Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Analisis Situasi

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir

    semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan

    kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu

    perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

    menguasai Iptek. Dengan demikian peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

    kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien kalau

    tidak ingin bangsa Indonesia menjadi obyek bangsa lain.

    Apa lagi dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek

    kehidupan, sehingga persainganpun semakin tajam. Dunia pendidikan

    sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama, apalagi

    dengan disahkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009, Tentang Badan

    Hukum Pendidikan, Pasal 12 berbunyi: "Lembaga pendidikan asing yang

    terakreditasi atau yang diakui dinegaranya dapat mendirikan BHP di

    Indonesia melalui kerjasama dengan BHP Indonesia yang telah ada. Oleh

    karena itu Organisasi pendidikan yang dulu bersaing hanya pada tingkat

    lokal, nasional atau regional kini harus bersaing dengan organisasi

    pendidikan dari seluruh dunia. Hanya organisasi pendidikan yang mampu

    menghasilkan lulusan yang berkualitas yang dapat bersaing dalam pasar

    global, khususnya dalam dunia kerja.

    Perkembangan teknologi yang semakin cepat, membuat sebuah negara mau tidak mau

    harus siap dalam menghadapi efek samping yang ditimbulkan. Hal ini dapat dipersiapkan

    dengan matang oleh setiap masyarakat di penjuru negara. Peningkatan sumber daya manusia

    atau yang dikenal dengan SDM, merupakan upaya yang paling penting dalam menghadapi

    efek dari perkembangan ilmu pengetahuanan dan teknologi. Oleh karena itu, Indonesia

    dituntut harus mampu mempersiapkan rakyatnya untuk menghadapi persaingan global.

    Tenaga kerja yang kompetitif dan berkualitas merupakan dambaan dari setiap negara.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    2/24

    Disinilah peran dari perguruan tinggi harus semakin ditingkatkan untuk melahirkan tenaga

    yang kompetitif dan berkualitas. Perguruan tinggi atau PT sebagai lembaga yang mencetak

    sumber daya manusia yang memiliki ketangguhan dan keterampilan (life skill) dalam

    bidangnya selalu meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan berimbas pada

    kelulusannya. Termasuk dalam hal ini Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu

    perguruan tinggi yang mencetak tenaga kependidikan atau calon guru juga harus

    meningkatkan kualitas lulusannya agar dapat bersaing dalam dunia kependidikan baik dalam

    skala nasional maupun internasional.

    Sesuai dengan Tri darma Perguruan Tinggi yang ketiga, yaitu pengabdian

    kepada masyarakat (dalam hal ini masyarakat sekolah) maka tanggung jawab seorang

    mahasiswa setelah menyelesaikan tugas-tugas belajar di kampus ialah mentransformasikan

    dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang memperoleh dari kampus kepada masyarakat.,

    khususnya masyarakat sekolah. Dari hasil pengaplikasian itulah pihak sekolah dan

    mahasiswa (khususnya) dapat mengukur kesiapan dan kemampuannya sebelum nantinya

    seorang mahasiswa benar-benar menjadi bagian dari masyarakat luas, tentunya dengan bekal

    keilmuan dari universitas. Sejalan dengan visi dan misi UNY, produktifitas tenaga

    kependidikan, khususnya calon guru, baik dari segi kualitas maupun kuantitas tetap menjadi perhatian utama universitas. Hal ini dapat ditunjukan dengan adanya beberapa usaha

    pembaruan, peningkatan dalam bidang keguruan seperti: pengajaran micro (micro teaching),

    Praktik Pengalaman lapangan (PPL), dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sekolah yang

    diarahkan untuk mendukung terwujudnya tenaga kependidikan yang professional.

    Guru profesional memiliki kemampuan mengorganisasikan

    lingkungan belajar yang produktif. Kata profesi secara terminologi

    diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi

    pelakunya dengan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan

    manual. Kamampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah ada

    persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan

    perbuatan praktis.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    3/24

    Dari sudut penghampiran sosiologi, Vollmer & Mills dalam bukunya

    professionalization (1972) mengemukakan bahwa profesi menunjuk kepada suatu kelompok

    pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak ada di dalam kenyataan atau tidak

    pernah akan tercapai, akan tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa

    diperoleh, bila pekerjaan itu telah mencapai profesionalisasi secara penuh. Kata profesional

    berarti sering diartikan sifat yang ditampilkan oleh seorang penyandang profesi, berikutimplikasinya dikaitkan dengan kebutuhan hidupnya. Dalam UU No. 14 tahun 2005, kata

    profesional diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

    menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

    kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

    profesi.

    Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal

    berarti sifat profesional. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau

    kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal

    dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi

    mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatankemampuan praktis. Peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis ini harus sejalan

    dengan tuntutan tugas yang diemban sebagai guru.

    Sebagai tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar

    sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh

    pemerintah atau masyarakat. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru

    yang dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan guru

    dilakukan dana kerangka pembinaan profesi dan karier. Pembinaan profesi guru meliputi

    pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

    kompetensi sosial. Pembinaan karier sebagaimana dimaksud pada meliputi meliputi

    penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

    Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

    mutu guru, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di

    dalam UU ini diamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

    sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

    tujuan pendidikan nasional. Kebijakan prioritas dalam rangka pemberdayaan guru saat ini

    adalah meningkatan kualifikasi, peningkatan kompetensi, sertifikasi guru, pengembangan

    karir, penghargaan dan perlindungan, perencanaan kebutuhan guru, tunjangan guru, dan

    maslahat tambahan.

    Sejalan dengan itu, ke depan beberapa kebijakan yang digariskan untuk meningkatkan

    mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan mutu guru khususnya, antara lain

    mencakup hal-hal berikut ini. Pertama, melakukan pendataan, validasi data, pengembangan

    program dan sistem pelaporan pembinaan profesi pendidik melalui jaringan kerja dengan

    P4TK, LPMP, dan Dinas Pendidikan.

    Kedua, mengembangkan model penyiapan dan penempatan pendidik untuk daerah

    khusus melalui pembentukan tim pengembang dan survey wilayah. Ketiga, menyusun

    kebijakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan dan akuntabel

    melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan pengelolaan pendidik.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    4/24

    Keempat, meningkatkan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program

    melalui pelatihan, pendidikan lanjutan dan rotasi. Kelima, mengembangkan sistem layanan

    pendidik untuk pendidikan layanan khusus melalui kerja sama dengan LPTK dan lembaga

    terkait lain. Keenam, melakukan kerja sama antar lembaga di dalam dan di luar negeri

    melalui berbagai program yang bermanfaat bagi pengembangan profesi pendidik.

