Bab i Mekanika Fluida

Embed Size (px)

Citation preview

MEKANIKA FLUIDA

MEKANIKA FLUIDATri Istanto, ST. MT

1

ContentsBab I. PendahuluanBab II. Distribusi Tekanan dalam FluidaBab III. Gaya Hidrostatik pada PermukaanBab IV. Bab V.

2

BAB I PENDAHULUANKebanyakan persoalan teknis mekanika fluida berhubungan dengan kasus-kasus cairan yang umum, seperti air, minyak, bensin (gasoline), air raksa, dan alkohol dan gas-gas yang umum, seperti udara, helium, hidrogen, dan uap (steam). 1.3. Dimensi dan SatuanDalam mekanika fluida ada 4 dimensi utama, yaitu : massa (mass), panjang (length), waktu (time),dan temperatur (temperature). Dimensi tersebut mempunyai satuan dalam sistem satuan Internasional (International System of Units) atau SI dan sistem satuan British Gravitational (BG).

Dimana faktor konversi untuk satuan-satuan tersebut adalah :

Dimensi yang lain (dimensi sekunder) dapat diturunkan dari dimensi utama tersebut. Dimensi sekunder dalam mekanika fluida sbb:

4

BAB I PENDAHULUANDimana faktor konversi untuk satuan-satuan tersebut sbb

1.4. Sifat-Sifat FluidaTiga sifat utama dari fluida adalah; tekanan (P), densitas () dan temperatur (T). Tekanan adalah sebuah gaya normal yang bekerja pada suatu fluida per satuan luas. Istilah tekanan hanya berhubungan dengan gas atau cairan, tidak untuk benda padat. Untuk benda padat istilah untuk tekanan adalah tegangan normal (normal stress).Karena tekanan adalah gaya per satuan luas, maka satuan tekanan adalah Newton per meter persegi dimana disebut sebagai Pascal (Pa), atau :1 Pa = 1 N/m2Karena satuan Pascal terlalu kecil untuk tekanan yang ditemukan dalam praktek, biasanya dipakai satuan kilopascal (1 kPa = 103 Pa) dan megapascal (1 MPa = 106 Pa). 5

BAB I PENDAHULUANSatuan tekanan lain yang biasa digunakan dalam praktek (terutama di Eropa) adalah bar, standard atmosphere (atm), dan kilogram-force per square centimeter (kgf/cm2), dimana :

Dalam sistem British, satuan tekanan adalah pound-force per square inch (lbf/in2, atau psi), dan 1 atm = 14,696 psi.Satuan tekanan kgf/cm2 dan lbf/in2 berturut-turut juga dinotasikan dengan kg/cm2 dan lb/in2. Didapatkan bahwa 1 kgf/cm2 = 14,223 psi.

Tekanan aktual pada suatu posisi yang diberikan disebut tekanan absolut (absolute pressure), dan diukur relatif terhadap vakum absolut (absolute vacuum) (tekanan nol absolut). Kebanyakan alat pengukur tekanan dikalibrasi untuk membaca nol di atmosfer.

Alat ukur tekanan (pressure gage) menunjukkan perbedaan antara antara tekanan absolut dan tekanan atmosfer lokal. Perbedaan ini disebut tekanan terukur (gage pressure).

Tekanan dibawah atmosfer disebut tekanan vakum (vacuum pressure) dan diukur dengan vacuum gage yang menunjukkan perbedaan antara tekanan atmosfer dan tekanan absolut.

Tekanan absolut, terukur dan vakum semuanya bernilai positif dan dihubungkan dengan persamaan sebagai berikut :6

BAB I PENDAHULUANPgage = Pabs PatmPvac = Patm - Pabs

Sebagai contoh pressure gage yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dalam ban mobil membaca tekanan terukur (gage pressure).

