12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga identik dengan keseniannya. Kesenian merupakan perwujudan gagasan dan perasaan seseorang yang tidak pernah bebas dari pengaruh masyarakat dan kebudayaan yang membesarkannya (Koentjaraningrat dalam Salimah 2007). Kesenian adalah segala hasil karya cipta manusia yang mengandung nilai seni. Selain itu seni juga merupakan hasil ekspresi dari getaran manusia yang dapat memberikan perasaan suka maupun duka pada seseorang. Kesenian merupakan ekspresi dari kehidupan masyarakat yang menghasilkan karya yang terdiri dari berbagai bentuk. Adapun bentuk kesenian tersebut diantaranya yaitu seni rupa, seni musik, seni gerak, dan sebagainya (Sudarsono dalam Salimah 2007). Salah satu kesenian Indonesia yang dapat membentuk ciri khas setiap daerah adalah tari. Setiap daerah memiliki tari khasnya masing-masing. Dengan musik dan gerak menciptakan sebuah tarian yang mencritakan kekayaan dan keanekaragaman Indonesia. Terjadinya penciptaan tarian pada awalnya dilandasi oleh beberapa hal diantaranya: (1) Terjadi pada acara adat atau ritual keagamaan, (2) Ritual penyembuhan, (3) Pesta rakyat/panen yang melimpah, (4) Cerita cinta pada zaman terdahulu, (5) Permainan Rakyat. Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, sekitar 200 SM Indonesia sudah didatangi oleh negara-negara lain dan selama 350 tahun Indonesia di jajah oleh Belanda. Oleh karena itu, secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia khususnya tari tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar melalui kolonialisasi. Pada masa dahulu tarian juga tercipta dari beberapa tema pada

BAB I PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11669/1/T1_362009041_BAB I.pdf · Kesenian Tari Dolalak mengalami pasang surut. Ibu F ... Gambar 2. Dolalak Putra . 2

  • Upload
    vunga

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai

negara kepulauan, Indonesia juga identik dengan keseniannya. Kesenian

merupakan perwujudan gagasan dan perasaan seseorang yang tidak pernah

bebas dari pengaruh masyarakat dan kebudayaan yang membesarkannya

(Koentjaraningrat dalam Salimah 2007). Kesenian adalah segala hasil karya

cipta manusia yang mengandung nilai seni. Selain itu seni juga merupakan

hasil ekspresi dari getaran manusia yang dapat memberikan perasaan suka

maupun duka pada seseorang. Kesenian merupakan ekspresi dari kehidupan

masyarakat yang menghasilkan karya yang terdiri dari berbagai bentuk.

Adapun bentuk kesenian tersebut diantaranya yaitu seni rupa, seni musik, seni

gerak, dan sebagainya (Sudarsono dalam Salimah 2007).

Salah satu kesenian Indonesia yang dapat membentuk ciri khas setiap

daerah adalah tari. Setiap daerah memiliki tari khasnya masing-masing.

Dengan musik dan gerak menciptakan sebuah tarian yang mencritakan

kekayaan dan keanekaragaman Indonesia. Terjadinya penciptaan tarian pada

awalnya dilandasi oleh beberapa hal diantaranya: (1) Terjadi pada acara adat

atau ritual keagamaan, (2) Ritual penyembuhan, (3) Pesta rakyat/panen yang

melimpah, (4) Cerita cinta pada zaman terdahulu, (5) Permainan Rakyat.

Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, sekitar 200 SM

Indonesia sudah didatangi oleh negara-negara lain dan selama 350 tahun

Indonesia di jajah oleh Belanda. Oleh karena itu, secara garis besar

perkembangan seni pertunjukan Indonesia khususnya tari tradisional sangat

dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar melalui

kolonialisasi. Pada masa dahulu tarian juga tercipta dari beberapa tema pada

2

masanya yaitu: (1) Tari bercorak Hindu-Budha, (2) Tari bercorak Islam, (3)

Tari Keraton/Kerajaan. Kurang lebih terdapat 3000 tari tradisional di

Indonesia dan dari 3000 tarian ada beberapa tarian yang dikenal di dunia1.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat sekarang ini lebih

tertarik dengan kesenian-kesenian modern dibanding dengan kesenian-

kesenian tradisional. Selain itu, semakin banyaknya budaya-budaya asing/luar

yang masuk ke Indonesia juga mempengaruhi ketertarikan masyarakat

terhadap budaya sendiri yang seharusnya kita pertahankan.

