Upload
trinhkhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan peran sumber daya manusia membawa banyak
perubahan didalam pengembangan organisasi yang ada saat ini. Sumber daya
manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi.
Oleh sebab itu penyusunan strategi sumber daya manusia harus relevan
terhadap penyusunan strategi bisnis. Hal ini tentu saja membutuhkan tenaga
sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi. Tenaga
sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi ini harus
bisa dipertahankan keberadaannya di dalam organisasi. Ada beberapa cara
mempertahankan keberadaan tenaga sumber daya manusia dalam organisasi,
salah satunya adalah dengan meningkatkan semangat kerja karyawan.
Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan kesediaan
karyawan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dalam
memberikan segenap kemampuan yang dimilikinya baik tenaga, pikiran,
perasaan, dan waktu di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan guna menunjang
terwujudnya tujuan perusahaan.
Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat
kerja dan kegairahan kerja maka mereka akan memperoleh banyak
keuntungan. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja maka
pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi,
absensi akan dapat diperkecil, perpindahan karyawan dapat diperkecil
2
seminimal mungkin, dan tentunya masih ada banyak keuntungan lainya yang
dapat diperoleh. Oleh karena itu perusahaan harus cepat mengantisipasi semua
indikasi-indikasi yang dapat menurunkan semangat kerja dan kegairahan
kerja karena akan sangat merugikan perusahaan. Dengan demikian perusahaan
dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan dan pemecahan masalah
seawal mungkin. Menurut Nitisemitro (1991:161) indikasi-indikasi turunnya
semangat dan kegairahan kerja antara lain adalah: rendahnya produktivitas
kerja, tingkat absensi yang naik/tinggi, labour turover yang tinggi, tingkat
kerusakan yang tinggi/meningkat, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang
sering terjadi, pemogokan. Sedangkan Zainun (1989:91) berpendapat bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja
karyawan dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi, kepuasan kerja,
lingkungan kerja, partisipasi, motivasi, dan kepemimpinan.
Bila mana seseorang karyawan bekerja pada suatu organisasi, maka
dari padanya diharapkan untuk menggemari dan menyukai pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya. Kalau dia menerima pekerjaan itu padahal dia tidak
menyenangi dan menyukainya, maka dapat dipastikan orang itu tidak akan
mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Selain itu
karyawan tersebut juga harus dapat menyukai organisasi itu secara
keseluruhan. Karyawan yang menunjukkan sikap yang menyenangi
pekerjaannya itu bilamana dia mengetahui tujuan, garis-garis besar kebijakan
pimpinan dan bidang usaha serta kegiatan organisasi di mana dia berada.
Setelah karyawan yang menjadi anggota organisasi menunjukkan sikap yang
3
positif secara tidak langsung dia akan menunjukkan kemauan baik untuk
mewujudkan apa yang telah menjadi tujuan organisasi.
Masalah pengembangan tenaga kerja akan semakin meningkat
sejalan dengan meningkatnya industrialisasi dan teknologi. Kondisi demikian
tentunya menuntut perusahaan agar mengembangkan tenaga kerja yang
mempunyai semangat dalam bekerja sehingga kegiatan perusahaan lancar, dan
mengalami kemajuan sehingga perusahaan dapat berjaya.
Prestasi kerja diartikan sebagai hasil karya seorang tenaga kerja
selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal
standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama (Soeprihanto dalam Roziana, 2003). Setiap
perusahaan perlu melakukan penilaian prestasi kerja para karyawannya,
dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kerja, kuantitas kerja,
dapat tidaknya diandalkan, dan sikap para karyawan. Dengan demikian maka
pihak pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan apakah karyawan
layak diberikan penghargaan atau sebaliknya. Perusahaan yang baik senantiasa
berusaha meningkatkan kesejahtraan karyawannya. Produktivitas kerja
karyawan akan meningkat bila karyawan tahu bahwa melalui penilaian
prestasi kerja akan mempengaruhi penghasilan yang diterimanya, artinya
semakin baik prestasi kerjanya semakin besar pula pendapatan yang diterima.
Produktivitas juga akan meningkat bila karyawan tahu bahwa prestasi
kerjanya mempengaruhi dirinya untuk dipromosikan berdasar pada suatu alur
yang jelas.
