Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah berproses selama 28 tahun, pada akhirnya di tanggal 4 Agustus 2018,
Patung Garuda Wisnu Kencana yang berdiri di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
(GWK) telah diresmikan sebagai ikon pariwisata Bali dalam acara Swadharma Ning
Pertiwi. Kehadiran Patung Garuda Wisnu Kencana ini tak hanya untuk membangun
infrastruktur dari sebuah kebudayaan, melainkan juga sebagai bentuk persembahan
kepada bangsa Indonesia yang pada Agustus 2018 telah memasuki usia kemerdekaan
yang ke-73 tahun. Menteri Pariwisata Republik Indonesia Arief Yahya mengungkapkan
keyakinannya bahwa sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar di
Indonesia pada tahun 2019 selain minyak dan gas. (Dikutip dari
https://nasional.kompas.com/read/2018/ 08/16/16511231/menpar-yakin-tahun-2019-
sektor-pariwisata-jadi-penyumbang-devisa-terbesar diakses pada 25 Agustus 2018
pukul 08.05 WIB).
Keberagaman seni dan budaya yang dimiliki Indonesia dapat menjadi potensi
utama dalam mengembangkan sektor pariwisata khususnya pariwisata budaya. Salah
satu daerah di Indonesia yang memiliki pengaruh yang cukup besar untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia melalui sektor pariwisata, adalah provinsi Bali yang termasuk
salah satu daerah di Indonesia yang masih kental menjaga kebudayaan daerahnya.
Sebagaimana dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Kepariwisataan Budaya Bali Pada BAB I Pasal 1 ayat 14 berbunyi: “Kepariwisataan
Budaya Bali adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada Kebudayaan Bali
yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana sebagai potensi
utama dengan menggunakan kepariwisataan sebagai wahana aktualisasinya, sehingga
terwujud hubungan timbal-balik yang dinamis antara kepariwisataan dan kebudayaan
yang membuat keduanya berkembang secara sinergis, harmonis dan berkelanjutan
untuk dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, kelestarian budaya dan
lingkungan”. (Dikutip dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/ Details/22260 diakses
pada 26 Agustus 2018 pukul 10.33 WIB)
Berbagai penghargaan telah diraih Bali dalam bidang pariwisata yakni sebagai
The Best Island Tourist Destination dan Best Overseas Tourism City yang diberikan
oleh C-Trip pada tahun 2015. Di tahun 2017 Bali menjadi destinasi pariwisata pertama
di Asia yang mengalahkan 418 destinasi unggulan di seluruh belahan dunia dengan
mendapatkan penghargaan sebagai destinasi wisata terbaik atau TripAdvisor Travellers’
Choice Award 2017 yang diberikan oleh TripAdvisor Asia Pasific. Kepariwisataan telah
menjadi penggerak perekonomian dan pembangunan di Bali sehingga kepariwisataan
merupakan bagian yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan
masyarakat dan pembangunan di Bali.
