadian dan Profesional

D. pedagogik dan professional

E. professional dan sosial.

6. Sertifikasi bagi guru yang belum menduduki jabatan sebagai guru, dilakukan

melalui ...

A. pendidikan profesi

B. uji sertifikasi

C. uji komptensi

D. diklat sertifikasi

E. penilaian portofolio.

Page 168: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

168

7. UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan untuk menjadi

guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, harus memiliki kompetensi

sbb, kecuali :

A. pedagogik

B. kepribadian

C. evaluasi pendidikan

D. profesioal

E. sosial.

8. Salah satu prinsip penting dalam menjamin pengaturan hal-hal yang berkenaan

dengan tugas keprofesionalan guru adalah adanya ...

A. Jaminan penghasilan yang ditentukan berdasakan prestasi kerja,

B. Organisasi profesi yang mandiri

C. System pembinaan karir jabatan

D. Pengakuan yang layak dan pantas

E. Perlindungan hukum dalam melaksana-kan tugas keprofesionalan.

9. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan 8 lingkup

standar nasional pendidikan. Manakah dari pernyataan berikut yang tidak

bersentuhan langsung dengan tugas professional guru ?

A. Standar isi

B. Standar proses

C. Standar kompetensi lulusan

D. Standar pembiayaan pendidikan

E. Standar penilaian.

10. Hak seorang guru yang dijamin oleh UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, a.l. adalah …

A. mengikuti pedidikan profesi

B. menciptakan suasana pendidikan yang kondusif

C. memberi teladan dalam melaaksanakan tugas profesi

D. memperoleh akses menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan

untuk menunjang kelancaran tugas

E. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

11. Prinsip profesionalitas lainnya adalah ”memiliki kesempatan untuk

mengembang kan keprofesionalan secara berkelanjutan”, dikaitkan dengan

”angka kredit jabatan fungsional guru”, makna mengembangkan

keprofesionalan, dapat diwujudkan melalui tugas ...

A. menjadi peserta dalam berbagai seminar ilmiah;

B. menjadi anggota asosiasi profesi;

C. menulis karya ilmiah hasil penelitian tindaan kelas;

D. melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar siswa.

E. melaksanakan program remedial.

12. Bagi guru yang telah menduduki jabatan tertentu dalam rangkaian jabatan

fungsional guru, syarat untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat di atasnya

Page 169: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

169

harus memenuhi jumlah angka kredit tertentu dengan perbandingan sebagai

berikut …

A. ≥ 90% Unsur Utama & ≤ 10 Penunjang

B. ≥ 80% Unsur Utama & ≤ 20 Penunjang

C. ≥ 70% Unsur Utama & ≤ 30 Penunjang

D. ≥ 60% Unsur Utama & ≤ 40 Penunjang

E. ≥ 50% Unsur Utama & ≤ 50 Penunjang

13. Perbedaan substansi dari quality control dan quality assurance dalam bidang

pendidikan adalah kalau quality control menunjuk pada kualitas hasil yang

telah dicapai, maka quality assurance menunjuk pada kualitas ...

A. input-nya D. feed back-nya

B. proses-nya E. keberlangsungannya

C. output-nya

14. Perlindungan terhadap tindakan kekerasan, ancaman dan perlakuan

diskriminatif dalam melaksankan tugas keprofesionalan adalah wujud dari

perlindungan ...

A. Jabatan D. keamanan

B. pekerjaan E. hukum

C. profesi

15. Pemberhentian guru “dengan hormat” dari jabatannya, dapat dilakukan apabila

A. melanggar sumpah/ janji jabatan

B. melanggar perjanjian kerja

C. melalaikan kewajiban selama satu bulan secara terus menerus

D. sakit jasmani dan/rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas terus

menerus selama 12 bulan

E. melaksanakan tindak pidana dengan ancaman hukuman 5 tahun atau lebih.

16. Pengawas sekolah merupakan salah satu elemen penting dalam melaksanakan

quality assurance pendidikan di sekolah. Salah satu syarat penting untuk

menjadi pengawas sekolah adalah telah menjadi guru dengan pengalaman …

A. minimal 4 tahun secara terus menerus

B. minimal 5 tahun secara terus menerus

C. minimal 6 tahun secara terus menerus

D. minimal 7 tahun secara terus menerus

E. minimal 8 tahun secara terus menerus

17. Tugas utama pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik dan

supervisi manajerial di sekolah. Makna supervisi akademik adalah membantu

guru dalam ….

