Upload
vulien
View
239
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Objek Penelitian
1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Radio Karang Tumaritis didirikan berdasarkan Akta Notaris Masri Husen,
SH. di Bandung pada tanggal 28 Juli 1999 nomor : 29, kemudian diubah oleh Notaris
yang sama pada tanggal 09 Desember 1999 nomor : 9 (Radio Zora 90.1 FM),
diundangkan pada Berita Negara Republik Indonesia tanggal 21 Januari 2001 nomor :
4, kemudian diubah oleh Notaris Kirana Ivyminerva Wilamarta, SH. Akta nomor : 1
s/d 5 tanggal 02 Februari 2005 dan Akta nomor : 8 s/d 10 tanggal 03 Februari 2005,
diundangkan pada Berita Negara Republik Indonesia tanggal 23 Mei 2005 nomor : 41.
Kemudian dengan Akta Notaris MASRI HUSEN,SH Nomor: 29 tanggal 28 Juli1999,
dan telah mengalami beberapa perubahan hingga terakhir perubahan terakhir Akta
Notaris Tedy Triadi,SH No. 3 tanggal 29 Januari 2013 dan telah mendapat pengesahan
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 20Agustus
2013 nomor: AHU-43475.AH.01.02 tahun 2013.
Sebelumnya pada tahun 1996 Yayasan Pendidikan Telkom telah mempunyai
dan memiliki Radio Siaran Swasta Nasional yaitu Radio K-Lite dimana segmentasinya
yaitu untuk pendengar kalangan menengah keatas.
Yayasan Pendidikan Telkom bekerjasama dengan Koperasi KOSUMBA
membeli Saham PT. Radio Karang Tumaritis (Radio Zora 90.1 FM) dengan komposisi
kepemilikan Saham Yayasan Pendidikan Telkom sebesar 99 % (sembilan puluh
sembilan persen) dan KOSUMBA sebesar 1 % (satu persen).
Dengan jumlah pegawai sebanyak 12 (dua belas) orang, maka pada tanggal 01
Juli 2005 PT. Radio Karang Tumaritis (Radio Zora 90.1 FM) yang beralamat dan
berkantor di Jl. Sumur Bandung No. 12 Bandung mulai On Air/mengudara.
Sesuai dengan Anggaran Dasar PT. Radio Karang Tumaritis mempunyai
maksud dan tujuan usaha yaitu berusaha dalam bidang jasa Radio Siaran Swasta
iii
Nasional. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT. Radio Karang Tumaritis
dapat melaksanakan kegiatan usaha dalam bentuk siaran radio pada bidang pendidikan
dan pengajaran, penerangan yang meliputi masalah-masalah kebudayaan, kesenian,
ekonomi, pembangunan, agama, ilmu pengetahuan populer dan bidang hiburan.
(sumber: www.zorafm.com/profile)
Gambar 1.1
Logo Radio Zora Tahun 2014
Sumber: www.zorafm.com/logodiakses 8 Mei 2014
1.1.2 Visi dan Misi Radio Zora
Radio Zora 90.1 FM juga berusaha untuk tampil sebagai perusahaan yang
profesional, untuk itu Radio Zora 90.1 FM merumuskan visi dan misi sebagai berikut
:
Visi
Menjadi radio siaran swasta yang unggul, mandiri dan terkemuka di Indonesia
Tahun 2017.
Misi
a. Menciptakan keunggulan yang kompetitif di bisnis penyiaran.
b. Menyediakan layanan informasi produk dan jasa yang akurat.
c. Menyediakan informasi yang mengedukasi masyarakat melalui
program siaran yang bermutu dan berkualitas.
d. Menjadi sarana aktualisasi dan pengembangan bakat
kemampuan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya
dalam penguasaan teknologi broadcasting dan komunikasi.
iv
e. Menyediakan layanan media komunikasi, pendidikan,
kebudayaan dan informasi yang
bermanfaat secara langsung kepada masyarakat.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Saat inikebutuhan akan informasi yang terus meningkat menjadikan keberadaan
media massa sebagai salah satu bentuk saluran komunikasi yang bersifat universal
memiliki peranan yang cukup besar. Tidak hanya dari fungsi utamanya sebagai media
penyampai informasi, sarana hiburan, dan edukasi bagi masyarakat luas, akan tetapi di
sisi lain media massa juga mampu memicu meningkatnya aspek bisnis dan ekonomi.
