34
My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM 01 , Juli 2009 1 BAB I LUKA A. PENDAHULUAN Hampir semua orang pernah mengalami luka, misalnya teriris pisau ketika memasak di dapur, terjatuh, kecelakaan lalu lintas atau mengalami luka bakar akibat kontak dengan benda panas. Ada luka yang dapat sembuh sendiri, misalnya pada luka baru yang kecil, superfisial (hanya mengenai lapisan kulit paling atas) serta tidak terkontaminasi, dan ada luka yang memerlukan intervensi untuk penyembuhannya, misalnya dengan penjahitan luka, penggunaan wound dressing, atau dengan pemberian obat. Penyembuhan luka adalah proses regenerasi jaringan yang mengalami luka. Penyembuhan luka merupakan suatu proses kompleks yang terdiri dari beberapa tahap atau fase dan melibatkan banyak faktor seperti jenis luka, penyebab luka, ada tidaknya infeksi, nutrisi dan sebagainya. Proses penyembuhan luka akan lebih cepat dalam lingkungan luka yang lembab (moist environment). Untuk mendapatkan atau mempertahankan lingkungan yang lembab, dapat dilakukan antara lain dengan mengaplikasikan wound dressing di atas permukaan luka. Terdapat beberapa jenis wound dressing yang tersedia saat ini, misalnya kasa, tule, film, dll.

BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

1

BAB I

LUKA

A. PENDAHULUAN

Hampir semua orang pernah mengalami luka, misalnya teriris pisau ketika

memasak di dapur, terjatuh, kecelakaan lalu lintas atau mengalami luka bakar

akibat kontak dengan benda panas.

Ada luka yang dapat sembuh sendiri, misalnya pada luka baru yang kecil,

superfisial (hanya mengenai lapisan kulit paling atas) serta tidak

terkontaminasi, dan ada luka yang memerlukan intervensi untuk

penyembuhannya, misalnya dengan penjahitan luka, penggunaan wound

dressing, atau dengan pemberian obat.

Penyembuhan luka adalah proses regenerasi jaringan yang mengalami luka.

Penyembuhan luka merupakan suatu proses kompleks yang terdiri dari

beberapa tahap atau fase dan melibatkan banyak faktor seperti jenis luka,

penyebab luka, ada tidaknya infeksi, nutrisi dan sebagainya.

Proses penyembuhan luka akan lebih cepat dalam lingkungan luka yang

lembab (moist environment). Untuk mendapatkan atau mempertahankan

lingkungan yang lembab, dapat dilakukan antara lain dengan mengaplikasikan

wound dressing di atas permukaan luka. Terdapat beberapa jenis wound

dressing yang tersedia saat ini, misalnya kasa, tule, film, dll.

Page 2: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

2

B. STRUKTUR DAN FUNGSI KULIT

Kulit tersusun atas beberapa lapisan, yaitu:1

1. Epidermis (lapisan paling luar)

Terdiri atas:

a. Stratum korneum (lapisan tanduk)

Merupakan bagian epidermis yang paling atas yang terdiri dari

beberapa lapisan sel mati. Lapisan ini terus-menerus mengelupas

secara teratur (deskuamasi) dan digantikan dengan lapisan baru yang

berasal dari lapisan di bawahnya.

b. Stratum lusidum

Terdapat langsung di bawah stratum korneum dan hanya terdiri atas 2-

3 lapis sel.

c. Stratum granulosum

Terdapat di bawah stratum lusidum dan terdiri atas 2-3 lapis sel.

d. Stratum spinosum

Terdapat di bawah stratum granulosum dan sel-selnya mengandung

banyak glikogen.

e. Stratum basale

Merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Terdiri atas 2 jenis sel

yaitu:

• Sel-sel kolumnar

• Sel-sel pembentuk melanin (melanosit) yang mengandung butir-

butir pigmen (melanosome)

2. Dermis

Merupakan lapisan yang terdapat di bawah lapisan epidermis di mana

dalam lapisan ini terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak), kelenjar

keringat, ujung saraf, pembuluh darah, akar rambut, serabut kolagen,

Page 3: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

3

serabut elastin, bahan proteoglikan serta glikosaminoglikan. Kelenjar

sebasea menghasilkan sebum/lemak kulit yang berperan dalam fungsi

barier kulit.

Secara garis besar dermis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Pars papilare

Yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf

dan pembuluh darah.

b. Pars retikulare

Yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, terdiri atas

serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Subkutis

Merupakan kelanjutan dari lapisan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar

berisi sel-sel lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada

lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, akar rambut, pembuluh darah

dan pembuluh getah bening.

