25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan pro kontra dikalangan masyarakat yang didukung oleh banyaknya pendapat yang muncul tanpa diikuti oleh data data yang akurat sehingga menimbulkan dilema terhadap masyarakat. Hal tersebut terlihat pada keputusan pemerintah dalam menaikkan harga BBM pada tahun 2005 yang terjadi pada bulan Maret dengan mengumumkan kenaikan harga BBM sebesar rata rata 29%. Langkah SBY dalam menaikan harga BBM kepada masyarakat tidak terlepas dari harga minyak yang disubsidi oleh negara lebih murah dari harga minyak dunia. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam belanja untuk subsidi BBM mengalami defisit sebesar Rp 11,8 triliun. Hal ini disebabkan harga minyak terus mengalami kenaikan hingga mencapai USD 40 per barel diakhir tahun 2004 dan terus meningkat sampai ke USD 60 per barel pada awal tahun 2005. Selain itu kenaikan harga minyak dunia tidak dibarengi dengan produksi minyak dalam negeri yang terus mengalami kemerosotan dan hanya mampu menghasilkan 1,18 juta barel per hari. 1 Dengan kondisi kenaikan harga minyak mentah yang setiap tahunnya mengalami kenaikan dan melemahnya nilai tukar rupiah 1 HARUS BISA “ Seni Memimpin à la SBY” Catatan harian Dr. Dino Patti Djalal. Hal 50

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan pro – kontra dikalangan

masyarakat yang didukung oleh banyaknya pendapat yang muncul tanpa

diikuti oleh data – data yang akurat sehingga menimbulkan dilema

terhadap masyarakat. Hal tersebut terlihat pada keputusan pemerintah

dalam menaikkan harga BBM pada tahun 2005 yang terjadi pada bulan

Maret dengan mengumumkan kenaikan harga BBM sebesar rata – rata

29%.

Langkah SBY dalam menaikan harga BBM kepada masyarakat

tidak terlepas dari harga minyak yang disubsidi oleh negara lebih murah

dari harga minyak dunia. Pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam

belanja untuk subsidi BBM mengalami defisit sebesar Rp 11,8 triliun. Hal

ini disebabkan harga minyak terus mengalami kenaikan hingga mencapai

USD 40 per barel diakhir tahun 2004 dan terus meningkat sampai ke USD

60 per barel pada awal tahun 2005. Selain itu kenaikan harga minyak

dunia tidak dibarengi dengan produksi minyak dalam negeri yang terus

mengalami kemerosotan dan hanya mampu menghasilkan 1,18 juta barel

per hari.1 Dengan kondisi kenaikan harga minyak mentah yang setiap

tahunnya mengalami kenaikan dan melemahnya nilai tukar rupiah

1 HARUS BISA “ Seni Memimpin à la SBY” Catatan harian Dr. Dino Patti Djalal. Hal 50

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

2

terhadap dollar, maka disini SBY dihadapkan pada dua opsi. Opsi

pertama, tetap memberikan subsidi BBM seperti tahun 2004 apapun

dampaknya bagi ekonomi nasional atau opsi kedua, mengurangi subsidi

dengan menaikan harga BBM.2

Disini pemerintah mengambil opsi kedua dengan menaikan harga

BBM yang merupakan alasan kenapa pemerintah pada saat itu menaikan

harga BBM karena terjadinya fluktuasi harga minyak mentah yang tidak

dapat diprediksi dan diatasi oleh negara sehinga pemerintahan pada masa

SBY-JK mengambil kebijakan untuk menaikan harga bahan bakar minyak.

Kenaikan harga minyak internasional akan berpengaruh pada kenaikan

harga BBM pada masyarakat karena penjualan BBM masih bergantung

pada subsidi yang tercantum dalam APBN. Ketergantungan harga BBM

subsidi yang ditopang oleh APBN membuat pemerintah tidak bisa

bertahan dengan harga minyak dunia yang naik. Membengkaknya BBM

subsidi dapat dilihat dari beberpa faktor yaitu, melonjaknya harga minyak

dunia yang tidak dibarengi dengan produksi dalam negeri yang terus

mengalami penurunan setiap tahunnya serta meningkatnya konsumsi

masyarakat terhadap BBM dari tahun ke tahun.

Indonesia saat ini lebih banyak mengimpor daripada mengekspor

minyak hal ini terlihat pada tahun 2003 Indonesia sudah menjadi negara

2 Ibid. hal 51

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

3

net importir3 dengan mencapai rata-rata 400 – 500 ribu barel per hari.

Pemerintah membeli minyak tersebut dengan mata uang dollar Amerika,

yang berdampak pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

semakin melemah. Dengan kondisi seperti ini pemerintah mengambil

keputusan untuk menaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM terdapat

pada Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2005 dengan alasan alokasi

subsidi BBM pada APBN 2005 hanya sebesar Rp 19 triliun dan kuota

tersebut untuk bulan januari dan februari sudah mencapai Rp 13 triliun,

sekitar 68% dari subsidi untuk seluruh tahun. Pemerintah secara resmi

mengumumkan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Maret 2005 dengan

kenaikan sebesar 32% untuk premium dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.400 per

liter, solar dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter atau sebesar 27%.

