15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak lepas dari kebutuhan material dan non-material. Adapun yang dimaksud dengan kebutuhan material adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, sedangkan dalam pengupayaan pemenuhan kebutuhan non-material, dapat dilakukan dalam beberapa cara, salah satunya dengan karya sastra. Sastra dianggap sebagai karya seni yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan manusia, sehingga keberadaan karya sastra merupakan keinginan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan non-materialnya. Dengan demikian sastra muncul sebagai ekspresi pengarang dalam memberikan reaksi dan atau kritik mengenai situasi saat itu kepada pihak lain (Nurwahid, 2013:1). Karya sastra merupakan ungkapan ekspresi pengarang sebagai reaksi terhadap situasi nyata yang diwujudkan dalam bentuk imajinasi (Sangidu, 2007:1). Wellek dan Austin Warren juga menekankan bahwa sastra dapat dikatakan sebagai kegiatan kreatif sebuah karya tulis yang indah karena dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual dan emosional (1993:3 via Sangidu, 2007:34) . Karya sastra bukan semata-mata permainan kata atau kalimat, melainkan sastra juga mengandung nilai seni dalam berbahasa. Sastra juga merupakan cara bagi pengarangnya untuk menjelaskan masalah yang berhubungan dengan perbuatan baik, imajinasi dan emosi yang diperlihatkan oleh tokoh-tokohnya Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita dan Sarana Sastra RILANDA REZEKIKA Z. Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

  • Upload
    duongtu

  • View
    218

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia tidak lepas dari kebutuhan material dan non-material. Adapun

yang dimaksud dengan kebutuhan material adalah kebutuhan primer, sekunder

dan tersier, sedangkan dalam pengupayaan pemenuhan kebutuhan non-material,

dapat dilakukan dalam beberapa cara, sa lah satunya dengan karya sastra. Sastra

dianggap sebagai karya seni yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan manusia,

sehingga keberadaan karya sastra merupakan keinginan dasar manusia untuk

memenuhi kebutuhan non-materialnya. Dengan demikian sastra muncul sebagai

ekspresi pengarang dalam memberikan reaksi dan atau kritik mengenai situasi

saat itu kepada pihak lain (Nurwahid, 2013:1).

Karya sastra merupakan ungkapan ekspresi pengarang sebagai reaksi

terhadap situasi nyata yang diwujudkan dalam bentuk imajinasi (Sangidu,

2007:1). Wellek dan Austin Warren juga menekankan bahwa sastra dapat

dikatakan sebagai kegiatan kreatif sebuah karya tulis yang indah karena dapat

dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual dan emosional (1993:3 via Sangidu,

2007:34) .

Karya sastra bukan semata-mata permainan kata atau kalimat, melainkan

sastra juga mengandung nilai seni dalam berbahasa. Sastra juga merupakan cara

bagi pengarangnya untuk menjelaskan masalah yang berhubungan dengan

perbuatan baik, imajinasi dan emosi yang diperliha tkan oleh tokoh-tokohnya

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

2

(Semi, 1993: 1 via Nurwahid, 2013:1). Melalui tokoh-tokoh tersebut

pengarang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain secara tidak langsung,

termasuk juga keinginan pengarang itu sendiri sebagai usaha untuk memuaskan

diri.

Tokoh dalam karya sastra fiksi hanyalah rekaan atau imajinasi pengarang.

Meskipun begitu, penokohan merupakan bagian penting dalam membentuk

sebuah cerita. Tokoh dalam cerita biasanya lebih dari satu orang, berfungsi

sebagai penghubung cerita, juga sebagai penyampai ide, motif, alur da n tema,

sehingga kemahiran pengarang dalam mendeskripsikan karakter tokoh cerita

yang disesuaikan dengan tuntutan cerita dapat digunakan sebagai indikator

kekuatan sebuah karya fiksi (Fananie, 2002:86-87).