Gambar 1. Penampang Kulit

Page 4: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

4

Kulit mempunyai banyak fungsi yaitu:2

1. Proteksi

Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang paling luar dan berfungsi

melindungi organ-organ dalam terhadap lingkungan dari luar tubuh. Fungsi

proteksi ini dimungkinkan oleh adanya bantalan lemak dalam kulit, pigmen

(pemberi warna kulit) yang melindungi kulit dari sinar matahari, lapisan

stratum korneum yang impermeabel (tidak bisa ditembus oleh) terhadap

air dan zat kimia, pH kulit yang asam (5-6,5) akibat ekskresi keringat dan

sebum (minyak kulit) dan keratinosit (salah satu jenis sel utama pada

lapisan epidermis) yang berperan sebagai sawar mekanik karena sel

keratinosit melepaskan diri secara teratur.

2. Absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah mengabsorpsi/menyerap air, larutan dan

benda padat, tetapi lebih mudah menyerap cairan yang mudah menguap

dan yang larut dalam lemak lebih. Absorpsi antara lain dapat berlangsung

melalui celah antar sel atau menembus sel epidermis.

3. Ekskresi

Zat-zat sisa metabolisme antara lain diekskresikan oleh kelenjar keringat

yang terdapat pada kulit.

4. Persepsi

Pada kulit terdapat ujung saraf sensorik yang berfungsi menghantarkan

sensasi (nyeri, panas, dingin, sentuhan, tekanan).

5. Termoregulasi

Kulit berfungsi mengatur suhu tubuh melalui pengeluaran keringat dan

konstriksi pembuluh darah kulit.

6. Pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada dasar epidermis.

7. Pembentukan vitamin D

Vitamin D dibentuk di kulit dengan bantuan sinar matahari.

Page 5: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

5

C. DEFINISI DAN JENIS LUKA

Luka adalah keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan tubuh. Luka

antara lain dapat mengakibatkan perdarahan, infeksi, kematian sel dan

gangguan sebagian atau seluruh fungsi organ.3,4

Secara garis besar luka dapat digolongkan menjadi:4-6

1. Luka terbuka

Yaitu luka yang terpapar oleh udara karena adanya kerusakan pada kulit

tanpa atau disertai kerusakan jaringan di bawahnya. Luka terbuka

merupakan jenis luka yang banyak dijumpai.

Jenis-jenis luka terbuka antara lain:

a. Luka lecet (abrasi atau ekskoriasis)

Yaitu luka yang mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis) yang

disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan yang kasar.

Gambar 2. Luka lecet Gambar 3. Luka insisi

b. Luka insisi atau luka iris (vulnus scissum)

Yaitu luka yang terjadi karena teriris oleh benda yang tajam dan rata

seperti silet atau pisau. Tepi luka tampak teratur. Misalnya luka operasi.

c. Luka robek (laserasi atau vulnus laceratum)

Yaitu luka yang disebabkan oleh benturan keras dengan benda tumpul.

Tepi luka biasanya tidak teratur.

Page 6: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

6

Gambar 4. Luka robek

d. Luka tusuk (vulnus punctum)

Yaitu luka yang disebabkan oleh benda runcing yang menusuk kulit,

misalnya jarum atau paku.

Gambar 5. Luka tusuk

e. Luka karena gigitan (vulnus morsum)

Yaitu luka yang terjadi akibat gigitan hewan atau manusia. Bentuk luka

tergantung dari bentuk dan susunan gigi yang menggigit.

f. Luka tembak

Yaitu luka karena peluru dari tembakan senjata api.

Page 7: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

7

Gambar 6. Luka tembak Gambar 7. Luka bakar

g. Luka bakar (combustio)

Yaitu luka yang terjadi karena kontak dengan api atau benda panas

lainnya, zat kimia, terkena radiasi, aliran listrik atau petir. Berdasarkan

kedalaman luka, luka bakar digolongkan menjadi:

•••• Luka bakar derajat 1 (luka superfisial)

Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis kulit. Biasanya

hanya ditandai dengan kemerahan pada kulit dan rasa nyeri.

•••• Luka derajat 2 (partial thickness burn)

Yaitu luka yang mengenai lapisan epidermis hingga dermis.

Dibagi lagi menjadi :

- Luka derajat 2 superfisial (superficial partial thickness wound)

Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis hingga dermis

bagian atas.

Dapat ditandai dengan adanya kemerahan pada kulit, adanya

lepuhan berisi cairan (blister atau bula) dan terasa sangat nyeri.

- Luka derajat 2 dalam (deep partial thickness wound)

Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis hingga dermis

bagian bawah.

Biasanya tidak ditemukan adanya bula, namun luka biasanya

basah atau lembab.

Page 8: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

8

•••• Luka derajat 3 (full thickness burn)

Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis hingga subkutan.

Biasanya luka terlihat pucat dan luka tidak terasa nyeri karena

ujung saraf pada luka telah rusak.

•••• Luka derajat 4

Yaitu luka bakar yang mengenai lapisan epidermis, dermis,

subkutan, hingga otot, tendon atau tulang.

