26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah salah satu yang terbesar di dunia dan memiliki percepatan pertumbuhan secara global.India memiliki banyak perusahaan otomotif besar seperti Bajaj Auto, Tata Motors, TVS yang ekspansinya tidak hanya sukses di dalam negeri tetapi telah mengglobal di berbagai negara.Saat ini produk otomotif India telahmendominasi di berbagai sektor, seperti kendaraan roda dua dengan market share lebih dari 75 %, mobil penumpang dengan market share sekitar 16%, kendaraan umum dan kendaraan roda tiga sekitar 9%. 1 Awal Industri Otomotif India berupa kendaraan roda dua yang sederhana, yaitu ketikaperusahaan Bajaj Auto mulai mengimpor dan menjual berupa Vespa Sekuter di India. Pada tahun 1975, kendaraan beroda tiga dari Bajaj mulai diimpor Indonesia dengan nama produsennya yaitu Bajaj Auto. Gubernur Jakarta pada waktu itu, Ali Sadikin mencanangkan bahwa Bajaj Auto ini dapat sebagai pengganti becak yang saat itu banyak dianggap tidak manusiawi. Dengan menggunakan Desain Bajaj maka akan lebih terlihat manusiawi daripada becak. Keuntungan utama dari Kendaraan roda tiga Bajaj Auto ini adalah nilai 1 Anuj Kumar Kanojia M.A. , 2011, Analizyng The State Of Competition In Indian Two Wheeler Industry, diakses dari: http://cci.gov.in/images/media/ResearchReports/AnujInt200711.pdf (5/4/2014, 11:54 WIB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri otomotif India adalah salah satu yang terbesar di dunia dan

memiliki percepatan pertumbuhan secara global.India memiliki banyak

perusahaan otomotif besar seperti Bajaj Auto, Tata Motors, TVS yang

ekspansinya tidak hanya sukses di dalam negeri tetapi telah mengglobal di

berbagai negara.Saat ini produk otomotif India telahmendominasi di berbagai

sektor, seperti kendaraan roda dua dengan market share lebih dari 75 %, mobil

penumpang dengan market share sekitar 16%, kendaraan umum dan kendaraan

roda tiga sekitar 9%.1

Awal Industri Otomotif India berupa kendaraan roda dua yang

sederhana, yaitu ketikaperusahaan Bajaj Auto mulai mengimpor dan menjual

berupa Vespa Sekuter di India. Pada tahun 1975, kendaraan beroda tiga dari Bajaj

mulai diimpor Indonesia dengan nama produsennya yaitu Bajaj Auto. Gubernur

Jakarta pada waktu itu, Ali Sadikin mencanangkan bahwa Bajaj Auto ini dapat

sebagai pengganti becak yang saat itu banyak dianggap tidak manusiawi. Dengan

menggunakan Desain Bajaj maka akan lebih terlihat manusiawi daripada becak.

Keuntungan utama dari Kendaraan roda tiga Bajaj Auto ini adalah nilai

1 Anuj Kumar Kanojia M.A. , 2011, Analizyng The State Of Competition In Indian Two Wheeler

Industry, diakses dari: http://cci.gov.in/images/media/ResearchReports/AnujInt200711.pdf

(5/4/2014, 11:54 WIB)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

2

ekonomisnya yang lebih baik.Sejak pertama diimpor pada tahun 1975, Bajaj Auto

semakin populer di Indonesia khususnya Jakarta.Impor Bajaj semakin meningkat

dalam berbagai tipe terbaru.Keberadaan produk baja diterima baik di Indonesia

hingga saat ini. Pada tahun 2012 lalu produsen Bajaj ini memperkenalkan produk

unggulan terbarunya di Indonesia yaitu sepeda motor Bajaj Pulsar. Bahkan

perusahaan ini telah mengembangkan ekspansi dengan adanya PT. Bajaj Auto

Indonesia, anak perusahaan dari Bajaj Auto Limited, India, didirikan pada bulan

Juli 2006, di Indonesia.

Selain Bajaj Auto, India memiliki perusahaan otomotif lainnya yaitu

Tata Motors Limited. Perusahaan ini merupakan perusahaan Mobil dan juga

perusahaan kendaraan komersial yang menempati urutan ke-6 terbesar di

dunia.Perusahaan Tata Motors ini masuk dalam bagian Tata Group. Perusahaan

ini terus mengembangkan ekspansinya di Indonesia hingga pada tahun 2008 telah

berdiri anak perusahaan Tata Motors yang berbasis di Jakarta yaitu PT. Tata

Motors Distribusi Indonesia. Hampir 90% pangsa pasar otomotif di Indonesia

masih dikuasai oleh produsen Jepang namun perusahaan ini menganggap

Indonesia masih memiliki potensi menjadi pasar otomotif untuk perusahaan ini

sehingga Tata Motors siap bersaing dan merebut pasar otomotif di Indonesia.