Menurut Dominick (2005;13), media adalah alat untuk menyampaikan pesan dari
pengirim kepada penerima, sedangkan media massa adalah media yang digunakan
dalam komunikasi massa. Berbagai macam jenis media massa pun bermunculan, baik
media elektronik seperti televisi dan radio, media cetak seperti surat kabar dan majalah.
Saat ini, bisnis media sebagai salah satu prospek bidang usaha yang mampu
berkembang pesat. Tidak hanya televisi, internet dan media cetak yang terus
mengalami peningkatan jumlah pengguna, akan tetapi keberadaan stasiun radio kini
juga makin merebut perhatian publik dalam mengkonsumsi media. Morissan (2009:1-
3) menjelaskan bahwa salah satu media massa yang paling lama bertahan adalah radio
yang ditemukan pertama kali pada tahun 1887 ketika seorang ahli fisika dari Jerman
berhasil mengirim dan menerima gelombang radio, kemudian memulai dipakai sebagai
media komunikasi massa pada tahun 1920 di Amerika Serikat. Meski saat ini telah
memasuki era multimedia, dimana banyak media baru yang bermunculan dengan
teknologi lebih canggih dan maraknya pengguna internet, radio tetap bertahan hingga
sekarang. Bertahannya radio hingga saat ini dikarenakan kemampuan radio sebagai
media massa yang dapat menyampaikan informasi atau hiburan dengan cepat dan
menjangkau daerah-daerah pelosok.
Morissan (2009:26) Pada era perkembangan teknologi dan informasi seperti
saat ini munculnya berbagai media massa membuat audience semakin selektif dalam
memilih media, karena saat ini audience dianggap aktif menggunakan media untuk
v
memenuhi kebutuhannya. Hal ini membuat audience memiliki otoritas untuk memilih
media yang diinginkan, termasuk salah satunya dalam memilih stasiun
radio.Berdasarkan kondisi tersebut, tantangan bagi pengelola media adalah
menyediakan sarana yang mampu memenuhi tujuan dari penggunaan media serta
mampu memberikan kepuasan tersendiri melalui kemasan informasi yang disajikan
untuk merebut pasar.
Berdasarkan dari data yang diperoleh PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta
Nasional Indonesia)mengenai jumlah peningkatan jumlah stasiun radio swasta di
Indonesia dari tahun ke tahun.Pada tahun 1991, jumlah stasiun radio swasta kurang
dari 1.000, hingga pertengahan menjelang tahun 2012, tercatat 2.830 lembaga
penyiaran radio di Kementrian Komunikasi dan Informatika. (sumber:
www.prssni.or.id)
Keberadaan jumlah stasiun radio swasta yang terus meningkat ini juga
dipengaruhi sejak adanya Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan
No.183A/SK/Menpen 1998 dan surat Direktorat Jenderal RTF No.01/SE/RTF/K-
VI/IX/1998 tentang ketentuan-ketentuan, persyaratan, tata cara untuk memperoleh
rekomendasi penyelenggara radio siaran swasta berupa izin penyelenggara penyiaran,
status kepemilikan, dan legalitas penggunaan frekuensi. Hal ini mampu memicu
berbagai elemen masyarakat, terutama para pebisnis untuk mengembangkan usaha di
bidang penyiaran radio.
Berdasarkan data Komisi Penyiaran Indonesia, peningkatan terjadi di tahun
2010.Dari 2.458 permohonan izin penyelenggaraan penyiaran radio se-Indonesia,
hampir 800 permohon izin berasal dari Provinsi Jawa Barat.Angka ini jauh lebih
banyak dibanding provinsi lainnya. (sumber: www.kpi.go.id)
vi
Gambar 1.2
Jumlah Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran Radio
Seluruh Indonesia
Sumber: Laporan Tahunan Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2013, KPID
Jawa Barat
Besarnya jumlah stasiun radio tersebut memberikan dampak yang signifikan
dalam perubahan perilaku gaya hidup berkomunikasi terutama pada masyarakat yang
berdomisili di kota-kota besar. Kondisi di kota Bandung dengan jumlah penduduk yang
cukup banyak, menjadikan kebutuhan akan media massa khususnya stasiun radio
sebagai sarana mendapatkan informasi terus meningkat. Sehingga masyarakat di kota
Bandung memiliki kecenderungan yang lebih konsumtif dalam menggunakan media
dibanding kota lain di Provinsi Jawa Barat. Hal ini ditunjukan melalui perkembangan
jumlah stasiun radio di kota Bandung yang terus bertambah setiap tahunnya. Tercatat
hingga pertengahan tahun 2013 terdapat 55 stasiun radio di kota Bandung yang
ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 1.1
Data Stasiun Radio di Kota Bandung
No. Radio di Kota
Bandung Frekuensi No.