Gambar 8. Kedalaman luka bakar

Sedangkan untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan metode

rule of nine (cara mengukur luas luka bakar pada orang dewasa di

mana tubuh dibagi ke dalam daerah-daerah yang sama dengan

kelipatan 9% luas permukaan tubuh total).

Page 9: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

9

Telapak tangan pasien ≈ 1% luas permukaan

tubuh pasien.

Kepala ≈ 9% luas permukaan tubuh.

Lengan ≈ 9% luas permukaan tubuh.

Dada ≈ 18% luas permukaan tubuh.

Punggung ≈ 18% luas permukaan tubuh.

Tungkai ≈ 18% luas permukaan tubuh.

Gambar 9. Rule of nine

2. Luka tertutup

Yaitu cedera pada jaringan di mana kulit masih utuh atau tidak mengalami

luka. Misalnya :

a. Luka memar (kontusio)

Merupakan cedera pada jaringan dan menyebabkan kerusakan kapiler

sehingga darah merembes ke jaringan sekitarnya. Biasanya disebabkan

oleh benturan dengan benda tumpul.

Gambar 10. Luka memar

Page 10: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

10

b. Hematoma

Adalah pengumpulan darah setempat (biasanya menggumpal) di dalam

organ atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah.

Gambar 11. Hematoma

Luka juga dapat digolongkan berdasarkan derajat kontaminasi yaitu:7

1. Luka bersih

Yaitu luka yang bersih tanpa kontaminasi, misalnya luka insisi dengan

teknik yang steril yang tidak mengenai saluran gastrointestinal, saluran

kemih, genital atau pernapasan.

Tingkat infeksi ± 1,5%

2. Luka bersih terkontaminasi

Yaitu luka bersih yang dapat terkontaminasi, misalnya luka insisi yang

mengenai saluran gastrointestinal, saluran kemih, genital atau

pernapasan tetapi sekresi saluran tersebut tidak mengenai luka operasi.

Tingkat infeksi ± 7,7%

3. Luka terkontaminasi

Yaitu luka yang terkontaminasi, misalnya luka insisi pada organ yang

mengalami inflamasi atau luka insisi yang terkena sekresi saluran

gastrointestinal, saluran kemih, genital atau pernapasan atau luka insisi

dengan tindakan asepsis /antisepsis yang kurang.

Tingkat infeksi ± 15,2%

Page 11: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

11

4. Luka kotor

Yaitu luka yang kotor.

Tingkat infeksi ± 40%

Berdasarkan lamanya penyembuhan, luka dapat digolongkan menjadi:

a. Luka akut yaitu luka yang baru terjadi yang dapat sembuh sesuai dengan

lama fase penyembuhan yang normal (waktu penyembuhan luka dapat

diperkirakan)

Contoh : luka lecet, luka robek, luka operasi tanpa komplikasi.

b. Luka kronik yaitu luka yang telah berlangsung lama karena mengalami

kegagalan dalam proses penyembuhan yang normal atau luka yang sering

kambuh (waktu penyembuhan luka tidak dapat diperkirakan)

Contoh : ulkus pada penderita diabetes melitus (ulkus diabetik atau kaki

diabetik), ulkus akibat tekanan (pressure ulcer), ulkus akibat gangguan

vaskular, dll (Lebih detail mengenai luka kronik bisa dilihat dalam PK

Produk Luka Kronik)

Ulkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di

bawah kulit.

Gambar 12. Ulkus

Page 12: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

12

BAB II

PENYEMBUHAN LUKA

A. JENIS PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka adalah proses regenerasi jaringan yang mengalami

luka.

Penyembuhan luka terbuka dibagi menjadi 2 yaitu:8

1. Penyembuhan primer

Yaitu penyembuhan luka yang terjadi secara cepat dengan cara

menyatukan tepi luka secara langsung. Misalnya penyembuhan luka

insisi pada pembedahan di mana tepi luka disatukan dengan

penjahitan, distaples atau diplester. Biasanya penyembuhan jenis ini

akan meninggalkan jaringan parut yang lebih halus dan kecil dibanding

dengan jenis penyembuhan luka lainnya.

Gambar 13. Penyembuhan primer

2. Penyembuhan sekunder (penyembuhan spontan)

Yaitu penyembuhan luka pada luka yang dibiarkan tetap terbuka. Luka

akan menutup spontan dengan kontraksi dan re-epitelisasi luka.

Penyembuhan sekunder memerlukan waktu yang lebih lama dan akan

Page 13: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

13

meninggalkan jaringan parut yang kurang baik dibandingkan dengan

penyembuhan primer. Misalnya pada luka yang lebar.

Gambar 14. Penyembuhan sekunder

3. Penyembuhan tersier (delayed primary healing)

Yaitu penyembuhan luka dengan menutup luka beberapa hari pasca

trauma. Pada penyembuhan tersier, setelah debrideman (tindakan

menghilangkan jaringan yang mati dan benda asing pada luka), luka

dibiarkan tetap terbuka dalam waktu tertentu kemudian baru dilakukan

penutupan luka dengan penjahitan atau tandur kulit (skin graft).

