Upload
hoangthien
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena batu akik saat ini muncul, dan menjadi tren yang digandrungi
setiap kalangan. Hampir setiap hari berbagai media massa seperti televisi, radio,
koran, internet dan majalah membahas tentang batu akik. Pembahasan mulai
harga, jenis, batu akik langka gencar diberitakan. Kondisi ini menjadikan banyak
orang berpindah profesi menjadi pengrajin maupun penjual batu akik.
Batu akik banyak ditemukan di Indonesia. Saat ini batu akik menjadi salah
satu potensi besar yang dimiliki nusantara. Dengan meningkatnya jumlah
penggemar batu akik, hal ini menunjukan bahwa batu akik menjadi suatu item
yang populer, sehingga batu akik kini mampu menguasai pasar asesoris. Batu akik
memiliki jenis yang beranekaragam seperti batu bacan, batu giok, batu kalimaya,
batu pancawarna, batu sungai dareh, batu kecubung dan lain sebagainya. Setiap
jenis batu akik memiliki harga yang bervariasi mulai dari kisaran puluhan ribu
rupiah hingga mencapai ratusan juta rupiah. Keberadaan batu akik kini menjadi
sorotan bagi masyarakat karena masyarakat mampu membaca peluang usaha yang
ada dari keberadaan batu akik. Banyak masyarakat yang hanya berawal dari hobi
mengoleksi batu akik sekarang membuka usaha batu akik karena usaha batu akik
sangat menjanjikan.
Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong
perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak
industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari
1
2
industri kecil yang mampu bertahan disebabkan karena industri kecil sangat
fleksibel dan sangat cepat merespon perubahan, selain itu kebanyakan bahan baku
dan sumber daya alam yang digunakan bersifat lokal.
Tetapi tidak semua industri kecil menggunakan bahan baku lokal, ada
beberapa diantaranya yang menggunakan bahan baku impor. Harga pokok
jumlahnya relatif sedikit karena sifatnya lokal sehingga industri tidak rentan
terhadap fluktuasi harga bahan baku impor. Bahkan bila harga bahan baku impor
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing industri kecil tetap dapat
berproduksi.
Selain kekuatan industri kecil juga memiliki kelemahan-kelemahan.
Menurut Suryana (2001:85) kelemahan dalam industri kecil tersebut dapat
dikategorikan kedalam dua aspek :
1. Aspek kelemahan sruktural, yaitu kelemahan strukturnya, misalnya
kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam
pengndalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan
teknologi, tenaga kerja masih lokal yang umumnya masih kurang atau
tidak memiliki ketrampilan.
2. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan
lemahnya berbagai persyaratan guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran dan bahan baku, seperti informasi mengenai peluang cara
memasarkan produk. Cara mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan
mudah didapat, cara memperoleh fasilitas dan bantuan dari pengusaha
besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan
3
modal dan pemasaran, serta tata cara mengembangkan produk baik desain
maupun kualitas.
Meskipun dari sebagian industri kecil memiliki kelemahan, tetapi dalam
kenyataannya industri kecil telah mampu menunjukkan diri sebagai penyedia
lapangan kerja. Menurut Y. Sri (1996:75) untuk mengatasi kelemahan diatas,
bentuk pengembangan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, adalah : 1)
Program keterkaitan yang diharapkan dapat mendorong industri kecil terutama
dalam menanggulangi masalah pemasaran. 2) Menciptakan iklim usaha yang
konduktif bagi usaha kecil untuk akses terhadap pasar, akses permodalan dan
akses terhadap teknologi. 3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu
dengan pelatihan untuk meningkatkan kewirausahaan.
Industri kecil dapat dikembangkan agar mampu berhasil dalam usahanya,
mengingat: 1. Industri kecil mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk
yang umumnya tidak bekerja penuh, 2. Industri kecil memberikan tambahan
pendapatan baik pendapatan bagi keluarganya sendiri maupun keluarga yang lain.
3. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk
setempat maupu daerah sekitar. Adapun aspek yang mempengaruhi usaha antara
lain, besarnya modal yang dimiliki oleh para pengusaha. Semakin besar modal
yang digunakan untuk menjalankan usahanya, semakin besar pula tingkat
pendapatan yang diperolehnya. Aspek tingkat pendidikan yang dimiliki atau telah
diselesaikan 2 akan dapat mempengaruhi terhadap pendapatan para pengrajin,
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dimiliki semakin besar pula
kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang besar, begitu pula sebaliknya.
4
Untuk melanyani pesanan yang banyak harus memiliki jumlah tenaga kerja yang
banyak untuk dapat memenuhi pesanannya tersebut.
Pendapatan pada dasarnya merupakan ukuran berhasil atau tidaknya
dalam menjalankan usahanya. Memahami pengertian pendapatan adalah penting
sekali agar di dalam membuat laporan kuangan khususnya laporan rugi-laba tidak
mengalami kekeliruan yang mengakibatkan hasil analisis dari laporan tersebut
juga keliru. Pendapatan perusahaan ditunjukkan dengan aliran aktiva baru yang
masuk ke perusahaan dan konsumen atau pelanggan sebagai penukar produk
perusahaan baik berupa barang atau jasa. Menurut Zaki Baridwan (1994:30)
pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatau badan
usaha atau pelunasan hutangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang. Penyerahan jasa atau dari
pelaksanaa kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Pendapatan industri kecil merupakan sejumlah penghasilan yang diterima
dari usaha industri yang dijalankan dalam periode tertentu (satu bulan). Industi
kecil banyak dilakukan di daerah pedesaan, hal ini dilakukan karena pertimbangan
berbagai aspek, yaitu rendahnya upah tenaga kerja dan tersedianya bahan baku
yang mudah didapat. Aspek tersebut dapat menarik penduduk di pedesaan untuk
membuka usaha kecil baik sebagai usaha sampingan maupun usaha pokok.
Melihat latar belakang prindustrian Batu Akik dan potensi alam yang ada
di kota pacitan tersebut, Maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “
Fenomena Batu Akik sebagai upaya Menumbuhkan Perekonomian
Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh industri kecil Batu Akik di Kecamatan Donorojo
terhadap perekonomian masyarakat setempat?
2. Bagaimana peran pemerintah Kabupaten Pacitan melihat potensi alam yang
ada di Kecamatan Donorojo melalui aspek permodalan, kebijakan dan
publikasi?
1.3 Landasan Teori
Secara konseptual, teori merupakan informasi ilmiah yang diperoleh
dengan meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun hubungan-
hubungan pada proporsi. Konsep ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan
akademisi (para cendekiawan dan peneliti), karena tugas para ilmuwan atau
cendekiawan adalah menjelaskan fenomena sosial secara rasional dan analitis
yang didasari dengan teori-teori tertentu. Fungsi teori yang sesungguhnya adalah
meramalkan, menjelaskan, dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa
yang lainnya.
Dalam hal ini nampaknya media massa berpengaruh dalam fenomena
sosial ini, kemudian seperti apakah pengaruh komunikasi media massa terhadap
masyarakat? Apak pemberitaan media massa mengenai batu akik benar-benar
menarik semua masyarakat untuk menggemarinya? Layaknya teori jarum
hipodermik yang memandang bahwa media memiliki kekuatan penuh dan
menganggap komunikan sebagai penerima pesan yang pasif dan secara pasti akan
terpengaruh oleh pemberitaan media. Atau apakah pemberitaan media sama sekali
tidak berpengaruh. Dengan menggunakan terori efek terbatas, penelitian ini akan
6
menyingkap pengaruh media massa mengenai fenomena batu akik terhadap
masyarakat.
Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan fungsi teori yang
menjelaskan suatu fenomena massa. Lebih spesifik lagi penelitian ini membahas
suatu fenomena massa menggunakan salah satu teori komunikasi massa yaitu teori
efek terbatas media massa.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat serta memberikan
berguna bagi semua pihak antara lain :
1. Bagi Industri Kecil
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau
masukan bagi industri kecil lebih memperhatikan aspek-aspek yang mempunyai
pengaruh terhadap pendapatan.
