34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena batu akik saat ini muncul, dan menjadi tren yang digandrungi setiap kalangan. Hampir setiap hari berbagai media massa seperti televisi, radio, koran, internet dan majalah membahas tentang batu akik. Pembahasan mulai harga, jenis, batu akik langka gencar diberitakan. Kondisi ini menjadikan banyak orang berpindah profesi menjadi pengrajin maupun penjual batu akik. Batu akik banyak ditemukan di Indonesia. Saat ini batu akik menjadi salah satu potensi besar yang dimiliki nusantara. Dengan meningkatnya jumlah penggemar batu akik, hal ini menunjukan bahwa batu akik menjadi suatu item yang populer, sehingga batu akik kini mampu menguasai pasar asesoris. Batu akik memiliki jenis yang beranekaragam seperti batu bacan, batu giok, batu kalimaya, batu pancawarna, batu sungai dareh, batu kecubung dan lain sebagainya. Setiap jenis batu akik memiliki harga yang bervariasi mulai dari kisaran puluhan ribu rupiah hingga mencapai ratusan juta rupiah. Keberadaan batu akik kini menjadi sorotan bagi masyarakat karena masyarakat mampu membaca peluang usaha yang ada dari keberadaan batu akik. Banyak masyarakat yang hanya berawal dari hobi mengoleksi batu akik sekarang membuka usaha batu akik karena usaha batu akik sangat menjanjikan. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang file3. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat maupu daerah sekitar. Adapun aspek yang mempengaruhi usaha antara

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena batu akik saat ini muncul, dan menjadi tren yang digandrungi

setiap kalangan. Hampir setiap hari berbagai media massa seperti televisi, radio,

koran, internet dan majalah membahas tentang batu akik. Pembahasan mulai

harga, jenis, batu akik langka gencar diberitakan. Kondisi ini menjadikan banyak

orang berpindah profesi menjadi pengrajin maupun penjual batu akik.

Batu akik banyak ditemukan di Indonesia. Saat ini batu akik menjadi salah

satu potensi besar yang dimiliki nusantara. Dengan meningkatnya jumlah

penggemar batu akik, hal ini menunjukan bahwa batu akik menjadi suatu item

yang populer, sehingga batu akik kini mampu menguasai pasar asesoris. Batu akik

memiliki jenis yang beranekaragam seperti batu bacan, batu giok, batu kalimaya,

batu pancawarna, batu sungai dareh, batu kecubung dan lain sebagainya. Setiap

jenis batu akik memiliki harga yang bervariasi mulai dari kisaran puluhan ribu

rupiah hingga mencapai ratusan juta rupiah. Keberadaan batu akik kini menjadi

sorotan bagi masyarakat karena masyarakat mampu membaca peluang usaha yang

ada dari keberadaan batu akik. Banyak masyarakat yang hanya berawal dari hobi

mengoleksi batu akik sekarang membuka usaha batu akik karena usaha batu akik

sangat menjanjikan.

Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong

perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak

industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari

1

2

industri kecil yang mampu bertahan disebabkan karena industri kecil sangat

fleksibel dan sangat cepat merespon perubahan, selain itu kebanyakan bahan baku

dan sumber daya alam yang digunakan bersifat lokal.

Tetapi tidak semua industri kecil menggunakan bahan baku lokal, ada

beberapa diantaranya yang menggunakan bahan baku impor. Harga pokok

jumlahnya relatif sedikit karena sifatnya lokal sehingga industri tidak rentan

terhadap fluktuasi harga bahan baku impor. Bahkan bila harga bahan baku impor

mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing industri kecil tetap dapat

berproduksi.

Selain kekuatan industri kecil juga memiliki kelemahan-kelemahan.

Menurut Suryana (2001:85) kelemahan dalam industri kecil tersebut dapat

dikategorikan kedalam dua aspek :

1. Aspek kelemahan sruktural, yaitu kelemahan strukturnya, misalnya

kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam

pengndalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan

teknologi, tenaga kerja masih lokal yang umumnya masih kurang atau

tidak memiliki ketrampilan.

2. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan

lemahnya berbagai persyaratan guna memperoleh akses permodalan,

pemasaran dan bahan baku, seperti informasi mengenai peluang cara

memasarkan produk. Cara mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan

mudah didapat, cara memperoleh fasilitas dan bantuan dari pengusaha

besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan

3

modal dan pemasaran, serta tata cara mengembangkan produk baik desain

maupun kualitas.