Misalnya pada luka yang terinfeksi atau luka yang tidak beraturan yang

akan menyebabkan infeksi bila langsung dijahit.

Gambar 15. Penyembuhan tersier

Page 14: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

14

B. FASE PENYEMBUHAN LUKA4,8-11

Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau 3

fase yaitu:

1. Fase inflamasi

Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima.

Pada fase inflamasi, terjadi proses:

a. Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di mana

pada proses ini terjadi:

• Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)

• Agregasi platelet dan pembentukan jala-jala fibrin

• Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah

b. Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi:

• Peningkatan permeabilitas kapiler dan vasodilatasi yang disertai

dengan migrasi sel-sel inflamasi ke lokasi luka.

• Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh

neutrofil dan makrofag

2. Fase proliferasi

Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar 3 minggu.

Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri dari proses:

a. Angiogenesis

Adalah proses pembentukan kapiler baru yang distimulasi oleh TNF-α2

untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka.

b. Granulasi

Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler

pada dasar luka (jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalam luka

berproliferasi dan membentuk kolagen.

Page 15: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

15

Gambar 16. Jaringan granulasi

c. Kontraksi

Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang

disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka.

Proses ini kemungkinan dimediasi oleh TGF-β.

d. Re-epitelisasi

Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada

permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi luka melintasi

permukaan luka. EGF berperan utama dalam proses ini.

3. Fase maturasi atau remodelling

Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung

berbulan-bulan.

Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan

kembali sel-sel radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru

serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini jaringan parut

yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut

yang pucat dan tipis. Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada

luka. Jaringan parut pada luka yang sembuh tidak akan mencapai

kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai 80% kekuatan

regang kulit normal.

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan

antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen yang

Page 16: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

16

berlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau

hypertrophic scar, sebaliknya produksi kolagen yang berkurang akan

menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka tidak akan menutup dengan

sempurna.

Gambar 17. Fase penyembuhan luka

C. FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA

Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun hasil

penyembuhan yang dicapai sangat tergantung dari beberapa faktor.

Page 17: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

17

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka antara lain

adalah : 6,12

1. Kebersihan Luka

Adanya benda asing, kotoran atau jaringan nekrotik (jaringan mati) pada

luka dapat menghambat penyembuhan luka, sehingga luka harus

dibersihkan atau dicuci dengan air bersih atau NaCl 0,9% dan jaringan

nekrotik (jaringan yang mati) dihilangkan (debrideman/debridement).

Debrideman adalah tindakan menghilangkan benda asing dan jaringan

mati/nekrotik, jaringan yang rusak atau terinfeksi dari luka.

Jenis-jenis debrideman adalah :13

a. Debrideman bedah (surgical debridement)

Yaitu debrideman yang dilakukan dengan menggunakan pisau bedah,

gunting atau alat lain untuk memotong jaringan nekrotik dari luka.

Merupakan metode debrideman yang cepat, selektif dan efektif tetapi

dapat menyebabkan rasa nyeri sehingga memerlukan anestesia lokal.

Cocok dilakukan pada luka dengan jaringan nekrotik yang banyak dan

atau yang disertai dengan infeksi.

Gambar 18. Debrideman bedah

b. Debrideman mekanik (mechanical debridement)

Yaitu debrideman yang dilakukan dengan menggunakan kasa yang

dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% yang ditempelkan pada luka yang

kemudian dibiarkan mengering dan melekat pada luka. Jika kasa

tersebut dilepas dari luka, maka jaringan nekrotik akan ikut terangkat

Page 18: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

18

dari luka. Dengan metode ini, jaringan normal pada luka dapat ikut

terangkat (tidak selektif) dan dapat menimbulkan rasa nyeri saat kasa

dilepas dari luka. Dapat dilakukan pada luka dengan jaringan nekrotik

yang tidak terlalu banyak (sedang).

Gambar 19. Debrideman enzimatik

c. Debrideman kimiawi atau enzimatik (chemical atau enzimatic

debridement)

d. Debrideman autolitik (autolytic debridement)

Yaitu debrideman yang dilakukan oleh enzim proteolitik dari tubuh

pasien sendiri. Metode ini memerlukan lingkungan luka yang lembab

Gambar 20. Debrideman enzimatik

Yaitu debrideman yang dilakukan

dengan menggunakan bahan kimia

atau enzim yang dapat

menghancurkan jaringan nekrotik.

Merupakan metode debrideman

yang cepat, cukup selektif dan tidak

menimbulkan rasa nyeri. Cocok

dilakukan pada luka dengan

jaringan nekrotik yang banyak atau

luka dengan eskar (jaringan

nekrotik yang keras).

Contoh : papain, kolagenase.