Selain perusahaan Tata Motors, ada Produk otomoif India TVS yang

perkembangan ekspansinya di Indonesia dengan ditandai dengan berdirinya anak

perusahaan TVS dengan namaPT. TVS Motor Company Indonesia.TVS Motor

Company merupakan salah satu perusahaan manufaktur roda dua terbesar di

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

3

dunia.2Saat ini, lebih dari 50.000 orang telah menggunakan sepeda motor TVS di

jalanan Indonesia. Tempat produksi Perusahaan TVS khususnya mengenai mesin,

produksi kendaraan, pengetesan dan fasilitas pengecatan berlokasi di kawasan

industry Surya Cipta di Karawang Jawa Barat dengan kapasitas produksi 300,000

sepeda motor.Keunggulan TVS Motor terletak di desain dan pengembangan

produk baru. TVS menyediakan kepuasan total pelanggan dengan cara

mengantisipasi segala kebutuhan yang muncul dari mereka dan menghadirkan

kendaraan berkualitas di saat yang tepat dengan harga yang pas.

Dalam hubungan bilateral antara negara India dan Indonesia pada saat

kunjungan Presiden RI ke India tahun 2005 telah menghasilkan sebuah hubungan

kerjasama berupa kemitraan strategis.Indonesia dan India telah menandatangani

Kemitraan Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India yang

diimplementasikan dalam bentuk peningkatan investasi diberbagai

sektor.Pengusaha India melakukan investasi di beberapa sektor penting di

Indonesia seperti tekstil, automotive, kimia dan petro-kimia, serta sektor jasa-jasa.

Dengan kunjungan dan kemitraan strategis itu diharapkan dapat

meningkatkan kerjasama bilateral dengan cepat sesuai dengan tujuan utama

kunjungan Presiden India ke Indonesia yakni memperdalam kemitraan

strategisuntuk menguatkan hubungan bilateral Indonesia dan India. Pada tanggal

25 Januari 2011, setelah adanya pembicaraan Perdana Menteri India Manmohan

Singh dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, India dan Indonesia

2 TVS motor company. 2014. “TVS Motor Company, TVS Secara Singkat”. Diakses dari:

http://www.tvsmotor.co.id/tvs-motor-company.aspx (26/8/2014, 10:26 WIB)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

4

telah menandatangani kesepakatan bisnis bernilai miliaran dolar dan menetapkan

target yang ambisius peningkatan perdagangan selama lima tahun ke depan.3

India merupakan mitra dagang ketujuh terbesar bagi

ASEAN.4Indonesia sebagai anggota ASEAN memiliki kerjasama yang baik

dengan India.Indonesia resmi memberlakukan perjanjian perdagangan bebas

ASEAN-India (AIFTA) mulai 1 Oktober 2010. Kerjasama yang dibentuk antara

India dan Negara-negara anggota ASEAN dalam kerangka AIFTA (ASEAN-

INDIA Free Trade Agreement) memberikan pengaruh yang cukup besar dari

Negara-negara yang ikut melakukan kerjasama khususnya India. Sehinggga

sangat berdampak bagi perkembangan ekonomi India yang melakukan penurunan

tarif sehingga dapat menekan impor dengan melakukan ekspor yang lebih banyak

dari penurunan tarif tersebut.

Pengurangan hambatan yang dilakukan dapat dijelaskan menggunakan

konsep Free Trade.Sehingga dari kerjasama tersebut India mengalami

Peningkatan Ekspor dari Negara-negara anggota ASEAN dibandingkan

melakukan impor dari Negara-negara anggota ASEAN.India menginginkan

kerjasama komprehensif baik dalam peningkatan perdagangan, akses pasar, dan

investasi yang ada di Indonesia.Kedua negara terus memanfaatkan peluang dan

fasilitas dari adanya perdagangan bebas tersebut untuk menuju negara ketiga. Jadi

3Made Asdhiana, 2011, Perusahaan RI-India Teken Kerja Sama, diakses dari

http://regional.kompas.com/read/2011/01/25/22184649/Perusahaan.RI-India.Teken.Kerja.Sama (7/4/2014, 7:39 WIB) 4Direktorat Kerjasama Regional Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, 2010, ASEAN –

INDIA FREE TRADE AREA, diakses dari: http://ditjenkpi.kemendag.go.id/Umum/Regional/Win/ASEAN%20-%20India%20FTA.pdf (6/4/2014, 5:04 WIB)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

5

perdagangan bebas atau FTA ini sangat penting karena akan memfasilitasi

networking untuk meningkatkan daya saing sehingga dapat meningkatkan ekspor

dan akses pasar ke negara Asean lainnya.

Dengan adanya peningkatan jumlah investasi dan ekspansi perusahaan

dari tiga Perusahaan otomotif asal India Bajaj Auto, Tata Motors, TVS tersebut di

Indonesia maka menarik penulis untuk meneliti mengenai perkembangan

Ekspansi dari masing-msing perusahaan tersebut di Indonesia. Kemudian akan

dibahas lebih mendalam mengenai keterkaitan adanya perjanjian perdagangan

Kemitraan Strategis India Indonesia dan Perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free

Trade Agreement).

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang masalah di atas maka penulis dapat

menarik rumusan masalahnya yaitu: “Bagaimana Perkembangan Ekspansi

Perusahaan Otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motor, TVS) di Indonesia

dengan adanya perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement)dan

kerjasama kemitraan strategis?”