Purworejo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah.

Purworejo memiliki beberapa kesenian tradisional, yaitu kuda lumping;

pedalangan dan karawitan; wayang kulit karawitan; orkes keroncong; hadroh;

campursari; musik bambu; sholawatan; kuda kepang; rebana; incling;

kethoprak; wayang orang; jaranan; macapatan; orkes keroncong; jathilan;

terbang jawa dan arab; calung; kobro; serta dolalak. Kesenian Tari Dolalak

ialah salah satu jenis kesenian rakyat yang khusus tumbuh di daerah

Kabupaten Purworejo dan masih ada hingga saat ini.

Kesenian Tari Dolalak ini tumbuh cukup pesat, hingga di setiap

kecamatan di Kabupaten Purworejo memiliki kelompok Kesenian Tari

Dolalak yang hingga saat ini menjadi kebanggaan rakyat di daerah Kabupaten

Purworejo. Bangga bukan karena kemegahannya, tetapi justru karena

Kekhususannya / Khas. Mulai dari pertama kali muncul hingga saat ini,

Kesenian Tari Dolalak mengalami pasang surut. Ibu F. Untariningsih

mengatakan bahwa, pada tahun 80 hingga 90an Kesenian Dolalak mengalami

kenaikan grafik. Namun, setelah tahun 90an Kesenian Tari Dolalak mulai

mengalami penurunan, karena adanya anggapan yang tidak baik tentang

Kesenian tersebut, yaitu anggapan bahwa Kesenian Tari Dolalak ini tidak

sopan dalam penggunaan kostum serta erotis. Akhirnya anggapan tersebut

1 http://lspr.edu/studentleague/?project=perkembangan-tari-tradisional-indonesia-dari-masa-ke-

masa

3

dapat ditepis, hingga akhirnya Kesenian Tari Dolalak dapat kembali muncul

dan bangkit dengan adanya pertimbangan-pertimbangan etika2. Kesenian

Dolalak mulai kembali bangkit dan cukup berkembang pesat di daerah

Purworejo, hingga menjadi brand image Kabupaten Purworejo. Hal ini

terbukti dengan adanya gambar topi Dolalak pada logo tulisan Purworejo,

yang menggambarkan tingginya seni dan budaya asli dari masyarakat

Kabupaten Purworejo.

Gambar 1. Logo Tulisan Purworejo

Pertama kali Kesenian Tari Dolalak muncul, Kesenian ini dimainkan

oleh para penari putra yang kini justru sudah semakin susah dijumpai. Pada

tahun 1986, Kesenian Tari Dolalak mulai dimainkan oleh para penari putri3.

Hingga saat ini Kesenian Tari Dolalak lebih didominasi oleh para penari putri.

Gambar 2. Dolalak Putra

2 Wawancara dengan Ibu F. Untariningsih selaku Pamong Budaya – Motivator dan

Pengorganisasian Kesenian Dolalak, serta pendiri Sanggar Prigel; tanggal 13 September 2015.

3 Wawancara dengan Bapak Bambang Ismanto, ketua Dolalak Budi Santoso Kaliharjo, pada

tanggal 21 Agustus 2015.

4

Gambar 3. Dolalak Putri

Pada waktu negara kita dijajah oleh Belanda, daerah Purworejo

terkenal sebagai daerah tempat melatih anggota-anggota MILISI serdadu-

serdadu di mana anggota milisi itu terdiri dari orang-orang pribumi yang tidak

saja berasal dari daerah Purworejo, tetapi juga berasal dari luar daerah.

Mereka hidup dalam tangsi / asrama, terpisah dari sanak keluarga. Dalam

kehidupan yang demikian membuat mereka mudah bosan, sehingga saat

waktu luang mereka menghibur diri dengan berbagai cara, seperti menari;

menyanyi diselingi dengan adegan pencak silat; dan sebagainya.

