21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan peran sumber daya manusia membawa banyak perubahan didalam pengembangan organisasi yang ada saat ini. Sumber daya manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi. Oleh sebab itu penyusunan strategi sumber daya manusia harus relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Hal ini tentu saja membutuhkan tenaga sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi. Tenaga sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi ini harus bisa dipertahankan keberadaannya di dalam organisasi. Ada beberapa cara mempertahankan keberadaan tenaga sumber daya manusia dalam organisasi, salah satunya adalah dengan meningkatkan semangat kerja karyawan. Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan kesediaan karyawan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dalam memberikan segenap kemampuan yang dimilikinya baik tenaga, pikiran, perasaan, dan waktu di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan guna menunjang terwujudnya tujuan perusahaan. Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja dan kegairahan kerja maka mereka akan memperoleh banyak keuntungan. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil, perpindahan karyawan dapat diperkecil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.ukdw.ac.idsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/11993183/cffb48...manusia di dalam organisasi dengan cara memotivasi karyawan

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan peran sumber daya manusia membawa banyak

perubahan didalam pengembangan organisasi yang ada saat ini. Sumber daya

manusia merupakan salah satu bidang fungsional strategi dalam organisasi.

Oleh sebab itu penyusunan strategi sumber daya manusia harus relevan

terhadap penyusunan strategi bisnis. Hal ini tentu saja membutuhkan tenaga

sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi. Tenaga

sumber daya Manusia yang berkualitas dan berkompetensi tinggi ini harus

bisa dipertahankan keberadaannya di dalam organisasi. Ada beberapa cara

mempertahankan keberadaan tenaga sumber daya manusia dalam organisasi,

salah satunya adalah dengan meningkatkan semangat kerja karyawan.

Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan kesediaan

karyawan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dalam

memberikan segenap kemampuan yang dimilikinya baik tenaga, pikiran,

perasaan, dan waktu di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan guna menunjang

terwujudnya tujuan perusahaan.

Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat

kerja dan kegairahan kerja maka mereka akan memperoleh banyak

keuntungan. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja maka

pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi,

absensi akan dapat diperkecil, perpindahan karyawan dapat diperkecil

2

seminimal mungkin, dan tentunya masih ada banyak keuntungan lainya yang

dapat diperoleh. Oleh karena itu perusahaan harus cepat mengantisipasi semua

indikasi-indikasi yang dapat menurunkan semangat kerja dan kegairahan

kerja karena akan sangat merugikan perusahaan. Dengan demikian perusahaan

dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan dan pemecahan masalah

seawal mungkin. Menurut Nitisemitro (1991:161) indikasi-indikasi turunnya

semangat dan kegairahan kerja antara lain adalah: rendahnya produktivitas

kerja, tingkat absensi yang naik/tinggi, labour turover yang tinggi, tingkat

kerusakan yang tinggi/meningkat, kegelisahan dimana-mana, tuntutan yang

sering terjadi, pemogokan. Sedangkan Zainun (1989:91) berpendapat bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja

karyawan dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi, kepuasan kerja,

lingkungan kerja, partisipasi, motivasi, dan kepemimpinan.

Bila mana seseorang karyawan bekerja pada suatu organisasi, maka

dari padanya diharapkan untuk menggemari dan menyukai pekerjaan yang

ditugaskan kepadanya. Kalau dia menerima pekerjaan itu padahal dia tidak

menyenangi dan menyukainya, maka dapat dipastikan orang itu tidak akan

mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Selain itu

karyawan tersebut juga harus dapat menyukai organisasi itu secara

keseluruhan. Karyawan yang menunjukkan sikap yang menyenangi

pekerjaannya itu bilamana dia mengetahui tujuan, garis-garis besar kebijakan

pimpinan dan bidang usaha serta kegiatan organisasi di mana dia berada.