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah yang diajukan diatas, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Perkembangan Ekspansi Perusahaan Otomotif India

(Bajaj Auto, Tata Motors, TVS) di Indonesia dengan adanya perjanjian AIFTA

(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) dan Kerjasama kemitraan strategis India

Indonesia .

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

6

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini maka akan diperoleh manfaat bahwa dengan

adanya perjanjian perdagangan Internasional antara India Indonesia melalui

Kemitraan Strategis dan AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) dapat

mempengaruhipeningkatan jumlah investasi dan perkembangan ekspansi

Perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motors, TVS) di Indonesia.

1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ataupun sering disebut sebagai literatur riview

yang penulis dapatkan diantaranya adalah Sekripsi yang dilakukan olehHaryo

Prasodjo dengan judulKebijakan Liberalisasi Ekonomi dan India Look East

Policy Sebagai Faktor Pendorong Lahirnya ASEAN – INDIA FREE TRADE

AGREEMENT (AIFTA).5 Dalam sekripsi ini menjelaskan mengenai ekonomi

India sebagai faktor pendorong lahirnya kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA Free

Trade Agreement). Faktor pertama adalah dengan adanya liberalisasi pasar

domestik dan internasional semakin terbuka memungkinkan semua pihak untuk

melakukan invetasi langsung. Sehingga pelaku ekonomi India memiliki

kesempatan yang sama untuk berkompetisi yang nantinya memicu pertumbuhan

ekonomi yang signifikan. Kemudian Faktor kedua, look East artinya India

memandang ASEAN merupakan kawasan regional yang strategis melalui

5Haryo Prasodjo (09260012) , 2013, Haryo Prasodjo dengan judul Kebijakan Liberalisasi

Ekonomi dan India Look East Poicy Sebagai Faktor Pendorong Lhirnya ASEAN – INDIA FREE

TRADE AGREEMENT (AIFTA).Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas

Muhammadiyah Malang.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

7

perluasan pasar dan kerjasama luar negeri India. Sehingga ASEAN menjadi salah

satu mitra strategis India dalam orientasi Kebijakan Luar negeri India.

Tulisan ini menjabarkan secara spesifik bahwa Dua faktor diatas

menjadi faktor yang mempengaruhi lahirnya kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA

Free Trade Agreement). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan

teori Neo Liberalis, Free Trade dan konsep Look East Policy mampu

menjelaskan alasan India mengeluarkan kebijakan. Hanya menjelaskan kenapa

India akhirnya memutuskan untuk bekerjasama dengan ASEAN melalui

AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement). Tidak menjelaskan bagaimana

Pengaruh AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) terhadap perkembangan

ekspansi perusahaan otomotif India. Penelitian ini lebih menjelaskan

AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) ini nantinya akan memicu

pertumbuhan ekonomi India.

Penelitian yang kedua yang penulis temukan dilakukan oleh Analisis

Simulasi Social Accounting Matrix (SAM) dan the SMART Model,ILO

Office for Indonesia dengan judul Dampak Liberalisasi Perdagangan pada

Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga Negara (China, India, dan Australia)

Terhadap Kinerja Ekspor-Impor, Output Nasional dan Kesempatan Kerja di

Indonesia.6Dalam e-book ini membahas mengenai liberaliasi perdagangan dan

implikasinya pada suatu negara. Dijelaskan adanya kerjasama perdagangan antar

negara India dan Indonesia melalui ASEAN dalam bentuk kerjasama

6 Analisis Simulasi Social Accounting Matrix (SAM) dan the SMART Model ILO Office for

Indonesia, 2013, Dampak Liberalisasi Perdagangan pada Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga

Negara (China, India, dan Australia) Terhadap Kinerja Ekspor-Impor, Output Nasional dan

Kesempatan Kerja di Indonesia. Diakses dari : http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/-

--ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_216981.pdf (15/05/2014, 19:45 WIB)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

8

AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement). Dalam beberapa tahun terakhir

sebelumnya, perdagangan bilateral kedua negara telah meningkat dengan tajam.

Perdagangan bilateral meningkat dari US$ 2,8 miliar di tahun 2005 menjadi US$

4,9 miliar di tahun 2007, atau meningkat 28,8 persen. Pengusaha India melakukan

investasi di beberapa sektor penting di Indonesia seperti tekstil, automotive, kimia

dan petro-kimia, serta sektor jasa-jasa.Komitmen Indonesia dalam

AIFTA(ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) memberikan perlindungan cukup

signifikan bagi industri nasional, karena hanya 42,56% pos tarif Indonesia (4.749

tariff lines) yang akan dihapuskan hingga tahun 2018 (meskipun sesuai

kesepakatan akan di-review bersama secara timbal-balik).

Laporan ini menilai bagaimana perjanjian perdagangan dapat

berdampak terhadap ekonomi Indonesia dalam hal imports, exports, produksi dan

ketenagakerjaan. Hasil dari penelitian yang dilakukan dalam laporan ini

menunjukkan bahwa perjanjian perdagangan bilateral juga memberikan dampak

positif terhadap sektor primer (pertanian dan sumber daya alam), tetapi terlihat

berdampak sebaliknya terhadap sektor sekunder (manufaktur dan industri) dan

sektor tersier (jasa). Implikasi kebijakan utamanya adalah bahwa Indonesiaharus

menjadi lebih kompetitif di sektor manufaktur dan jasa agar dapat memiliki

ekonomi yang lebih beragam dan mencegah ketergantungan atas sektor primer.