Karakter tokoh dapat ditentukan dari apa yang diucapkan dan dilakukan

tokoh tersebut (Abrams, 1981:20 via Fananie, 2002:87). Identifikasi ini

berdasarkan konsistensi dari beberapa hal, seperti moralitas, perilaku, pemikiran

dalam memecahkan sesuatu, memandang dan bersikap dalam menghadapi setiap

kejadian. Oleh karena itu, untuk memahami karakter tokoh dalam suatu cerita

tidak mungkin terlepas dengan alur cerita dengan fungsinya dalam cerita. (Frye,

1973:52 via Fananie, 2002:87).

Penyampaian berupa penuturan ataupun tindakan yang dilakukan oleh

tokoh dalam cerita memiliki pesan yang ingin diungkapkan pengarang terhadap

pembaca karya sastranya, sehingga pengarang yang baik tentu akan merancang

pesan yang mengena dalam hati pembaca. Pesan tersebut berujung pada tema

suatu karya sastra. Hal ini menyebabkan tema menjadi hal yang sangat penting

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

3

karena tema merupakan ide atau gagasan dasar, bahkan pandangan hidup

pengarang yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra. Oleh karena karya

sastra merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat, maka tema diangkat

sangat beragam, meliputi masalah moral, etika, agama, sosial budaya, ekonom i,

bahkan politik (Fananie, 2002:84).

Tidak sedikit pengarang karya sastra yang menyampaikan pesan yang

bersifat moral. Secara umum, moral adalah ajaran tentang batasan baik buruk

yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:592).

Dalam cerita, moral biasanya diarahkan sebagai sarana yang berhubungan

dengan nilai moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat diartikan melalui

cerita yang bersangkutan dengan kepentingan pembaca (Kenny, 1966:89 via

Nurgiyantoro, 1998:321). Perlu diperhatikan bahwa nilai moral tidak terbatas

hanya dalam lingkup moral, tapi dapat mencakup seluruh persoalan dalam

kehidupan yang berhubungan dengan harkat dan martabat manusia. Secara umum,

persoalan hidup manusia dibedakan menjadi empat yaitu, persoalan hubungan

manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam

lingkup sosial, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan

Tuhannya (Nurgiyantoro, 1998:323-324).

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup diminati

pembaca. Allan Poe (via Stanton, 2007:79) mengungkapkan, deskripsi cerpen

yang ringkas, bisa langsung selesai sekali baca dan langsung dapat

menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Sumardjo

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

4

mengemukakan, cerpen merupakan karya fiksi pendek yang efeknya cepat

mengenai pembacanya (1997:184). Jika tidak cermat memahami, maka sulit bagi

pembaca untuk menganalisis unsur-unsur dalam cerpen, fakta cerita, sarana sastra

dan tema atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Apabila pembaca

gagal dalam memahami unsur-unsur tersebut, maka mereka tidak dapat

memahami pesan intrinsik secara mendalam.

Cerpenis yang baik harus cermat dalam menghadirkan unsur-unsur

intrinsik dengan jelas. Dalam mengeksplorasi ide cerita, cerpenis harus cermat

dalam memilih kata, sehingga padat dan kaya dengan makna.

Jepang adalah salah satu negara yang memiliki banyak cerpenis yang

berkualitas. Kusuyama Masao adalah salah satu sastrawan Jepang yang khusus

menulis cerpen dan dongeng untuk anak-anak. Beliau juga adalah seorang

penerjemah cerita anak dari bahasa asing ke dalam bahasa Jepang.

Salah satu karya dari Kusuyama Masao adalah cerpen yang berjudul Shiroi

Tori. Cerpen ini diterbitkan pada tahun 1942 oleh Shinchosha bersama dengan

cerpen-cerpen karya Kusuyama yang lain dalam buku Antologi Cerpen Anak

Futari no Shonen to Koto. Cerpen Shiroi Tori menceritakan tentang seorang pria

malas bernama Ikagotomi yang beruntung karena dapat menikahi seorang wanita

cantik yang wujud asalnya adalah seekor burung putih. Namun setelah menikah

perilaku Ikagotomi tidak begitu berubah, dia kerap bermain dengan kawan-kawan

prianya sampai pagi. Di sisi lain, sang istrilah yang beke rja keras membuat sake1

yang sangat enak dan tidak ada duanya. Masalah muncul ketika orang tua

1 Minuman keras ; arak Jepang ; minuman beralkohol dari beras .

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

5

Ikagotom i mempermasalahkan kegiatan sang istri tiap hari yang tidak memasak

dan mengurus sawah. Namun Ikagotomi tidak membela istrinya, yang

menyebabkan dia kehilangan istri dan anak-anaknya.