4
Indian Estetika sebagai salah satu perusahaan kerajinan patung
bercorak suku Indian yang memiliki jumlah karyawan 62 orang, tentunya
dalam hal peningkatan prestasi kerja haruslah mendapat perhatian khusus
mengingat mayoritas tingkat pendidikan dari para karyawannya hanyalah
SMU atau sederajat. Padahal tingkat persaingan dengan pihak pesaing
semakin ketat dan perlunya menjaga kualitas produk yang berstandart ekspor
dimana para konsumen rata-rata adalah dari manca negara. Pengadaan mesin-
mesin dengan teknologi yang tinggi tanpa dibarengi dengan peningkatan
kualitas para tenaga kerjanya ternyata belum dapat menjamin produksi patung
Indian yang ada mampu memenuhi permintaan pasar.
Bergesernya peran sumber daya manusia berdampak pada fungsi
sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia harus ditata ulang agar dapat
mengikuti perubahan tersebut. Salah satu strategi untuk mengantisipasi perubahan
dalam organisasi yaitu dengan cara menciptakan strategi organisasi yang relevan
terhadap strategi bisnis. Penyusunan strategi organisasi tentunya membutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia ini didapat dengan
cara meningkatkan kemampuan karyawan melalui pengembangan sumber daya
manusia di dalam organisasi dengan cara memotivasi karyawan dengan tepat,
menjalin komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, meningkatkan
partisipasi para karyawan, peningkatan kepuasan kerja, menciptakan lingkungan
kerja yang menyenangkan, dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan.
Dengan demikian kegairahan dan semangat kerja karyawan akan meningkat
dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Dengan tingginya
5
semangat kerja diharapkan meningkatkan prestasi kerja karyawan pula. Dengan
adanya prestasi kerja yang dicapai karyawan maka secara tidak langsung tujuan
perusahaan akan tercapai. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk
mengambil sebuah judul penelitian yaitu “Pengaruh faktor semangat kerja
terhadap prestasi kerja karyawan Indian Estetika Godean Yogyakarta”,
dimana hasil dari penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi yang berarti
bagi manajemen sumber daya manusia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana pengaruh faktor semangat kerja terhadap prestasi
kerja di Indian Estetika Godean Yogyakarta ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk mendapat hasil penelitian yang terarah sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai maka penulis membatasi permasalahan antara lain :
1. Penelitian dilakukan di Indian Estetika Godean Yogyakarta.
2. Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan kesediaan karyawan baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama/kelompok dalam
memberikan segenap kemampuan yang dimilikinya baik tenaga, pikiran,
perasaan, dan waktu di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan guna
menunjang terwujudnya tujuan perusahaan. Zainun (1989:91) berpendapat
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
6
semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi,
kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi, dan
kepemimpinan. Sedangkan Wursanto dalam Roziana (2003)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi merosotnya semangat
kerja yaitu faktor kepemimpinan, faktor pengawasan, dan faktor
kebutuhan. Sedangkan menurut Kossen (1983:228), faktor-faktor yang
mempengaruhi semangat kerja adalah keberhasilan organisasi, sifat
pekerjaan itu sendiri, kelompok kerja, kepemimpinan, konsep tentang diri
dan keperluan pribadi. Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, dalam
penelitian ini variabel faktor-faktor semangat kerja yang diteliti didasarkan
pada pendapat Zainun (1989 : 91), yaitu:
a) Faktor motivasi: motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang
karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku ( Gibson,
1995:185). Variabel faktor motivasi yang diteliti meliputi :
1. Imbalan\gaji yang diperoleh karyawan.
2. Dorongan dan dukungan dari keluarga.
3 Penghargaan atas prestasi kerja yang diberikan pimpinan kepada
karyawan.
b) Faktor komunikasi: komunikasi/comunication diartikan sebagai proses
pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat berupa
rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran
dan sebagainya (Nitisemito, 1991:239). Variabel faktor komunikasi
yang diteliti meliputi :
7
1. Pemanfaatan komunikasi dalam bekerja
2. Pengunaan kode-kode dalam komunikasi, seperti: pengkodean nama
produk, pengkodean atas dasar jenis produk dan pengkodean
lainnya.