    Ketujuh, mengembangkan sistem dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan

    melalui pembentukan tim pengembang dan tim penjamin mutu pendidikan. Kedelapan,

    menyusun kebijakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan dan

    akuntabel melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan pengelolaan guru dan

    tenaga kependidikan.

    Alternatif Model Peningkatan Kualifikasi Guru

    Depdiknas telah menetapkan banyak model peningkatan kualifikasi akademik bagi

    guru. Seorang guru dalam menentukan model yang dipilih, dengan mempertimbangkanbeberapa hal yang berkenaan dengan kemampuan akademik, kesiapan mental dan tanggung

    jawab sebagai PNS dengan tugas sebagai guru di sekolah. Berikut adalah model-model

    peningkatan kualifikasi akademik yang dapat dipilih untuk meningkatkan kualifikasi guru.

    Belajar, dimana guru yang mengikuti model ini dibebaskan dari tugas mengajar dan

    ditugaskan mengikuti perkuliahan di salah satu Perguruan Tinggi. Tugas belajar ini dapat

    bersifat mandiri maupun kelompok. Tugas belajar mandiri merupakan peningkatan

    kualifikasi ke S1 atau D4 yang perkuliahannya terintegrasi dengan program S1 atau D4

    reguler yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi, sedangkan tugas belajar kelompok

    minimal 20 orang dengan menyelenggarakan kuliahnya dilaksanakan dalam kelas tersendiri.

    Tugas belajar yang bersifat Model Tugas kelompok dilaksanakan dalam bentuk kerjasama

    dengan lembaga terkait, baik Pemerintah maupun pemerintah daerah.

    Model Ijin Belajar, dimana guru tetap melaksanakan tugas mengajar di sekolah, tetapi

    dalam waktu yang sama mereka juga mengikuti kuliah di perguruan tinggi. Perkuliahan

    dilaksanakan di sela-sela mengajar atau pada hari tidak mengajar. Peningkatan kualifikasi

    model ini dapat besifat mandiri maupun kelompok. Ijin belajar yang bersifat mandiri sama

    dengan tugas belajar mandiri hanya berbeda pada beban mengajar, sedangkan ijin belajar

    kelompok minimal juga 20 guru.

    Model Akreditasi, dimana guru tidak meninggalkan tugas sehari-hari dan tidakmerugikan anak didik. Pelaksanaan model akreditasi ini dapat dilaksanakan dengan

    melakukan kerjasama antara unit pembina guru dengan LPTK atau perguruan tinggi yang

    mempunyai program kependidikan. Unit pembina guru misalnya Pusat Pengembangan dan

    Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Penjaminan Mutu

    Pendidikan, dan Dinas Pendidikan Kabupaten dan Propinsi.

    Model Belajar Jarak Jauh (BJJ), diperuntukkan bagi guru yang tinggal jauh dari

    LPTK penyelenggara. Dengan mengikuti program BJJ, guru tidak perlu meninggalkan tugas

    mengajar sehari-hari. Tutorial diadakan satu minggu sekali, di tempat yang mudah dijangkau

    oleh para guru. Tutorial berfungsi sebagai pemantapan substansi kajian yang telah dibaca

    oleh para guru, berbagi masalah pembelajaran dan mengkaji cara pemecahannya, kemudianditerapkan di sekolah masing-masing.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    5/24

    Model Berkala, dimana proses pelaksanaan kualifikasi guru model berkala dilakukan

    pada saat liburan sekolah. Model ini terdiri dari dua jenis. Pertama, Model Berkala Terpadu,

    yakni proses perkuliahan dilakukan pada saat liburan antar semester genap dan semester

    ganjil di sekolah. Kedua, Model Berkala Model Blok Waktu (Block Time), dimana

    perkuliahan dilakukan pada saat liburan sekolah saja dalam satu satuan blok waktu.

    Model Berdasarkan Peta Kewilayahan, dimana model ini dilaksanakan sebagai

    alternatif pengembangan kebutuhan layanan kualifikasi berdasarkan kekuatan yang dimiliki

    oleh kelembagaan LPTK dan P4TK di wilayah. Dalam hal ini dilihat sejauhmana kekuatan

    LPTK sebagai pusat pengembangan keilmuan tertentu dan kekuatan P4TK sebagai pusat

    pengembangan mata pelajaran. Kedua lembaga tersebut dapat bekerja sama untuk

    melaksanakan program kualifikasi berdasarkan spesifikasi mata pelajaran yang

    dikembangkan oleh P4TK dan disepakati oleh LPTK.

    Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berbasis ICT. Program ini merupakan program

    peningkatan kualifikasi khusus bagi guru SD (lulusan D-2) yang belum berkualifikasi S-1

    untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-1.

    Peningkatan Kualifikasi Akademik (PKA) Guru Berbasis KKG , dimana program ini

    merupakan peningkatan kualifikasi akademiki S-1 PGSD bagi guru SD dengan menggunakan

    sistem pendidikan jarak jauh yang diselenggarakan di kelompok kerja guru oleh perguruan

    tinggi yang ditunjuk.

    Sertifikasi Guru

    Sertifikasi merupakan proses mendapatkan sertifikat profesi. Sertifikasi guru

    dilaksanakan melalui pendekatan prajabatan dan dalam jabatan. Sertifikasi prajabatan

    merupakan kegiatan sertifikasi bagi calon guru, sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan

    dilaksanakan bagi guru-guru yang sudah berdinas.

    Pelaksanaan sertikasi guru dalam jabatan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional no. 18 tahun 2007. Menurut Permen ini, sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah

    proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan. Program ini diikuti oleh guru

    dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-

    IV). Program ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

    pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan

    Nasional.

    Khusus bagi guru dalam jabatan, sertifikasi dilaksanakan melalui uji kompetensi

    untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dimaksud dilakukan dalam bentuk

    penilaian portofolio. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional

    guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan kualifikasi

    akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan

    pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan

    profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan

    dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

    Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakantugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2)

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    6/24

    peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3) peningkatan profesionalisme guru.

    Manfaat sertifikasi guru dapat dirinci seperti berikut ini. Pertama, melindungi profesi guru

    dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. Kedua,

    melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak

    profesional. Ketiga, menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan

    (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

    Pelaksanaan sertifikasi guru dilakukan dengan prinsip objektif, transparan, dan

    akuntabel. Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang

    impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu

    mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku

    kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang pengelolaan pendidikan,

    yang sebagai suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel

    merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan

    pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

    Pelaksanaan peningkatan kemampuan profesional guru, baik melalui peningkatan

    kualifikasi maupun program sertifikasi akan dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 2007

    lebih dari 170.000 guru akan diberi beasiswa untuk peningkatan kualifikasi setara S1/D4, dan

    akan ditingkatkan terus dari tahun ke tahun. Sehingga delapan tahun kemudian, sesuai dengan

    amanat UU No. 14 Tahun 2005, diharapkan guru-guru kita sudah berkualifikasi S1/D4.