Kenaikan harga BBM tidak berhenti hanya disitu saja, pemerintah

mengajukan rancangan APBN-P tersebut kepada DPR pada tanggal 23

Maret 2005. Dalam APBN-P tersebut, pemerintah menetapkan asumsi

harga minyak dunia sebesar US$ 35 per barel dengan asumsi kurs Rp 8900

per dollar AS. Harga minyak dunia justru semakin meningkat dan

mencapai kisaran US$ 68 per barel dengan nilai kurs Rp 10.900 per dollar

AS. Kekhawatiran pemerintah dengan membengkaknya jumlah subsidi

BBM karena ketidaksesuaian asumsi yang sudah ditetapkan sehingga perlu

melakukan penyesuaian harga eceran BBM dalam negeri. Keputusan

3 Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut dalam organisasi OPEC (Organization Of

Petroleum Exporting Countries), mulai bergabung pada desember 1962 dan keluar pada bulan mei

2008.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

4

tersebut tertuang dalam peraturan presiden No 55 tahun 2005 yang

ditetapkan tanggal 30 September 2005 dan mulai berlaku pada tanggal 1

Oktober 2005.4 Kenaikan harga BBM ini termasuk luar biasa karena

pilihan SBY adalah menaikan harga BBM sekaligus di atas 100%.

Presiden SBY mengumumkan kenaikan harga BBM dengan rata-rata

kenaikan 126%. Hal tersebut terlihat dari bensin „premium‟ dari Rp 2.400

menjadi Rp 4.500 (naik 87,5%), solar dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300

(104,8%), minyak tanah dari Rp 700 menjadi Rp 2.000 (185,7%).5

Pada masa pemerintahan SBY-JK sudah dilakukan tiga kali

kebijakan menaikan harga BBM sejak awal periode pemerintahanya pada

tahun 2004 – 2009. Diakhir masa pemerintahan SBY-JK, terjadi kenaikan

lagi pada harga BBM melalui peraturan Menteri ESDM (Energi dan

Sumber Daya Mineral) No 16 tahun 2008 yang ditetapkan pada tangal 23

Mei 2008 dan mulai berlaku efektif sejak tanggal 24 Mei 2008. Hal

tersebut didasari dengan kenaikan harga minyak dunia yang berada diatas

kisaran US$ 100 per barrel dan dikhawatirkan akan mencapai angka US$

150 per barrel. Dengan dikeluarkan peraturan Menteri tersebut maka harga

BBM dinaikkan kembali dengan jenis premium menjadi Rp 6.000 per liter.

Hal tersebut dikarenakan krisis ekonomi global yang membuat harga

minyak ikut melambung. Tetapi kenaikan harga BBM itu hanya bertahan

beberapa bulan saja. Setengah tahun kemudian pemerintah menurunkan

4 Keputusan Harga BBM Seharusnya Dicabut, Suara Merdeka 12 Oktober 2005.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0510/12/nas11.htm. Diakses 26 Maret 2014. 5 Harus Bisa. Op.Cit

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

5

harga BBM premium dan solar pada 29 Januari 2009 menjadi Rp 4.500

per liter.

Kenaikan harga BBM selalu menjadi isu penting yang dikaitkan

dengan APBN, hal ini tidak terlepas dari subsidi yang diberikan

pemerintah dalam kebutuhan minyak. Porsi BBM yang begitu besar

berdampak pada nilai tukar rupiah yang bergantung pada kebijakan fiskal

karena terjadinya defisit akibat terlalu besarnya subsidi untuk BBM.

Kenaikan BBM kali ini juga membuat pemerintah sulit untuk

memutuskannya dengan mencegah spekulasi yang berdampak pada

merugikan rakyat banyak. Semenjak presiden SBY dilantik menjadi

presiden yang kedua kalinya bersama Wapres Boediono pada 20 Oktober

2009 media banyak sekali menyoroti pasangan pemimpin negara tersebut

terkait dengan isu bahwasanya Boediono merupakan salah stau orang yang

berpikiran secara liberalis. Pada awal tahun 2012 pemerintah memiliki

keinginan untuk menaikan harga BBM namun tidak terjadi karena ditolak

oleh DPR. Pemerintah memutuskan untuk menaikan harga BBM setelah

proses persetujuan paripurna DPR pada 17 Juni 2013. Kenaikan harga

BBM ditetapkan pada 22 Juni 2013, hal ini disampaikan oleh menteri

ESDM Jero Wacik dalam peraturan presiden No 15 tahun 2013 tentang

harga jual eceran dan konsumen jenis bahan minyak tertentu, sesuai

dengan ketentuan pasal 4, 5, dan 6.6 Kenaikan harga tersebut ditetapkan

6 Finance Mulai Pukul 00.00 WIB, Premium Jadi Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500/Liter oleh Rista

Rama Dhany dilihat http://m.detik.com/finance/read/2013/06/21/220230/2280766/1034. diakses