3.Cara-cara dalam melaksanakan komunikasi, seperti komunikasi
dengan cara tertulis, komunikasi dengan cara lisan, komunikasi
dengan cara gambar-gambar.
c) Faktor partisipasi: partisipasi sebenarya diambil dari kata
participation, yang artinya mengikut sertakan/melibatkan pihak lain
(Nitisemito, 1991:260). Variabel faktor partisipasi yang diteliti
meliputi : keikutsertaan/keterlibatan karyawan di dalam perencanaan-
perencanaan dan penentuan/penyusunan kebijakan di perusahaan.
d). Faktor kepuasan kerja: kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan
memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2000: 193). Variabel faktor
kepuasan kerja yang diteliti meliputi : kepuasan karyawan atas
kesesuai tugas/pekerjaan yang dibebankan dengan yang di inginkan
karyawan.
e). Faktor lingkungan kerja: lingkungan kerja mempunyai pengertian
segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya. Variabel faktor lingkungan kerja yang diteliti
meliputi:
8
1. Fasilitasi tempat kerja
2. Tersedianya peralatan-peralatan kerja yang memadai
3. Tersedianya alat-alat perlindungan kerja yang mencegah karyawan
dari kecelakaan kerja
f). Faktor kepemimpinan: kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran yang ditetapkan. Variabel faktor kepemimpinan yang diteliti
meliputi :
1. Perlakuan, sikap, dan tindakan atasan kepada bawahan
2. Kejelasan atasan dalam memberikan tugas
3. Pemberian tanggungjawab dan kepercayaan kepada bawahan
3. Prestasi kerja menurut Soeprihanto dalam Roziana (2003), diartikan
sebagai hasil karya seorang tenaga kerja selama periode tertentu
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama. Penilaian prestasi kerja karyawan dalam penelitian ini mengacu
pada konsep yang telah dikemukakan oleh Soeprihanto dalam Roziana
(2003) yang menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah karyawan telah
melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan. Dengan
demikian variabel prestasi kerja yang diteliti adalah kemampuan karyawan
dilihat dari jumlah hasil produksi yang dapat dicapai karyawan dalam satu
bulan yaitu pada bulan Desember 2004.
9
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh variabel faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja di Indian
Estetika Godean Yogyakarta
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan tentang pengaruh dan hubungan variabel faktor
semangat kerja terhadap prestasi kerja di Indian Estetika Godean
Yogyakarta dan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam
menentukan strategi dimasa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca
Memberikan kontribusi tambahan dalam memahami masalah pengaruh
faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja karyawan di Indian
Estetika Godean Yogyakarta.
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku
kuliah dan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi
dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
1.6. Hipotesis
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Roziana Ainul Hidayat
(2003), beberapa faktor semangat kerja yang terdiri dari: motivasi,
10
komunikasi, partisipasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan
kepemimpinan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap prestasi kerja karyawan operasional PT. Petrokimia Gresik.
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah
bahwa faktor semangat kerja yaitu motivasi, komunikasi, partisipasi,
kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap prestasi kerja karyawan
Indian Estetika Godean Yogyakarta.
1.7. Metodologi Penelitian
1.7.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2003 : 72). Populasi penelitian ini adalah semua karyawan produksi di
Indian Estetika Godean Yogyakarta yang berjumlah 55 orang.
1.7.2. Sampel
Pengambilan sampel merupakan salah satu faktor yang penting dalam
penelitian ini sampel sebagai sub bagian dari populasi tentunya harus
mampu mewakili kondisi populasi sebenarnya sehingga hasil penelitian
valid. Populasi penelitian ini adalah semua karyawan produksi di Indian
Estetika Godean Yogyakarta yang berjumlah 55 orang sehingga teknik
sampling yang dilakukan non probability sampling yaitu purposive sampling
11
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2003 : 78). Yang menjadi sampel dalam Peenelitian ini adalah seluruh
karyawan produksi divisi aksesoris di Indian Estetika Godean Yogyakarta
yang berjumlah 30 karyawan.
1.7.3. Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder
1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian
Indian Estetika Godean Yogyakarta
2. Data sekunder, yaitu data yang dapat diperoleh dari literatur, dokumen
perusahaan, artikel-artikel penelitian, majalah dan buku bacaaan lainnya
yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penelitian ini. Data
sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi jumlah hasil
produksi yang dicapai karyawan produksi divisi aksesoris dalam satu
bulan yaitu bulan Desember 2004, dan profil Indian Estetika Godean
Yogyakarta.