Meskipun dari sebagian industri kecil memiliki kelemahan, tetapi dalam

kenyataannya industri kecil telah mampu menunjukkan diri sebagai penyedia

lapangan kerja. Menurut Y. Sri (1996:75) untuk mengatasi kelemahan diatas,

bentuk pengembangan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, adalah : 1)

Program keterkaitan yang diharapkan dapat mendorong industri kecil terutama

dalam menanggulangi masalah pemasaran. 2) Menciptakan iklim usaha yang

konduktif bagi usaha kecil untuk akses terhadap pasar, akses permodalan dan

akses terhadap teknologi. 3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu

dengan pelatihan untuk meningkatkan kewirausahaan.

Industri kecil dapat dikembangkan agar mampu berhasil dalam usahanya,

mengingat: 1. Industri kecil mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk

yang umumnya tidak bekerja penuh, 2. Industri kecil memberikan tambahan

pendapatan baik pendapatan bagi keluarganya sendiri maupun keluarga yang lain.

3. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk

setempat maupu daerah sekitar. Adapun aspek yang mempengaruhi usaha antara

lain, besarnya modal yang dimiliki oleh para pengusaha. Semakin besar modal

yang digunakan untuk menjalankan usahanya, semakin besar pula tingkat

pendapatan yang diperolehnya. Aspek tingkat pendidikan yang dimiliki atau telah

diselesaikan 2 akan dapat mempengaruhi terhadap pendapatan para pengrajin,

semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dimiliki semakin besar pula

kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang besar, begitu pula sebaliknya.

4

Untuk melanyani pesanan yang banyak harus memiliki jumlah tenaga kerja yang

banyak untuk dapat memenuhi pesanannya tersebut.

Pendapatan pada dasarnya merupakan ukuran berhasil atau tidaknya

dalam menjalankan usahanya. Memahami pengertian pendapatan adalah penting

sekali agar di dalam membuat laporan kuangan khususnya laporan rugi-laba tidak

mengalami kekeliruan yang mengakibatkan hasil analisis dari laporan tersebut

juga keliru. Pendapatan perusahaan ditunjukkan dengan aliran aktiva baru yang

masuk ke perusahaan dan konsumen atau pelanggan sebagai penukar produk

perusahaan baik berupa barang atau jasa. Menurut Zaki Baridwan (1994:30)

pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatau badan

usaha atau pelunasan hutangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode

yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang. Penyerahan jasa atau dari

pelaksanaa kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Pendapatan industri kecil merupakan sejumlah penghasilan yang diterima

dari usaha industri yang dijalankan dalam periode tertentu (satu bulan). Industi

kecil banyak dilakukan di daerah pedesaan, hal ini dilakukan karena pertimbangan

berbagai aspek, yaitu rendahnya upah tenaga kerja dan tersedianya bahan baku

yang mudah didapat. Aspek tersebut dapat menarik penduduk di pedesaan untuk

membuka usaha kecil baik sebagai usaha sampingan maupun usaha pokok.

Melihat latar belakang prindustrian Batu Akik dan potensi alam yang ada

di kota pacitan tersebut, Maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “

Fenomena Batu Akik sebagai upaya Menumbuhkan Perekonomian

Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan”.

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh industri kecil Batu Akik di Kecamatan Donorojo

terhadap perekonomian masyarakat setempat?

2. Bagaimana peran pemerintah Kabupaten Pacitan melihat potensi alam yang

ada di Kecamatan Donorojo melalui aspek permodalan, kebijakan dan

publikasi?

1.3 Landasan Teori

Secara konseptual, teori merupakan informasi ilmiah yang diperoleh

dengan meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun hubungan-

hubungan pada proporsi. Konsep ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan

akademisi (para cendekiawan dan peneliti), karena tugas para ilmuwan atau

cendekiawan adalah menjelaskan fenomena sosial secara rasional dan analitis

yang didasari dengan teori-teori tertentu. Fungsi teori yang sesungguhnya adalah

meramalkan, menjelaskan, dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa

yang lainnya.