30 Juni 2013.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

6

dari harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter dan harga

solar naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500. Pernyataan tersebut juga

diperkuat oleh menteri ekonomi Hatta Rajasa dengan alasan kebijakan

kenaikan harga BBM sangat penting untuk menjaga kesehatan fiskal,

APBN tetapi juga perekonomian secara keseluruhan.7 Keputusan kenaikan

harga BBM dihadiri oleh berbagai menteri, seperti Menteri Sosial Salim

Segaf Aljufri, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkominfo Tifatul

Sembiring, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum

Djoko Kirmanto, Menristek Gusti M. Hatta, Kapolri Timur Pradopo,

Menteri Pertanian Suswono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menteri

Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Menteri PPN/

Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang tentang kenaikan

harga bahan bakar minyak (BBM) degan melakukan pengurangan subsidi

pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua

periode yaitu SBY-JK dan SBY-Boediono, peneliti akan mengangkat

masalah, mengapa pemerintahan SBY membuat kebijakan menaikkan

harga BBM melalui pengurangan subsidi?

1.3 Tujuan Penelitian

7 Langkah Selamatkan Ekonomi, Kompas 22 Juni 2013.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

7

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitia ini

adalah untuk mengetahui alasan pemerintahan SBY dalam membuat

kebijakan menaikkan harga BBM melalui pengurangan subsidi yang

merupakan rasionalitas pemerintah untuk melindungi sistem

perekonomian nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara subyektif, sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam

menyusun berbagai kajian literatur untuk menjadikan suatu wacana baru

dalam memperkaya pengetahuan kognitif

2. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

baik secara langsung maupun tdak bagi kepustakaan jurusan ilmu

hubungan internasional dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik

untuk mengekplorasi kembali kajian tentang persepsi pemerintah

khususnya kenaikan harga BBM dengan melakukan pengurangan subsidi.

1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kenaikan BBM, sebelumnya telah dilakukan

oleh Anadia Rahmadini pada tahun 2007 yang meneliti tentang Dampak

Kenaikan Harga BBM Terhadap Pendapatan Dan Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga Di Kota Bogor (Studi Kasus Rumah Tangga Pengojeg

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

8

Pengguna Kredit Motor).8 Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

dampak kenaikan harga BBM yang telah ditetapkan oleh pemerintah

memiliki pengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran konsumsi rumah

tangga pengojeg, yang berpengaruh terhadap pembayaran cicilan kredit

motor. Dengan asumsi bahwasanya Indonesia merupakan salah satu

anggota OPEC dengan memiliki cadangan sumber daya alam pada sektor

migas. Acuan dari penelitian ini adalah, keuntungan yang diterima

Indonesia saat mengalami krisis energi pada tahun 1973-1974 dan 1978-

1979 yang membuat pemerintah untuk memberikan subsidi pada harga

BBM dan tarif listrik. Kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2005 tidak

memberi keuntungan yang menyebabkan pemerintah menaikan harga

BBM diatas 100%. Kenaikan tersebut berdampak pada semua sistem

perekonomian baik dari sektor makro dan mikro. Penelitian ini melihatkan

keuntungan dan kekurangan dari kenaikan harga BBM terhadap konsumsi

rumah tangga pengojeg. Kenaikan harga BBM berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap pendapatan rumah tangga motor tetapi kenaikan harga

BBM juga memberikan dampak positif terhadap pengeluaran konsumsi

rumah tangga pengojeg motor.

Penelitian kedua dilakukan oleh Stevan Ivana Manihuruk pada

tahun 2008 yang meneliti tentang Analisis Kebijakan Kenaikan Harga

8 Skripsi dari Anadia Rahmadini mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Tahun 2007. Dilihat https://repository,ipb.ac.id diakses tanggal 5 Januari 2013.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

9

BBM Pada Masa Pemerintahan SBY-JK Periode 2004-2009.9 Hasil

penelitian ini menjelaskan proses kenaikan harga BBM dengan sejarah

keuntungan Indonesia saat terjadi krisis energi yang sering dikenal dengan

boom oil. Masa pemerintahan SBY-JK menjadi kasus utama penelitian ini

dikarenakan terjadinya kenaikan harga BBM sebanyak tiga kali. Dalam hal

ini, peneliti ingin menjelaskan proses perumusan kebijakan dari kenaikan

harga BBM yang berdampak pada aksi penolakan masyarakat karena

BBM merupakan salah satu subsidi yang diberikan pemerintah untuk

masyarakat karena minyak merupakan SDA yang terdapat dalam UUD

1945 pasal 33 ayat 2 dan 3. Dalam proses perumasan kebijakan kenaikan

harga BBM yang sudah terjadi sebanyak tiga kali pada masa pemerintahan

SBY-JK masih belum mencerminkan tahap-tahap perumusan kebijakan

sebagaimana mestinya. Dengan fokus masih banyaknya catatan penting

dalam proses perumusan kebijakan yang kurang diperhatikan dan pada

akhirnya menimbulkan gejolak terhadap kebijakan yang sudah diambil

pemerintah.