TABEL 1.1
DATA KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU
MASUK INDONESIA
Lokasi 2014 2015 2016 2017
Ngurah Rai Airport (Bali) 3,731,735 3,936,066 4,885,062 5,682,248
Soekarno-Hatta Airport
(Jakarta)
2,246,437 2,368,628 2,603,195 2,749,321
Batam 1,454,110 1,587,719 1,510,203 1,564,717
Tanjung Uban 320,861 304,010 305,404 368,587
Kualanamu 234,724 197,818 203,947 237,361
Sumber: https://data.go.id/ diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 08.35 WIB
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, Bali merupakan daerah yang
paling sering dikunjungi berdasarkan jalur pintu masuk Indonesia sehingga Menteri
Pariwisata menetapkan Bali sebagai bagian dari 3 greaters place selain Jakarta dan
Batam. Sebagai daerah yang terbanyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, Bali
pun tercatat sebagai daerah dengan penyumbang devisa terbesar melalui sektor
pariwisata yakni sekitar 70 Triliun pertahun. (Dikutip dari
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2678955/bali-destinasi-favorit-penyumbang-
devisa-terbesar diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 09.10 WIB). Hal ini tentu
sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Tentang
Pedoman Pembinaan Pengembangan Kepariwisataan Nasional Pada Bab II Pasal 2 ayat
(a), sebagaimana pengembangan pariwisata bertujuan untuk “Meningkatkan pendapatan
devisa pada khususnya dan Pendapatan Negara dan Masyarakat pada umumnya,
perluasan kesempatan, serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan
industri-industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya”. (Dikutip dari
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/
arsip/ln/1969/Inpres_1969_9_PedomanPembinaanPengembanganPariwisataNasional.pd
f pada 25 Agustus 2018 pukul 18.01 WIB)
Banyaknya kunjungan wisatawan ke Bali, membuat semakin banyak pula objek
wisata yang berkembang di Bali. Hal ini membuat objek wisata satu dengan objek
wisata lainnya selalu berusaha semaksimal mungkin agar menjadi objek wisata
unggulan yang dapat menjadi incaran wisatawan. Selama ini, Bali kerap kali dikenal
dengan keindahan alamnya seperti pantai, pegunungan, danau, dan lain-lain. Tak hanya
itu, kuliner, seni dan budaya pun tak terlepas dari Bali sehingga hal-hal tersebutlah yang
lebih banyak dikenal sebagai ciri khas Bali oleh para wisatawan. Walaupun demikian,
Bali tetaplah harus memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya melalui landmark yang
dapat menjadi ikon daerah. Keberadaan ikon pada suatu daerah sangatlah penting untuk
mengingatkan orang dengan tempat tersebut, menjadi ciri khas dan dapat menimbulkan
kesan yang positif bagi yang memandang maupun mengunjungi tempat tersebut.
Gambar 1.1 Patung Garuda Wisnu Kencana
Sumber: www.idntimes.com diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 09.10 WIB
Keberadaan Landmark berupa Patung Garuda Wisnu Kencana dengan lebar
patung 65 meter dan ketinggian 121 meter dari atas tanah yang merupakan patung
tertinggi ke-3 di dunia setelah patung Spring Temple Buddha di Tiongkok dan Laykyun
Setkyar di Myanmar, yang membuat Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana menjadi
ikon Pariwisata Bali, tentu tidak terlepas dari unsur-unsur kebudayaan Bali. Tidak
hanya ukuran Patung Garuda Wisnu Kencana saja yang penting untuk diketahui
masyarakat, melainkan nilai-nilai kebudayaan yang ada dalam patung tersebut juga
sangat erat kaitannya dengan kebudayaan Bali dan ajaran agama Hindu. Sebagai Daya
Tarik Wisata Budaya di Bali, tentu Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana menekankan
untuk selalu menampilkan nilai-nilai budaya Bali baik dalam produk utamanya maupun
segala aktivitasnya seperti pertunjukan seni, dan lain sebagainya.
Pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana yang telah usai setelah berproses
selama 28 tahun kini menjadi identitas sekaligus kebanggaan bagi Indonesia karena
ukurannya yang mendunia serta merupakan hasil karya anak bangsa, seperti proyek
mercusuar Indonesia lainnya yang sebelumnya telah menjadi kebanggaan Indonesia.
