4
AB I A. Latar Belakang Periodontitis merupakan penyakit inflamatori jaringan penyangga gigi yang paling luas penyebarannya dalam masyarakat. Penyakit pada jaringan periodontal bersifat kronis disebabkan oleh polimikroba dalam rongga mulut yang terakumulasi dalam bentuk bakteri plak (biofilm) yang bertanggung jawab terhadap inflamasi gingiva yang jika tidak dihentikan prosesnya akan mengakibatkan infeksi kronis dan menyebabkan kerusakan progresif pada serabut periodontal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan hilangnya jaringan penyangga gigi dengan pembentukan saku gusi, resesi, atau keduanya yang dapat mengakibatkan gigi goyah. Penyakit ini menjadi ancaman besar bagi hilangnya gigi pada orang dewasa, sehingga dibutuhkan perawatan yang serius. Perawatan penyakit periodontal memiliki beberapa tujuan, tujuan umum perawatan periodontal adalah untuk mencegah, menghentikan, dan mengontrol atau mengeliminasi penyakit periodontal, sedangkan tujuan utamanya adalah untuk meregenerasi struktur, integritas, dan fungsi dari jaringan yang telah hilang sebagai akibat adanya proses inflamasi karena penyakit periodontal. Perawatan periodontal seperti scaling, root planning, dan kuretase gingiva memiliki keefektifan yang tinggi untuk menekan perkembangan penyakit periodontal tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menstimulasi proses regenerasi jaringan. Regenerasi merupakan proses biologis yang bertujuan agar bentuk dan fungsi jaringan yang hilang dapat kembali normal. Perawatan bedah periodontal regeneratif memiliki tujuan untuk menghilangkan poket periodontal, dan juga untuk menstimulasi terbentuknya attachment yang baru. Tujuan-tujuan ini dapat dicapai dengan penggunaan berbagai macam material graft. Autograft, allograft, xenograft, dan alloplast adalah beberapa

BAB I Latar Belakang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgchfhdsewwrtfygvuhionoknmknjvgc

Citation preview

Page 1: BAB I Latar Belakang

AB I

A. Latar BelakangPeriodontitis merupakan penyakit inflamatori jaringan penyangga gigi yang

paling luas penyebarannya dalam masyarakat. Penyakit pada jaringan periodontal bersifat kronis disebabkan oleh polimikroba dalam rongga mulut yang terakumulasi dalam bentuk bakteri plak (biofilm) yang bertanggung jawab terhadap inflamasi gingiva yang jika tidak dihentikan prosesnya akan mengakibatkan infeksi kronis dan menyebabkan kerusakan progresif pada serabut periodontal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan hilangnya jaringan penyangga gigi dengan pembentukan saku gusi, resesi, atau keduanya yang dapat mengakibatkan gigi goyah. Penyakit ini menjadi ancaman besar bagi hilangnya gigi pada orang dewasa, sehingga dibutuhkan perawatan yang serius.

Perawatan penyakit periodontal memiliki beberapa tujuan, tujuan umum perawatan periodontal adalah untuk mencegah, menghentikan, dan mengontrol atau mengeliminasi penyakit periodontal, sedangkan tujuan utamanya adalah untuk meregenerasi struktur, integritas, dan fungsi dari jaringan yang telah hilang sebagai akibat adanya proses inflamasi karena penyakit periodontal. Perawatan periodontal seperti scaling, root planning, dan kuretase gingiva memiliki keefektifan yang tinggi untuk menekan perkembangan penyakit periodontal tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menstimulasi proses regenerasi jaringan.

Regenerasi merupakan proses biologis yang bertujuan agar bentuk dan fungsi jaringan yang hilang dapat kembali normal. Perawatan bedah periodontal regeneratif memiliki tujuan untuk menghilangkan poket periodontal, dan juga untuk menstimulasi terbentuknya attachment yang baru. Tujuan-tujuan ini dapat dicapai dengan penggunaan berbagai macam material graft. Autograft, allograft, xenograft, dan alloplast adalah beberapa jenis bahan bone graft yang selama ini telah digunakan untuk meregenerasi kerusakan tulang akibat penyakit periodontal.

Kitosan adalah amino-polisakarida yang berasal dari ekstraskeleton arthropoda seperti kulit udang dan tulang cumi. Kitosan merupakan polimer alami yang menarik perhatian karena memiliki sifat biodegradabilitas, bakteriostatik, bakterisidal, biokompatibilitas, dan regeneratif yang dapat digunakan dalam aplikasi biomedical. Beberapa fungsinya dalam bidang biomedikal yaitu kitosan sebagai pembungkus obat, kultur sel, dan berperan dalam penyembuhan luka. Penggunaan kitosan sebagai carier implant terapeutik telah menjadi perhatian dalam penggunaannya untuk perbaikan defek tulang. Berdasarkan fungsi Kitosan sebagai bahan remineralisasi tulang, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan ekstrak tulang rawan cumi dalam sediaan serbuk dengan percobaan secara in vivo pada tikus.

Page 2: BAB I Latar Belakang

Kitosan merupakan biopolimer yang dapat diekstrak dari cangkang crustasea laut seperti kepiting, udang, lobster, dan tulang rawan cumi. Kandungan kitin dan kitosan yang terkandung dalam tulang rawan cumi–cumi dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai antibakteri, reminalisasi tulang periodontal, penyembuhan luka, fungistatik, antitumor, antikolesterol,dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan karena senyawa kitin dan kitosan mempunyai sifat biodegradibilitas (dapat diuraikan oleh mikroorganisme), biokompabilitas, dan mudah dibentuk menjadi serbuk, film, fiber, gel, manik, larutan, dan pasta (Irano,dkk., 1984).

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

Page 3: BAB I Latar Belakang

Tulang rawan cumi–cumi yang berupa bagian dalam kulit mengandung senyawa kimia berupa kitin dan kitosan, senyawa ini dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai antibakteri, reminalisasi tulang periodontal, penyembuhan luka, fungistatik, antitumor, antikolesterol,dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan karena senyawa kitin dan kitosan mempunyai sifat biodegradibilitas (dapat diuraikan oleh mikroorganisme), biokompabilitas, dan mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, dan-lain-lain.

sebagai bahan pengemulsi koagulasi, reaktifitas kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation sehingga dapat berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan dapat berfungsi sebagai absorben terhadap logam berat.

Kitin merupakan konstituen organik yang sangat penting pada hewan golongan orthopoda, annelida, molusca, corlengterfa, dan nematode. Kitin biasanya berkonyugasi dengan protein dan tidak hanya terdapat pada kulit dan kerangkanya saja, tetapi juga terdapat pada trachea, insang, dinding usus, dan pada bagian dalam kulit pada cumi–cumi (Clarkson, 2006).Diketahui bahwa cumi-cumi (Loligo pealli) merupakan hewan invetebrata yang pada bagian tulang rawan cumi-cumi terkandung kitin yang terikat bersama-sama dengan senyawa anorganik lainnya (Muzzarelli, R.A.A, 1973).