12
1.7.4. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan
kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos
atau perantara). Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer
yaitu pendapat responden. Kuesioner penelitian ini terdiri dari satu bagian
yang berisi 18 pertanyaan mengenai faktor semangat kerja. Alternatif
jawaban yang disediakan adalah pernyataan sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Pilihan
jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert
yang mempunyai nilai sebagai berikut:
Tabel 1.1. Skala Likert
Alternatif jawaban Keterangan Nilai
SS Sangat setuju 5 S Setuju 4 R Ragu-ragu 3 TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
2. Wawancara
Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada responden. Wawancara berguna untuk mendapatkan
data dari tangan pertama (primer), melengkapi teknik pengumpulan data
lainnya dan menguji hasil pengumpulan data lainnya. Wawancara akan
13
dilakukan dengan pihak manajemen dan karyawan bagian produksi divisi
aksesoris untuk melengkapi data primer dan data sekunder.
1.8. Uji Kuesioner
Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan kuesioner perlu mendapat
perhatian agar hasil yang diperoleh adalah benar dan dapat mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Kuesioner haruslah
memenuhi kriteria valid (tepat) dan reliabel (stabil). Sebelum menganalisa
mengenai pengaruh faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja, terlebih
dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari kuesioner.
1.8.1. Uji Validitas (kesahihan)
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kecermatan suatu test dalam
melakukan fungsi ukur. Dalam pengujian ini digunakan korelasi produk
moment (Umar, 2000 : 190), dengan rumus sebagai berikut :
( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222
)()(
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan :
r : Koefisien korelasi setiap pertanyaan atau item
X : Skor atau nilai dari setiap pertanyaan atau item.
Y : Skor atau total nilai dari setiap item atau pertanyaan.
N : Jumlah sampel (responden)
14
Dengan taraf nyata (∝) = 5% dengan signifikansi 95% maka:
Kriteria pengujian uji validitas adalah :
• Jika r-hitung positif, serta r-hitung > r-tabel, maka butir atau item
tersebut valid.
• Jika r-hitung negatif dan r-hitung < r-tabel, maka butir atau item
tersebut tidak valid.
1.8.2. Uji Reliabilitas (kehandalan)
Uji reliabilitas merupakan suatu pengujian yang menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran itu memberikan hasil yang relatif tidak berbeda
bila dilakukan pengulangan pengukuran dilakukan beberapa terhadap
subyek yang sama, uji ini hanya dapat dilakukan pengulangan pengukuran
yang valid saja. Dalam pengukuran ini menggunakan teknik “belah dua”
yaitu dengan menggolong-golongkan item yang bernomor genap dan
ganjil dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Setelah
koefisien item bernomor ganjil dengan item bernomor genap ditemukan,
maka untuk estimasi reliabilitas test digunakan rumus Spearman Brown
(Umar, 2000 : 199), dengan rumus sebagai berikut :
rxy
rxyrbb +=
1)(2
Keterangan :
rbb : Koefisien Reliability
rxy : Koefisien korelasi antara item bernomor genap dan item
bernomor ganjil.
15
Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah :
• Jika r-hitung positif dan r-hitung > r tabel, maka butir atau variabel
tersebut reliabel.
• Jika r-hitung positif dan r-hitung < r tabel, maka butir tersebut tidak
reliabilitas
1.9. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara faktor
semangat kerja dengan prestasi kerja maka digunakan analisis regresi
linier berganda. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat apakah ada
pengaruh kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat Untuk
penyelesaian masalah dan menguji hipotesis dalam penelitian ini
digunakan pengujian analisis regresi linier berganda. Secara umum rumus
yang digunakan dari regresi linier berganda ini adalah (Djarwanto, 1993)
Y = 0β + 1β X1 + 2β X2 +……+ bnXn + e
Karena dalam penelitian ini terdiri dari 7 variabel yaitu 6 variabel bebas
dan 1 variabel terikat, maka formula dari model regresi linear berganda
yang digunakan adalah :
eXXXXXXY +++++++= 6655443322110 βββββββ
Dimana :
Y : Prestasi Kerja karyawan
X1 : Motivasi
16
X2 : Komunikasi
X3 : Partisipasi
X4 : Kepuasan kerja
X5 : Lingkungan kerja
X6 : Kepemimpinan
0β : Konstanta, yaitu nilai Y pada saat semua variabel X bernilai nol.