Proyek mercusuar merupakan proyek yang bertujuan mengembangkan identitas
penanda serta menjadi kebanggaan bagi masyarakat yang terdapat di dalam suatu negara
atau wilayah tersebut. Beberapa contoh proyek mercusuar di Indonesia yakni Tugu
Monas, Gelora Bung Karno, Patung Selamat Datang, dan lain-lain. Proyek mercusuar
pada akhirnya pun menjadi identitas atau ikon dari suatu daerah yang dapat dijadikan
sebagai branding wisata di daerah tersebut. Branding tidak hanya dibutuhkan oleh
produk maupun jasa melainkan sebuah kota, tempat, maupun negara juga membutuhkan
branding untuk dapat menjadi pembeda serta bersaing dengan daerah lainnya yang
dapat meningkatkan pendapatan suatu daerah. branding adalah bagaimana cara
membangun perbedaan dalam brand di benak masyarakat (Adamson, Allen P, 2006:18).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan rasa bangganya
terhadap Patung Garuda Wisnu Kencana di malam peresmian Patung GWK 22
September 2018. “Saya tadi diberikan penjelasan bahwa patung ini lebih tinggi dari
pada patung Liberty di Amerika Serikat. Selesainya mahakarya ini bukan hanya
membanggakan rakyat Bali, masyarakat Bali tetapi juga membanggakan seluruh
masyarakat Indonesia. Hal ini membuktikan sebagai bangsa yang besar kita bukan
hanya mewarisi karya-karya besar peradaban bangsa masa lalu, yang indah seperti
Candi Borobudur, Candi Prambanan tapi di era kekinian bangsa kita juga bisa
berkarya, bisa berkreasi untuk membangun sebuah peradaban, untuk melahirkan
mahakarya yang baru, yang juga mengagumkan kita semua, yang juga diakui dan
dikagumi dunia”. (Dikutip dari https://www.liputan6.com/news/read/3650090/ jokowi-
resmikan-patung-garuda-wisnu- kencana diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul
14.31 WIB).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gede
Pitana juga menyatakan keyakinannya terhadap GWK dapat menjadi identitas Bali dan
Indonesia sama seperti identitas-identitas negara lain yaitu Patung Liberty milik
Amerika, Taj Mahal India, dan lain sebagainya. (Dikutip dari https://kumparan.com/
@kumparannews/pasca-pembangunan-gwk-selesai-diharapkan-7-5-juta-wisatawan-ke-
bali-1533295225512257718 diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 09.15 WIB).
Rampungnya proses pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana merupakan sebuah
momentum untuk mengembangkan pariwisata Indonesia khususnya Bali melalui upaya
komunikasi yang lebih optimal. Gde Pitana mengatakan keyakinannya terhadap GWK
sebagai identitas Bali. “Kami yakin, Garuda Wisnu Kencana akan menjadi identitas
Bali dan Indonesia. Karena Garuda Wisnu Kencana memiliki kesinambungan
modernitas dengan budaya tradisional,” ujarnya. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga
turut berpendapat, “Kini dengan adanya GWK pariwisata Bali makin lengkap. Bali
bukan saja mengandalkan pariwisata berbasis alam dan berbasis budaya, melainkan
juga pariwisata berbasis pada kreativitas manusianya” ujarnya. (Dikutip dari
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180806123331-269319869/swadharma-
ning-pertiwi-kukuhkan-garuda-wisnu-kencana diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
pukul 09.16 WIB). “GWK juga akan memperkuat Bali sebagai destinasi nomor 1 dunia
versi TripAdvisor 2017 yang diperoleh dari traveller's review”, ujar Menteri Pariwisata
Arief Yahya dalam postingan Instagramnya, Senin (21/5/2018). Menurut Menpar, GWK
juga sudah menjadi destinasi terbaik nomor 1 untuk destinasi bulan madu versi Ctrip
yang merupakan online travel agent terbesar di China yang mewakili suara traveler.
(Dikutip darihttps://travel.detik.com/travel-news/d-4030759/patung-gwk-bikin-bali-
makin-mantap-sebagai-destinasi-dunia diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 09.16
WIB).
Gambar 1.2 Proses Pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana
Sumber: https://regional.kompas.com diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
pukul 09.25 WIB)
Dua puluh delapan tahun tentu bukanlah waktu yang sebentar untuk
mengembangkan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana hingga dikenal seperti
sekarang ini. Walaupun Patung Garuda Wisnu Kencana belum rampung pada saat itu,
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali selalu menantikan selesainya patung
tersebut secara antusias yang salah satunya dapat dilihat dari kolom komentar pada
media sosial Instagram @gwkbali. Instagram merupakan salah satu media sosial yang
dimanfaatkan oleh GWK dalam menerapkan strategi komunikasinya. Pada media sosial
Instagram, komunikasi dapat berlangsung dengan interaktif karena admin dari media
sosial Instagram selalu membalas dan menjawab pertanyaan dari netizen. Setiap
harinya, Instagram GWK mengunggah konten minimal tiga kali postingan baik dalam
bentuk reminder event, announcement, news, dan lain-lain. Sampai saat ini, Instagram
GWK telah memiliki 1.985 posts, dan 31.400 followers terhitung sampai tanggal 27
September 2018 pukul 17.13 WIB.