Radio di Kota
Bandung
Frekuensi
vii
1 Hard Rock FM 87.7 FM 29 Urban Radio 106.3 FM
2 Radio Sonata 88.1 FM 30 Bandung Suara Indah
FM
92.1 FM
3 Radio Mora 88.5 FM 31 El Shinta 89.3 FM
4 Auto Radio 88.9 FM 32 Mara 106.7 FM
5 Sindo Radio 91.3 FM 33 R FM 92.9 FM
6 DELTA FM 94.4 FM 34 U FM 104.3 FM
7 K-Lite 107.1 FM 35 MAYA NADA 98.0 FM
8 KLCBS 100.4 FM 36 QYU Radio 94.1 FM
9 Prambors 98.4 FM 37 Bandung FM 95.2 FM
10 B Radio 95.6 FM 38 RRI Bandung PRO 2 96.0 FM
11 i-Radio 105.1 FM 39 FeMale radio 96.4 FM
12 Cosmo 101.9 FM 40 RRI Bandung PRO 1 97.6 FM
13 Walagri 93.3 FM 41 Kids Radio 99.2 FM
14 ARDAN 105.9 FM 42 Radio Dangdut 99.6 FM
15 Lita 90.9 FM 43 99ERS Radio 100.0 FM
16 OZ Radio 103.1 FM 44 GRG Radio 100.7 FM
17 Raka 98.8 FM 45 Radio MGT 101.1 FM
18 Chevy 103.5 FM 46 Rakita FM 107.8 FM
viii
19 Global FM 89.7 FM 47 MQ FM 102.7 FM
20 Rama FM 104.7 FM 48 Flamboyan FM 107.9 FM
21 PR FM 107.5 FM 49 NEW Shinta FM 97.2 FM
22 Radio Cakra 90.5 FM 50 Radio Zora 90.1 FM
23 Maestro 92.5 FM 51 CBL FM 91.7 FM
24 HITS Radio 103.9 FM 52 RRI Bandung PRO 4 AM 540
25 Kencana 96.8 FM 53 RRI Bandung PRO 3 AM 1215
26 Garuda 105.5 FM 54 Radio Fajri AM 1458
27 Paramuda 93.7 FM 55 Bravo Media Radio AM 702
28 Dahlia FM 101.5 FM
Sumber:www.radioprssnijabar.or.id
Banyaknya jumlah stasiun radio di kota Bandung menyebabkan semakin
ketatnya kompetisi dalam bisnis penyiaran radio. Kondisi persaingan yang semakin
kompetitif dipicu seiring adanya perubahan global yang mempengaruhi selera,
perilaku, pola pikir, gaya hidup, pergeseran nilai budaya dan berbagai hal lainnya di
bidang kehidupan. Hal ini menjadi tantangan bagi para perbisnis di dunia penyiaran
radio untuk bersaing merebut pasar dan cermat dalam menyesuaikan kebutuhan
audience di bidang informasi.
Oleh karena itu, perubahan segmentasi dan format siaran radio disesuaikan
dengan selera audience yang saat ini berkembang.Audience yang dinilai sangat
konsumtif dalam penggunaan media adalah usia produktif seperti halnya remaja usia
sekolah, dewasa muda dan pekerja. Hal ini dapat dilihat berdasarkan survey radio
secara online yang menunjukan bahwa dari jumlah 1.190 stasiun radio di pulau Jawa
ix
dan jumlah pendengar aktif sebanyak 1.197.962 orang, peringkat 10 radio favorit di
kota besar khususnya Jakarta dan Bandung, memiliki format siaran dan segmentasi
untuk kalangan usia pelajar dan dewasa muda memperoleh urutan tertinggi dilihat dari
jumlah rata-rata pendengar dalam setiap minggunya. (sumber:
www.nuxradio.com/home/index.php)
Ketidakpekaan dalam melihat kebutuhan audienceakan mengakibatkan media
tidak mampu bersaing. Salah satu diantaranya adalah kasus menurunnya performasi
akibat tidak mampunya bersaing beberapa stasiun radio di Bandung. Seperti hal yang
terjadi pada Radio Shinta 97.2 FM Bandung pada awal Agustus 2012 yang di beli oleh
Tigaswara Radio Group Indonesia. Radio Shinta yang sebelumnya bertahan dengan
format siaran “Keluarga dan Realigi” kini berubah menjadi Radio New Shinta dengan
format siaran yang berubah pula menjadi full musik dan berita dengan tagline “More
than just music and information”.
