Upload
doanthu
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Flyover Kalibanteng Semarang merupakan jembatan dengan sistem box
girder prategang. Keutamaan dari box girder adalah memiliki momen inersia yang
tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan karena adanya
rongga di tengah penampang (Hardwiyono dkk, 2013). Sedangkan penggunan
beton prategang akan memberikan keuntungan yaitu dapat memikul beban lentur
lebih besar dibandingkan beton bertulang, dapat dipakai pada bentang yang lebih
panjang dengan mengatur defleksinya, ketahanan geser dan puntirnya bertambah
dengan adanya penegangan, dapat dipakai pada rekayasa konstruksi tertentu,
misalnya pada konstruksi jembatan segmen, berbagai kelebihan lain pada
penggunaan struktur khusus, seperti struktur pelat dan cangkang, struktur tangki,
struktur pracetak, dan lain-lain (Budiadi, A., 2008). Dengan penegangan, tegangan
tarik dapat dieliminasi karena besarnya gaya tekan disesuaikan dengan beban yang
akan diterima.
Gambar 1.1 Bundaran Kalibanteng
(Sumber: https://www.google.co.id/maps/@-7.8730465,110.4242875,10z?hl=en)
2
Flyover Kalibanteng Semarang mulai dikerjakan pada Oktober 2011 dan
diresmikan pada 14 Maret 2014. Flyover tersebut dibangun untuk menunjang fungsi
Bundaran Kalibanteng. Bundaran yang berlokasi di Semarang Barat, Kota
Semarang tersebut memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Kota
Semarang. Bundaran tersebut merupakan pintu masuk utama arah Barat dan
menjadi pertemuan 6 ruas jalan yakni Jalan Yos Sudarso (Jalan Lingkar Utama
Semarang), Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Pamularsih, Jalan Abdurahman Saleh,
Jalan Siliwangi, dan Jalan Bandara Ahmad Yani, ditunjukan pada Gambar 1.1.
Pembangunan ini bertujuan untuk mengurai kemacetan di Bundaran Kalibanteng,
agar peran bundaran tersebut sebagai pintu gerbang utama dapat maksimal. Setiap
harinya Flyover Kalibanteng dilalui berbagai tipe kendaran dari mulai kendaraan
berat, kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor. Berdasarkan
Review Feasibility Study pada Flyover Semarang (2004), komposisi kendaraan
yang melewati Bundaran Kalibanteng didominasi oleh kendaraan ringan dan sepeda
motor.
Sejak tahun 2016 telah berlaku SNI 1725:2016 mengenai pembebanan
untuk jembatan dan tahun 2013 telah berlaku RSNI3 2833:201X mengenai beban
gempa. Pedoman-pedoman tersebut merupakan pedoman yang relatif baru
dibandingkan dengan pedoman yang digunakan dalam proses perencanaan Flyover
Kalibanteng. Pada perencanaannya, Flyover tersebut mengunakan RSNI T-02-2005
mengenai pembebanan untuk jembatan dan Pd T-04-2004-B mengenai beban
gempa untuk jembatan. Terdapat banyak perbedaan antara standar lama dengan
standar baru, perbedaan-perbedaan tersebut ditunjukan pada Lampiran 1. Pedoman-
pedoman dalam perancangan struktur sering kali diperbarui, karena perkembangan
penelitian dan pengalaman lapangan yang menghasilkan konsep-konsep terbaru
mengenai perencanaan struktur. Dengan penggunaan konsep-konsep terbaru dalam
penelitian ini diharapkan menghasilkan analisis yang menginterpretasikan beban
dan kapasitas struktur yang lebih akurat. Sehingga tingkat keamanan struktur
terhadap beban yang dialami bisa diprediksi lebih cermat.
3
1.2 Rumusan Masalah
Standar-standar perancangan jembatan selalu diperbarui, hal tersebut
merupakan bentuk perkembangan terhadap konsep-konsep perancangan.
Berlakunya SNI 1725:2016 dan RSNI3 2833:201X merupakan hasil terbaru dari
perkembangan penelitian dan pengalaman lapangan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dilakukan analisis keamanan terhadap Flyover Kalibanteng dengan
menggunakan peraturan-peraturan tersebut untuk mengetahui tingkat
keamanannya.
1.3 Tujuan Analisis
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis besarnya gaya-gaya dalam yang dialami struktur atas
jembatan berdasarkan SNI 1725:2016 dan RSNI3 2833:201X.
2. Menganalisis besarnya kehilangan prategang yang dialami tendon.
3. Menganalisis besarnya kapasitas struktur atas jembatan yang menggunakan
penampang box girder prategang.
4. Menganalisis tingkat keamanan struktur atas jembatan.
1.4 Batasan Masalah
Penulisan Tugas Akhir ini digunakan batasan-batasan masalah sebagai
berikut.
1. Jembatan yang ditinjau adalah bangunan atas Flyover Kalibanteng pada
bentang antara pilar P.4/FO sampai ABT.2/FO yang terdiri dari 7 bentang
menerus seperti ditunjukan pada Gambar 1.2.
2. Analisis beban menggunakan SNI 1725:2016 mengenai pembebanan untuk
jembatan dan RSNI3 2833:201X mengenai perencanaan jembatan terhadap
beban gempa.
3. Beban yang dipertimbangkan dalam analisis adalah berat sendiri, beban
mati tambahan, beban lajur “D”, beban truk “T”, beban rem, prategang,
beban angin, dan gempa.
4. Jembatan dimodelkan dengan tumpuan sendi dan rol.
4
Gambar 1.2 Bagian Jembatan yang Ditinjau
(Sumber: As Built Drawing Flyover Kalibanteng)
5. Analisis pembebanan menggunakan program komputer SAP2000 V.10.
6. Analisis kekuatan struktur dan kehilangan prategang dihitung dengan
bantuan Microsoft Excell.
7. Analisis didasarkan pada kondisi akhir.