Cerpen Shiroi Tori adalah cerpen yang unik. Walaupun cerpen tersebut

sudah diterbitkan dalam jangka waktu yang lama, akan tetapi pesannya tetap bisa

dijadikan acuan di masa sekarang. Penulis berasumsi bahwa zaman dahulu sang

suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga, namun cerpen ini

menceritakan hal yang sebaliknya, yaitu sang istrilah yang menjadi tulang

punggung keluarga, hal yang umum terjadi di masa sekarang.

Berdasarkan keunikan yang terdapat dalam karya Shiroi Tori, dalam

penelitian ini, penulis ingin mengetahui tema, fakta cerita dan sarana sastra yang

terdapat dalam cerpen, dan ingin mengetahui keterkaitan antara tema, fakta cerita

dan sarana sastra, dan juga ingin mengetahui ajaran moral dalam cerpen Shiroi

Tori, yang tersirat melalui tema, fakta cerita dan sarana sastra.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di a tas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahannya. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah tema besar yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?

2. Bagaimanakah fakta cerita yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?

3. Bagaimanakah sarana sastra yang terdapat dalam cerpen Shiroi Tori?

4. Bagaimanakah keterkaitan antara tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam

membangun totalitas makna cerpen Shiroi Tori?

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

6

5. Nilai moral apakah yang terkandung dalam cerpen Shiroi Tori, yang tersirat

melalui tema, fakta cerita dan sarana sastra?

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoritis dan tujuan praktik.

Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur -unsur intrinsik

berupa tema, fakta cerita dan sarana sastra dari cerpen Shiroi Tori dengan

menggunakan teori struktural Robert Stanton. Selain itu penulis juga ingin

mengetahui keterkaitan antar unsur intrinsik, serta nilai moral yang terkandung

dalam cerpen tersebut.

Secara praktis, penulis berusaha memperkenalkan karya sastra Jepang

modern khususnya karya Kusuyama Masao kepada pembaca di seluruh

Indonesia dengan memahami karya sastra secara ilmiah dan memberi apresiasi

sastra dengan menggunakan analisis tema, fakta cerita dan sarana cerita.

1.3 Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis, teori struktural Robert Stanton sudah

digunakan dalam berbagai penelitian. Beberapa di antaranya yaitu “Analisis

Fakta Cerita dan Tema Cerpen “Filosofi Kopi” karya Dewi Lestari Menurut

Stanton” yang ditulis o leh Anwari Eka Putra pada tahun 2008 dan “Ajaran

Moral dalam Cerpen Hashire Merosu Karya Dazai Osamu: Analisis Tema dan

Fakta Cerita” yang ditulis oleh Sarah Aulia Nurwahid pada tahun 2013.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini selain mengungkap tema dan fakta cerita, juga mengungkap sarana sastra

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

7

dalam objek penelitian, sedangkan penelitian sebelumnya tidak mengungkap

sarana sastra dalam objek penelitian.

Cerpen Shiroi Tori sebagai objek penelitian sebelumnya pernah diteliti

oleh Shella Marinda pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Perbandingan

Struktur Cerita Dongeng Jaka Tarub dalam Kumpulan Cerita Anak Karya Ali

Muakhir dengan Dongeng Shiroi Tori karya Kusuyama Masao”. Jurnal karya

mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini berisi tentang

perbandingan struktur cerita dongeng Jaka Tarub dengan dongeng Shiroi Tori. 2

1.4 Landasan Teori

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori struktural Robert Stanton

untuk menganalisis tema, fakta cerita dan sarana sastra. Sedangkan untuk

meneliti nilai moral, peneliti menggunakan pesan moral yang disampaikan oleh

Nurgiyantoro.