    Pemerintah juga memberi apresiasi tinggi kepada Pemerintah Daerah yang telah melakukan

    langkah-langkah nyata untuk membantu guru dalam rangka peningkatan kualifikasinya.

    Disamping itu pada tahun 2007 sekitar 200.000 guru akan menempuh uji sertifikasi untuk

    mendapatkan sertifikat pendidik, dan akan ditingkatkan terus dari tahun ke tahun. Sehingga

    dalam waktu yang tidak terlalu lama guru-guru kita dapat memiliki sertifikat pendidik sesuai

    dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005. Pada tahun 2008 ini juga diprogramkan program

    sejenis, yang jumlahnya diharapkan paling sedikit sama dengan tahun sebelumnya.

    Pengembangan Profesional Guru secara Berkelanjutan

    Sebagai tenaga profesional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar

    sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh

    pemerintah. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat

    dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Pembinaan guru dilakukan

    dalam kerangka pembinaan profesi dan karier. Pembinaan profesi guru meliputi pembinaankompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi

    sosial. Pembinaan karier sebagaimana dimaksud pada meliputi penugasan dan promosi.

    Seperti disebutkan di atas, aktivitas pengembangan profesi guru bersifat terus-

    menerus, tiada henti, dan tidak ada titik puncak kemampuan profesional yang benar-benar

    final. Di sinilah esensi bahwa guru harus menjalani proses pengembangan profesional

    berkelanjutan (PPB) atau continuing professional development (CPD). PPB atau CPD

    bermakna sebagai semua inisiatif individu dan kegiatan pengembangan profesional yang

    tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas

    sekolah. Dalam konteks interaksi kepengawasan sekolah atau kepengawasan pembelajaran,

    sentral utama pembinaan adalah guru.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    7/24

    Apakah PPB atau CPD itu? PPB atau CPD adalah semua program dan kebijakan

    pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi guru,

    kepala sekolah, dan pengawas sekolah. PPB atau CPD adalah aktivitas reflektif yang

    dirancang untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

    seseorang. CPD menunjang kebutuhan seseorang dan memperbaiki praktek-praktek

    profesionalnya. PPB atau CPD juga bermakna cara setiap anggota asosiasi profesimemelihara, memperbaiki, dan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka dan

    mengembangkan kualitas diri yang diperlukan dalam kehidupan profesional mereka.

    Dengan demikian PPB atau CPD memuat tiga istilah utama. Yaitu continuing,

    professional, dan development. Disebut continuing (berkelanjutan) karena belajar tidak

    pernah berhenti tanpa memperhatikan usia maupan senioritas. Disebut professional

    (profesional) karena CPD difokuskan pada kompetensi-kompetensi profesional dalam sebuah

    peran profesional. Disebut development (pengembangan) karena tujuannya adalah untuk

    memperbaiki kinerja seseorang dan untuk memperkuat kemajuan karir seseorang yang jauh

    lebih luas dari sekedar pendidikan dan pelatihan formal biasa.

    Pengembangan profesional tenaga kependidikan harus dipandang sebagai suatu pola

    pengembangan berkelanjutan dari pendidik yang tidak atau kurang memiliki kompetensi yang

    andal (unqualified) sampai pendidik senior di sekolah, kepala sekolah, atau pengawas.

    Kemampuan profesional guru, kepala sekolah, dan pengawas itu bersifat dinamis.

    Kerangka kerja pengembangan profesional pada akhirnya harus mencakup tiga jenis

    CPD yang berbeda. Dalam jangka pendek akan ada peluang keempat yang juga harus

    dipertimbangkan:

    Program inti nasional pengembangan profesional yang membantu para pendidik, kepala

    sekolah, dan pengawas sekolah untuk memperbaiki diri mereka secara profesional sejak saat

    mereka mulai bertugas sampai mereka pensiun.

    Program tersebut harus memungkinkan tersedianya sumber daya untuk

    memperkenalkan prioritas program nasional.Program tersebut harus mencakup sumber daya

    yang tersedia untuk merespon kebutuhan yang teridentifikasi oleh pendidik, kepala sekolah,

    pengawas, sekolah dan kelompok sekolah.Dalam jangka pendek ada elemen ke empat yang

    mendukung pendidik, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang unqualified untuk

    memperoleh persyaratan kompetensi profesional saat ini.

    Program utama ini akan membantu para pendidik mengevaluasi diri berdasarkan

    standar kompetensi saat mereka menyelesaikan program induksi, kemudian dapat dibuatpenilaian bagi pendidik yang akan promosi dari guru pertama menjadi guru muda, guru muda

    menjadi guru madya, guru madya menjadi guru utama, kepala sekolah atau pengawas. CDP

    yang efektif adalah CPD yang memiliki ciri-ciri berikut:

    1. Setiap aktivitas CPD adalah bagian dari sebuah rencana jangka panjang yang koheren

    yang memberi kesempatan pada peserta CPD untuk menerapkan apa yang mereka

    pelajari, mengevaluasi dampak pada praktek pembelajaran mereka, mengembangkan

    praktek-praktek mereka.

    2. CPD direncanakan dengan visi yang jelas tentang praktik-praktik yang efektif atau

    yang dikembangkan. Visi dipahami bersama oleh semua pemangku kepentingan CPD

    dan oleh Pimpinan dan Staf Pendukung CPD.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    8/24

    3. CPD memungkinkan peserta untuk mengbangkan keterampilan, pengetahuan, dan

    pemahaman yang praktis, relevan, dan dapat diterapkan pada peran atau karir saat ini

    dan masa depan.

    4. CPD harus disiapkan oleh orang berpengalaman, berkeakhlian, dan berketerampilan.

    5. CPD didasarkan pada bukti-bukti terbaik yang tersedia tentang praktik pembelajaran.

    6. CPD mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman peserta.7. CPD ditunjang oleh pembinaan atau mentoring oleh teman sejawat yang

    berpengalaman baik dari dalam sekolah itu sendiri maupun dari luar.

    8. CPD dapat menggunakan hasil observasi kelas sebagai dasar pengembangan fokus

    CPD dan dampak CPD.

    9. CPD merupakan pemodelan pembelajaran efektif dan pemodelan strategi

    pembelajaran.

    10. CPD memunculkan secara terus menerus rasa ingin tahu dan kemampuan problem

    solving dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

    11. Dampak CDP pada proses pembelajaran terus menerus dievaluasi, dan hasil evaluasi

    ini mengarahkan pengembangan aktivitas profesional secara terus menerus.