Sehingga jika pembacaannya 32 psi (2,25 kgf/cm2) menunjukkan tekanan 32 psi diatas tekanan atmosfer. Jika tekanan atmosfer di tempat tersebut 14.3 psi, maka tekanan absolut dalam ban adalah = 32 + 14,3 = 46,3 psi

Dalam tabel dan persamaan mekanika fluida selalu digunakan tekanan absolut.

Sering ditambahkan huruf a (untuk tekanan absolut) dan huruf g (untuk tekanan terukur) dalam satuan tekanan, mis; psia atau psig7

BAB I PENDAHULUANContoh soal :Sebuah vakum gage dihubungkan ke sebuah ruangan membaca 5,8 psi pada sebuah lokasi dimana tekanan atmosfer adalah 14,5 psi. Tentukan tekanan absolut dalam ruangan tersebut.Jawab :Tekanan absolut dapat dengan mudah ditentukan dari persamaan :Pabs = Patm PvacPabs = 14,5 5,8 = 8,7 psi

Temperatur adalah sebuah ukuran tingkat energi dalam (internal energy) dari sebuah fluida. Skala temperatur yang dikenal antara skala Celcius (oC), Fahrenheit (oF), Kelvin (K) dan Rankine (R), dimana terdapat hubungan sbb :R = F + 459,69 K = C + 273,16

8

BAB I PENDAHULUANPerbedaan temperatur, T, interval temperatur pada kedua skala sama, sehingga kenaikan temperatur suatu zat sebesar 10oC sama dengan kenaikan sebesar 10 K. Maka :T (K) = T (C)T (R) = T (F)Densitas (massa jenis) sebuah fluida, , adalah massa fluida persatuan volume atau :

Densitas suatu zat secara umum tergantung pada temperatur dan tekanan. Densitas hampir semua gas sebanding dengan tekanan dan berbanding terbalik dengan temperatur.

Densitas cairan cenderung konstan dan perubahan densitas terhadap tekanan biasanya diabaikan, misal densitas air pada 20oC, berubah dari 998 kg/m3 at 1atm menjadi 1003 kg/m3 at 100 atm, sebuah perubahan yang hanya sebesar 0,5 persen.

Densitas cairan lebih dipengaruhi temperatur dibandingkan tekanan. Pada 1 atm, sebagai contoh densitas air berubah dari 998 kg/m3 pada 20C menjadi 975 kg/m3 pada 75C, sebuah perubahan 2,3 persen.

Cairan umum yang paling berat adalah air raksa (mercury) dan gas yang paling ringan adalah hidrogen. Perbandingan densitas mereka pada 20C dan 1 atm adalah mercury 13.580 kg/m3 dan hidrogen 0,0838 kg/m3.

Kebalikan dari densitas adalah volume jenis (specific volume), , didefinisikan sebagai volume persatuan massa atau :

dimana :m = massa fluida (kg)V = volume fluida (m3)

9

BAB I PENDAHULUANBerat jenis (specific weight) sebuah fluida, , adalah berat fluida persatuan volume. Karena sebuah massa, m, mempunyai berat, W = m.g, maka densitas dan berat jenis dihubungkan dengan gravitasi sebagai berikut :

Satuan berat jenis adalah berat persatuan volume, dalam lbf/ft3 atau N/m3. Jika nilai gravitasi bumi standard, g = 32,174 ft/s2 = 9,807 m/s2 maka berat jenis udara dan air pada 20C and 1 atm berturut-turut adalah :

udara= (1,205 kg/m3)(9,807 m/s2)=11,8 N/m3 = 0,0752 lbf/ft3air = (998 kg/m3)(9,807 m/s2) = 9790 N/m3 = 62,4 lbf/ft3

Specific gravity atau densitas relatif (relative density) didefinisikan sebagai perbandingan densitas suatu zat dengan densitas zat standard pada temperatur tertentu (biasanya air atau udara).

Specific gravity dinotasikan dengan SG, sehingga :

Spesific gravity suatu zat tidak mempunyai dimensi.

10

BAB I PENDAHULUANKekentalan (Viskositas)Kekentalan (viskositas) suatu fluida adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya terhadap gaya geser. Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara molekul-molekul fluida.