Berbeda dengan dua peneliti sebelumnya disini penulis ingin lebih

memfokuskan alasan pemerintah menaikan harga BBM dengan melihat

kondisi atau kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

yang berhubugan dengan APBN. Dari dua kali terpilihnya SBY menjadi

presiden telah melakukan lima kali dalam menaikan dan menurunkan

9 Skripsi dari Stevan Ivana Manihuruk mahasiswa dari Universitas Sumatra Utara Medan Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Tahun 2008. Dilihat http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 5 Januari

2013.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

10

harga BBM bersubsidi. Keputusan pada pemerintahan SBY tidak jauh

berbeda meskipun dalam dua tahapan tersebut wakil presidennya berbeda.

Kebijakan yang diambil oleh SBY akan menimbulkan masalah baru lagi

tetapi kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari karena hal tersebut hanya

akan berdampak pada keterpurukan perekonomian negara. Dengan

melakukan penghematan terhadap subsidi BBM, secara tidak langsung

pemerintah telah menekan masyarakat untuk menambah kendaraan pribadi

dan dapat berpindah pada kendaraan umum.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Anadia

Rahmadini

(2007)

Dampak kenaikan harga

BBM terhadap

pendapatan dan

pengeluaran konsumsi

rumah tangga di kota

bogor (studi kasus

rumah tangga pengojeg

pengguna kredit motor).

Melihatkan keuntungan dan

kekurangan dari kenaikan

harga BBM terhadap

konsumsi rumah tangga

pengojeg. Kenaikan harga

BBM berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

pendapatan rumah tangga

motor tetapi kenaikan harga

BBM juga memberikan

dampak positif terhadap

pengeluaran konsumsi

rumah tangga pengojeg

motor.

2. Stevan Ivana

(2008)

Analisis kenaikan harga

BBM pada masa

pemerintahan SBY – JK

Periode 2004 – 2009.

Fokus dari penelitian ini

adalah masih banyaknya

catatan penting dalam proses

perumasan kebijakan yang

kurang diperhatikan dan

pada akhirnya menimbulkan

gejolak terhadap kebijakan

yang sudah diambil

pemerintah.

1.6 Landasan Teori dan Konsep

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

11

1.6.1 Teori Liberalisme Ekonomi

Perkembangan Teori Liberalisme Secara Umum

Kemunculan liberalisme merupakan kritik terhadap besarnya peran

negara dalam mengatur sistem perekonomian yang dilakukan oleh negara

terhadap kebebasan individu yang berdampak pada hilangnya kemampuan

dari individu untuk mendapatkan kemakmuran. Liberalisme berkembang

seiring dengan dinamika hubungan pasar-negara yang menjadi fokus

dalam kajian ekonomi-politik. Liberalisme berkembang sesuai dengan

dinamika interaksi pasar-negara di masing-masing zaman. Hal ini terlihat

dari tiga aliran penting dalam liberalisme yaitu; Adam Smith, Keynes, dan

Thatcher – Reagan.

A. Adam Smith (Liberalisme Klasik)

Teori liberalisme yang dikemukakan oleh Adam Smith melalui buku

The Wealth of Nations yang lebih membahas dari perspektif ekonomi-

politik yang lahir dari perlawanan terhadap negara. Kemunculan

liberalisme merupakan sebuah kritik terhadap besarnya peran negara

dalam suatu sistem perekonomian yang diartikan sebagai bentuk

pembatasan negara terhadap kebebasan individu yang menyebabkan

hilangnya potensi dari individu untuk meraih kemakmuran. Dengan

anngapan jika kendali ekonomi diserahkan terhadap pasar bebas

merupakan jalan kelur terbaik untuk kemakmuran. Vaclav Havel

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

12

berpendapat bahwa liberalisme merupakan satu-satunya sistem yang dapat

menciptakan kemakmuran.

Ada beberapa pandangan Adam Smith dalam kajian ekonomi-politik,

diantaranya; tentang kekayaan, pembagian kerja, khuluk manusia,

mekanisme pasar dan paham liberalisme.10

Pertama, pembagian kerja

untuk menghasilkan suatu kekayaan maka diperlukan faktor produksi,

seperti sumber daya manusia (SDM), kapital, dan sumber daya alam.