Ada bagian sub bab dalam tulisan ini membahas mengenai banyak dampak perjanj

kerjasama AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) antara India di

Indonesia. Namun tidak secara spesifik membahas mengenai dampak

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

9

terhadapanak perusahaan otomotif India di Indonesia (Bajaj Auto Limted, Tata

Motors, TVS).

Penelitian yang ketiga yang penulis temukan dilakukan oleh NAOTA

A. PARONGKOdengan judulPengaruh ASEAN-India Free Trade Area

Terhadap Industri Domestik Indonesia Khususnya Industri (Studi Kasus:

Industri Kelapa Sawit). 7 Dalam skripsi ini membahas mengenai kerjasama Free

Trade ASEAN-India atau lebih dikenal dengan AIFTA (ASEAN-INDIA Free

Trade Agreement) dan pengaruhnya terhadap industri kelapa sawit Indonesia

dalam produk Crude Palm Oil (CPO).Berlakunya AIFTA pada kenyataannya

mempengaruhi Industri kelapa sawit khususnya komoditi CPO. Hal tersebut dapat

dilihat dengan adanya peningkatan dalam total produksi dan ekspor CPO ke India

yang mengalami peningkatan dan peningkatan tersebut turut mempengaruhi

peningkatan ekspor CPO Indonesia secara keseluruhan. Peningkatan ekspor tidak

terlepas dari meningkatnya permintaan CPO khusunya dari India yang merupakan

importir terbesar CPO Indonesia.

Pada penulisan sekripsi ini sama-sama membahas mengenai pengaruh

AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) namun beda studi kasus.

Pengaruh yang dihasilkan sama-sama memberikan peningatan yang signifikan.

Dalam sekripsi ini membahas produk Crude Palm Oil (CPO) yang diekspor

Indonesia ke India. Lebih menjelaskan keuntungan dari sudut pandang negara

Indonesia yang mengekspor produknya ke India dengan studi kasus yang tentu

7 Naota A. Parongko (E 131 08 258), 2012, Pengaruh ASEAN-India Free Trade Area

Terhadap Industri Domestik Indonesia Khususnya Industri (Studi Kasus: Industri

Kelapa Sawit).Skripsi Jurusan Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Hasanuddin

Makassar

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

10

berbeda dengan penulis.Penulis disini membahas studi kasus mengenai

perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan Konsep Kepentingan Nasional, Konsep Regionalisme dan Integrasi

Ekonomi, Konsep Perdagangan Bebas, Konsep Keunggulan Komparatif dan

Keunggulan Kompetitif sedangkan dalam penelitian penulis cukup menggunakan

teori Free Trade dan Hubungan Bilateral.

Penelitian yang keempat yang penulis temukan dilakukan

olehKARTINI MAHARANI A (NIM. 09.0204.5104) dengan judul Pengaruh

ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA Terhadap Industri CPO India.8Dalam

jurnal ini membahas kebijakan ekonomi India yang dulunya menganut sistem

sosialis berubah menjadi system ekonomi yang sedikit terbuka

sehinggaberdampak yang positif terhadap perkembangan ekonomi India.ASEAN-

India Free Trade Area pada kenyataannya mempengaharui perekonomian Negara-

negara anggota ASEAN dan India dalam segi Industri yaitu salah satunya adalah

CPO yang berasal dari Negara anggota ASEAN.Peningkatan import India tidak

terlepas dari meningkatnya permintaan CPO khusunya dari India yang merupakan

importir terbesar CPO Negara Aggota Asean khususnya Indonesia sebagai Negara

pengekspor CPO terbesar ke India. Menurunnya biaya pajak masuk india dapat

menekan ekspor untuk menimbun import CPO apabila harganya mengalami

kenaikan pada tahun 2019 setelah perjanjian berakhir.

8Karini Maharani A., Pengaruh ASEAN-INDIA Free Trade Area terhadap Industri CPO

India,eJournal Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, ISSN 0000-0000, Tahun 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, hal. 579-588. Diakses melalui http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:hp3qyPZdb4QJ:ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/08/jurnal%2520kartini%2520(08-23-13-06-15-19).docx+&cd=6&hl=id&ct=clnk (26/05/2014, 8:44 WIB)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

11

Pada penelitian ini Peneliti menyebutkan dampak perjanjian kemitraan

strategis India Indonesia dan perjanjian AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade

Agreement) terhadap perekonomian Indonesia melalui sudi kasus Indonesia

sebagai Negara pengekspor CPO terbesar ke India. Hampir sama dengan

penelitian dengan sekripsi sebelumnya namun dalam jurnal ini menggunakan

konsep Konsep Perdagangan Bebas, Konsep Ekspor dan Impor, Konsep Integrasi

Ekonomi. Sehingga kerangga penulisan berbeda. Jika dibandingkan dengan

penelitian penulis hampir sama dalam konsep yang digunakan namun kerangka

pemikiran dan studi kasusnya berbeda.