2. Bagi Penulis
Untuk memperdalam pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memperluas cakrawala berfikir pembaca terhadap fenomema
yang terjadi, dan menjadi inspirasi dalam upaya pengembangan perekonomian
masyarakat
BAB II
METODE PENELITIAN
7
2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.1.1 Pendekatan Fenomenologi
Istilah fenomenologi digunakan untuk menandai suatu metode filsafat
yang ditentukan oleh Edmund Husserl. Menurut Leiter, Husserl berusaha
mengembangkan suatu fenomenologi transcendental, yang berbeda dengan
fenomenologi eksistensial. Kedua fenomenologi tersebut sama-sama memusatkan
perhatian pada soal kesadaran (consciousness).
Sumbangan pemikiran Husserl lainnya adalah konsepnya tentang natural
attitude. Konsep inilah yang menghubungkan filsafat fenomenologi dengan
sosiologi. Lewat konsep ini Husserl ingin mengemukakan bahwa Ego yang berada
dalam situasi tertentu biasanya menggunakan penalaran yang sifatnya praktis,
seperti dalam kehidupan sehari-hari. Natural attitude ini disebut juga
commonsense reality. Oleh Husserl, natural attitude ini dibedakan dengan
theoretical attitude dan mytical religious attitude. Dengan perbedaan ini Husserl
meletakkan salah satu ide pokok yang kemudian dikembangkan oleh Shutz yang
mengaitkan attitude dengan bisa tidaknya terjadi proses interaksi social.
Fenomenologi Secara ringkas bahwa pendekatan fenomenologi bertujuan
memperoleh interpretasi terhadap pemahaman manusia (subyek) atas fenomena
yang tampak dan makna dibalik yang tampak, yang mencul dalam kesadaran
manusia (subyek), untuk dapat mengetahui aspek subyektif tindakan orang dalam
kehidupan sehari-hari kita harus masuk kedalam dunia kesadaran (konseptual)
subyek yang diteliti.
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep
atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
7
8
beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga
tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian
tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa
disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana
peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
2.2 Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil
pengamatan peneliti. Sehingga peran manusia sebagai instrumen penelitian
menjadi suatu keharusan. Bahkan, dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti
menjadi instrumen kunci (the key instrument). Untuk itu, validitas dan reliabilitas
data kualitatif banyak tergantung pada ketrampilan metodologis, kepekaan, dan
integritas peneliti sendiri.
Untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan simbol-
simbol interaksi di lokasi penelitian dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan
peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan. Dengan keterlibatan dan
penghayatan tersebut peneliti memberikan judgement dalam menafsirkan makna
yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus
menjadi instrumen kunci penelitian.
Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan
lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian
9
dibandingkan dengan penggunaan alat nonhuman (seperti instrumen angket),
sebab dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan
pengecekan kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai
dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota (member checks).
Sebagai instrumen kunci, peneliti menyadari bahwa dirinya merupakan
perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil
penelitiannya sendiri. Karenanya peneliti harus bisa menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi lapangan. Hubungan baik antara peneliti dan subjek penelitian
sebelum, selama maupun sesudah memasuki lapangan merupakan kunci utama
dalam keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin
kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan
membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat
diperoleh denga mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan
yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan
diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian
2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Pada
penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Donorojo Kabupaten
Pacitan.
2.3.1 Kondisi Umum Lokasi
10
Kabupaten Pacitan merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Timur paling
selatan, yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Terletak 276 km. bujur
timurSebelah barat daya kota Surabaya dengan letak geografis 405 lintang
selatan. Batas-batas wilayah kabupaten Pacitan 817dan 755 adalah:
Sebelah Utara Kabupaten Ponorogo, sebelah Barat Kabupaten Wonogiri (Provinsi
Jawa Tengah), Sebelah Selatan Samodera Indonesia, Sebelah Timur Kabupaten
Trenggalek, Wilayah Pacitan juga berdekatan dengan Yogyakarta, dengan jarak
tempuh 120 km. Kabupaten Pacitan merupakan daerah bergelombang, berbukit-
bukit dan bergunung-gunung dengan luas wilayah 1.389,87 km.