1.4.1 Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan “makna” dalam

pengalaman manusia, merupakan hal yang menjadikannya selalu diingat (Stanton,

2007:36). Layaknya pengalaman manusia, tema mengacu dan menyorot pada

aspek-aspek kehidupan sehingga akan ada nilai tertentu yang melingkupi cerita.

Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih fokus, menyatu, mengerucut,

berpengaruh kuat dan membawa akibat (Stanton, 2007:37). Cara paling efektif

untuk mengenali sebuah tema adalah dengan mengamati secara teliti setiap

konflik yang ada dalam karya sastra (Stanton, 2007:42).

2 Sumber: portalgaruda.org. Diakses pada 26 Januari 2015. Pukul. 20.15 WIB.

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

8

1.4.2 Fakta Cerita

Karakter, alur, latar merupakan fakta-fakta cerita. Ketiga elemen ini

dijadikan satu, sehingga dinamakan “struktur faktual” atau “tingkatan faktual”

cerita (Stanton, 2007:22).

1.4.2.1 Karakter

Stanton menggunakan istilah utama yaitu karakter dalam teorinya.

Karakter itu sendiri terdiri dari dua konteks. Pertama, karakter sebagai individu -

individu yang mucul dalam cerita. Yang kedua, karakter sebagai gabungan dari

bermacam-macam kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari

individu-individu tersebut (2007:33).

Dalam sebagian besar cerita terdapat satu karakter utama, yaitu karakter

yang berkaitan dengan semua peristiwa dalam cerita. Biasanya, peristiwa -

peristiwa ini memberi dampak perubahan pada diri sang karakter atau pada sikap

individu pada karakter tersebut (Stanton, 2007:33) .

Sikap dan perilaku karakter dalam sebuah cerita tentunya didasarkan oleh

alasan tertentu. Alasan seorang karakter bertindak sebagaimana yang dia lakukan

disebut „motivasi‟. „Motivasi spesifik‟ adalah alasan dari reaksi spontan seorang

karakter, yang diperlihatkan dengan adegan atau dialog tertentu. „Motivasi dasar‟

adalah hasrat dan maksud yang memandu sang karakter dalam melewati

keseluruhan cerita (Stanton, 2007:33).

1.4.2.2 Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita. Kata

alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal.

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

9

Peristiwa kausal adalah peristiwa yang menjadi sebab atau menjadi akibat dari

berbagai peristiwa lain. Peristiwa kausal tidak hanya berupa hal fisik seperti

tindakan dan ucapan, tetapi juga meliputi perubahan sikap karakter, kilasan-

kilasan pandangannya, keputusan-keputusannya dan semua hal yang menjadi

variabel pengubah dalam dirinya (Stanton, 2007:26).

Alur disebut sebagai tulang punggung cerita, karena dapat membuktikan

dirinya sendiri walaupun jarang dibahas panjang lebar dalam sebuah analisis.

Sama seperti elemen lainnya, alur memiliki hukum sendiri, yaitu alur hendaknya

memiliki bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir yang nyata, meyakinkan

dan logis, dapat menciptakan bermacam-macam kejutan, dan memunculkan

sekaligus mengakhiri ketegangan tersebut (Stanton, 2007:28).

Berdasarkan urutan waktu, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu : alur lurus,

alur sorot balik, dan alur campuran (Nurgiyantoro, 1998:153-156). Alur lurus

atau progresif merupakan peristiwa-peristiwa yang diceritakan secara berurutan.

Alur sorot balik atau flash-back adalah peristiwa-peristiwa yang diceritakan

secara tidak berurutan. Sedangkan, alur campuran merupakan peristiwa -peristiwa

dalam cerita yang diceritakan secara beururutan, namun terdapat peristiwa yang

diceritakan secara flash back.

„Konflik‟ dan „klimaks‟ adalah unsur dasar dalam membangun alur.