Lihat gambar, 2 plat luas A sejajar terpisah sejarak h, ruang antara plat diisi dengan suatu fluida. Plat atas digerakkan oleh sutu gaya tetap F dan karenanya bergerak dengan kecepatan tetap V. Fluida yang bersentuhan dengan plat atas akan melekat padanya dan begerak dengan kecepatan V, dan fluida yang bersentuhan dengan plat yag diam (fixed plate) akan mempunyai kecepatan nol. Jika jarak h dan kecepatan V tidak terlalu besar, variasi kecepatan (gradien) akan merupakan suatu garis lurus. Ketika fluida digeser, akan mulai bergerak pada laju regangan (strain rate) yang berbanding terbalik dengan koefisien kekentalan mutlak (dinamik), . Tegangan geser (shear stress), yang ditimbulkan oleh gaya F sebesar : = F/A.11

BAB I PENDAHULUANDidapatkan hubungan bahwa :

Jika jarak antar plat y, maka persamaan menjadi :

dimana : = tegangan geser (Pa)= viskositas dinamik (mutlak) (Pa.s)dV/dy = gradien kecepatan (m/s)/m = 1/s

Fluida yang mengikuti hubungan persamaan diatas disebut fluida Newtonian. Sedangkan fluida yang tidak mengikuti persamaan diatas disebut fluida non-Newtonian.Kekentalan yang lain adalah kekentalan (viskositas) kinematik, didfinisikan sebagai :

Dimana = viskositas kinematik (m2/s)

12

BAB I PENDAHULUAN

Satuan viskositas kadang-kadang dalam satuan Poise dan Stoke atau Saybolt.detik.Viskositas cairan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan tak terlalu signifikan berubah dengan perubahan tekanan. Tegangan permukaan Tegangan permukaan suatu cairan adalah kerja yang harus dilakukan untuk membawa cukup banyak molekul dari sebelah dalam cairan tersebut ke permukaan untuk membentuk satu satuan luas yang baru dari permukaan itu (Nm/m2).

13

BAB I PENDAHULUANKapilaritasNaik atau turunnya cairan dalam suatu tabung kapiler disebabkan tegangan permukaan dan tergantung pada besarnya kohesi relatif cairan dan adhesi cairan ke dinding wadah tempatnya.Cairan naik dalam tabung yang dibasahi (adhesi > kohesi) dan turun dalam tabung yang tak dibasahinya (kohesi > adhesi).Kapilaritas menjadi penting jika menggunakan tabung-tabung berdiameter < 10 mm.

Persamaan Keadaan untuk GasSemua gas pada temperatur tinggi dan tekanan rendah (relatif terhadap temperatur dan tekanan kritisnya) berlaku hukum gas ideal :p = .R.TDimana :P = tekanan mutlak (Pa) = massa jenis (kg/m3)R = konstanta gas (J/kg.K)T = temperatur mutlak (K)Persamaan diatas bisa berubah menjadi :

p.V = M.R.TDimana :M = massa (kg)V = volume (m3)Untuk massa yang sama yang mengalami 2 keadaan berbeda berlaku :

14

BAB I PENDAHULUANUntuk kondisi-kondisi isothermal (temperatur tetap), berlaku :

Untuk kondisi-kondisi adiabatik reversibel atau isentropik, berlaku :

Juga :

Dimana :k = perbandingan panas jenis pada tekanan tetap (Cp) dengan panas jenis pada volume tetap (Cv).

k = cp/cvk dikenal juga sebagai pangkat isentropik.Hubungan untuk cp dan cv :

R = cp cv

Persamaan Keadaan untuk CairanCairan mendekati tak mampu mampat (incompressible), sehingga hanya mempunyai satu nilai panas jenis yang konstan. Persamaan keadaan yang diidealkan untuk cairan konstan, cp cv