Dalam pandangan klasik SDM merupakan faktor yang terlibat secara

langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi suatu komoditas

sedangkan kapital adalah dana yang disimpan atau disisihkan dari

konsumsi dan digunakan untuk menjamin kelangsungan produksi

berikutnya. Kedua, manusia merupakan individu yang rasional untuk

berusaha memilih yang terbaik dari berbagai pilihan yang tersedia. Hal itu

semua untuk kepentingan pribadinya. Seperti konsumen yang akan

memaksimumkan kepuasannya sedangkan produsen berusaha memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya.11

Ketiga, mekanisme pasar merupakan

tempat bertemunya konsumen dan produsen yang terjadinya proses

intergrasi yang disebut dengan sistem harga. Dari hasil kerja tiap orang

yang melakukan tugasnya masing-masing koordinasi melalui mekanisme

harga di pasar.

10

Deliarnov. 2006. EKONOMI POLITIK: Mencakup Berbagai Teori dan Konsep Yang

Komprehnsif. Hal 25 11

Ibid. hal 26

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

13

Kaum klasik Adam Smith dan David Ricardo yang memperkenalkan

teori keungulan komparatif menyatakan bahwa penghapusan penghalang

pergerakan bebas barang akan memungkinkan terjadinya spesialisasi

nasional dan pemanfaatan secara optimal faktor-faktor produksi dalam

negeri yang tidak dimiliki negara lain.

B. John Maynard Keynes (Keynesianisme)

Liberalisme mengalami perkembangan setelah perang dunia 2

terutama pada bidang perekonomian. Hal ini terlihat dimana stabilitas,

pengangguran, dan pertumbuhan menjadi subjek yang penting dari

kebijakan publik sehingga intervensi negara dapat diterima. Pada aliran

keynesian dapat dibagi menjadi tiga pokok pikiran. Pertama, pada

intervensi negara hal ini disebabkan kapitalisme kurangnya permintaan.

Oleh karena itu, agar kapitalisme dapat berkembang maka pemerintah

harus terlibat aktif dalam meningkatkan permintaan (demand) melalui

belanja publik. Kedua, program terhadap kesejahteraan dan Welfare State

dimana pemerintah memiliki peran yang cukup besar dalam mengarahkan

kegiatan ekonomi individu-individu dan firma-firma serta memberikan

subsidi kesejahteraan bagi warga negaranya.12

Ketimpangan dalam

distribusi pendapatan akan semakin mendorong terjadinya penentangan

terhadap globalisasi dan liberalisasi perdagangan. Semakin lebarnya

kesenjangan pendapatan yang menyebabkan ketimpangan standar hidup

12

Jill Steans&Lloyd Pettiford. 2009. HUBUNGAN INTERNASIONAL: Perspektif dan Tema

dengan judul asli International Relation: Perspective and Themes. Hal 102

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

14

maka akan mendorong kelompok terpingirkan (negara berkembang) dan

tertindas secara ekonomi akan bergerak untuk melawan globalisasi. Hal ini

membuat semakin sulit untuk menerapkan globalisasi ekonomi di negara

berkembang akibat resistensi internal. Ketiga, pengagungan terhadap pasar

dimana kelompok kanan baru (pengikut aliran Adam Smith) menekankan

arti penting pasar agar terciptanya kesejahteran untuk setiap individu.

Intervensi pemerintah sebaliknya dianggap menganggu mekanisme

meskipun intervensi tersebut ditujukan untuk kepentingan masyarakat.13

Keynes merupakan seorang liberal yang menggabungkan pengaruh

negara dengan pasar dalam hal ini aliran keynesian menghendaki

eksistensi pemerintah untuk menangani masalah yang tidak bisa

diselesaikan oleh pasar.

C. Thatcher – Reagan

Dua pendukung utama yang bersandar pada ideologi kanan baru

(Neoliberalisme) yaitu Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan

Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher. Presiden Reagan menganut

suply side yang menyarankan pemotongan pajak guna memberikan

insentif sebesar-besarnya terhadap produksi. Pandangan tersebut banyak

dipengaruhi oleh pandangan ekonom seperti Milton Friedman dan

Friedrich Hayek. Sedangkan Thatcher lebih memakai monoterisme yang

menekankan kontrol ketat atas money suplay

13

Budi Winarno. 2009. Pertarungan Negara VS Pasar. hal 90

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

15

Dua tokoh tersebut meyakini teori “Tricle Down Effect” yang

menyatakan bahwa jika si kaya akan mendapatkan insentif seperti pajak

yang rendah maka mereka akan terdorong untuk bertindak selaku

pengusaha dan dengan demikian akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dari pandangan kedua tokoh tersebut dapat ditarik pemahaman melalui

memangkas belanja publik dan menurunkan laju inflansi yang menyakini

teori “Tricle Down Effect” dimana industri layanan publik dialihkan ke

swasta maka industri-industri tersebut akan dikelola dengan lebih efisien

dan mampu lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan. Pada akhirnya

akan mengurangi beban pemerintah untuk membayar biaya

kesejahteraan.14

Sikap Reagan dan Thatcher muncul sebagai pendukung

neokonservatisme yang menyakini bahwa peran pemerintah terhadap pasar

harus diminimalkan semaksimal mungkin kecuali dalam sektor keamanan,

kunci dari aliran ini adalah deregulasi dan privatisasi.