Setelah karyawan yang menjadi anggota organisasi menunjukkan sikap yang

3

positif secara tidak langsung dia akan menunjukkan kemauan baik untuk

mewujudkan apa yang telah menjadi tujuan organisasi.

Masalah pengembangan tenaga kerja akan semakin meningkat

sejalan dengan meningkatnya industrialisasi dan teknologi. Kondisi demikian

tentunya menuntut perusahaan agar mengembangkan tenaga kerja yang

mempunyai semangat dalam bekerja sehingga kegiatan perusahaan lancar, dan

mengalami kemajuan sehingga perusahaan dapat berjaya.

Prestasi kerja diartikan sebagai hasil karya seorang tenaga kerja

selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal

standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama (Soeprihanto dalam Roziana, 2003). Setiap

perusahaan perlu melakukan penilaian prestasi kerja para karyawannya,

dimana hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kerja, kuantitas kerja,

dapat tidaknya diandalkan, dan sikap para karyawan. Dengan demikian maka

pihak pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan apakah karyawan

layak diberikan penghargaan atau sebaliknya. Perusahaan yang baik senantiasa

berusaha meningkatkan kesejahtraan karyawannya. Produktivitas kerja

karyawan akan meningkat bila karyawan tahu bahwa melalui penilaian

prestasi kerja akan mempengaruhi penghasilan yang diterimanya, artinya

semakin baik prestasi kerjanya semakin besar pula pendapatan yang diterima.

Produktivitas juga akan meningkat bila karyawan tahu bahwa prestasi

kerjanya mempengaruhi dirinya untuk dipromosikan berdasar pada suatu alur

yang jelas.

4

Indian Estetika sebagai salah satu perusahaan kerajinan patung

bercorak suku Indian yang memiliki jumlah karyawan 62 orang, tentunya

dalam hal peningkatan prestasi kerja haruslah mendapat perhatian khusus

mengingat mayoritas tingkat pendidikan dari para karyawannya hanyalah

SMU atau sederajat. Padahal tingkat persaingan dengan pihak pesaing

semakin ketat dan perlunya menjaga kualitas produk yang berstandart ekspor

dimana para konsumen rata-rata adalah dari manca negara. Pengadaan mesin-

mesin dengan teknologi yang tinggi tanpa dibarengi dengan peningkatan

kualitas para tenaga kerjanya ternyata belum dapat menjamin produksi patung

Indian yang ada mampu memenuhi permintaan pasar.

Bergesernya peran sumber daya manusia berdampak pada fungsi

sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia harus ditata ulang agar dapat

mengikuti perubahan tersebut. Salah satu strategi untuk mengantisipasi perubahan

dalam organisasi yaitu dengan cara menciptakan strategi organisasi yang relevan

terhadap strategi bisnis. Penyusunan strategi organisasi tentunya membutuhkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia ini didapat dengan

cara meningkatkan kemampuan karyawan melalui pengembangan sumber daya

manusia di dalam organisasi dengan cara memotivasi karyawan dengan tepat,

menjalin komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, meningkatkan

partisipasi para karyawan, peningkatan kepuasan kerja, menciptakan lingkungan

kerja yang menyenangkan, dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan.

Dengan demikian kegairahan dan semangat kerja karyawan akan meningkat

dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Dengan tingginya

5

semangat kerja diharapkan meningkatkan prestasi kerja karyawan pula. Dengan

adanya prestasi kerja yang dicapai karyawan maka secara tidak langsung tujuan

perusahaan akan tercapai. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk

mengambil sebuah judul penelitian yaitu “Pengaruh faktor semangat kerja

terhadap prestasi kerja karyawan Indian Estetika Godean Yogyakarta”,

dimana hasil dari penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi yang berarti

bagi manajemen sumber daya manusia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana pengaruh faktor semangat kerja terhadap prestasi

kerja di Indian Estetika Godean Yogyakarta ?