    Mutu Pendidikan

    Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk

    atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna

    dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan.

    Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, luaran,

    dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau

    tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata

    usaha, siswa, dan lain-lain. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa

    alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana dan sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga,

    memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan,

    struktur organisasi, deskripsi kerja, struktur organisasi, dan lain-lain. Keempat, mutu

    masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, cita-cita, dan

    lain-lain.

    Mutu proses pembelajaran mengandung makna kemampuan sumberdaya sekolah

    mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah

    tertentu bagi peserta didik. Termasuk dalam kerangka mutu proses pendidikan ini adalah

    derajat kesehatan, keamanan, disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan dan lain-lain

    dari subjek selama memberikan dan menerima jasa layanan. Menurut Umaedi (1999),manajemen sekolah dan manajemen kelas berfungsi mensinkronkan berbagai masukan

    tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi belajar mengajar. Kesemua

    komponen itu bersinergi mendukung proses pembelajaran.

    Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik

    dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan

    atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan

    dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan ekstrakurikuler dinyatakan dengan

    aneka jenis keterampilan yang diperoleh oleh siswa selama mengikuti program-program

    ekstrakurikuler itu. Di luar kerangka itu, mutu luaran juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup

    yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju, dan lain-lain yang diperoleh anak didik selamamenjalani pendidikan.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    9/24

    Mutu sebuah sekolah juga dapat dilihat dari tertib administrasinya. Salah satu bentuk

    dari tertib administrasi adalah adanya mekanisme kerja yang efektif dan efisien, baik secara

    vertikal maupun horizontal. Dilihat dari persepektif operasional, manajemen sekolah berbasis

    MBS dikatakan bermutu, jika sumber daya manusianya bekerja secara efektif dan efisien.

    Mereka bekerja bukan karena ada beban atau karena diawasi secara ketat. Proses

    pekerjaannya pun dilakukan benar dari awal, bukan mengatasi aneka masalah yang timbulsecara rutin, karena kekeliruan yang tidak disengaja.

    Kedewasan dalam bekerja menjadi ciri lain dari manajemen sekolah yang

    bermutu.Tenaga akademik dan staf administratif bekerja bukan karena diancam, diawasi, atau

    diperintah oleh pimpinan atau atasannya. Mereka bekerja karena memiliki rasa

    tanggungjawab akan tugas pokok dan fungsinya. Sikap mental (mind set) tenaga

    kependidikan di sekolah menjadi prasyarat bagi upaya meningkatkan mutu. Merujuk pada

    pendapat Edward Sallis (1993), sekolah yang bermutu bercirikan:

    1. Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pada sekolah

    yang bermutu totalitas perilaku staf, tenaga akademik, dan pimpinan melakukan tugaspokok dan fungsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Inisiatif ini perlu didukung

    oleh mekanisme kerja secara vertikal dan horizontal dengan menempatkan

    kepentingan akademik sebagai inti kegiatan. Siapakah pelanggan pendidikan itu?

    Menurut Edward Sallis (1993) pelanggan jasa pendidikan umumumnya dan sekolah

    khususnya adalah semua pihak yang memerlukan, terlibat di dalam, dan

    berkepentingan terhadap jasa pendidikan itu.

    2. Berfokus pada upaya untuk mencegah masalah-masalah yang muncul, dalam makna

    ada komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.Investasi pada sumber daya

    manusianya, yang komitmennya perlu terus dijaga jangan sampai mengalami

    kerusakan, karena kerusakan psikologis amat sulit memperbaikinya.

    3. Memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga

    akademik, maupun tenaga administratif.

    4. Mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai

    kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada

    even kerja berikutnya.

    5. Memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik perencanaan

    jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

    6. Mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas

    pokok, fungsi, dan tanggungjawabnya.

    7. Mendorong orang yang dipandang memliki kreatifitas dan mampu menciptakan

    kualitas, serta merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.8. Memperjelas peran dan tanggungjawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja

    secara vertikal dan horizontal.

    9. Memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.

    10. Memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk

    memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.

    11. Memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.

    12. Menempatkan peningkatan kualitas secara terus-menerus sebagai suatu keharusan.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    10/24

    Hasbulah (2006:22) menyatakan bahwa dalam kaitan dengan

    manajemen kurikulum, peningkatan relevansi dengan tuntutan

    perkembangan kebutuhan masyarakat antara lain perlu dilakukan

    manajemen kurikulum yang berangkat dari suatu kondisi yang dapat

    memberikan gambaran dan keadaan masyarakat beberapa tahun

    mendatang. Hal ini penting, apalagi sekarang masyarakat cenderung lebih

    berpikir pragmatis, yakni suatu tuntutan kepada lembaga pendidikan

    untuk dapat melahirkan out-put yang mampu menjamin masa depannya

    terutama sektor dunia kerja.

    Kegiatan KKN merupakan salah satu upaya dari UNY dalam mempersiapkan tenaga

    professional kependidikan yang memiliki dan nilai serta pengetahuan dan juga keterampilan

    yang professional. Dalam kegiatan KKN ini, mahasiswa diterjunkan ke sekolah untuk dapat

    mengenal, mengamati, dan mempraktikan semua kompetensi yang diperlukan oleh seorang

    calon guru di lingkungan sekolah selain mengajar. Bekal yang diperoleh dalam kegiatanKKN ini diharapkan dapat dipakai sebagai modal untuk mengembangkan diri sebagai calon

    guru yang sadar akan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang tenaga kerja akademis selain

    mengajar di kelas.

    Program KKN-PPL, keduanya merupakan mata kuliah intrakulikuler yang wajib

    ditempuh bagi setipa mahasiswa S1 program kependidikan. Denga diadakannya KKN-PPL

    secara terpadu ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas penyelenggaran

    proses pembelajaran. Praktik KKN-PPL akan memberikan life skill bagi mahasiswa, yaitu

    pengalaman belajar yang kaya, dapat memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan

    kompetensi mahasiswa dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian,

    tanggung jawab dan kemampuan dalam memecahkan masalah sehingga keberadaan program

    KKN-PPL ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai tenaga kependidikan yang

    mendukung profesinya.

    Sejarah SMA N 1 Cangkringan

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    11/24

    SMA Negeri 1 Cangkringan berdiri pada tanggal 29 Januari 1998 berdasarkan Surat

    Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 13a/O/1998.