Dalam hal ini nampaknya media massa berpengaruh dalam fenomena

sosial ini, kemudian seperti apakah pengaruh komunikasi media massa terhadap

masyarakat? Apak pemberitaan media massa mengenai batu akik benar-benar

menarik semua masyarakat untuk menggemarinya? Layaknya teori jarum

hipodermik yang memandang bahwa media memiliki kekuatan penuh dan

menganggap komunikan sebagai penerima pesan yang pasif dan secara pasti akan

terpengaruh oleh pemberitaan media. Atau apakah pemberitaan media sama sekali

tidak berpengaruh. Dengan menggunakan terori efek terbatas, penelitian ini akan

6

menyingkap pengaruh media massa mengenai fenomena batu akik terhadap

masyarakat.

Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan fungsi teori yang

menjelaskan suatu fenomena massa. Lebih spesifik lagi penelitian ini membahas

suatu fenomena massa menggunakan salah satu teori komunikasi massa yaitu teori

efek terbatas media massa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat serta memberikan

berguna bagi semua pihak antara lain :

1. Bagi Industri Kecil

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau

masukan bagi industri kecil lebih memperhatikan aspek-aspek yang mempunyai

pengaruh terhadap pendapatan.

2. Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang telah

diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan.

3. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat memperluas cakrawala berfikir pembaca terhadap fenomema

yang terjadi, dan menjadi inspirasi dalam upaya pengembangan perekonomian

masyarakat

BAB II

METODE PENELITIAN

7

2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

2.1.1 Pendekatan Fenomenologi

Istilah fenomenologi digunakan untuk menandai suatu metode filsafat

yang ditentukan oleh Edmund Husserl. Menurut Leiter, Husserl berusaha

mengembangkan suatu fenomenologi transcendental, yang berbeda dengan

fenomenologi eksistensial. Kedua fenomenologi tersebut sama-sama memusatkan

perhatian pada soal kesadaran (consciousness).

Sumbangan pemikiran Husserl lainnya adalah konsepnya tentang natural

attitude. Konsep inilah yang menghubungkan filsafat fenomenologi dengan

sosiologi. Lewat konsep ini Husserl ingin mengemukakan bahwa Ego yang berada

dalam situasi tertentu biasanya menggunakan penalaran yang sifatnya praktis,

seperti dalam kehidupan sehari-hari. Natural attitude ini disebut juga

commonsense reality. Oleh Husserl, natural attitude ini dibedakan dengan

theoretical attitude dan mytical religious attitude. Dengan perbedaan ini Husserl

meletakkan salah satu ide pokok yang kemudian dikembangkan oleh Shutz yang

mengaitkan attitude dengan bisa tidaknya terjadi proses interaksi social.

Fenomenologi Secara ringkas bahwa pendekatan fenomenologi bertujuan

memperoleh interpretasi terhadap pemahaman manusia (subyek) atas fenomena

yang tampak dan makna dibalik yang tampak, yang mencul dalam kesadaran

manusia (subyek), untuk dapat mengetahui aspek subyektif tindakan orang dalam

kehidupan sehari-hari kita harus masuk kedalam dunia kesadaran (konseptual)

subyek yang diteliti.

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep

atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada

7

8

beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga

tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.

Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian

tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa

disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data

(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana

peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk

mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

2.2 Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil

pengamatan peneliti. Sehingga peran manusia sebagai instrumen penelitian

menjadi suatu keharusan. Bahkan, dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti

menjadi instrumen kunci (the key instrument). Untuk itu, validitas dan reliabilitas

data kualitatif banyak tergantung pada ketrampilan metodologis, kepekaan, dan

integritas peneliti sendiri.

Untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan simbol-

simbol interaksi di lokasi penelitian dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan

peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan. Dengan keterlibatan dan

penghayatan tersebut peneliti memberikan judgement dalam menafsirkan makna

yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus

menjadi instrumen kunci penelitian.

Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan

lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian

9

dibandingkan dengan penggunaan alat nonhuman (seperti instrumen angket),

sebab dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan

pengecekan kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai

dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota (member checks).

Sebagai instrumen kunci, peneliti menyadari bahwa dirinya merupakan

perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil

penelitiannya sendiri. Karenanya peneliti harus bisa menyesuaikan diri dengan

situasi dan kondisi lapangan. Hubungan baik antara peneliti dan subjek penelitian

sebelum, selama maupun sesudah memasuki lapangan merupakan kunci utama

dalam keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin

kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan

membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat

diperoleh denga mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan

yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan

diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian

2.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Pada

penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Donorojo Kabupaten

Pacitan.