1.3. Batasan Masalah

Untuk mendapat hasil penelitian yang terarah sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai maka penulis membatasi permasalahan antara lain :

1. Penelitian dilakukan di Indian Estetika Godean Yogyakarta.

2. Semangat kerja merupakan sikap kejiwaan dan kesediaan karyawan baik

secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama/kelompok dalam

memberikan segenap kemampuan yang dimilikinya baik tenaga, pikiran,

perasaan, dan waktu di dalam pelaksanaan tugas pekerjaan guna

menunjang terwujudnya tujuan perusahaan. Zainun (1989:91) berpendapat

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

6

semangat kerja karyawan dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi,

kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi, motivasi, dan

kepemimpinan. Sedangkan Wursanto dalam Roziana (2003)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi merosotnya semangat

kerja yaitu faktor kepemimpinan, faktor pengawasan, dan faktor

kebutuhan. Sedangkan menurut Kossen (1983:228), faktor-faktor yang

mempengaruhi semangat kerja adalah keberhasilan organisasi, sifat

pekerjaan itu sendiri, kelompok kerja, kepemimpinan, konsep tentang diri

dan keperluan pribadi. Bertolak dari pendapat-pendapat di atas, dalam

penelitian ini variabel faktor-faktor semangat kerja yang diteliti didasarkan

pada pendapat Zainun (1989 : 91), yaitu:

a) Faktor motivasi: motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang

karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku ( Gibson,

1995:185). Variabel faktor motivasi yang diteliti meliputi :

1. Imbalan\gaji yang diperoleh karyawan.

2. Dorongan dan dukungan dari keluarga.

3 Penghargaan atas prestasi kerja yang diberikan pimpinan kepada

karyawan.

b) Faktor komunikasi: komunikasi/comunication diartikan sebagai proses

pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat berupa

rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran

dan sebagainya (Nitisemito, 1991:239). Variabel faktor komunikasi

yang diteliti meliputi :

7

1. Pemanfaatan komunikasi dalam bekerja

2. Pengunaan kode-kode dalam komunikasi, seperti: pengkodean nama

produk, pengkodean atas dasar jenis produk dan pengkodean

lainnya.

3.Cara-cara dalam melaksanakan komunikasi, seperti komunikasi

dengan cara tertulis, komunikasi dengan cara lisan, komunikasi

dengan cara gambar-gambar.

c) Faktor partisipasi: partisipasi sebenarya diambil dari kata

participation, yang artinya mengikut sertakan/melibatkan pihak lain

(Nitisemito, 1991:260). Variabel faktor partisipasi yang diteliti

meliputi : keikutsertaan/keterlibatan karyawan di dalam perencanaan-

perencanaan dan penentuan/penyusunan kebijakan di perusahaan.

d). Faktor kepuasan kerja: kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan

memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2000: 193). Variabel faktor

kepuasan kerja yang diteliti meliputi : kepuasan karyawan atas

kesesuai tugas/pekerjaan yang dibebankan dengan yang di inginkan

karyawan.

e). Faktor lingkungan kerja: lingkungan kerja mempunyai pengertian

segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya. Variabel faktor lingkungan kerja yang diteliti

meliputi:

8

1. Fasilitasi tempat kerja

2. Tersedianya peralatan-peralatan kerja yang memadai

3. Tersedianya alat-alat perlindungan kerja yang mencegah karyawan

dari kecelakaan kerja

f). Faktor kepemimpinan: kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan

sasaran yang ditetapkan. Variabel faktor kepemimpinan yang diteliti

meliputi :

1. Perlakuan, sikap, dan tindakan atasan kepada bawahan

2. Kejelasan atasan dalam memberikan tugas

3. Pemberian tanggungjawab dan kepercayaan kepada bawahan

3. Prestasi kerja menurut Soeprihanto dalam Roziana (2003), diartikan

sebagai hasil karya seorang tenaga kerja selama periode tertentu

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran

atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

bersama. Penilaian prestasi kerja karyawan dalam penelitian ini mengacu

pada konsep yang telah dikemukakan oleh Soeprihanto dalam Roziana

(2003) yang menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu sistem yang

digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah karyawan telah

melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan. Dengan

demikian variabel prestasi kerja yang diteliti adalah kemampuan karyawan

dilihat dari jumlah hasil produksi yang dapat dicapai karyawan dalam satu

bulan yaitu pada bulan Desember 2004.