Page 19: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

19

yang dapat diperoleh dengan penggunaan wound dressing. Merupakan

debrideman yang sangat selektif, aman dan tidak menimbulkan rasa

nyeri. Cocok dilakukan pada luka derajat 3 atau 4 dengan eksudat

ringan hingga sedang.

Gambar 21. Debrideman enzimatik

2. Infeksi

Luka yang terinfeksi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Tubuh selain harus bekerja dalam menyembuhkan luka, juga harus

bekerja dalam melawan infeksi yang ada, sehingga fase inflamasi akan

berlangsung lebih lama. Infeksi tidak hanya menghambat penyembuhan

luka tetapi dapat menambah ukuran luka (besar dan/atau dalamnya luka).

Luka yang sembuh juga tidak sebaik jika luka tanpa infeksi.

3. Usia

Semakin lanjut usia, luka akan semakin lama sembuh karena respon sel

dalam proses penyembuhan luka akan lebih lambat.

4. Gangguan Suplai Nutrisi dan Oksigen pada Luka

Gangguan suplai nutrisi dan oksigen (misal akibat gangguan aliran darah

atau kekurangan volume darah) dapat menghambat penyembuhan luka.

5. Status Gizi

Gizi buruk akan memperlambat penyembuhan luka karena kekurangan

vitamin, mineral, protein dan zat-zat lain yang diperlukan dalam proses

penyembuhan luka.

Page 20: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

20

6. Penyakit yang mendasari

Luka pada penderita diabetes dengan kadar gula darah yang tidak

terkontrol biasanya akan sulit sembuh atau bahkan dapat memburuk.

7. Merokok

Suatu studi menunjukkan bahwa asap rokok memperlambat penyembuhan

karena asap rokok akan merusak fibroblas yang penting dalam proses

penyembuhan luka.15

8. Stres

Stres yang berlangsung lama juga akan menghambat penyembuhan luka.

9. Obat-obatan

Penggunaan steroid atau imunosupresan jangka panjang dapat

menurunkan daya tahan tubuh yang dapat menghambat penyembuhan

luka.

E. KOMPLIKASI LUKA

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada proses penyembuhan luka

adalah:

1. Hematoma

2. Infeksi

3. Dehiscence (terbukanya kembali luka yang sudah dijahit)

Gambar 22. Dehiscence

Page 21: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

21

4. Jaringan parut (skar) hipertrofik

Merupakan jaringan parut yang tumbuh berlebihan, menonjol di atas bekas

luka tetapi tidak melebihi luas luka asal.

5. Keloid

Merupakan jaringan parut yang tumbuh secara berlebihan, menonjol di

atas bekas luka, dapat melebihi luas luka asal, berwarna merah muda

hingga coklat tua, dan biasanya disertai rasa gatal.

Gambar 23. Jaringan parut Gambar 24. Keloid

hipertrofik

Page 22: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

22

BAB III

PENATALAKSANAAN LUKA

A. PENILAIAN LUKA

Pada penatalaksanaan luka, perlu dilakukan penilaian luka, yaitu dalam

hal:

1. Perkiraan waktu penyembuhan (luka akut atau kronik)

2. Penyebab luka (trauma, operasi, gangguan pembuluh darah, dll)

3. Kedalaman luka (superfisial atau dalam)

4. Kondisi luka (bersih, kotor, eksudat, jaringan nekrotik, infeksi, dll)

Eksudat

Eksudat merupakan cairan yang keluar dari luka yang mengandung

berbagai substansi seperti air, elektrolit, nutrisi, sel mediator inflamasi,

leukosit (sel darah putih), protease (enzim yang menghancurkan

protein).

Berdasarkan viskositas atau kekentalannya, eksudat terdiri dari 2 jenis

1. Eksudat yang encer (serous)

Pada luka akut, eksudat biasanya encer, jernih dengan jumlah

sedikit.

2. Eksudat yang kental (viscous)

Pada luka kronik, eksudat biasanya kental, kekuningan dengan

jumlah bervariasi.

Dalam jumah sedikit, eksudat bermanfaat untuk proses penyembuhan

luka. Eksudat diperlukan untuk menjaga lingkungan yang optimal bagi

Page 23: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

23

penyembuhan luka dan bermanfaat memberikan efek menenangkan

(soothing effect) ujung saraf yang terpapar pada luka sehingga

mengurangi nyeri pada luka. Tetapi jika jumlah eksudat pada luka

berlebihan, maka dapat menyebabkan peningkatan risiko infeksi pada

luka dan maserasi pada kulit sekitar luka (perlunakan jaringan akibat

”terendam” cairan). Selain itu, dalam eksudat luka kronik, jumlah sel

mediator inflamasi dan protease meningkat.