2.3.1 Kondisi Umum Lokasi

10

Kabupaten Pacitan merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Timur paling

selatan, yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Terletak 276 km. bujur

timurSebelah barat daya kota Surabaya dengan letak geografis 405 lintang

selatan. Batas-batas wilayah kabupaten Pacitan 817dan 755 adalah:

Sebelah Utara Kabupaten Ponorogo, sebelah Barat Kabupaten Wonogiri (Provinsi

Jawa Tengah), Sebelah Selatan Samodera Indonesia, Sebelah Timur Kabupaten

Trenggalek, Wilayah Pacitan juga berdekatan dengan Yogyakarta, dengan jarak

tempuh 120 km. Kabupaten Pacitan merupakan daerah bergelombang, berbukit-

bukit dan bergunung-gunung dengan luas wilayah 1.389,87 km.

2.3.2 Kecamatan Donorojo

Kecamatan Donorojo terletak disebelah barat dari pusat kota Kabupaten

Pacitan dengan jarak 24 KM. Kecamatan Donorojo berbatasan dengan Propinsi

Jawa Tengah, geografis kecamatan Donorojo sebagian besar berupa bukit dan

gunung, dan pesisir pantai. Kecamatan Donorojo yan memiliki luas wilayah

109,09 Hektar. Yang terdiri 12 Desa, 110 RW dan 356 RT. Dengan Jumlah

Penduduk 39.357 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki - laki 19.641 jiwa

dan jumlah penduduk perempuan 19.716 Jiwa. Jumlah Penduduk Kecamatan

Donorojo pada bulan Juni 2015 sebanyak 39..675 jiwa, dengan rincian jumlah

penduduk laki-laki 19.312 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 20.363 jiwa.

yang tersebar di 12 Desa Yaitu :

1. Desa Widoro

2. Desa Sawahan

3. Desa Kalak

4. Desa Sendang

11

5. Desa Klepu

6. Desa Gedompol

7. Desa Cemeng

8 Desa Gendaran

9. Desa Sukodono

10. Desa Sekar

11. Desa Donorojo

12. Desa Belah

Gambaran Umum Kecamatan Donorojo

Kondisi Geografis.;

Luas Wilayah Kecamatan Donorojo : 11088,7 Ha

- Tanah Tegal : 4.749 ,03 Ha

- Tanah Hutan : 5.075,95 ha

- Tanah Pekarangan : 5.075,98 ha

- Tanah Pemukiman : 195,10 Ha

- Tanah Fasilitas : -

- Sosial : -

2). Batas Wilayah

- Sebelah Utara : Kecamatan Karang Tengah

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

- Sebelah Timur : Kecamatan Punung., Kecamatan Pringkuku

- Sebelah Barat : Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro ,

Kecamatan, Parang Gupito, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah

Geografi dan Topografi

12

Kecamatan Donorojo terletak pada 100 – 300 m dari permukaan laut Merupakan

dataran tinggi dan Pegunungan dengan curah hujan rata-rata 22 mm, sertasuhu

udara rata-rata 25-33 derajat Celsius.

Orbitasi Jarak antara Pusat Pemerintahan Desa dengan :

- Pusat Pemerintah Kecamatan : 25 Km

- Pusat Pemerintahan Kabupaten : 35 Km

- Pusat Peemerintahan Propinsi : 296 Km

- Pusat Pemerintahan Negara : 800 Km.

2.4 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),

sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada.

2.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang

dikumpulkan secara khusus untuk keperluan penelitian yang dilakukan. Dalam

penelitian ini data primernya adalah hasil survey dan wawancara terhadap

masyarakat.

2.4.2 Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung untuk mempermudah dalam proses

penelitian. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah data dari pemerintah

setempat.

2.4.3 Data Pendukung

13

Data pendukung lainya adalah data yang diperoleh dari membaca buku-buku

literatur yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori.

2.5 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting

demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data

diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber

tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat

diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,

dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa

lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,

camera photo dan lainnya.

2.6 Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. (Bogdan & Biklen, 1982). Analisis adalah

14

penelaahan untuk mencari pola (paterns). Pola disini lebih mengacu pada pola

budaya (cultural patterns) bukan semata-mata situasi sosial suatu domain cultural

(cultural domain) adalah katagori makna cultural yang menyangkut katagori-

katagori yang lebih kecil.

Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan

mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau

masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif

yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk

akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Pada bagian analisis data diuraikan proses

pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara,

catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.

Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis

data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa

yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan

setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain,

analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini

peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika.

Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional,

misalnya matriks dan logika.

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai

mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting

atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut

pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field

15

research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti

mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian

kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa

berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting,

yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi

yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi

ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan

konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data

kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono, analisis data terdiri dari Analisis Data

Sebelum di lapangan dan Analisis Data Selama di lapangan.bMiles dan Huberman

(1984) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data membawa

peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan

mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru. Melakukan koreksi

terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang

berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Langkah yang

ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan lembar rangkuman kontak

(contact summary sheet), pembuatan kode-kode, pengkodean pola (pattern

codding) dan pemberian memo.

Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian

pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu. Dalam

hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab setiap

pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara keseluruhan

dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan :

16

1) Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap?

2) Tema dan isu apa dalam kontak?

3) Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa

saja yang akan dilacak?

Lembar rangkuman kontak dapat dibuat secara lebih spesifik dan tidak begitu

“open-ended”, dengan disertai kode-kode. Persoalan yang dihadapi dalam

pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan dokumen yang

terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam menangkap makna yang

esensial dan menata kembali, serta merampingkan menjadi satuan-satuan yang

siap dianalisis. Pengkodean diawali dengan penyusunan daftar kode. Dalam daftar

kode yang dapat disimak dalam Miles & Huberman, 1984 :58-59; terdapat 3

kolom, yakni kolom yang memuat label deskriptif untuk kategori umum dan

kode-kode yang bersangkutan dengan kategori, berikutnya kolom yang memuat

kode-kode secara rinci, sedangkan terakhir adalah kolom yang memuat kunci-

kunci yang mengacu pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana

kode diderivasi. Pemberian kode biasanya dilakukan pada tepi kiri dan tepi kanan

pada catatan lapangan. Kode pola adalah kode eksplanatori atau inferensial yaitu

kode yang mengidentifikasi suatu tema, pola atau eksplanasi yang muncul untuk

kepentingan analisis selanjutnya. Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah

besar bahan bersama menjadi lebih bermakna dan dapat teridentifikasi. Proses ini

dapat dikatakan merupakan “pengkodean-meta”. Pengkodean dimaksudkan

sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola

merupakan cara untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut

menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk. Pengumpulan data merupakan

17

pekerjaan yang sangat menarik dan pengkodean biasanya memakan energi yang

besar sekali, dimana peneliti dibanjiri dengan berbagai informasi. Hal ini

memungkinkan peneliti untuk lupa menangkap makna atau gejala umum dari apa

yang sedang terjadi. Pembuatan memo adalah salah satu cara untuk mengatasi hal

tersebut.

Analisa data setelah pengumpulan data, pada tahap ini peneliti banyak

terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang

dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya Peneliti kualitatif banyak menyususn teks

naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistimatik

kepada pembaca. Penelitian kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-

tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat

sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai

aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi seperti contohnya :

ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen, masyarakat lokal

dan sebagainya.

Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model

analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967)

bisa dipakai sebagai pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti

kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar model analisis itu

diuraikan sebagai berikut:

2.6.1 Analisis Domain (Domain analysis).

18

Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh

gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah

dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk

memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada

tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan

detail karena targetnya hanya untuk memperolehdomain atau ranah. Hasil analisis

ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah

konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase

atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 elemen dasar

domain yaitu Cover term, Included term dan Semantic relationship. Ada enam

tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:

(a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan

hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c)

Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk

memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan

hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian

domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang

ditemukan (teridentifikasikan).

2.6.2 Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).

Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan

suatu semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain

cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-

domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing

19

domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-

domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih

khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap

analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat

konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih

dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: (a)

Memilih salah satu domain untuk dianalisis;

(b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan

untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang

lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari

domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f)

Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g)

Membangun taksonomi secara lengkap.