Ditinjau dari adanya kasus tersebut, dapat dilihat perubahan masyarakat yang
tidak mampu dikelola dapat menyebabkan kelemahan dalam kompetisi dalam
memperebutkan pasar. Menurut Morissan (2009:167) bahwa suatu ketika audience
tentu akan berubah. Generasi baru datang, media penyiaran baru bermunculan,
persaingan semakin tajam, sementara program dan produk baru menawarkan gaya
hidup baru. Dengan demikian audience bisa saja berubah.
Perubahan kondisi persaingan yang ada pada bisnis media radio ini merujuk
pada kebutuhan audience dengan segmentasi usia muda, memicu Radio Zora 90,1 FM
Bandung untuk melakukan penyesuaian. Faktor pendorong lain juga yang menjadi
pertimbangan bagi Radio Zora untuk melakukan perubahan adalah kemunduran
performansi yang dapat menyebabkan Radio Zora memiliki resiko yang sama pada
kasus bangkrutnya beberapa radio yang telah terjadi sebelumnya. Performansi ini dapat
diukur dari hasil survey AC Nielsen yang menyatakan posisi Radio Zora yang setiap
tahunnya mengalami penurunan, ditinjau dari sebelumnya Radio Zora sempat berada
di urutan 10 besar pada saat Radio Zora masih menjadi radio dangdut, Radio Zora
mengganti segmentasi menjadi radio inspirasi keluarga dimana pada saat itu Radio
x
Zora mulai mengalami kemunduran dan penurunan sehingga tidak terdapat pada
peringkat AC Nielsen. Hal ini didukung dari data laporan divisi marketing hingga akhir
tahun 2012 yang menyatakan adanya penurunan pendapatan melalui iklan dan
berkurangnya respon audience terhadap beberapa program siaran, namun mulai ada
peningkatan dari awal tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2013 Radio
Zora memutuskan untuk mengganti segmentasi lagi menjadi radio dewasa muda
dengan tagline “Fresh and Hits” pada tahun inilah Radio Zora mulai mengalami
kemajuan karena berada pada peringkat AC Nielsen urutan 24 untuk kategori all
segment.
Gambar 1.3
Hasil Survey AC Nielsen Zora Wave I Tahun 2014
Sumber: Data manajemen Radio Zora
Selain dari hasil survey AC Nielsen manajemen Radio Zora juga dapat melihat serta
meninjau lebih jelas peningkatan juga penurunan minat pendengar disetiap bulannya
melalui data yang berbentuk grafik. Berhubung dengan respon audience, khususnya
untuk program On Air, berikut adalah gambar yang menunjukan grafik jumlah SMS
pendengar selama tahun 2012, 2013 dan awal tahun 2014.
xi
Gambar 1.4
Grafik Data Jumlah SMS Pendengar Tahun 2012-2014
Sumber: Data Manajemen DivisiTraffic Radio Zora 90.1 FM Bandung
Dilihat dari data gambar 1.4 grafik jumlah SMS, Radio Zora memang sempat
mengalami pasang surut pada program On Airnya. Sudrajat selaku Direktur Utama PT.
Karang Tumaritis yang mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2012, mengatakan
xii
bahwa kemunduran ini dipicu oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
keputusan manajemen terdahulu untuk beberapa kali mengganti segmentasi pasar.
Sebagaimana adanya hal tersebut, Direktur Utama PT. Radio Karang Tumaritis
(Radio Zora) Sampurno Wibowo yang mulai menjabat pada tanggal 1 November 2012
menanggapi bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkanRadio Zora harus
melakukan perubahan pada segmentasi pasar, salah satu faktor tersebut adalah
dinamika bisnis komunikasi yang tumbuh sangat dinamis, dan Radio Zora sebagai
entitas bisnis yang bergerak di media komunikasi tentunya tidak terlepas dari dinamika
tersebut. Segmentasi pasar Radio Zora yang sebelumnya terlalu luas membuat
manajemen melakukan keputusan untuk mengganti segmen atau mengubah positioning
agar dapat merebut pasar kembali yang sempat menurun.