9

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh variabel faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja di Indian

Estetika Godean Yogyakarta

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan tentang pengaruh dan hubungan variabel faktor

semangat kerja terhadap prestasi kerja di Indian Estetika Godean

Yogyakarta dan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam

menentukan strategi dimasa yang akan datang.

2. Bagi Pembaca

Memberikan kontribusi tambahan dalam memahami masalah pengaruh

faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja karyawan di Indian

Estetika Godean Yogyakarta.

3. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat selama di bangku

kuliah dan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi

dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.

1.6. Hipotesis

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Roziana Ainul Hidayat

(2003), beberapa faktor semangat kerja yang terdiri dari: motivasi,

10

komunikasi, partisipasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan

kepemimpinan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna

terhadap prestasi kerja karyawan operasional PT. Petrokimia Gresik.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah

bahwa faktor semangat kerja yaitu motivasi, komunikasi, partisipasi,

kepuasan kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap prestasi kerja karyawan

Indian Estetika Godean Yogyakarta.

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2003 : 72). Populasi penelitian ini adalah semua karyawan produksi di

Indian Estetika Godean Yogyakarta yang berjumlah 55 orang.

1.7.2. Sampel

Pengambilan sampel merupakan salah satu faktor yang penting dalam

penelitian ini sampel sebagai sub bagian dari populasi tentunya harus

mampu mewakili kondisi populasi sebenarnya sehingga hasil penelitian

valid. Populasi penelitian ini adalah semua karyawan produksi di Indian

Estetika Godean Yogyakarta yang berjumlah 55 orang sehingga teknik

sampling yang dilakukan non probability sampling yaitu purposive sampling

11

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2003 : 78). Yang menjadi sampel dalam Peenelitian ini adalah seluruh

karyawan produksi divisi aksesoris di Indian Estetika Godean Yogyakarta

yang berjumlah 30 karyawan.

1.7.3. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder

1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

Indian Estetika Godean Yogyakarta

2. Data sekunder, yaitu data yang dapat diperoleh dari literatur, dokumen

perusahaan, artikel-artikel penelitian, majalah dan buku bacaaan lainnya

yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penelitian ini. Data

sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi jumlah hasil

produksi yang dicapai karyawan produksi divisi aksesoris dalam satu

bulan yaitu bulan Desember 2004, dan profil Indian Estetika Godean

Yogyakarta.

12

1.7.4. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan

kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos

atau perantara). Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer

yaitu pendapat responden. Kuesioner penelitian ini terdiri dari satu bagian

yang berisi 18 pertanyaan mengenai faktor semangat kerja. Alternatif

jawaban yang disediakan adalah pernyataan sangat setuju (SS), setuju (S),

ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Pilihan

jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert

yang mempunyai nilai sebagai berikut:

Tabel 1.1. Skala Likert

Alternatif jawaban Keterangan Nilai

SS Sangat setuju 5 S Setuju 4 R Ragu-ragu 3 TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

2. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara lisan kepada responden. Wawancara berguna untuk mendapatkan

data dari tangan pertama (primer), melengkapi teknik pengumpulan data

lainnya dan menguji hasil pengumpulan data lainnya. Wawancara akan

13

dilakukan dengan pihak manajemen dan karyawan bagian produksi divisi

aksesoris untuk melengkapi data primer dan data sekunder.