Jaringan nekrotik

Jaringan nekrotik adalah jaringan yang telah mati, terdiri dari 2 jenis:

1. Slough (basah, kekuningan)

2. Eskar (kering, kehitaman)

Gambar 25. Slough Gambar 26. Eskar

B. PRINSIP PENATALAKSANAAN LUKA

Beberapa prinsip umum penatalaksanaan luka adalah:

1. Lingkungan luka yang lembab (moist environment)

2. Oksigenasi yang baik (misalnya dengan pemberian cairan yang

optimal dan menghentikan perdarahan)

3. Menghilangkan faktor-faktor yang menghambat penyembuhan luka

Page 24: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

24

seperti jaringan nekrotik, infeksi, dan sebagainya

Lingkungan luka yang lembab merupakan lingkungan yang optimal

untuk penyembuhan luka.

Manfaat dari lingkungan luka yang lembab (moist wound environment)

antara lain:3,14

1. Mencegah dehidrasi jaringan

2. Mempertahankan suhu yang optimal pada luka

3. Mempercepat pemecahan jaringan nekrotik (autolytic debridement)

4. Mempercepat fase inflamasi

5. Mempercepat kontraksi luka dan re-epitelisasi

6. Mempercepat angiogenesis

7. Mengurangi nyeri dan trauma saat pelepasan dressing dari luka

8. Mengurangi pembentukan jaringan parut

9. Mengurangi risiko infeksi

Sedangkan lingkungan luka yang kering akan memperlambat

penyembuhan luka karena lingkungan luka yang kering akan:

1. Menyebabkan terbentuknya keropeng (scap) pada luka akibat

dehidrasi jaringan luka sehingga menghambat pertumbuhan sel dan

migrasi sel epitel ke permukaan luka

2. Menurunkan suhu pada luka sehingga juga akan menghambat

Gambar 27. Keropeng (scap)

Page 25: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

25

migrasi sel epitel ke permukaan luka

3. Mengurangi oksigenasi pada permukaan luka

4. Mengganggu aliran nutrisi ke permukaan luka

5. Meningkatkan risiko infeksi

6. Menyebabkan nyeri dan merusak sel-sel baru pada luka saat dressing

dilepas dari luka

Lingkungan luka yang lembab dapat diperoleh dengan penggunaan wound

dressing yang sesuai.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan luka:15

1. Evaluasi Luka

Meliputi pemeriksaan fisik, lokasi, dan eksplorasi luka. Hal ini perlu

dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan cedera pada struktur

jaringan yang lebih dalam, menemukan jaringan yang telah mati dan

benda asing yang mungkin tertinggal pada luka.

2. Pencucian Luka

Dilakukan dengan cara irigasi dengan menggunakan air bersih.

3. Pemberian Antiseptik

Daerah yang diberi antiseptik harus lebih luas dari ukuran luka. Prinsip saat

memberi antiseptik pada kulit adalah mulai dari tengah ke arah luar

dengan pengusapan secara spiral (memutar). Terdapat data in vitro yang

menyebutkan bahwa antiseptik bersifat sitotoksik terhadap sel yang

berperan dalam penyembuhan luka seperti fibroblas dan leukosit sehingga

menghambat penyembuhan luka, namun ternyata pada konsentrasi yang

rendah, antiseptik tidak bersifat sitotoksik dan kebanyakan antiseptik aman

untuk mencegah infeksi pada luka.

Contoh antiseptik yang sering digunakan pada luka yaitu : povidone iodine,

hydrogen peroxide, chlorhexidine dan alkohol.16

Page 26: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

26

4. Penggunaan Wound Dressing

Prinsip penggunaan wound dressing adalah untuk mendapatkan kondisi

lingkungan yang baik pada luka sehingga proses penyembuhan

berlangsung optimal.

5. Pemberian Antibiotika

Pada prinsipnya, luka yang bersih tidak perlu diberikan antibiotika.

Sedangkan pada luka terkontaminasi atau kotor, perlu diberikan antibiotika

untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Penggunaan antibiotika

topikal dapat berisiko terjadinya dermatitis kontak alergi dan resistensi

bakteri.

Page 27: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

27

BAB IV

WOUND DRESSING

A. DEFINISI DAN TUJUAN WOUND DRESSING

Wound dressing atau bebat luka adalah suatu bahan yang digunakan untuk

menutup luka dan atau menghentikan perdarahan pada luka.

Tujuan penggunaan wound dressing antara lain adalah: 3,14

1. Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka (moist

environment)

2. Menyerap eksudat yang berlebihan

3. Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanik

4. Mencegah luka dari kontaminasi mikroorganisme patogen

5. Meningkatkan hemostasis

6. Menyerap bau pada luka

Tidak ada satu pun wound dressing yang sesuai untuk semua jenis luka.