Berdasarkan pernyataan tersebut perlu digaris bawahi bahwa positioning
memiliki peranan yang penting dalam merebut perhatian pasar. Hal ini didukung oleh
pernyataan Morissan (2001:189) yang menyatakan bahwapositioning dalam konteks
media massa adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana
audience menempatkan suatu produk, merek, atau perusahaan di dalam otaknya, di
dalam khayalnya, sehingga audience memiliki penilaian tertentu. Pernyataan tersebut
menekankan bahwa positioning harus mampu memfokuskan nilai ke dalam benak
konsumen untuk dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan.
Dalam proses mengubah positioningRadio Zora tentunya muncul kebijakan
manajemen baru untuk berencana merubah format siaran yang tadinya Radio Zora
adalah radio Edutainment (Education and Entertainment) sekarang menjadi radio
dengan konsep yang lebih informatif dan menghibur ini menjadi awal proses
melakukan repositioning. Terkait dengan repositioning stasiun radio, Kasali
(2007:239) pernah melakukan penelitian dengan sampel 209 remaja di kota Jakarta
pada tahun 1991 tentang repositioning Radio Prambors Jakarta. Penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses repositioning dalam kaitannya
memahami pasar. Untuk memahami kebutuhan pasar itulah, maka dalam proses
repositioning dalam kecermatan dalam menentukan cara pandang komunikasi melalui
xiii
sudut pandang penerima. Hal ini berkaitan dengan persepsi.Severin(2009:81)
mengartikan persepsi sebagai titik tolak pemrosesan pesan.
Kebijakan Radio Zora untuk mengganti segmentasi pasar melalui repositioning
ini menjadi landasan dalam menentukan strategi baru.Dilihat dari perubahan
positioning yang telah dilakukan sebelumnya, saat ini dengan keputusan untuk kembali
melakukan repositioning tentu saja bukan hal yang mudah.Oleh karena itu, rencana
untuk menjadikan Radio Zora sebagai radio dengan konsep informatif dan menghibur
dengan menyasar pendengarnya yaitu orang muda ini menjadi tantangan baru bagi
manajemen Radio Zora.Hal ini memerlukan pertimbangan yang cukup matang agar
tidak terjadi kesalahan dalam menempatkan diri pada kondisi persaingan yang semakin
kompetitif memperebutkan pasar.Dalam tahap repositioning menuju radio informatif
dan menghibur, pihak manajemen Radio Zora berupaya merancang target pasar yang
berbeda dari sebelumnya.Dibutuhkan strategi yang cukup matang sebelum statement
positioning dikomunikasikan ke pasar.Oleh karena itu, penelitian ini berupaya melihat
permasalahan tersebut melalui sebuah studi kasus yang berfokus pada
kebijakanrepositioning untuk kemudian dipersepsikan oleh pendengar.
Persepsi dari pendengar yang sebelumnya sudah memahami karakteristik Radio
Zora sangat dibutuhkan dalam proses repositioning ini untuk mengetahui bagaimana
pandangan mereka terhadap repositioning yang akan dilakukan oleh Radio Zora.
Berkaitan dengan audience tersebut, komunitas pendengar Radio Zora yang diberi
nama Sobat Zora memiliki tingkat loyalitas dan pengaruh media cukup besar terhadap
Radio Zora. Tingkat keterlibatan dan kualitas hubungan yang terbentuk ini
memberikan kontribusi dalam memberikan padangan terhadap kebijakan
repositioningRadio Zora.Oleh karena itu, Sobat Zora mampu dijadikan subjek yang
diteliti dalam penelitian ini.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Radio Zora dengan menyasar
persepsi pendengar dan repositioning. Menurut Morissan (2010:103)Keputusan untuk
melakukan perubahan melalui repositioningharus mampu memberikan dampak
terhadap upaya marketing dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
xiv
Repositioning yang dilakukan oleh Radio Zora saat ini terhitung sudah ketiga kalinya.
Bukan hal yang mudah untuk menciptakan suatu persepsi pada audience dengan
merubah segmentasi dan konten acara yang sudah cukup diminati oleh pendengar.