Berdasarkan keempat penelitian terdahulu yang menjadi rujukan

literatur riview yang keseluruhannya menjabarkan perusahaan Bajaj dari India

dalam mengembangkan perusahaannya ke berbagai negara, termasuk ke

Indonesia. Maka berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu

menjelaskan pengaruh AIFTA (ASEAN-INDIA Free Trade Agreement) terhadap

perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata

Motors, TVS) di Indonesia, menjelaskan spesifik ketiga produk otomotif dari

India di Indonesia.

Tabel 1.5.1 Posisi Penelitian

No. Nama & Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

1. Haryo Prasodjo,

Kebijakan

Liberalisasi

Penelitian ini

bersifat Deskriptif,

Ekonomi India sebagai

faktor pendorong lahirnya

kerjasama AIFTA

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

12

Ekonomi dan India

Look East Poicy

Sebagai Faktor

Pendorong Lhirnya

ASEAN – INDIA

FREE TRADE

AGREEMENT

(AIFTA)

Neo-Liberalis,

Free Trade, Look

East Policy.

Pelaku ekonomi India

memiliki kesempatan yang

sama untuk berkompetisi

yang nantinya memicu

pertumbuhan ekonomi yang

signifikan

India memandang ASEAN

merupakan kawasan

regional yang strategis

melalui perluasan pasar

dan kerjasama luar negeri

India sehingga ASEAN

menjadi salah satu mitra

strategis India dalam

orientasi Kebijakan Luar

negri India.

2. Analisis Simulasi

Social Accounting

Matrix (SAM) dan

the SMART

Model,

Penelitian ini

bersifat Deskriptif,

Membahas mengenai

liberaliasi perdagangan dan

implikasinya pada suatu

negara.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

13

Dampak

Liberalisasi

Perdagangan pada

Hubungan

Bilateral Indonesia

dan Tiga Negara

(China, India, dan

Australia)

Terhadap Kinerja

Ekspor-Impor,

Output Nasional

dan Kesempatan

Kerja di Indonesia

Perdagangan bilateral

Indonesia-India meningkat

dari US$ 2,8 miliar di tahun

2005 menjadi US$ 4,9

miliar di tahun 2007, atau

meningkat 28,8 persen.

Pengusaha India melakukan

investasi di beberapa sektor

penting di Indonesia seperti

tekstil, automotive, kimia

dan petro-kimia, serta

sektor jasa-jasa.

3. Naota A. Parongko

(E 131 08 258)

Pengaruh ASEAN-

India Free Trade

Area Terhadap

Industri Domestik

Indonesia

Khususnya Industri

Penelitian ini

bersifat Deskriptif,

Konsep

Kepentingan

Nasional, Konsep

Regionalisme dan

Integrasi

Ekonomi,Konsep

Pengaruh ASEAN-India

Free Trade Area terhadap

industri domestik Indonesia

khususnya industri kelapa

sawit.

Strategi kebijakan

Pemerintah Indonesia

Dalam Menghadapi AIFTA

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

14

(Studi Kasus:

Industri Kelapa

Sawit)

Perdagangan

Bebas,Konsep

Keunggulan

Komparatif dan

Keunggulan

Kompetitif

guna melindungi industri

kelapa sawit nasional

Peluang dan tantangan

yang dihadapi produk

kelapa sawit Indonesia

pasca diberlakukannya

AIFTA.

4. Kartini Maharani

A.,

Pengaruh ASEAN-

INDIA FREE

TRADE AREA

Terhadap Industri

CPO India

Penelitian

deskriptif-kualitatif

Konsep

Perdagangan

Bebas, Konsep

Ekspor dan Impor,

Konsep Integrasi

Ekonomi

India kerjasama dengan

negara-negara anggota

ASEAN untuk menjalin

kerjasama AIFTA (Asean-

India Gratis bidang

perdagangan)

Kerjasama ASEAN-India

Free Trade Area (AIFTA)

mempengaharui

perekonomian antara

Negara-negara anggota

Asean dan India dalam segi

Industri yang masuk dalam

produk special yaitu salah

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

15

satunya adalah CPO yang

berasal dari Negara anggota

Asean

Menurunnya biaya masuk

india menekan ekspor

untuk menimbun import

CPO apabila harganya

mengalami kenaikan pada

tahun 2019 setelah

perjanjian berakhir

5. Novia Tapalani,

Perkembangan

Ekspansi

Perusahaan

otomotif India

(Bajaj Auto

Limited. Tata

Motors, TVS) di

Indonesia

Penelitian ini

bersifat Deskriptif,

Menggunakan

konsep Free Trade

Dan Hubungan

Bilateral

Tiga Perusahaan besar

Otomotif India (Bajaj Auto

Limted, Tata Motors, TVS)

memiliki anak perusahaan

di berbagai negara

termasuk di Indonesia.

Hubungan bilateral yang

baik India-Indonesia terus

berlanjut dalam kerjasama

kemitraan strategis yang

didalamnya membahas

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

16

perjanjian perdagangan

otomotif India Indonesia.

Sedangkan dalam

kerjasama AIFTA terdapat

pengurangan tariff pajak

dan hambatan birokrasi

ekspor impor yang

diberlakukan di Indonesia

tahun 2010.

Perkembangan ekspansi

perusahaan otomotif India

(Bajaj Auto, Tata Motors,

TVS) ada keterkaitannya

dengan kebijakan yang

diputuskan dari kedua

perjanjian tersebut.