1.8. Uji Kuesioner

Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan kuesioner perlu mendapat

perhatian agar hasil yang diperoleh adalah benar dan dapat mencerminkan

keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Kuesioner haruslah

memenuhi kriteria valid (tepat) dan reliabel (stabil). Sebelum menganalisa

mengenai pengaruh faktor semangat kerja terhadap prestasi kerja, terlebih

dahulu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas dari kuesioner.

1.8.1. Uji Validitas (kesahihan)

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kecermatan suatu test dalam

melakukan fungsi ukur. Dalam pengujian ini digunakan korelasi produk

moment (Umar, 2000 : 190), dengan rumus sebagai berikut :

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

2222

)()(

YYnXXn

YXXYnr

Keterangan :

r : Koefisien korelasi setiap pertanyaan atau item

X : Skor atau nilai dari setiap pertanyaan atau item.

Y : Skor atau total nilai dari setiap item atau pertanyaan.

N : Jumlah sampel (responden)

14

Dengan taraf nyata (∝) = 5% dengan signifikansi 95% maka:

Kriteria pengujian uji validitas adalah :

• Jika r-hitung positif, serta r-hitung > r-tabel, maka butir atau item

tersebut valid.

• Jika r-hitung negatif dan r-hitung < r-tabel, maka butir atau item

tersebut tidak valid.

1.8.2. Uji Reliabilitas (kehandalan)

Uji reliabilitas merupakan suatu pengujian yang menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran itu memberikan hasil yang relatif tidak berbeda

bila dilakukan pengulangan pengukuran dilakukan beberapa terhadap

subyek yang sama, uji ini hanya dapat dilakukan pengulangan pengukuran

yang valid saja. Dalam pengukuran ini menggunakan teknik “belah dua”

yaitu dengan menggolong-golongkan item yang bernomor genap dan

ganjil dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Setelah

koefisien item bernomor ganjil dengan item bernomor genap ditemukan,

maka untuk estimasi reliabilitas test digunakan rumus Spearman Brown

(Umar, 2000 : 199), dengan rumus sebagai berikut :

rxy

rxyrbb +=

1)(2

Keterangan :

rbb : Koefisien Reliability

rxy : Koefisien korelasi antara item bernomor genap dan item

bernomor ganjil.

15

Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah :

• Jika r-hitung positif dan r-hitung > r tabel, maka butir atau variabel

tersebut reliabel.

• Jika r-hitung positif dan r-hitung < r tabel, maka butir tersebut tidak

reliabilitas

1.9. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara faktor

semangat kerja dengan prestasi kerja maka digunakan analisis regresi

linier berganda. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat apakah ada

pengaruh kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat Untuk

penyelesaian masalah dan menguji hipotesis dalam penelitian ini

digunakan pengujian analisis regresi linier berganda. Secara umum rumus

yang digunakan dari regresi linier berganda ini adalah (Djarwanto, 1993)

Y = 0β + 1β X1 + 2β X2 +……+ bnXn + e

Karena dalam penelitian ini terdiri dari 7 variabel yaitu 6 variabel bebas

dan 1 variabel terikat, maka formula dari model regresi linear berganda

yang digunakan adalah :

eXXXXXXY +++++++= 6655443322110 βββββββ

Dimana :

Y : Prestasi Kerja karyawan

X1 : Motivasi

16

X2 : Komunikasi

X3 : Partisipasi

X4 : Kepuasan kerja

X5 : Lingkungan kerja

X6 : Kepemimpinan

0β : Konstanta, yaitu nilai Y pada saat semua variabel X bernilai nol.

1β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X1

2β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X2

3β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X3

4β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X4

5β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X5

6β : Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien

regresi dari variabel X6

e : Suatu kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata nol untuk

tujuan perhitungan e = 0

17

1.10. Uji Statistik

Pengujian koefisien regresi berganda. Untuk menguji signifikansi

pengaruh antara faktor semangat kerja dengan prestasi kerja dilakukan tahap

pengujian sebagai berikut :

Tahap pengujian hipotesis :

1. Uji Tanda

Untuk menguji tandanya searah dengan yang ditemukan dalam teori

2. Uji Signifikan

Untuk membuktikan apakah faktor semangat kerja karyawan

berpengaruh terhadap prestasi kerja, maka perlu diadakan pengujian

terhadap koefisien regresinya.