Dari pembahasan diatas mengenai gambaran umum aliran

liberalisme ekonomi dalam kajian ilmu politik dalam memecahkan suatu

permasalahan ekonomi untuk melindungi negaranya maka jika dilihat dari

permasalah yang terjadi pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY) dalam kasus kenaikan harga BBM bersubsidi yang menimbulkan

pro – kontra. permasalahan kenaikan harga BBM jika dilihat dari teori

liberalisme ekonomi, maka keputusan Presiden SBY dalam menaikan

harga BBM dapat dijelaskan melalui pendekatan keynesian. Dimana

14

Ibid. hal 92

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

16

pemerintah memiliki peran yang besar dalam menjalankan sistem ekonomi

negaranya serta memberikan subsidi kesejahteraan bagi warga negaranya.

Hal ini dikarenakan konsumsi harga BBM yang selama ini diberikan

kepada masyarakat salah sasaran yang menyebabkan besarnya dana APBN

untuk alokasi BBM. Reformasi ekonomi pada sektor migas salah satunya

dengan melakukan amandemen UU migas yaitu UU No 8 Tahun 1971

menjadi UU No 22 Tahun 2001.

Hasil dari liberalisasi ekonomi pada masa pemerintahan SBY

dalam kenaikan harga BBM bersubsidi memiliki beberapa keuntungan,

antara lain; penghematan biaya subsidi BBM kurang lebih sampai Rp 40

triliun dimana uang tersebut bisa dipakai untuk program lainnya dalam

mensejahterakan masyarakat baik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan

perkonomian kelas menengah ke bawah serta kepercayaan pasar yang

kembali meningkat setelah kenaikan harga BBM dan menguatnya nilai

tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

1.6.2. Konsep Organisasi Internasional dan Bantuan Luar negeri

Berakhirnya perang dingan yang terjadi antara Amerika Serikat

dan Uni Soviet membuat munculnya isu baru tentang dominasi power

yang dulunya ada pada sistem keamana negara menjadi beberapa isu

penting, diantaranya; ekonomi, hak asasi manusia (HAM), hukum, agama

dan sistem politik. Dengan semakin luasnya isu internasional membuat

munculnya aktor – aktor baru diluar negara atau pemerintahan dalam

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

17

mendominasi kekuatan maupun kekuasaan yang dikaji dalam hubungan

internasional. Peranan organisasi internasional menjadi sangat penting

dalam hubungan internasional, salah satu studinya menjelaskan pada

asumsi bahwa konflik bisa dikelola dan diselesaikan kalau dapat

menciptakan suatu aturan main atau tertib hukum yang di dukung oleh

perangkat organisasi internasional seperti liga bangsa – bangsa (LBB)

yang sekarang lebih dikenal dengan perserikatan bangsa – bangsa (PBB).15

Perkembangan organisasi internasional memiliki kedudukan yang

penting pada setiap negara. Hal ini terkait dengan peranannya yaitu

melewati batas negara dan dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara.

Salah satu peran penting dari organisasi internasional bagi Indonesia

dalam menangani krisis moneter pada tahun 1997 yang terjadi dikawasan

Asia dimulai dengan jatuhnya nilai mata uang bath Thailand yang

berdampak pada krisis ekonomi. Akibat krisis moneter Indonesia

mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan pemerintah harus mencari

cara untuk memulihkan perekonomian salah satunya adalah dengan

meminta bantuan organisasi internasional yaitu IMF (International

Monetary Fund) dan Bank Dunia.16

semakin kompleksitasnya isu yang

dihadapi oleh setiap negara maka kendudukan organisasi internasional

sangat penting untuk menjadi mediator maupun fasilitator.

15

Mohtar Mas‟oed. 1990. ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL: Disiplin dan Metodologi.

Hal 15 16

A. Prasetyantoko. 2001. ARSITEKTUR BARU EKONOMI GLOBAL: Belajar Dari

Keruntuhan Ekonomi Asia Tenggara. Hal 12

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

18

Peran IMF dan Bank Dunia dalam membantu memulihkan

perekonomian negara – negara berkembang sangat berpengaruh. IMF

merupakan sebuah organisasi internasional yang bergerak dalam bidang

ekonomi dengan tujuuan utama untuk membantu negara – negara

anggotanya yang mengalami krisis dalam bidang ekonomi khususnya

untuk menjada stabilitas keuangan dalam posisi terkendali, mendorong

kerjasama moneter, serta memfasilitasi perdangangan internasional. IMF

juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta

mengurangi kemiskinan negara anggotanya menjadi angenda utama dari

berdirinya organisasi ini.