Setiap karya fiksi setidaknya memiliki „konflik internal‟ (yang tampak jelas)

yang muncul melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter

dengan lingkungannya. Konflik-konflik spesifik ini merupakan bagian dari

„konflik utama‟ yang dapat bersifat eksternal, internal atau keduanya. „Konflik

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

10

utama‟ bersifat fundamental membenturkan „sifat-sifat‟ dan „kekuatan-kekuatan‟

yang saling berlawanan seperti kejujuran dengan kemunafikan, kenaifan dengan

pengalaman, atau individualitas dengan kemauan beradaptasi. Sebuah cerita

mungkin mengandung lebih dari satu konflik kekuatan, te tapi konflik utamalah

yang dapat merangkum peristiwa-peristiwa dalam alur. Sedangkan klimaks

adalah titik yang pertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan

bagaimana pertentangan tersebut terselesaikan (Stanton, 2007:31-32).

1.4.2.3 Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi suatu peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang berlangsung. Latar

dapat berwujud tempat tertentu, seperti sebuah kafe di Paris, pegunungan di

California, sebuah jalan buntu di sudut kota Dublin dan sebagainya. Latar juga

dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan, tahun), cuaca, atau satu

periode sejarah. Walaupun tidak langsung merangkum karakter utama, latar dapat

merangkum orang-orang yang menjadi penghias dalam cerita (Stanton, 2007:35).

Latar juga memiliki daya untuk menghadirkan tone dan mood emosional yang

melingkupi sang karakter (Stanton, 2007:36).

1.4.3 Sarana Sastra

Sarana-sarana sastra adalah metode pengarang memilih dan menyusun

detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 2007:46).

1.4.3.1 Judul

Biasanya pembaca menyangka bahwa judul selalu relevan dengan

karyanya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini bisa

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

11

diterima ketika judul mengacu pada sang karakter utama atau suatu latar tertentu.

Tetapi, penting bagi kita untuk berhati-hati apabila judul tersebut mengacu pada

hal yang tidak menonjol (Stanton, 2007:51).

1.4.3.2 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah pusat kesadaran ketika kita memahami peristiwa -

peristiwa dalam cerita. Dilihat dari tujuannya, sudut pandang terbagi menjadi

empat tipe utama. Empat tipe tersebut adalah sudut pandang orang pertama -

utama, sudut pandang orang pertama-sampingan, sudut pandang orang ketiga-

terbatas, dan sudut pandang orang ketiga-tidak terbatas. Pada sudut pandang

orang pertama-utama, karakter utamalah yang bercerita dengan kata -katanya

sendiri. Pada sudut pandang orang pertama-sampingan, salah satu karakter

sampinganlah yang menuturkan cerita. Pada sudut pandang orang ketiga -terbatas,

pengarang mengacu pada semua karakter dan memposisikannya sebagai orang

ketiga tetapi hanya satu karakter saja yang digambarkan oleh pengarang untuk

dapat dilihat, didengar dan diketahui pikirannya. Pada orang ketiga -tidak terbatas,

pengarang mengacu pada setiap karakter dan memposisikannya seba gai orang

ketiga. Pengarang juga dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar

atau berpikir atau saat ketika tidak ada satu karakter pun yang hadir. Walaupun

begitu, perlu diperhatikan bahwa kombinasi dan variasi dari keempat tipe tersebut

tidak terbatas (Stanton, 2007:53-54).

1.4.3.3 Gaya dan Tone

Gaya adalah metode pengarang dalam menggunakan bahasa. Walaupun

ada dua pengarang yang menggunakan karakter, alur dan latar yang sama, hasil

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

12

karyanya bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada

kerumitan, ritme, panjang pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan

banyaknya imaji dan metafora. Gabungan dari beberapa aspek di atas ak an

membentuk gaya (Stanton, 2007:61).

Elemen yang sangat berkaitan dengan gaya adalah „ tone‟. Tone adalah

sikap emosional pengarang yang dimunculkan dalam cerita. Tone dapat berwujud

ringan, romantis, ironis, misterius, senyap, bagai m impi atau penuh perasaan

(Stanton, 2007:63).

1.4.3.4 Simbolisme

Simbol berwujud sebagai detail-detail faktual dan konkret dan

mempunyai kemampuan untuk menerbitkan gagasan dan emosi dalam pikiran

pembaca. Pada karya fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang

masing-masing bergantung pada bagaimana simbol tersebut dipakai. Pertama,

sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita

menunjukkan makna peristiwa tersebut. Kedua, satu simbol yang ditampilkan

berulang-ulang membuat kita ingat akan beberapa elem en konstan dalam semesta

cerita. Ketiga, sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda -beda akan

membantu dalam menemukan tema (Stanton, 2007:64-65).