Adapun pengujiannya sebagai berikut :

a. Uji t

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari faktor

semangat kerja terhadap prestasi kerja.

dengan menggunakan rumus hipotesis (Damodar, 1997:78)

( )1

1

ββ

SeThitung =

Di mana : 1β = koefisien regresi

Se( 1β ) = Standar error ( 1β )

Dimana Asumsinya:

H0 : variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas

18

Ha : variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel

tidak bebas

Pada α = 0,05 apabila hasil pengujian memungkinkan:

1. hitungt > 2αt , n-k-1 atau hitungt < -

2αt , n-k-1 dan apabila

probabilitas kurang dari 5% maka 0H ditolak dan aH diterima.

2. -2αt , n-k-1 ≤ hitungt ≤

2αt , n-k-1 dan apabila probabilitas

kesalahan lebih dari 5% maka 0H diterima dan aH ditolak.

Gambar 1.1. Daerah penerimaan dan penolakan 0H

Untuk uji t

b. Uji F

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel independen

dan variabel dependen mempunyai hubungan. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F. Menurut Sugiyono

(2003:190) Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

( ) ( )11)1(

2

2

−−−−

=knR

kRFhitung

-tα/2,n-k-1

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

tα/2, n-k-1

Daerah Penolakan Ho

19

Dimana :

R2 = Koefisien Determinasi

n = jumlah sampel

k = jumlah varibal independent

Adapun langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis

H0 : variabel bebas (independent) secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent)

Ha : variabel bebas (independent) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel terikat (dependent)

2. Taraf signifikan menggunakan α = 0,05

3. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

jika Fhitung > Ftabel maka signifikan (H0 ditolak dan Ha diterima)

jika Fhitung ≤ Ftabel maka tidak signifikan (H0 diterima dan Ha ditolak)

Gambar 1.2.

Daerah Penerimaan dan penolakan Ho Untuk Uji F

Daerah diterimaHO

221,347

Daerah ditolak HO

2,464

20

c. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara

variabel dependent dengan variabel independent. Dengan kata lain

berapa % variabel dependent dapat diterangkan oleh variabel

independent secara bersama-sama. Koefisien determinasi dengan

rumus:

ESS R² = TSS Dimana: ESS = Explained Sum of Squares

TSS = Total Sum of Squares

1.11. Sistematika Penulisan

BAB I. Pendahuluan berisi pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, metode pengumpulan

data, uji kuesioner, metode analisis data, pengujian statistik, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori berisi tentang pengertian manajemen

personalia, fungsi manajemen personalia, pengertian semangat kerja, faktor-

faktor semangat kerja, indikasi turun/rendahnya semangat kerja, sebab-sebab

turunnya semangat kerja, menilai semangat kerja, beberapa cara meningkatkan

semangat kerja, penertian prestasi kerja karyawan, metode penilaian prestasi,

penilaian prestasi kerja.

21

BAB III Gambaran Umum Indian Estetika Godean Yogyakarta

menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, lokasi

perusahaan, struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia Indian

Estetika, manajemen operasi Indian Estetika, manajemen pemasaran Indian

Estetika..

BAB IV Analisis Data berisi tentang penjelasan mengenai gambaran

hasil penelitian, analisis validitas dan realibilitas, analisis prosentase, regresi

berganda, pengujian statistik antara faktor semangat kerja dengan prestasi

kerja karyawan Indian Estetika Godean Yogyakarta dan pembahasan secara

menyeluruh.

BAB V Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan dari hasil

analisis yang telah diperoleh serta saran bagi Indian Estetika Godean

Yogyakarta berdasarkan hasil penelitian akhir.