Gambar 1.3 Antusias Masyarakat Menyambut Patung Garuda Wisnu
Kencana
Sumber: Instagram @gwkbali diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 09.26
WIB
Disisi lain, ada banyak hal menarik yang disuguhkan di Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana selain potongan patung-patung yang belum rampung tersebut, yakni
tarian tradisional dan musik tradisional Bali, parade budaya Bali, kerajinan tangan khas
Bali, kuliner, foto studio, film animasi Petualangan Garuda Cilik yang telah menerima
penghargaan Piala Citra sebagai Film Animasi Pendek Terbaik pada tahun 2015, dan
lain sebagainya. Film yang berdurasi selama 35 menit ini ditayangkan setiap harinya di
diorama Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Film ini merupakan persembahan dari
PT Garuda Adhimatra Indonesia sebagai bagian dari Alam Sutera yang menceritakan
kisah perjalanan Burung Garuda mencari Tirtha Amrta demi menyelematkan ibunya
sehingga ia diberi anugerah untuk menjadi “kendaraan” Dewa Wisnu sebagaimana
Patung Garuda Wisnu Kencana yang telah berdiri megah saat ini. Segala informasi
terkait Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana pun di publikasikan ke dalam website
resmi yang dapat diakses oleh publik.
Gambar 1.4 Cuplikan Film Animasi Petualangan Garuda Cilik
Sumber: YouTube GWK Cultural Park Official diakses pada tanggal 25 Agustus
2018 pukul 10.03 WIB
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana tidak hanya menyasar wisatawan
nusantara melainkan wisatawan mancanegara juga menjadi sasaran audiens, sehingga
Bahasa yang digunakan di website resmi maupun di akun resmi media sosial seperti
instagram, twitter, facebook, pun menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional. Menurut peneliti, semua informasi yang di tampilkan di dalam website
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ke publik ditata dengan apik. Informasi terkait
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, ditampilkan melalui gambar dengan keterangan
yang singkat dan jelas. Beberapa informasi juga ada yang dijelaskan melalui video
lengkap dengan voice over yang informatif. Masyarakat pun dapat membeli tiket masuk
GWK melalui website. Informasi yang dimuat pada website GWK meliputi fasilitas,
agenda, kuliner, tempat, berita, dan lain sebagainya.
Gambar 1.5 Tampilan Beranda Pada Website Garuda Wisnu Kencana
Sumber: http://gwkbali.com/ diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 10.05
WIB
Tidak hanya melalui website dan media sosial resmi Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana, rampungnya Patung Garuda Wisnu Kencana membuat Daya Tarik
Wisata ini diliput dan menjadi pembicaraan oleh berbagai media khususnya media
online. Dari hasil pencarian terhadap Patung Garuda Wisnu Kencana pada Agustus
2018, ditemukan sekitar 5.000 lebih ulasan yang dimuat oleh media online sebagai
bahan berita. Media-media tersebut membuat berita mengenai sejarah pembangunan
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, diresmikannya Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana sebagai ikon pariwisata Bali, dan lain sebagainya. Salah satu media online
yang memuat pemberitaan mengenai Patung Garuda Wisnu Kencana adalah
kompas.com yang berjudul “Patung GWK Akhirnya Tegak Berdiri Setelah 28 Tahun”.
Di dalam berita tersebut membahas mengenai perjalanan pembangunan Patung Garuda
Wisnu Kencana selama 28 tahun, fakta-fakta dibalik pembangunan Patung Garuda
Wisnu Kencana, pendapat Nyoman Nuarta selaku pemrakarsa Patung Garuda Wisnu
Kencana, serta acara syukuran “Swadharma Ning Pertiwi” setelah rampungnya proses
pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana.