Penulis ingin melihat seberapa loyal pendengar terhadap Radio Zora ini, terutama
untuk komunitas pendengar Radio Zora sendiri dengan adanya repositioning yang
sudah pernah dilakukan dan dilakukan kembali apakah persepsi dari pendengarnya
tetap sama atau ada perubahan, dan apakah ada pengaruhnya repositioning yang
dilakukan lagi ini dalam penciptaan persepsi dari masing-masing pendengar. Penulis
juga ingin mempelajari strategi dan teknik yang dilakukan Radio Zora, karena dalam
kurun waktu 10 tahun Radio Zora sudah melakukan tiga kali repositioningtentu saja
dengan strategi dan teknik berbeda dari setiap kepemimpinan, sehingga penulis dapat
mengambil pelajaran mengapa Radio Zora masih dapat bertahan hingga sekarang dan
penulis dapat mengambil strategi dan teknik yang dilakukan Radio Zora untuk ilmu
berorganisasi kedepannya.
Repositioning Radio Zora dengan mengubah konsep format siaran menjadi
radio informatif dan menghibur ini menjadi studi yang menarik untuk diteliti dilihat
bagaimana audience memandang repositioning tersebut dan bagaimana audience
menempatkan dirinya saat memberikan persepsi. Penelitian ini juga berupaya
menggambarkan secara deskriptif persepsi yang diberikan oleh audience sebagai
bahankajian yang penting bagi manajemen Radio Zora dalammemformulasikan
strategi baru untuk repositioning, melalui judul “Pengaruh Persepsi Pendengar
Terhadap RepositioninRadio Zora 90.1 FM Bandung Menjadi Radio Informatif
dan Menghibur Pada Komunitas Pendengar Radio Zora 90.1 FM Bandung”
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang ada, maka permasalahan dalam penelitian ini
di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi pendengar terhadap Radio Zora 90.1 FM Bandung?
2. BagaimanarepositioningRadio Zora 90.1 FM Bandung menjadi radio
informatif dan menghibur?
xv
3. Bagaimana pengaruh persepsi pendengar terhadap repositioningRadio Zora
90.1 FM Bandung menjadi radio informatif dan menghibur?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan perumusan masalah di atas, yaitu:
1. Untuk mengetahui persepsi pendengar terhadap Radio Zora 90.1 FM
Bandung.
2. Untuk mengetahui repositioningRadio Zora 90.1 FM Bandung menjadi
radio informatif dan menghibur.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi pendengar terhadap
repositioningRadio Zora 90.1 FM Bandung menjadi radio informatif dan
menghibur
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun
praktis, adapun manfaat teoritis dan praktis yaitu:
1. Bagi Akademisi
a. Sebagai aplikasi ilmu mengenai persepsi pendengar dan repositioning
pada bisnis media massa. Untuk mengetahui, melihat, dan
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan aplikasinya di
dunia bisnis serta melatih kemampuan analisis dan berpikir sistematis.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian
berikutnya.
2. Bagi Praktisi
a. Dapat berguna untuk memperdalam pengetahuan mengenai praktik
repositioning dalam bisnis media massa.
b. Sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan dan melengkapi
keilmuan yang ada didalam bidang marketing khususnya didalam bisnis
media massa.
c. Diharapkan beberapa temuan yang ditemukan didalam penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai bahan acuan referensi dan tambahan
xvi
pengetahuan bagi pihak lain untuk penelitian lanjutan yang lebih
spesifik.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menjaga konsistensi penelitian agar masalah yang diteliti tidak meluas
dan pembahasantetapfokus padatujuan dari penelitian ini, maka diperlukan suatu
batasan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai persepsi pendengar terhadap
repositioningRadio Zora 90.1 FM Bandung menjadi radio informatif dan
menghibur.
2. Data yang digunakan adalah berupa hasil data kuisioner yang disebarkan dan
diisi oleh komunitas pendengar Radio Zora 90.1 FM Bandung.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I :PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai gambaran dari objek studi perushaan yang akan
diteliti, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah-
masalah yang dibahas dan teori penunjang dalam memecahkan masalah
BAB III :METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, jenis data dan teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data. Detailnya berisi tentang jenis penelitian,
operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik
sampling uji validitas dan reabilitas, analisis data yang digunakan dalam penelitian,
dan pengujian hipotesis.
BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xvii
Bab ini menjelaskan mengenai pengaruh persepsi audienceterhadap
repositioningRadio Zora 90.1 FM Bandung menjadi radio informatifdan menghibur
(Studi Pada Komunitas Pendengar Radio Zora 90.1 FM Bandung). Selain itu bab ini
akan menjelaskan mengenai analisis dari hasil pengolahan data yang diperoleh.
BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian dan saran-
saran yang bisa diberikan pada perusahaan dan peneliti selanjutnya.