1.4.3.5 Ironi

Ironi adalah cara untuk menunjukkan bahwa hal yang terjadi berlawanan

dengan apa yang sudah diduga sebelumnya. Ironi bisa ditemukan dalam sebagian

besar cerita, terutama cerita yang masuk dalam kategori „bagus‟ (Stanton,

2007:71).

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

13

1.4.4 Moral

Moral dalam karya sastra biasanya mengacu pada pandangan hidup

pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang ini disampaikan kepada pembaca

(Nurgiyantoro, 1998:321). Moral dalam cerita merupakan suatu saran yang

berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat

ditafsirkan melalui cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Nilai moral adalah

“petunjuk” yang diberikan oleh pengarang tentang hal-hal yang berhubungan

dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan santun dalam

pergaulan (Kenny, 1966:89 via Nurgiyantoro, 1998:321).

Sebuah karya fiksi yang ditulis oleh pengarang bertujuan untuk

menawarkan model kehidupan yang diidealkan olehnya. Fiksi mengandung

penerapan nilai moral dalam sikap dan perilaku para karakter sesuai dengan

pandangan pengarang tentang moral. Melalui cerita, sikap dan perilaku para

karakter, pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral

yang diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat.

Unsur amanat merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra

sebagai pendukung pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang (Nurgiyantoro,

1998:321).

Setiap karya sastra memiliki jenis dan wujud nilai moral yang berbeda -

beda. Jenis dan wujud nilai moral bergantung pada keyakinan, keinginan dan

minat pengarang (Nurgiyantoro, 1998:323). Secara umum, persoalan hidup

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

14

manusia dibedakan menjadi empat yaitu, persoalan hubungan manusia dengan

diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam lingkup sosial,

hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhannya

(Nurgiyantoro, 1998:323-324).

1.5 Metode Penelitian

Secara harfiah, metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan untuk

menganalisis (Hassan, 1977:16 via Sangidu, 2007:13). Menurut KBBI, metode

adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

(1993:580-581).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode objektif, yaitu metode

yang memberi perhatian penuh pada karya sastra, memaparkan fakta dan data

yang ada dalam teks kemudian menganalisis untuk memberikan pemahaman dan

penjelasan secukupnya (Ratna, 2004:54 via Putra, 2008:17). Pada penelitian ini,

penulis meneliti unsur-unsur tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam cerpen

Shiroi Tori.

Urutan langkah yang dilalui penulis dalam penelitian ini, yang pertama,

menentukan objek material dan formal. Objek material dalam penelitian ini

adalah Cerpen Shiroi Tori, sedangkan objek formalnya adalah teori struktural

Robert Stanton untuk mengungkap tema, fakta cerita dan sarana sastra. Kedua,

setelah menentukan objek material dan formal, penulis mencari data -data terkait

dengan tema penelitian berupa data pustaka dan data lainnya. Ketiga, penulis

melakukan analisis data. Keempat, setelah melakukan analisis data, penulis

menyimpulkan hasil dari analisis dalam bentuk tulisan.

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79769/potongan/S1-2015-254847-Introduction.pdf · suamilah yang pasti menjadi tulang punggung keluarga,

15

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini tersusun dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuluan

yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II berisi riwayat hidup pengarang dan karir kepengarangannya. Bab III

merupakan sinopsis cerpen, analisis tema, analisis fakta cerita, analisis sarana

sastra dan keterkaitan antara unsur tema, fakta cerita dan sarana sastra dalam

cerpen Shiroi Tori. Nilai moral cerpen tersebut juga akan diuraikan dalam bab ini.

Bab IV adalah kesimpulan.

Nilai Moral dalam Cerpen Shiroi Tori Karya Kusuyama Masao: Analisis Tema, Fakta Cerita danSaranaSastraRILANDA REZEKIKA Z.Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/