Kebiasaan yang demikian mereka lakukan juga dalam waktu istirahat

di saat-saat latihan di luar kota. Hiburan yang demikian ini kadang-kadang /

sering dilihat oleh penduduk setempat, bahkan anak-anak kecil dan menirukan

gerak-gerak opsir itu. Gerak-gerak mereka tidak ada aturannya. Kalau diantara

mereka ada yang dapat melakukan gerakan pencak silat, maka mereka pencak

silat. Jika mereka dapat menari jawa, maka mereka menari jawa. Tetapi

mereka juga kadang-kadang meniru gerakan dance yang sering mereka lihat

kalau opsir-opsir Belanda sedang dance di kantin.

Pendek kata, solah tingkah mereka serba campuran. Sambil menyanyi

mereka bertepuk, asal saja menimbulkan kegembiraan. Pisah dengan keluarga

dan saudara membuat mereka juga suka menyanyikan lagu-lagu yang

bersyairkan kerinduan / roman dengan bahasa Jawa, Indonesia (Melayu).

5

Kata DOLALAK sendiri berasal dari “DO… LA… LA…”. Not-not itu

sering mereka dengar saat Belanda menyanyi. Dari kata-kata inilah kemudian

lidah penduduk mengucapkan DOLALAK, untuk menamakan solah tingkah

para serdadu yang sedang istirahat dari latihan militer. Solah tingkah para

serdadu itu kemudian ditiru oleh anak-anak, pemuda-pemuda dari desa.

Mereka secara bergerombol entah sedang menunggu ternaknya di ladang,

meniru solah tingkah serdadu-serdadu itu.

Sementara oleh pemuda yang berbakat seni disusun dalam bentuk

tarian yang teratur, yang pengolahannya menurut kondisi daerah. Oleh karena

kehidupan rakyat banyak menganut agama Islam, maka untuk mengiringnya

dipergunakan rebana dan unsur gamelan Jawa yaitu kendang. Sehingga

instrumen yang digunakan adalah campuran antara rebana dan kendang

(Soepantho. 1979). Penari Dolalak berseragam hitam dengan aksesoris yang

gemerlap, serta kacamata hitam yang merupakan aksesori khas tarian ini.

Penari-penari Dolalak dapat mengalami mendem/trance, yaitu suatu kondisi

dimana mereka tidak sadar karena sudah begitu larut dalam tarian dan musik.

Pada awal kemunculannya, Kesenian ini dibawakan hingga berjam-

jam (semalam suntuk) dengan pembagian waktu siang (11–17) dan malam

(setengah 10–1 pagi)4. Namun, semakin berkembangnya jaman, Kesenian Tari

Dolalak mulai dipadatkan dan mulai dapat ditampilkan di festival-festival tari

ataupun acara-acara pemerintahan. Pemadatan tarian Dolalak ini pertama

kalinya dilakukan oleh kelompok Kesenian Tari Dolalak Kaligesing, kata

Bapak Sudarwoko5.

Kesenian ini sering ditampilkan di acara-acara penting maupun acara-

acara tahunan Kabupaten Purworejo. Seperti dikutip dari Suara Merdeka

4 Wawancara dengan Bapak Bambang Ismanto, ketua Dolalak Budi Santoso Kaliharjo, pada

tanggal 21 Agustus 2015.

5 Wawancara dengan Bapak Sudarwoko - Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Purworejo, tanggal 9 September 2015.

6

Cetak, Kabid Kebudayaan, Surakhman Iriyanto mengatakan, pada 2015 ini

pihaknya telah menyiapkan 36 grup kesenian untuk tampil dalam berbagai

kesempatan. Sebanyak 20 grup didaulat pentas di Gedung Kesenian Sarwo

Edhie Wibowo Purworejo, sedangkan 16 grup diagendakan tampil di beberapa

objek wisata pada hari-hari besar dan libur nasional6. Berikut adalah jadwal

pementasan Kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo.