1.6 Kerangka Konseptual

1.6.1 Free Trade

Perdagangan bebas (free trade) atauliberalisasi perdagangan(trade

liberalization)mengacu kepada berlangsungnya penjualan produk antar negara

dengan tanpa dikenai pajak ekspor – impor atau hambatan perdagangan lainnya.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

17

Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan

buatan (hambatan atas dasar regulasi yang diterapkan dalam satu negara) dalam

perdagangan antar indvidual dan antar perusahaan yang berada di negara yang

berbeda.9

Menurut David richardo10

aktivitas komersial yang dijalankan secara

bebas dari perbatasan nasional yang akan membawa keuntungan bagi semua

partisipan, sebab perdagangan bebas menjadikan spesialisasi, dan spesialisasi

meningkatkan efisiensi. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan

produktivitas.Perdagangan bebas mengacu pada penjualan produk antar negara

tanpa pajak ekspor impor atau tanpa hambatan perdagangan lainnya. Liberalisasi

perdagangan menjadi semakin menarik untuk dibahas karena menimbulkan pro

dan kontra. Menurut kelompok yang mendukung liberalisasi, kebijakan ini akan

memberikan dampak positif bagi setiap negara. Pemikiran ini didasarkan pada

pandangan bahwa penghapusan hambatan perdagangan akan menyebabkan arus

barang dan jasa menjadi semakin lancar.

Adam Smith (1723-1790), seorang guru besar dibidang Filosofi moral

dari Glasgow University pada tahun 1750, sekaligus juga dikenal sebagai ahli

teori hukum dan bapak ekonomi modernmengajarkan bahwa perdagangan bebas

akan dengan sendirinya menciptakan internationaldevision of labour(pembagian

kerja internasional) yang saling menguntungkan, di mana masing-masing negara

akan mengekspor barang maupun jasa ke pasar internasional yang dianggap

9 Ida susanti dan Bayu Seto, 2003, Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas: Menelaah Kesiapan

Hukum Indonesia Dalam melaksanakan perdagangan Bebas, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 5. 10

Robert Jackson and George Sorensen, 2009, Introduction to International Relation, oxford

University Press Inc, New York. P.234

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

18

paling menguntungkan dari segi biaya produksi maupun jasa ke pasar

internasional.11

Kerjasama ASEAN-India tertuang dalam Asean-India Free Trade

Agreement (AIFTA)untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan

menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar

regional. India saat ini memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara di

kawasan Asia Tenggara sehingga hubungan perdagangan Indonesia India masuk

dalam Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA) yang merupakan kesepakatan

perdagangan bebas antara India dengan ASEAN, dimana barang-barang antar

negara-negara di India dan ASEAN akan saling bebas masuk dengan pembebasan

tarif hingga nol persen. Dalam penelitian ini konsep free Trade untuk melihat

bagaimana perkembangan ekspansi Perusahaan Otomotif India (Bajaj Auto

Limted, Tata Motors, TVS) ini semakin meningkat karena Konsep Free Trade

melarang adanya hambaan-hambatan perdagangan dan adanya penurunan tarif

pajak bea cukai melalui perjanjian AIFTA. Sehingga dengan adanya bebas

hambatan dan penurunan tariff bea cukai akan mempengaruhi proses ekspor

Produk Otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata Motors, TVS) ke Indonesia.

11

Bob s. Hadiwinata dan Aknolt K. Pakpahan, 2004, Fair Trade Gerakan Perdagangan Alternatif, Bandung: Pustaka belajar Oxfam, hal. 2

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

19

1.6.2 Hubungan Bilateral

Kerjasama bilateral merupakan interaksi antara dua negara yang saling

berkomitmen dalam mencapai kepentingan masing – masing negara.Indonesia

memiliki hubungan bilateral dengan mayoritas Negara – Negara yang berdaulat

baik di Asia, Eropa, Afrika dan juga Amerika.India merupakan salah satu negara

di Asia Selatan yang memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia.

Konsep hubungan bilateral, menurut Kusumohamidjojo konsep

hubungan bilateral:12

“Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara dua

negara yang berdekatan secara geografis maupun yang jauh

diseberang lautan dengan sasaran utama menciptakan kerjasama

politik, kebudayaan, dan struktur ekonomi.”

Hubungan antar bangsa sudah lama ada dan terus berkembang

sepanjang waktu. Di dorong oleh kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat

dipenuhi sendiri maka suatu negara berusaha mengadakan hubungan luar negeri

dengan negara lain dalam konsep interaksi hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan. Untuk Kerjasam Internasional jenis kerjasama bilateral mengacu

pada hubungan saling mempengaruhi antara dua negara.Dalam hubungan

internasional interaksi antar negara selalu berlangsung dalam dua tipe,

1. Hubungan yang ekstrim yaitu konflik

2. Hubungan yang harmonis yaitu kerjasama.

12

Budiono Kusumohamidjojo, Hubungan Internasional, Kerangka untuk Analitis, Bina Cipta Jakarta, 1987, halaman. 86

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

20

Menurut sejarah perkembangannya hubungan antar negara, kerjasama

bilateral adalah salah satu bentuk hubungan antar negara yang paling tertua dan

sudah terjadi sejak lama, sebelum adanya perjanjian Westpalia 1648.Sampai saat

ini, seiring dengan semakin menguatnya multipolarisme dalam sistem ekonomi

dan politik internasional, tetap dirasakan pentingnya kerjasama bilateral utamanya

dalam menciptakan hubungan yang harmonis.