    Keberadaan SMA Negeri 1 Cangkringan dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat

    cangkringan untuk memiliki sebuah Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri sehingga

    putra/putri daerah lulusan sekolah tingkat pertama tidak terlalu jauh untuk melanjutkan ke

    jenjang berikutnya (SMA). Keinginan tersebut direspon oleh Dinas Pendidikan dan

    Kebudayaan Kabupaten Sleman dengan mengalokasikan pendirian sebuah SMA di

    Cangkringan, maka didirikanlah SMA tersebut di Dusun Bedoyo, Wukirsari, Cangkringan,

    Sleman diatas tanah Milik Kasultanan Ngayogjokarto (Sultan Grond) atau tanah milik Negara

    (RVO) seluas

    8.000 m2 dan 2.500 m2 tanah milik pemerintah daerah Kabupaten Sleman berdasar:

    1. Surat Perjanjian yang dikeluarkan oleh KANJENG GUSTI PANGERAN HARYO

    HADIWINOTO Pangangeng Kawedanan Hageng Punokawan Wahono Sarto Kriyo

    Kraton Ngayogjokarto bertindak atas nama Sri Sultan Hamengku Buwono IX nomor:45/HT/KPK/2005.

    2. Surat persetujuan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman nomor

    503/000/12/Tapem/1997 tanggal 2 Januari 1997 serta tanah RVO seluas 2500 m 2 yang

    terletak disebelah barat Gedung SMA Negeri 1 Cangkringan.

    Pada awal berdirinya SMA Negeri 1 Cangkringan baik guru dan karyawan diampu

    oleh SMA Negeri 1 Pakem sampai pada tahun kedua sambil menunggu terpenuhinya akan

    kebutuhan guru dan karyawan. Namun sejak tahun pelajaran 1998/1999 SMA Negeri 1

    Cangkringan sudah mampu mengelola administrasinya sendiri.

    Dalam perjalanannya SMA Negeri 1 Cangkringan telah mengalami pergantian

    kepemimpinan (Kepala sekolah):

    1. Tahun 1997-1998 SMA Negeri 1 Cangkringan diampu oleh SMA Negeri 1 Pakem

    dibawah kepemimpinan Drs. Bashori sebagai YMT.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    12/24

    2. 22 September 1998 s/d 31 september 2006 SMA Negeri 1 Cangkringan dibawah

    kepemimpinan Drs. Muhadi yang sekaligus sebagai kepala sekolah difinitif yang

    pertama.

    3. Untuk mengisi kevakuman kepemimpinan di SMA Negeri 1 Cangkringan maka mulai

    tanggal 1 Oktober 2006 s/d 18 Desember 2006 SMA Negeri 1 Cangkringan diampu oleh

    Drs. Sukardi, kepala SMA Negeri 1 Pakem sebagai YMT di SMA Negeri 1 Cangkringan.

    4. Tanggal 19 Desember 2006 s/d sekarang SMA Negeri 1 Cangkringan dibawah

    kepemimpinan Drs. Shobariman.

    Selama berdirinya SMA Negeri 1 Cangkringan telah mencatat keberhasilan ataupun

    prestasi baik dalam bidang akademik maupun bidang lainya, yang antara lain:

    1. Sejak berdirinya SMA Negeri 1 Cangkringan, telah meluluskan sebanyak 1100 orang

    yang terdiri dari 445 lulusan pria, dan 665 lulusan wanita.

    2. Pada tahun 2005 sebagai Juara Umum Pleton Inti Sma se Kabupaten Sleman.

    3. Pada perolehan hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2006/2007 SMA Negeri 1

    Cangkringan menduduki Peringkat ke-4 se Kabupaten Sleman dan Peringkat Ke-22 se

    Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan untuk

    Program Ilmu-Ilmu Sosial menduduki Peringkat ke-13 se Kabupaten Sleman dan ke -61

    Daerah Istimewa Yogyakarta.

    4. Pada Tahun Pelajaran 2007/2008 juara ke 2 siswa berprestasi tingkat Kabupaten Sleman

    atas nama Yuliana Istiyani.

    5. Pada tahun pelajaran 2007/2008 sebagai juara ke-3 Lomba Karya Ilmiah bagi guru

    SMA/SMK tingkat Kabupaten Sleman atas nama Dra. Sunarti.

    6. Pada tahun pelajaran 2008/2009 sebagai juara ke-2 Lomba Karya Ilmiah bagi guru

    SMA/SMK tingkat Kabupaten Sleman atas nama Dra. Sunarti.

    7. Pada tahun pelajaran 2008/2009 hasil ujian nasional, SMA Negeri 1 Cangkringan

    menduduki peringkat ke-9 dari 48 SMA di Kabupaten Sleman, peringkat ke-41 dari 163

    SMA di Tingkat Provinsi DIY untuk jurusan IPA dan peringkat ke-9 dari 57 SMA di

    Kabupaten sleman peringkat 37 dari 200 SMA di tingkat provinsi untuk jurusan IPS.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    13/24

    8. Menjuarai berbagai kejuaraan Atletik Master Tingkat Nasional tahun 2009 atas nama

    Drs. Sunaryo.

    9. Mulai tahun 2009-2010 SMA Negeri 1 Cangkringan dipersiapkan untuk menjadi

    Rintisan Sekolah ber Standar Nasional.

    1. Profil Sekolah

    Identitas sekolah

    1. Nama------------------------------------- : SMA Negeri 1 Cangkringan

    2. Nomor Statistik Sekolah-----------------: 30 1 04 02 11 087

    3. Propinsi---------------------------------- : Daerah Istimewa Yogyakarta

    4. Otonomi--------------------------------- : Sleman

    5. Kecamatan---------------------------- : Cangkringan

    6. Desa/Kelurahan---------------------- : Wukirsari

    7. Jalan------------------------------------- : Jl. Merapi Golf, Cangkringan

    8. Kodepos--------------------------------- : 55583

    9. Telepon/ Fax-------------------------- : (0274) 896273

    10. Status----------------------------------- : Negeri

    11. Kelompok Sekolah-------------------- : Inti

    12. Akreditasi-------------------------------- : A

    13. Surat Keputusan---------------------- : No.13a/0/1998, Tgl 29-01-1998

    14. Penerbit SK----------------------------- : Mendikbud

    15. Tahun Berdiri--------------------------- : 1997

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    14/24

    16. Waktu KBM----------------------------- : Pagi

    17. Bangunan Sekolah------------------- : Milik Sendiri

    18. Jarak ke pusat Kecamatan--------- : 5 Km

    19. Jarak Ke pusat Otoda----------------- : 15 km

    20. Organisasi penyelenggara-------- : Pemerintah

    a. Visi SMA Negeri 1 Cangkringan

    Sekolah Ungul, dinamis, berdisiplin tinggi, berkepribadian dan siap bersaing di eraglobal.

    b. Misi SMA Negeri 1 Cangkringan

    1. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dengan menerapkan kurikulum

    yang ditetapkan.

    2. Memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuan yang ingin

    dicapai.