2.6.3 Analisis Komponensial (Componential Analysis).

Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah

yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat

kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan

untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami

karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah,

memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari

suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci

mengenai pokok permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini

yaitu: (a) Memilih domain yang akan dianalisis; (b) Mengidentifikasi seluruh

20

kontral yang telah ditemukan; (c) Menyiapkan lembar paradigm; (d)

Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai; (e) Menggabungkan

demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; (f) Menyiapkan pertanyaan

kontras untuk ciri yang tidak ada; (g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk

melengkapi data; (h) Menyiapkan paradigma lengkap.

2.6. 4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).

Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala

yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian

banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam

setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan

yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu

kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan

mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:

(1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode

pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang

terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis,

peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi.

Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran

peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian.

Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: (a) Melebur diri; (b) Melakukan analisis

komponen terhadap istilah acuan; (c) Menemukan perspektif yang lebih luas

melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya; (d) Menguji demensi

kontras seluruh domain yang telah dianalisis; (e) Mengidentifikasi domain

21

terorganisir; (f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain;

(g) Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial,

kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh

dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian

maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.

2.6.5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)

Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya

pada deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum

berusaha menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat

telah memadainya rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena

sosial yang relevan, barulah peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan

hubungan di antara fenomena-fenomena yang ada, dan kemudian mengujinya

dengan menggunakan porsi data yang lain. Tiga aspek kegiatan yang penting

untuk dilakukan, yaitu:

– Menulis catatan atau note writing.

– Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts.

– Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept

definition and the elaboration of theory.

2.6.6 Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:

Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

22

Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat

ikhtisar dan membuat indeksnya, berpikir dengan jalan membuat agar kategori

data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola,hubungan-hubungan

dan temuan-temuan umum. (Seiddel, 1998).

Pada analisis data kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil wawancara dan

diskusi kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan

dan dirangkum. Tahapan-tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut:

a. Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka;

b. Membaca, mendengar, dan melihat;

c. Transkrip wawancara dari perekam;

d. Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;Anonim dari data

yang sensitif;

e. Koding;

f. Identifikasi tema;

g. Pengkodingan ulang;

h. Pengembangan kategori;

i. Eksplorasi hubungan antara kategori;

j. Pengulangan tema dan kategori;

k. Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;

l. Pengujian data dengan teori lain; dan

m. Penulisan laporan, termasuk dari data asli jika tepat (seperti kutipan dari

wawancara).

Pelaksanaan analisis memiliki empat sifat dasar, yaitu: (1) analisis

induktif, (2) dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (3) interaktif,

23

(4) proses siklus. Analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Informasi

yang dikumpulkan di lapangan digunakan untuk membuat simpulan akhir, bukan

untuk membuktikan hipotesis. Oleh karenanya peneliti harus menggali informasi

selengkap mungkin. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan

pengumpulan data. Artinya, analisis harus sudah dilakukan sejak awal, tidak sama

dengan dengan analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah

semua data terkumpul. Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu

pengumpulan data masih berlangsung, misalnya dalam bentuk perbandingan antar

unit data, pengelompokan data, maupun pengumpulan data sudah berakhir, dalam

penyusunan laporan yang melibatkan analisis tahap akhir. Proses siklus dilakukan

sejak awal pengumpulan data sampai akhir sebagai kelanjutan proses refleksi

(Sutopo, 2005).

Menurut Lexy J. Moleong, dalam penelitian kualitatif ada tiga model

analisis data, yakni (1) metode perbandingan tetap (constant comparative method)

seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss dalam buku mereka the

Discovery of Grounded Research. (2) Metode analisis data menurut Miles &

Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data

Analysis). (3) metode analisis data menurut Spradley sebagai yang ditemukan

dalam bukunya Participant Observation. Dinamakan metode perbandingan tetap

atau constant comparative method karena dalam analisa data, secara tetap

membandingkan satu datum dengan datum yang lainnya, dan kemudian secara

tetap membandingkan katagori dengan katagori lainnya. Secara umum proses

analisis datanya mencakup: reduksi data, katagorisasi data, sintesisasi, dan

diakhiri dengan penyusunan hipotesis kerja.

24

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai

tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan

kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).

Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar

analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak

data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena

bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi

terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa.

Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk

menuju pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus

berpatokan pada tujuan penelitian dan rumusan masalahnya. Analisis dan

interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang penelitian.

Adapun urutannya terletak pada tahap setelah tahap pengumpulan data. Dalam arti

sempit, analisis data di artikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas

tabulasi dan rekapitulasi data.

Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan

sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian,

25

menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca

atau dianalisis. Rekapitulasi merupakan langkah penjumlahan dari setiap

kelompok sasaran penelitian yang memiliki karakter yang sama, berdasar kriteria

yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.

Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak cukup hanya

terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak tahap. Di

antaranya adalah tahap reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi. Lebih dari sekedar itu, pengolahan data, yang

tidak lain merupakan tahap analisis dan interpretasi data mencakup langkah-

langkah reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan

/verifikasi.

Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data,

namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik

pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun

penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang. Penyajian data merupakan

proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau

pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.

Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian

data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat,

namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di

dalam data yang telah disajikan. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan

proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat

yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali

melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya

26

berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan

perumusan masalah yang ada.

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan

dilalui oleh para peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian pokok di atas

telah dikemukakan bahwa tahap dan proses analisis dan interpretasi data, setidak-

tidaknya terdiri atas tiga komponen penting yang meliputi (1) reduksi, (2)

penyajian, dan (3) kesimpulan/ verifikasi.

Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi (1) Pengolahan data, yang

terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data, (3) interpretasi data

dan (4) penarikan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi. Tahap tahap di atas

hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi

tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan meliputi:

• Membuat ringkasan

• Mengkode

• Menelusur tema

• Membuat gugus-gugus

• Membuat partisi

• Menulis Memo

27

2.7 Pengecekkan Keabsahan Temuan

Kualitatif sebagai salah satu metode penelitian memiliki standarisasi

tersendiri dalam menentukan tingkat kepercayaan sebuah data yang ditemukan di

lapangan. Pandangan umum mengenai data penelitian yang diperoleh dalam

penelitian kualitatif yang cenderung individualistik dan dipengaruhi oleh

subjektivitas peneliti menjadikan data penelitian ini cukup dipertanyakan

objektivitasnya. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari istrumen penelitian dan

validasi peneliti sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti itu sendiri.

Data yang dihasilkan berdasarkan temuan peneliti dideskripsikan sesuai

dengan pandangan subjektif peneliti mengenai apa yang diperoleh selama

melakukan penelitian. Penentuan sudut pandang dan penafsiran peneliti terhadap

temuan di lapangan sangat dipengaruhi oleh kemapanan intelektual peneliti dalam

mengelaborasi sebuah data. Sehingga gagasan subjektivitas yang disampaikan

tetap mengacu pada konsep rasionalis yang menjadikan rasio sebagai pisau bedah

dalam mengurai data yang diperoleh. Selain itu, data yang dilaporkan oleh peneliti

harus berekuivalen dengan realitas yang ada di lapangan.

Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta

merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki

tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengujian data terlebih dahulu

sesuai dengan prosedural yang telah ditetapkan sebagai seleksi akhir dalam

menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum

melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melihat

28

tingkat kesahihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui

pengujian keabsahan data yang meliputi uji validitas dan reliabilitas.

dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan validityas interbal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, pada

penerapannya ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan realibilitas

(dependability) pada aspek konsistensi, serta obyektivitas (confirmability) pada

aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan

lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan

data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap

keberhasilan sebuah penelitian.

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas

(validityas interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji

kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam-macam pengujian

kredibilitas menurut Sugiyono (2014) antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

a. Perpanjangan Pengamatan

Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan narasumber

sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber karena

telah memercayai peneliti. Selain itu, perpanjangan pengamatan dan mendalam

dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh.

Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila pengecekan kembali data

di lapangan telah kredibel.

29

b. Meningkatkan Ketekunan

Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud dari

peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna

meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti dapat

mendeskripsikan data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi

Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah

informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap

data yang telah ada.

Triangulasi Sumber, Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang

diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang

diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data

yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.

Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mngecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan

melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang

berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna

memperoleh data yang dianggap benar.

Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat

memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu,

30

perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data yang

lebih kredibel.

d. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang

berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak

ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang

ditemukan sudah dapat dipercaya. Dengan demikian temuan penelitian menjadi

lebih kredibel (Sugiyono, 2014).

e. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Bahan yang dimaksud dapat berupa alat perekam suara,

kamera, handycam dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh peneliti selama

melakukan penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung

kredibilitas data.

f. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya

data tersebut valid. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu

periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau

kesimpulan (Sugiyono, 2014).