1β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X1
2β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X2
3β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X3
4β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X4
5β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X5
6β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien
regresi dari variabel X6
e : Suatu kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata nol untuk
tujuan perhitungan e = 0
17
1.10. Uji Statistik
Pengujian koefisien regresi berganda. Untuk menguji signifikansi
pengaruh antara faktor semangat kerja dengan prestasi kerja dilakukan tahap
pengujian sebagai berikut :
Tahap pengujian hipotesis :
1. Uji Tanda
Untuk menguji tandanya searah dengan yang ditemukan dalam teori
2. Uji Signifikan
Untuk membuktikan apakah faktor semangat kerja karyawan
berpengaruh terhadap prestasi kerja, maka perlu diadakan pengujian
terhadap koefisien regresinya.
Adapun pengujiannya sebagai berikut :
a. Uji t
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari faktor
semangat kerja terhadap prestasi kerja.
dengan menggunakan rumus hipotesis (Damodar, 1997:78)
( )1
1
ββ
SeThitung =
Di mana : 1β = koefisien regresi
Se( 1β ) = Standar error ( 1β )
Dimana Asumsinya:
H0 : variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel tidak bebas
18
Ha : variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel
tidak bebas
Pada α = 0,05 apabila hasil pengujian memungkinkan:
1. hitungt > 2αt , n-k-1 atau hitungt < -
2αt , n-k-1 dan apabila
probabilitas kurang dari 5% maka 0H ditolak dan aH diterima.
2. -2αt , n-k-1 ≤ hitungt ≤
2αt , n-k-1 dan apabila probabilitas
kesalahan lebih dari 5% maka 0H diterima dan aH ditolak.
Gambar 1.1. Daerah penerimaan dan penolakan 0H
Untuk uji t
b. Uji F
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel independen
dan variabel dependen mempunyai hubungan. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F. Menurut Sugiyono
(2003:190) Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
( ) ( )11)1(
2
2
−−−−
=knR
kRFhitung
-tα/2,n-k-1
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
tα/2, n-k-1
Daerah Penolakan Ho
19
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
n = jumlah sampel
k = jumlah varibal independent
Adapun langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis
H0 : variabel bebas (independent) secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent)
Ha : variabel bebas (independent) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat (dependent)
2. Taraf signifikan menggunakan α = 0,05
3. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
jika Fhitung > Ftabel maka signifikan (H0 ditolak dan Ha diterima)
jika Fhitung ≤ Ftabel maka tidak signifikan (H0 diterima dan Ha ditolak)
Gambar 1.2.
Daerah Penerimaan dan penolakan Ho Untuk Uji F
Daerah diterimaHO
221,347
Daerah ditolak HO
2,464
20
c. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara
variabel dependent dengan variabel independent. Dengan kata lain
berapa % variabel dependent dapat diterangkan oleh variabel
independent secara bersama-sama. Koefisien determinasi dengan
rumus:
ESS R² = TSS Dimana: ESS = Explained Sum of Squares
TSS = Total Sum of Squares
1.11. Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan berisi pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, metode pengumpulan
data, uji kuesioner, metode analisis data, pengujian statistik, dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori berisi tentang pengertian manajemen
personalia, fungsi manajemen personalia, pengertian semangat kerja, faktor-
faktor semangat kerja, indikasi turun/rendahnya semangat kerja, sebab-sebab
turunnya semangat kerja, menilai semangat kerja, beberapa cara meningkatkan
semangat kerja, penertian prestasi kerja karyawan, metode penilaian prestasi,
penilaian prestasi kerja.
21
BAB III Gambaran Umum Indian Estetika Godean Yogyakarta
menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi
perusahaan, struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia Indian
Estetika, manajemen operasi Indian Estetika, manajemen pemasaran Indian
Estetika..
BAB IV Analisis Data berisi tentang penjelasan mengenai gambaran
hasil penelitian, analisis validitas dan realibilitas, analisis prosentase, regresi
berganda, pengujian statistik antara faktor semangat kerja dengan prestasi
kerja karyawan Indian Estetika Godean Yogyakarta dan pembahasan secara
menyeluruh.
BAB V Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan dari hasil
analisis yang telah diperoleh serta saran bagi Indian Estetika Godean
Yogyakarta berdasarkan hasil penelitian akhir.