Dilaksanakannya kerjasama bilateral antar dua negara dirasakan akan

sangat penting artinya, oleh karena itu suatu negara tidak dapat memenuhi semua

kebutuhannya tanpa kerjasama dengan negara lain.Pola interaksi timbal balik

antara dua negara dalam hubungan internasional di definisikan dengan hubungan

bilateral.Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam ilmu hubungan

internasional, mempunyai makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta

mengandung sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan

internasional itu sendiri.

Kerjasama dapat pula diartikan dengan adanya kepentingan yang

mendasari kesepakatan antara dua negara untuk berinteraksi dalam suatu bidang

kehidupan tertentu dengan cara-cara dan tujuan-tujuan yang telah disetujui

bersama untuk saling memenuhi kebutuhan bersama. Sebagaimana sebuah

kerangka pemahaman Holsti menjelaskan terbentuknya kerjasama sebagai berikut:

“Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati

dengan penyelesaian yang diusulkan atau membahas masalah,

mengemukakan bukti-bukti teknis untuk menyetujui suatu

penyelesaian atau lainnya dan mengakhiri perundingan dengan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

21

perjanjian atau pengertia tertentu yang memuaskan kedua belah

pihak.Proses ini disebut kerjasama.”13

Pendapat Holsti di atas memberikan batasan konsepsi yang jelas

antara dua bentuk interaksi dalam hubungan internasional, yaitu konflik dan

kerjasama. Apabila dalam menghadapi suatu kasus satu (atau lebih) pihak-pihak

yang terlibat gagal mencapai kesepakatan, maka interaksi antar aktor tersebut

akan berujung pada konflik. Namun apabila pihak-pihak yang terlibat berhasil

mnecapai suatu kesepakatan bersama, maka interaksi antar aktor tersebut akan

menghasilkan suatu bentuk kerjasama.

Dalam kamus politik internasional, hubungan bilateral secara

sederhana dijelaskan sebagai,

“…keadaan yang menggambarkan adanya hubungan saling

mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua

negara)”.14

Batasan seperti ini mengandung maksud bahwa hubungan bilateral

merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua

negara.Terdapat beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral ini, dimana

yang paling umum adalah bidang perdagangan, pendidikan dan sosial budaya,

politik bahkan pertahanan keamanan.

13

K. J Holsti.1998. Politik Internasional : Kerangka untuk Analisis. Jakarta: Erlangga. Hal 209 14

Krisna Didi. 1993.Kamus Politik Internasional, Jakarta: PT. Grasindo. halaman 18

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

22

Dalam penelitian ini memfokuskan hubungan bilateral India dengan

Indonesia dalam bidang otomotif yang mana didalamnya membahas masalah

adanya hubungan kerjasama kemitraan strategis India dan Indonesia mengenai

kerjasama otomotif hingga kebijakan yang dihasilkan dapat mempengaruhi

perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motor,

TVS).

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Jenis penelitian

Dalam penulisan ini, tipe penelitian yang dipakai adalah tipe penelitian

Deskriptif yang dikaji secara kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan

hubungan dua atau lebih gejala atau variabel. Dengan demikian dapat diketahui

bagaimana korelasi antara dua variabel atau lebih dari pola, arah, sifat, bentuk,

maupun kekuatan hubungan.15

Metode itu digunakan untuk menjelaskan

perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata

Motors, TVS) di Indonesia Pasca kemitraan strategis India Indonesia dan pasca

perjanjian AIFTA.

1.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis data

sekunder, yaitu melalui informasi-informasi yang telah terangkum dalam buku-

buku dan yang tersedia dalam media massa, artikel-artikel dan tulisan-tulisan yang

berkaitan dengan objek penelitian dalam media elektronik. Data-data yang penulis

15

Ylber Silalahi. 2009.Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. hal. 30-31

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

23

dapatkan melalui media-media tersebut dikumpulkan untuk kemudian diolah dan

dipilah serta di analisis untuk dijadikan sebuah tulisan.

1.7.3 Teknik Analisa Data

Untuk menganalisa data yang telah diperoleh, penulis menggunakan

teknik secara argumentatif, yaitu penelitian yang melihat persoalan atau fenomena

untuk kemudian ditelaah dan dianalisa. Menyederhanakan data tanpa mengurangi

maknanya atau bahkan membuang data yang sekiranya memang tidak dibutuhkan.

Data terpilih kemudian akan dipahami dan dijelaskan melalui pemahaman

intelektual yang logis. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang jelas dan

ilmiah.