31

Pemaparan mengenai uji kredibilitas telah dijelaskan secara gamblang.

Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan data

yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-langkah yang telah

diuraikan sebelumnya. Peneliti dapat mengambil cara pengujian kredibilitas baik

secara keseluruhan maupun hanya menggunakan beberapa tahap pengujian yang

telah dipaparkan. Nilai yang diperoleh dalam temuan penelitian kualitatif tidak

bersifat universal tetapi dapat diterapkan apabila memiliki konteks dan situasi

yang mirip dengan objek penelitian. Untuk mengetahui hal tersebut, maka

pengujian transferability perlu dilakukan guna memberikan uraian yang rinci,

jelas dan sistematis, dan dapat dipercaya oleh pembaca mengenai hasil penelitian.

Dengan demikian, generalisasi dapat dihindari oleh pembaca karena telah

memahami seluk beluk data yang diperoleh dalam penelitian. Pembaca akan bijak

untuk menerapkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan konteks dan situasi yang

identik dengan penelitian yang dimaksud.

Lebih lanjut, untuk mengetahui seluruh rangkaian penelitian maka

diperlukan pula pengujian depenability. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh

pengaudit independen untuk memperoleh gambaran objektif mengenai proses

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, baik pada saat menentukan masalah,

memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, uji

keabsahan data, hingga menemukan hasil dalam penelitian. Depenability

penelitian tidak akan diragukan apabila peneliti dapat bertanggung jawab dan

menjabarkan secara sistematis keseluruhan rangkaian penelitian yang telah

dilakukan.

32

Sebuah proses dalam penelitian kualitatif juga memiliki peran yang signifikan

dalam menentukan hasil penelitian. Proses yang dimaksud menjadi penentu arah

dan gerak penelitian yang dilaksanakan. Hal ini juga terkait dengan pengujian

konfirmability yang perlu dilakukan dalam penelitian kualitatif. Menurut

Sugiyono (2014), menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi

standar konfirmability

2.8 Tahap-tahap Penelitian

Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif,

seperti yang dikemukakan oleh John W. Creswell dalam bukunya Research

Design Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Approaches second edition

(2003), menyebutkan bahwa tahapan atau prosedur dalam pendekatan kualitatif

meliputi langkah-langkah sebagai berikut;

1. The Assumptions Of Qualitative Designs

2. The Type of Design

3. The Researcher’s Role

4. The Data Collection Procedures

5. Data Recording Procedures

6. Data Analysis Procedures

7. Verification Steps

8. The Qualitative Narrative

Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam

Asep Suryana (2007:5) tahapan penelitian kualitatif meliputi:

33

1. Menentukan permasalahan

2. Melakukan studi literatur

3. Penatapan lokasi

4. Studi pendahuluan

5. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi

terarah

6. Analisa data selama penelitian

7. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas

8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.

Dari pendapat para ahli diatas kami mencoba menjabarkan secara garis

besar langkah-langkah penelitian kualitatif dalam tiga tahap yakni:

A. PERSIAPAN

1) Menyusun rancangan penelitian

Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam

lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta

diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa

yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.

2) Memilih lokasi Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih

lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.

3) Mengurus perizinan

Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan

penelitian.

4) Menjajagi dan melihat keadaan

proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena

kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah

lapangan merasa terganggu atau tidak.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal

penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.

34

6) Menyiapkan instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai

pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan

pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi,

wawancara dan studi dokumentasi.

B. LAPANGAN

1) Memahami dan memasuki lapangan

Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang

berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup dimana peneliti

berinteraksi secara langsung dengan orang.

Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan

budaya latar penelitian. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak

netral dengan peran serta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan

subjek. Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi

yang dibutuhkan.

2) Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)

Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, jadi

peneliti harus berperanaktif dalam pengumpulan sumber

C. PENGOLAHAN DATA

1. Analisis Data

Melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan, peneliti dalam hal

ini bisa melakukan interpretasi dari data yang didapatkan dilapangan.

2. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah

menyimpulkan dan melakukan verifikasi atau kritik sumber apakah data tersebut

valid atau tidak.

3. Narasi Hasil Analisis

Langkah terakhir adalah pelaporan hasil penelitian dalam bentuk tulisan

dan biasanya pendekatan kualitatif lebih cenderung menggunakan metode

deskriptif-analitis