2.3.2 Kecamatan Donorojo
Kecamatan Donorojo terletak disebelah barat dari pusat kota Kabupaten
Pacitan dengan jarak 24 KM. Kecamatan Donorojo berbatasan dengan Propinsi
Jawa Tengah, geografis kecamatan Donorojo sebagian besar berupa bukit dan
gunung, dan pesisir pantai. Kecamatan Donorojo yan memiliki luas wilayah
109,09 Hektar. Yang terdiri 12 Desa, 110 RW dan 356 RT. Dengan Jumlah
Penduduk 39.357 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki - laki 19.641 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan 19.716 Jiwa. Jumlah Penduduk Kecamatan
Donorojo pada bulan Juni 2015 sebanyak 39..675 jiwa, dengan rincian jumlah
penduduk laki-laki 19.312 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 20.363 jiwa.
yang tersebar di 12 Desa Yaitu :
1. Desa Widoro
2. Desa Sawahan
3. Desa Kalak
4. Desa Sendang
11
5. Desa Klepu
6. Desa Gedompol
7. Desa Cemeng
8 Desa Gendaran
9. Desa Sukodono
10. Desa Sekar
11. Desa Donorojo
12. Desa Belah
Gambaran Umum Kecamatan Donorojo
Kondisi Geografis.;
Luas Wilayah Kecamatan Donorojo : 11088,7 Ha
- Tanah Tegal : 4.749 ,03 Ha
- Tanah Hutan : 5.075,95 ha
- Tanah Pekarangan : 5.075,98 ha
- Tanah Pemukiman : 195,10 Ha
- Tanah Fasilitas : -
- Sosial : -
2). Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kecamatan Karang Tengah
- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
- Sebelah Timur : Kecamatan Punung., Kecamatan Pringkuku
- Sebelah Barat : Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro ,
Kecamatan, Parang Gupito, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
Geografi dan Topografi
12
Kecamatan Donorojo terletak pada 100 – 300 m dari permukaan laut Merupakan
dataran tinggi dan Pegunungan dengan curah hujan rata-rata 22 mm, sertasuhu
udara rata-rata 25-33 derajat Celsius.
Orbitasi Jarak antara Pusat Pemerintahan Desa dengan :
- Pusat Pemerintah Kecamatan : 25 Km
- Pusat Pemerintahan Kabupaten : 35 Km
- Pusat Peemerintahan Propinsi : 296 Km
- Pusat Pemerintahan Negara : 800 Km.
2.4 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.
2.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang
dikumpulkan secara khusus untuk keperluan penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini data primernya adalah hasil survey dan wawancara terhadap
masyarakat.
2.4.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung untuk mempermudah dalam proses
penelitian. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah data dari pemerintah
setempat.
2.4.3 Data Pendukung
13
Data pendukung lainya adalah data yang diperoleh dari membaca buku-buku
literatur yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori.
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya.
2.6 Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. (Bogdan & Biklen, 1982). Analisis adalah
14
penelaahan untuk mencari pola (paterns). Pola disini lebih mengacu pada pola
budaya (cultural patterns) bukan semata-mata situasi sosial suatu domain cultural
(cultural domain) adalah katagori makna cultural yang menyangkut katagori-
katagori yang lebih kecil.
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif
yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk
akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Pada bagian analisis data diuraikan proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara,
catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.
Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis
data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa
yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan
setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain,
analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini
peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika.
Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional,
misalnya matriks dan logika.
Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai
mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting
atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut
pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field
15
research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti
mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian
kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa
berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting,
yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi
yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi
ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan
konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data
kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, analisis data terdiri dari Analisis Data
Sebelum di lapangan dan Analisis Data Selama di lapangan.bMiles dan Huberman
(1984) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data membawa
peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan
mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru. Melakukan koreksi
terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang
berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Langkah yang
ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan lembar rangkuman kontak
(contact summary sheet), pembuatan kode-kode, pengkodean pola (pattern
codding) dan pemberian memo.
Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian
pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu. Dalam
hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab setiap
pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara keseluruhan
dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan :
16
1) Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap?
2) Tema dan isu apa dalam kontak?
3) Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa
saja yang akan dilacak?