    3. Memanfaatkan nilai-nilai agama, kedisiplinan dan kemandirian dalam diri peserta

    didik sehingga terwujud kepribadian anaka yang kuat.

    4. Meningkatkan kualitas SDM secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai

    dengan perkembangan IPTEK.

    5. Menerapkan manajemen partisipasif dalam peningkatan dan pengembangan mutu

    sekolah.

    c. Tujuan

    1. Menjadikan sekolah sebagai salah satu tempat untuk berprestasi dan berkarya

    dengan mengupayakan terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif

    sehingga terbentuk manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    15/24

    2. Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, nyaman, dan aman sehingga

    tercipta kondisi yang kondusif untuk terselengaranya proses pembelajaran yang

    didukung tingkat kesadaran warga sekolah yang tinggi.

    3. Mengusahakan pemenuhan sarana prasarana pendidikan dalam mendudkung

    keberhasilan proses pembelajaran dengan memperhatikan pertumbuhan dan

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mewujudkan

    manusia yang inovatif, terampil, serta sehat jasmani dan rohani, yang memiliki

    tanggung jawab dalam pembangunan bangsa dan negaranya.

    2. Kondisi Sekolah

    Sekolah SMA Negeri 1 Cangkringan berada di Jl. Merapi Golf, bedoyo, Wukirsari,

    cangkringan, Sleman. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1998 ini mengalami banyak

    perkembangan dan peningkatan akademik maupun non akademik setiap tahunnya. Oleh

    karena itu SMA Negeri 1 Cangkringan memerlukan usaha-usaha untuk mendukung

    penigkatan dan pengembangan kualitas di berbagai bidang dalam upaya untuk memajukan

    dirinya sehingga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainya.

    Kondisi fisik sekolah

    a. Ruang kelas

    Ruang kelas sebanyak9 ruang, masing-masing sebagai berikut:

    1) Kelas X terdiri dari 3 ruang kelas.

    2) Kelas XI terdiri dari 3 ruang kelas, ke-tiga ruang tersebut terbagi menjadi 1 kelas

    IPA dan 2 kelas untuk IPS.

    3) Kelas XII terdiri dari 3 kelas yang terbagi menjadi 1 kelas IPA dan 2 kelas untuk

    IPS.

    Masing-masing kelas telah memiliki kelengkapan fasilitas yang menunjang

    proses kegiatan belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di setiap kelas diantaranya

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    16/24

    meja, kursi, papan tulis, whiteboard. Tersedia 2 buah LCD yang diletakan di Kantor

    guru. Pemakaina LCD dapat berganti atau bergilir.

    b. Ruang tata usaha (TU)

    Semua urusan administrasi yang meliputi kesiswaan, kepegawaian, tata laksana

    kantor dan perlengkapan sekolah, dilaksanakan oleh petugas tata usaha, diawasi oleh

    kepala sekolah dan dikoordinasikan dengan Wakil Kepala Sekolah urusan sarana dan

    prasarana. Pendataan dan administrasi guru, karyawan keadaan sekolah dan kesiswaan

    juga dilakukan oleh petugas Tata Usaha. Ruangan TU terletak di sebelah ruang piket

    guru dan ruang kepala sekolah.

    c. Ruang Bimbingan Konseling (BK)

    Kegiatan bimbingan dan konseling biasanya dilakukan di ruangan bimbingan

    dan konseling SMA Negeri 1 Cangkringan dan dibimbing oleh 2 orang guru.. Timbul

    kerjasama yang baik antara guru pembimbing dengan siswa. Keberadaan bimbingan

    konseling sangat membantu kemajuan siswa.

    d. Ruang kepala sekolah

    Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cangkringan, terdiri dari 2 bagian. Yaitu

    ruang tamu dan ruang kerja. Ruang tamu berfungsi untuk menerima tamu dari pihak

    luar sekolah, sedangkan ruang kerja berfungsi untuk menyelesaikan pekerjaan bapak

    Kepala Sekolah. Selain itu ruang kerja juga digunakan untuk konsultasi antara bapak

    Kepala Sekolah dengan seluruh pegawai sekolah.

    e. Ruang guru

    Ruang guru digunakan sebagai ruang transit ketika guru akan pindah jam

    mengajar maupun pada waktu istirahat. Di ruang guru terdapat sarana dan prasarana

    seperti meja, kursi, almari, white board yang digunakan sebagai papan pengumuman,

    papan jadwal mata pelajaran dan tugas mengajar guru, dll. Meskipun ruang guru tidak

    terlalu luas, namun sudah cukup untuk para guru mengerjakan tugas dan pekerjaannya.

    f. Ruang OSIS

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    17/24

    Ruang OSIS SMA N I Cangkringan berdampingan dengan ruang perpustakaan.

    Ruang OSIS yang terdapat di SMA N I Cangkringan kurang dimanfaatkan secara

    optimal.. Meskipun demikian kegiatan OSIS secara umum berjalan baik, organisasi

    OSIS di sekolah cukup aktif dalam berbagai kegiatan seperti MOS, perekrutan anggota

    baru, baksos, tonti.

    g. Perpustakaan

    SMA Negeri 1 Cangkringan memiliki 1 Unit perpustakaan, Ruangan

    Perpustakaan ini cukup nyaman dan bersih sehingga siswa dapat membaca buku

    dengan tenang. Perpustakaan ini cukup minimalis , namun mempunyai koleksi

    buku dan media pembelajaran yang cukup. Media yang terdapat dalam perpustakaan

    ini adalah TV 24", LCD, DVD Player, serta kaset CD untuk mendukung kegiatan

    Belajar mengajar. Koleksi yang lain yang tersedia antara lain buku paket, buku acuan

    mata pelajaran atau referensi, majalah, koran, novel, maupun buku lain yang dapat

    menambah pengetahuan.

    h. Laboratorium Komputer

    Di dalam laboratorium komputer terdapat 18 unit komputer dan untuk ke depan

    akan ada penambahan. Suasana laboratorium cukup kondusif sehingga mendukung

    proses belajar mengajar. Meskipun sekolah ini terletak di pinggiran namun sudah

    memiliki jaringan internet, sehingga mempermudah siswa maupun guru unruk

    mengakses informasi dari berbagai sumber. Hal tersebut sangat memberi banyak

    manfat untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar.

    i. Laboratorium fisika dan biologi

    SMA Negeri 1 Cangkringan memiliki laboratorium Fisika dan Biologi yang

    cukup memadai. Laboratorium ini terletak di ujung timur dari gedung sekolah. Di

    depan laboratorium Fisika terdapat laboratorium biologi. Kedua laboratorium ini

    memiliki berbagai macam fasilitas yang mendukung praktikum siswa. Kondisi ruangan

    laboratorium cukup kondusif sehingga siswa dapat melaksanakan KBM dengan

    nyaman. Dengan adanya fasilitas dalam laboratorium tersebut guru akan lebih mudah

    menyampaiakn materi pelajaran. Dengan adanya laboratorium Fisika dan Biologi

    diharapkan dapat tercipta suasana yang kondusif dan terfokus

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    18/24

    j. Koperasi Siswa

    Koperasi siswa SMAN 1 CangkringanSMA Negeri 1 Cangkringan mempunyai

    1 unit koperasi siswa yaitu Koperasi Widya Dharma. Ruangan koperasi ini tidak begitu

    besar namun cukup lengkap menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan oleh siswa.