Gambar 1.6 Hasil Pencarian Berita Mengenai Patung Garuda Wisnu
Kencana
Sumber: www.google.co.id diakses pada tanggal 25 Agustus 2018 pukul 10.22
WIB
Setiap bulan terdapat kurang lebih 4.000 pengunjung dan terjadi peningkatan
50% menjelang hari raya keagamaan dan tahun baru serta terjadi peningkatan 10-15%
setiap tahunnya. Peningkatan kunjungan wisatawan ini juga terkait dengan seiring
seringnya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana digunakan sebagai tempat
diselenggarakannya kegiatan atau event mulai dari tingkat lokal, nasional bahkan
internasional. (Dikutip dari https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/
16/10/20/ofc2io384-pengunjung-gwk-setiap-bulan-capai-4000-wisatawan diakses pada
25 Agustus 2018 pukul 08.19 WIB). Masyarakat maupun pemerintah tentu menaruh
harapan lebih kepada Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana khususnya dalam hal
meningkatkan kunjungan wisatawan agar dapat pula meningkatkan perekonomian
Indonesia. Direktur Utama PT Garuda Adhimatra Indonesia Harjanto Titohadiguno pun
menyampaikan pihaknya akan membuat perencanaan bisnis yang disesuaikan dengan
kepentingan para stakeholders untuk mendukung target kunjungan wisatawan melalui
patung Garuda Wisnu Kencana tersebut. (Dikutip dari
https://kumparan.com/@kumparannews/pasca-pembangunan-GWK-selesai-diharapkan-
7-5-juta-wisatawan-ke-bali1533295225512257718 diakses pada tanggal 25 Agustus
2018 pukul 08.19 WIB).
Dijadikannya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana sebagai tempat
diselenggarakannya event-event besar pun mendatangkan keuntungan tersendiri bagi
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Melalui event-event tersebut, dapat menjadi
promosi gratis karena banyaknya pengunjung pada event tersebut akan membuat Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana semakin dikenal dan diharapkan dapat menjadi tempat
tujuan utama wisatawan. Event tersebut seperti Dreamfields Festival 2015 yang
dikunjungi sekitar 15.000 pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Tak hanya
Dreamfields, event lainnya yang digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana juga
mendatangkan hingga ribuan pengunjung seperti konser NET. Nyanyian Raya 2015
yang kurang lebih dihadiri oleh 75.000 pengunjung, Saga Music Festival yang telah
melebihi target diatas 45.000 pengunjung, Soundrenaline, dan masih banyak lagi event-
event lain yang kerap diselenggarakan di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Selain
event hiburan, pada Oktober 2018 GWK pun menjadi tempat host country dinner
reception yang dihadiri sekitar 3.700 delegasi IMF & WB Annual Meeting.
TABEL 1.2
BEBERAPA CONTOH EVENT YANG PERNAH DISELENGGARAKAN DI
TAMAN BUDAYA GWK
Dreamfields Bali 2015 di Lotus Pond
Garuda Wisnu Kencana
Sumber: https://www.veemee-
visuals.com diakses pada tanggal 25
Agustus 2018 pukul 15.03 WIB
Soundrenaline 2017 di Lotus Pond
Garuda Wisnu Kencana
Sumber: https://www.kaskus.co.id/
diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
pukul 15.07 WIB
Konser NET.Nyanyian Raya 2015 di
Lotus Pond Garuda Wisnu Kencana
Sumber: https://merahputih.com/
diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
pukul 15.08 WIB
Sumber: Olahan Peneliti, Agustus 2018
Pengelolaan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang baik, membuat tempat
ini meraih berbagai penghargaan yakni sebagai Indonesia Leading Cultural Park dari
Indonesia Travel & Tourism Award (ITTA) 2017/2018, serta Bali Leading Cultural
Park dari Bali Tourism Award 2017. Tak hanya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
dengan Patung Garuda Wisnu Kencana, beberapa daerah di Indonesia pun memiliki
landmark yang juga menjadi kebanggaan dan identitas daerahnya. Seperti Monas di
Jakarta, Candi Borobudur di Magelang, Jembatan Ampera di Palembang, dan lain
sebagainya. Di Bali, terdapat pula beragam objek wisata sejenis dengan Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata Budaya. Beberapa diantaranya
ialah Taman Werdhi Budaya, Taman Nusa, Pura Tanah Lot, Pura Besakih dan lain
sebagainya yang lebih banyak mengembangkan peninggalan-peninggalan dan
kebudayaan masa lalu (sejarah) serta lebih mengarah pada wisata religi, berbeda dengan
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang tidak hanya memanfaatkan alam (bukit
batu kapur) melainkan telah menciptakan seni dan budaya melalui kreativitas manusia,
yakni Patung Garuda Wisnu Kencana yang kini menjadi patung tertinggi ketiga di dunia
dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan dan juga modernitas.