6 Dikutip dari Suara Merdeka Cetak, tanggal 11 Maret 2015.

7

Tabel 1.1

Jadwal Pementasan Kesenian Dolalak

Sumber: diolah dari data Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Purworejo tahun 2015

Tanggal Acara Nama Grup Tempat

31 Januari 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “ Margo Laras Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

2 Mei 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Karya Muda” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

18 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Sedyoasih Area Goa Seplawan

20 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Area Goa Seplawan

20 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Pantai Jatimalang

22 Juli 2015 Even Lebaran Tahunan Dolalak Arum Sari Pantai Jatimalang

25 Juli 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Tunas Karya” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

22 Agustus 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Sri Mulyo” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

26 September 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak Wira Budaya Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Arum Sari Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Kecamatan Bagelen Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

28 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Kecamatan Kemiri Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

29 September 2015 Pekan Purworejo Expo 2015 Alun-Alun Purworejo

29 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Laras Budoyo Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

29 September 2015 Festival Tari Tradisional Kerakyatan

Tingkat Kabupaten Purworejo Dolalak Wargo Utomo Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

10 Oktober 2015 Festival Budaya Kesenian Dolalak se-

kabupaten Purworejo Alun-Alun Purworejo

7 November 2015 Pementasan Kesenian dalam Daerah Dolalak “Sri Kuning” Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo

31 Desember 2015 Malam Tahun Baru

8

Dengan adanya beberapa jadwal pementasan baik di dalam wilayah

Kabupaten Purworejo maupun di luar wilayah Kabupaten Purworejo tersebut,

membuktikan bahwa Kesenian Tari Dolalak masih dapat bertahan di tengah

banyaknya persaingan kesenian-kesenian tradisional maupun modern lainnya.

Tahun 1915 ini pertama kalinya Dolalak muncul di daerah Sejiwan.

Dari daerah inilah akhirnya Kesenian Tari Dolalak mulai berkembang hingga

ke-16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo. Ditiap Kecamatan di Kabupaten

Purworejo terdapat 1 bahkan lebih Kelompok Kesenian Tari Dolalak.

Kelompok ini lebih bersifat menghibur dan hanya terdapat satu ragam

kesenian saja, yaitu Kesenian Tari Dolalak. Berikut data mengenai Kelompok

Kesenian Tari Dolalak di Kabupaten Purworejo.

Tabel 1.2

Data Kelompok Kesenian Tari Dolalak Kabupaten Purworejo

No. Kecamatan Jumlah Kelompok Jumlah Anggota

1. Purworejo 6 kelompok 194 orang

2. Kaligesing 10 kelompok 373 orang

3. Banyuurip 3 kelompok 104 orang

4. Bayan 9 kelompok 268 orang

5. Purwodadi 6 kelompok 213 orang

6. Ngombol 4 kelompok 103 orang

7. Bagelen 6 kelompok 192 orang

8. Kutoarjo 2 kelompok 56 orang

9. Grabag 9 kelompok 242 orang

10. Butuh 5 kelompok 110 orang

9

11. Kemiri 2 kelompok 50 orang

12. Pituruh 9 kelompok 226 orang

13. Bruno 1 kelompok 35 orang

14. Loano 5 kelompok 180 orang

15. Gebang 5 kelompok 144 orang

16. Bener 3 kelompok 105 orang

JUMLAH 85 kelompok 2595 orang

Sumber: Diolah dari Data Dinas Pendidikan Kebudaya Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Purworejo tahun 2014

Selain Kelompok Kesenian Tari Dolalak, di Kabupaten Purworejo juga

terdapat 18 sanggar tari yang juga mengajarkan Kesenian Tari Dolalak.