    Mulai dari alat tulis, atribut sekolah sampai dengan makanan ringan tersedia di

    Koperasi Widya Dharma ini. Koperasi ini dibawah kepengurusan OSIS dengan

    bimbingan guru. Dengan adanya koperasi ini diharapkan siswa dapat belajar lebih jauh

    mengenai manajemen organisasi sehingga member pengetahuan dan skill bagi siswa.

    k. PIK KRR (Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)

    PIK KRRSMA Negeri 1 Cangkringan sebagai kantor pusat PIK KRR (Pusat

    Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) wilayah Sleman timur. Fungsi

    dari PIK KRR ini adalah untuk memfasilitasi siswa dalam bimbingan konseling selain

    itu dengan berkonsultasi dengan PIK KRR siswa akan mendapatkan informasi masalah

    reproduksi remaja. Tujuan diadakan PIK KR ini agar siswa dapat berkonsultasi

    mengenai hal-hal yang membutuhkan dukungan dari guru dan pihak sekolah yang

    berkaitan dengan masalah pribadi .

    l. Musholla

    Mushola SMAN 1 CangkringanMushola SMA negeri 1 Cangkringan terletak di

    bagian selatan gedung sekolah. Mushola ini cukup bersih dan cukup memadai. Mushola

    ini terorganisir dengan baik dan sering digunakan untuk kegiatan keagamaan, misalnya

    sholat berjamaah, pengajian peringatan, dan kegiatan yang berkaitan dengan mata

    pelajaran PAI .

    m.Lapangan Volly

    Lapangan Volly SMA Negeri 1 Cangkringan terletak di sebelah timur

    laboratorium Fisika di depan laboratorium komputer. Lapangan Volly ini cukup

    mendukung mata pelajaran Penjas Orkes. Dengan adanya lapangan volly ini diharapkan

    siswa dapat melaksanakan kegiatan olahraga dengan baik dan maksimal.

    n. Kantin

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    19/24

    Kantin SMA negeri 1 Cangkringan mempunyai dua unit kantin sekolah.

    Suasana kantin cukup nyaman dan bersih sehingga siswa dapat menikmati makanan

    yang tersedia. Kantin ini meyediakan berbagai macam makanan yang cukup untuk

    memenuhi kebutuhan siswa. Harga makan di kantin ini cukup murah sehingga dapat

    terjangkau oleh semua siswa. Dengan adanya kantin di dalam area skolah siswa dapat

    dengan mudah membeli makanan tanpa membeli di luar area sekolah.

    o. Tempat parkir

    Tempat parkir siswaTempat parkir di SMA negeri 1 Cangkringan terdiri dari

    tempat parkir untuk siswa dan tempat parkir untuk guru dan karyawan. Tempat parkir

    guru dan karyawan terletak di belakang laboratorium fisika dari pintu gerbang kea rah

    timur . Kondisi parkir guru dan karyawan cukup luas sehingga dapat menampung dari

    seluruh guru dan karyawan. Sedangkan tempat parkir untuk siswa terletak di ujung

    selatan di sebelah selatan kantin, dari pintu gerbang ke arah barat lalu ke selatan.

    Kondisi tempat parkir untuk siswa sangat luas dapat menampung kendaraan dari

    seluruh siswa.Toilet untuk guru dan siswa

    p. Toilet

    SMA N 1 Cangkringan memiliki 3 lokasi toilet siswa, masing masing kelas

    memiliki satu toilet. Selain itu terdapat toilet bersama di Musholla dan 2 toilet guru..

    Secara umum, keadaan toilet baik namun agak kurang bersih. Hal ini terjadi karena

    kurangnya karyawan yang mengurusi sekolah, terutama bagian toilet.

    q. Gudang

    Gudang digunakan untuk menyimpan prasarana, ATK, dan alat-alat inventaris

    lainnya.

    Kondisi Non Fisik

    a. Keadaan Siswa

    Siswa SMAN 1 Cangkringan terdiri dari :

    1) Siswa kelas X yang berjumlah 108 siswa, yang kesemuanya dibagi ke dalam 3

    kelas, yaitu kelas XA sebanyak 38 siswa, kelas XB sebanyak 35 siswa dan kelas XCsebanyak 36 siswa.

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    20/24

    2) Siswa kelas XI berjumlah 106 siswa, semuanya terbagai dalam tiga kelas, yaitu

    kelas XI IPA 1 sebanyak 37 siswa, kelas XI IPS1 sebanyak 35 siswa, dan kelas XI

    IPS2 sebanyak 34 siswa

    3) Siswa kelas XII berjumlah 106 siswa, terbagi dalam 3 kelas, yaitu XII IPA 1

    sebanyak 35 siswa, kelas XII IPS 1 sebanyak 36 siswa dan kelas XII IPS 2 sebanyak

    35 siswa.

    b. Tenaga pengajar

    SMAN 1 Cangkringan memiliki tenaga pengajar sebanyak 35 orang dengan

    rincian yang berkualifikasi S1 26 orang PNS dan yang GTT 7 orang sedangkan yang

    berkualifikasi SM 1 orang PNS dan 1 orang GTT. Masing-masing guru mengajar sesuai

    dengan bidang keahliannya. Selain itu, juga terdapat beberapa guru yang melakukan

    pembinaan terhadap siswa.

    c. Karyawan sekolah

    Karyawan di SMA N 1 Cangkringan berjumlah 11 orang dengan rincian Tata

    Usaha sebanyak 7 orang, bagian perpustakaan 1 orang, pembantu umum (petugas

    kebersihan, parkir, dapur sekolah) 2 orang, dan penjaga malam 1 orang.

    d. Ekstrakurikuler

    Potensi siswa ditampung dalam OSIS yang memiliki beberapa program kerja

    antara lain adalah ekstrakurikuler baris-berbaris yaitu tonti (peleton inti),

    ekstrakurikuler olah raga seperti aerobik, volly, KIR, dan pramuka. Kegiatan OSIS

    secara umum berjalan baik, organisasi OSIS di sekolah cukup aktif dalam berbagai

    kegiatan seperti MOS, perekrutan anggota baru, baksos, tonti. Meskipun terdapat

    fasilitas ruang OSIS disekolah, namun penggunaannya tidak optimal. Adanya

    ekstrakurikuler di SMA N 1 Cangkringan cukup berperan dalam peningkatan potensi

    siswa-siswi SMA N 1 cangkringan.