Bantuan yang diberikan oleh IMF adalah berupa pencairan dana

atau bantuan dana terhadap negara – negara yang membutuhkan bantuan

tersebut. IMF memfasilitasi bantuan – bantuan tersebut melalui

mekanisme yang diatur dalam organisasi ini. Dalam melakukan kerjasama

dengan IMF maka diperlukan SAP (Structural Adjustment Programs)

diman negara pengutang seharusnya mencoba untuk mengekspor sebagai

cara keluar dari utang mereka.17

Hal tersebut tertuang dalam Letter of

Intent (LoI) yang dijadikan sebagai prasyarat peminjaman hutang luar

negeri. IMF sebagai organisasi internasional pada bidang ekonomi

bekerjasama dengan Bank Dunia untuk membantu negara berkembang

yang terkena krisis ekonomi salah satu negara anggotanya adalah

Indonesia hal ini terlihat dari paket reformasi ekonomi salah satunya

17

Jill Steans & Lloyd Pettiford. 2009. Hubungan Internasional: Perspektif dan Tema dengan judul

asli International Relations: Perspective and Themes. Hal 104

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

19

adalah amandemen UU migas pada masa pemerintahan megawati dari UU

No 8 Tahun 1971 ke UU No 22 Tahun 2001.

USAID juga memiliki andil yang cukup besar dalam proses

pembentukan undang – undang migas. Perlu adanya regulasi deregulasi,

subsidi harus dicabut sehingga harganya mengikuti harga pasar atau

disebut dengan harga keekonomian. USAID melalui kerjasama dengan

penjabat Indonesia yang melibatkan ormas/LSM, media dan universitas

telah berhasil menyelesaikan draf undang – undang migas tahun 2000.

Pada tahun 2001 USAID mengucurkan dana lagi ke LSM –LSM dan

universitas untuk berkampanye masalah penghapusan subsidi energi.

Untuk berhasilnya program dari USAID maka Bank Dunia juga

memberikan subsidi finansial guna melakukan studi komprehensif bidang

migas dan kebijakan tarif terhadap LSM dan perguruan tinggi.18

Adanya

kebijakan bahwa setiap pinjaman dari IMF, Bank Dunia dan ADB

diberlakukan syarat bahwa negara peminjam harus melaksanakan agenda

privatisasi, deregulasi, pencabutan subsidi BBM agar mengikuti harga

pasar atau harga keekonomian.19

1.7. Jenis Penelitian

18

Drs. Sugiaryo. Globalisasi: Intervensi Kekuatan Politik dan Ekonomi Dalam Pembentukan

Hukum dan Pengusahaan Migas Di Indonesia. Magistra No. 74 Th. XXII Desember 2010. Hal 79

journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/download/86/47. Diakses 17-01-2013. 19

Arti harga keekonomian dalam migas untuk masyarakat awam adalah mereka harus membayar

harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar nominal yang setara dengan para pemakai di Amerika

Serikat, Jepang, dan singapura.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

20

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksplanatif dengan menggunakan jenis penelitian studi pustaka. Dalam

tipe eksplanitif ini peneliti akan memfokuskan pada penelitian studi

pustaka (buku, artikel, maupun data-data dari internet) dengan

menggunakan tipe di atas penelitian ini dilakukan dengan alasan untuk

mempelajari secara intensif tentang alasan pemerintah dalam menaikkan

harga BBM dengan mengurangi subsidi yang diberikan kepada

masyarakat.

1.8. Level Analisis

Dalam metodologi penulisan ini, terdapat dua variable yang di

identifikasi sebagai alat penelitian yakni unit analisis dan unit eksplanasi:

1. Sebagai unit analisa atau variable dependen yang didapatkan pada latar

belakang adalah kenaikkan harga BBM dengan mengurangi subsidi.

2. Sebagai unit eksplanasi atau varibale independen yang didapatkan pada

latar belakang adalah rasionalitas Presiden SBY dalam keputusan

kenaikkan harga BBM.

1.9. Ruang Lingkup Penelitian

1.9.1. Batasan Waktu

Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi waktu penelitian

pada tahun 2005 – 2013, dimana keputusan dalam menaikan harga BBM

dengan melakukan pengurangan subsidi merupakan langkah yang diambil

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

21

pada masa pemerintahan SBY selama dua periode dengan pasangan yang

berbeda. Pada tahun 2005 kenaikan harga BBM terjadi pada bulan maret

dan Kenaikan harga BBM pada masa pemerintahan SBY tidak hanya

terjadi sekali tetapi beberapa kali dan sempat menurunkan harga BBM

tetapi kemudian menaikan lagi pada tahun 2013. Karena pada saat ini

pemerintahan SBY masih berjalan maka penelitian ini difokuskan pada

kenaikkan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada bulan juni tahun

2013.