15

BAB I PENDAHULUANSoal-soal :1. Hitunglah densitas dan volume jenis metana pada tekanan mutlak 8,3 bar dan 40o C, jika diketahui R = 518 J/kg.K

Jawab :

2. Jika 5,6 m3 minyak beratnya 46.800 N, hitunglah densitas dan densitas relatifnya.Jawab:

3. Pada 32oC dan 2 bar mutlak, volume jenis suatu gas tertentu 0,74 m3/kg. Tentukan konstanta gasnya (R) dan densitasnya.Jawab :

16

BAB I PENDAHULUANMaka :

4. Sebuah silinder berisi 0,35 m3 udara pada 50oC dan 2,76 bar mutlak. Udara tersebut ditekan menjadi 0,071 m3 (kudara = 1,4).(a). Anggap kondisi isotermal, berapakah tekanan pada volume yang baru?(b). Anggap kondisi isentropik, berapa tekanan dan temperatur akhirnya?Jawab :Kondisi isotermal : p1.V1 = p2 .V2 (2,76 x 105) Pa. 0,35 m3 = (p2 x 105) Pa . 0,07 m3

Maka p2 = 13,6 bar(b) Kondisi isentropik

17

BAB I PENDAHULUAN

5. Andaikan fluida yang mengalir pada gambar dibawah adalah minyak SAE 30 pada 20oC. Hitung tegangan geser (shear stress) minyak jika V = 3 m/s dan h = 2 cm.Jawab :Tegangan geser diperoleh dari persamaan :

Dari tabel diperoleh nilai = 0,29 kg/(m.s), sehingga6. Dari tabel, kekentalan (viskositas) air pada 20oC besarnya 0,01008 poise. Hitung :Kekentalan mutlak dalam satuan Pa.s.Jika densitas relatif pada 20oC besarnya 0,998, hitung harga viskositas kinematik dalam satuan m2/s.Jawab :Poise diukur dalam dyne.s/cm2. Karena 1 dyne = 1 g.cm/s2 = 10-5 N, diperoleh ;

18

BAB I PENDAHULUAN(a). dalam Pa.s = 0,01008/10 = 1,008 x 10-3 Pa.s

(b).

7. Ubahlah kekentalan sebesar 510 Saybolt detik pada 60o F menjadi kekentalan kinematik dalam satuan m2/s.Jawab :Rumus-rumus yang digunakan untuk pengubahan ini jika digunakan Viscosimeter Universal Saybolt :(a). Untuk t 100, dalam poise = (0,00226t -1,95/t) x SG Untuk t > 100, dalam poise = (0,00220t -1,35/t) x SG(b). Untuk t 100, dalam stoke = (0,00226t 1,95/t) Untuk t >100, dalam stoke = (0,00220t 1,35/t)Dimana t = satuan Saybolt.detik. Dan untuk mengubah satuan stoke (cm2/detik) menjadi m2/detik, bagilah dengan 104.Karena t > 100 maka dengan menggunakan rumus (b), didapat kekentalan kinematik dalam satuan m2/detik :

19

BAB I PENDAHULUANViskositas kinematik () sering dinyatakan dalam stokes, St, dimana 104 St = 1 m2/s. Karena stoke adalah satuan besar yang tidak praktis, biasanya dibagi 100 yang disebut dengan Centistokes (cSt), dimana :1 St = 100 cSt1 cSt = 10-6 m2/s

Satuan Viskositas lain yang umum dipakai adalah Saybolt Universal Seconds (SUS atau SSU). SSU adalah satuan viskositas kinematik. Saybolt Universal Seconds juga disebut SSU number atau SSF number (Saybolt Seconds Furol).

Viskositas kinematik SSU dinyatakan sbb :

= 4,63. / SGDimana : = viskositas kinematik (SSU)= viskositas dinamik atau absolut (cP)SG =specific gravity

Tabel berikut menunjukkan satuan-satuan viskositas yang umum dan faktor konversinya :

* Untuk centistokes lebih besar dari 50.

20

BAB I PENDAHULUAN

21