Namun suatu wound dressing seharusnya mempunyai satu atau lebih

karakteristik sebagai berikut:3,14,17,18

1. Mempertahankan lingkungan yang lembab (moist) pada luka

2. Menyerap eksudat yang berlebihan tanpa “strikethrough” (merembes ke

permukaan dressing)

3. Memberikan perlindungan mekanik pada luka

4. Memberikan perlindungan terhadap mikroorganisme patogen

(impermeabel/tidak dapat ditembus oleh mikroorganisme patogen)

5. Kedap air

6. Menjaga pertukaran udara pada luka

Page 28: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

28

7. Menyerap bau luka

8. Tidak melekat pada luka sehingga mudah dilepas tanpa trauma

9. Mudah penggunaannya

10. Dapat diaplikasikan pada kulit bagian tubuh termasuk daerah yang tidak

datar seperti siku, lutut atau tumit (conformable)

11. Mempunyai efek debrideman

12. Tidak bersifat toksik dan alergenik

13. Steril

B. JENIS WOUND DRESSING

Secara umum wound dressing dibagi menjadi 2 yaitu:12,19

1. Dressing primer (primary dressing)

Yaitu dressing yang diletakkan secara langsung di atas permukaan luka.

2. Dressing sekunder (secondary dressing)

Yaitu dressing yang tidak kontak secara langsung dengan luka tetapi

diletakkan di atas dressing primer. Biasanya digunakan untuk memfiksasi

atau melindungi dressing primer.

Berdasarkan melekat atau tidaknya dressing pada luka, wound dressing dapat

dibagi menjadi:

1. Adherent dressing

Yaitu dressing yang dapat melekat pada luka sehingga dapat

menyebabkan trauma atau rusaknya jaringan granulasi atau rasa nyeri

pada saat dressing dilepas dari luka.

2. Non-adherent dressing

Yaitu dressing yang tidak melekat pada luka.

Page 29: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

29

Berdasarkan bahannya, saat ini terdapat beberapa jenis wound dressing

yaitu:12,18,20

1. Kasa

Terbuat dari tenunan katun.

Karakteristik :

a. Dapat digunakan sebagai dressing primer atau sekunder pada luka

dengan atau tanpa infeksi

b. Merupakan absorben (penyerap eksudat) yang cukup kuat

c. Mempunyai efek debrideman, tetapi tidak selektif sehingga jaringan

normal dapat ikut terlepas dari luka dan menimbulkan rasa nyeri bila

dilepaskan dari luka (debrideman mekanik)

d. Dapat meninggalkan serpihan kain/benang kasa pada luka

e. Memerlukan larutan atau gel untuk mempertahankan kelembaban

permukaan luka

Gambar 28. Kasa Gambar 29. Tule

3. Tule (tulle)

Merupakan dressing yang berbentuk lembaran seperti kasa dengan

lubang-lubang yang lebih jarang tetapi lebih kuat, tidak meninggalkan

serpihan kain/benang pada luka dan bentuknya relatif tetap (tidak seperti

kasa). Sesuai untuk luka yang datar dan dangkal. Biasanya diisi

(impregnated) dengan gel, vaselin, parafin, antiseptik atau antibiotika

topikal. Contoh: Bactigras, Bioplacenton Tulle, Sofra-Tulle.

Page 30: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

30

4. Hidrogel (hydrogel dressing)

Merupakan dressing yang mengandung air dalam jumlah besar yang dapat

memberikan efek menyejukkan dan mengurangi nyeri pada luka.

Karakteristik :

a. Digunakan sebagai dressing primer pada luka dengan atau tanpa

infeksi dengan eksudat yang minimal

b. Memberikan lingkungan luka yang lembab

c. Mempunyai efek debrideman autolitik

d. Dapat mengisi dead space (rongga yang masih ada setelah penutupan

luka)

e. Tidak nyeri bila dilepaskan dari luka

f. Memerlukan dressing sekunder

Contoh: Intrasit Gel

Gambar 30,31. Hydrogel dressing

5. Hidrokoloid (hydrocolloid dressing)

Dressing ini mengandung sodium carboxymethylcellulose.

Karakteristik :

a. Digunakan sebagai dressing primer

b. Tidak digunakan pada luka dengan infeksi

c. Memberikan lingkungan luka yang lembab

d. Kapasitas menyerap eksudat sedang

e. Mempunyai efek debrideman autolitik

Gambar 32. Hydrocolloid

dressing

Page 31: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

31

a. Digunakan sebagai dressing primer pada

luka dengan atau tanpa infeksi dengan

eksudat sedang hingga banyak

b. Memberikan lingkungan luka yang

lembab

c. Merupakan absorben yang kuat

d. Mempunyai efek debrideman autolitik

e. Dapat mengisi dead space

f. Tidak nyeri dan atraumatik bila

dilepaskan dari luka

g. Memerlukan dressing sekunder

f. Tahan air dan impermeabel terhadap bakteri

g. Dapat melekat sendiri pada permukaan luka

h. Nyeri bila dilepaskan dari luka

i. Tidak memerlukan dressing sekunder

6. Alginat (alginate dressing)

Alginat merupakan derivat dari ganggang laut. Bila dressing kontak dengan

eksudat luka, akan terbentuk suatu gel hidrofilik pada permukaan luka

akibat pertukaran antara ion kalsium dalam dressing dengan ion natrium

dalam eksudat luka yang akan menciptakan suatu lingkungan yang lembab

untuk luka yang menyebabkan re-epitelisasi dan pembentukan jaringan

granulasi lebih optimal.