    1. Permasalahan dan Potensi Pembelajaran

    Kualitas pembelajaran dapat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu guru,

    fasilitas sekolah, media pembelajaran dan sumber belajar. SMA N 1 Cangkringan

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    21/24

    memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Permasalahan

    yang ditemukan ditemukan adalah:

    a. Belum optimalnya penggunaan sarana dan prasarana yang

    tersedia untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dan kualitas itu sendiri.

    b. Kurangnya motivasi belajar siswa.

    c. Kurangnya motivasi siswa dalam berorganisasi.

    Minimnya Sumber Daya Manusia dan belum optimalnya penggunaan sarana dan

    prasarana dapat menghambat proses perencaan pengembangan dan pembangunan sekolah.

    Pendekatan, pengarahan, pembinaan dan motivasi sangat diperlukan agar siswa lebih

    bersemangat dan pembangunan sekolah pun jadi lebih lancar.

    Berdasarkan analisis situasi, maka dapat dideskripsikan beberapa hal yang berkaitan

    dengan pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Cangkringan, yaitu sebagai berikut:

    1. Potensi tenaga pendidik (guru)

    Di SMA Negeri 1 Cangkringan, terdapat 2 (dua) tenaga pendidik yang mengajar bidang

    studi Kimia yang sudah sarjana (strata 1), yaitu Drs. Danang Supriyatna dan Agus

    Iswanto, S.Pd.

    2. Potensi sarana prasarana (alat pendukung) pelajaran Kimia

    Dalam pembelajaran Kimia, SMA Negeri 1 Cangkringan memilki sarana prasarana

    penunjang kegiatan belajar mengajar yang cukup lengkap seperti laboratorium kimia

    Berdasarkan analisis situasi dari hasil observasi, maka mahasiswa PPL Kimia UNY

    lokasi SMAN 1 Cangkringan berusaha memberikan respon awal bagi pengembangan

    SMAN 1 Cangkringan. Hal ini dilakukan sebagai wujud dari pengabdian PPL Kimia UNY

    terhadap masyarakat berdasarkan disiplin ilmu dan ketrampilan tambahan yang telah kami

    dapatkan di bangku kuliah. Program kerja yang direncanakan telah mendapat persetujuan

    pihak sekolah, Dosen Pembimbing Lapangan dan hasil mufakat antara guru pembimbing

    dengan mahasiswa. Program tersebut diharapkan dapat membangun dan memberdayakan

    segenap potensi yang dimiliki SMAN I Cangkringan.

    B. Rumusan Program Kegiatan PPL

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    22/24

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang dapat

    dijadikan sebagai program PPL. Pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan program kerja

    sesuai sasaran setelah atau pasca penerjunan sangatlah penting dan menjadi tolak unkur

    keberhasilan pelaksanaan kegiatan PPL. Agar pelaksaan program PPL berjalan efektif,

    efesien, dan sesui dengan kebutuhan maka dilakukan perumusan program. Berdasarkan

    diskusi bersama baik dalam kelompok maupun antara pratikan dengan pihak sekolah maka

    dirumuskan program beberapa kegiatan yang tujuan utamanya dapat ikut menunjang jalannya

    proses pembelajaran (dalam hal ini mata pelajaran Fisika sesuai dengan latar belakang

    pendidikan pratikan). Adapun program kerja tersebut meliputi :

    a. Program Kerja KKN Individu

    Program kerja individu yang dilaksanakan sebagian besar menyangkut sarana untuk

    peningkatan kualitas pembelajaran Fisika di sekolah. Adapun program kerja individu yang

    dilaksanakan dalam KKN-PPL adalah sebagai berikut ini :

    Pengadaan media pembelajaran berupa Buku-buku Fisika dan Relevansinya,

    Buku Kumpulan Soal Fisika, Buku-buku Non Fisika yang menunjang KBM untuk

    peningkatan kualitas (EQU) siswa.

    Kebersihan dan kerapian Laboratorium Fisika dan lingkungan.

    Pengadaan Alat Peraga Fisika Bab Besaran, Satuan dan Pengukuran.

    b. Program Kerja PPL

    Program kerja PPL dibuat untuk memberikan pedoman kepada mahasiswa PPL agar

    dalam pelaksanaan praktik mengajar di dalam kelas sudah dipersiapkan sebaik mungkin.

    Adapun program kerja PPL yang disusun oleh kami sebagai berikut :

    Penyusunan identifikasi SK, KD (pemetaan SK, KD)

    Penyusunan silabus

    Penyusunan program tahunan

    Penyusunan program semester

    Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    23/24

    Pembuatan media pembelajaran (DVD dalam bentuk Power Point) untuk

    mengajar

    Praktik mengajar terbimbing dan mandiri

    Menyusun dan mengembangkan alat eveluasi

    Menyusun soal-soal pretest, tugas, ulangan harian dan remidial

    Menyusun analisis hasil ulangan menggunakan software program computer

    Iteman, Notepad, Ms. Excell dan Ms Word

    Memberikan reward kepada siswa terpilih yang terbukti memiliki kecakapan

    Fisika.

    Memberi waktu pendalaman materi dan curhat di luar jam mengajar mata

    pelajaran Fisika (Pendekatan siswa).

    c. Program Penunjang Individu

    Beberapa program penunjang individu yang telah dilaksanakan antara lain, yaitu :

    Program Ramadhan

    Membantu adminitrasi UKS (Unit Kesehatan Siswa)

    Menjaga piket harian

    Membantu program kerja KKN PPL lainnya yang tercantum dalam Matrik

    Program Kerja KKN - PPL

    d. Program Insidental Individu

    Di SMA Negeri 1 Cangkringan banyak aktivitas kegiatan sekolah, maka dari pada itu

    Mahasiswa banyak diikut sertakan dalam kegiatan sekolah misalnaya

    Persiapan Proses Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPBD)

    Pendampingan pra-MOS

    Mengisi kekosongan kelas

  • 8/8/2019 Bab i Laporan Individu Kkn-ppl Sma n i Cangkringan

    24/24

    Pendampingan upacara 17 Agustus ( HUT RI Ke-65 )

    Pendampingan even lomba antar kelas dalam rangka Peringatan Hari Ulang

    Tahun Kemerdekaan RI Ke- 65 tahun.

    Mendampingi tadarus Al - Quran saat ramadhan

    Pendampingan buka bersama