A. menyusun silabi dan RPP

B. meningkatkan mutu pembelajaran

C. melaksanakan proses pembelajaran

D. menilai hasil pembelajaran siswa

E. melaksanakan remedial.

Page 170: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

170

18. Berikut adalah fungsi Kepala Sekolah … kecuali :

A. Inspector D. Climate maker

B. Leader E. Educator

C. Manager

19. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan motivatif, diperlukan Kepala Sekolah dengan

kemampuan yang unggul sebagai …

A. Inspektor D. Climate maker

B. Leader E. Educator

C. Manager

20. Guru senior yang berwenang memberikan bimbingan kepada guru yunior

dalam melaksanakan tugasnya, adalah guru dengan jabatan minimal …

A. Guru Utama

B. Guru Pembina

C. Guru Muda

D. Guru Madya

E. Guru Pertama

21. Kewajiban melaksanakan tugas yang harus dilakukan oleh guru kelas, tetapi

bukan keharusan bagi guru mata pelajaran adalah ...

A. penyusunan progam pembelajaran

B. penyajian program pembelajaran

C. pelaksanaan evaluasi belajar

D. pelaksanaan analisis hasil belajar

E. pelaksanaan program BK bagi peserta didiknya.

22. Perbedaan tugas dan fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin dengan sebagai

manajer, sebagai pemimpin Kepala Sekolah mempunyai fungsi …

A. merencanakan

B. mengorganisasikan

C. memberdayakan

D. mengatur

E. mengendalikan

23. Salah satu ciri penting dari organisasi profesi adalah …

A. Memiliki akte pendirian dan tercatat pada instansi yang berwenang untuk

itu;

B. Memiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal yang berkenaan dengan tugas

keprofesionalan;

C. Memiliki anggota dan pengurus, serta sekretariat;

D. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi

E. Memiliki sumber dana operasional yang bersifat tetap.

24. Salah satu tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam

pengembangan profesinya adalah melalui kegiatan …

A. Penulisan karya ilmiah hasil penelitian

B. Mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional

Page 171: BAB I KONSEP DASAR PROFESI · KONSEP DASAR PROFESI A. Pendahuluan Dalam pembangunan secara keseluruhan dirasakan perlu profesionalisme. Praktek kerja dengan tingkat mutu keahlian

Profesi & Kepribadian Guru (P&KG) Yuliwati & Nanang

171

C. Menjadi anggota asosiasi profesi

D. Menjadi peserta seminar ilmiah

E. Mengajar lebih dari 24 jam tatap muka

25. Pengembangan dan peningkatan profesionalitas guru dan kepala sekolah dapat

dilakukan melalui MGMP/PKG untuk guru dan MKKS/K3SK untuk Kepala

Sekolah. Kedua institusi tersebut dapat berfungsi sebagai …

A. Wadah untuk memperjuangkan kesejahtera-an anggota;

B. Kepanjangan tangan Dinas Pendidikan dalam mensosialisasikan kebijakan

pendidikan;

C. Wadah penggalian dan penyebaran gagasan baru di bidang pendidikan;

D. Wadah untuk mempromosikan anggota untuk menduduki jabatan tertentu

E. Wadah untuk memperkuat posisi bargaining Kepala Sekolah.

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI!

1. Kinerja proses pembelajaran di kelas sangat menentukan kinerja guru. Jelaskan

factor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja proses

pembelajaran. (minimal empat).

2. Berdasarkan ketentuan UU No. 14 Tahun 2005, jelaskan persyaratan apa saja

yang diperlukan untuk menjadi guru professional.

3. Jelaskan 5 (lima) macam tugas pokok guru dari unsur utama kegiatan guru

berdasarkan angka kredit jabata fungsional guru.

4. Uraikan perbedaan fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin, dan fungsinya

sebagai manajer. (paling tidak 4 macam fungsi).

5. Bila sekarang saudara telah berkedudukan sebagai guru, namun berdasarkan

tuntutan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan UU No. 14 Tahun

2005, ternyata saudara belum memenuhi kriteria tersebut. Apa sajakah langkah-

langkah yang harus saudara tempuh untuk memenuhi kriteria tersebut.