TABEL 1.3
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE DAYA TARIK WISATA BUDAYA
LAINNYA DI BALI
Daya Tarik
Wisata
Data Kunjungan Wisatawan
2014 2015 2016 2017
Taman Werdhi
Budaya
14.312 15.704 14.345 10.300
Taman Nusa 50.014 90.247 38.013 37.631
Kerta Gosa 45.795 43.683 42.430 53.322
Taman Ayun 329.691 363.507 369.963 697.468
Pura Tanah Lot 3.123.205 3.179.617 3.524.335 3.497.825
Sumber: https://bali.bps.go.id/ diakses pada tanggal 20 November 2018 pukul 19.19
WIB
Banyaknya Daya Tarik Wisata Budaya di Bali membuat Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana perlu menerapkan strategi komunikasi yang baik agar tetap bertahan
diantara Daya Tarik Wisata Budaya lainnya. Tak hanya itu, Patung Garuda Wisnu
Kencana sebagai produk utama yang menjadi alasan dibangunnya Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana sebagai tempat untuk patung, justru baru dapat diselesaikan
setelah 28 tahun lamanya. Walaupun demikian, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
selalu mengalami perkembangan yang sangat baik walaupun selama 28 tahun produk
utamanya yakni Patung Garuda Wisnu Kencana baru dapat terselesaikan. Hal ini tentu
tidak terlepas dari strategi komunikasi yang dilakukan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Middleton (dalam Cangara, 2013:61) bahwasannya strategi komunikasi adalah
kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi (komunikator, pesan, media,
komunikan, efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi secara optimal.
Strategi komunikasi diletakkan sebagai bagian dari perencanaan komunikasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan (Cangara, 2013:63). Strategi komunikasi merupakan
taktik menyusun rencana komunikasi dalam menentukan langkah untuk memperoleh
hasil yang sesuai dengan tujuan. Sebagai salah satu Daya Tarik Wisata Budaya di Bali,
peneliti ingin mengetahui bagaimanakah Strategi Komunikasi Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Bali serta faktor-
faktor pendukung maupun penghambat dalam menjalankan strategi komunikasi.
1.2. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti fokus membahas mengenai strategi komunikasi
yang dilakukan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya di Bali serta faktor pendukung maupun penghambat dalam menjalankan strategi
komunikasi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Bali?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana dalam menjalankan strategi komunikasi?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini, adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Bali.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana dalam menjalankan strategi komunikasi.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
- Memberikan gagasan demi mengembangkan Ilmu Komunikasi serta dapat
menambah literatur ilmiah yang berkaitan dengan strategi komunikasi
khususnya dalam bidang pariwisata.
- Menjadi bahan rujukan dan referensi dalam melakukan pengajaran maupun
penelitian pada strategi komunikasi.
1.5.2 Manfaat Praktis
- Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan serta
pemahaman lebih jauh dan mendalam mengenai strategi komunikasi Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Bali.
- Bagi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, penelitian ini dapat menjadi
bahan acuan maupun bahan evaluasi dalam menentukan strategi komunikasi
yang optimal, meningkatkan faktor-faktor yang mendukung kegiatan strategi
komunikasi, serta mengevaluasi faktor penghambat kegiatan strategi
komunikasi.
- Bagi objek pariwisata sejenis, penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan
ataupun referensi untuk diterapkan.
1.6. Waktu dan Periode Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan sejak Agustus 2018 hingga Januari 2019.
TABEL 1.4
WAKTU DAN PERIODE PENELITIAN
NO
KEGIATAN 2018 2019
Agustus September Oktober November Desember Januari
1. Mencari dan
menetapkan
fenomena
3. Penyusunan
BAB I
4. Penyusunan
BAB II
5. Penyusunan
BAB III
6. Pengajuan
Seminar
Proposal
7. Penyusunan
BAB IV dan
V
8. Pendaftaran
Sidang
Skripsi
9. Sidang
Skripsi
Sumber: Olahan Peneliti, Agustus 2018