Sanggar-sanggar tersebut fokus kepada pengajaran serta penggarapan

Kesenian Tari (pendidikan). Salah satunya yaitu Sanggar Tari Prigel. Dalam

pementasannya, Sanggar ini menjadikan Kesenian Tari Dolalak, khususnya

Dolalak Putri sebagai icon mereka. Di Sanggar Tari Prigel terdapat 203 siswa

yang terdiri dari usai Paud, SD, SMP, SMA, serta Dewasa7

Dalam penampilannya, Kesenian Tari Dolalak memiliki beberapa

perbedaan ditiap kelompok. Seperti halnya Kesenian Tari Dolalak Budi

Santoso dengan gaya Kaligesingan yang sampai saat ini masih

mempertahankan para penari putra yang sudah tidak begitu diminati oleh

masyarakat. Disamping itu kelompok Kesenian Tari Dolalak ini juga memiliki

para penari putri yang masih menggunakan lagu Dolalak sebagai lagu

pengiring utama dengan porsi lebih banyak dan lagu campur sari sebagai lagu

pengiring dengan porsi 2 atau 3 lagu saja. Hal ini berbeda dengan Kesenian

7 Wawancara dengan Ibu F. Untariningsih, pendiri Sanggar Tari Prigel, tanggal 7 November 2015.

10

Tari Dolalak di Sanggar Tari Prigel. Sanggar ini sudah mulai berani berkreasi

dengan lagu, kostum, serta gerak tanpa menghilangkan kekhasan dari Dolalak.

Di tengah zaman yang sudah semakin berubah dan berkembang, tetapi

Kesenian Dolalak di Kabupaten ini masih tetap dapat bertahan hingga saat ini,

walaupun sempat mengalami pasang surut. Strategi merupakan serangkaian

keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi (Siagian. 2004). Strategi sangat dibutuhkan oleh

kelompok untuk mempertahanakan keberadaan kelompok mereka. Tanpa

adanya strategi untuk bertahan, mereka tidak akan dapat mempertahankan

kelompok mereka dari hal-hal luar yang mengancam keberadaan kelompok

tersebut. Strategi inilah yang ingin penulis lihat dalam Kesenian Tari Dolalak

di Kabupaten Purworejo. Dalam penelitian ini akan dilihat cara dari Kelompok

Kesenian Tari Dolalak, Sanggar Tari, dan Dinas DIKBUDPORA dalam

menginformasikan dan mempertahankan Kesenian Tari Dolalak di Kabupaten

Purworejo.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten

Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensinya

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” Kabupaten

Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensinya?

1.3 Tujuan Masalah

Menjelaskan tentang Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” Kabupaten

Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensinya.

11

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan aplikasi teori-teori yang didapat selama di bangku

perkuliahan, terutama tentang strategi bertahan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan

pertimbangan bagi Kesenian Dolalak di Kabupaten Purworejo dalam

mempertahankan dan mengembangkan Kesenian Dolalak, sehingga dapat

melestarikan budaya Indonesia dan dapat menjaga kesenian khas

Purworejo.

1.5 Batasan Penelitian

1. Kesenian Tari Dolalak

Kesenian Tari Dolalak merupakan salah satu kesenian asli

Purworejo. Kesenian Dolalak adalah tarian yang biasanya dibawakan oleh

sekelompok orang, baik putra ataupun putri, yang diiringi dengan alat

musik tradisional dan tembang Dolalak.

2. Strategi Komunikasi

Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai

sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh kelompok.

Strategi pada umumnya berkaitan dengan organisasi, dimana strategi

dirancang oleh pimpinan organisasi supaya langkah yang dilakukan oleh

organisasinya dapat mencapai sasaran ataupun tujuan jangka panjang dari

organisasinya.

Srategi Komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan

(Onong, 1990:32). Strategi komunikasi merupakan panduan dari

perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai

suatu tujuan.

12

3. Teori Fungsionalisme Struktural (Model AGIL)

Menurut Parsons, masyarakat tersusun dari empat subsistem yang

berbeda, yang masing-masing subsistem mempunyai fungsi untuk

memecahkan persoalan tertentu. Keempat subsistem terseebut, yaitu

Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency.

4. Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Propinsi Jawa

Tengah, yang terletak pada posisi antara 1090 47’ 28” - 1100 8’ 20” Bujur

Timur dan 7o 32’ – 7o 54” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.034,82

km2 yang terdiri dari + 2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah.

Kabupaten Purworejo memiliki 16 kecamatan yang terdiri dari 469

desa dan 25 kelurahan.