1.9.2. Batasan Materi

Materi yang akan dibahas pada penelitian ini lebih fokus kepada

alasan pemerintah menaikkan harga BBM dengan melakukan pengurangan

subsidi selama dua periode masa pemerintahan yang dijalankannya.

Pengaruh yang diberikan terhadap pasangan SBY tidak berdampak besar

terhadap keputusan SBY dalam menaikkan harga BBM. Hal ini terbukti

dari keputusan menaikkan harga BBM dengan mengurangi subsidi pada

bulan juni kemarin. Kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan salah satu

bentuk dari liberalisasi energi pada masa pemerintahan SBY salah satunya

dengan melakukan pengurangan subsidi.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

22

1.10. Alur Penelitian

1.11. Hipotesa

Jawaban sementara dari penelitian ini adalah jika harga BBM

bersubsidi tidak dinaikan maka akan berdampak pada pembengkakan

APBN dikarenakan besarnya dana yang digunakan untuk alokasi BBM

sehingga mengurangi dana untuk bidang lainnya. Dengan melakukan

liberalisasi pada sektor migas maka dana alokasi yang terserap banyak

untuk BBM bisa digunakan untuk peningkatan dana bidang lainnya seperti

bidang pendidikan dan kesehatan.

Judul: Liberalisasi Energi Pada Masa

Pemeritahan Susilo Bamabang

Yudhoyono (SBY) 2004-2009 Dan 2009-

2014

(Studi Kasus Kenaikan Harga BBM

Melalui Pengurangan Subsidi)

Teori/ Konsep:

- Teori Liberalisme Ekonomi

- Organisasi Internasional dan

Bantuan Luar Negeri

Rumusan Masalah: Mengapa

pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) membuat

kebijakan menaikan harga BBM

melalui pengurangan subsidi?

Metode

Penelitian:

Studi Pustaka

Locus: Masa Pemerintahan

SBY dan Pro – Kontra

Kenaikan Harga BBM

Bersubsidi

Focus: Regulasi Kenaikan

Harga BBM Bersubsidi

dan Dana Kompensasi

Kenaikan Harga BBM

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

23

1.12. Sistematika Penulisan

Secara garis besar jika dideskripsikan penulisan dari bab per bab

dalam penelitian ini akan menjadi sebagai berikut:

BAB I (Pendahuluan)

Dalam bab ini peneliti menelitu tentang mengapa pemerintah pada

masa SBY menaikkan harga BBM dengan mengurangi subsidi yag

diberikan kepada masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengatahui

alasan pemerintah mengambil keputusan tersebut dengan

mempertimbangkan untung rugi dan kenapa pemerintah menaikkan harga

BBM beberapa kali.

Pada bab ini berisi tentang metodologi yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini yaitu, antara lain: jenis penelitian, level analisis,

ruaang lingkup penelitian dibagi menjadi dua yaitu; batasan waktu dan

batasan materi, alur penelitian, hipotesa dan sistematika penulisan.

BAB II (Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dalam

Kebijakan Kenaikan Harga BBM Dengan Mengurangi Subsidi)

Pada bab ini peneliti menjelaskan dimulai dari gambaran

perekonomian Indonesia yang berdampak pada kebijakan dari kenaikan

harga BBM bersubsidi pada masa kepemimpinan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode yang menimbulkan pro –

kontra pada kalangan masyarakat dan pemerintah.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

24

BAB III (Alasan Pemerintah Menaikkan Harga BBM Melalui Pnegurangan

Subsidi)

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kondisi perminyakan di

Indonesia yang menyebabkan pemerintah memutuskan keluar dari

organisasi OPEC. Reformasi perekonomian pada sektor migas merupakan

langkah yang dinilai tepat pada masa pemerintahan SBY dengan

melakukan liberalisasi melalui amandemen UU migas No. 22 Tahun 2001.

Kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi membuat pemerintah

memberikan dana kompensasi untuk rakyat miskin.

BAB IV (Penutup)

Bab ini terdiri dari dua subbab yaitu kesimpulan dan

temuan/diskusi. Dalam kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa

rasionalitas pemerintah dalam menaikkan harga BBM dengan mengurangi

subsidi merupakan pilihan yang tepat baik bagi perekonomian nasional,

kepercayaan pasar maupun hubungan dengan negara lain. Sedangkan

dalam temuan dan diskusi peneliti menunjukkan penemuan peneliti

tentang kebijakan pemerintah yang diluar dugaan dalam kasus BBM telah

menjadikan ini sebagai bahan diskusi bagi para penstudi hubungan

internasional, sedangkan dalam kenaikkan BBM dengan mengurangi

subsidi peneliti setuju dengan keputusan pemerintah karena sudah

seharusnya masyarakat sadar dan bisa secara produktif menggunakan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/25804/2/jiptummpp-gdl-anitarakhm-38533-2-babi.pdf · 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga BBM selalu menimbulkan

25

BBM dengan tepat sasaran dengan melakukan hemat energi dan menekan

angka kepemilikan kendaraan pribadi.