Karakteristik :

Gambar 33. Alginate dressing

7. Foam dressing

Merupakan foam polyurethane hidrofilik yang dapat menyerap eksudat.

Karakteristik :

a. Dapat digunakan sebagai dressing primer atau sekunder pada luka

dengan atau tanpa infeksi

Page 32: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

32

b. Memberikan lingkungan luka yang lembab

c. Merupakan absorben yang kuat

d. Tidak nyeri dan atraumatik bila dilepaskan dari luka

Contoh: Allevyn

Gambar 34. Foam dressing

8. Film transparan (transparent film dressing)

Merupakan suatu membran polimer semipermeabel yang tipis dan

transparan yang dilapisi dengan suatu lapisan perekat akrilik yang tahan

air. Dressing ini dapat mempertahankan pertukaran udara atau oksigen

pada luka tetapi dapat mencegah masuknya air, kotoran dan bakteri ke

dalam luka.

Karakteristik :

a. Dapat digunakan sebagai dressing primer atau sekunder

b. Tidak digunakan pada luka dengan infeksi atau luka eksudatif

c. Memberikan lingkungan luka yang lembab

d. Tidak menyerap eksudat

e. Permeabel terhadap oksigen, impermeabel terhadap air, kotoran dan

bakteri

f. Dapat melekat pada permukaan kulit (adesif)

g. Karena transparan, maka dapat memonitor

proses penyembuhan luka dengan lebih

mudah

Contoh: Opsite

Gambar 35. Film transparan

Page 33: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Wasitaatmaja SM. Anatomi Kulit. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi

kedua, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1993:3-6.

2. Wasitaatmaja SM. Faal Kulit. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi

kedua, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1993:7-8.

3. Keast D, Orsted H. The Basic Principles of Wound Healing. www.pilonidal.

org/pdfs/Principles- of-Wound-Healing.pdf.30/10/2007.

4. Wound. www.wikipedia.com/en.wikipedia.org/wiki/Wound - 26k.05/10/2007.

5. Classification of wounds. http://www.accessmedicine.com/popup.aspx?aID=

816684 &print=yes. 05/10/2007.

6. Wound Care guide. www.mckinley.uiuc.edu/Handouts/pdfs/wound_care.pdf.

30/10/2007.

7. Gottrup F, Melling A, Hollander D.A. An overview of surgical site infections:

aetiology, incidence and risk factors. EWMA Journal 2005; 5(2): 11-5.

8. Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan bencana. Dalam : Sjamsuhidajat R,

Jong W, ed. Buku Ajar ilmu Bedah. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC 1997: 72-4.

9. Diegelmann R.F, Evans M.C. Wound Healing : An Overview of Acute, Fibrotic and

Delayed Healing. Frontiers in Bioscience 2004;9:283-9.

10. Mercandetti M, Cohen A.J. Wound Healing, Healing and Repair.

http://www.emedicine.com/plastic/topic411.htm#target1. 05/10/2007. 11. Falanga V. Wound Healing. http://www.aad.org/professionals/Residents/

MedStudCoreCurr/ DCWoundHealing.htm/11/06/2007.

12. Treatment of Wounds. http://www.accessmedicine.com/popup.aspx? aID =

816774&print=yes. 11/06/2007.

13. Falabella A.F. Debridement and wound bed Preparation. Dermatologic Therapy

2006;19:317-25.

Page 34: BAB I LUKA - · PDF fileUlkus adalah hilangnya jaringan epidermis sampai dermis atau jaringan di bawah kulit. Gambar 12. Ulkus . My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009 12 BAB

My doc/BMK Penyembuhan Luka/EKM01, Juli 2009

34

14. Sharman D. Moist wound healing: a review of evidence, application and outcome.

The Diabetic Foot 2003;6(3):112-20.

15. Smoking Slows Healing. http://www.healthday.com/view.cfm? id= 522752.

20/12/2004.

16. Drosou A, Falabella A, Kirsner R.S. Antiseptics on Wounds : An Area of

Controversy. Wounds 2003;15(5):149-66.

17. Ovingtin L.G. Advances in wound dressings. Clinics in Dermatology 2007;25:33-8.

18. Synthetic wound dressings. http://dermnetnz.org/procedures/dressings.html.

19. An Overview of the topical management of wounds. AVJ 1997;75(6):20819.

20. Wiseman D.M, Rovee D.T, Alvarez O.M. Wound Dressings : Design and Use.

Dalam : Cohen K, Diegelmann R.F, Lindblad R.F, ed. Wound Healing. Biochemical

& Clinical Aspects. Philadelphia : W.B. Saunders Company 1992:592-76.