Lembar rangkuman kontak dapat dibuat secara lebih spesifik dan tidak begitu
“open-ended”, dengan disertai kode-kode. Persoalan yang dihadapi dalam
pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan dokumen yang
terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam menangkap makna yang
esensial dan menata kembali, serta merampingkan menjadi satuan-satuan yang
siap dianalisis. Pengkodean diawali dengan penyusunan daftar kode. Dalam daftar
kode yang dapat disimak dalam Miles & Huberman, 1984 :58-59; terdapat 3
kolom, yakni kolom yang memuat label deskriptif untuk kategori umum dan
kode-kode yang bersangkutan dengan kategori, berikutnya kolom yang memuat
kode-kode secara rinci, sedangkan terakhir adalah kolom yang memuat kunci-
kunci yang mengacu pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana
kode diderivasi. Pemberian kode biasanya dilakukan pada tepi kiri dan tepi kanan
pada catatan lapangan. Kode pola adalah kode eksplanatori atau inferensial yaitu
kode yang mengidentifikasi suatu tema, pola atau eksplanasi yang muncul untuk
kepentingan analisis selanjutnya. Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah
besar bahan bersama menjadi lebih bermakna dan dapat teridentifikasi. Proses ini
dapat dikatakan merupakan “pengkodean-meta”. Pengkodean dimaksudkan
sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola
merupakan cara untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut
menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk. Pengumpulan data merupakan
17
pekerjaan yang sangat menarik dan pengkodean biasanya memakan energi yang
besar sekali, dimana peneliti dibanjiri dengan berbagai informasi. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk lupa menangkap makna atau gejala umum dari apa
yang sedang terjadi. Pembuatan memo adalah salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut.
Analisa data setelah pengumpulan data, pada tahap ini peneliti banyak
terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang
dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya Peneliti kualitatif banyak menyususn teks
naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistimatik
kepada pembaca. Penelitian kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-
tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat
sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai
aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi seperti contohnya :
ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen, masyarakat lokal
dan sebagainya.
Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model
analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967)
bisa dipakai sebagai pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti
kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar model analisis itu
diuraikan sebagai berikut:
2.6.1 Analisis Domain (Domain analysis).
18
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah
dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk
memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada
tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan
detail karena targetnya hanya untuk memperolehdomain atau ranah. Hasil analisis
ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah
konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase
atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 elemen dasar
domain yaitu Cover term, Included term dan Semantic relationship. Ada enam
tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
(a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan
hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c)
Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan
hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian
domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang
ditemukan (teridentifikasikan).
2.6.2 Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).
Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan
suatu semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain
cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-
domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing
19
domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-
domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih
khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap
analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat
konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih
dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: (a)
Memilih salah satu domain untuk dianalisis;
(b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan
untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang
lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari
domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f)
Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g)
Membangun taksonomi secara lengkap.
2.6.3 Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah
yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat
kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan
untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami
karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah,
memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari
suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci
mengenai pokok permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini
yaitu: (a) Memilih domain yang akan dianalisis; (b) Mengidentifikasi seluruh
20
kontral yang telah ditemukan; (c) Menyiapkan lembar paradigm; (d)
Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai; (e) Menggabungkan
demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; (f) Menyiapkan pertanyaan
kontras untuk ciri yang tidak ada; (g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk
melengkapi data; (h) Menyiapkan paradigma lengkap.
2.6. 4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala
yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian
banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam
setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan
yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu
kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan
mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:
(1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode
pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang
terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis,
peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi.
Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran
peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian.
Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: (a) Melebur diri; (b) Melakukan analisis
komponen terhadap istilah acuan; (c) Menemukan perspektif yang lebih luas
melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya; (d) Menguji demensi
kontras seluruh domain yang telah dianalisis; (e) Mengidentifikasi domain
21
terorganisir; (f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain;
(g) Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial,
kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh
dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian
maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.
2.6.5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)
Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya
pada deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum
berusaha menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat
telah memadainya rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena
sosial yang relevan, barulah peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan
hubungan di antara fenomena-fenomena yang ada, dan kemudian mengujinya
dengan menggunakan porsi data yang lain. Tiga aspek kegiatan yang penting
untuk dilakukan, yaitu:
– Menulis catatan atau note writing.
– Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts.
– Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept
definition and the elaboration of theory.
2.6.6 Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:
Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
22
Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar dan membuat indeksnya, berpikir dengan jalan membuat agar kategori
data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola,hubungan-hubungan
dan temuan-temuan umum. (Seiddel, 1998).
Pada analisis data kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil wawancara dan
diskusi kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan
dan dirangkum. Tahapan-tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut:
a. Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka;
b. Membaca, mendengar, dan melihat;
c. Transkrip wawancara dari perekam;
d. Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;Anonim dari data
yang sensitif;
e. Koding;
f. Identifikasi tema;
g. Pengkodingan ulang;
h. Pengembangan kategori;
i. Eksplorasi hubungan antara kategori;
j. Pengulangan tema dan kategori;
k. Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;
l. Pengujian data dengan teori lain; dan
m. Penulisan laporan, termasuk dari data asli jika tepat (seperti kutipan dari
wawancara).
Pelaksanaan analisis memiliki empat sifat dasar, yaitu: (1) analisis
induktif, (2) dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (3) interaktif,
23
(4) proses siklus. Analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Informasi
yang dikumpulkan di lapangan digunakan untuk membuat simpulan akhir, bukan
untuk membuktikan hipotesis. Oleh karenanya peneliti harus menggali informasi
selengkap mungkin. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data. Artinya, analisis harus sudah dilakukan sejak awal, tidak sama
dengan dengan analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah
semua data terkumpul. Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu
pengumpulan data masih berlangsung, misalnya dalam bentuk perbandingan antar
unit data, pengelompokan data, maupun pengumpulan data sudah berakhir, dalam
penyusunan laporan yang melibatkan analisis tahap akhir. Proses siklus dilakukan
sejak awal pengumpulan data sampai akhir sebagai kelanjutan proses refleksi
(Sutopo, 2005).
Menurut Lexy J. Moleong, dalam penelitian kualitatif ada tiga model
analisis data, yakni (1) metode perbandingan tetap (constant comparative method)
seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss dalam buku mereka the
Discovery of Grounded Research. (2) Metode analisis data menurut Miles &
Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data
Analysis). (3) metode analisis data menurut Spradley sebagai yang ditemukan
dalam bukunya Participant Observation. Dinamakan metode perbandingan tetap
atau constant comparative method karena dalam analisa data, secara tetap
membandingkan satu datum dengan datum yang lainnya, dan kemudian secara
tetap membandingkan katagori dengan katagori lainnya. Secara umum proses
analisis datanya mencakup: reduksi data, katagorisasi data, sintesisasi, dan
diakhiri dengan penyusunan hipotesis kerja.
24
Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).
Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar
analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.
Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak
data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena
bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi
terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa.
Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk
menuju pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus
berpatokan pada tujuan penelitian dan rumusan masalahnya. Analisis dan
interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang penelitian.
Adapun urutannya terletak pada tahap setelah tahap pengumpulan data. Dalam arti
sempit, analisis data di artikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas
tabulasi dan rekapitulasi data.
Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan
sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian,
25
menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca
atau dianalisis. Rekapitulasi merupakan langkah penjumlahan dari setiap
kelompok sasaran penelitian yang memiliki karakter yang sama, berdasar kriteria
yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.
Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak cukup hanya
terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak tahap. Di
antaranya adalah tahap reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Lebih dari sekedar itu, pengolahan data, yang
tidak lain merupakan tahap analisis dan interpretasi data mencakup langkah-
langkah reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan
/verifikasi.
Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data,
namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun
penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang. Penyajian data merupakan
proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau
pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.
Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian
data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat,
namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di
dalam data yang telah disajikan. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan
proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat
yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali
melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya
26
berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan
perumusan masalah yang ada.
Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan
dilalui oleh para peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian pokok di atas
telah dikemukakan bahwa tahap dan proses analisis dan interpretasi data, setidak-
tidaknya terdiri atas tiga komponen penting yang meliputi (1) reduksi, (2)
penyajian, dan (3) kesimpulan/ verifikasi.
Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi (1) Pengolahan data, yang
terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data, (3) interpretasi data
dan (4) penarikan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi. Tahap tahap di atas
hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi
tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan meliputi:
• Membuat ringkasan
• Mengkode
• Menelusur tema
• Membuat gugus-gugus
• Membuat partisi
• Menulis Memo
27
2.7 Pengecekkan Keabsahan Temuan
Kualitatif sebagai salah satu metode penelitian memiliki standarisasi
tersendiri dalam menentukan tingkat kepercayaan sebuah data yang ditemukan di
lapangan. Pandangan umum mengenai data penelitian yang diperoleh dalam
penelitian kualitatif yang cenderung individualistik dan dipengaruhi oleh
subjektivitas peneliti menjadikan data penelitian ini cukup dipertanyakan
objektivitasnya. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari istrumen penelitian dan
validasi peneliti sebagai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti itu sendiri.
Data yang dihasilkan berdasarkan temuan peneliti dideskripsikan sesuai
dengan pandangan subjektif peneliti mengenai apa yang diperoleh selama
melakukan penelitian. Penentuan sudut pandang dan penafsiran peneliti terhadap
temuan di lapangan sangat dipengaruhi oleh kemapanan intelektual peneliti dalam
mengelaborasi sebuah data. Sehingga gagasan subjektivitas yang disampaikan
tetap mengacu pada konsep rasionalis yang menjadikan rasio sebagai pisau bedah
dalam mengurai data yang diperoleh. Selain itu, data yang dilaporkan oleh peneliti
harus berekuivalen dengan realitas yang ada di lapangan.
Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta
merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengujian data terlebih dahulu
sesuai dengan prosedural yang telah ditetapkan sebagai seleksi akhir dalam
menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum
melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melihat
28
tingkat kesahihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui
pengujian keabsahan data yang meliputi uji validitas dan reliabilitas.
dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif
menggunakan validityas interbal (credibility) pada aspek nilai kebenaran, pada
penerapannya ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan realibilitas
(dependability) pada aspek konsistensi, serta obyektivitas (confirmability) pada
aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kualitatif, tingkat keabsahan
lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan
data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap
keberhasilan sebuah penelitian.
Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas
(validityas interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai dengan prosedur uji
kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam-macam pengujian
kredibilitas menurut Sugiyono (2014) antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.
a. Perpanjangan Pengamatan
Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan narasumber
sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan oleh narasumber karena
telah memercayai peneliti. Selain itu, perpanjangan pengamatan dan mendalam
dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh.
Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila pengecekan kembali data
di lapangan telah kredibel.
29
b. Meningkatkan Ketekunan
Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan merupakan wujud dari
peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh peneliti. Ini dimaksudkan guna
meningkatkan kredibilitas data yang diperoleh. Dengan demikian, peneliti dapat
mendeskripsikan data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Triangulasi
Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah
informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap
data yang telah ada.
Triangulasi Sumber, Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh kemudian dideskripsikan dan dikategorisasikan sesuai dengan apa yang
diperoleh dari berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan data
yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara mngecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya dengan
melakukan observasi, wawancara, atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang
berbeda maka peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna
memperoleh data yang dianggap benar.
Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan awal dapat
memberikan informasi yang berbeda pada pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu,
30
perlu dilakukan pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data yang
lebih kredibel.
d. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang
berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak
ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya. Dengan demikian temuan penelitian menjadi
lebih kredibel (Sugiyono, 2014).
e. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Bahan yang dimaksud dapat berupa alat perekam suara,
kamera, handycam dan lain sebagainya yang dapat digunakan oleh peneliti selama
melakukan penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung
kredibilitas data.
f. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya
data tersebut valid. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu
periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau
kesimpulan (Sugiyono, 2014).
31
Pemaparan mengenai uji kredibilitas telah dijelaskan secara gamblang.
