5

Click here to load reader

BAB I Metil Ester

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otk

Citation preview

3

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Saat ini pengembangan bahan bakar nabati untuk menggantikan bahan bakar fosil terus dilakukan. Pengembangan bahan bakar nabati seperti biodiesel dan bioethanol diharapkan dapat menanggulangi krisis energi yang kini mendera negara kita. Biofuel akan menggantikan premium, solar, maupun kerosin atau minyak tanah. Pemerintah menargetkan antara tahun 2009-2010 komposisi biofuel dan bahan bakar fosil mencapai 15 persen berbanding 85 persen.Kebutuhan nasional untuk bahan bakar nabati sedikitnya 18 miliar liter per tahun. Akan tetapi, keterbatasan bahan baku menjadi kendala utama karena harus berbagi dengan berbagai industri lain.Biodiesel adalah sebuah alternatif untuk bahan bakar diesel berbasis minyak bumi yang terbuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak hewan, atau alga. Ia memiliki sifat pembakaran yang sangat mirip dengan diesel petroleum. Kelebihan biodiesel adalah penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional dan tidak mengandung sulfur sehingga ramah terhadap lingkungan, tidak beracun, merupakan bahan bakar biodegradable sehingga dapat diuraikan oleh alam dan tidak menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional karena dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni. Penggunaan biodiesel juga dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa pakai mesin. Biodiesel juga hanya butuh waktu pengapian yang relatif singkat dibandingkan dengan minyak diesel konvensional. Namun kelemahannya biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia. Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak,pittingdi piston, dll. Selain itu, biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah. Secara signifikan biodiesel lebih mahal dibandingkan dengan diesel konvensional. Biodiesel juga memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional. Kemampuan biodiesel yang dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah pada pembentukan kabut asap.

Biodiesel terdiri dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol terpasang, sering berasal dari minyak nabati. Hal ini dihasilkan melalui reaksi minyak nabati dengan alkohol metil atau etil alkohol dengan adanya katalis. Lemak hewani adalah sumber potensial. Umumnya katalis yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH) atau sodium hidroksida (NaOH). Pada prinsipnya, pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah proses konversi trigliserida menjadi metil atau etil ester. Biodiesel disebut metil ester jika alkohol yang digunakan adalah metanol. Jika etanol yang digunakan, disebut dengan etil ester. Proses konversi ini biasa disebut transesterifikasi. Proses transesterifikasi merupakan reaksi antara minyak dengan alkohol untuk memutus tiga rantai gugus ester dari tiap cabang trigliserida. Proses ini pada dasarnya bertujuan mengubah tri, di, mono gliserida yang memiliki berat molekul dan berviskositas tinggi yang cukup mendominasi komposisirefined fatty oilmenjadi asam lemak metil ester (FAME).Reaksi pada transesterifikasi membutuhkan panas sebagai energi dan katalis basa sebagai mediator konversi agar diperoleh mutu produk reaksi yang tinggi. Pada reaksi ini, bahan baku misalnya minyak jelantah di konversi menjadi biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar setelah dicampur dengan petroleum konvensional. Selain itu proses ini juga menghasilkan gliserin sebagai produk sampingan. Gliserin yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi sehingga dapat dijual juga sebagai bahan baku produksi untuk diolah menjadi lilin maupun sabun dengan beberapa proses dan bahan tambahan. 1.2. Tujuan1) Untuk mengetahui pengaruh rasio reaktan terhadap konversi minyak menjadi metil ester.

2) Untuk mengetahui pengaruh dari temperatur reaksi terhadap pembentukan metil ester.

3) Untuk mengetahui pengaruh dari waktu reaksi terhadap pembentukan metil ester.

4) Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja proses pembuatan metil ester.

1.3. Rumusan Masalah1) Bagaimana metode pengolahan minyak kedelai menjadi bahan bakar alternatif.

2) Apa yang menjadi pertimbangan untuk menjadi bahan bakar yang dapat digunakan.

3) Mengapa timbul pemikiran untuk membuat sebuah alternative bahan bakar.

1.4. Manfaat

1) Dapat mengetahui proses pembuatan metil ester dari minyak jelantah

2) Dapat mengetahui pengaruh penggunaan katalis untuk masing-masing reaksi esterifikasi dan transesterifikasi.

3) Dapat mengetahui cara menghitung laju/kecepatan reaksi pada proses pembuatan metil ester

1