1.7.4 Ruang Lingkup Penelitian

Salah satu bagian dari point terpentingdalam penulisan ilmiah adalah

menentukan ruang lingkup pembahasan. Dengan ruang lingkup pembahasan kita

dapat mengatasi permasalahan yang diajukan sehingga pembahasan menjadi

terarah dan fokus dimana tidak menimbulkan kerancuan dan tentu saja tepat

sasaran. Untuk itu, penulis mengunakan dua batasan yaitu batasan waktu dan

batasan materi

1.7.4.1 Batasan Waktu

Dalam penelitian ini mengenai pengaruh pasca diberlakukannya

Kerjasama kemitraan strategis India Indonesia di Tahun 2005 dan Perjanjian

AIFTA (ASEAN-Idia Free rade Agreement) pada tahun 2010-2013

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

24

terhadap perkembangan ekspansi Perusahaan otomotif India (Bajaj Auto

Limited, Tata Motors, TVS) di Indonesia. Penulis mengamati sejak

diberlakukannya kemitraan strategis India Indonesia dan pasca berlakunya

AIFTA hingga tahun 2013.

1.7.4.2 Batasan Materi

Materi yang akan dibahas dalam penelitian ini memfokuskan

pada perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto

Limited, Tata Motors, TVS) di Indonesia pasca diberlakukannya kemitraan

strategis India Indonesia dan AIFTA pada tahun 2010-2013.

1.8 Argumen Dasar

Kerjasama bilateral India-Indonesia yang terus menunjukkan

perkembangan yang baik hingga akhirnya pada tahun 2005 telah ditandatangani

Kemitraan Strategis pada saat kunjungan Presiden RI ke India. Kemitraan

strategisini yang akan menjadi faktor untuk memperkuat hubungan bilateral

Indonesia dan India karena didalamnya terdapat upaya peningkatan investasi

diberbagai sektor penting termasuk bidang otomotif.Hingga berlanjut pada adanya

perjanjian Free Trade antara ASEAN India dalam kerangka AIFTA yang baru

diberlakukan di Indonesia tahun 2010. Salah satu kebijakan dari perjanjian ini

adanya pengurangan hambatan-hambatan Ekspor onderdil motor ataupun

pengurngan pajak, bea cukai sehingga mempermudah produk otomotif (Bajaj

Auto limitd, Tata Motors, TVS) semakin mengembangkan ekspansi

perusahaannya dan meningkatkan jumlah penjualannya hingga memiliki anak

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

25

perusahaan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan ekspansi tiga

perusahaan otomotif asal India di Indonesia tersebut telah banyak dipengaruhi

karena adanya kedua perjanjian perdagangan di bidang otomotif yang telah

dilakukan.

1.9 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun Empat Bab dimana masing-masing Bab akan

menyajikan penjelasan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab

rumusan masalah penelitian dan memenuhi tujuan dari penelitian ini.

BAB II penelitian menyajikan bahasan bagaimana India dan

Indonesia melakukan kerjasama perdagangan di bidang otomotif. Fokus penulis

dalam point selanjutnya adalah membahas mengenai perjanjian yang ditanda

tangani pada tahun 2005 yang berisi kerjasama kemitraan strategis India dan

Indonesia. Pada sub bab ini penulis akan jelaskan apa saja keputusan dan

kebijakan mengenai otomotif. Kemudian point selanjutnya dibahas didalamnya

mengenai gambaran proses bagaimana berlakunya perjanjian AIFTA (ASEAN –

India Free Trade Agreement) pada Oktober 2013. Hal pertama yang akan dibahas

adalah mengenai proses kerjasama AIFTA hingga sampai berlakunya di Indonesia

pada tahun 2010. Gambaran yang diberikan peneliti dalam bab ini setidaknya

berfungsi sebagai alat bagi pembaca untuk memahami masalah yang dibahas

dalam penelitian ini.

BAB III memuat gambaran bagaimanaperkembangan ekspansi

perusahaan otomotif asal india Bajaj Auto Limited, Tata Motors, dan TVS. Untuk

hal pertama akan dibahas mengenai bagaimana tiga perusahaanotomotif India

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/21633/2/jiptummpp-gdl-noviatapal-38964... · 2016-03-23 · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif India adalah

26

tersebut berkiprah didunia otomotif hingga produk perusahaan ini mengalami

banyak permintaan konsumen di Indonesia. Hingga pada akhirnya ketiga produk

otomotif tersebut sama-sama memiliki anak perusahaan di Indonesia. Disini

penulis akan gambarkan dan korelasai antara pengaruh perjanjian perdagangan

kemitraan strategis India dan Indonesia dibidang otomotif serta juga perjanjian

AIFTA yang sudah diberlakukan di Indonesia terhadap peningkatan ekspansi

Bajaj Auto limited, Tata Motors, dan TVS. Secara sederhana pada Bab III ini

penulis berupaya memberikan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.

BAB IV memuat gambaran mengenai penutup penelitian ini yang

berisi kesimpulan.Kerjasama kemitraan strategis India dan Indonesia serta adanya

perjanjian AIFTA ini berpengaruh terhadap ekspansi Produk otomotiv India Bajaj

Auto Limited. Taa motors, dan TVS yang hingga memiliki anak perusahaan di

Indonesia. Dalam Bab ini akan dipertegas dengan hasil temuan penelitian, serta

akan diuraikan diskusi lanjutan yang belum terselesaikan dalam penelitian ini atau

hal-hal lain yang perlu untuk diteliti lebih lanjut sehingga memungkinkan lahirnya

penelitian lain mengenai topik yang sama.