Pengujian kredibilitas yang akan dilakukan oleh peneliti terhadap perolehan data
yang ditemukan di lapangan dapat mengikuti langkah-langkah yang telah
diuraikan sebelumnya. Peneliti dapat mengambil cara pengujian kredibilitas baik
secara keseluruhan maupun hanya menggunakan beberapa tahap pengujian yang
telah dipaparkan. Nilai yang diperoleh dalam temuan penelitian kualitatif tidak
bersifat universal tetapi dapat diterapkan apabila memiliki konteks dan situasi
yang mirip dengan objek penelitian. Untuk mengetahui hal tersebut, maka
pengujian transferability perlu dilakukan guna memberikan uraian yang rinci,
jelas dan sistematis, dan dapat dipercaya oleh pembaca mengenai hasil penelitian.
Dengan demikian, generalisasi dapat dihindari oleh pembaca karena telah
memahami seluk beluk data yang diperoleh dalam penelitian. Pembaca akan bijak
untuk menerapkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan konteks dan situasi yang
identik dengan penelitian yang dimaksud.
Lebih lanjut, untuk mengetahui seluruh rangkaian penelitian maka
diperlukan pula pengujian depenability. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh
pengaudit independen untuk memperoleh gambaran objektif mengenai proses
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, baik pada saat menentukan masalah,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, uji
keabsahan data, hingga menemukan hasil dalam penelitian. Depenability
penelitian tidak akan diragukan apabila peneliti dapat bertanggung jawab dan
menjabarkan secara sistematis keseluruhan rangkaian penelitian yang telah
dilakukan.
32
Sebuah proses dalam penelitian kualitatif juga memiliki peran yang signifikan
dalam menentukan hasil penelitian. Proses yang dimaksud menjadi penentu arah
dan gerak penelitian yang dilaksanakan. Hal ini juga terkait dengan pengujian
konfirmability yang perlu dilakukan dalam penelitian kualitatif. Menurut
Sugiyono (2014), menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,
dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar konfirmability
2.8 Tahap-tahap Penelitian
Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif,
seperti yang dikemukakan oleh John W. Creswell dalam bukunya Research
Design Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Approaches second edition
(2003), menyebutkan bahwa tahapan atau prosedur dalam pendekatan kualitatif
meliputi langkah-langkah sebagai berikut;
1. The Assumptions Of Qualitative Designs
2. The Type of Design
3. The Researcher’s Role
4. The Data Collection Procedures
5. Data Recording Procedures
6. Data Analysis Procedures
7. Verification Steps
8. The Qualitative Narrative
Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam
Asep Suryana (2007:5) tahapan penelitian kualitatif meliputi:
33
1. Menentukan permasalahan
2. Melakukan studi literatur
3. Penatapan lokasi
4. Studi pendahuluan
5. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi
terarah
6. Analisa data selama penelitian
7. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Dari pendapat para ahli diatas kami mencoba menjabarkan secara garis
besar langkah-langkah penelitian kualitatif dalam tiga tahap yakni:
A. PERSIAPAN
1) Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam
lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa
yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.
2) Memilih lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih
lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data.
3) Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian.
4) Menjajagi dan melihat keadaan
proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena
kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu atau tidak.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal
penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan narasumber.
34
6) Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai
pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Dalam rangka kepentingan
pengumpulan data, teknik yang digunakan dapat berupa kegiatan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
B. LAPANGAN
1) Memahami dan memasuki lapangan
Memahami latar penelitian; latar terbuka; dimana secara terbuka orang
berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup dimana peneliti
berinteraksi secara langsung dengan orang.
Penampilan, Menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan
budaya latar penelitian. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak
netral dengan peran serta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan
subjek. Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan informasi
yang dibutuhkan.
2) Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, jadi
peneliti harus berperanaktif dalam pengumpulan sumber
C. PENGOLAHAN DATA
1. Analisis Data
Melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan, peneliti dalam hal
ini bisa melakukan interpretasi dari data yang didapatkan dilapangan.
2. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan dan melakukan verifikasi atau kritik sumber apakah data tersebut
valid atau tidak.
3. Narasi Hasil Analisis
Langkah terakhir adalah pelaporan hasil penelitian dalam bentuk tulisan
dan biasanya pendekatan kualitatif lebih cenderung menggunakan metode
deskriptif-analitis